PENDAHULUAN
Komoditi tanaman perkebunan yang telah ditetapkan oleh menteri pertanian bermacam-
macam jenisnya.Salah satu jenis tanaman yang masuk dalam komoditi tanaman perkebunan
yangtelah ditetapkan oleh menteri pertanian adalah tanaman Nilam.Nilam (Pogostemon
cablin Benth.) adalah suatu semak tropis penghasil sejenis minyak atsiri yang dinamakan
sebagai minyak nilam. Nilam merupakan jenis tanaman semak yang bisa mencapai satu
meter. Banyak manfaat yang didapat dari tanaman Nilam yang diantaranya adalah yang
sering dikenal dengan minyak nilam. Karena pemanfaatan dan ditinjau dari segi ekonomis
dari tanaman Nilam cukup bagus maka perlu diketahui bagaimana cara pemanfaatan tanaman
Nilam tersebut hingga dapat menghasilkan produk yang sangat bermanfaat.
Dalam makalah ini akan menjelaskan tentang pemanfaatan tanaman Nilam, mulai dari
fungsi dan manfaat dari tanaman Nilam sampai proses pengambilan minyak atsiri dari daun
Nilam.
1
I.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui metode-metode dalam pengambilan minyak atsiri dari daun nilam.
2. Untuk mengetahui mekanisme pengambilan minyak atsiri dari daun nilam dengan
metode-metode tersebut.
3. Untuk mengetahui metode apa yang menghasilkan rendemen lebih tinggi.
I.3 Manfaat
1. Agar dapat meningkatkan nilai ekonomis dari daun nilam menjadi minyak atsiri.
2. Agar dapat mengetahui proses pengambilan minyak atsiri daun nilam.
3. Agar dapat mengetahui manfaat minyak atsiri daun nilam.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Minyak atsiri dihasilkan dari tanaman dan mempunyai sifat mudah menguap pada
suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai
dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut
dalam air. Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu daun, bunga,
buah, biji, batang atau kulit dan akar atau rhizome (Ketaren, 1985). Minyak atsiri, atau
dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil), minyak esensial, minyak terbang, serta
minyak aromatik, adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada
suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas .
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu, susunan
senyawa komponennya kuat mempengaruhi saraf manusia (terutama di hidung) sehingga
seringkali memberikan efek psikologis tertentu (baunya kuat) (switaning, dkk, 2010). Minyak
Atsiri Universitas Sumatera Utara Banyaknya ragam minyak atsiri di pasaran internasional
dan masih sedikitnya jenis minyak atsiri yang di Indonesia menunjukkan bahwa peluang
pasar ekspor minyak atsiri masih terbuka sangat lebar. Disamping itu besarnya nilai impor
minyak atsiri menunjukkan bahwa potensi pasar di dalam negeri juga masih terbuka lebar. Di
sisi lain juga masih banyak tanaman yang menghasilkan jenis minyak atsiri seperti adas, jahe,
jeruk, cengkeh, jeruk purut, kapulaga dan lain-lain yang belum dimanfaatkan sebagai minyak
atsiri. Hingga saat ini bahanbahan tersebut masih diperdagangkan sebagai bahan mentah dan
harganya rendah. Melalui teknologi sederhana seperti penyulingan, bahan-bahan tersebut
3
dapat dibuat menjadi minyak atsiri yang harganya jauh lebih tinggi. Dengan semakin
berkembangnya industri obat-obatan, parfum, kosmetika, pengolahan makananminuman,
aromaterapi dan lain-lain, kebutuhan akan minyak atsiri semakin besar baik volume, maupun
jenisnya.
Yang dimaksud “penerbangan” di sini adalah sifat minyak yang mudah menguap,
dengan adanya bahan tambahan minyak nilam (eteris) pada parfum, bau yang dihasilkan
lebih tahan lama. Penguapan minyak nilam paling lambat jika dibandingkan dengan minyak
atsiri lainnya.
(Mangun,2012)
4
Tanaman nilam adalah tanaman yang memiliki akar serabut yang wangi, memiliki
daun halus beludru dan membulat lonjong seperti jantung serta berwarna 4 pucat. Bagian
bawah daun dan rangting berbulu halus, batang dengan diameter 10- 20mm membentuk segi
empat, serta sebagian besar daun yang melekat pada ranting hampir selalu berpasangan satu
sama lain. Jumlah cabang yang 5 memilikinya titik didih yang sangat tinggi. Selanjutnya
intensitas suatu bau (harum yang dihasilkan, dengan beberapa kekecualian pada kondisi
tertentu) merupakan manifestasi dari sifat mudah menguap persenyawaan yang menghasilkan
bau harum tersebut.
