Anda di halaman 1dari 17

RESUME FISIKA ZAT PADAT

STRUKTUR KRISTAL : KEADAAN KRISTAL, DEFINISI POKOK,


DAN SISTEM KRISTAL DAN KISI BRAVAIS

OLEH :

NAMA : FADHLINA NOER

NIM : 16033049

PRODI : PENDIDIKAN FISIKA A

Dosen Pembimbing :

Drs. Hufri, M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
STRUKTUR KRISTAL

A. Keadaan Kristal

Kristal merupakan bentuk polyhedral tetap yang dibatasi oleh permukaan


halus, dimana berisi senyawa kimia dibawah pengaruh interaksi gaya interatomic,
ketika melewati batas kondisi tertentu dari keadaan cair atau gas ke padat. Atau
Kristal merupakan padatan yang berisi susunan atom-atom yang terpola secara tetap
dan periodic. Kristal merupakan zat padat, namun zat padat belum tentu Kristal.
Terdapat keadaan yang disebut amorf. Dalam sistemamorf atom tidak tersusun secara
tetap dan perodik contohnya adalah gelas.

Gambar 1. kristal (kanan) dan amorf (kiri)

Karakteristik Kristal dan keadaan vitreous Fakta yang paling terkenal , difraksi sinar-x
menampakan bahwa Kristal terdiri dari atom atau kelompok atom yang disusun secara
tetap dan berulang. ketelitian sangat kecil pada atom dan molekul bagaimanapun
menyebabkan Kristal memunculkan sifat homogenya secara makroskopik. Akibat
langsung dari susunan tetap internal ini adalah bahwa dalam skala mikroskopik
Kristal heterogenus atau anisotropic. Mereka tidak, pada umumnya, sama dalam arah
nonparallel, dan tentu sifat fisis yang bergantung pada susunan structural menunjukan
variasi terhadap arah. Hal ini dikenal dengan directional atau vectorial properties.
Vectorial properties dibagi menjadi dua kelas yaitu sifat eksternal dan sifat internal.
Sifat eksternal terdiri dari (1) produksi muka bidang selama pertumbuhan, (2) sudut
interfacial yang tetap, (3) simetri, (4) sifat pemutusan. Beberapa sifat internal meliputi
(1) sifat optic, (2) ekspansi termal dan konduktivitas termal, (3) elastisitas, (4)
kekerasan, dan (5) sifat listrik dan magnet. Beberapa sifat yang telah disebutkan bisa
saja nonvectorial di Kristal-kristal tertentu. Kristal kubik misalnya natrium klorida
isotropic secara optic tetapi anisotropic dengan kekerasannya. Dilain pihak calcite
yang terbentuk dari calcium carbornat, adalah anistropi secara kekerasan dan optic,
namun dalam sifat lain yaitu densitas dan volume spesifik sama sekali tidak
bergantung pada arah. Lebih jauh karakteristik keadaan Kristal adalah titik leleh yang
tajam dan difusi panas tertentu. Dengan meningkatnya temperature, ketika mencapai
titik temperature tertentu dimana gaya ikat atom atau molekul mendominasi, terjadi
pelelehan. Pada temperature ini energy persatuan berat dibutuhkan untuk
memunculkan gaya Kristal dan bentuk kalor laten diteliti. Sebagai contoh kalor laten
dari fusi es adalah 79.91 cal/gram. Bahan vitreous, secara kontras adalah isotropic dan
sifatnya tidak berubah terhadap arah. Ketika dipanaskan, mereka tidak meleleh pada
suhu tertentu, tetapi secara berangsur-angsur melunak tak terlihat dan menjadi lebih
cair. Mereka tidak menggambarkan kalor laten fusi. Meskipun mereka menampakan
sifat rigid, mereka secara perlahan mengalir dibawah tekanan. Ketika menghasilkan
kesatuan yang tidak teratur dengan lika liku permukaan, patahan dikatakan menjadi
conchoidal. Mereka dibentuk oleh pendinginan liquid dibawah kondisi bahwa meleleh
gagal untuk kristalisasi. Viskositas lelehan secara konstan meningkat dengan
menurunya temperature hingga materi menjadi masa yang rigid. Semua sifat bahan
vitreous tertuju pada susunan acak atom internal, ion atau molekul seperti yang
terjadi pada liquid. Material polikristalin dalam massa yang besar (besar
dibandingkan dengan ukuran Kristal individu) secara umum akan bersifat isotropic
jika orientasi Kristal acak. Sifat mereka yang diberikan pada setiap arah
direpresentasikan oleh rata-rata sifat vectorial setiap Kristal individu. Bentuk
Eksternal dan kebiasaan Kristal Permukaan halus bidang yang membatasi Kristal
disebut muka Kristal. Dalam pemebentukan Kristal yang baik, penyusunan muka
adalah seperti untuk memberi pada Kristal seluruh karakteristik simetri yang
terbentuk. Hal ini jarang terjadi, bagaimanapun bahwa Kristal tumbuh dibawah
kondisi menguntungkan untuk menghasilkan bentuk polyhedral yang sempurna.
Deviasi normal dari bentuk ideal ada dua jenis. Muka ekivalen dalam Kristal
individual mungkin bervariasi dalam ukuranatau beberapa mungkin hilang. Biasanya,
muka tidak halus atau mengkilap secara absolut, tetapi kasar oleh sedikit elevasi,
tekanan dan lain lain. Kristal yang dibentuk oleh senyawa kimia dapat memiliki
bentuk yang beragam. Dengan mengubah banyaknya muka, sesuai dengan ukuran
relatifnya, yang disebut habit bervariasi hampir tak hingga. Hal ini biasaany
terjadidiantara spesies mineral dari tempat yang berbeda. Hal ini sering di observasi
di laboratorium specimen. Dalam gambar 2 di ilustrasikan beberapa bentuk yang
diteliti. Struktur internal bahan seluruhnya konstan pada variasi habit, dan beberapa
sampel memiliki komposisi kimia yang identic namun memiliki bentuk eksternal yang
berbeda.

