Bab 4
Bab 4
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Temuan
4.1.1 Hasil Penelitian
Untuk mengetahui hubungan fungsi kognitif dengan keterampilan bermain dalam
permainan bolabasket, penelititi melakukan tes terhadap 30 siswa laki-laki yang
mengikuti ekstrakurikuler bolabasket di SMP 34 Bandung untuk memperoleh data.
Data hasil yang telah diperoleh dari tes yang dilakukan selanjutnya akan dianalisis.
Adapun data yang diperoleh disajikan dalam bentuk table di bawah ini :
Tabel 4.1
Deskripsi Data Tes Fungsi Kognitif
Std.
Variabel N Minimum Maksimum Mean
Deviation
Fungsi 30 0.6 1 0.79 0.102
Kognitif
Hasil analisis pada tabel 4.1 merupakan data tes fungsi kognitif siswa laki-laki
yang mengikuti ektrakurikuler bolabasket. Sedangkan, hasil analisis pada tabel 4.2
merupakan data tes keterampilan bermain bolabasket siswa laki-laki yang mengukuti
ekstrakurikuler bolabasket di SMP Negeri 34 Bandung.
Keterampilan Bermain
dalam Permainan 0.14 0.24 Normal
Bolabasket
Berdasarkan Tabel 4.3, terlihat bahwa nilai |Dhitung| dari kedua kelas baik fungsi
kognitif maupun keterampilan bermain dalam permainan bolabasket lebih kecil
dibandingkan nilai tabel Kolmogorov Smirnov dengan jumlah responden 30 siswa
dan derajat kebebasan (𝛼 = 0,05). Dengan demikian maka H0 diterima, hal ini berarti
data tersebut berdistribusi normal.
2) Uji Homogenitas
Uji Homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal
dari populasi yang sama. Ringkasan data hasil perhitungan homogenitas dapat dilihat
pada table 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4
Data Hasil Uji Homogenitas
Variabel Varians 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Fungsi Kognitif 0.0104
Keterampilan Bermain dalam 0.0155 1.495 1.90
Permainan Bolabasket
Berdasarkan tabel 4.4 diatas diperoleh nilai 1.495 < 1.90 yang menunjukan bahwa
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka dapat disimpulkan bahwa variasi dari kedua sampel tersebut
sama atau homogen.
3) Uji Hipotesis (Uji-t)
Setelah dilakukan pengujian asumsi yaitu uji normalitas data dan uji homogenitas
data, maka langkah selanjutnya yaitu pengujian hipotesis menggunakan perhitungan
Korelasi Pearson Product Moment. Uji hipotesis ini digunakan untuk melihat korelasi
(hubungan) antara fungsi kognitif (X) dengan keterampilan bermain dalam permainan
bolabasket (Y) siswa yang mengikuti ektrakurikuler bolabasket SMP Negeri 34
Bandung. Adapun pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
49
Fungsi Keterampila
N Kognitif n bermain ∑xy ∑𝑥 2 ∑𝑦 2 (∑𝑥)2 (∑𝑦)2
(∑x) (∑y)
30
23.7 14.555 11.803 19.023 7.510 561.69 211.842
Hasil data yang diperoleh pada tabel 4.5 kemudian dihitung koefisien korelasinya
menggunakan teknik Korelasi Pearson Product Moment sebagai berikut :
𝑛(∑ 𝑥𝑦) − (∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2 }{𝑛 ∑ 𝑦 2 − (∑ 𝑦)2 }
30(11.80264452) − (23.7)(14.55481)
=
√{30(19.023332) − (561.69)}{30(7.510264649) − (211.8424941)}
354.0793356 − 344.948997
=
√(570.69996 − 561.69)(225.3079395 − 211.8424941)
9.1303386
=
√(9.00996)(13.46544533)
50
9.1303386
=
√121.3231238
9.1303386
=
11.0146777
𝑟𝑥𝑦 = 0.828924717
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh hasil koefisien
korelasi (𝑟𝑥𝑦 ) atau rhitung = 0.8289 dengan derajat kepercayaan (α) = 0.05 dan
jumlah sampel (n) = 30 siswa, sehingga diperoleh rtabel = 0.355 . Dari perhitungan
tersebut menunjukkan bahwa rhitung > rtabel , maka dapat disimpulan hipotesis
alternatif (Ha ) diterima yaitu terdapat hubungan yang positif sebesar 0.8289 antara
fungsi kognitif dan keterampilan bermain dalam permainan bolabasket. Untuk dapat
memberikan interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka digunakanlah
pedoman pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi
Koefisien Korelasi
𝑟√𝑛 − 2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√1 − 𝑟 2
(0.0828924717)(√28
=
√1 − 0.687116186
(0.0828924717)(5.29150262)
=
√0.312883814
4.386257312
=
0.559360183
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 7.841561565
Harga thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel, dengan derajat
kepercayaan (α) sebesar 5% untuk uji dua pihak dan dk = n – 2 = 28, maka diperoleh
ttabel sebesar 1.701. Hal ini dapat digambarkan seperti berikut :
-1.701 0 1.701
Gambar 4.1. Uji signifikansi koefisien korelasi dengan uji dua pihak
4.355 lebih besar dari t tabel = 1.701. Artinya terdapat hubungan positif dan
signifikan antara memori dengan keterampilan bermain dalam permainan bolabasket.
