Anda di halaman 1dari 14

KONDUKTIFITAS TERMAL

OLEH :

NAMA : FADHLINA NOER

NIM : 16033049

PRODI : PENDIDIKAN FISIKA [A]

Dosen Pembimbing :

Drs. Hufri, M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
KAPASITAS PANAS MOLAR

Dalam padatan, terdapat dua jenis energi thermal yang tersimpan di dalammya yaitu
energi vibrasi atom-atom di sekitar posisi keseimbangannya dan energi kinetik yang
dikandung elektron-bebas. Jika suatu padatan menyerap panas maka energi internal yang
tersimpan dalam padatan meningkat yang diindikasikan oleh kenaikan temperaturnya. Jadi
perubahan energi pada atom-atom dan elektron-bebas menentukan sifat-sifat thermal
padatan. Sifat-sifat thermal yang akan kita bahas adalah kapasitas panas.

Kapasitas Panas adalah sejumlah panas (∆Q) yang diperlukan per mol zat untuk
menaikkan suhunya 1 K, disebut kapasitas kalor.Jika proses penyerapan panas berlangsung
pada volume tetap, maka panas yang diserap sama dengan peningkatan energi dalam zat
∆Q = ∆U. Kapasitas kalor pada volume tetap (Cv) dapat dinyatakan:

 U   U 
Cv     
 T  v  T  v

Keterangan :

U = Energi dalam

T = Temperatur/suhu

Dengan U adalah energi internal padatan yaitu total energi yang ada dalam padatan
baik dalam bentuk vibrasi atom maupun energi kinetik elektron bebas. Kapasitas panas pada
tekanan konstan, (Cp) dengan relasi :

 H 
Cp   
 T  p

Keterangan :

H = Entalpi

T = Temperatur/suhu
A. TEORI KLASIK
Menurut hukum Dulong-Petit (1920), panas spesifik padatan unsur adalah hampir
sama untuk semua unsur, yaitu sekitar 6 cal/mol ºK.Boltzmann, setengah abad kemudian,
menunjukkan bahwa angka yang dihasilkan oleh Dulong-Petit dapat ditelusuri melalui
pandangan bahwa energi dalam padatan tersimpan dalam atom-atomnya yang bervibrasi.
Getaran atom-atom zat padat dapat dipandang sebagai osilator harmonik.
Osilator harmonik merupakan suatu konsep/model yang secara makroskopik
dapat dibayangkan sebagai sebuah massa m yang terkait pada sebuah pegas dengan
tetapan pegas C. Untuk osilator harmonik satu-dimensi, energinya dapat dirumuskan :

𝜀 = energi kinetik + energi potensial

1 1
 mv 2  cx 2
2 2


2

m 2
v   2 x2 

Dengan

v = laju getaran osilator,

x = simpangan osilator

ω = frekuensi sudut getaran osilator

Molekul gas ideal memiliki tiga derajat kebebebasan energi dengan energi kinetik
1
rata-rata per derajat kebebasan adalah k b T sehingga energi kinetik rata-rata dalam tiga
2
3
dimensi adalah k b T . Energi per mole adalah
2

Nk b T  RT , N Bilangan Avogadro
3 3
UK 
MOLE 2 2

Dalam pdatan, atom-atom sering terikat sehingga selain energi kinetik terdapat
1
pula energi potensial sehingga energi rata-rata per derajat kebebasan bukan k bT
2
melainkan k b T . Energi per mole padatan menjadi :

UK padat  3RT cal


MOLE mole
Panas spesifik pada volume konstan:

dU
Cv   3R  5,96 cal
dT v
mole 0K

Angka inilah yang diperoleh oleh Dulong-Petit. Pada umumnya hukum Dulong-
Petit cukup teliti untuk temperatur di atas temperatur kamar. Namun beberapa unsur
memiliki panas spesifik pada temperatur kamar yang lebih rendah dari angka Dulong-
Petit, misalnya B, Be, C, Si. Pada temperatur yang sangat rendah panas spesifik semua
unsur menuju nol.

B. TEORI EINSTEIN
Atom - atom kristal dianggap bergetar satu sama lain di sekitar titik setimbangnya secara
bebas. Getaran atomnya dianggap harmonik sederhana yang bebas sehingga mempunyai

frekuensi yang sama v  sehingga di dalam zat padat terdapat sejumlah N atom maka
2
ia akan mempunyai N osilator harmonik yang bergetar bebas dengan frekuensi 𝜔.