Gambar 2. variasi habit kristal

Keragaman habit Kristal yang ditunjukan oleh bahan yang diberikan telah
didemonstrasikan untuk hasil dari variasi dibawah kondisi pengkristalan. Terdapat
fakta fakta eksperimen bahwa kehadiran sedikit material-material asing dalam proses
kristalisasi dapat berefek timbulnya habit. Kisi simetri dikaji dalam kristal sebagai
perwujudan oleh permukaan kristal adalah karena keteraturan susunan atom dalam
struktur kristal. susunan atom dalam kristal disebut kisi. dalam dua dimensi bidang
kisi terdiri dari susunan titik2. susunan ini didefinisikan oleh spasi antar titik dan arah
(atau sudut) antar titik. sehingga susunan ini dapat dibuat kembali dengan menetapkan
atau menentukan jarak dan sudut untuk bergerak dari titik ke titik. hal ini dikenal
dengan simetri translasi.dalam contoh disini susunan dibuat ulang dengan bergerak
kebawah sejauh a dan bergerak ke kanan sejauh b. sudut antar dua arah translasi
dalam kasus ini adalah 90

pada contoh gambar dibawah, jarak translasi a dan b tidak sama dan sudut antar
keduanya tidak sama dengan 90.
tentunya, kristal dibangun oleh susunan atom tiga dimensi. susunan tiga dimensi atom
ini disebut kisi ruang. kita akan mngkaji bidang kisi dan mencatat semua aplikasi darii
kisi dua dimensi yang juga berlaku dalam kisi 3 dimensi.

Ada 4 poin penting tentang kisi kristal yang perlu diketahui, yaitu

1. Muka kristal dibangun sepanjang bidang yang didefinisikan oleh titik dalam kisi.
dengan kata lain semua muka kristal harus memotong atom atau molekul yang
mengisi titik. biasanya muka dibangun dalam kristal jika ia memotong banyak
titik kisi.hal ini dikenal sebagai hukum Bravais. Sebagai contoh, dalam bidang kisi
yang ditunjukan sebelah kanan, muka akan lebih sering mucul seperti pada label
1, bisa juga dengan label 2, jarang dan sngat jarang terbentuk seprti label 3, 4 dan
5.

