Anda di halaman 1dari 110

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Tindakan pembedahan atau tindakan operasi merupakan tindakan yang
menimbulkan stres. Orang yang mengalami pembedahan mempunyai resiko
integritas atau kebutuhan tubuh yang terganggu bahkan dapat mengancam
kehidupan. Penyakit dapat disebabkan oleh aspek manusia atau tenaga, fasilitas
atau alat dan lingkungan yang tidak memenuhi persyaratan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran telah menjadikan
pembedahan yang dulunya sebagai usaha terakhir, sekarang menjadi sesuatu yang
dapat diterima secara umum.
Perkembangan konsep dan ilmu keperawatan khususnya perawatan
perioperatif, yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di
rumah sakit melalui penerapan pedoman kerja perawat di kamar operasi yang
membutuhkan penalaran ilmiah dan penalaran etis.
Pelayanan keperawatan profesional di kamar operasi meliputi kegiatan
mengidentifikasikan kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial dan spiritual serta
mengimplementasikan asuhan keperawatan yang bersifat individualistik,
mengkoordinasikan semua kegiatan keperawatan berdasarkan ilmu keperawatan,
ilmu biomedis, ilmu perilaku dan ilmu alam dasar dalam rangka memulihkan dan
mempertahankan kesehatan kesejahteraan pasien sebelum, selama dan sesudah
tindakan operasi atau yang lebih dikenal dengan asuhan keperawatan perioperatif
sehingga pelayanan di kamar operasi menjadi lebih baik.
Etika dan tata kerja di kamar bedah merupakan suatu aturan tentang
bagaimana cara kerja di kamar bedah dengan baik dan benar, dengan tujuan agar
tidak terjadi penyulit akibat tindakan pembedahan. Oleh karena itu semua orang
yang bekerja di kamar bedah harus memahami serta melaksanakan tehnik kamar
bedah.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015

1
2

Untuk menindak lanjuti hal tersebut maka Rumah Sakit Umum Daerah
Bhakti Dharma Husada Surabaya mengirimkan tenaga perawat kamar operasi
khusus mahir mata untuk mengikuti program pendidikan dan pelatihan kamar
bedah mata, agar dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang
teknik kamar bedah mata, sehingga dapat memberikan pelayanan yang
profesional yang dapat memberikan nilai tambah bagi rumah sakit.

1.2 Tujuan mengikuti program pelatihan perawat kamar bedah


1.2.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
dapat menghasilkan perawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
tentang pengelolaan dan teknik kamar operasi secara baik dan benar.
1.2.2 Tujuan Khusus
Diharapkan nantinya semua perawat terlatih dapat :
1. Menerapkan pengelolaan lingkungan kamar operasi.
2. Menerapkan pengelolaan alat/instrument bedah mata
3. Menerapkan pengelolaan pasien bedah mata.
4. Menerapkan pengelolaan personil kamar bedah.
5. Menerapkan teknik septik dan aseptik.
6. Menerapkan teknik sterilisasi dan desinfeksi.

1.3 Manfaat mengikuti program pelatihan perawat kamar bedah


1.3.1 Bagi institusi
Mempunyai sumber daya insani yang lebih profesional dan memberikan
nilai tambah rumah sakit.
1.3.2 Bagi peserta
Dengan mengikuti pelatihan, perawat kamar operasi dapat bekerja lebih
sistematik dan rapi. Dengan demikian perawat dapat bekerja sama dengan baik
dengan tim bedah sesuai dengan tugas dan kewajiban masing-masing.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
3

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kamar operasi


2.1.1 Pengertian
Kamar Operasi atau kamar bedah adalah ruangan khusus di rumah sakit
yang diperlukan untuk melakukan tindakan pembedahan baik elektif atau akut
yang membutuhkan keadaan suci hama atau steril.
2.1.2 Pembagian daerah sekitar kamar operasi
1. Daerah Publik
Daerah yang boleh dimasuki oleh semua orang tanpa syarat khusus.
Misalnya: Kamar tunggu, gang, emperan depan komplek kamar operasi.
2. Daerah Semi Publik
Daerah yang bisa dimasuki oleh orang-orang tertentu saja, yaitu petugas.
Dan biasanya diberi tulisan DILARANG MASUK SELAIN PETUGAS.
Dan sudah ada pembatasan tentang jenis pakaian yang dikenakan oleh
petugas ( pakaian khusus kamar operasi ) serta penggunaan alas kaki khusus
di dalam.
3. Daerah Aseptik
Daerah kamar bedah sendiri yang hanya bisa dimasuki oleh orang yang
langsung ada hubungan dengan kegiatan pembedahan. Umumnya daerah
yang harus dijaga kesucihamaannya. Daerah aseptik dibagi menjadi 3
bagian, yaitu:
1. Daerah Aseptik 0
Yaitu lapangan operasi, daerah tempat dilakukannya pembedahan.
2. Daerah aseptik 1
Yaitu daerah memakai gaun operasi, tempat duk / kain steril, tempat
instrument dan tempat perawat instrument mengatur dan
mempersiapkan alat.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015

3
4

3. Daerah aseptik 2
Yaitu tempat mencuci tangan, koridor penderita masuk,daerah sekitar
ahli anesthesia.
2.1.3 Bagian-bagian Kamar Operasi
Kamar operasi terdiri dari beberapa ruang baik itu di dalam kamar operasi
maupun di lingkungan kamar operasi, antara lain:
1. Kamar bedah
2. Kamar untuk mencuci tangan
3. Kamar untuk gudang alat-alat instrument
4. Kamar untuk sterilisasi
5. Kamar untuk ganti pakaian
6. Kamar laboratorium
7. Kamar arsip
8. Kamar Pulih Sadar (Recovery Room)
9. Kamar gips
10. Kamar istirahat
11. Kamar mandi (WC) dan Spoelhok (Tempat cuci alat)
12. Kantor
13. Gudang
14. Kamar tunggu
15. Ruang sterilisasi
16. Ruang Formasi
17. Ruang Premedilasi
2.1.4 Persyaratan kamar operasi
Kamar operasi yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai
berikut:
1. Letak
Letak kamar operasi berada di tengah-tengah rumah sakit, berdekatan
dengan Instalasi Rawat Darurat, ICU dan unit radiologi.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
5

2. Bentuk dan Ukuran


a. Bentuk
1). Kamar operasi tidak bersudut tajam . Lantai, dinding, langit-
langit berbentuk lengkung dan warna tidak mencolok.
2). Lantai dan 2/3 dinding bagian bawah harus terbuat dari bahan
finil yang keras, rata, kedap air, mudah dibersihkan dan tidak
menampung debu.
b. Ukuran
1). Kamar opersi kecil berukuran: 5,2 m x 5,6 m ( 29,1 m2)
2). Kamar operasi yang nyaman diperlukan kira-kira diperlukan
luas 40 m2.
3). Kamar operasi untuk operasi besar diperlukan luas minimal
56 m2 (7,2 m x 7,8 m).
3. Sistem Penerangan
Sistem penerangan di dalam kamar operasi harus memakai lampu pijar putih
dan mudah dibersihkan. Sedangkan lampu operasi memiliki persyaratan
khusus, yaitu arah dan fokusnya dapat diatur, tidak menimbulkan panas,
cahayanya terang dan tidak menyilaukan serta tidak menimbulkan
bayangan. Pencahayaan antara 300 – 500 lux, meja operasi 10.000 – 20.000
lux.
4. Sistem Ventilasi
Sistem ventilasi di kamar bedah sebaiknya memakai system pengatur suhu
sentral (AC sentral ) dan dapat diatur dengan alat kontrol yang memakai
filter (Ultra Clean Laminar Airflow), dimana udara dipompakan ke dalam
kamar operasi dan udara di kamar operasi dihisap keluar.
5. Suhu dan Kelembaban
Suhu di kamar operasi di daerah tropis sekitar 19o – 22 o C. Sedangkan di
daerah sekitar 20o -24o C dengan kelembaban 55% (50 – 60%).

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
6

6. Sistem Gas Medis


Pemasangan sebaiknya secara sentral memakai system pipa, yang bertujuan
untuk mencegah bahaya penimbunan gas yang berlebihan di kamar operasi
bila terjadi kebocoran dari tabung gas. Pipa gas tersebut harus dibedakan
warnanya. Warna Putih (Oksigen), Kuning (Vacum), Biru (Nitrousoxide),
hitam (air 5 bar)
7. Sistem listrik
Di dalam kamar operasi sebaiknya tersedia 2 macam voltage, yaitu 110 volt
dan 220volt. Karena alat-alat kamar operasi memiliki voltage yang berbeda.
Semua tombol listrik dipasang pada ketinggian 1,40 m dari lantai.
8. Sistem komunikasi
Sistem komunikasi di kamar operasi adalah sangat vital, terutama bila ada
keadaan darurat maka mudah untuk melakukan komunikasi.
9. Peralatan
a. Semua peralatan yang ada di kamar operasi harus beroda dan mudah
dibersihkan
b. Semua peralatan harus terbuat dari bahan stainless steel agar mudah
untuk dibersihkan.
c. Untuk alat-alat elektrik harus ada petunjuk penggunaan dan menempel
pada alat agar mudah untuk penggunaan.
10. Pintu
a. Pintu masuk dan keluar penderita harus berbeda.
b. Pintu masuk dan keluar petugas harus tersendiri.
c. Semua pintu harus menggunakan door closer (bila memungkinkan).
d. Setiap pintu diberi kaca pengintai untuk melihat kegiatan di kamar
operasi tanpa membuka pintu.
11. Pembagian area
a. Ada batas tegas antara area bebas terbatas, semi ketat, dan area ketat.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
7

b. Ada ruang persiapan untuk serah terima pasien dari perawat ruangan
kepada perawat kamar operasi.

12. Air Bersih


Air bersih harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Tidak berwarna, berbau dan berasa.
b. Tidak mengandung kuman pathogen
c. Tidak mengandung zat kimia
d. Tidak mengandung zat beracun
2.1.5 Penentuan jumlah kamar operasi
Setiap rumah sakit merancang kamar operasi disesuaikan dengan bentuk
dan lahan yang tersedia, sehingga dikatakan bahwa rancang bangun kamar operasi
setiap rumah sakit berbeda, tergantung dari besar atau tipe rumah sakit tersebut.
Makin besar rumah sakit tertentu membutuhkan jumlah dan luas kamar
bedah yang lebih besar. Jumlah kamar operasi tergantung dari berbagai hal yaitu :
1. Jumlah dan lama waktu operasi yang dilakukan.
2. Jumlah dokter bedah dan macam spesialisasi serta subspesialisasi bersama
fasilitas penunjang.
3. Pertimbangan antara oprasi berencana dan operasi segera.
4. Jumlah kebutuhan waktu pemakaian kamar operasi baik jam per hari
maupun perminggu.
5. Sistem dan prosedur yang ditetapkan untuk arus pasien, petugas dan
penyediaan peralatan.

2.2 Personil Kamar Operasi


2.2.1 Jenis Tenaga
Jenis tenaga adalah personil yang boleh masuk di dalam kamar operasi
baik tim inti maupun tim penunjang , antara lain:
1. Tim Bedah
a. Ahli bedah.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
8

b. Asisten ahli bedah.


c. Perawat Instrumen (Scrub Nurse).
d. Perawat Sirkuler.
e. Ahli anestesi.
f. Perawat anestesi.
2. Staf Perawat Operasi terdiri dari :
a. Perawat kepala kamar operasi.
b. Perawat pelaksana.
3. Tenaga lain terdiri dari :
a. Pekerja kesehatan.
b. Tata usaha.
c. Penunjang medis.
2.2.2 Tanggung jawab
1. Kepala kamar operasi
a. Pengertian
Seorang tenaga perawat professional yang bertanggung jawab dan
berwenang dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di
kamar operasi.
b. Tanggung jawab
Secara fungsional bertanggung jawab kepala bidang keperawatan,
melalui kepala seksi perawatan. Secara professional bertanggung
jawab kepada kepala instansi kamar operasi.
c. Tugas
1) Perencanaan
a) Menentukan macam dan jumlah pelayanan pembedahan.
b) Menentukan macam dan jumlah alat yang diperlukan sesuai
spesialisasinya.
c) Menentukan tenaga perawat bedah yang dibutuhkan.
d) Menampung keluhan penderita secara aktif.
e) Bertanggung jawab terlaksananya operasi sesuai jadwal.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
9

f) Menentukan pengembangan pengetahuan petugas dan


peserta didik.
g) Bekerja sama dengan dokter tim bedah dan kepala kamar
operasi dalam menyusun prosedur dan tata kerja di kamar
operasi.
2) Pengarahan
a) Memantau staf dalam penerapan kode etik kamar bedah.
b) Mengatur pelayanan pembedahan sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan team.
c) Membuat jadwal kegiatan.
d) Pemanfaatan tenaga seefektif mungkin
e) Mengatur pekerjaan secara merata
f) Memberikan bimbingan kepada peserta didik.
g) Memantau pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada
stafnya.
h) Mengatur pemanfaatan sumber daya secara efektif dan
efisien.
i) Menciptakan suasana kerja yang harmonis.
4) Pengawasan
a) Mengawasi pelaksanaan tugas masing-masing pegawai.
b) Mengawasi penggunaan alat dan bahan secara tepat.
c) Mempertahankan kelengkapan bahan dan alat.
d) Mengawasi kegiatan team bedah sehubungan dengan
tindakan pembedahan.
e) Menyesuaikan tindakan di kamar bedah dengan kegiatan di
bagian lain.
5) Penilaian.
a) Menganalisa secara kontinyu jalannya team pembedahan.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
10

b) Menganalisa kegiatan tata laksana kamar operasi yang


berhubungan dengan penggunaan alat dan bahan secara
efektif dan hemat.

