Anda di halaman 1dari 13

BAKTERIOLOGI III

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI GRAM NEGATIF PENYEBAB INFEKSI


SALURAN PENCERNAAN
Escherichia coli

Di susun oleh :

ITA FAUZIAH PANGESTIKA

NPM : 411117090

PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN (D-3)

STIKES JENDRAL ACHMAD YANI CIMAHI

2018/2019
A. TANGGAL PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi STIKES Jenderal
Achmad Yani Cimahi pada tanggal 12, 13, dan 14 Maret 2019.

B. DASAR TEORI
Gangguan pada sistem pencernaan dapat disebabkan oleh pola makan yang
salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan yang memberikan gejala
seperti gastroenteritis, konstipasi, obstipasi maupun ulkus. Gangguan pencernaan
ini banyak disebabkan oleh sebagian besar Enterobacteriaceae, namun tidak
semua Enterobacteriaceae dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti
Proteus mirabilis yang merupakan flora normal usus manusia dapat menjadi
patogen bila berada di luar usus manusia dan mengenai saluran kemih (Jawetz,
Melnick, Adelberg, 2010).
Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies
utama bakteri gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor
Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E. Coli
tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat
mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia yaitu diare
berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan bernama verotoksin. E. Coli yang
tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin
K2, atau dengan mencegah baketi lain di dalam usus. Escherichia coli dapat
menyebabkan gastrointeritis. Jenis jenis tertentu yang menyebabkan
gastroenteritis pada bayi yang bersifat fatal misalnya tipe 4, 26, 46, 55, 111, 112,
119, 127, dan 129. Escherichia coli yang biasanya menyebabkan infeksi saluran
kemih ialah jenis 01, 2, 4, 6, dan 7. Jenis –jenis pembawa antigen K dapat
menyebabkan timbulnya pielonefritis. Escherichia coli juga dapat menyebabkan
infeksi piogenik (Brooks, 2005).
E. coli merupakan bakteri berbentuk batang gram negatif. Bakteri biasanya
dikultur pada media bernama Eosin Methylene Blue (EMB) dan akan
menghasilkan koloni berwarna logam mengkilap (metallic sheen). Sama seperti
beberapa famili enterobacteriaceae lainnya, E.coli juga memfermentasi laktosa
dan pada hasil kultur akan mengasilkan gas dan asam (Levinson, 2008).
Mikroorganisme yang satu ini cukup sering menyebabkan infeksi baik infeksi
saluran pencernaan maupun infeksi saluran kemih pada manusia. Bakteri
berbentuk batang gram negatif ini memiliki beberapa subspesies, seperti
enterotoxigenic E. coli(ETEC), enteropathogenic E. coli(EPEC), enteroinvasive E.
coli (EIEC), enteroaggregative E. coli(EAEC), dan diffusely adherent E. coli
(Herbert, 2009). Di Amerika Serikat yang paling sering menyebabkan diare adalah
tipe enterotoxigenic E.coli. selain dapat menyebabkan diare dan infeksi saluran
kemih, ada tipe lain dari E. coli ini yang bisa menyebabkan sindrom penyakit, yaitu
sindrom hemolitik-uremik yang disebabkan oleh Shiga-toxin – producing
E.coli(Rasko, et al., 2011). Sementara untuk infeksi saluran kemih, kasus ini sering
ditemukan pada wanita dibandingkan pria. Hal ini dikarenakan jarak antara anus
dan vagina lebih dekat sehingga Universitas Sumatera Utara E.colidapat dengan
mudah berpindah dari saluran pencernaan ke uretra wanita dibandingkan dengan
pria (Tanagho, et al., 2008). Saat setelah lahir, E. coli langsung berkoloni di
saluran pencernaan neonatus dan akan tetap tumbuh dsana untuk melakukan
hubungan mutualisme dengan manusia. Bakteri ini sebenarnya adalah bakteri
komensal, namun terdapat bukti bahwa jenis pathogen bakteri ini merupakan
perubahan atau transformasi dari jenis komensal. Namun bukan hanya E. coli
patogen saja yang dapat menyerang manusia, jenis nonpatogen juga bisa menjadi
patogen dan dapat merusak mukosa saluran pencernaan manusia (Migla et al.,
2013)
Broth dilutin test atau tes dilusi cair menggunakan media tabung yang berisi
larutan antibiotik yang telah diencerkan sebanyak dua kali dan kemudian
ditambahkan bakteri yang akan diuji. Jumlah koloni bakteri yang ditambahkan
adalah sebanyak 1 – 5 x 105 CFU (colony forming unit)/mL. Setelah dilakukan
pencampuran, tabung disimpan dalam suhu 35o C selama satu malam. Tahap
selanjutnya adalah melihat apakah ada pertumbuhan bakteri di tabung tersebut.
Jika tidak ditemukan pertumbuhan bakteri dengan konsentrasi antibiotik terendah
yang diberikan, maka disebut dengan konsentrasi hambat minimum (KHM) atau
minimum inhibitory concentration (MIC) (James dan Marry, 2009).
Infeksi oleh E. coli dapat diobati menggunakan sulfonamida, ampisilin,
sefalosporin, kloramfenikol, tetrasiklin dan aminoglikosida. Aminoglikosida kurang
baik diserap oleh gastrointestinal, dan mempunyai efek beracun pada ginjal. Jenis
antibiotik yang paling sering digunakan adalah ampisilin. Ampisilin adalah asam
organik yang terdiri dari satu inti siklik dengan satu rantai samping. Inti siklik terdiri
dari cincin tiazolidin dan cincin betalaktam, sedangkan rantai sampingnya
merupakan gugus amino bebas yang mengikat satu atom H (Ganiswarna, 1995)
Media kultur merupakan tempat menanam bakteri yang akan diidentifikasi.
Media ini berupa cairan atau jel yang telah ditambahi nutrient tertentu yang
diperlukan oleh bakteri yang dibuat di dalam sebuah wadah bernama piring petri.
Ada bermacammacam jenis media kultur, tapi yang paling sering digunakan
adalah media agar darah, disebut juga media primer. Media ini mengandung darah
domba 5%. Kebanyakan bakteri aerob dan anaerob fakultatif dapat tumbuh di agar
darah ini. Kemudian yang tak kalah penting adalah agar coklat yang terbuat dari
darah yang dihangatkan dengan atau tanpa tambahan suplemen. Beberapa
bakteri seperti neisseria dan haemophilus yang tidak dapat tumbuh di agar darah
dapat tumbuh di agar coklat. Selanjutnya untuk kultur bakteri usus yang berbentuk
batang dan gram negatif dapat digunakan media khusus seperti agar Eosin
Methylene Blue (EMB). Media ini merupakan media sekunder yang sering
digunakan oleh mikrobiologis (Brookset al., 2010)

C. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk melakukan kultur dengan sampel feses agar dapat mengidentifikasi
bakteri yang menginfeksi saluran pencernaan.
D. ALAT DAN BAHAN

1. Alat
Tabel 1. Alat yang Digunakan Praktikum

No. Nama Alat Spesifikasi


1. Tabung Reaksi Volume 20 mL
2. Tabung Durham Tinggi 35mm ; Diameter 6mm
3. Cawan Petri Volume 20 mL
4. Ose Bulat Kawat NiCr
5. Bunsen Volume 200 mL
6. Korek Api -
7. Tempat sampel Steril Volume 100 mL
10. Rak Tabung Reaksi Ukuran 20 x 10 cm
9. Autoklaf Suhu 37°C

2. Bahan
Tabel 2. Bahan yang Digunakan Praktikum

No. Nama Bahan Spesifikasi


1. Swab Rektal Steril
a. Penanaman pada media selektif
(MC)
b. Gula gula ( glukosa, sukrosa,
laktosa, manitol )
c. TSIA
2. Media d. SC
e. UREASE
f. MR
g. VP
h. SIM
a. Kovacks

3. Reagen b. α-naftol 5% & KOH 40%


c. Methyl Red

Kristal violet oksalat, Alkohol 96%,


4. Zat Warna Gram
Lugol, Safranin 0,25%

E. PROSEDUR KERJA
1. Hari pertama
Lakukan penanaman sampel rektal swab pada media slektif MC
dengan cara isolasi 4kuadran , inkubasi selama 24 - 48 jam pada suhu
370C.
2. Hari kedua
Amati pertumbuhan bakteri lakukan pewarnaan gram, untuk melihat
bentuk, sifat,dan susunan dari bakteri tersebut, lalu lakukan uji gula
gula ( glukosa, laktosa, manitol, dan sukrosa) dan lakukan juga uji
biokimia pada sc, urease, mr, vp, tsia, dan sim.
3. Hari ke tiga
Di lakukan pengamatan pada uji gula gula ( glukosa, laktosa, manitol,
dan sukrosa) dan pengamatan pada uji biokimia sc, urease, mr, vp,
tsia, dan sim. Pada sim di tambahkan dengan reagen kovaks , pada
mr di tambah reagen metil red 1%, dan pada vp di tambah reagen 5%
afanaftol + KOH 40%. Setelah itu amati perubahan yang terjadi.
F. HASIL PENGAMATAN

