Pendahuluan
Pendahuluan
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
Untuk menindak lanjuti hal tersebut maka Rumah Sakit Umum Daerah
Bhakti Dharma Husada Surabaya mengirimkan tenaga perawat kamar operasi
khusus mahir mata untuk mengikuti program pendidikan dan pelatihan kamar
bedah mata, agar dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang
teknik kamar bedah mata, sehingga dapat memberikan pelayanan yang
profesional yang dapat memberikan nilai tambah bagi rumah sakit.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
3. Daerah aseptik 2
Yaitu tempat mencuci tangan, koridor penderita masuk,daerah sekitar
ahli anesthesia.
2.1.3 Bagian-bagian Kamar Operasi
Kamar operasi terdiri dari beberapa ruang baik itu di dalam kamar operasi
maupun di lingkungan kamar operasi, antara lain:
1. Kamar bedah
2. Kamar untuk mencuci tangan
3. Kamar untuk gudang alat-alat instrument
4. Kamar untuk sterilisasi
5. Kamar untuk ganti pakaian
6. Kamar laboratorium
7. Kamar arsip
8. Kamar Pulih Sadar (Recovery Room)
9. Kamar gips
10. Kamar istirahat
11. Kamar mandi (WC) dan Spoelhok (Tempat cuci alat)
12. Kantor
13. Gudang
14. Kamar tunggu
15. Ruang sterilisasi
16. Ruang Formasi
17. Ruang Premedilasi
2.1.4 Persyaratan kamar operasi
Kamar operasi yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai
berikut:
1. Letak
Letak kamar operasi berada di tengah-tengah rumah sakit, berdekatan
dengan Instalasi Rawat Darurat, ICU dan unit radiologi.
b. Ada ruang persiapan untuk serah terima pasien dari perawat ruangan
kepada perawat kamar operasi.
p. Mesin Vitrectomi
q. Microscope
r. Monitor TV
s. Mesin Crioteraphy
21. Putar dan gosok ujung jari-jari dan jempol tangan kanan ke depan dan
kebelakang pada permukaan talapak tangan kiri dan sebaliknya.
22. Bilas dengan air bersih yang mengalir dan posisi jari tangan lebih tinggi dari
posisi siku.
23. Hindarkan tangan yang sudah dicuci tersentuh dengan benda disekitarnya.
24. Setelah selesai mencuci tangan, keringkan dengan handuk steril satu persatu
dari ujung jari menuju ke lengan dengan cara memutar pada tangan kanan
dan sebaliknya, kemudian handuk dipisahkan dari benda steril.
25. Posisi tangan setelah cuci tangan harus lebih tinggi dari siku tangan.
2.6 Memakai Gaun Bedah
2.6.1 Pengertian
Adalah memakai / memasang baju steril pada diri sendiri atau orang lain
setelah cuci tangan, dengan prosedur tertentu agar lokasi pembedahan bebas dari
mikroorganisme.
2.6.2 Tujuan
1. Untuk menghindari kontaminasi.
2. Agar tidak terjadi pada luka operasi.
3. Agar lokal pembedahan dalam keadaan aseptik.
2.6.3 Persiapan
1. Baju steril dalam bungkusan set steril.
2. Teman kerja (perawt sirkulasi) untuk membantu mengikat tali baju.
2.6.4 Pelaksanaan
1. Memakai baju steril untuk baju sendiri :
a. Cuci tangan dan pembedahan.
b. Buka bungkusan steril yang berisi baju steril oleh perawat sirkulasi
c. Ambil baju steril secara aseptic yaitu pegang baju pada garis leher
bagian dalam dengan menggunakan tangan kiri dan posisi tangan
kanan tetap setinggi bahu.
d. Buka lipatan baju dengan cara melepaskan again yang terjepit tangan
dan jangan sampai terkontaminasi.
e. Tangan kiri tetap memegang bagian leher baju kanan dan masukkan
tangan kanan ke lubang lengan baju kanan, diikuti dengan tangan kiri
dimasukkan ke lengan kiri.
f. Perawat sirkulasi berdiri dibelakangnya untuk membantu mengikat
tali baju dengan menarik bagian belakang leher baju.
g. Buka tali ikat pinggang, berikan salah satu ujung tali tersebut pada
perawat sirkulasi.
h. Dengan korentang tali tersebut terjepit, orang yang memakai baju
memutarkan badannya, kemudian mengambil tali dari jepitan serta
mengikat tali tersebut. Pada saat memutar tidak boleh terjadi
kontaminasi.
1. Memakaikan pada orang lain
a. Setelah kita memakai baju dan sarung tangan steril ambil baju dengan
menggunakan bagian luarnya.
b. Buka lipatan gaun dengan hati-hati dengan memegang pada leher.
c. Buka lubang masuk tangan dengan sisi dalam menghadap pada yang
akan dipasang, lakukan dengan hati – hati sehingga tidak menyentuh
tangan.
d. Pertahankan tangan kita pada area luar gaun dengan lindungan lengan
gaun, hadapkan sisi gaun pada yang dipasang, dia akan memasukkan
tangannya pada gaun masuk.
e. Setelah tangan kanan dan kiri masuk, sambil diangkat kedua lengan
dirinetangkan supaya gaun masuk. Perawat sirkulasi membantu dari
sisi dalam dan kemudian mengikat tali gaun. Buka ikat pinggang lalu
berikan salah satu pada yang dipasang dan disuruh berputar dan
berikan dan diikat.
2.7 Memakai sarung tangan steril
2.7.1 Pengertian
Adalah memasang sarung tangan steril pada tangan sendiri atau oranng
lain yang dicuci dengan prosedur tertentu.
2.7.2 Tujuan
1. Untuk menghindari kontaminasi.
2. Untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka operasi.
2.7.3 Persiapan
Sarung tangan steril sesuai ukuran pada tempatnya.
2.7.4 Pelaksanaan
1. Teknik memakai sarung tangan sendiri
1. Teknik memakai sarung tangan terbuka
1) Dengan tangan kiri, ambilah sarung tangan kanan pada lipatan,
kemudian memasukan tangan kanan.
2) Tangan kanan mengambil sarung tangan kiri dengan
menyelipkan jari-jari di bawah lipatan sarung tangan tersebut.
3) Cuff baju (ujung lengan baju) harus masuk kedalam sarung
tangan tersebut. Kita harus ingat bahwa tangan kita sudah steril,
maka harus hati-hati tidak boleh terkontaminasi
2. Teknik memakai sarung tangan tertutup
1) Buka tangan kiri yang sudah memakai gaun bedah sebatas
kelihatan jari saja, tangan kanan tetap tertutup dalam cuff gaun
bedah, tangan kanan mengambil sarung tangan steril bagian kiri
dan letakkan di atas telapak tangan kiri.
2) Bagian jari tangan kiri yang sudah terbuka, masukkan ke dalam
sarung tangan tersebut, kemudian tangan kanan menarik pangkal
sarung tangan bagian luar/bagian punggung untuk menutupi
bagian punggung jari tangan kiri tersebut. Setelah tertutup
langkah selanjutnya menarik pangkal sarung tangan bagian
dalam/bagian telapak tangan untuk menutupi bagian telapak jari
kiri tersebut.