2. Perawat Instrument / Scrub Nurse


a. Pengertian
Seorang tenaga perawat professional yang diberi wewenang dan
ditugaskan dalam mengelola paket alat pembedahan, selama tindakan
pembedahan berlangsung.
b. Tanggung jawab
Secara administrative dan kegiatan keperawatan, bertanggung jawab
kepada kepala kamar operasi, dan secara operasional tindakan
bertanggung jawab kepada ahli bedah dan perawat kepala kamar
operasi.
c. Tugas
1) Sebelum Pembedahan
a) Melakukan kunjungan pasien minimal sehari sebelum
pembedahan.
b) Menyiapkan ruangan operasi dalam keadaan siap pakai
seperti kebersihan ruangan, peralatan, meja mayo atau
instrumen, meja operasi, lampu operasi, mesin anesthesi,
suction pump, dan gas medis.
c) Menyiapkan set instrumen steril sesuai dengan jenis
pembedahan.
d) Menyiapkan bahan desinfektan dan bahan lain sesuai
dengan keperluan operasi.
e) Menyiapkan sarung tangan dan alat tenun steril.
2) Saat Pembedahan
a) Memperingatkan team steril jika terjadi penyimpangan
prosedur aseptik.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
11

b) Membantu mengenakan gaun dan sarung tangan steril


untuk ahli bedah dan asisten bedah.
c) Menata instrumen di meja mayo dan meja instrumen.
d) Memberikan desinfektan untuk desinfeksi lapangan operasi.
e) Memberikan duk steril untuk drapping / eyedraple
f) Memberikan instrumen kepada ahli bedah sesuai dengan
kebutuhan.
g) Memberikan bahan operasi sesuai dengan kebutuhan.
h) Mempertahankan instrumen dalam keadaan tersusun secara
sistematis.
i) Mempertahankan kebersihan dan sterilisasi alat instrumen.
j) Merawat luka secara aseptik.
3) Setelah Pembedahan
a) Memfiksasi drain.
b) Membersihkan kulit pasien dari sisa desinfektan.
c) Mengganti alat tenun dan paju pasien lalu dipindahkan ke
brankart.
d) Memeriksa dan menghitung instrumen lalu memcucinya.
e) Memasukkan alat instrumen ke tempatnya untuk
disterilisasi
3. Perawat Sirkuler / Circulating Nurse
a. Pengertian
Tenaga perawat professional yang diberi wewenang dan tanggung
jawab membantu kealncaran pelaksanaan tindakan pembedahan.
b. Tanggung jawab
Secara administrative dan operasional bertanggung jawab kepada
perawat kepala kamar operasi dan kepada ahli bedah.
c. Tugas
1) Sebelum pembedahan
a) Menerima Pasien di ruang persiapan Kamar Operasi

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
12

b) Memeriksa kelengkapan operasi meliputi :


 Kelengkapan dokumentasi medis, antara lain :
 Surat persetujuan tindakan medis (operasi)
 Hasil pemeriksaan laboratorium terakhir
 Hasil pemeriksaan radiologi (foto x-ray)
 Hasil pemeriksaan ahli anestesi (pra visite
anestesi)
 Hasil konsultasi ahli lain sesuai kebutuhan
 Kelengkapan obat – obatan, cairan dan alat kesehatan
 Persediaan darah (bila diperlukan)
c) Memeriksa persiapan fisik
d) Melakukan serah terima pasien dan perlengkapan untuk
pembedahan dengan perawat premedikasi
e) Memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan, tim bedah yang akan menolong dan fasilitas
kamar operasi
2) Saat pembedahan
a) Mengatur posisi pasien sesuai jenis pembedahan dan
bekerjasama dengan petugas anestesi
b) Membuka set steril yang dibutuhkan dengan
memperhatikan teknik aseptik
c) Membantu mengikatkan tali gaun bedah
d) Memasang plate mesin diatermi
e) Setelah draping, membantu menyambungkan slang suction
dan senur diatermi
f) Membantu menyiapkan cairan dan desinfektan pada
mangkok steril
g) Mengambil instrument yang jatuh dengan menggunakan
alat dan memisahkan dari instrument yang steril
h) Mengumpulkan dan menyiapkan bahan pemeriksaan

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
13

i) Menghubungi petugas penunjang medis (petugas PA) bila


diperlukan
j) Menghitung dan mencatat pemakaian kasa, bekerjasama
dengan perawat instrument
k) Memeriksa kelengkapan instrument dan kasa bersama
perawat instrument agar tidak tertinggal dalam tubuh pasien
sebelum luka operasi ditutup
3) Setelah pembedahan
a) Membersihkan dan merapikan pasien yang sudah selesai
dilakukan pembedahan
b) Memindahkan pasien dari meja operasi ke brancard dorong
yang telah disiapkan
c) Meneliti, menghitung dan mencatat obat-obatan, cairan
serta alat yang telah diberikan kepada pasien
d) Mendokumentasikan tindakan keperawatan selama
pembedahan antara lain :
 Identitas pasien (nama pasien, jenis kelamin, umur,
nomor dokumen medik, ruangan dirawat, tanggal
mulai dirawat dan alamat).
 Diagnosa pra bedah
 Jenis tindakan
 Jenis operasi (bersih, bersih kontaminasi, kontaminasi,
kotor)
 Dokter anestesi
 Tim bedah (operator, asisten operator, perawat
instrument)
 Waktu operasi (mulai induksi, mulai incisie, selesai
operasi)
 Golongan operasi (khusus, besar, sedang, kecil,
canggih)

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
14

 Bahan cairan yang dipakai (povidone iodine, alkhohol,


perhidrol, NaCl, chlorhexidine gluconate)
 Pemakaian pisau bedah
 Pemakaian catheter
 Pemakaian benang bedah
 Pemakaian alat-alat lain
 Keterangan (berisi catatan penting selama proses
pembedahan)
e) Membantu perawat instrument membersihkan dan
menyusun instrument yang telah digunakan kemudian alat
disterilkan
f) Membersihkan slang dan botol suction dari sisa jaringan
serta cairan operasi
g) Mensterilkan slang suction yang dipakai langsung pasien
h) Membantu membersihkan kamar operasi setelah tindakan
pembedahan
4. Perawat Anestesi
a. Pengertian
Tenaga keperawatan profesioanl yang diberi wewenang dan tanggung
jawab dalam membantu terselenggarakannya pelaksanaan tindakan
pembiusan di kamar operasi.
b. Tanggung jawab
Secara administrative dan kegiatan keperawatan bertanggung jawab
kepada kepala perawat kamar operasi dan secara operasional
bertannggung jawab kepada ahli anestesi / ahli bedah dan kepala
perawat kamar operasi.
c. Tugas
1) Sebelum Pembedahan
a) Melakukan kunjungan pra anesthesi untuk menilai status
fisik pasien.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
15

b) Menerima pasien di ruang penerimaan kamar operasi.


c) Menyiapkan kelengkapan alat dan mesin anesthesi.
d) Memasang infus atau transfusi darah.
e) Memberikan premedikasi sesuai dengan program dokter
anesthesi.
f) Menyiapkan kelengkapan meja anesthesi dan mesin
suctionnya.
g) Memonitor kondisi fisik dan tanda vital pasien.
h) Memindahkan pasien ke meja operasi.
i) Menyiapkan obat anesthesi dan membantu ahli anesthesi
dalam proses induksi.
2) Saat Pembedahan
a) Membebaskan jalan napas dengan mengatur posisi pasien
dan ETT.
b) Memenuhi keseimbangan gas medis.
c) Mengatur keseimbangan cairan dengan menghitung input
dan output.
d) Memantau tanda-tanda vital.
e) Memberikan obat-obatan sesuai dengan program dokter
anesthesi.
f) Memantau efek obat anesthesi.
3) Setelah Pembedahan
a) Mempertahankan jalan napas pasien.
b) Memantau tingkat kesadaran pasien.
c) Memantau dan mencatat perkembangan pasien post operasi.
d) Memantau pasien terhadap efek obat anesthesi.
e) Memindahkan pasien ke ruang pulih sadar.
f) Merapikan dan membersihkan alat anesthesi.
g) Mengembalikan alat anesthesi ke tempat sem

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
16

2.3 Etika Kerja


2.3.1 Pengertian
Yang dimaksud dengan etika kerja adalah nilai-nilai/norma tentang sikap
perilaku/budaya yang baik yang telah disepakati oleh masing-masing kelompok
profesi dikamar operasi.
Adapun tujuannya adalah agar anggota tim melaksanakan kewajiban dan
tanggung jawabnya dengan baik serta penuh kesadaran terhadap pasien/keluarga.
2.3.2 Ruang lingkup
1. Persetujuan Operasi
Persetujuan Operasi dari pasien atau keluarga merupakan hal yang mutlak
diperlukan sebelum pembedahan dilaksanakan untuk menghindari tim
bedah/rumah sakit dari tuntutan hukum bila ada hal-hal yang terjadi
sehubungan dengan operasi yang dilakukan serta untuk melindungi pasiaen
dari mal praktek.
a. Setiap tindakan pembedahan kecil,sedang maupun besar harus ada
persetujuan operasi secara tertulis.
b. Persetujuan operasi ini berdasarkan Ketentuan Permenkes
No.585/MEN/KES/PER/1989,Perihal : Persetujuan tindakan medik
c. Persetujuan operasi diperoleh dari pasien/keluarga yang bersangkutan
atau perwalian yang sah menurut hukum.
d. Dalam keadaan emergency pasien tidak sadar,tidak ada
keluarga/perwalian persetujuan operasi dapat diberikan oleh pimpinan
Rumah sakit yang bersangkutan / pejabat yang berwenang.
e. Pasien harus mendapat informasi yang lengkap dan jelas tentang
prosedur tindakan pembedahan yang akan dilakukan serta akibatnya.
f. Persetujuan operasi merupakan dasar pertanggung jawaban yang sah
bagi dokter kepada pasien/keluarga/wali.
g. Persetujuan operasi harus disimpan dalam berkas dokumen
pasien/rekam medik.
2. Tata tertip kamar operasi

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
17

Tata tertip kamar operasi yang perlu ditaati :


a. Semua orang yang masuk kamar operasi,tanpa kecuali wajib memakai
baju khusus sesuai dengan ketentuan.
b. Semua petugas memahami tentang adanya ketentuan pembagian area
kamar operasi dengan segala konsekwensinya dan memahami
ketentuan tersebut.
c. Setiap petugas harus memahami dan melaksanakan tehnik aseptik
sesuai dengan peran dan fungsinya.
d. Semua anggota tim harus melaksanakan jadwal harian operasi yang
telah dijadwalkan oleh kepala kamar operasi.
e. Perubahan jadwal operasi harian yang dilakukan atas indikasi
kebutuhan dan kondisi pasien harus ada persetujuan antara ahli bedah
dan kepala kamar operasi.
f. Pembatalan jadwal harus dijelaskan oleh ahli bedah kepada pasien dan
keluarga.
g. Setiap petugas kamar operasi harus bekerja sesuai dengan uraian tugas
yang diberlakukan.
h. Setiap perawat dikamar operasi harus melaksanakan asuhan
keperawatan preoperatif sesuai dengan peran dan fungsinya,agar dapat
memberikan asuhan keperawatan secara paripurna.
i. Setiap petugas melaksanakan pemeliharaan alat-alat dan ruangan
kamar operasi dengan penuh tanggung jawab dan disiplin.
j. Setiap tindakan yang dilakukan dan peristiwa yang terjadi selama
pembedahan harus dicatat dengan teliti.
k. Anggota tim bedah mempunyai kewajiban untuk menjamin adanya
kerahasiaan informasi/data pasien yang diperoleh pada waktu
pembedahan terhadap pihak yang tidak berkepentingan.
l. Khusus pada pasien dengan pembiusan regional (Lumbal anastesi)
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : Tim bedah harus bicara