2. Sudut antara muka kristal diatur oleh jarak antara titik kisi. Seperti yang dapat kita
lihat dalam gambar kisi kristal dua dimensi yang ditunjukan disini, sudut q antara
muka yang secara diagonal melintasi kisi dan muka horizontal akan tergantung
pada jarak antar titik kisi. catatan bahwa sudut antar muka diukur sebagai sudut
antar normal terhadap muka. hal ini juga berlaku pada kisi 3 dimensi.

merubah jarak kisi mengubah hubungan angular. kisi yang ditunjukan disini
memiliki jarak horizontal yang sma dengan sebelumnya, tetapi memiliki jarak
vertikal yang lebih kecil. catatan bahwa bagaimana sudut f antara diagonal muka
dan horizontal muka dalam contoh ini lebih kecil dari contoh sebelumnya.
3. Karena semua kristal dari bahan yang sama akan memiliki jarak antar titik kisi
yang sama (mereka memiliki struktur kristal yang sama), sudut antar muka yang
bersesuaian dari mineral yang sama akan memiliki besar yang sama.hal ini dikenal
sebagai Law of constancy of interfacial angles.
4. Simetri kisi akan menentukan hubungan angular antar muka kristal. Sehingga
dalam kristal yang tidak sempurna atau kristal yang terdistorsi demana panjang
tepi atau simetri muka tidak sama , simetri masih dapat ditentukan oleh sudut
antar muka.

dalam contoh yang ditunjukan disini. gambar atas menunjukan kristl sempurna
dengan muka-muka yang simetris. gambar dibawahnya menunjukan kristal yang
sama namun dengan muka yang terdistorsi. catatan bahwa jarak antar muka pada
kristal yang terdistorsi sama dengan sudut antar muka dalam kristal sempurna.

Untuk mengetahui kesesuaian muka dengan berbagai kristal yang berbeda, kita
membutuhkan beberapa koordinat standar sistem diatas dimana kita dapat
mengorientasi kristal dan sehingga terdapat perbedaan arah dan perbedaan bidang
dalam kristal tesebut. sistem koordinat ini didasarkan konsep sumbu kristalografi.

B. Definisi Pokok

1. Kisi Kristal (The Crystal Lattice)


Kisi kristal yang biasa disebut kisi dapat dikatakan sebagai abstraksi dari
kristal, sehingga kisi merupakan pola dasar atau pola geometri dari kristal, Kisi
kristal memiliki sifat geometri yang sama seperti Kristal. Kisi yang memiliki titik-
titik kisi yang ekuivalen disebut kisi Bravais sehingga titik-titik kisi tersebut
dalam kristal akan ditempati oleh atom-atom yang sejenis. Titik-titik kisi Bravais
dapat ditempati oleh atom atau sekumpulan atom yang disebut basis.
Pada Kristal, hanya sifat geometri dari Kristal yang menarik perhatian dari
pada akibat yang timbul dari atom-atom tertentu yang menyusun Kristal. Ahli
memindahkan masing-masing atom dengan lokasi titik geometris pada posisi
keseimbangan atom. Hasilnya adalah sebuah pola dari titik-titik yang memiliki
sifat geometris yang sama dengan Kristal, tetapi tanpa muatan fisik yang sama.
Pola geometris ini adalah kisi Kristal atau kisi. Semua kedudukan atom telah
digantikan dengan kedudukan kisi.
Ada dua jenis kisi, yaitu Bravais dan non-Bravais. Pada kisi Bravais, semua
titik kisi adalah sama atau sejenis dan karenanya kebutuhan semua atom pada
Kristal adalah sama jenisnya. Di sisi lain, kisi non-Bravais memiliki beberapa titik
kisi yang tidak sama.
Kisi Bravais

Kisi non- Bravais

Pada gambar di bawah, kedudukan kisi A, B, C sama dengan kisi yang lain
begitu juga kedudukan A’, B’, C’, tetapi kedudukan A dan A’ tidak sebanding
satu sama lain. Sebagaimana kita lihat faktanya bahwa kisi tidak sejenis karena
translasi oleh AA’. Sebuah kisi non-Bravais kadang-kadang disebut sebagai kisi
dengan sebuah basis, basis yang disebut sebagai sekumpulan lingkungan atom
didekat masing-masing kedudukan dari kisi Bravais. Berdasarkan gambar, basis
adalah dua atom A dan A’ atau sekumpulan atom sebanding lainnya.