3) Setelah tertutup bagian jari, dengan menggunakan tangan kanan
yang masih tertutup, tarik lengan lengan gaun bedah tangan kiri
bersamaan dengan pangkal sarung tangan tarik mendekati tubuh
Catatan
1. Ukuran sarung harus sesuai dengan ukuran tangan pemakai
2. Ukuran sarung tangan orang asia dimulai dari ukuran 5,5 sampai dengan 8,5
i) Eye spekulum : 1
ii) Colibri : 1
iii) Gunting konjungtiva : 1
iv) Gunting kornea : 1
v) Gunting vanas : 1
vi) Blade holder : 1
vii) Needle holder makro : 1
viii) Needle holder mikro : 1
ix) Tying lurus : 1
x) Lens loop : 1
xi) Sinsky : 1
(1) Gunting preparasi : 1
(2) Gunting metzemboun : 1
(3) Gunting benang : 1
12) Nald voelder : 2
13) Macam-macam wound haag :
a) Wound haag gigi 4 tajam : 2
b) Wound haag gigi 4 tumpul : 2
c) Wound haag rowhaag : 2
d) Langen back : 2
b. Instrument tambahan
Alat-alat yang digunakan untuk tindakan pembedahan yang sifatnya
kompleks dalam macam dan jenis pembedahannya. Instrumen
tambahan pada :
1). Instrument Eviserasi :
a). Dock Klem 1 buah
b). Eye spreader 1 buah
c). Hand Mess No 3 Pisau No 15 1 buah
d). Gunting Kornea Sklera 1 buah
e). Gunting Konjungtiva 1 buah
8. Kantor
Ruangan ini selain tempatnya kepala instalasi juga merupakan tempat
informasi, agar tahu siapa saja yang masuk dalam kamr bedah, juga tempat
dimana pemesanan alat operasi dan jadwal operasi dapat dilihat.
glands.
8) Posisi lateral Operasi paru-paru, oesopagus, operasi daerah
bahu, sebelah dada, pinggang, operasi femur, hip
joint (panggul).
9) Posisi Neprolithotomy Operasi ginjal, adrenal glands.
10) Posisi Jeck-knife Operasi rectum, anus, daerah sacrum
11) Posisi Mukhammedien Operasi spinal column (sum-sum tulang).
12) Posisi Situng Operasi otak, cervical Vertebrae, operasi
tonsillectomy.
BAB 3
INSTRUMENTASI TEKNIK
3.1 Pengertian
Merupakan metode atau cara praktis dalam menyiapkan, merencanakan,
mengatur, melaksanakan, dan memantau instrument atau bahan yang akan
digunakan dan sesuai dengan jenis operasi.
3.2 Tujuan
3.2.1 Tujuan umum
1. Memperlancar jalannya tindakan pembedahan
2. Mencegah terjadinya infeksi
3. Agar petugas mengetahui prinsip-prinsip aseptic dan antiseptic yang harus
dilakukan di kamar operasi
3.2.2 Tujuan khusus
1. Agar perawat instrument dapat mengerti persiapan instrument secara
menyeluruh sesuai dengan tindakan pembedahan
2. Agar perawat instrument dapat mengatur posisi/letak alat atau instrument
sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat memudahkan tindakan
pembedahan
3. Agar perawat instrument tahu dan mengerti langkah-langkah yang akan
dilakukan oleh operator selama pembedahan
3.3 Persiapan
3.3.1 Persiapan pasien
Sesaat setelah pasien datang diruang persiapan kemudian dipindahkan ke
brancard agar mengganti baju khusus ruang operasi, pengecekan status (informed
concern) pengecekan persiapan fisik pasien (puasa) Untuk Pasien GA
mengecekan dan mencatan obat-obatan yang dibawah, cairan, darah K/P.
Menggunakan gigi palsu atau tidak. Setelah pasien dipindahkan kemeja operasi
dan sebelum dilakukan tindakan anaesthesi. Sebaiknya dilakukan fiksasi.
32
34
35
Langkah fiksasi ini bertujuan agar menghindari pasien jatuh karena tidak
sadar akibat pengaruh dari obat anaesthesi. Pengaturan atau perubahan posisi
tubuh dilakukan sesuai dengan macam tindakan operasi yang akan dilakukan
Perubahan posisi yang dimaksud sesuai dengan tindakan yang dilakukan
operator operasi. Selama ini perubahan posisi sering dilakukan adalah posisi
tergantung dan kepala extensi desinfeksi lapangan operasi dan pemasangan linen
steril pada pasien (draping) dilakukan untuk membersempit lapangan operasi yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau infeksi pada luka operasi.
Sesaat setelah dan atau penjahitan luka operasi, perawat instrument segera
melakukan perawatan luka secara aseptik, yang sebelumnya membersihkan dan
mengeringkan bekas darah disekitarnya.
3.3.2 Persiapan alat
Perawat kamar operasi sebaiknya mengetahui dan dapat menyiapan
instrument set mulai dari instrument dasar sampai instrument tambahan sesuai
dengan macam dan jenis operasi yang akan dilakukan
Selain itu perawat instrument juga bertanggung jawab menyiapkan linen
set steril. Handschoen steril bermacam-macam ukuaran, kasa, dan depres steril.
Selang section dan senur diatermi steril. Mangkok atau cucing atau bengkok.
Steril. bahan desinfeksi/ antiseptik, mes operasi sesuai kebutuhan dan berbagai
perlengkapan standart lain perlu dicatat dicatat, bahwa serangkaian pekerjaan
tersebut harus dilakukan sebelum operasi mulai dilakukan
Sesaat sebelum operasi, perawat instrument meneliti dan mengitung
jumlah alat dan bahan yang akan dipergunakan, kemudian menyiapkan dan
mengatur instrument dimeja mayo (setelah melakukan cuci tangan dan
mengunakan gaun operasi, serta handschoen steril) selama berlangsung
pembedahan. Perawat isntrument tetap melakukan pemeliharaan dan perawatan
alat, serta atau bahan yang dipergunakan. Begitu pula sesaat sebelum penjahitan
luka operasi dan sesaat sesudah operasi perawat instrument melakukan
pengecekan kelengkapan alat dan bahan yang digunakan serangkaian pekerjaan
tersebut merupakan tetap yang wajib dilakukan untuk mencegah terjadinya corpus
alineum atau tertingalnya. Alat dan bahan didalam anggota tubuh pasien yang di
operasi
3.4 Pelaksanaan
Pelaksanaan atau tata cara kerja perawat instrument merupakan tindakan
yang dilakukan perawat instrument pada waktu sebelum, selamadan sesaat
sesudah operasi di lingkungan kamar operasi, tugas dan tanggung jawab yang
dilakukannya adalah menyiapkan ruangan pasien, personil maupun alat
instrument dan bahan kebutuhan lainnya. Semua ini, tentu disesuaikan dengan
macam dan jenis operasi yang akan dilakukan para operator bedah.