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
18

seperlunya,karena pasien dapat melihat dan mendengar keadaan


sekitarnya.
m. Ahli anastesi harus menjelaskan kepada pasien/keluarga tentang efek
obat bius yang digunakan dan hal-hal yang harus ditaati.
2.4 Pembersihan Kamar Operasi
2.4.1 Pengertian
Kamar operasi secara rutin dan periodik selalu dibersihkan secara
teratur. Ini bertujuan untuk tetap mempertahankan sterilisasi kamar operasi,
sehingga dapat dicegah infeksi nosokomial yang bersumber dari kamar operasi.
2.4.2 Macam pembersihan kamar operasi
1. Pembersihan rutin / harian.
2. Pembersihan mingguan.
3. Pembersihan sewaktu.
4. Sterilisasi ruangan.
5. Perawatan perlengkapan kamar operasi :
a. Meja operasi.
b. Meja instrument.
c. Mesin anesthesia dengan kelengkapan.
d. Meja mayo.
e. Lampu operasi.
f. Suction pump.
g. Diathermi.
h. Standart infus
i. Waskum dan standartnya.
j. Monitor ECG.
k. Tempat sampah dan standartnya.
l. Jam dinding.
m. Lampu penerangan.
n. Tempat alat tenun kotor.
o. Mesin Phaco emulsi

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
19

p. Mesin Vitrectomi
q. Microscope
r. Monitor TV
s. Mesin Crioteraphy

2.5 Cuci Tangan Pembedahan


2.5.1 Pengertian
Cuci tangan pembedahan adalah membersihkan tangan dengan
menggunakan sikat steril dan larutan desinfektan dibawah air mengalir dengan
prosedur tertentu.
2.5.2 Tujuan
Tujuan cuci tangan adalah untuk menurunkan populasi kuman yang ada
ditangan.
2.5.3 Persiapan
1. Wastafel dengan air mengalir dan bersih.
2. Sikat steril.
3. Sabun / larutan disinfektan (chlorhexidine gluconate 10%)
4. Handuk / waslap steril.
5. Pemotong kuku
6. Jam dinding
7. Cermin
2.5.4 Cara cuci tangan
1. Lepas semua perhiasan yang ada ditangan (jam tangan, gelang, cincin).
2. Basahilah tangan sampai siku dengan menggunakan air bersih yang
mengalir (tempat cuci tangan khusus).
3. Teteskan bahan antiseptik di telapak tangan.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
20

4. Gosokkan telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri.


5. Gosokkan telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri, kemudian
diulangi dengan sebaliknya yaitu tangan kiri diatas punggung tangan kanan.
6. Gosok telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri dengan jari-jari
disilangkan.
7. Gosok punggung jari-jari tangan berhadapan dengan telapak tangan, jari-jari
saling terkunci.
8. Putar dan gosok jempol tangan kanan dengan tangan kiri berurutan sampai
kelingking dan sebaliknya.
9. Putar dan gosok ujung jari-jari dan jempol tangan kanan, kedepan dan
kebelakang pada permukaan telapak tangan kiri dan sebaliknya.
10. Bilas dengan air bersih yang mengalir.
11. Ambil sikat steril dan ditetesi larutan antiseptik.
12. Sikat ujung kuku , setelah itu telapak tangan kemudian secara berurutan
sikat setiap jari, diantara jari dan punggung tangan, lanjutkan menyikat
lengan atas sampai sedikit dibawah siku selama ±30 detik, jangan kembali
ke tangan atau daerah pergelangan tangan yang sudah selesai disikat.
13. Pindahkan menyikat pada tangan yang belum disikat dengan cara seperti
diatas.
14. Bilas kedua tangan pada air bersih yang mengalir.
15. Ulangi lagi mencuci tangan dengan menetesi bahan antiseptik di telapak
tangan.
16. Gosokkan telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri.
17. Gosokkan telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri kemudian
diulangi dengan sebaliknya, yaitu tangan kiri diatas punggung tangan kanan.
18. Gosokkan telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri dengan jari-jari
disilangkan.
19. Gosok punggung jari-jari tangan kanan berhadapan dengan telapak tangan
jari-jari saling terkunci.
20. Putar dan gosok jempol tangan kanan dengan tangan kiri dan sebaliknya.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
21

21. Putar dan gosok ujung jari-jari dan jempol tangan kanan ke depan dan
kebelakang pada permukaan talapak tangan kiri dan sebaliknya.
22. Bilas dengan air bersih yang mengalir dan posisi jari tangan lebih tinggi dari
posisi siku.
23. Hindarkan tangan yang sudah dicuci tersentuh dengan benda disekitarnya.
24. Setelah selesai mencuci tangan, keringkan dengan handuk steril satu persatu
dari ujung jari menuju ke lengan dengan cara memutar pada tangan kanan
dan sebaliknya, kemudian handuk dipisahkan dari benda steril.
25. Posisi tangan setelah cuci tangan harus lebih tinggi dari siku tangan.
2.6 Memakai Gaun Bedah
2.6.1 Pengertian
Adalah memakai / memasang baju steril pada diri sendiri atau orang lain
setelah cuci tangan, dengan prosedur tertentu agar lokasi pembedahan bebas dari
mikroorganisme.
2.6.2 Tujuan
1. Untuk menghindari kontaminasi.
2. Agar tidak terjadi pada luka operasi.
3. Agar lokal pembedahan dalam keadaan aseptik.
2.6.3 Persiapan
1. Baju steril dalam bungkusan set steril.
2. Teman kerja (perawt sirkulasi) untuk membantu mengikat tali baju.
2.6.4 Pelaksanaan
1. Memakai baju steril untuk baju sendiri :
a. Cuci tangan dan pembedahan.
b. Buka bungkusan steril yang berisi baju steril oleh perawat sirkulasi
c. Ambil baju steril secara aseptic yaitu pegang baju pada garis leher
bagian dalam dengan menggunakan tangan kiri dan posisi tangan
kanan tetap setinggi bahu.
d. Buka lipatan baju dengan cara melepaskan again yang terjepit tangan
dan jangan sampai terkontaminasi.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
22

e. Tangan kiri tetap memegang bagian leher baju kanan dan masukkan
tangan kanan ke lubang lengan baju kanan, diikuti dengan tangan kiri
dimasukkan ke lengan kiri.
f. Perawat sirkulasi berdiri dibelakangnya untuk membantu mengikat
tali baju dengan menarik bagian belakang leher baju.
g. Buka tali ikat pinggang, berikan salah satu ujung tali tersebut pada
perawat sirkulasi.
h. Dengan korentang tali tersebut terjepit, orang yang memakai baju
memutarkan badannya, kemudian mengambil tali dari jepitan serta
mengikat tali tersebut. Pada saat memutar tidak boleh terjadi
kontaminasi.
1. Memakaikan pada orang lain
a. Setelah kita memakai baju dan sarung tangan steril ambil baju dengan
menggunakan bagian luarnya.
b. Buka lipatan gaun dengan hati-hati dengan memegang pada leher.
c. Buka lubang masuk tangan dengan sisi dalam menghadap pada yang
akan dipasang, lakukan dengan hati – hati sehingga tidak menyentuh
tangan.
d. Pertahankan tangan kita pada area luar gaun dengan lindungan lengan
gaun, hadapkan sisi gaun pada yang dipasang, dia akan memasukkan
tangannya pada gaun masuk.
e. Setelah tangan kanan dan kiri masuk, sambil diangkat kedua lengan
dirinetangkan supaya gaun masuk. Perawat sirkulasi membantu dari
sisi dalam dan kemudian mengikat tali gaun. Buka ikat pinggang lalu
berikan salah satu pada yang dipasang dan disuruh berputar dan
berikan dan diikat.
2.7 Memakai sarung tangan steril
2.7.1 Pengertian
Adalah memasang sarung tangan steril pada tangan sendiri atau oranng
lain yang dicuci dengan prosedur tertentu.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
23

2.7.2 Tujuan
1. Untuk menghindari kontaminasi.
2. Untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka operasi.
2.7.3 Persiapan
Sarung tangan steril sesuai ukuran pada tempatnya.
2.7.4 Pelaksanaan
1. Teknik memakai sarung tangan sendiri
1. Teknik memakai sarung tangan terbuka
1) Dengan tangan kiri, ambilah sarung tangan kanan pada lipatan,
kemudian memasukan tangan kanan.
2) Tangan kanan mengambil sarung tangan kiri dengan
menyelipkan jari-jari di bawah lipatan sarung tangan tersebut.
3) Cuff baju (ujung lengan baju) harus masuk kedalam sarung
tangan tersebut. Kita harus ingat bahwa tangan kita sudah steril,
maka harus hati-hati tidak boleh terkontaminasi
2. Teknik memakai sarung tangan tertutup
1) Buka tangan kiri yang sudah memakai gaun bedah sebatas
kelihatan jari saja, tangan kanan tetap tertutup dalam cuff gaun
bedah, tangan kanan mengambil sarung tangan steril bagian kiri
dan letakkan di atas telapak tangan kiri.
2) Bagian jari tangan kiri yang sudah terbuka, masukkan ke dalam
sarung tangan tersebut, kemudian tangan kanan menarik pangkal
sarung tangan bagian luar/bagian punggung untuk menutupi
bagian punggung jari tangan kiri tersebut. Setelah tertutup
langkah selanjutnya menarik pangkal sarung tangan bagian
dalam/bagian telapak tangan untuk menutupi bagian telapak jari
kiri tersebut.
3) Setelah tertutup bagian jari, dengan menggunakan tangan kanan
yang masih tertutup, tarik lengan lengan gaun bedah tangan kiri
bersamaan dengan pangkal sarung tangan tarik mendekati tubuh

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
24

(menarik lengan tersebut ke pangkal lengan) sambil jari tangan


kiri dibuka agar bagian jari tangan bisa langsung masuk ke
bagian jari sarung tangan.
4) Setelah lengan kiri terpasang, selanjutnya tangan bagian kanan
di buka hanya sebatas kelihatan jari saja.
5) Letakkan sarung tangan bagian kanan di atas telapak tangan
kanan, tangan kiri menarik pangkal sarung tangan bagian
luar sampai menutupi bagian punggung tangan kanan dan tarik
pangkal sarung tangan bagian dalam untuk menutupi bagian
telapak tangan kanan.
6) Setelah tertutup bagian jari, dengan menggunakan tangan kiri
yang sudah terpasang sarung tangan steril, tarik lengan lengan
gaun bedah tangan kanan bersamaan dengan pangkal sarung
tangan tarik mendekati tubuh (menarik lengan tersebut ke
pangkal lengan) sambil jari tangan kanan dibuka agar bagian jari
tangan bisa langsung masuk ke bagian jari sarung tangan.
7) Atur dan kencangkan sarung tangan tersebut apabila masih
belum nyaman di pakai
3. Teknik memakaikan sarung tangan ke orang lain
8) Setelah perawat instrument memakai gaun bedah dan sarung
tangan steril, kemudian menyiapkan sarung tangan steril kepada
operator dan asisten operator setelah memakaikan gaun bedah
steril.
9) Buka bagian lengan tangan kanan operator/asisten operator
sebatas jari tangan saja.
10) Buka pangkal sarung tangan bagian kanan tersebut secara
melebar dengan posisi sarung tangan sesuai posisi pemakai.
11) Masukkan sarung tangan tersebut ke tangan pemakai, sampai
ujung jari tangan pemakai tanpa sentuh.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
25

12) Untuk memakaikan sarung tangan bagian kiri, caranya seperti


pada memakaikan sarung tangan bagian kanan juga tanpa sentuh

Catatan
1. Ukuran sarung harus sesuai dengan ukuran tangan pemakai
2. Ukuran sarung tangan orang asia dimulai dari ukuran 5,5 sampai dengan 8,5

2.8 Cairan desinfektan


Cairan desinfektan yang biasa dan sering dipakai di dalam kamar operasi
antara lain:
1. Savlon pekat dapat membunuh kuman biasa tetapi tidak dapat membunuh
TBC, Spora dan Virus hepatitis (sesuai dengan petunjuk pemakaian).
2. Betadin 10 % dan yodium 2% mempunyai efek kerja yang sama.
3. Alkohol 70%
a. Tidak dapat membunuh spora dan virus hepatitis.
b. Dapat membunuh kuman biasa pseudomorus deroginosa dan basil
TBC.
4. Cidex
a. Dapat membunuh semua jenis kuman dan virus.
b. Mempunyai efek yang lebih baik diantara isinfektan yang ada.
c. Tidak boleh dipakai langsung ke badan manusia.
5. Venol
a. Dapat membunuh kuman biasa pseroginosa dan basil TBC.
b. Tidak dapat membunuh sproa dan virus hepatitis B.
c. Sedikit berefek membunuh euycetes.
6. Presept
a. Dapat membunuh bakteri, spora, jamur, protozoa, virus.
b. Sangat efektif untuk virus AIDS, Hepatitis B.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
26

c. Desinfektan dalam bentuk tablet dapat dicampur dengan aniomic dan


non-ionic detergen.
d. Untuk desinfektan di permukaan, peralatan dan perlengkapan rumah
sakit, laboratorium.
7. Formalin
a. Tablet.
b. Cair.

