Yoanisa Aprilia Mutianingtyas Bab Ii
Yoanisa Aprilia Mutianingtyas Bab Ii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tuberkulosis
1. Pengertian Tuberkulosis
(Darmanto, 2014).
kuman ini menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh
lainnya. Kuman ini berbentuk batang yang mempunyai sifat khusus yaitu
tahan terhadap asam pada pewarnaan, oleh karena itu disebut pula sebagai
Basil Tahan Asam (BTA). Kuman ini cepat mati dengan sinar matahari
langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap
dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur lama
2. Penularan
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia Mutianingtyas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
19
terhirup oleh orang lain saat bernafas (Dipiro et al., 2008). Bila batuk, bersin
atau bicara saat berhadapan dengan orang lain, basil tuberkulosis tersembur
dan terhisap ke dalam paru orang sehat. Masa inkubasinya, yaitu selama 3 – 6
serumah) akan dua kali lebih beresiko dibandingkan kontak biasa (tidak
(2014).
dada (hilus dan atau mediastinum) atau efusi pleura tanpa terdapat
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia Mutianingtyas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
20
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia Mutianingtyas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
21
(4) Pasien yang diobati kembali setelah gagal: adalah pasien Tuberkulosis
(5) Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to follow-up):
mikroskopis yaitu :
positif.
(b) 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto thorak dada
menunjukkan tuberkulosis.
(c) 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman
Tuberkulosis positif.
OAT.
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia Mutianingtyas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
22
meliputi:
pengobatan.
sama sekali. Gejalanya berupa gejala umum dan gejala respiratorik. Gejala
umum berupa demam dan malaise. Demam ini mirip dengan demam yang
Gejala demam ini bersifat hilang timbul. Malaise yang terjadi dalam
merupakan gejala yang paling sering terjadi dan merupakan indikator yang
(Darmonto, 2014).
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia Mutianingtyas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
23
5. Diagnosis Tuberkulosis
dari tiga spesimen sputum yang diperiksa diperoleh hasil positif atau hanya
satu spesimen BTA positif dengan hasil foto rontgen sesuai gambaran
Tuberkulosis aktif. Jika ketiga spesimen BTA negatif tetapi foto rontgen
mendukung maka harus dilakukan pemeriksaan ulang. Jika hasil tetap satu
maka penderita diberikan antibiotik spektrum luas selama dua minggu, dan
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia Mutianingtyas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
24
paru, tetapi jika gejala tidak hilang maka perlu dilakukan kembali
konjungtiva pucat atau kulit yang pucat karena anemia, badan kurus
daerah lobus superior terutama daerah apeks dan segmen posterior, serta
redup dan auskultasi suara nafas bronchial (Amin dan Bahar, 2009)
c. Pemeriksaan laboratorium
kali (SPS) :
(1) 3 kali positif atau 2 kali positif, 1 kali negatif artinya BTA positif.
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia Mutianingtyas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
25
(2) 1 kali positif, 2 kali negatif artinya ulang BTA 3 kali, kemudian
e. Rontgen dada
umumnya di daerah apeks paru, tetapi bisa juga mengenai lobus bawah
dengan batas tidak tegas. Pada kavitas bayangannya berupa cincin yang
pengaruh dari sebagian kecil kuman yang mungkin sudah resisten sejak
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia Mutianingtyas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
26
tahap yang penting untuk membunuh sisa sisa kuman yang masih ada
Tabel 2. Dosis OAT lini pertama pasien dewasa menurut Kemenkes RI (2011)
Catatan :
Pemberian streptomisin untuk pasien yang berumur > 60 tahun atau pasien dengan
berat badan <50 kg mungkin tidak dapat mentoleransi dosis >500 mg/ hari.
Beberapa bukuu rujukan menganjurkan penurunan dosis menjadi 10
mg/kg/BB/hari/
Tabel 3. OAT yang digunakan pada pasien MDR menurut Kemenkes RI (2011)
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia Mutianingtyas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
27
(2015).
a. Kategori-1 : 2(HRZE)/4(HR)3
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang pernah diobati
sebelumnya
(3) Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to follow-up)
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia Mutianingtyas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
28
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia Mutianingtyas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
29
8. Pencegahan
benar – benar mempunyai keinginan dan semangat yang besar untuk sembuh.
Pemeriksaan yang intensif dan teliti serta disiplin minum obat yang diberikan
aktif.