BAB 4
INSTRUMENTASI TEKNIK BEDAH MATA
37
38
10. Myostat
11. Blood set
12. Handle mikroskop
13. Cotton buds besar & kecil
14. Senur diathermi
2. Meja mayo
Meja operasi yang sudah beralaskan sarung mayo dan doek kecil 3
lapis / 1 duk besar yang dilipat.
Untuk persiapan alat antara lain :
a. Doek kecil (l)
b. Cucing berisi larutan BSS
c. Spuit l0 cc, 5 cc, 3 cc, 1 cc (sudah berisi obat)
d. Cotton buds, kassa
e. Benang side 4/0 tapper (k/p)
f. Benang nylon 10/0 spatula
g. Xylocane 2 %
h. Eye spreader (1)
i. PisauKeratom 2,75 mm (1)
j. Gunting koncjungtiva (1)
k. Colibri (1)
l. Pisau second 15% (k/p)
m. Nedle holder makro (1)
n. Nedle holder mikro (1)
o. Gunting kornea sklera kanan/kiri (l/1)
p. Tying lurus/bengkok (1/1)
q. Muscle hook (1)
r. Lens loop (1)
s. Sinskey (1)
t. Koglen (l)
u. Iris spatula (1)
37. Pasien diberitahu bahwa operasi telah selesai dan pasien dirapikan,
kemudian diserah terimakan ke ruang rr.
38. Alat dibersihkan, dicuci, dikeringkan dan dipacking siap untuk disteril
lagi.
39. Perawat cuci tangan.
4.2.1 Pengertian
Suatu cara instrumentasi pada pasien dengan katarak yang
dilakukan tindakan operasi phakoemulsifikasi dengan IOL.
4.2.2 Tujuan
1. Memperlancar jalannya operasi
2. Dapat mempertahankan kesterilan alat-alat instrument
3. Dapat mengatur alat-alat secara sistematis di meja mayo
4. Mempertahankan posisi pasien selama pembedahan
4.2.3 Persiapan operasi
1. Pasien datang membawa surat pengatar operasi dari dokter/status pasien
sesuai dengan jadwal operasi.
2. Pasien atau keluarga sudah menandatangani surat persetujuan operasi.
3. Mengukur tanda-tanda vital pasien dan tekanan intra okuli (diharapkan
dalam batas normal).
4. Keadaan umum baik.
5. Menggunting bulu mata hingga bersih dengan cara gunting yang akan
dipakai diolesi dengan salep gentamicin, agar bulu mata yang digunting
menempel pada gunting tersebut dan tidak masuk kedalam mata
6. Semua barang berharga dan perhiasan dilepas dan diserahkan kembali
kepada keluarga
7. Ganti baju pasien dengan baju opersai
8. Mata yang akan dioperasi ditetesi dengan pantocain 0,5 % sebanyak 1-2
tetes, kemudian mydriatil 0,5% -1% dan efrisel 10% sebanyak 1-2 tetes.
Apabila pupil belum lebar maka ditetesi kembali dengan mydriatil 0,5% saja
setiap 5 menit sampai pupil lebar, selanjutnya mata dibebat kasa.
9. Sebelum masuk kamar operasi, pasien dianjurkan buang air kecil terlebih
dahulu.
10. Beritahukan kepada pasien semua tindakan yang akan dilakukan terlebih
dahulu dan lakukan time out.
1. Persiapan alat
1. Alat non steril
1) Bantal bundar/donat untuk menahan kepala
2) Mesin phakoemulsi
3) Meja operasi
4) Meja linen
5) Meja instrument
6) Meja mayo
7) Monitor TV
8) Mikroskop operasi
9) O2 dan selang canule
10) Kursi
11) Plester & gunting
12) Eye shield
13) Tempat sampah
14) Pantocain 0,5%
15) mydriatil 0,5%-1%
16) efrisel 10%
17) xylocain 2%
18) garamycin 80 mg ampul
19) dexamethasone ampul
20) IOL (sesuai ukurean) + catridge
21) Gentamycin zalf 0,3 %
2. Alat steril
1. Set linen steril
2. Cucing 3 :
a. Untuk larutan bethadine 10%
b. Untuk larutan BSS
3. Spuit 10 cc : 2
a. Untuk larutan bethadine 5%
b. Untuk larutan BSS
4. Spuit 5 cc: 2
a. Untuk irigasi aspirasi
b. Untuk hidroseksi / udara
5. Spuit 3 cc : 2
a. Untuk xylocaine 2 %
b. Untuk garamycin : dexamethasone (1 : 1)
6. Spuit 1 cc : 4
a. Untuk myostat 0,3 -0,4 cc
b. Untuk tripan blue 0,3 -0,4 cc
c. Untuk antibiotika 0,3 -0,4 cc
d. Untuk capsulotomy / CCC (circulair curved linear
capsularhecxis)
7. Handscoen (sesuai ukuran)
8. Healon / visco elastis
9. Eye draple
10. Myostat
11. Blood set
12. Handle mikroskop
13. Cotton buds besar & kecil
3. Meja mayo
Meja operasi yang sudah beralaskan sarung mayo dan doek kecil 3
lapis / 1 duk besar yang dilipat.
Untuk persiapan alat antara lain :
a. Doek kecil (l)
b. Cucing berisi larutan BSS
c. Spuit l0 cc,5 cc,3 cc, I cc (sudah berisi obat)
d. Cotton buds, kassa
4.3.1 Pengertian :
Suatu cara instrumentasi pada operasi trabeculotomy umummya
digunakan untuk pasien yang glaucoma.
4.3.2 Tujuan :
1. Memperlancar jalannya operasi
2. Dapat mempertahankan kesterilan alat-alat instrument
3. Dapat mengatur alat-alat secara sistematis di meja mayo
4. Mempertahankan posisi pasien selama pembedahan.
4.3.3 Persiapan
1. Pasien :
1) Pasien datang membawa surat pengatar operasi dari dokter / status
pasien sesuai dengan jadwal operasi.
2) Pasien atau keluarga sudah menandatangani surat persetujuan
operasi.
3) Mengukur tanda-tanda vital pasien dan tekanan intra okuli
(diharapkan dalam batas normal).
4) Keadaan umum baik.
5) Semua barang berharga dan perhiasan dilepas dan diserahkan
kembali kepada keluarga
6) Ganti baju pasien dengan baju pasien operasi
7) Sebelum masuk kamar operasi, pasien dianjurkan buang air kecil
terlebih dahulu.
8) Beritahukan kepada pasien semua tindakan yang akan dilakukan
terlebih dahulu dan lakukan time out.