2.9 Teknik Sterilisasi


Sterilisasi adalah suatu proses teknik penghancuran microorganisme
termasuk fungsi spora dan virus dengan tujuan membunuh micro organisme dan
mencegah timbulnya infeksi akibat pemakaian alat pembedahan.
1. Teknik Panas
a. Uap panas dengan tekanan tinggi memakai autoclave, cara ini sangat
efisien dalam banyak hal.
b. Panas kering dengan menggunakan oven panas, tidak dapat untuk
mensterilkan plastik dan karet.
c. Merebus dengan air mendidih memakai sterilisator.
2. Teknik Penyinaran di tujukan untuk sterilisasi ruangan
a. Dengan menggunakan sinar ultra violet.
b. Dengan memakai sinar elektron.
3. Teknik Kimia
a. Dengan menggunakan uap kimia (formalin).
b. Dengan menggunakan larutan kimia (cidex).
c. Dengan menggunakan gas ethelin oxida (EO).

2.10 Benang pembedahan


1. Asal / bahan benang
a. Logam (wire).

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
27

b. Tumbuh-tumbuhan : katun, sutra.


c. Submukosa usus mamalia : catgut plain, catgut chrome.
d. Sintetis : dexon, nylon, prolene, vicril.
2. Menurut penyerapan
a. Diserap (absorbic).
b. Tidak diserap (non absorbic) sutra, dermalon.
1. Penampang benang
a. Monofilament : dermalon.
b. Polifilament : sutra, dexon, vicryl.
1) Ukuran diameter benang : 2,1,0,1/0,2/0,3/0,4/0,5/0,.....0/0 (mm).

2.11 Set Standart Pembedahan


2.11.1 Pengertian
Berstandart adalah instrument dan alat tenun yang digunakan untuk
tindakan pembedahan tertentu
Tujuan
Agar tersedianya alat sesuai dengan jumlah dan jenis, kebutuhan untuk
memperlancar pelaksanaan tindakan pembedahan serta menciptakan suasana yang
harmonis dan kepuasan kerja.
1) Linen
Linen set terdiri dari :
a) Linen besar 3 Buah
b) Linen kecil 13 Buah
c) Gaun operasi 5 Buah
d) Sarung meja mayo 1 Buah
2) Pembagian alat instrument
a) Instrument dasar bedah mata
Instrument dasar ini dipergunakan untuk pembedahan yang sifatnya
sederhana dan tidak memerlukan instrument tambahan. Instrument
dasar ini terdiri dari :

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
28

i) Eye spekulum : 1
ii) Colibri : 1
iii) Gunting konjungtiva : 1
iv) Gunting kornea : 1
v) Gunting vanas : 1
vi) Blade holder : 1
vii) Needle holder makro : 1
viii) Needle holder mikro : 1
ix) Tying lurus : 1
x) Lens loop : 1
xi) Sinsky : 1
(1) Gunting preparasi : 1
(2) Gunting metzemboun : 1
(3) Gunting benang : 1
12) Nald voelder : 2
13) Macam-macam wound haag :
a) Wound haag gigi 4 tajam : 2
b) Wound haag gigi 4 tumpul : 2
c) Wound haag rowhaag : 2
d) Langen back : 2
b. Instrument tambahan
Alat-alat yang digunakan untuk tindakan pembedahan yang sifatnya
kompleks dalam macam dan jenis pembedahannya. Instrumen
tambahan pada :
1). Instrument Eviserasi :
a). Dock Klem 1 buah
b). Eye spreader 1 buah
c). Hand Mess No 3 Pisau No 15 1 buah
d). Gunting Kornea Sklera 1 buah
e). Gunting Konjungtiva 1 buah

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
29

f). Gunting Kurus manis 1 buah


g). Gunting Madzembum 1 buah
h). Pinset anatomis manis 1 buah
i). Pinset cirugis manis 2 buah
j). Necdle holder mikro 1 buah
k). Curet Spoon / Eviserasi spoon 2 buah
l). Klem Lurus kecil 1 buah

2). Instrumen Eksentrasi


a). Dock Klem 1 buah
b). Cucing 3 buah
c). Hand mass no 3 pisau no 15 1 buah
d). Lengan beck 2 buah
e). Hak gigi 2 tumpul 1 buah
f). Gunting Metzenbaum 1 buah
g). Gunting Prepare Kecil Lancip 1 buah
h). Gunting Benang 1 buah
i). Pinset anatomis kecil 1 buah
j). Pinset cirugis kecil 1 buah
k). Arteri Klem 1 buah
l). Kocker Kecil 1 buah
m). Krom Klem 1 buah
n). Rasparatorium kecil 1 buah
o). Spatel 1 buah
p). Nald Volder mikro 1 buah
q). Kabel diatermi 1 Buah
r). Suction dan kanul 1 Buah
s). Pean Warna 1 Buah
t). Spatel 1 Buah

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
30

3). Instrumen tambahan Bedah Keratoplasty:


a). Eye Spreader 1 Buah
b). Pisau No 15 1 Buah
c). Tying Lurus 1 Buah
d). Tying Bengkok 1 Buah
e). Colibri 2 Buah
f). Keratoplasty trepine berbagai ukuran 1 Buah
g). Trepan block 1 Buah
h). Gunting kornea skolera 1 buah
i). Gunting vanes 1 buah
j). Needle holder mikro Instrumen strabismus 1 buah

2.12 Peralatan di kamar operasi


1. Kamar bedah paling sedikit harus dilengkapi :
a. Meja operasi.
b. Lampu operasi.
c. Meja alat –alat dan instrument.
d. Alat penghisap.
e. O2 dalam tabung.
f. Peralatan anestesi.
g. Standard infus.
h. Standard lampu.
i. Waskom + standard.
j. Tempat sampah.
k. Diatermi.
l. Mikroskop
m. Monitor TV
2. Kamar cuci tangan ( Scrub-Up)
a. Wastafel dengan krannya untuk 2 orang.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
31

b. Perlengkapan cuci tangan (sikat kuku dalam tempatnya ) dan bahan


untuk cuci tangan.
c. Skort plastik / karet.
d. Handuk.
3. Kamar sadar kembali (recorvery)
a. Tempat tidur beroda.
b. Perlengkapan untuk infus.
c. Perlengkapan premudikasi.
d. Oksigen (O2).
e. Perlengkapan observasi.
f. Obat-obatan.
4. Kamar sterilisasi di tempat
a. Tempat untuk merendam alat-alat.
b. Peralatan untuk mencuci sarung tangan.
c. Sterilisator.
d. Autoclave.
e. Lemari.
f. Tempat untuk kasa dan alat-alat tenun.
g. Alat- alat untuk pengepakan instrument dan alat-alat tenun.
5. Laboratorium
Laboratorium sederhana antara mencakupi pemeriksaan keadaan penderita
yang mendadak / sesudah dilakukan pembedahan.
6. Kamar instrument
Untuk menyimpan instrument tambahan yang dipergunakan untuk operasi
harian maupun cadangan. Penyimpanan dalam lemari kaca, secara
berkelompok menurut jenisnya instrument.
7. Ruangan arsip
Ruangan ini tempat penyimpan arsip penderita yang sudah dibedah, juga
merupakan ruangan administrasi bagi keperluan penderita yang akan dan
sudah dibedah.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
32

8. Kantor
Ruangan ini selain tempatnya kepala instalasi juga merupakan tempat
informasi, agar tahu siapa saja yang masuk dalam kamr bedah, juga tempat
dimana pemesanan alat operasi dan jadwal operasi dapat dilihat.

2.13 Limbah Kamar Operasi


Limbah kamar operasi yaitu ada dua macam yaitu limbah padat dan
limbah cair.
1. Limbah padat
Limbah padat ada dua yaitu : limbah medis dan non medis. Diantaranya
limbah medis : kasa yang terkena darah, spuit, mess, botol ampul, selang
infus, jarum. Sedangkan contoh limbah non medis : kertas, plastik.
2. Limbah cair
a. Urine
b. Darah
c. Pus

2.14 Posisi pembedahan


1) Posisi supine Operasi otak, operasi jantung, operasi bedah
abdomen umum, operasi tangan dan kaki.
2) Posisi thyroiditis Operasi daerah leher (operasi thyroidectomy,
operasi oesopagus, operasi larynx, operasi
tracheostomia.
3) Posisi Cholelithiasis Operasi liver, bladder.
4) Posisi Trendelenburg Operasi uterus atau ovary, operasi rectum.
5) Posisi Trendelenburg Memberikan anastesi kepada pasien yang full
stomach (perut penuh).
6) Posisi Lithotomy Operasi kebidanan, hemorhoid.
7) Posisi Prono Operasi daerah belakang kepala, punggung,
belakang lutut, tendo achilis, ginjal,adrenal

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
33

glands.
8) Posisi lateral Operasi paru-paru, oesopagus, operasi daerah
bahu, sebelah dada, pinggang, operasi femur, hip
joint (panggul).
9) Posisi Neprolithotomy Operasi ginjal, adrenal glands.
10) Posisi Jeck-knife Operasi rectum, anus, daerah sacrum
11) Posisi Mukhammedien Operasi spinal column (sum-sum tulang).
12) Posisi Situng Operasi otak, cervical Vertebrae, operasi
tonsillectomy.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
34

BAB 3
INSTRUMENTASI TEKNIK

3.1 Pengertian
Merupakan metode atau cara praktis dalam menyiapkan, merencanakan,
mengatur, melaksanakan, dan memantau instrument atau bahan yang akan
digunakan dan sesuai dengan jenis operasi.
3.2 Tujuan
3.2.1 Tujuan umum
1. Memperlancar jalannya tindakan pembedahan
2. Mencegah terjadinya infeksi
3. Agar petugas mengetahui prinsip-prinsip aseptic dan antiseptic yang harus
dilakukan di kamar operasi
3.2.2 Tujuan khusus
1. Agar perawat instrument dapat mengerti persiapan instrument secara
menyeluruh sesuai dengan tindakan pembedahan
2. Agar perawat instrument dapat mengatur posisi/letak alat atau instrument
sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat memudahkan tindakan
pembedahan
3. Agar perawat instrument tahu dan mengerti langkah-langkah yang akan
dilakukan oleh operator selama pembedahan
3.3 Persiapan
3.3.1 Persiapan pasien
Sesaat setelah pasien datang diruang persiapan kemudian dipindahkan ke
brancard agar mengganti baju khusus ruang operasi, pengecekan status (informed
concern) pengecekan persiapan fisik pasien (puasa) Untuk Pasien GA
mengecekan dan mencatan obat-obatan yang dibawah, cairan, darah K/P.
Menggunakan gigi palsu atau tidak. Setelah pasien dipindahkan kemeja operasi
dan sebelum dilakukan tindakan anaesthesi. Sebaiknya dilakukan fiksasi.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015

32
34
35

Langkah fiksasi ini bertujuan agar menghindari pasien jatuh karena tidak
sadar akibat pengaruh dari obat anaesthesi. Pengaturan atau perubahan posisi
tubuh dilakukan sesuai dengan macam tindakan operasi yang akan dilakukan
Perubahan posisi yang dimaksud sesuai dengan tindakan yang dilakukan
operator operasi. Selama ini perubahan posisi sering dilakukan adalah posisi
tergantung dan kepala extensi desinfeksi lapangan operasi dan pemasangan linen
steril pada pasien (draping) dilakukan untuk membersempit lapangan operasi yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau infeksi pada luka operasi.
Sesaat setelah dan atau penjahitan luka operasi, perawat instrument segera
melakukan perawatan luka secara aseptik, yang sebelumnya membersihkan dan
mengeringkan bekas darah disekitarnya.
3.3.2 Persiapan alat
Perawat kamar operasi sebaiknya mengetahui dan dapat menyiapan
instrument set mulai dari instrument dasar sampai instrument tambahan sesuai
dengan macam dan jenis operasi yang akan dilakukan
Selain itu perawat instrument juga bertanggung jawab menyiapkan linen
set steril. Handschoen steril bermacam-macam ukuaran, kasa, dan depres steril.
Selang section dan senur diatermi steril. Mangkok atau cucing atau bengkok.
Steril. bahan desinfeksi/ antiseptik, mes operasi sesuai kebutuhan dan berbagai
perlengkapan standart lain perlu dicatat dicatat, bahwa serangkaian pekerjaan
tersebut harus dilakukan sebelum operasi mulai dilakukan
Sesaat sebelum operasi, perawat instrument meneliti dan mengitung
jumlah alat dan bahan yang akan dipergunakan, kemudian menyiapkan dan
mengatur instrument dimeja mayo (setelah melakukan cuci tangan dan
mengunakan gaun operasi, serta handschoen steril) selama berlangsung
pembedahan. Perawat isntrument tetap melakukan pemeliharaan dan perawatan
alat, serta atau bahan yang dipergunakan. Begitu pula sesaat sebelum penjahitan
luka operasi dan sesaat sesudah operasi perawat instrument melakukan
pengecekan kelengkapan alat dan bahan yang digunakan serangkaian pekerjaan
tersebut merupakan tetap yang wajib dilakukan untuk mencegah terjadinya corpus