Kisi ruang merupakan suatu susunan yang tak terbatas dari titik yang tidak
terbatas dalam tiga dimensi dimana setiap titik (sebagai pengganti atom-atom
dalam Kristal digunakan kumpulan titik-titik) dikelilingi oleh titik lain yang
identik.
Susunan titik-titik tersebut dapat dibentuk atas tiga kumpulan bidang-bidang, dan
bidang-bidang pada masing-masing set (kumpulan) sejajar dan sama jaraknya.

2. Vektor Basis
Perhatikan kisi pada gambar berikut. Misalkan koordinat asal pada suatu titik
kisi tertentu adalah A. Sekarang, posisi vector dari beberapa titik kisi bisa
dinyatakan sebagai

𝑹𝑛 = 𝑛1 𝒂 + 𝑛𝟐 𝒃 (1)

Dimana a, b adalah dua buah vector yang ditunjukkan dan (𝑛1 , 𝑛2 ) adalah
pasangan bilangan bulat yang nilainya tergantung pada titik kisi. Jadi, untuk titik
D, (𝑛1 , 𝑛2 ) = (0,2); untuk B (𝑛1 , 𝑛2 ) = (1,0); dan untuk F (𝑛1 , 𝑛2 ) = (0,-1).

Dua buah vector a dan b membentuk sekumpulan vector basis untuk kisi dengan
ketentuan dari posisi semua titik kisi bisa dinyatakan dengan mudah dengan
menggunakan persamaan (1). Kumpulan semua vector dinyatakan oleh
persamaan ini disebut dengan vector kisi. Kita mungkin juga mengatakan bahwa
kisi adalah sejenis mengikuti kelompok dari semua translasi yang dinyatakan oleh
persamaan (1). Ini sering diulangi dengan pernyataan bahwa kisi memiliki
translasi simetri mengikuti semua perpindahan spesifik dengan vector kisi Rn.
3. Sel Satuan
Sel Satuan adalah Satuan terkecil dalam tiga dimensi dimana struktur kristal
dapat didefinisikan secara lengkap Satuan pengulangan terkecil kisi inilah yang
disebut dengan sel satuan.
Luas atau volume dari jajaran genjang yang sisinya adalah vector basis a dan
b disebut sel satuan dari kisi karena jika seperti sebuah sel ditranslasikan oleh
semua vector kisi dari luas seluruh kisi ditutupi sekali dan hanya sekali. Sel satuan
biasanya adalah daerah yang paling kecil yang menghasilkan cakupan. Karena itu,
kisi mungkin bisa dilihat sebagai susunan dari jumlah besar sel satuan yang
ditempatkan dari sisi ke sisi.

Pernyataan berikut bisa membantu :


a) Semua sel satuan memiliki luas yang sama. Jadi, sel yang dibentuk oleh a dan
b memiliki daerah atau luas 𝑺 = |𝒂𝒙𝒃| sementara yang dibentuk a dan b’
memiliki daerah 𝑺′ = |𝒂𝒙𝒃′ | = |𝒂𝒙(𝒂 + 𝒃)| = |𝒂𝒙𝒃| ≈ 𝑺 dimana kita
menggunakan hasil a x a = 0. Jadi daerah dari sel satuan adalah unik,
meskipun bentuk tertentu tidak.
b) Sel satuan yang dibentuk oleh a x b memiliki empat titik di sudutnya, tetapi
setiap titik dibagi menjadi empat sel berdekatan.