( Guenther , 1987 )
Minyak nilam atau disebut Patchouli oil, kata patchouli berasal dari kata “pacholi”
yaitu nama jenis tanaman yang banyak terdapat di tanah Hindustan (india). Minyak nilam
terdiri dari campuran persenyawaan terpen dengan alkohol-alkohol, aldehid dan ester-ester
yang memberikan bau khas, misal patchouli alcohol. Patchouli alkohol merupakan senyawa
yang menentukan bau minyak nilam dan merupakan komponen terbesar. Patchouli alkohol
meruppakan seskuiterpen alkohol yang dapat diisolasi dari minyak nilam, tidak larut dalam
air, tidak larut dalam alkohol, eter atau pelarut organik lain, mempunyai titik didih
1400C/8mmHg, kristal berwarna putih dengan titik lebur 560C.
(Sastrohamidjojo, 2004)
(Mangun, 2012)
5
II.3 Proses Penyulingan
Perbedaan pokok dari ketiga tipe penyulingan terletak pada perbedaan cara
penanganan bahan olahannya.
6
II.4. Pembekuan dan Kerusakan Sel Akibat Pembekuan Air
(Widiastuti, 2012)
7
BAB III
PROSES
( Jannah, 2014 )
8
III.2 Metode Ekstraksi Soxhlet
Keterangan :
1 2 1. Klem
2. Pendingin
3 3. Selang
4 5 4. Kertas pembungkus
6 5. Pipa kapiler
7 6. Statif
7. Labu ekstraksi
8 8. Pemanas
Mekanisme pengambilan minyak atsiri dari daun nilam dengan ekstraksi soxhlet
adalah sebagai berikut :
( Syahputra, 2017 )
9
III.3 Metode Microwave Hydrodistillation
10
5) Komponen minyak atsiri nilam dari kedua metode diidentifikasi menggunakan
Gas Chromatography dengan detektor Mass Spectrometer (GC-MS).
( Jannah, 2014 )
11
III.4. Metode Steam Hydrodistillation
1) Daun Nilam yang akan diproses ditempatkan dalam wadah yang kontruksinya
hampir sama dengan dandang pegukus, sehingga metode ini disebut juga
pengukusan.
2) Air dididihkan pada bagian bawah alat. Minyak atsiri akan ikut bersama aliran
uap yang kemudian dialirkan ke kondensor. Alat yang digunakan dalam
metode ini disebut alat suling pengukus. Temperatur steam harus dikontrol
agar hanya cukup untuk memaksa bahan melepas minyak atsirinya dan tidak
membakar bahan.
3) Uap yang dipakai bertekanan >1 atm dan bersuhu >100℃, sehingga waktu
distilasi bisa lebih cepat mengurangi kemungkinan rusaknya minyak atsiri.
( Hafidudin, 2006 )
1) Aquadest yang digunakan sebagai sumber uap dimasukkan kedalam boiler sebanyak
80% dari volume boiler.
2) Daun nilam yang sudah dicacah kemudian dimasukkan dalam ketel suling. Pemanas
berupa induction cooker dinyalakan. Proses keluarnya desilat mulai terjadi sekitar 35
menit setealah waktu pemanasan dinyalakan.
3) Saat inilah waktu penyulingan mulai dihitung. Kemudian distilat air dan minyak
nilam dipisahkan menggunakan corong pemisah, tabung centrifuge dan penambahan
Na2SO4.
( Faramitha, 2013 )
13
BAB IV
PEMBAHASAN
Untuk Metode Penyulingan Air dan Uap (Water and Steam Distillation) kadar minyak
atsiri yang diperoleh pada penelitian ini adalah 3,93% sesuai dengan data yang terdapat
dalam literatur yang menyatakan bahwa kandungan minyak atsiri pada daun Nilam adalah
2,5-5%. Tetapi pada hasil destilasi masih mengandung air dan minyak atsiri perlu
ditambahkan lagi natrium sulfat anhidrat untuk memisahkan antara air dan minyak atsirinya
tentu akan menmbah cara kerja dan biaya dan juga waktu.
Kelebihan metode penyulingan dengan air-uap (water and steam distillation) adalah
membutuhkan sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses penyulingan dan alatnya
sederhana namun dapat menghasilkan minyak atsiri dalam jumlah yang cukup banyak
sehingga efisien dalam penggunaan. Metode ini biasa dilengkapi sistem kohobasi yaitu air
kondensat yang keluar dari separator masuk kembali secara otomatis ke dalam ketel agar
meminimkan kehilangan air dan mengurangi biaya produksi. Disisi lain, sistem kohobasi ini
juga lebih menguntungkan karena terbebas dari proses hidrolisa terhadap komponen minyak
atsiri dan proses difusi minyak dengan air panas karena bahan tidak berhubungan langsung
dengan air yang mendidih.
Kekurangannya adalah metode ini tidak cocok untuk minyak atsiri yang rusak oleh
panas uap air, serta membutuhkan waktu destilasi yang lebih panjang untuk hasil yang lebih
banyak.
Untuk metode Metode Microwave Hydrodistillation yield yang diperoleh dari bahan
utuh dengan Metode Microwave Hydrodistillation sebesar 5,8252%. Dengan metode ini
hanya dibutuhkan waktu sekitar 3 jam jauh lebih cepat dari pada metode ekstarksi yang ainya
dan juga menggunakan air sehingga lebih menghemat bahan untuk pelarutnya.