U total   k b T  3Nk b T
kp

U
Cv  
d
3Nk bT   3Nk b  3R
T dT

Model Einstein untuk T>>

Cv  3Nkb  3R  sesuai dengan eksperimen dulong dan petit

Untuk T    1
k bT

3 N 
Bila  kp   maka U total  
k bT 1
e

U d  3N 
Cv    
T dT   kbT 1 
e 

1     kb
C v  3N  e
  kbT 1   k b T 2 

e 
 

3N 2 2 e kbT

k b T 2   kbT  2
e 
 

3 N 2  2 e k bT

k b T 2   kbT 

e  2e kbT  1
 
3 N  2 2
1
 
k bT 2
 k bT 
e  21
 

  1
Untuk T<< k bT

Maka,

3N 2 2   kbT
Cv  e
k bT 2

Jadi pada suhu rendah, Cv sebanding dengan hasil ini tidak cocok dengan hasil
eksperimen, dimana Cv sebanding dengan Tᶟ. Model inipun gagal menjelaskan Cv pada
suhu rendah.

C. TEORI DEBYE
Dalam teori debye berlaku ketentuan,
 Atom-atomdianggap sebagai osilator harmonis yang tidak bebas. Artinya gerakan
atom yang ipengaruhi oleh atom tetangga.
 Menyempurnakan Model Einstein terutama untuk T<< Menurut debye, untuk T<<
v  berada pada cabang akustik 
maka
 Dalam model Einstein, atom-atom dianggap bergetar secara terisolasi dari
atom di sekitarnya. Anggapan ini jelas tidak dapat diterapkan, karena
gerakan atom akan saling berinteraksi dengan atom-atom lainnya. Seperti
dalam kasus penjalaran gelombang mekanik dalam zat padat, oleh karena
rambatan gelombang tersebut atom-atom akan bergerak kolektif. Frekuensi
getaran atom bervariasi dari ω=0 sampai dengan ω =ωD. Batas frekuensi ωD
disebut frekuensi potong Debye.

RAPAT KEADAAN (DENSITY OF STATES)


 jumlah keadaandN 
{D()}didefinisikan:  
 umlah energi d  

Maka jumlah keadaan : Dn = D() d

ENERGI TOTAL

 kp
U total    kp
1
k p k bT
e

 kp
U total     kp
D d
1
p k bT
e

Perhatikan gambar !

D()

4 3
k
volume bola berjari  jari k 3
N( Number of mode) = 
 2 
3
volume sel primitif kubus
 
 L 

L3 k 3 Vk 3
N 
6 2 6 2
dN Vk 2
Dk   
dk 2 2

dk 1
  vk  
d v

Vk 2 1 Vk 2 V 2
Jadi D ()=   
2 2 v 2 2 v 2 2 v 3
 kp V 2
U total  3  kp
d
2 2 v 3
e k bT
1

 3 V
U total  3  kp
d
2 2 v 3
e k bT
1

Sehingga limit dari integral di atas :  D

N    N total

4 3
kD
N    3   D  vkD
 2 
3

 
 L 

  
U d  D  kp V 2
d 
T dT  0 kp kbT
Cv   3
2 2 v 3 
 e 1 
D
3V d 3

2 2 v 3 0 dT  kp
d
e k bT
1
D  kp
3V 2 1 d 3
 0 dT d
k bT
 kp
e
2 v k b T 2
2 3
e k bT
1

x  
dx  k T
misalkan    d  b dx
k bT d k b T 

4
 D  k bT  4
k bT   x x
3V 2 1   
0 e x  1
kp

Cv 
 

e dx
2 v k b T 2
2 3

 D   D k
Bila didefisikan : b dengan  D merupakan temperatur Debye jadi
D
4
3Vk b T 3 T
x4
Cv 
2  v
2 3 3  e
0
x
1  2
e x dx
N 6 2 v 3
V
D3

KONDUKTIVITAS TERMAL

Koefisien K konductivitas termal padat didefinisikan dengan hubungan aliran keadaan l :

dT
J v  k
dX
Dimana jv adalah flux energy thermal. Implikasi dari persamaan ini adalah proses transfer
energy thermal secara acak. Dari teori kinetic gas kita mendapatkan sebuah pendekatan
bentuk dari konduktivitas thermal:

1
k  Cvl
3

Dimana C adalah kapasitas panas per satuan volume, v adalah rata-rata kecepatan
partikel, dan l adalah “mean free path” tabrakan diantara partikel

Jika c adalah kapasitas panas sebuah partikel, kemudian bergerak dari temperature T +
ΔT ke temperature T, sebuah partikel tersebut akan melepaskan energy c ΔT, dengan

dT dT
T  lx  vxt
dx dx

Dimana t adalah waktu rata – rata diantara tumbukan.

Energi net fluks :

 
J v  n v x ct
2 dT
dx
1
 
  n v 2 ct
3
dT
dx

untuk phonon dengan v konstan :

1 dT
J v   cv l
3 dx

dengan l = vt dan C = nc. Maka :

1
K  CVl
3

A. RESISTIVITAS TERMAL
Phonon secara prinsip, ditentukan dengan 2 proses, yaitu penghamburan geometri
dan penghamburan oleh phonon lain. Jika gaya – gaya antar atom harmonic, maka tidak
ada tumbukan mekanik diantara phonon – phonon dan akan dibatasi oleh tumbukan
sebuah ponon dengan ikatan Kristal.
Dengan interaksi anharmonik Lattice, pasangan antara 2 phonon yang berbeda yang
memiliki harga mean free path yang terbatas. Keadaan exact system anharmonik tidak
terlalu lama seperti phonon.
Teori pasangan efek anharmonik thermal resistivity memprediksi bahwa l
proposional dengan 1/T pada temperature tinggi. Untuk mendefinisikan sebuah
konduktivitas thermal, harus ada mekanisme dalam Kristal dimana distribusi phonon
memungkinkan mencapai titik kesetimbangan thermal. Tanpa mekanika kita mungkin
tidak dapat berbicara ponon di “one end of crystal” di titik keseimbangan termal di
sebuah temperature T2 dan berakhir di temperature T1.
Tabrakan phonon dengan ikatan Kristal tidak akan membuat kesetimbangan thermal,
karena tumbukan tidak merubah energy phonon secara individual. Ini dapat ditandai
ulang dengan proses tabrakan 3 phonon.

K1  K 2  K 3

Tidak akan menuju kesetimbangan,tapi untuk reaksi halus total momentum gas
phonon tidak akan berubah oleh tumbukan. Sebuah kesetimbangan distribusi phonon
pada temperature T bias menggerakkan Kristal dengan kecepatan yang tidak terdistribusi
oleh persamaan di atas. Untuk setiap tabrakan phonon

J   nkK
K

Dikoservasikan. Karena tumbukan J berubah dengan K1 – K2 – K3 = 0. Nk adalah


banyaknya ponon yang memiliki gelombang vektor K.

B. PROSES UMKLAPP
Tiga phonon penting diproses menyebabkan resitivitas panas tidak dalam bentuk
K1 + K2 = K3 dengan K yang konsevatif , tetapi dalam bentuk :

K1+K2 = K3 + G

Dimana G adalah vektor reciprocal lattice . proses ini ditemukan oleh pierls , yang
dikenal dengan umklapp proses. Kita bisa menyebutnya G untuk semua momentum
konservatif dalam kristal.
Contoh dari proses interaksi gelombang dalam kristal yang total vektor
gelombangnya berubah sampai mendekati nol.

(a) normal K1 + K2 = K3 dan (b) umklapp K1+K2=K3+G proses tumbukan fonon pada
kisi persegi dua dimesi . kisi persegi pada tiap gambar mengacu pada daerah blillouin
di ruang fonon K , daerah ini memuat semua kemungkinan nilai tidak tetap dari
vektor gelombang fonon. Vektor K dengan arah tepat di tengah daerah yang
direpresentasikan menyerap fonon pada proses tumbukan.

Seperti kita ketahui pada gambar (b) bahwa arah proses umklapp dari komponen – x
fluks fonon cadangan. Vektor kisi balik G dinyatakan dengan panjang 2π/a , dimana a
adalah konstanta kisi dari kisi kristal , dan sejajar dengan sumbu Kx. Untuk semua
proses, N atau U , energi harus kembali , jadi ɷ1 + ɷ2 = ɷ3.