4. Sel Primitif dan Non Primitif


Sel satuan yang didiskusikan di atas disebut sel primitive. Ini kadang-kadang
lebih mudah meskipun disesuaikan dengan suatu sel satuan yang lebih besar dan
yang menunjukkan simetris dari kisi dengan jelas. Gambaran diilustrasikan oleh
kisi Bravais pada gambar berikut. Jelas, vector a1, a2 bisa dipilih sebagai
kumpulan basis yang pada kasus ini sel satuan adalah jajaran genjang S1. Akan
tetapi, kisi ini mungkin juga dipandang sebagai suatu kumpulan bujur sangkar
berdekatan, dimana kita mengambil vector a dan b sebagai vector basis. Sel
satuan pada daerah S2 dibentuk oleh vector ini. Sel satuan memiliki satu titik kisi
pada pusatnya dan titik pada sudutnya. Sel ini adalah sel satuan nonprimitif.
Daerah S1 adalah sel satuan primitive dan daerah S2 adalah selsatuan nonprimitif.

Alasan S2 merupakan sel nonprimitif adalah S2 menunjukkan bujur sangkar


simetris dengan sangat jelas. Meskipun simetri ini juga ditunjukkan pada sel
primitive S1 (karena keduanya menunjukkan kisi yang sama), pilihan dari sel
bagaimana pun mengabaikan fakta ini.
Berikut merupakan catatan penting :
a) Luas dari sel nonprimitif merupakan kelipatan dari sel primitive.dalam gambar,
vector pengalinya adalah 2.
b) Tidak ada hubungan yang bisa digambar antara sel-sel nonprimitif dan kisi non
Bravais. Pembentuk mengacu pada pilihan tertentu dari vector basis pada kisi
Bravais sedangkan terakhir mengacu pada fakta fisis dari kedudukan yang tidak
seimbang.

Ciri-ciri sel kisi primitive :


a. Sebuah sel yang mempunyai luas atau volume terkecil
b. Lawan dari sel konvensional, yaitu sel yang mempunyai luas atau volume
terbesar
c. Sel yang mempunyai 1 titik kisi
d. Sebuah pararelepipid yang dibentuk oleh sumbu-sumbu.\ . Sel
epipid adalah sebuah bangun yang sisinya sejajar / bidang yang dibatasi oleh
garis-garis sejajar.
Cara Menentukan sel primitif (Sumbu-sumbu primitif) :

Cara lain untuk memilih sel perimitif : Metode Wigner Seitz.


a. Hubungkan sebuah titik lattice dengan titik lattice di sekitarnya.
b. Di tengah-tengah dan tegak lurus terhadap garis penghubung ini, lukislah garis-
garis atau bidang- bidang. Luas terkecil atau volume terkecil yang dilingkupi oleh
garis-garis atau bidang-bidang ini disebut dengan sel primitf Wigner seitz.
Contoh:

C. Sistem Kristal dan Kisi Bravais

Sebuah Kristal Ideal disusun oleh satuan-satuan struktur yang identik secara
berulang-ulang yang tak hingga didalam ruang. Semua struktur kristal dapat
digambarkan /dijelaskan dalam istilah- istilah Lattice (kisi) dan sebuah Basis yang
ditempelkan pada setiap titik lattice (titik kisi). Basis didefinisikan sebagai
sekumpulan atom, dengan jumlah atom dalam sebuah basis dapat berisi satu atom atau
lebih.
Kisi ruang (space lattice) adalah susunan titik-titik dalam ruang tiga dimensi di
mana setiap titik memiliki lingkungan yang serupa. Titik dengan lingkungan yang
serupa itu disebut simpul kisi (lattice points). Simpul kisi dapat disusun hanya dalam
14 susunan yang berbeda, yang disebut kisi-kisi Bravais.
Bahan yang tersusun oleh deretan atom-atom yang teratur letaknya dan berulang
(periodik) yang tidak berhingga dalam ruang disebut bahan kristal. Kumpulan yang
berupa atom atau molekul dan sel ini terpisah sejauh 1 Å atau 2 Å. Sebaliknya, zat
padat yang tidak memiliki keteraturan demikian disebut bahan amorf atau bukan-
kristal.
Struktur kristal akan terjadi bila ditempatkan suatu basis pada setiap titik kisi
sehingga struktur kristal merupakan gabungan antara kisi dan basis. Apabila
dinyatakan dalam hubungan dua dimensi adalah sebagai berikut.
Didalam kristal terdapat kisi-kisi yang ekivalen yang sesuai dengan lingkungannya
dan diklasifisikan menurut simetri translasi. Operasi translasi kisi didefinisikan sebagai
perpindahan dari sebuah kristal oleh sebuah vektor translasi kristal , maka
persamaannya