2. Anastesi :
1. Anestesi topikal : xylocane 2 %
2. Anestesi lokal : Iidokain 2 %
(Teknik : retrobulbair, peribulbair, infiltrasi sub konjunctiva)
3. Anestesi general.
3. Alat :
a. Non Steril :
1. Eye shield
2. Mikroskop operasi
3. Meja operasi
4. meja linen
5. Meja instrumen
6. Meja mayo
7. Lampu operasi
8. 02 + canule O2
9. Kursi operator dan asisten
10. Tempat sampah
11. Plester dan gunting
12. Bethadine 10 %
13. Alkohol 70%
14. Aquabidest steril
15. Cairan BSS
16. Gentamicyn zalf 0,3 %
17. Garamicyne 80 mg ampul
18. Kalmethasone ampul
19. Spuit 3 cc, l0 cc
b. Steril :
1. meja linen : 1 set linen steril
2. meja mayo :
a. Eye speculum (1)
b. Gunting conjunctiva (1)
c. Needle holder (1)
d. Colibry (l)
e. Gunting Vanas (1)
f. Pincet Iris (l)
8. Perawat membersihkan kelopak mata dan bulu mata dari bethadine solution
dengan menggunakan kasa dan cotton buds steril.
9. Perawat memasang steril draple dengan bagian kantong pada daerah
temporal mata yang akan dioperasi.
10. Perawat menggunting steril draple pada belahan kelopak mata dengan
gunting konjungtiva.
11. Meja mayo didekatkan dengan meja operasi dan tancapkan kabel diatermi.
12. Asisten memasang handle mikroskop steril dan mengatur posisi cahaya.
13. Perawat memberitahukan instrumen sudah siap.
14. Perawat menetesi mata yang akan dioperasi dengan xylocaine 2% sebanyak
1-2 tetes.
15. Operator memasang eye spreader pada mata yang akan dioperasi. Operator
mendesinfeksi bola mata dengan larutan bethadine 5% kemudian
dibersihkan / dibilas dengan larutan BSS menggunakan spuit 10 cc.
16. Operator membuat flap konjunctiva limbal based dibagian nasal superior
dengan menggunakan cresent.
17. Memberikan diathermi bipolar kepada operator untuk merawat perdarahan
dibagian nasal superior untuk lokasi flap sklera.
18. Operator membuat flap sklera dengan cresent ukuran 4 x 4 x 4 mm bentuk
segitiga atau segi empat ke anterior sampai batas korneosklera warna abu-
abu
19. Operator melakukan trabeculectomy l x l x l mm dengan menggunakan
cresent/ blude.
20. Operator melakukan iridectomy dengan gunting vanas.
21. Memberikan needle holder dan colibry kepada operator untuk menjahit flap
konjunctiva 3 buah dengan benang vicryl 8/0 atau nylon l0/0 spatula.
22. Operator memberikan tetes atropine 1 %, injeksi dexamethasone dan
gentamicyne ( a : a ) secara sub konjuntiva, kemudian memberikan zalf
antibiotika (gentamicyn 0,3 %).
23. Eye spreader dilepas oleh operator.
24. Perawat melepas eye draple, doek kecil, canule 02 dan eye shield.
25. Membersihkan daerah wajah dan kelopak mata kemudian mata yang sudah
dioperasi dibebat dengan kasa steril dan hypafik. Pasien diberitahu bahwa
operasi telah selesai dan pasien dirapikan,kemudian dikembalikan ke RR.
26. Alat dibersihkan, dicuci, dikeringkan dan dipacking siap untuk disterilisasi.
27. Cuci tangan.
4.4.1 Pengertian :
Suatu cara instrumentasi pada operasi untuk mengambil iris yang
bertujuan untuk mengurangi tekanan di dalam bola mata.
4.4.2 Tujuan :
1. Memperlancar jalannya operasi
2. Dapat mempertahankan kesterilan alat-alat instrument
3. Dapat mengatur alat-alat secara sistematis di meja mayo
4. Mempertahankan posisi pasien selama pembedahan
4.4.3 Persiapan
1. Pasien :
1) Pasien datang membawa surat pengatar operasi dari dokter / status
pasien sesuai dengan jadwal operasi.
2) Pasien atau keluarga sudah menandatangani surat persetujuan
operasi.
3) Mengukur tanda-tanda vital pasien dan tekanan intra okuli
(diharapkan dalam batas normal).
4) Keadaan umum baik.
5) Semua barang berharga dan perhiasan dilepas dan diserahkan
kembali kepada keluarga
6) Ganti baju pasien dengan baju pasien operasi
7) Sebelum masuk kamar operasi, pasien dianjurkan buang air kecil
terlebih dahulu.
8) Beritahukan kepada pasien semua tindakan yang akan dilakukan
terlebih dahulu dan lakukan time out.
2. Anastesi :
1. Anestesi topikal : xylocane 2 %
2. Anestesi lokal : Iidokain 2 %
(Teknik : retrobulbair, peribulbair, infiltrasi sub konjunctiva)
3. Anestesi general.
3. Alat :
a. Non Steril :
1. Eye shield
2. Mikroskop operasi
3. Meja operasi
4. meja linen
5. Meja instrumen
6. Meja mayo
7. Lampu operasi
8. 02 + canule O2
9. Kursi operator dan asisten
10. Tempat sampah
11. Plester dan gunting
12. Bethadine 10 %
13. Alkohol 70%
14. Aquabidest steril
15. Cairan BSS
16. Gentamicyn zalf 0,3 %
17. Garamicyne 80 mg ampul
18. Kalmethasone ampul
19. Spuit 3 cc, l0 cc
b. Steril :
1. meja linen : 1 set linen steril
2. meja mayo :
a. Eye speculum (1)
b. Gunting conjunctiva (1)
c. Needle holder (1)
d. Colibry (l)
e. Gunting Vanas (1)
f. Pincet Iris (l)
4.5.1 Pengertian
Suatu cara instrumentasi sederhana yang digunakan untuk mengeluarkan
lensa dari camera oculi anterior.
4.5.2 Tujuan
1. Memperlancar jalannya operasi
2. Dapat mempertahankan kesterilan alat-alat instrument
3. Dapat mengatur alat-alat secara sistematis di meja mayo
4. Mempertahankan posisi pasien selama pembedahan
4.5.3 Persiapan.
1. Pasien Pre Op
1) Pasien datang membawa surat pengatar operasi dari dokter/status
pasien sesuai dengan jadwal operasi.
2) Pasien atau keluarga sudah menandatangani surat persetujuan operasi
(inform consent).
3) Mengukur tanda-tanda vital pasien dan tekanan intra okuli (diharapkan
dalam batas normal).
4) Keadaan umum baik.
5) Menggunting bulu mata hingga bersih dengan cara gunting yang akan
dipakai diolesi dengan salep gentamicin, agar bulu mata yang
digunting menempel pada gunting tersebut dan tidak masuk kedalam
mata
6) Semua barang berharga dan perhiasan dilepas dan diserahkan kembali
kepada keluarga
7) Ganti baju pasien dengan baju operasi.
8) Mata yang akan dioperasi ditetesi dengan pantocain 0,5 % sebanyak 1-
2 tetes, kemudian mydriatil 0,5% -1% dan efrisel 10% sebanyak 1-2
tetes. Apabila pupil belum lebar maka ditetesi kembali dengan
mydriatil 0,5% saja setiap 5 menit sampai pupil lebar, selanjutnya mata
dibebat kasa.