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
36

alineum atau tertingalnya. Alat dan bahan didalam anggota tubuh pasien yang di
operasi
3.4 Pelaksanaan
Pelaksanaan atau tata cara kerja perawat instrument merupakan tindakan
yang dilakukan perawat instrument pada waktu sebelum, selamadan sesaat
sesudah operasi di lingkungan kamar operasi, tugas dan tanggung jawab yang
dilakukannya adalah menyiapkan ruangan pasien, personil maupun alat
instrument dan bahan kebutuhan lainnya. Semua ini, tentu disesuaikan dengan
macam dan jenis operasi yang akan dilakukan para operator bedah.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
37

BAB 4
INSTRUMENTASI TEKNIK BEDAH MATA

Pada bab ini penulis akan menyampaikan tehnik instrumentasi pada


tindakan pembedahan. Mulai dari penataan alat di meja mayo dan meja instrument
baik set dasar maupun set khusus dan persiapan bahan dan alat penunjang. Hal ini
bertujuan agar penulis mampu memperlancar jalannya operasi, mempertahankan
kesterillan alat dan mengatur alat secara sistematis di meja mayo.

4.1. Instrumentasi tehnik operasi Extra Capsular Cataract Extractive


( ECCE) dengan penanaman Intra Ocular Lens (IOL) pada pasien
katarak.
4.1.1. Pengertian
Adalah suatu cara instrumentasi pada pasien dengan operasi
katarak dengan IOL.
4.1.2. Tujuan
1. Memperlancar jalannya operasi
2. Dapat mempertahankan kesterilan alat-alat instrument
3. Dapat mengatur alat-alat secara sistematis di meja mayo
4. Mempertahankan posisi pasien selama pembedahan
4.1.3. Persiapan
1. Pasien pre operasi
1) Pasien datang membawa surat pengatar operasi dari dokter/status
pasien sesuai dengan jadwal operasi.
2) Pasien atau keluarga sudah menandatangani surat persetujuan operasi.
3) Mengukur tanda-tanda vital pasien dan tekanan intra okuli (diharapkan
dalam batas normal).
4) Keadaan umum baik dan beri tanda mata yang akan di operasi.
5) Menggunting bulu mata hingga bersih dengan cara gunting yang akan
dipakai diolesi dengan salep gentamicin, agar bulu mata yang

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015

37
38

digunting menempel pada gunting tersebut dan tidak masuk kedalam


mata
6) Semua barang berharga dan perhiasan dilepas dan diserahkan kembali
kepada keluarga
7) Ganti baju pasien dengan baju opersai
8) Mata yang akan dioperasi ditetesi dengan pantocain 0,5 % sebanyak 1-
2 tetes, kemudian mydriatil 0,5% -1% dan efrisel 10% sebanyak 1-2
tetes. Apabila pupil belum lebar maka ditetesi kembali dengan
mydriatil 0,5% saja setiap 5 menit sampai pupil lebar, selanjutnya mata
dibebat kasa.
9) Sebelum masuk kamar operasi, pasien dianjurkan buang air kecil
terlebih dahulu.
10) Beritahukan kepada pasien semua tindakan yang akan dilakukan
terlebih dahulu dan lakukan time out.
2. Persiapan alat
1) Alat Non Steril
1) Bantal bundar/donat untuk menahan kepala
2) Mesin diatermi (bipolar)
3) Maeja operasi
4) Meja linen
5) Meja instrument
6) Meja mayo
7) Monitor TV
8) Mikroskop operasi
9) O2 dan selang canule
10) Kursi
11) Plester & gunting
12) Eye shield
13) Tempat sampah
14) Pantocain 0,5%

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
39

15) mydriatil 0,5%-1%


16) efrisel 10%
17) xylocain 2%
18) garamycin 80 mg
19) dexamethasone
20) IOL (sesuai ukurean) + catridge
21) Gentamycin zalf 0,3 %
1. Alat steril
1. Set linen steril
2. Cucing 3 :
a. Untuk larutan bethadine 10%
b. Untuk larutan BSS
c. Untuk tempat symco
3. Spuit 10 cc : 2
a. Untuk larutan bethadine 5%
b. Untuk larutan BSS
4. Spuit 5 cc: 2
a. Untuk irigasi aspirasi
b. Untuk hidroseksi
5. Spuit 3 cc : 2
a. Untuk xylocaine 2 %
b. Untuk garamycin : dexamethasone (1 : 1)
6. Spuit 1 cc : 4
a. Untuk myostat 0,3 -0,4 cc
b. Untuk tripan blue 0,3 -0,4 cc
c. Untuk antibiotika 0,3 -0,4 cc
d. Untuk capsulotomy.
7. Handscoen (sesuai ukuran)
8. Healon / visco elastis
9. Eye draple

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
40

10. Myostat
11. Blood set
12. Handle mikroskop
13. Cotton buds besar & kecil
14. Senur diathermi
2. Meja mayo
Meja operasi yang sudah beralaskan sarung mayo dan doek kecil 3
lapis / 1 duk besar yang dilipat.
Untuk persiapan alat antara lain :
a. Doek kecil (l)
b. Cucing berisi larutan BSS
c. Spuit l0 cc, 5 cc, 3 cc, 1 cc (sudah berisi obat)
d. Cotton buds, kassa
e. Benang side 4/0 tapper (k/p)
f. Benang nylon 10/0 spatula
g. Xylocane 2 %
h. Eye spreader (1)
i. PisauKeratom 2,75 mm (1)
j. Gunting koncjungtiva (1)
k. Colibri (1)
l. Pisau second 15% (k/p)
m. Nedle holder makro (1)
n. Nedle holder mikro (1)
o. Gunting kornea sklera kanan/kiri (l/1)
p. Tying lurus/bengkok (1/1)
q. Muscle hook (1)
r. Lens loop (1)
s. Sinskey (1)
t. Koglen (l)
u. Iris spatula (1)

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
41

v. Gunting vanas (1)


w. Utrata (1)
x. Symco (1)
4.1.4 Cara kerja :
1. Pasien dimasukkan kedalam kamar operasi dan dibaringkan di rneja
operasi, dengan beralaskan bantal donat sampai posisi terasa enak dan
nyaman.
2. Memasang selang o2 lt / mnt.
3. Memberikan tetes xylocaine 2% sebanyak 1-2 tts pada kedua mata dan
mernasang eye shield / dop mata pada mata yang tidak dioperasi.
4. Perawat dan dokter cuci tangan dengan cara fuerbringer dan
dikeringkan dengan washlap steril.
5. Perawat dan dokter memakai gaun dan handscoen steril
6. Mendesinfeksi mata pasien yang akan dioperasi dengan bethadine solution
l0% menggunakan lidi watten /cotton buds steril dari dalam keluar,
kemudian kelopak mata dikeringkan dengan kasa kering sampai bersih.
7. Perawat rnelakukan drapping untuk mempersempit lapangan operasi
dengan 2 duk kecil :
a. Doek kecil dibawah kepala lapis atas dilipat kedepan dengan menutupi
mata yang tidak dioperasi dan lapis bawah sebagai alas.
b. 1 doek besar untuk menutupi wajah yaitu dari hidung sampai kaki.
8. Perawat membersihkan kelopak mata dan bulu mata dari bethadine
solution dengan menggunakan kasa dan cotton buds steril.
9. Perawat memasang steril draple dengan bagian kantong pada daerah
temporal mata yang akan dioperasi.
10. Perawat menggunting steril draple pada belahan kelopak mata dengan
gunting konjungtiva.
11. Meja mayo didekatkan dengan meja operasi dan tancapkan kabel diatermi.
12. Asisten memasang handle mikroskop steril dan mengatur posisi cahaya.
13. Perawat memberitahukan instrumen sudah siap.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
42

14. Perawat menetesi mata yang akan dioperasi dengan xylocaine 2%


sebanyak 1-2 tetes.
15. Operator memasang eye spreader pada mata yang akan dioperasi. Operator
mendesinfeksi bola mata dengan larutan bethadine 5% kemudian
dibersihkan / dibilas dengan larutan bss menggunakan spuit 10 cc.
16. Operator melakukan peritomy konjungtiva dengan menggunakan gunting
konjungtiva ditangan kanan dan colibri di tangan kiri.
17. Operator memberikan injeksi sub tenon xylocaine 2 % sebanyak 2 cc
dengan menggunakan spuit 3 cc jarum healon.
18. Operator memasang tegel (k/p) dengan benang zyde 4/0 lalu klem dgn
pean pada steril draple.
19. Operator mcmbuat jarum capsulotomy yang diinginkan dengan
menggunakan spuit 1 cc dan nedle holder makro.
20. Operator melanjutkan melakukan peritomy koncjungtiva kemudian
merawat perdarahan dengan menggunakan diathermi bipolar.
21. Operator mernbuat grooving pada limbus dengan menggunakan keratom.
22. Operator melakukan pengecatan dengan memasukkan tripan blue 0,3 - 0,4
cc setelah 20 detik operator membilas dengan larutan bss dalam spuit 5 bc
jarum healon setelah itu operator memberikan viscoelastis (healon)
dimasukkan kedalam coa.
23. Operator melakukan capsulotomy dengan menggunakan jarum
capsulotomy / spuit 1 cc kemudian dilanjutkan dengan menggunakan
utrata sampai selesai.
24. Operator melebarkan insisi kornea sklera dengan menggunakan gunting
kornea sklera kanan dan kiri.
25. Operator melakukan jahitan persiapan (1 jahitan) dengan needle holder di
tangan kanan dan colibri ditangan kiri dengan benang nylon 10/0 spatula
yang telah dipotong terlebih dahulu, kemudian menata benang nylon 10/0
dengan spatel iris.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
43

26. Operator melakukan extraksi nukleus dengan menggunakan muscle hook


ditangan kiri dan lens loop ditangan kanan.
27. Operator melakukan heating jahitan persiapan dengan tying lurus ditangan
kiri dan tying bengkok ditangan, kanan dengan benang nylon 10/0 spatula.
Setelah itu dipotong dengan gunting koncjungtiva
28. Operator melakukan hecting kembali dengan needle holder di tangan
kanan dan colibri ditangan kiri dengan benang nylon 10/0 spatula.
Kemudian fiksasi dengan tying lurus ditangan kiri dan tying bengkok
ditangan kanan. Setelah itu dipotong dengan gunting koncjungtiva (2
hecting)
29. Operator melakukan irigasi aspirasi dengan menggunakan symco dan
larutan bss sampai bersih, kemudian memasukkan healon.
30. Operator melakukan insersi lensa sesuai ukurannya dengan menggunakan
pinset lensa / forceps mc pherson, iol ditetesi dengan larutan bss, setelah
itu operator mereposisi iol dengan menggunakan sinskey / kuglen.
31. Operator melakukan hecting kembali dengan needle holder di tangan
kanan dan colibri ditangan kiri dengan benang nylon 10/0 spatula.
Kemudian fiksasi dengan tying lurus ditangan kiri dan tying bengkok
ditangan kanan. Setelah itu dipotong dengan gunting koncjungtiva sampai
selesai.
32. Operator melakukan irigasi aspirasi dengan simco sampai healon bersih,
kemudian operator memasukkan myostat sebanyak 0,3 - 0,4 cc dan
operator memasukkan / menanam simpul hecting dengan menggunakan
tying lurus, memberikan antibiotic intra kamera.
33. Injeksi antibiotika sub konjunctiva 0,3 - 0,4 cc dengan jarum spuit 1 cc.
34. Setelah selesai perawat memberikan zalf garamycin kemudian eye
spreader dilepas oleh operator.
35. Perawat melepas eye drapp, doek kecil, canule 02 dan eye shieid.
36. Membersihkan daerah wajah dan kelopak mata, kemudian mata yang
sudah dioperasi dibebat dengan kasa steril dan hypafik.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
44

37. Pasien diberitahu bahwa operasi telah selesai dan pasien dirapikan,
kemudian diserah terimakan ke ruang rr.
38. Alat dibersihkan, dicuci, dikeringkan dan dipacking siap untuk disteril
lagi.
39. Perawat cuci tangan.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
45

4.2 Instrumentasi teknik operasi phakoemulsifikasi dengan dengan


penanaman Intra Ocular Lens (IOL) pada pasien katarak.