Dimana u1,u2,u3 = bilangan bulat, a1, a2, a3 = vektor translasi primitive ≈ sumbu-
sumbu Kristal
Contoh:

Posisi dari sebuah pusat atom j dari sebuah basis relative terhadap titik kisi dimana
basis diletakkan adalah :

Dengan :

Contoh:

1. Sistem Kristal
2. Kisi Bravis
Bentuk kisi ruang ruang Kristal bravais mempunyai variasi posisi sel satuan yang
ditentukan berdasarkan keberadaan titik-titik kisi bidang Kristal. Dikenal yaitu 4(empat)
variasi posisi titik Kristal (“lattice points”),yaitu:
a. titik kisi Kristal pada ujung bidang,disebut titik sisi kristal primitive,bersimbol P.
b. titik kisi Kristal pada bagian tengah bidang kisi Kristal, disebut “face center” simbol
F.
c. titik kisi Kristal pada bagian tengah ruang Kristal, disebut “body center” simbol I.
d. Titik kisi Kristal pada bagian tengah sebagian bidang kisi Kristal, disebut
“center”,C.
Kisi Bravais
1) Kristal isometrik
Bentuk struktur internal Kristal isometrik, yaitu jarak antara titik kisi Kristal
adalah sama, Kisi Kristal membentuk sudut orthogonal ; mempunyai 3 (tiga) variable
posisi titik kisi Kristal, yaitu simbol P , I , dan F, dengan unsur-unsur Kristal yaitu
a=b=c.
Sistem ini juga disebut sistem reguler, bahkan sering dikenal sebagai sistem
kubus/kubik. Sistem kristal isometric adalah sistem kristal dimana setiap unit sel-nya
berbentuk kubus. Sistem kristal ini merupakan sistem kristal yang paling sederhana
yang dapat ditemukan dalam kristal dan mineral. Sistem kristal ini mempunyai 5 buah
kelas dan ada tiga buah kisi Bravais dari jenis kristal ini yaitu simple cubic, body
centered cubic, face centered cubic.
Semua kristal yang mempunyai tiga buah sumbu yang identik dan saling tegak
lurus termasuk ke dalam golongan sistem kristal cubic. Sumbu pertama terletak
vertikal, sumbu kedua memanjang dari depan ke belakang dan sumbu ketiga bergerak
dari kiri ke kanan. Ketiga sumbu tersebut dapat saling bertukar dan masing – masing
sumbu dinamai dengan huruf a. Kelas -kelas dalam sistem kristal ini yaitu
hexoctahedral calss, pentagonal icostetrahedral class, hextetrahedral class,
dyakisdodecahedral class dan tetrahedral pentagonal dodecahedral class. Jumlah
sumbu kristalnya 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Masing-masing
sumbu sama panjangnya