9) Sebelum masuk kamar operasi, pasien dianjurkan buang air kecil
terlebih dahulu.
10) Beritahukan kepada pasien semua tindakan yang akan dilakukan
terlebih dahulu dan lakukan time out.
2. Alat Non Steril
1) Bantal bundar/donat untuk menahan kepala
2) Mesin Diatermi (Bipolar)
3) Meja Operasi
4) Meja Linen
5) Meja Instrument
6) Meja Mayo
7) Monitor TV
8) Mikroskop Operasi
9) O2 Dan Selang Canule
10) Kursi
11) Plester & Gunting
12) Eye Shield
13) Tempat Sampah
14) Pantocain 0,5%
15) Mydriatil 0,5%-1%
16) Efrisel 10%
17) Xylocain 2%
18) Garamycin 80 Mg
19) Dexamethasone
20) Myostat
21) Tripan Blue
22) Viscoelastis (Healon)
23) Gentamycin zalf 0,3 %
3. Alat steril
1. Set linen steril
2. Cucing 3 :
a. Untuk larutan bethadine 10%
b. Untuk larutan BSS
c. Untuk tempat symco
3. Spuit 10 cc : 2
a. Untuk larutan bethadine 5%
b. Untuk larutan BSS
4. Spuit 5 cc : 2
a. Untuk irigasi aspirasi
b. Untuk hidroseksi
5. Spuit 3 cc : 2
a. Untuk xylocaine 2 %
b. Untuk garamycin : dexamethasone (1 : 1)
6. Spuit 1 cc : 4
a. Untuk myostat 0,3 -0,4 cc
b. Untuk tripan blue 0,3 -0,4 cc
c. Untuk antibiotika 0,3 -0,4 cc
d. Untuk capsulotomy.
7. Handscoen (sesuai ukuran)
8. Healon / visco elastis
9. Eye drapp
10. Myostat
11. Blood set
12. Handle mikroskop
13. Cotton buds besar & kecil
14. Senur diathermi
3. Meja mayo
Meja operasi yang sudah beralaskan sarung mayo dan doek kecil 3
lapis / 1 duk besar yang dilipat.
Untuk persiapan alat antara lain :
a. Doek kecil (l)
b. Cucing berisi larutan BSS
c. Spuit l0 cc,5 cc,3 cc, I cc (sudah berisi obat)
d. Cotton buds, kassa
e. Benang nylon 10/0 spatula
f. Xylocane 2 %
g. Eye spreader (1)
h. PisauKeratom 2,75 mm (1)
i. Colibri (1)
j. Pisau second 15% (k/p)
k. Nedle holder mikro (1)
l. Tying lurus/bengkok (1/1)
m. Sinskey (1)
n. Koglen (l)
o. Iris spatula (1)
p. Gunting vanas (1)
q. Utrata (1)
r. Symco (1)
4.5.4 Cara Kerja :
1. Pasien dimasukkan kedalam kamar operasi dan dibaringkan di rneja operasi,
dengan beralaskan bantal donat sampai posisi terasa enak dan nyaman.
2. Memasang selang o2 lt / mnt.
3. Memberikan tetes xylocaine 2% sebanyak 1-2 tts pada kedua mata dan
mernasang eye shield / dop mata pada mata yang tidak dioperasi.
4. Perawat dan dokter cuci tangan dengan cara fuerbringer dan
dikeringkan dengan washlap steril.
5. Perawat dan dokter memakai gaun dan handscoen steril
4.6.1 Pengertian
Suatu cara instrumentasi pada operasi pengeluaran isi bola mata
meliputi kornea, iris, pupil, lensa, vitreus, retina, koroid yang hanya menyisakan
sklera dan konjungtiva untuk menghilangkan sumber infeksi pada bola mata.
4.6.2. Tujuan
1. Memperlancar jalannya operasi.
2. Mempertahankan alat instrument tetap steril.
3. Dapat mengatur alat secara sistematis di meja mayo.
4. Mempertahankan posisi pasien selama pembedahan.
4.6.3. Persiapan Anastesi
General Anastesi.
4.6.4. Persiapan Alat
1. Alat Non Steril
1) Meja operasi
2) Meja instrumen
3) Meja linen
4) Meja mayo
5) Lampu operasi
6) Bantal donat untuk menahan kepala
7) Mesin diatermi dan plate diatermi
8) Kursi
9) Plester dan gunting
10) Tempat sampah
2. Alat Steril
1. Doek klem (1)
2. Eye spreader (1)
3. Tangkai pisau no.3 dan pisau no.15
4. Gunting korneo sklera (1)
4.7.1. Pengertian
Suatu cara melakukan teknik instrumentasi pada operasi
pengangkatan bola mata dari palpebra sampai tulang orbita.
4.7.2. Tujuan
1. Memperlancar jalannya operasi.
2. Mempertahankan alat instrument tetap steril.
3. Dapat mengatur alat secara sistematis di meja mayo.
4. Mempertahankan posisi pasien selama pembedahan.
4.7.3. Persiapan
1. Pasien
1) Pasien datang membawa surat pengantar operasi dari dokter / status
pasien sesuai jadwal operasi.
2) Pasien atau keluarga sudah menandatangani surat persetujuan operasi.
3) Mengukur tanda-tanda vital.
4) Keadaan umum pasien baik.
5) Semua barang berharga dan perhiasan dilepas dan diserahkan pada
keluarga.
6) Mata yang akan dioperasi dibebat kasa.
7) Pasien memakai pakaian khusus kamar bedah.
8) Pasien diantarkan ke ruang premedikasi.
9) Pasien dipersilahkan berbaring.
10) Pasien dianjurkan buang air kecil terlebih dahulu sebelum masuk
kamar operasi.
11) Semua tindakan yang dilakukan pada pasien harus diberitahu terlebih
dahulu.
2. Anastesi
Pasien dianastesi general.
3. Alat
1. Non Steril
a. Meja Operasi
b. Meja linen
c. Meja instrument
d. Meja mayo
e. Lampu operasi
f. Kursi
g. Tempat sampah
h.Plester dan gunting
i. Betadine 10 %
j. Alkohol 70 %
k. Cairan RL
2. Steril :
1. Meja linen
1. Set linen steril
2.Meja mayo
1. Doek Klem (3)
2. Cucing (2)
3. Hand vet mess no.3 dan nmess no.15.
1. Langenbeck kecil (2)
2. Hak gigi 2 tumpul (2)
4. Gunting metzenbaum (10)
5. Gunting prepare kecil lancip (1)
6. Gunting benang (1)
7. Pincet anatomis kecil (2)
8. Pincet cirurgis kecil (2)
9. Arteri klem
10. Kocker kecil (2)
11. Krom klem (2)
12. Rasparatorium kecil (1)
13. Spatel (1)
4.8.1. Pengertian
Suatu cara instrumentasi teknik pada pasien yang akan dilakukan operasi
keratoplasty (mengganti kornea yang rusak).