4.2.1 Pengertian
Suatu cara instrumentasi pada pasien dengan katarak yang
dilakukan tindakan operasi phakoemulsifikasi dengan IOL.
4.2.2 Tujuan
1. Memperlancar jalannya operasi
2. Dapat mempertahankan kesterilan alat-alat instrument
3. Dapat mengatur alat-alat secara sistematis di meja mayo
4. Mempertahankan posisi pasien selama pembedahan
4.2.3 Persiapan operasi
1. Pasien datang membawa surat pengatar operasi dari dokter/status pasien
sesuai dengan jadwal operasi.
2. Pasien atau keluarga sudah menandatangani surat persetujuan operasi.
3. Mengukur tanda-tanda vital pasien dan tekanan intra okuli (diharapkan
dalam batas normal).
4. Keadaan umum baik.
5. Menggunting bulu mata hingga bersih dengan cara gunting yang akan
dipakai diolesi dengan salep gentamicin, agar bulu mata yang digunting
menempel pada gunting tersebut dan tidak masuk kedalam mata
6. Semua barang berharga dan perhiasan dilepas dan diserahkan kembali
kepada keluarga
7. Ganti baju pasien dengan baju opersai
8. Mata yang akan dioperasi ditetesi dengan pantocain 0,5 % sebanyak 1-2
tetes, kemudian mydriatil 0,5% -1% dan efrisel 10% sebanyak 1-2 tetes.
Apabila pupil belum lebar maka ditetesi kembali dengan mydriatil 0,5% saja
setiap 5 menit sampai pupil lebar, selanjutnya mata dibebat kasa.
9. Sebelum masuk kamar operasi, pasien dianjurkan buang air kecil terlebih
dahulu.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
46

10. Beritahukan kepada pasien semua tindakan yang akan dilakukan terlebih
dahulu dan lakukan time out.
1. Persiapan alat
1. Alat non steril
1) Bantal bundar/donat untuk menahan kepala
2) Mesin phakoemulsi
3) Meja operasi
4) Meja linen
5) Meja instrument
6) Meja mayo
7) Monitor TV
8) Mikroskop operasi
9) O2 dan selang canule
10) Kursi
11) Plester & gunting
12) Eye shield
13) Tempat sampah
14) Pantocain 0,5%
15) mydriatil 0,5%-1%
16) efrisel 10%
17) xylocain 2%
18) garamycin 80 mg ampul
19) dexamethasone ampul
20) IOL (sesuai ukurean) + catridge
21) Gentamycin zalf 0,3 %
2. Alat steril
1. Set linen steril
2. Cucing 3 :
a. Untuk larutan bethadine 10%
b. Untuk larutan BSS

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
47

3. Spuit 10 cc : 2
a. Untuk larutan bethadine 5%
b. Untuk larutan BSS
4. Spuit 5 cc: 2
a. Untuk irigasi aspirasi
b. Untuk hidroseksi / udara
5. Spuit 3 cc : 2
a. Untuk xylocaine 2 %
b. Untuk garamycin : dexamethasone (1 : 1)
6. Spuit 1 cc : 4
a. Untuk myostat 0,3 -0,4 cc
b. Untuk tripan blue 0,3 -0,4 cc
c. Untuk antibiotika 0,3 -0,4 cc
d. Untuk capsulotomy / CCC (circulair curved linear
capsularhecxis)
7. Handscoen (sesuai ukuran)
8. Healon / visco elastis
9. Eye draple
10. Myostat
11. Blood set
12. Handle mikroskop
13. Cotton buds besar & kecil
3. Meja mayo
Meja operasi yang sudah beralaskan sarung mayo dan doek kecil 3
lapis / 1 duk besar yang dilipat.
Untuk persiapan alat antara lain :
a. Doek kecil (l)
b. Cucing berisi larutan BSS
c. Spuit l0 cc,5 cc,3 cc, I cc (sudah berisi obat)
d. Cotton buds, kassa

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
48

e. Benang side 4/0 tapper (k/p)


f. Benang nylon 10/0 spatula (k/p)
g. Xylocane 2 %
h. Eye spreader (1)
i. Pisau Keratom 2,75 mm (1)
j. Pisau second /blude 15% (1)
k. Nedle holder makro (1)
l. Nedle holder mikro (1)
m. Tying lurus/bengkok (1/1)
n. Sinskey (1)
o. Koglen (l)
p. Iris spatula (1)
q. Utrata (1)
4. Phaco Set :
a. Mesin Phaco
b. Hand Piece
c. Phako Tip
d. Irigasi Aspirasi Tip (I/A Tip)
e. Kaset Phaco
4.2.4 Cara Kerja :
1. Pasien dimasukkan kedalam kamar operasi dan dibaringkan di rneja operasi,
dengan beralaskan bantal donat sampai posisi terasa enak dan nyaman.
2. Memasang selang o2 lt / mnt.
3. Memberikan tetes xylocaine 2% sebanyak 1-2 tts pada kedua mata dan
mernasang eye shield / dop mata pada mata yang tidak dioperasi.
4. Perawat dan dokter cuci tangan dengan cara fuerbringer dan
dikeringkan dengan washlap steril.
5. Perawat dan dokter memakai gaun dan handscoen steril

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
49

6. Mendesinfeksi mata pasien yang akan dioperasi dengan bethadine solution


l0% menggunakan lidi watten /cotton buds steril dari dalam keluar,
kemudian kelopak mata dikeringkan dengan kasa kering sampai bersih.
7. Perawat rnelakukan drapping untuk mempersempit lapangan operasi dengan
2 duk kecil :
a. Doek kecil dibawah kepala lapis atas dilipat kedepan dengan
menutupi mata yang tidak dioperasi dan lapis bawah sebagai
alas.
b. 1 doek besar untuk menutupi wajah yaitu dari hidung sampai
kaki.
8. Perawat membersihkan kelopak mata dan bulu mata dari bethadine solution
dengan menggunakan kasa dan cotton buds steril.
9. Perawat memasang steril draple dengan bagian kantong pada daerah
temporal mata yang akan dioperasi.
10. Perawat menggunting steril draple pada belahan kelopak mata dengan
gunting konjungtiva.
11. Meja mayo didekatkan dengan meja operasi dan tancapkan kabel diatermi.
12. Asisten memasang handle mikroskop steril dan mengatur posisi cahaya.
13. Perawat memberitahukan instrumen sudah siap.
14. Perawat menetesi mata yang akan dioperasi dengan xylocaine 2% sebanyak
1-2 tetes.
15. Operator memasang eye spreader pada mata yang akan dioperasi. Operator
mendesinfeksi bola mata dengan larutan bethadine 5% kemudian
dibersihkan / dibilas dengan larutan BSS menggunakan spuit 10 cc.
16. Operator mcmbuat jarum capsulotomy yang diinginkan dengan
menggunakan spuit 1 cc dan nedle holder makro.
17. Operator membuat grooving pada limbus dengan menggunakan keratom.
18. Operator melakukan pengecatan dengan memasukkan tripan blue 0,3-0,4 cc,
setelah 20 detik operator membilas dengan larutan BSS dalam spuit 5 cc

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
50

jarum healon setelah itu operator memberikan viscoelastis (healon) yang


dimasukkan kedalam COA.
19. Operator melakukan capsulorecys dengan menggunakan spuit 1 cc yang
sudah dibuat oleh operator.
20. Operator melebarkan insisi pada kornea dan dilakukan hidrodiseksi dan
membuat insisi side port pada limbus dengan rnenggunakan blude 15 º.
21. Operator melakukan phaco dengan handpiece pada tangan kanan dan second
instrumen ditangan kiri, dengan spuit 5 cc kemudian nedle 5 cc ditangan kiri
operator diganti dengan nagara.
22. Operator melakukan irigasi aspirasi untuk membersihkan korteks dengan
menggunakan I/A tip dan larutan BSS sampai bersih, kemudian
memasukkan visco elastic / healon.
23. Operator memasang IOL sesuai ukuran dengan menggunakan tying lurus ke
dalam katried yang sudah ditetesi dengan visco elastic / healon.
24. Instrument mengambil tying lurus dari tangan operator dan memberikan
injector kepada operator.
25. Operator memasang katried pada injector kemudian operator memasukkan
IOL pada mata pasien.
26. Operator mereposisi IOL dengan menggunakan koglen.
27. Operator melakukan irigasi aspirasi untuk mengeluarkan visco elastic /
healon dari COA sampai bersih.
28. Operator memasukkan myostat 0,3 - 0,4 cc untuk mengecilkan pupil
kemudian operator melakukan hidrasi dengan cairan BSS spuit 5cc jarum
healon kecil. Lalu injeksi antibiotika 0,3 - 0,4 cc dengan jarum healon dan
meneteskan gentamycyn : kalmethasone ( l : l ) pada mata tersebut.
29. Eye spreader dilepas oleh operator.
30. Perawat melepas eye draple, doek kecil, canule 02 dan eye shield.
31. Membersihkan daerah wajah dan kelopak mata kemudian mata yang sudah
dioperasi dibebat dengan kasa steril dan hypafik (k/p). Pasien diberitahu

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
51

bahwa operasi telah selesai dan pasien dirapikan,kemudian dikembalikan ke


RR.
32. Alat dibersihkan, dicuci, dikeringkan dan dipacking siap untuk disterilisasi.
33. Cuci tangan

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
52

4.3 Instrumentasi Teknik Pada Operasi Trabeculectomy

4.3.1 Pengertian :
Suatu cara instrumentasi pada operasi trabeculotomy umummya
digunakan untuk pasien yang glaucoma.
4.3.2 Tujuan :
1. Memperlancar jalannya operasi
2. Dapat mempertahankan kesterilan alat-alat instrument
3. Dapat mengatur alat-alat secara sistematis di meja mayo
4. Mempertahankan posisi pasien selama pembedahan.
4.3.3 Persiapan
1. Pasien :
1) Pasien datang membawa surat pengatar operasi dari dokter / status
pasien sesuai dengan jadwal operasi.
2) Pasien atau keluarga sudah menandatangani surat persetujuan
operasi.
3) Mengukur tanda-tanda vital pasien dan tekanan intra okuli
(diharapkan dalam batas normal).
4) Keadaan umum baik.
5) Semua barang berharga dan perhiasan dilepas dan diserahkan
kembali kepada keluarga
6) Ganti baju pasien dengan baju pasien operasi
7) Sebelum masuk kamar operasi, pasien dianjurkan buang air kecil
terlebih dahulu.
8) Beritahukan kepada pasien semua tindakan yang akan dilakukan
terlebih dahulu dan lakukan time out.
2. Anastesi :
1. Anestesi topikal : xylocane 2 %
2. Anestesi lokal : Iidokain 2 %
(Teknik : retrobulbair, peribulbair, infiltrasi sub konjunctiva)

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
53

3. Anestesi general.
3. Alat :
a. Non Steril :
1. Eye shield
2. Mikroskop operasi
3. Meja operasi
4. meja linen
5. Meja instrumen
6. Meja mayo
7. Lampu operasi
8. 02 + canule O2
9. Kursi operator dan asisten
10. Tempat sampah
11. Plester dan gunting
12. Bethadine 10 %
13. Alkohol 70%
14. Aquabidest steril
15. Cairan BSS
16. Gentamicyn zalf 0,3 %
17. Garamicyne 80 mg ampul
18. Kalmethasone ampul
19. Spuit 3 cc, l0 cc
b. Steril :
1. meja linen : 1 set linen steril
2. meja mayo :
a. Eye speculum (1)
b. Gunting conjunctiva (1)
c. Needle holder (1)
d. Colibry (l)
e. Gunting Vanas (1)
f. Pincet Iris (l)

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
54

g. Pincet anatomis manis (1)


h. Cresent (l)
i. Diathermi bipolar (1)
j. Benang vicryl 8/0 atau nylon 10/0 spatula
k. Cucing
l. Handle mikroskop
m. Eye draple steril
n. Kasa, deppres, cotton buds
o. Diazepam (k/p)
p. Xylocaine 2 % tetes mata
q. Atropin 1% tetes mata.
4.3.4 Cara Kerja :
1. Pasien dimasukkan kedalam kamar operasi dan dibaringkan di rneja operasi,
dengan beralaskan bantal donat sampai posisi terasa enak dan nyaman.
2. Memasang selang o2 lt / mnt.
3. Memberikan tetes xylocaine 2% sebanyak 1-2 tts pada kedua mata dan
mernasang eye shield / dop mata pada mata yang tidak dioperasi.
4. Perawat dan dokter cuci tangan dengan cara fuerbringer dan
dikeringkan dengan washlap steril.
5. Perawat dan dokter memakai gaun dan handscoen steril
6. Mendesinfeksi mata pasien yang akan dioperasi dengan bethadine solution
l0% menggunakan lidi watten /cotton buds steril dari dalam keluar,
kemudian kelopak mata dikeringkan dengan kasa kering sampai bersih.
7. Perawat rnelakukan drapping untuk mempersempit lapangan operasi dengan
2 duk kecil :
a. Doek kecil dibawah kepala lapis atas dilipat kedepan dengan
menutupi mata yang tidak dioperasi dan lapis bawah sebagai
alas.
b. 1 doek besar untuk menutupi wajah yaitu dari hidung sampai
kaki.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
55