(2) Selalu menjaga standar hidup yang baik, caranya bisa dengan
menular:
paru aktif tindakan yang bisa dilakukan adalah menjaga kuman (bakteri)
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia Mutianingtyas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
30
dari diri sendiri, hal ini biasanya membutuhkan waktu lama sampai
(2) Selalu menggunakan masker untuk menutup mulut, hal ini merupakan
membuang masker yang sudah tidak dipakai lagi pada tempat yang
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia Mutianingtyas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
31
B. Perilaku
1. Pengertian Perilaku
2. Bentuk Perilaku
a. Sikap
objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan (senang tidak senang, setuju tidak setuju, baik tidak baik,
dan sebagainya).
yaitu:
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia Mutianingtyas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
32
adalah :
Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk
psikologis.
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia Mutianingtyas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
33
berbagai masalah.
kepercayaan orang.
b. Tindakan
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia Mutianingtyas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
34
menggunakan panduan.
pertama.
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia Mutianingtyas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
35
utama, yaitu:
tindakan.
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia Mutianingtyas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
36
perilaku kesehatan :
dalam rumah.
sampah.
(g) Penderita harus menutup mulut dengan sapu tangan, bila batuk
atau bersin.
beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia Mutianingtyas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
37
C. DOTS
(Kurniawan, 2015).
pada tahun 2001 menjadi 82,38% pada tahun 2012. Angka keberhasilan juga
menunjukan peningkatan yaitu dari 87% pada tahun 2001 menjadi 90,2%
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia Mutianingtyas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
38
lengkap dan pemeriksaan ulang dahak (follow up) hasilnya negatif pada akhir
(Nizar, 2010).
dana.
keseluruhan.
D. Kepatuhan Berobat
dokternya atau oleh orang lain (Smet, 1994). Kepatuhan pasien sebagai
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia Mutianingtyas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
39
sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh
Kepatuhan menyangkut aspek jumlah dan jenis OAT yang diminum, serta
mikroskopis.
dalam manajemen perawatan diri dan kerja sama antara pasien dan petugas
secara lengkap 6-9 bulan dan pemeriksaan ulang dahak (follow-up) hasilnya
negatif pada akhir pengobatan (AP) dan minimal satu pemeriksaan follow-up
sebelumnya negatif.
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia Mutianingtyas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
40
Pengobatan yang terputus ataupun tidak sesuai dengan standar DOTS juga
dapat berakibat pada munculnya kasus kekebalan multi terhadap Obat Anti
lebih kuat, yang dikenal dengan Multi Drug Resistant (MDR-TB) (Bagiada &
Primasari, 2010).
pengetahuan pasien ada tidaknya upaya dari diri sendiri atau motivasi dan
adalah munculnya kuman Tuberkulosis yang resisten terhadap obat, jika ini
2002).
1. Faktor komunikasi
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia Mutianingtyas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
41
2. Pengetahuan
3. Fasilitas kesehatan
tenaga kesehatan.
teratur dan memakai obat secara teratur, penderita tidak berobat secara teratur
(defaulting), penderita sama sekali tidak patuh dalam pengobatan yaitu putus
berobat (droup out) (Partasasmita, 1996). Oleh karena itu menurut Cramer
Pada keadaan ini penderita tidak hanya berobat secara teratur sesuai batas
waktu yang ditetapkan melainkan juga patuh memakai obat secara teratur
sesuai petunjuk.
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia Mutianingtyas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
42
2. Penderita yang sama sekali tidak patuh (non compliance) Yaitu penderita
Motivasi atau sikap yang paling kuat adalah dalam diri individu
b. Keyakinan
akan memiliki jiwa yang tabah dan tidak mudah putus asa serta dapat
kuat akan lebih tabah terhadap anjuran dan larangan kalau tahu
akibatnya.
c. Dukungan keluarga
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia Mutianingtyas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
43
d. Dukungan sosial
karena informasi yang baru akan disaring kira-kira sesuai atau tidak
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia Mutianingtyas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
44
3. Pendidikan
4. Pengalaman
yang tinggi maka pengalaman akan luas, sedangkan semakin tua umur
kepatuhan penggunaan obat, karena item pertanyaan dan skala nilai lebih
E. Kerangka Teori
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia Mutianingtyas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
45
PENGALAMAN TINDAKAN
Kerangka Teori :
Studi Yang Diteliti :
F. Kerangka Konsep
KEPATUHAN BEROBAT
PERILAKU PASIEN DALAM MENGIKUTI
PASIEN PROGRAM PENGOBATAN
BAIK SISTEM DOTS
TIDAK BAIK
KEPATUHAN TINGGI
KEPATUHAN
SEDANG
KEPATUHAN
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia MutianingtR
yaE
s,N
FDakA
ultH
as Ilmu Kesehatan UMP, 2017
46
KEBERHASILAN PENGOBATAN TB
G. Hipotesis
dibuat untuk menjelaskan hal itu dan juga dapat menuntut / mengarahkan
Hubungan Perilaku Pasien...,Yoanisa Aprilia Mutianingtyas, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017