4.8.2. Tujuan
1. Memperlancar jalannya operasi.
2. Mempertahankan alat instrument tetap steril.
3. Dapat mengatur alat secara sistematis di meja mayo.
4. Mempertahankan posisi pasien selam pembedahan.
4.8.3. Persiapan
1. Pasien
1) Pasien datang membawa surat pengantar operasi dari dokter/ status
pasien sesuai jadwal operasi.
2) Pasien atau keluarga sudah menandatangani surat persetujuan operasi.
3) Mengukur tanda-tanda vital.
4) Keadaan umum pasien baik.
5) Semua barang berharga dan perhiasan dilepas dan diserahkan pada
keluarga.
6) Mata yang akan dioperasi dibebat kasa.
7) Pasien memakai pakaian khusus kamar bedah.
8) Pasien diantarkan ke ruang premedikasi.
9) Pasien dipersilahkan berbaring.
10) Pasien dianjurkan buang air kecil terlebih dahulu sebelum masuk
kamar operasi.
11) Semua tindakan yang dilakukan pada pasien harus diberitahu terlebih
dahulu.
2. Anastesi
Pada pasien dilakukan general anastesi.
3. Alat
1. Non Steril :
1. Meja operasi
2. Meja linen
3. Meja operasi
4. Meja mayo
5. Lampu operasi
6. Mesin diatermi
7. Kursi
8. Tempat sampah
9. Plester dan gunting
2. Steril :
1. Meja linen : 1 paket linen steril
2. Meja mayo :
1. Eye spreader (1)
2. Pisau 15
3. Tying lurus dan bengkok (1/1)
4. Colibri (1)
5. Keratoplasty trepine (berbagai ukuran)
6. Trepan block (1)
7. Gunting korneo sklera (1)
8. Gunting vanas (1)
9. Needle holder mikro (1)
10. Cucing (1)
11. Benang Ethilon 10-0
12. Betadine 10 %
13. Cairan RL
14. Spuit 3 cc dan 10 cc
15. Gentamycin zalf 0,3 %
16. Eye draple
15. Pada donor bola mata,operator membuat irisan 1 mm dari limbus dengan
pisau 15º menembus bola mata lalu dilanjutkan digunting melingkar sampai
kornea lepas seluruhnya.
16. Operator meletakkan kornea donor secara terbalik pada trepan block.
17. Dengan trepan yang sama ukurannya, kornea ditembus dengan cara ditekan
kuat-kuat.
18. Operator memindahkan kornea donor ke mata pasien yang telah diambil
korneanya.
19. Operator melakukan jahitan fiksasi dengan ethylon 10-0 memakai needle
holder dan tying bengkok yang dimulai pada jam 12, 3, 6, 9 lalu dilanjutkan
dengan jahit menyeluruh pada bagian tepi kornea secara melingkar.
20. Operator memberikan injeksi cefuroxim 750 mg sebanyak 0,3-0,4 cc.
21. Operator memberikan injeksi gentamycin 1 ampul dan dexamethasone 1
ampul (1:1).
22. Perawat memberikan gentamycin zalf 0,3 %.
23. Operator melepas eye spreader.
24. Perawat membersihkan mata dan daerah sekitarnya dari sisa betdine lalu
dikeringkan dengan kasa kering, mata dibebat dengan kasa dan difiksasi
dengan hipavix.
25. Pasien dirapikan.
26. Alat dicuci,dikeringkan,dipacking dan disterilkan.
4.9.1. Pengertian
Suatu cara instrumentasi teknik pada pasien dengan ablasio retina.
4.9.2. Tujuan
1. Memperlancar jalannya operasi.
2. Mempertahankan alat instrument tetap steril.
3. Dapat mengatur alat secara sistematis di meja mayo.
4. Mempertahankan posisi pasien selama pembedahan.
4.9.3. Persiapan
1. Pasien
1) Pasien datang membawa surat pengantar operasi dari dokter/ status pasien
sesuai jadwal operasi.
2) Pasien atau keluarga sudah menandatangani surat persetujuan operasi.
3) Mengukur tanda-tanda vital.
4) Keadaan umum pasien baik.
5) Semua barang berharga dan perhiasan dilepas dan diserahkan pada
keluarga.
6) Mata yang akan dioperasi dibebat kasa.
7) Pasien memakai pakaian khusus kamar bedah.
8) Pasien diantarkan ke ruang premedikasi.
9) Pasien dipersilahkan berbaring.
10) Pasien dianjurkan buang air kecil terlebih dahulu sebelum masuk kamar
operasi.
11) Semua tindakan yang dilakukan pada pasien harus diberitahu terlebih
dahulu.
2. Anastesi
Pada pasien dilakukan general anastesi.
3. Alat
1. Non Steril
1) Meja operasi
2) Meja linen
3) Mesin vitrektomi,diatermi dan laser.
4) Monitor TV
5) Meja instrumen
6) Meja mayo
7) Lampu operasi
8) Kursi
9) Tempat sampah
10) Plester dan gunting
2 . Steril
1. Meja linen : 1 paket linen steril.
2. Meja mayo :
1) Eye spreader (1)
2) Gunting konjungtiva (1)
3) Colibri (1)
4) Muscle hook (3)
5) Arteri klem pean lurus manis (1)
6) Jangka/ Kaliper (1)
7) Needle holder miko dan makro (1/1)
8) Tying lurus (1)
9) Pincet anatomis manis (1)
10) Pincet cirurgis manis (1)
11) Flute needle
12) Ikatur
13) Benang silk 3-0 tanpa jarum, mersilene 5-0, vicril 7-0 dan
vicryl 8-0 jarum cutting.
14) Penjepit plate / pinset plate dan plate berwarna silver
4.10.1 Pengertian
Suatu cara instrumentasi teknik pada pasien dengan pterigium.
4.10.2. Tujuan
1. Memperlancar jalannya operasi.
2. Mempertahankan alat instrument tetap steril.
3. Dapat mengatur alat secara sistematis di meja mayo.
4. Mempertahankan posisi pasien selama pembedahan.
4.10.3. Persiapan
1. Pasien
1) Pasien datang membawa surat pengantar operasi dari dokter/ status
pasien sesuai jadwal operasi.
2) Pasien atau keluarga sudah menandatangani surat persetujuan operasi.
3) Mengukur tanda-tanda vital.
4) Keadaan umum pasien baik.
5) Semua barang berharga dan perhiasan dilepas dan diserahkan pada
keluarga.
6) Mata yang akan dioperasi dibebat kasa.
7) Pasien memakai pakaian khusus kamar bedah.
8) Pasien diantarkan ke ruang premedikasi.
9) Pasien dipersilahkan berbaring.
10) Pasien dianjurkan buang air kecil terlebih dahulu sebelum masuk
kamar operasi.
11) Semua tindakan yang dilakukan pada pasien harus diberitahu terlebih
dahulu.
2. Anastesi
Anastesi Topikal.
Tetesi mata pasien yang akan dioperasi dengan pantocain 0,5 %
sebanyak 1-2 tetes.
3. Alat
1. Non Steril
1).Meja operasi
2).Meja linen.
