Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Dunia medis adalah dunia yang selalu berkembang dan selalu muncul
hal-hal baru. Sebenarnya perkembangan dalam dunia medis ini sendiri akan
berjalan seiringan dengan perkembangan banyaknya jenis penyakit yang ada.
Tak jarang terkadang penyakit tertentu telah mengalami perubahan,
sehinggamemaksa kita megikuti perubahan tersebut. Dari perubahan dan
kemajuan yang ada maka akan timbul pula berbagai macam jenis tindakan
medis. Salah satu jenis tindakan medis yang muncul dari perubahan dan
kemajuan tersebut adalah teknik Laproscopy.

Teknik Laparoscopy adalah sebuah teknik bedah invasif minimal yang


menggunakan alat-alat berdiameter kecil untuk menggantikan tangan dokter
bedah dalam melakukan prosedur pembedahan. Kamera mini digunakan
terlebih dahulu, kemudian dimasukkan gas untuk membuat jarak pemisah
antara rongga sihingga dapat melihat dengan jelas gambar yang akan terlihat.
Dokter bedah melakukan pembedahan dengan melihat layar monitor dan
mengoperasikan alat-alat tersebut dengan kedua tangannya.

Sekarang tekhnik laparoskopi sendiri mulai banyak digunakan secara


luas. Hal ini berhubungan dengan metode yang digunakan dalam proses
laparoskopi sendiri. Beberapa sumber dapat menyebutkan bahwa
laparoskopi merupakan sebuah tekhnik bedah yang tergolong invasif
minimal. Tekhnik bedah yang tergolong dalam kondisi tersebut dalam
prosesnya tidak membutuhkan sayatan bedah yang terlalu lebar. Bahkan bisa
dikatakan sayatan yang digunakan sangatlah kecil. Kita semua tau bahwa
beberapa operasi kadang membutuhkan sayatan yang cukup lebar. Sayatan
yang lebar tersebut tentunya akan sangat bermanfaat bagi tindakan operasi
yang cukup susah dan sulit, seperti operasi bypass jantung. Namun, untuk
operasi dalam sekala kecil seperti operasi usus buntu maka tindakan
laparoskopi merupakan sebuah tindakan yang tepat. Untuk menangani
kondisi tersebut kita tak memerlukan sebuah sayatan yang lebar dan besar.
Cukup sebuah sayatan yang kecil pada area yang langsung dapat mencapai
sumber penyakit akan lebih efektif.

Pada saat ini tindakan operasi yang menggunakan tekhnik laparoskopi


mulai diperkenalkan secara umum. Laparoskopi sendiri mulai terkenal sejak
ditemukan untuk pertama kalinya pada tahun 1990-an. Banyak faktor dan
banyak hal yang mempengaruhi sehingga tindakan yang satu sangat terkenal.
kini tindakan laparoskopi sendiri sudah sering digunakan untuk beberapa
operasi rumit untuk dapat mengatasi beberapa masalah yang terjadi dalam
tubuh.

1
2

Dalam tugas dan fungsinya perawat mempunyai peranan yang sangat


penting dalam setiap tindakan pembedahan baik pada masa sebelum, selama,
maupun setelah pembedahan. Perawat instrument (scrub nurse) adalah
seorang tenaga perawat profesional yang diberi wewenang dan ditugaskan
dalam pengelolaan alat pembedahan selama pembedahan berlangsung.
Peran perawat kamar operasi pada prakteknya dipengaruhi oleh beberapa
factor seperti pengalaman, kekuatan/ketahanan fisik, ketrampilan, sikap
profesional, pengetahuan (IK Purnawan, 2016).

Untuk itu Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya yang merupakan
rumah sakit pendidikan dan tempat rujukan bagi rumah sakit di Indonesia
khususnya di pulau jawa bagian timur, mengadakan Program Pendidikan dan
Pelatihan Perawat Instrumen Kamar Bedah, yang bertujan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan personil yang bekerja di kamar
operasi.

Sehubungan dengan itu maka Rumah Sakit Umum Syamrabu Bangkalan


mengirimkan perawat kamar operasi untuk mengikuti program pendidikan
dan pelatihan tentang instrument kamar bedah Laproscopy sehingga dapat
memberikan pelayanan yang professional dan menjadi nilai tambah bagi
rumah sakitnya.
1.2. Tujuan Mengikuti Program Pelatihan Perawat Instrumen Kamar
Bedah
1.2.1 Tujuan Umum

Setelah mengikuti Program Pelatihan Instrumen Bedah Laproscopy


dapat menghasilkan perawat yang memiliki pengetahuan, keterampilan, etika
serta tata kerja yang baik serta profesional tentang pengelolaan dan teknik
instrument bedah Laproscopy.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mampu menerapkan pengelolaan dan tata kerja lingkungan kamar
bedah
2. Mampu menerapkan pengelolaan alat/instrument Laproscopy
serta cara perawatannya
3. Mampu menerapkan pengelolaan pasien pre Op,intra Op, post Op.
4. Mampu menerapkan pengelolaan personil kamar bedah
5. Mampu menerapkan teknik septic dan aseptic
6. Mampu menerapkan teknik desinfeksi dan sterilisasi
7. Mampu menerapkan teknik instrumentasi bedah Laproscopy
8. Mampu menerapkan etika yang baik di dalam kamar operasi
9. Mampu menerapkan cara mencegah dan mengurangi angka
kejadian IDO (infeksi daerah operasi).

DANANG WICAKSONO, S.Kep.Ns


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instrumen Bedah Laproscopy
Instalasi Bedah Pusat Rs. Dr. Soetomo Surabaya
3

1.3. Manfaat Mengikuti Program Pelatihan Perawat Instrumen Kamar


Bedah

1.3.1 Institusi
Mempunyai dan meningkatkan sumber daya manusia yang lebih baik,
professional dan dapat memberikan nilai tambah bagi rumah sakit.

1.3.2 Perawat Kamar Bedah


Dengan mengikuti pelatihan, perawat kamar bedah Laproscopy
perawat dapat bekerja lebih sistematik dan professional. Dengan demikian
akan menumbuhkan kerja sama yang baik antara perawat dan tim bedah
sesuai dengan tugas dan kewajiban masing – masing sehingga dapat
membantu kelancaran jalannya operasi dan memberikan tingkat kepuasan
terhadap pasien.

DANANG WICAKSONO, S.Kep.Ns


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Instrumen Bedah Laproscopy
Instalasi Bedah Pusat Rs. Dr. Soetomo Surabaya

Anda mungkin juga menyukai