8. Perawat membersihkan kelopak mata dan bulu mata dari bethadine solution
dengan menggunakan kasa dan cotton buds steril.
9. Perawat memasang steril draple dengan bagian kantong pada daerah
temporal mata yang akan dioperasi.
10. Perawat menggunting steril draple pada belahan kelopak mata dengan
gunting konjungtiva.
11. Meja mayo didekatkan dengan meja operasi dan tancapkan kabel diatermi.
12. Asisten memasang handle mikroskop steril dan mengatur posisi cahaya.
13. Perawat memberitahukan instrumen sudah siap.
14. Perawat menetesi mata yang akan dioperasi dengan xylocaine 2% sebanyak
1-2 tetes.
15. Operator memasang eye spreader pada mata yang akan dioperasi. Operator
mendesinfeksi bola mata dengan larutan bethadine 5% kemudian
dibersihkan / dibilas dengan larutan BSS menggunakan spuit 10 cc.
16. Operator membuat flap konjunctiva limbal based dibagian nasal superior
dengan menggunakan cresent.
17. Memberikan diathermi bipolar kepada operator untuk merawat perdarahan
dibagian nasal superior untuk lokasi flap sklera.
18. Operator membuat flap sklera dengan cresent ukuran 4 x 4 x 4 mm bentuk
segitiga atau segi empat ke anterior sampai batas korneosklera warna abu-
abu
19. Operator melakukan trabeculectomy l x l x l mm dengan menggunakan
cresent/ blude.
20. Operator melakukan iridectomy dengan gunting vanas.
21. Memberikan needle holder dan colibry kepada operator untuk menjahit flap
konjunctiva 3 buah dengan benang vicryl 8/0 atau nylon l0/0 spatula.
22. Operator memberikan tetes atropine 1 %, injeksi dexamethasone dan
gentamicyne ( a : a ) secara sub konjuntiva, kemudian memberikan zalf
antibiotika (gentamicyn 0,3 %).
23. Eye spreader dilepas oleh operator.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
56

24. Perawat melepas eye draple, doek kecil, canule 02 dan eye shield.
25. Membersihkan daerah wajah dan kelopak mata kemudian mata yang sudah
dioperasi dibebat dengan kasa steril dan hypafik. Pasien diberitahu bahwa
operasi telah selesai dan pasien dirapikan,kemudian dikembalikan ke RR.
26. Alat dibersihkan, dicuci, dikeringkan dan dipacking siap untuk disterilisasi.
27. Cuci tangan.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
57

4.4 Instrumentasi Teknik Pada Operasi Iridectomy

4.4.1 Pengertian :
Suatu cara instrumentasi pada operasi untuk mengambil iris yang
bertujuan untuk mengurangi tekanan di dalam bola mata.
4.4.2 Tujuan :
1. Memperlancar jalannya operasi
2. Dapat mempertahankan kesterilan alat-alat instrument
3. Dapat mengatur alat-alat secara sistematis di meja mayo
4. Mempertahankan posisi pasien selama pembedahan
4.4.3 Persiapan
1. Pasien :
1) Pasien datang membawa surat pengatar operasi dari dokter / status
pasien sesuai dengan jadwal operasi.
2) Pasien atau keluarga sudah menandatangani surat persetujuan
operasi.
3) Mengukur tanda-tanda vital pasien dan tekanan intra okuli
(diharapkan dalam batas normal).
4) Keadaan umum baik.
5) Semua barang berharga dan perhiasan dilepas dan diserahkan
kembali kepada keluarga
6) Ganti baju pasien dengan baju pasien operasi
7) Sebelum masuk kamar operasi, pasien dianjurkan buang air kecil
terlebih dahulu.
8) Beritahukan kepada pasien semua tindakan yang akan dilakukan
terlebih dahulu dan lakukan time out.
2. Anastesi :
1. Anestesi topikal : xylocane 2 %
2. Anestesi lokal : Iidokain 2 %
(Teknik : retrobulbair, peribulbair, infiltrasi sub konjunctiva)

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
58

3. Anestesi general.
3. Alat :
a. Non Steril :
1. Eye shield
2. Mikroskop operasi
3. Meja operasi
4. meja linen
5. Meja instrumen
6. Meja mayo
7. Lampu operasi
8. 02 + canule O2
9. Kursi operator dan asisten
10. Tempat sampah
11. Plester dan gunting
12. Bethadine 10 %
13. Alkohol 70%
14. Aquabidest steril
15. Cairan BSS
16. Gentamicyn zalf 0,3 %
17. Garamicyne 80 mg ampul
18. Kalmethasone ampul
19. Spuit 3 cc, l0 cc
b. Steril :
1. meja linen : 1 set linen steril
2. meja mayo :
a. Eye speculum (1)
b. Gunting conjunctiva (1)
c. Needle holder (1)
d. Colibry (l)
e. Gunting Vanas (1)
f. Pincet Iris (l)

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
59

g. Pincet anatomis manis (1)


h. Cresent (l)
i. Diathermi bipolar (1)
j. Benang vicryl 8/0 atau nylon 10/0 spatula
k. Cucing
l. Handle mikroskop
m. Eye draple steril
n. Kasa, deppres, cotton buds
o. Diazepam (k/p)
p. Xylocaine 2 % tetes mata
q. Atropin 1% tetes mata
4.4.4 Cara Kerja :
1. Pasien dimasukkan kedalam kamar operasi dan dibaringkan di rneja operasi,
dengan beralaskan bantal donat sampai posisi terasa enak dan nyaman.
2. Memasang selang o2 lt / mnt.
3. Memberikan tetes xylocaine 2% sebanyak 1-2 tts pada kedua mata dan
mernasang eye shield / dop mata pada mata yang tidak dioperasi.
4. Perawat dan dokter cuci tangan dengan cara fuerbringer dan
dikeringkan dengan washlap steril.
5. Perawat dan dokter memakai gaun dan handscoen steril
6. Mendesinfeksi mata pasien yang akan dioperasi dengan bethadine solution
l0% menggunakan lidi watten /cotton buds steril dari dalam keluar,
kemudian kelopak mata dikeringkan dengan kasa kering sampai bersih.
7. Perawat rnelakukan drapping untuk mempersempit lapangan operasi dengan
2 duk kecil :
a. Doek kecil dibawah kepala lapis atas dilipat kedepan dengan
menutupi mata yang tidak dioperasi dan lapis bawah sebagai alas.
b. 1 doek besar untuk menutupi wajah yaitu dari hidung sampai kaki.
8. Perawat membersihkan kelopak mata dan bulu mata dari bethadine solution
dengan menggunakan kasa dan cotton buds steril.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
60

9. Perawat memasang steril draple dengan bagian kantong pada daerah


temporal mata yang akan dioperasi.
10. Perawat menggunting steril draple pada belahan kelopak mata dengan
gunting konjungtiva.
11. Meja mayo didekatkan dengan meja operasi dan tancapkan kabel diatermi.
12. Asisten memasang handle mikroskop steril dan mengatur posisi cahaya.
13. Perawat memberitahukan instrumen sudah siap.
14. Perawat menetesi mata yang akan dioperasi dengan xylocaine 2% sebanyak
1-2 tetes.
15. Operator memasang eye spreader pada mata yang akan dioperasi. Operator
mendesinfeksi bola mata dengan larutan bethadine 5% kemudian
dibersihkan / dibilas dengan larutan BSS menggunakan spuit 10 cc.
16. Operator melakukan injeksi sub konjunctiva dengan xylocain 2 %.
17. Memberikan blude dan tying lurus kepada operator untuk melakukan insisi
pada limbus ± 3 mm, kemudian operator menjepit iris dengan tying lurus
dan dipotong dengan gunting vanas, bila ada perdarahan di spooling dengan
larutan BSS sampai pendarahan berhenti.
18. Operator menutup incisi dengan cara hidrasi dengan larutan BSS
menggunakan jarum healon.
19. Setelah selesai, mata diberi salep gentamicyn 0,3 % dan ditutup dengan
kasa steril.
20. Perawat melepas eye draple, doek kecil, canule 02 dan eye shield.
21. Perawat membersihkan daerah wajah dan kelopak mata kemudian mata
yang sudah dioperasi dibebat dengan kasa steril dan hypafik.
22. Pasien diberitahu bahwa operasi telah selesai dan pasien dirapikan,
kemudian dikembalikan ke RR.
23. Alat dibersihkan, dicuci, dikeringkan dan dipacking siap untuk disterilisasi.
24. Cuci tangan.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
61

4.5 Instrumentasi Teknik Pada Disisi Aspirasi

4.5.1 Pengertian
Suatu cara instrumentasi sederhana yang digunakan untuk mengeluarkan
lensa dari camera oculi anterior.
4.5.2 Tujuan
1. Memperlancar jalannya operasi
2. Dapat mempertahankan kesterilan alat-alat instrument
3. Dapat mengatur alat-alat secara sistematis di meja mayo
4. Mempertahankan posisi pasien selama pembedahan
4.5.3 Persiapan.
1. Pasien Pre Op
1) Pasien datang membawa surat pengatar operasi dari dokter/status
pasien sesuai dengan jadwal operasi.
2) Pasien atau keluarga sudah menandatangani surat persetujuan operasi
(inform consent).
3) Mengukur tanda-tanda vital pasien dan tekanan intra okuli (diharapkan
dalam batas normal).
4) Keadaan umum baik.
5) Menggunting bulu mata hingga bersih dengan cara gunting yang akan
dipakai diolesi dengan salep gentamicin, agar bulu mata yang
digunting menempel pada gunting tersebut dan tidak masuk kedalam
mata
6) Semua barang berharga dan perhiasan dilepas dan diserahkan kembali
kepada keluarga
7) Ganti baju pasien dengan baju operasi.
8) Mata yang akan dioperasi ditetesi dengan pantocain 0,5 % sebanyak 1-
2 tetes, kemudian mydriatil 0,5% -1% dan efrisel 10% sebanyak 1-2
tetes. Apabila pupil belum lebar maka ditetesi kembali dengan

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
62

mydriatil 0,5% saja setiap 5 menit sampai pupil lebar, selanjutnya mata
dibebat kasa.
9) Sebelum masuk kamar operasi, pasien dianjurkan buang air kecil
terlebih dahulu.
10) Beritahukan kepada pasien semua tindakan yang akan dilakukan
terlebih dahulu dan lakukan time out.
2. Alat Non Steril
1) Bantal bundar/donat untuk menahan kepala
2) Mesin Diatermi (Bipolar)
3) Meja Operasi
4) Meja Linen
5) Meja Instrument
6) Meja Mayo
7) Monitor TV
8) Mikroskop Operasi
9) O2 Dan Selang Canule
10) Kursi
11) Plester & Gunting
12) Eye Shield
13) Tempat Sampah
14) Pantocain 0,5%
15) Mydriatil 0,5%-1%
16) Efrisel 10%
17) Xylocain 2%
18) Garamycin 80 Mg
19) Dexamethasone
20) Myostat
21) Tripan Blue
22) Viscoelastis (Healon)
23) Gentamycin zalf 0,3 %

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
63

3. Alat steril
1. Set linen steril
2. Cucing 3 :
a. Untuk larutan bethadine 10%
b. Untuk larutan BSS
c. Untuk tempat symco
3. Spuit 10 cc : 2
a. Untuk larutan bethadine 5%
b. Untuk larutan BSS
4. Spuit 5 cc : 2
a. Untuk irigasi aspirasi
b. Untuk hidroseksi
5. Spuit 3 cc : 2
a. Untuk xylocaine 2 %
b. Untuk garamycin : dexamethasone (1 : 1)
6. Spuit 1 cc : 4
a. Untuk myostat 0,3 -0,4 cc
b. Untuk tripan blue 0,3 -0,4 cc
c. Untuk antibiotika 0,3 -0,4 cc
d. Untuk capsulotomy.
7. Handscoen (sesuai ukuran)
8. Healon / visco elastis
9. Eye drapp
10. Myostat
11. Blood set
12. Handle mikroskop
13. Cotton buds besar & kecil
14. Senur diathermi