3).Meja instrumen
4).Meja mayo
5).Lampu operasi
6).Kursi
7).Tempat sampah
8).Plester dan gunting
2.Steril
a.Meja linen : 1 paket linen
b.Meja mayo :
1).Doek klem (1)
2).Cucing (2)
3).Klem lurus (1)
4).Klem bengkok (1)
5).Eye spreader
6).Gunting tenotomi (undermain) (1)
7).Muscle hook (1)
8).Currete enukleasi (1)
9).Gunting metzenbaum (1)
10).Needle holder (1)
11).Kabel diatermi
12).Canule suction
13).Lidi waten,coton buds dan kasa
14).Benang: silk 4-0 dan vicryl 6-0
15).Gentamycin zalf 0,3 %
16).Nebacetine powder
17).Spuit 3 cc dan 10 cc
18).Pehacain 2 %
19).Betadine
20).Alkohol
21).Cairan RL
4.11.4. Cara Kerja
1. Pasien telentang dengan general anastesi.
2. Perawat ,asisten, dan operator cuci tangan dan memakai baju dan sarung
tangan steril.
3. Perawat mengatur instrumen di meja mayo dan meja instrumen sesuai
kebutuhan.
4. Perawat melakukan desinfeksi menggunakan betadine 10 % pada mata yang
akan dioperasi, kemudian dikeringkan dengan kasa kering.
5. Perawat melakukan drapping :
a. 2 Doek kecil dibawah kepala
b. 1 Doek besar dari leher sampai kaki
c. 1 Doek kecil disamping kanan
d. 1 Doek kecil disamping kiri
6. Perawat memasang kanul suction dan diatermi
7. Operator melakukan injeksi infiltrasi (pehacain 2 %)
8. Operator memasang eye spreader dan irigasi bola mata dengan betadine 5 %
kemudian dibilas dengan larutan RL.
9. Operator membuat flap konjungtiva mengelilingi limbus dan membuat
undermain sampai ke bagian posterior dengan menggunakan gunting
tenotomy dan pincet anatomis.
10. Operator mengidentifikasi empat otot rectus pada otot dekat inferiornya
dengan menggunakan muscle hook dan benang silk 4-0.
11. Operator memisahkan bola mata dari keempat otot rectusnya dan memotong
pada keempat insertionya.
12. Operator mengangkat bola mata dengan menggunakan sendok enuklean dan
memotong saraf optik dengan menggunakan gunting enukleasi
(metzenbaum).
13. Operator merawat perdarahan dengan kasa kering dan bila perlu
menggunakan diatermi.
14. Operator mengisi kantong konjungtiva dan tenon dengan nebacetin powder.
15. Operator mengikat empat otot ke tengah dengan benang silk 4-0
menggunakan needle holder.
16. Operator menjahit konjungtiva flap dengan benang vicryl 6-0.
17. Operator membuka eye spreader.
18. Operator mengoleskan gentamycin zalf pada luka bagian luar, kemudian
menutup luka dengan kasa (bebat tekan) dan difiksasi dengan hypavix.
19. Perawat membersihkan dan merapikan pasien.
20. Alat dicuci,dibersihkan,dikeringkan dan dipacking untuk disterilkan
kembali.
1).Meja operasi
2).Meja linen.
3).Meja instrumen
4).Meja mayo
5).Lampu operasi
6).Kursi
7).Tempat sampah
8).Plester dan gunting
b. Steril
1).Meja linen : 1 paket linen
2).Meja Mayo :
1).Eye spreader
2).Pincet cirurgis manis (2)
3).Pincet anatomis (1)
4).Gunting konjungtiva (1)
5).Guntingmetzenbaum (1)
6).Gunting benang/ Gunting lurus (1)
7).Klem arteri (1)
8).Klem buldog (2)
9).Spatel iris besar (1)
10).Jangka/ kaliper (1)
11).Needle holder (1)
12).Tying lurus dan bengkok (1/1)
13).Muscle hook (3)
14).Benang : Mersilene 5-0,Vicryl 6-0 dan Vicryl 8-0
15).Pehacain 2 %
16).Betadine
17).Alkohol 70 %
18).Cairan RL
19).Kasa,lidi waten dan cotton buds
20).Lidocain 2 %
21).Spuit 3 cc dan 10 cc
4.12.4 Cara Kerja
1. Pasien telentang dengan general anastesi.
2. Perawat ,asisten, dan operator cuci tangan dan memakai baju dan sarung
tangan steril.
3. Perawat mengatur instrumen di meja mayo dan meja instrumen sesuai
kebutuhan.
4. Perawat melakukan desinfeksi menggunakan betadine 10 % pada mata
yang akan dioperasi, kemudian dikeringkan dengan kasa kering.
5. Perawat melakukan drapping :
a. 2 Doek kecil dibawah kepala
b. 1 Doek besar dari leher sampai kaki
c. Doek kecil disamping kanan
d. 1 Doek kecil disamping kiri
6. Perawat memasang kanul suction dan diatermi.
7. Operator memberikan injeksi lidocain 2 % secara retrobulbair sebanyak 4
cc pada mata yang akan dioperasi (OS)
8. Operator memasang eye spreader dan melakukan desinfeksi bola mata
dengan larutan betadine 5 % kemudian dibilas dengan larutan RL.
9. Operator menjahit tegel dengan mersilene 5-0 pada jam 6 dan jam 12
dengan jarak ½ mm-1 mm dari limbus menggunakan needle holder dan
pincet rectus.
10. Operator melakukan peritomy konjungtiva dengan gunting konjungtiva
pada tangan kanan dan colibri pada tangan kiri.
11. Operator mengidentifikasi otot rectus lateralis menggunakan muscle hook.
12. Operator menjahit otot rectus lateralis + 1 ½ mm dari insersi otot dengan
vicryl 6-0,lalu rectus dijepit dengan klem dan dipotong.
13. Operator merawat perdarahan dengan diatermi.
14. Operator menjahit otot pada episklera (pada tempat insersi yang baru)
menggunakan vicryl 6-0.
15. Operator menjahit konjungtiva dengan vicryl 8-0,dan tegel dilepas.
16. Perawat memberikan gentamycin zalf lalu eye spreader dilepas oleh
operator.
17. Mata yang telah dioperasi ditutup dengan kasa dan difiksasi dengan
hipavix.
18. Pasien dibersihkan dan dirapikan.
19. Alat dicuci, dikeringkan, dipacking dan disterilkan.
20. Cuci tangan.
10) Beritahukan kepada pasien semua tindakan yang akan dilakukan terlebih
dahulu dan lakukan time out.
2. Persiapan alat
1) Alat Non Steril
1) Bantal bundar/donat untuk menahan kepala
2) Mesin diatermi (bipolar)
3) Maeja operasi
4) Meja linen
5) Meja instrument
6) Meja mayo
7) Monitor TV
8) Mikroskop operasi
9) O2 dan selang canule
10) Kursi
11) Plester & gunting
12) Eye shield
13) Tempat sampah
14) Pantocain 0,5%
15) mydriatil 0,5%-1%
16) efrisel 10%
17) xylocain 2%
18) garamycin 80 mg
19) dexamethasone
20) IOL (sesuai ukurean) + catridge
21) Gentamycin zalf 0,3 %
2. Alat steril
1. Set linen steril
2. Cucing 3 :
a. Untuk larutan bethadine 10%
b. Untuk larutan BSS
18. Operator memasang tegel (k/p) dengan benang zyde 4/0 lalu klem dgn
pean pada steril drapp.
