J. Jurnal
J. Jurnal
REFORMASI
BIROKRASI YANG MENDUKUNG PEMBANGUNAN HUKUM
IMRON ROSYADI
Dosen Fakultas Hukum Universitas Saburai
ABSTRAK
Jajaran birokrasi pada saat ini mendapat sorotan, bahkan kritik yang tajam, seperti perangai yang arogan,
organisasi yang tambun, geraknya yang lambat, sifatnya yang korup, profesionalisme dan produktivitas yang
rendah serta hal lain yang sejenis. Oleh karenanya untuk mewujudkan good governance tindakan pertama yang
harus dilakukan adalah memperbaiki pemerintahan (reformasi birokrasi). Reformasi ini diarahkan untuk
membangun kualitas birokrasi yang sesuai dengan tuntutan good governance. Pembangunan hukum adalah
bagaimana law enforcement dapat berjalan, dan masing-masing profesi dapat saling menjunjung tinggi etika dan
profesionalismenya. Peraturan perundang-undangan yang mengatur birokrasi dan perilaku birokrat yang terbit
sejak zaman kalonial ternyata masih belum berorientasi paradigma era reformasi. Berbagai langkah reformasi
birokrasi dapat dilaksanakan secara bertahap. Langka-langkah tersebut bisa berupa penyesuaian kompetensi
dengan jabatan, rasionalisasi jumlah PNS, perbaikan gaji dan tunjangan jabatan, sanksi yang tegas bagi
pelanggar aturan, penonaktifan pejabat yang diduga sedang terlibat KKN, dan pergantian pejabat yang
mementingkan kepentingan kelompok / pribadi / golongan. Oleh karena itu perlu melakukan pembaharuan hukum
terhadap peraturan perundang-undangan mengenai birokrasi.
__________________________________________________
Keywords: Revormasi, Birokrasi, Pembangunan Hukum
prosedur yang berbelit-belit, makan secara adil dan merata. Kalau perlu
waktu, dan menyebalkan.Yang lebih pelayanan yang sudah tidak
parah prosedur yang mencekik itu terjangkau lagi oleh jaring-jaring biro-
acapkali ditunggangi oleh krasi pemerintahan dapat diserahkan
kepentingan pribadi dan dijadikan kepada pihak-pihak swasta. Dengan
komoditas yang diperdagangkan demikian akan tercipta suasana
untuk keuntungan pribadi maupun persaingan yang sehat bagi organisasi-
kelompok. Ketentuan bahwa birokrasi organisasi pelayanan publik, dan
punya kewajiban untuk melayani masyarakat akan dapat memperoleh
masyarakat menjadi terbalik sehingga kualitas pelayanan yang maksimal.
bukan lagi birokrasi yang melayani
masyarakat tetapi justru masyarakat Bentuk organisasi birokrasi yang
yang melayani birokrasi. diharapkan memiliki daya tanggap
yang baik terhadap kepentingan-
Banyak faktor yang mempe- kepentingan umum adalah bentuk
ngaruhi begitu buruknya tata kerja organis- adaptif. Ciri-ciri pokok yang
dalam birokrasi. Sudah menjadi terdapat dalam struktur yang organis-
rahasia umum bahwa di kantor- adaptif antara lain :
kantor pemerintah kita akan melihat 1. Berorientasi kepada kebutuhan
bahwa banyak pegawai yang datang para pemakai jasa.
ke kantor hanya untuk mengisi 2. Bersifat kreatif dan inovatif
presensi, membaca koran, main catur, 3. Menganggap sumber daya manu-
menyebar gosip, sementara pekerjaan- sia sebagai modal tetap jangka
pekerjaan yang diselesaikannya panjang (longterm fixed asset)
sungguh tidak sepadan dengan waktu 4. Kepemimpinan yang memiliki
yang telah dihabiskannya. kemampuan mempersatukan ber-
bagai kepentingan dalam
Oleh sebab itu langkah debiro- organisasi, sehingga dapat
kratisasi merupakan hal yang tidak menumbuhkan sinergisme.
bisa ditunda-tunda lagi, dan pelaksa-
naannnya pada jajaran aparat Maka birokrasi yang adaptif
pemerintahan hendaknya dijaga mengandalkan adanya proses
konsistensinya. Prosedur yang kaku komunikasi timbal- balik antara
hendaknya dihapus sehingga suasana manajer atau pemimpinan dengan
kerja akan mendukung berkembang- karyawan atau bawahan. Garis
nya inovasi dan perubahan yang pengambilan keputusan vertikal tidak
menuju peningkatan kualitas boleh terlalu panjang. Konsep
pelayanan. Perizinan disederhanakan sinergisme diterapkan dengan asumsi
sampai ke tingkat yang benar-benar bahwa pekerjaan yang dilaksanakan
diperlukan. Berbagai peraturan yang dengan kerjasama dan pemikiran
tidak ada sangkut pautnya dengan orang banyak akan membawa hasil
kelancaran tugas harus dipotong dan yang optimal, sementara itu para
pelayanan hendaknya diberikan pegawai secara individual harus lebih