1. Hasil pengamatan Hari kedua

Bentuk : Basil
Sifat : Gram negative
Susunan : Monobasil
Tersangka : Escherichia coli

Bentuk Bulat
Ukuran 1-2 mm
Warna Pink
Elevasi Cembung
Pinggiran Rata
Ciri khas lain Fermenter
Permukaan Basah
Table 4. Hasil uji gula gula

No Gula gula Hasil


1. Glukosa Fermenter(ungu
->kuning ),gas positive
2. Laktosa Fermenter(ungu
->kuning ),gas positive
3. Manitol Fermenter(ungu
->kuning ),gas positive
4. Sukrosa Fermenter(ungu
->kuning),gas positive
2. Hasil pengamatan hari ke tiga
a) Hasil uji gula gula
b) Hasil uji biokimia

Tabel 5. Hasil Uji Biokimia

1. SC SC : negatif (-)
2. UREASE Urease : negatif (-)
3. TSIA TSIA : positif (+) gas
4. MR positif (+) terbentuk cincin berwarna merah
5 VP VP : negatif (-)
6. Sulful Sulfur : negatif (-)
Indol Indol : positif (+) Terbentuk cincin berwarna
Motility Molitity : positif (+)negatif (-)

G. PEMBAHASAN
 Penyebab Terjadinya Infeksi E. coli
Bakteri E. coli yang berbahaya, dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui

a. Makanan yang terkontaminasi. Cara yang paling umum bagi


seseorang bisa terinfeksi bakteri coli adalah melalui makanan yang
telah terkontaminasi bakteri ini. Misalnya, akibat mengonsumsi daging
giling yang tercemar bakteri E. coli dari usus hewan ternak tersebut,
meminum susu yang tidak dipasteurisasi, atau memakan sayuran
mentah atau yang tidak diproses secara benar. Kontaminasi silang
juga dapat mengakibatkan seseorang mengalami infeksi, khususnya
jika peralatan makanan dan talenan tidak dicuci dengan benar sebelum
digunakan.
b. Air yang terkontaminasi. Kotoran manusia dan binatang bisa
mencemari air tanah dan juga air di permukaan. Rumah dengan sumur
pribadi sangat berisiko tercemar bakteri colikarena biasanya tidak
memiliki sistem pembasmi bakteri, termasuk kolam renang atau danau.
c. Kontak langsung dari orang ke orang. Orang dewasa maupun anak-
anak yang lupa mencuci tangan setelah buang air besar bisa
menularkan bakteri ini ketika orang tersebut menyentuh orang lain atau
makanan.
d. Kontak dengan binatang. Orang-orang yang bekerja dengan binatang
(misalnya di kebun binatang) atau yang sering melakukan kontak
dengan hewan peliharaan, lebih berisiko terkena infeksi bakteri E. coli.
Untuk itu, kebersihan harus selalu dijaga dengan sering mencuci
tangan setelah melakukan kontak dengan binatang tersebut.