19. Operator mcmbuat jarum capsulotomy yang diinginkan dengan
menggunakan spuit 1 cc dan nedle holder makro.
20. Operator melanjutkan melakukan peritomy koncjungtiva kemudian
merawat perdarahan dengan menggunakan diathermi bipolar.
21. Operator mernbuat incise 4 mm pada skelera dengan menggunakan pisau
no.15
22. Operator menggunakan cresent untuk membelah sclera menjadi 2 bagian
sampai limbus.
23. Operator membuat lubang second instrument dengan pisau slit /15°
24. Operator melakukan pengecatan dengan memasukkan tripan blue 0,3 - 0,4
cc setelah 20 detik operator membilas dengan larutan BSS dalam spuit 5
bc jarum healon setelah itu operator memberikan viscoelastis (healon)
dimasukkan kedalam COA.
25. Operator melakukan capsulotomy dengan menggunakan jarum
capsulotomy / spuit 1 cc kemudian dilanjutkan dengan menggunakan
utrata sampai selesai.
26. Operator membuat grooving pada limbus dengan keratom dan diperlebar ±
4 mm
27. Operator melakukan ekstraksi nucleus dengan menggunakan vectis
28. Operator melakukan hecting kurang lebih 2 jahitan dengan needle holder
di tangan kanan dan colibri ditangan kiri dengan benang nylon 10/0
spatula yang telah dipotong terlebih dahulu, kemudian menata benang
nylon 10/0 dengan spatel iris.
29. Operator melakukan heating jahitan persiapan dengan tying lurus ditangan
kiri dan tying bengkok ditangan, kanan dengan benang nylon 10/0 spatula.
Setelah itu dipotong dengan gunting koncjungtiva
30. Operator melakukan irigasi aspirasi dengan menggunakan symco dan
larutan BSS sampai bersih, kemudian memasukkan healon.
BAB 5
PELAKSANAAN
5.1.1 Profil Instalasi Bedah Pusat Terpadu RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya merupakan rumah
sakit tipe A pendidikan sekaligus rumah sakit rujukan di wilayah Indonesia
Timur. Yang berarti semua department di lingkungan rumah sakit Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya memiliki rasa tanggung jawab untuk selalu
berbenah untuk meningkatkan mutu pelayanan khususnya di bidang ilmu bedah.
Instalasi Bedah Pusat merupakan unit atau pusat pelayanan pembedahan
yang terdiri dari bedah digestif, bedah anak, bedah onkologi, bedah plastik, bedah
urologi, bedah mata, bedah THT, bedah Obgyn, bedah Kepala & Leher, bedah
Orthopaedi, bedah Toraks Kardiovaskuler, dan Bedah Syaraf , yang terletak di
Gedung Bedah Pusat Terpadu ( lantai 4, 5, 6 ).
5.1.2 Falsafah
Kamar Operasi adalah ruangan khusus memberikan pelayanan berkualitas
kepada pasien saat sebelum, selama, dan sesaat sesudah dilakukan pembedahan.
Mengutamakan profesional yang memberikan dukungan dengan memperhatikan
101
102
akan kebutuhan pasien baik bio, psiko, sosio, spiritual dan kultural. Pelayanan dan
perawatan yang dilakukan di kamar operasi adalah suatu kondisi / tindakan
khusus yang menutut kewaspadaan tinggi dan ditujukan kepada kondisi
lingkungan yang aman pada pelaksanaan pembedahan.
5.1.3 Tujuan
1. Dapat menyiapkan keadaan lingkungan yang aman secara optimal bagi
setiap pasien dan seluruh staf kamar operasi, dengan :
a. Menjamin terlaksananya program-program untuk pencegahan secara
menyeluruh yang sesuai dengan jadwal
b. Secara aktif meningkatkan /memperhatikan kesehatan dan keselamatan
kerja staff di kamar operasi
c. Meningkatkan seluruh potensi dan sumber daya manusia serta materal
yang tersedia.
d. Mengadakan evaluasi secara berkala agar dapat menindaklanjuti
langkah-langkah yang harus ditempuh
2. Dapat menyiapkan kwalitas penanganan pasien secara maksimal, dengan :
a. Mempertahankan dan meningkatkan program-program yang sudah ada
b. Secara berkala melakukan perbaikan, pengembangan dan penerapan
secara klinis baik aturan, praktek dan standar berdasarkan kebutuhan
pasien
c. Melaksanakan, mendukung dan ikut berpartisipasi dalam penelitian
perawatan klinis
d. Memberikan dukungan secara tim dalam penanganan pasien
e. Mengikuti perkembangan medis dan pembedahan pada tingkat yang
memadai
3. Dapat memberikan orientasi, pendidikan dasar dan lanjutan bagi seluruh
personil kamar operasi, dengan :
a. Mengembangkan, memperbaiki dan menerapkan serta menilai
program-program pengembangan staf
3. Misi :
a. Pemuka dalam Pelayanan,
b. Pemuka dalam Pendidikan
c. Pemuka dalam Penelitian
Lantai 3
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Dari hasil program pendidikan dan pelatihan perawat kamar operasi ini
dapat penulis simpulkan bahwa dalam era globalisasi dan kemajuan ilmu
teknologi kedokteran saat ini perawat kamar operasi dituntut untuk lebih
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang pengolahan dan teknik
kamar operasi secara baik dan benar, sehingga nantinya perawat kamar
operasi juga punya tanggung jawab yang besar dalam pengelolaan kamar
operasi selain tenaga lainnya.
2. Perawat bedah adalah mitra kerja dokter, maka haruslah meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan sehingga dapat bekerja sama dengan baik.
Ilmu boleh sejajar dengan dokter tetapi hak dan kewajiban yang beda. Kita
harus mengetahui batas-batas wewenang antara dokter dan perawat yang
ada di bedah umum khususnya di bedah mata.
6.2. Saran
1. Dengan adanya program pendidikan dan pelatihan perawat kamar 0perasi
Mahir Mata ini, penulis banyak mendapatkan manfaat diantaranya
bertambahnya pengetahuan dan keterampilan tentang cara pengelolaan
kamar operasi dan teknik instrumentasi yang baik dan benar. Penulis
berharap adanya peningkatan koordinasi antara penyelenggara, pembimbing
dan pemberi materi, serta perlu adanya koordinasi dan kerja sama yang baik
sehingga penyelenggara pelatihan ini dapat menerapkan teori yang
sesungguhnya dalam praktek sehari-hari.
2. Begitu juga penulis berharap pada teman sejawat yang belum mengikuti
pendidikan dan pelatihan ini, hendaknya segera mendaftar kan diri menjadi
peserta pelatihan. Demikian juga bagi instansi pelayanan kesehatan atau
109
110