Pada fungsi visuospasial dan fungsi eksekutif berdasarkan perhitungan statistik
didapatkan ∑ X = 9.866667 , ∑ Y = 14.55481 , ∑ X 2 = 3.33333 , ∑ Y 2 =
7.510265 dan ∑ XY = 4.882763 . Sehingga didapatkan rxy = 0.871 lebih besar
dari rtabel = 0.355 dan t hitung = 9.367 lebih besar dari t tabel = 1.701. Artinya
terdapat hubungan positif dan signifikan antara fungsi visuospasial dan fungsi
eksekutif dengan keterampilan bermain dalam permainan bolabasket.
4.2. Pembahasan
Analisis korelasional data menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang
signifikan antara fungsi kognitif dengan keterampilan bermain dalam permainan
bolabasket pada siswa yang mengikuti ektrakurikuler bolabasket di SMP Negeri 34
Bandung. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan uji hipotesis yang telah
dilakukan menggunakan rumus korelasi product moment dengan bantuan program
Microsoft Exel menunjukkan nilai r hitung sebesar 0.8289 lebih besar dari r tabel 0.355
dengan derajat kepercayaan (α) 0.05 san jumlah sampel (n) = 30 siswa. Selain itu,
perhitungan tingkat hubungan antara variabel fungsi kognitif dengan variabel
keterampilan bermain siswa dalam permainan bolabasket juga sangat kuat.
Hasil penelitian yang diperoleh tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Stella dkk. (2013) yang mengatakan bahwa :
Berdasarkan pendapat tersebut dapat kita ketahui bahwa, berhasil atau gagal dalam
permainan bolabasket ataupun proses pengambilan keputusan adalah produk dari
kontribusi kolektif dari berbagai tahap pemrosesan informasi dan kesadaran situasi
54
0.355, maka r hitung dari semua domain fungsi kognitif lebih besar r tabel, sehingga
semua fungsi tersebut memiliki hubungan positif dan signifikan dengan keterampilan
bermain dalam permainan bolabasket.
Pada fungsi atensi setelah dihitung secara statistik, pada fungsi ini terdapat
hubungan yang positif dan signifikan dengan keterampilan bermain dalam permainan
bolabasket. Hal ini sependapat dengan Policastro, dkk. (2018, hlm. 6) yang
mengatakan bahwa, “Attention is a necessary executive function for developing
correct movement strategies and inhibiting unwanted movement”. Pendapat tersebut
dapat diartikan bahwa atensi adalah fungsi eksekutif yang diperlukan untuk
mengembangkan strategi gerakan yang benar dan menghambat gerakan yang tidak
diinginkan. Proios, dkk (dalam Pruna dan Bahdur, 2016, hlm 4) juga mengatakan
bahwa “Participant in open skill sports exhibit higher attentional flexibility and can
modulate specific attention resources according to task demand”. Berdasarkan
pendapat tersebut dapat diketahui bahwa peserta dalam olahraga keterampilan terbuka
menunjukkan fleksibilitas atensi yang lebih tinggi dan dapat memodulasi sumber
daya perhatian khusus sesuai dengan yang ditugaskan.
Pada fungsi Bahasa yang merupakan dasar untuk berkomunikasi berdasarkan
hasil perhitungan secara statistik diperoleh hasil yaitu terdapat memiliki hubungan
yang positif dan signifikan dengan keterampilan bermain dalam permainan
bolabasket. Hal ini sependapat dengan Sagar dan Jowett (dalam West, 2016, hlm. 2)
yang mengatakan bahwa, “Communication will increase the satisfaction of their
training and performance, physical self-concept, achievement goals, intrinsic
motivation and sustaining passion for the sport”. Berdasarkan pendapat tersebut
55
diketahui bahwa komunikasi akan meningkatkan kepuasan dari pelatihan dan juga
performa pemain, konsel diri menganal fisik yang dimiliki, tujuan pencapaian yang
ingin dicapai, motivasi intrinsic, dan semangat yang berkelanjutan untuk berolahraga.
