Anda di halaman 1dari 2

Peranan Orangtua dalam Pendidikan

Seksualitas pada Anak Usia Dini

Tidak percaya diri bicara seks kepada anak juga dialami banyak orang tua. Karena budaya
kita yang masih menganggap bicara seks kepada anak adalah sesuatu yang tabu menjadi salah
satu penyebabnya. Supaya orang tua menjadi percaya diri saat mangajak anak bicara seks,
harus ada 2 hal yaitu sadar dan sepakat.

Sadar

 Tanggung jawab kepada Allah SWT - Anak adalah amanah yang Allah berikan
kepada orang tua. Kalau Allah memberikan amanat tersebut dalam keadaan baik,
maka ketika saatnya nanti kita pun harus mengembalikannya dalam keadaan baik.
 Gentingnya masalah karena isu-isu yang berkembang
 Anak perlu pendampingan untuk melalui masa pubertas

Sepakat - Orang tua harus punya concern, commitment, dan continuity untuk menyediakan
waktu dan tenaga bersama anak-anak. Komunikasi harus benar, baik, dan menyenangkan.

Menurut bu Elly, Seks dan Seksualitas adalah 2 hal yang berbeda.

Seks

 Segala sesuatu yang berhubungan dengan alat kelamin


 Menjadi laki-laki atau perempuan

Seksualitas

 Totalitas kepribadian
 Apa yang kau percayai, rasakan, pikirkan, dan bagaimana bereaksi
 Bagaimana Anda berbudaya, bersosialisasi, dan berseksual
 Tampil ketika berdiri, tersenyum, berpakaian, tertawa, dan menangis
 Menunjukkan siapa diri kita

Orang tua harus mengajarkan seksualitas kepada anak sejak dalam kandungan. Bahkan sejak
kita memilih pasangan. Orang tualah yang menjadi pendidik pertama tentang seksualitas
anak. Cara orang tua mendidik anak ada 3 hal pilihan orang tua:

 Jangan membeo - menurut ibu Elly, banyaknya pakar parenting yang berbicara bukan
berarti kita harus membeo. Membeo itu seperti burung beo yang selalu meniru persis
apa yang didengarnya. Tapi lihat dan cerna dulu apa yang dikatakan oleh pakar
tersebut, Apabila tidak sreg bagi kita, jangan lakukan.
 Mengulang sejarah - kalau kita berpikir, dulu gak pernah dipersiapkan masa pubertas
oleh orang tua kenyataannya aman-aman saja, gak berarti ketika kita mengulang hal
yang sama dengan yang orang tua kita lakukan dulu juga akan tetap aman. Jadi, gak
selalu semua sejarah bisa diulang.
 Merubah fikiran - tiap zaman, beda tantangannya. Penting bagi orang tua untuk selalu
mengupdate dan merubah sudut pandangnya.

Agar orang tua merasa percaya diri ketika memberikan pendidikan seksualitas kepada anak
adalah:

 Berlandaskan agama
 Menyikapi dan mempersiapkan materi sesuai umur anak
 Berlatih bicara - ada beberapa hal yang mungkin cukup berat bila dibicarakan dengan
anak. Supaya tidak salah, orang tua sebaiknya berlatih bicara sendiri dulu.
 Gunakan istilah al-quran, kitab suci, atau bahasa ilmiah - contohnya, ketika
mengenalkan kemaluan, masih banyak orang tua yang bilangnya 'burung' atau
'dompet'. Padahal anak itu berpikir konkrit. Bilang aja ke mereka kalau itu kemaluan.
 Jangan jaim - orang tua gak perlu takut salah dalam mendidik anak. Biar gimana
orang tua adalah manusia. Sewaktu-waktu bisa salah.

Bu Elly bercerita, suatu hari beliau pernah dikritik oleh salah seorang anaknya yang
bersekolah agama. Katanya, beberapa hadist yang selama ini diajarkan ibunya itu hadist
lemah. Anaknya lalu memberitahu hadist yang kuat kepada ibunya. Yang dilakukan bu Elly
saat itu adalah

1. Jangan putus asa - ketika kita merasa telas salah mendidik anak, percayalah kepada
rahmat Allah
2. Mentertawai diri sendiri - mampu mentertawai diri sendiri itu salah satu tanda kalau
kita sehat
3. Salah adalah hal yang manusiawi

Sesekali anak juga perlu bicara dari hati ke hati dengan orang tuanya. Apabila orang tua
memiliki lebih dari satu anak, jangan dibarengi pembicaraan dari hati ke hatinya. Ayah dan
ibu pun mempunyai masing-masing pertanyaan. Karena biasanya pemikiran ayah dan ibu
bisa berbeda.

catatan penting untuk orang tua :

1. Selalu berlandaskan agama


2. Orang tua selalu mendapatkan PR dalam hal mendidik anak
3. Jangan pernah berharap hasil instan ketika mendidik anak
4. Selalu update perkembangan terbaru dari dunia anak
5. Jangan takut salah
6. Orang tua itu terdiri dari ayah dan ibu. Penting sekali untuk keduanya berperan dalam
mendidik anak, bukan hanya tanggung jawab ibu saja.

Anda mungkin juga menyukai