2) Kristal heksagonal
Bentuk struktur internal heksagonal,yaitu jarak antar titik Kristal pada bidang
horizontal adalah sama, namun tidak sama dengan jarak titik Kristal pada bidang
Vertikal, horizontal kisi Kristal membentuk sudut ortogonal, sedangkan antar 6
(enam) bidang tegak membentuk posisi sudut 120 ; mempunyai 2 (dua) variabel posisi
titik Kristal,yaitu bersimbol C , P, dengan unsure-unsur Kristal yaitu a=b#c.
Dalam kristalografi, hexagonal merupakan satu dari tujuh sistem kristal dan
mempunyai tujuh buah kelas. Semua kelasnya mempunyai simetri yang sama dengan
bentuk dasar dari hexagonal. Untuk bravais lattice hanya terdapt satu untuk sistem
kristal hexagonal. Sistem kristal ini mencakup semua kristal yang mempunyai empat
buah sumbu. Tiga di antaranya sama panjang dan terletak di bidang horizontal serta
perpotongan antara masing – masing sumbu membentuk sudut 60.Mereka dinamai
sumbu lateral dan diberi tanda huruf a dan dapat saling ditukar – tukar. Sumbu
keempat tegak lurus terhadap bidang yang terbentuk dari sumbu lateral dan disebut
dengan sumbu c, panjang nya bisa lebih panjang atau lebih pendek dari sumbu lateral.
Sistem kristal ini mempunyai tujuh buah kelas yaitu: dihexagonal bipyramidal class,
hexagonal trapezohedral class, dihexagonal pyramidal class, ditrigonal bipyramidal
class, hexagonal bipyramidal class, hexagonal pyramidal class, trigonal bipyramidal
class. Sumbu a, b, dan d mempunyai panjang yang sama. Sedangkan panjang c
berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang).
3) Kristal tetragonal
Bentuk struktur internal Kristal tetragonal, yaitu jarak titik kisi Kristal pada
bidang horizontal adalah sama , namun tidak sama dengan jarak titik kisi Kristal pada
posisi vertical, dan membentuk sudut ortogonal ; mempunyai 2(dua) variabel posisi
titik kisi Kristal,yaitu P dan I, dengan unsur-unsur Kristal yaitu a=b#c.
Sama dengan sistem isometrik, sistem ini mempunyai 3 sumbu kristal yang
masing-masing saling tegak lurus. Dalam kristalografi, tetragonal merupakan satu dari
tujuh sistem kristal dan mempunyai tujuh buah kelas. Tetragonal merupakan hasil dari
pemanjangan bentuk dasar cubic sehingga bentuk dasar cubic tersebut menjadi prism.
Tetragonal mempunyai dua buah bentuk bravais lattice yaitu simple tetragonal dan
centered tetragonal (Warmada, 2004 ).
Sistem kristal tetragonal meliputi semua kristal yang mempunyai 3 buah
sumbu yang tegak lurus, dua di antaranya sama panjang dan terletak di bidang
horizontal yang dinamakan dengan sumbu lateral dan diberi tanda dengan huruf a.
Sumbu yang ketiga tegak lurus dengan bidang yang terbentuk dari sumbu lateral dan
disebut dengan sumbu c yang panjangnya bisa lebih panjang atau lebih pendek
daripada sumbu lateral. Sedangkan sumbu yang membagi dua sama rata sumbu yang
terbentuk dari perpotongan sumbu a adalh sumbu intermediate yang ditukis dengan
huruf b. Sistem kristal ini terbagi menjadi tujuh kelas yaitu: ditetragonal bipyramidal
class,tetragonal trapezohedral class, ditetragonal pyramidal class, tetragonal
scalenohedral class, tetragonal bipyramidal class, tetragonal pyramidal class,
tetragonal bisphenoidal classSumbu a dan b mempunyai satuan panjang yang sama.
Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih
panjang)