Pada fungsi memori juga terdapat hubungan yang positif dan signifikan dengan
keterampilan bermain dalam permainan bolabasket. Hal ini sejalan dengan Pruna dan
Bahdur (2016, hlm. 6) yang berpendapat bahwa, “Working memory is also vital in the
decision making process”. kerja dari fungsi memori merupakan hal yang sangat
penting dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukan.
Pada fungsi visuospasial dan fungsi eksekutif pun berdasarkan hasil koefisien
korelasi yang diperoleh terdapat hubungan yang positif dan signifikan dengan
keterampilan bermain dalam permainan bolabasket. Hal ini didukung dengan
pendapat Policastro, dkk. (2018. Hlm 6) berpendapat bahwa, “Basketball practice is
based on visuo-spatial structures, which are used to create and improve complex
motor task, thus creating “automatic” movement to play”. Pendapat tersebut berarti
bahwa latihan bolabasket didasarkan pada struktur visuo-spasial yang digunakan
untuk membuat membuat dan meningkatkan tugas motorik yang kompleks, sehingga
menciptakan gerakan “otomatis” untuk bermain. Kasturi dan Jayasankara (2016, hlm.
12) juga berpendapat bahwa, “Well developed cognitive skills and executive functions
are beneficial in the achievement of expertise in sport across all age groups”, yang
berarti bahwa keterampilan kognitif dan fungsi eksekutif yang berkembang dengan
baik bermanfaat dalam pencapaian keahlian dalam olahraga di semua kelompok
umur.
Semua domain fungsi kognitif yang ada tidak dapat berdiri sendiri melainkan
saling bekerja sama satu sama lain untuk membuat keputusan yang sesuai dengan
keadaan atau situasi ketika bermain bolabasket. Pruna dan Bahdur (2016) mengatakan
bahwa,
In order to be successful players are required to make and execute
good decisions. Cognitive ability is a vital skill in enhancing
players perceptions and information processing ability and improving
their speed of play. Skills such as reaction time, spatial awareness,
pattern recognition, long and short term memory, attention shing,
ability to minimize Inattentional blindness, sorting through available
56
information etc. are all vital cognitive skills that maximize player
performance. (hlm. 4)
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan positif dan signifikan antara fungsi kognitif dengan keterampilan
bermain dalam permainan bolabasket pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler
bolabasket di SMP Negeri 34 Bandung. Dengan hasil koefisien korelasi (𝑟𝑥𝑦 ) atau
rhitung = 0.8289 lebih besar dari rtabel = 0.355 dan thitung yang dihasilkan sebesar
7.842 lebih besar dari ttabel = 1.701. Kontribusi fungsi kognitif terhadap keterampilan
bermain dalam permainan bolabasket yaitu sebesar 0.69% dan tingkat korelasinya
termasuk dalam kategori sangat kuat.
5.2 Implikasi
5.3 Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
Katsuri, B. & Jayasankara, R.K. (2016). Sport and Cognitive Functioning among
College Football and Basketball Players. Indian Journal of Neurosciences,
2 (1), 11-15. doi: https://doi.org/10.3390/sports6030080
Stella, N.Y., Peacock, J.B., & Chuan, T.K. (2013). Investigating the Cognitive
Contribution to basketball Behavior anf Performance. Procedia – Social
and Behavioral Sciences, 97, 715-722. doi: https://doi.org/10.1016/
j.sbspro.2013.10.292
Policastro, F. dkk. (2018). Relation Between Motor and Cognitive Skills in Italian Ba
-sketball Player Age Between 7 and 10 Years Old. MDPI Journal Sports, 6
(3), 1-8. doi: https://doi.org/10.3390/sports6030080
Pruna, R., & Bahdur, K. (2016). Cognition in Football. Journal of Novel Physiothera-
rapies, 6 (6), 1-5. doi: 10.4172/2165-7025.1000316
West, L. (2016). Coach-Athlete Communication : Coaching Style, Leadership Chara-
cteristics, and Psychological Outcomes. (Tesis). Master of Education in
Human Movement Sport and Leisure Studies Graduate Project. 16.
https://scholarworks.bgsu.edu/hmsls_masterproject/16