14
Microwave Hydrodistillation dibandingkan metode ekstraksi yang lain memiliki
beberapa kelebihan yaitu : Microwave Hydrodistillation dapat menyelesaikan ekstraksi dalam
beberapa menit, lebih cepat dibandingkan metode ekstraksi yang lain. Penggunaan solvent
yang sedikit sehingga mengurangi biaya pembelian pelarut dan pembuangan sisa pelarut.
Microwave Hydrodistillation menghasilkan ekstrak dengan yield lebih besar daripada metode
ekstraksi yang lain. Microwave Hydrodistillation menggunakan energi listrik lebih kecil
dibandingkan metode ekstraksi yang lain.
Sedangkan kelemahan metode Microwave Hydrodistillation yaitu harganya yang
mahal dan membutuhkan proses curing. Proses curing pada prinsipnya merupakan suatu
proses terjadinya reaksi kimia awal jaringan ikat kolagen kulit dengan bahan curing baik
dengan menggunakan bahan curing asam, basa maupun enzim.
Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Metode Microwave Hydrodistillation
volume pelarut harus cukup untuk memastikan bahwa solid selalu terendam dalam seluruh
pelarut selama iradiasi berlangsung. Semakin tinggi volume pelarut maka semakin besar yield
yang dihasilkan dalam metode ekstraksi konvensional. Namun, dalam Microwave
Hydrodistillation semakin tinggi volume pelarut maka semakin kecil yield yang dihasilkan.
Semakin lama waktu ekstraksi menyebabkan waktu radiasi dalam microwave semakin lama
sehingga pelarut akan menyerap energi microwave yang lebih banyak. Semakin besar power
microwave yang digunakan dalam metode Microwave Hydrodistillation, maka semakin cepat
pecahnya dinding sel karena jika digunakan power yang lebih tinggi maka suhu akan naik
15
dengan cepat. Semakin kecil ukuran partikel berarti semakin besar luas permukaan kontak
antara partikel dan pelarut selama iradiasi dalam Microwave Hydrodistillation. Semakin
tinggi suhu ekstraksi berarti semakin besar tekanan internal pada sel partikel sehingga
dinding sel cepat pecah dan analit dari dalam sel akan keluar larut dalam pelarut.
16
BAB V
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
1. Sebaiknya kondisi bahan baku meliputi jumlah kadar air dalam bahan tidak terlalu
tinggi karena kandungan kadar air yang tinggi dalam bahan baku dapat
menghambat proses penyulingan, yang dapat menyebabkan minyak yang terambil
tidak sempurna.
17
DAFTAR PUSTAKA
Edi , Sarwo . 2015 . “ Cara Membuat Minyak Nilam “ . ( http :// sarwoedi. blogspot .
com/2015/05/cara-membuat-minyak-nilam . html ) . Diakses pada tanggal 10 Maret
2019 pukul 17.00 WIB
Faramitha, Yora, & Setiadi . 2013 . “ Studi Perolehan Minyak Atsiri dari Daun Nilam Aceh
Sidikalang ( Pogostemon Cablin Benth ) menggunakan Proses Distilasi Uap . Diakses
dari http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2015-09/S46644-Yora%20Faramitha
Jannah, Rahmi M., Zamri, Adel., & Yuharmen . 2014 . “ Perbandingan Isolasi Minyak Atsiri
Daun Nilam ( Pogostemon Cablin Benth ) Metode Hidrodistilasi Konvesional dan
Hidrodistilasi Oven Microwave disertai Uji Aktivitas Antimikroba “ . Diakses dari
https://repository.unri.ac.id/bitstream/handle/123456789/6894/3606-7054-1SM.pdf?seq
uence=1&isAllowed=y
Mangun , Abumi . 2012 . “ Minyak Daun Niilam “ . ( http :// wordpress . com ) . Diakses
pada tanggal 10 Maret 2019 pukul 21.00 WIB
Nafiun . 2013 . “ Penyulingan Daun Nilam Metode Steam “ . ( http :// www . nafiun . com
/2013/01/ penyulingan-daun-nilam-metode-steam . html ). Diakses pada tanggal 10
Maret 2019 pukul 18.45 WIB
Setya , Novita., Budiarti , Aprilia., & Mahfud . 2012 . “ Proses Pengambilan Minyak Atsiri
dari Daun Nilam dengan Pemanfaatan Gelombang Mikro , Jurnal Teknik ITS vol 1 .
doi: 10.12962/j23373539.v1i1.453
Syahputra, Mahmud E., Parasandi, Devina., & Mahfud. 2017 . “ Ekstraksi Minyak Nilam
dengan Metode Microwave Hydrodistillation dan Soxhlet Extraction . Diakses dari
http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/viewFile/24555/4654
Widiaastuti , Ira . 2012 . “ Sukses Agribisnis Minyak Atsiri “ . Yogyakarta : Pustaka Baru
Press
18
19