4) Kristal orthoromblik
Bentuk struktur internal Kristal orthoromblik, jarak antar kisi Kristal adalah
tidak sama, dengan sudut potong antar bidang kisi Kristal membentuk sudut ortogonal
; mempunyai 4 (empat) variabel posisi titik kisi Kristal, yaitu bersimbol P , C ,I dan F,
dengan unsur-unsur Kristal yaitu a#b#c.
Dalam kristalografi, orthorombic merupakan satu dari tujuh sistem kristal dan
mempunyai tiga buah kelas dan mempunyai empat buah bentuk bravais lattices yaitu
simple orthorhombic, base centered orthorhombic, body centered orthorhombic dan
face centered orthorhombic.
Sistem ini meliputi kristal yang mempunyai tiga buah sumbu yang tidak sama
panjangnya dan saling tegak lurus. Satu sumbu vertikal yang disebut dengan sumbu c.
satu sumbu yang lainnya memanjang ke belakang dari arah depan yang disebut
sumbu a atau sumbu brachy. Sumbu yang ketiga dari kiri ke kanan disebut sumbu b
atau sumbu macro. Tidak ada yang namanya sumbu pokok dalam sistem kristal ini.
Semua sumbu dapat menjadi sumbu vertikal atau sumbu c. sistem kelas ini terbagi
menjadi 3 buah yaitu: orthorhombic bipyramidal class, orthorhombic bisphenoidal
class, orthorombic pyramidal class
5) Kristal Trigonal
Beberapa ahli memasukkan sistem ini ke dalam sistem heksagonal demikian
pula cara penggambarannya juga sama. Dalam kritalografi, trigonal merupakan salah
satu dari tujuh sistem kristal dan mempunyai lima buah kelas dan hanya satu buah
bentuk bravais lattices. Sistem kristal ini dideskripsikan dengan tiga buah vektor dasar
dan mempunyai vektor yang sama panjangnya. Trigonal dapat juga disebut sebagai
sistem kristal isometric yang mengalami perpanjangan menyeluruh secara diagonal
sehingga : a = b = c; Pada awalnya sistem kristal trigonal menjadi satu dengan sistem
kristal hexagonal sehingga cirri-cirinya sama. Namun ada beberapa ahli kristalografi
yang kemudian membedakannya dengan sistem kristal hexagonal karena pada sistem
ini, sumbu c bernilai 3. Sistem kristal ini mempunyai 5 kelas yaitu: ditrigonal
scalenohedral class, trigonal trapezohedral class, ditrigonal pyramidal class, trigonal
rhombohedral class,trigonal pyramidal class. Perbedaannya bila pada trigonal setelah
terbentuk bidang dasar, yang berbentuk segienam kemudian dibuat segitiga dengan
menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya
6) Kristal Monoklin
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu
yang dimilikinya. Dalam kristalografi, sistem monoclinic merupakan sistem kristal
yng mempunyai tiga buah kelas dan dua buah bravais lattices yaitu simple monoclinic
dan centered monoclinic lattices. Dalam sistem kristal monoclinic, kristal
digambarkan mempunyai vector-vektor yang tidak sama panjang dan mempunyai
sudut lebih dari 90°. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b; b tegak lurus terhadap c,
tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai
panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b yang
paling pendek. Sistem kristal ini adalah kristal yang mempunyai tiga buah sumbu
tidak sama panjang, dua di antaranya (a dan c) saling memotong dan membentuk
sudut tidak sama besar dan sumbu ketiga (b) tegak lurus terhadap keduanya. Sumbu c
adalah sumbu vertikal, sumbu a adalah sumbu yang memanjang ke belakang dari
depan dan mempunyai nama sumbu clino, sumbu b adalah sumbu yang dari kiri ke
kanan dan mempunyai nama sumbu ortho. Sistem kristal ini terbagi menjadi tiga kelas
yaitu: prismatic class, sphenoidal class, domatic class
7) Kristal Triklin
Dalam kristalografi, triclinic mempunyai dua buah kelas saja yang dibedakan
menurut ada atau tidaknya sumbu simetri selain itu triclinic merupakan satu–satunya
yang tidak mempunyai bidang cermin. Penggambarannya hambir sama dengan
orthorhombic, namun tiga vektor yang digambarkan tidak tegak lurus satu sama lain
(Warmada, 2004).
Sistem kristal ini merujuk pada kristal yang mmpunyai tiga buah sumbu tidak sama
panjang dan berptongan membentuk sudut yang tidak sama besar. Penamaan
sumbunya mengikuti penamaan pada sistem kristal orthorhombic yaitu a adalah
sumbu brachy, b adalah sumbu macro dan c adalah sumbu vertikal. Biasanya sumbu
brachy merupakan sumbu yang terpendek di antara ketiganya. Sistem kristal ini
terbagi menjadi dua kelas yaitu : pinacoidal class, pedial class. Sistem ini mempunyai
tiga sumbu yang satu dengan lainnya tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang
masing-masing sumbu tidak sama

Anda mungkin juga menyukai