Cara Pengambilan Spesimen rektal swab. Orang yang hendak diambil


swabnya diminta bersimpuh dan menungging di atas tempat tidur. Tangan
kiri petugas pengambil swab membuka lubang anus dan tangan kanan
memasukan lidi kapas seteril ke dalam lubang anus dengan cara memutar
sampai kurang lebih 2-3 cm ke dalam lubang anus. Setelah itu lidi kapas
ditarik ke luar dengan sambil tetap diputar. Selanjutnya lidi kapas tadi
dimasukkan dalam media carry and blir sampai terbenam ke dalam media.
Apabila lidi/ tangkainya terlalu panjang, kita potong sehingga botol bisa
ditutup dengan rapat. Setelah diberi label, specimen kita bawa ke
laboratorium untuk diperiksa
Hasil pewarnaan Gram, bakteri E. coli terlihat berbentuk batang pendek
dan berwarna kemerahan. Uji Gram yang digunakan menunjukkan bahwa
bakteri yang didapatkan merupakan bakteri Gram negatif karena hasil
pengecatan berwarna merah. Menurut Fitrinaldi (2011), bakteri E. coli tidak
dapat mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan
Gram dan bentuk selnya adalah batang
Uji biokimia reaksi melibatkan 12 set media yaitu media uji fermentasi gula
sebanyak 5 macam (glukosa, laktosa, manosa, maltosa, dan sukrosa), media
uji motil, media urea, media indol, media MR, media VP, dan media uji citrat.
Hasil uji biokimia menunjukkan bahwa hasil dari uji Simmon’s citrat positif.
Hal ini ditunjukkan oleh perubahan warna biakan dari hijau menjadi biru
karena terbentuknya natrium karbonat hasil reaksi enzimatis yang mengubah
indikator bromtimol biru pada media (Kusuma, 2009)
Uji indol positif ditandai dengan terbentuknya cincin yang berwarna merah
cerry di permukaan biakan apabila ditambahkan dengan beberapa tetes
Kovac’s yang terdiri atas p-dimetilaminobenzaldehid, butanol, dan asam. Uji
ini menggunakan media tryptone broth yang mengandung substrat triptofan.
Reaksi positif terjadi karena triptofan dikonversi menjadi indol (Kusuma,
2009).
Pada uji TSIA menunjukkan hasil positif. Hal ini ditandai dengan tidak terjadi
perubahan warna media. Uji TSIA bertujuan membedakan jenis bakteri
berdasarkan kemampuan memecah glukosa, laktosa, sukrosa, dan
pembebasan sulfida. Selain itu, uji TSIA berfungsi mengetahui bakteri
tersebut menghasilkan gas H2S atau tidak (Kusuma, 2009).
Pada uji MR-VP menunjukkan hasil positif. Hal ini ditandai dengan terjadi
perubahan warna merah bata pada media. Uji MR digunakan untuk
menentukan adanya fermentasi asam campuran. Uji VP digunakan untuk
menentukan kemampuan bakteri tersebut menghasilkan produk akhir yang
netral dari fermentasi glukosa (Raihana, 2011)
Pada uji SIM menunjukkan hasil positif. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya
kecambah pada media. Media ini biasanya digunakan dalam identifikasi yang
cepat. Dari uji indol didapatkan hasil yang negatif, karena tidak terbentuk
lapisan (cincin) berwarna merah muda pada permukaan biakan, artinya
bakteri ini tidak membentuk indol dari triptofan sebagai sumber karbon, yang
dapat diketahui dengan menambahkan larutan Kovacs
Hasil fermentasi berupa gas ditandai dengan adanya gelembung udara di
dalam tabung Durham ataupun tabung Durham yang terangkat. Hal tersebut
menandakan bakteri mampu memfermentasi karbohidrat

H. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum Isolasi & Identifikasi Bakteri Gram (-) penyebab infeksi
saluran pencernaan Escherichia coli pada sampel feses didapatkan hasil dari
uji kemiripan 100% mengarah pada tersangka bakteri Escherichia coli.

I. DAFTAR PUSTAKA
Potter, Patricia A. dan Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC
Johnson J. R., M. A. Kuskowsky, T. T. O’Bryan, R. Colodner, and R. Raz,
2005, Virulence Genotype an Phylogenetic Origin in Relation to
Antibiotic Resistence Profile among Escherichia coli Urine Sample
Isolates from Israeli Woman with Acute Uncomplicated Cystitis,
Antimicrob. Agents Chemother., 49(1), 26-31.
Manges A. R., J. R. Johnson, B. Foxman, T. T. O’Bryan, K. E. Fullerton, and
L. W. Riley, 2001, Widespread Distribution of Urinary Tract Infections
Caused by A Multridrug Resistance Escherichia coli Clonal Group, N.
Engl. J. Med., 345(14), 1007-1009
Jawetz., Melnick., & Adelberg’s. (2013). Normal flora of the intestinal tract in
normal microbial flora of the human body. In G. F. Brooks, K. C.
Carroll, J. S. Butel, & S. A. Morse (Eds), Medical Microbiology
Twenty-Fourth Edition (pp. 199). New York, USA: McDrawHill
Hemraj, V., Diksha, S., & Avneet, G. (2013). A review on commonly used
biochemical test for bacteria. Innovare Journal of Life Science, 1(1),
1-7.
Yadav, S., Siwach, S., Goel, S., & Rani, P. (2014). Prevalence of
asympatomatic urinary tract infection in pregnancy in rural area.
International Journal of Current Microbiology and Applied Sciences,
3(3), 159-163.
Kusuma, S.A.F. 2009. Uji Biokimia Bakteri. Karya Ilmiah. Fakultas Farmasi
Universitas Padjajaran. Bandung. Lay, R.W. dan Hastowo. 1994.
Mikrobiologi.
Raihana, N. 2011. Profil Kultur dan Uji Sensitivitas Bakteri Aerob dari Infeksi
Luka Operasi Laparotomi di Bangsal Bedah RSUP DR. M Djamil
Padang. Artikel. Program Pascasarjana Universitas Andalas. Padang

Anda mungkin juga menyukai