Proses serupa selalu mungkin dalam kisi priodik. Pendapat paling kuat untuk
fonon: hanya berarti fonon palsu K pada daerah brillouin pertama , jadi tidak ada K yang
dihasilkan pada tumbukan harus kembali ke daerah pertama dengan tambahan G . A
tumbukkan dari dua fonon dengan hasil yang negatif dari Kx dapat dilakukan dengan
proses umklapp (G tidak sama dengan 0) membuat ponon positif Kv . proses umklapp
juga disebut U proses.
Proses tumbukkan dengan G = 0 disebut normal proses atau N proses . pada
temperatur tinggi T > θ semua fonon sedang tereksitasi karena T > ħ , semua tumbukan
lenting sempurna akan mengalami proses U dengan bantuan momentum tinggi yang
terjadi dalam tumbukan.
Dalam keadaan ini kita dapat memperkirakan resistivitas termal tanpa perbedaan
secara tinjauan partikel antara proses N dan U , dengan anggapan awal tentang efect non
linear kita dapat memperkirakannya untuk mendapatkan hambatan termal kisi sebanding
dengan T pada temperatur tinggi.
Energi dari fonon K1 , K2 cocok untuk terjadinya umklapp jika saat ½kbθ karena
baik fonon 1 ataupun 2 harus mempunyai gelombang vektor kisaran 1/2G sehingga
tumbukkan bisa mungkin terjadi. Jika kedua fonon mempunyai K rendah , sehingga
energinyapun rendah , tidak mungkin tumbukan antara mereka gelombang vektornya
keluar dari daerah pertama.
Proses umklapp yang energinya konservatif , hanya cukup untuk proses normal.
Pada temperature rendah bilangan fonon yang memenuhi dari energi tinggi ½kbθ
memerlukan harga expetasi extrem sebagai exp(-θ/2T, menurut faktor boltzman. Bentuk
eksponensial cocok dengan hasil eksperimen.
Kesimpulannya , fonon bebas pada saat memasuki K=1/3 Cvl itu adalah saat bebas
untuk tumbukkan umklapp diantara fonon dan tidak untuk semua fonon.

C. IMPERFEKSI
Efek geometri sangat penting, dianggap bahwa bagian kecil dari kristal dibatasi oleh
massa isotopic terdapat dalam elemen kimia alami, kimia pemurnian, ketidaksempurnaan
pola-pola geometris dari molekul-molekul, dan struktur benda tak berbentuk.
Pada temperatur rendah, rata-rata dari free path l menjadi sebanding dengan lebar
spesimen uji, sehingga nilai dari l tersebut dibatasi oleh lebar spesimen uji, dan
konduktivitas termalnya menjadi fungsi dari dimensi spesimen. Efek ini ditemukan oleh
De Haaz dan Biermasz. Penurunan yang tajam pada konduktivitas termal dari kristal pada
temperatur rendah dikarenakan oleh efek ukuran.
Di temperatur rendah, proses umklapp menjadi tidak efektif dalam membatasi
konduktifitas termal, dan efek ukurannya menjadi dominan. Dapat kita perkirakan free
path ponon akan menjadi konstan, dengan diameter D spesimen, dapat kita lihat : C
merupakan konduktivitas panas dimana T nya harus temperatur rendah. Efek ukuran akan
mempengaruhi jika rata-rata free path dari ponon menjadi sebanding dengan diameter
dari spesimen.
Pada kasus yang lain, misalnya kristal sempurna, distribusi dari isotop pada elemen
kimia sering menjadi mekanisme dalam proses bagian-bagian terkecil pada ponon.
Distribusi acak dari massa isotopik akan mengganggu kerapatan seperti yang terlihat pada
gelombang elastis. Bagian-bagian kecil pada substansi-substansi ponon saling terkait.
Hasil Germanium dapat dilihat dari gambar berikut.
Gambar. Hasil Germaiun

Tingginya konduktivitas termal juga pernah didapatkan untuk Silikon dan Intan
DAFTAR PUSTAKA

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195905271985031-

ARDIAWARMAN/Modul_UT/KB-1

www.slideshare.net/abym1/fisika-zat-padat

Anda mungkin juga menyukai