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
64

3. Meja mayo
Meja operasi yang sudah beralaskan sarung mayo dan doek kecil 3
lapis / 1 duk besar yang dilipat.
Untuk persiapan alat antara lain :
a. Doek kecil (l)
b. Cucing berisi larutan BSS
c. Spuit l0 cc,5 cc,3 cc, I cc (sudah berisi obat)
d. Cotton buds, kassa
e. Benang nylon 10/0 spatula
f. Xylocane 2 %
g. Eye spreader (1)
h. PisauKeratom 2,75 mm (1)
i. Colibri (1)
j. Pisau second 15% (k/p)
k. Nedle holder mikro (1)
l. Tying lurus/bengkok (1/1)
m. Sinskey (1)
n. Koglen (l)
o. Iris spatula (1)
p. Gunting vanas (1)
q. Utrata (1)
r. Symco (1)
4.5.4 Cara Kerja :
1. Pasien dimasukkan kedalam kamar operasi dan dibaringkan di rneja operasi,
dengan beralaskan bantal donat sampai posisi terasa enak dan nyaman.
2. Memasang selang o2 lt / mnt.
3. Memberikan tetes xylocaine 2% sebanyak 1-2 tts pada kedua mata dan
mernasang eye shield / dop mata pada mata yang tidak dioperasi.
4. Perawat dan dokter cuci tangan dengan cara fuerbringer dan
dikeringkan dengan washlap steril.
5. Perawat dan dokter memakai gaun dan handscoen steril

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
65

6. Mendesinfeksi mata pasien yang akan dioperasi dengan bethadine solution


l0% menggunakan lidi watten /cotton buds steril dari dalam keluar,
kemudian kelopak mata dikeringkan dengan kasa kering sampai bersih.
7. Perawat rnelakukan drapping untuk mempersempit lapangan operasi dengan
2 duk kecil :
a. Doek kecil dibawah kepala lapis atas dilipat kedepan dengan
menutupi mata yang tidak dioperasi dan lapis bawah sebagai alas.
b. 1 doek besar untuk menutupi wajah yaitu dari hidung sampai kaki.
8. Perawat membersihkan kelopak mata dan bulu mata dari bethadine solution
dengan menggunakan kasa dan cotton buds steril.
9. Perawat memasang steril draple dengan bagian kantong pada daerah
temporal mata yang akan dioperasi.
10. Perawat menggunting steril draple pada belahan kelopak mata dengan
gunting konjungtiva.
11. Meja mayo didekatkan dengan meja operasi
12. Asisten memasang handle mikroskop steril dan mengatur posisi cahaya.
13. Perawat memberitahukan instrumen sudah siap.
14. Perawat menetesi mata yang akan dioperasi dengan xylocaine 2% sebanyak
1-2 tetes.
15. Operator memasang eye spreader pada mata yang akan dioperasi. Operator
mendesinfeksi bola mata dengan larutan bethadine 5% kemudian
dibersihkan / dibilas dengan larutan bss menggunakan spuit 10 cc.
16. Operator membuat clear cornea insisi pada arah jam 12 dengan
menggunakan keratom.
17. Memberikan symco kepada operator untuk melakukan i/a massa lensa
sampai bersih
18. Operator menjahit kornea dengan nylon l0/0 (l jahitan).
19. Operator memberikan antibiotika (cefuroxim 0,3 mg) injeksi ke dalam
camera oculi anterior.
20. Mernberikan salep gentamicyn zalf 0,3 %

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
66

21. Eye spreader dilepas oleh operator.


22. Perawat melepas eye draple, doek kecil, canule 02 dan eye shield.
23. Membersihkan daerah wajah dan kelopak mata kemudian mata yang sudah
dioperasi dibebat dengan kasa steril dan hypafik
24. Pasien diberitahu bahwa operasi telah selesai dan pasien dirapikan,
kemudian dikembalikan ke rr.
25. Alat dibersihkan, dicuci, dikeringkan dan dipacking siap untuk disterilisasi.
26. Cuci tangan

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
67

4.6 Instrumentasi Teknik Eviserasi

4.6.1 Pengertian
Suatu cara instrumentasi pada operasi pengeluaran isi bola mata
meliputi kornea, iris, pupil, lensa, vitreus, retina, koroid yang hanya menyisakan
sklera dan konjungtiva untuk menghilangkan sumber infeksi pada bola mata.
4.6.2. Tujuan
1. Memperlancar jalannya operasi.
2. Mempertahankan alat instrument tetap steril.
3. Dapat mengatur alat secara sistematis di meja mayo.
4. Mempertahankan posisi pasien selama pembedahan.
4.6.3. Persiapan Anastesi
General Anastesi.
4.6.4. Persiapan Alat
1. Alat Non Steril
1) Meja operasi
2) Meja instrumen
3) Meja linen
4) Meja mayo
5) Lampu operasi
6) Bantal donat untuk menahan kepala
7) Mesin diatermi dan plate diatermi
8) Kursi
9) Plester dan gunting
10) Tempat sampah
2. Alat Steril
1. Doek klem (1)
2. Eye spreader (1)
3. Tangkai pisau no.3 dan pisau no.15
4. Gunting korneo sklera (1)

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
68

5. Gunting konjungtiva (1)


6. Gunting lurus manis (1)
7. Gunting metzenbaum (1)
8. Pincet anatomis manis (1)
9. Pncet cirurgis manis (1)
10. Needle holder mikro (1)
11. Curette spoon/ eviserasi spoon (1)
12. Klem lurus kecil (1)
13. Cucing (1)
14. Benang:
15. Pehacain 2 % (2)
16. Spuit 3 cc (1)
17. Spuit 10 cc (1)
18. Kasa,lidi waten dan cotton buds
19. Betadine 5 %
20. Cairan RL
21. Nebacetine bubuk
22. Tampon pita
4.6.5 Cara Kerja
1. Perawat, asisten dan operator mencuci tangan, memakai baju operasi dan
handscoen steril.
2. Perawat mengatur instrumen di meja mayo dan meja instrumen sesuai
kebutuhan.
3. Perawat mendesinfeksi menggunakan betadine 10 % pada mata yang akan
dioperasi, kemudian dikeringkan dengan kasa kering.
4. Perawat melakukan drapping :
1) 2 Doek kecil di bawah kepala
2) 1 Doek besar dari leher sampai kaki
3) 1 Doek kecil di samping kanan
4) 1 Doek kecil di samping kiri

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
69

5. Operator melakukan injeksi retrobulbair dengan pehacain 2 %.


6. Operator memasang eye spreader, kemudian irigasi dengan larutan betadine
5 % dan dibilas dengan larutan RL sampai bersih.
7. Operator melakukan peritomi konjungtiva dengan gunting konjungtiva, lalu
merawat perdarahan dengan diatermi.
8. Operator membuka BMD dari limbus dengan pisau no.15.
9. Operator memperlebar insisi korneo sklera dengan gunting korneo sklera/
undermain.
10. Operator mengeluarkan seluruh isi bola mata (uvea) dari sklera dengan
menggunakan currete spoon dan dilanjutkan dengan mengeluarkan isi bola
mata ( kornea, lensa, retina, vitreus) secara perlahan-lahan dipisahkan dari
lapisan sklera sampai bersih.
11. Merawat perdarahan dengan kasa sampai perdarahan berhenti, jika belum
berhenti beri epineprin 1:100.000 iu atau rawat perdarahan dengan diatermi.
12. Operator melakukan koreksi dengan kasa dan tampon pita yang
dimasukkan ke dalam sklera.
13. Apabila perdarahan pada sklera sudah berhenti maka sklera dicuci dengan
larutan RL sampai bersih ( operator membersihkan sklera dengan hati-hati
agar tidak terjadi robekan pada sklera).
14. Setelah bersih operator mengisi sklera dengan nebacetine powder sampai
penuh (k/p bone graff bila tidak ada infeksi).
15. Operator menjahit sklera dengan mengunakan vicryl 5-0.
16. Operator menjahit konjungtiva dengan menggunakan viryl 6-0.
17. Perawat memberikan gentamyvin zalf 3 % kemudian dibebat tekan kasa 3
lapis ( 1 lapis kecil bagian dalam, 2 lebar untuk luar ) dan difiksasi dengan
hypavix lebar 2 lembar.
18. Lapangan operasi dibersihkan.
19. Alat dicuci, dikeringkan, dipacking dan disterilkan.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
70

4.7 Instrumentasi Teknik Pada Operasi Eksenterasi

4.7.1. Pengertian
Suatu cara melakukan teknik instrumentasi pada operasi
pengangkatan bola mata dari palpebra sampai tulang orbita.
4.7.2. Tujuan
1. Memperlancar jalannya operasi.
2. Mempertahankan alat instrument tetap steril.
3. Dapat mengatur alat secara sistematis di meja mayo.
4. Mempertahankan posisi pasien selama pembedahan.
4.7.3. Persiapan
1. Pasien
1) Pasien datang membawa surat pengantar operasi dari dokter / status
pasien sesuai jadwal operasi.
2) Pasien atau keluarga sudah menandatangani surat persetujuan operasi.
3) Mengukur tanda-tanda vital.
4) Keadaan umum pasien baik.
5) Semua barang berharga dan perhiasan dilepas dan diserahkan pada
keluarga.
6) Mata yang akan dioperasi dibebat kasa.
7) Pasien memakai pakaian khusus kamar bedah.
8) Pasien diantarkan ke ruang premedikasi.
9) Pasien dipersilahkan berbaring.
10) Pasien dianjurkan buang air kecil terlebih dahulu sebelum masuk
kamar operasi.
11) Semua tindakan yang dilakukan pada pasien harus diberitahu terlebih
dahulu.
2. Anastesi
Pasien dianastesi general.
3. Alat
1. Non Steril

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
71

a. Meja Operasi
b. Meja linen
c. Meja instrument
d. Meja mayo
e. Lampu operasi
f. Kursi
g. Tempat sampah
h.Plester dan gunting
i. Betadine 10 %
j. Alkohol 70 %
k. Cairan RL
2. Steril :
1. Meja linen
1. Set linen steril
2.Meja mayo
1. Doek Klem (3)
2. Cucing (2)
3. Hand vet mess no.3 dan nmess no.15.
1. Langenbeck kecil (2)
2. Hak gigi 2 tumpul (2)
4. Gunting metzenbaum (10)
5. Gunting prepare kecil lancip (1)
6. Gunting benang (1)
7. Pincet anatomis kecil (2)
8. Pincet cirurgis kecil (2)
9. Arteri klem
10. Kocker kecil (2)
11. Krom klem (2)
12. Rasparatorium kecil (1)
13. Spatel (1)

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
72

14. Needle holder mikro (1)


15. Kabel diatermi
16. Suction dan kanul
17. Pen warna (1)
18. Benang silk 4-0 cutting dan 8-0
19. Spatel
20. Kasa dan depper
21. Betadine 10 %
22. Zalf kemicetine
23. Zalf gentamycin
4.7.4. Cara Kerja
1. Pasien diposisikan telentang.
2. Perawat,asisten dan operator mencuci tangan,memakai baju dan handscoen
steril
3. Perawat mengatur instrument di meja mayo dan meja instrument sesuai
kebutuhan.
4. Perawat melakukan desinfeksi dengan menggunakan betadine 10 % pada
mata yang akan dioperasi, meliputi tumor dari arah dalam keluar.
5. Perawat mempersempit lapangan operasi dengan melakukan drapping :
a. 2 Doek kecil di bawah kepala
b. 1 Doek besar dari leher sampai kaki
c. 1 Doek kecil disamping kanan
d. 1 Doek kecil disamping kiri
6. Perawat memasang kabel diatermi dan suction.
7. Operator menutup tumor dengan kasa,kemudian kasa dijahit dengan silk
3-0 jarum cutting.
8. Operator menggambar daerah yang akan diinsisi dengan pen warna.
9. Perawat memberikan hand vet mess no.3 dan mess no.15 kepada operator
untuk membuat insisi di kulit palpebra mengelilingi rongga orbita
menyusuri dinding orbita kearah apex orbita serta memberikan canule

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
73

suction kepada asisten untuk merawat perdarahan.


10. Operator memperdalam insisi dengan mess no.15 dan gunting metzenbaum
sampai ke peri os (tulang orbita) sampai tumor lepas.
11. Operator memisahkan jaringan dari tulang orbita menggunakan
rasparatorium.
12. Operator mengidentifikasi ada atau tidaknya destruksi tulang.
13. Setelah jaringan lepas,operator menjahit facia dengan vicryl 3-0.
14. Operator menjahit kulit dengan premilene 6-0.
15. Operator mengolesi tulang orbita dengan kemicetine zalf.
16. Perawat memberikan kasa yang sudah dibentuk seperti mangkuk dengan
bagian luar diolesi dengan zalf kemicetine ditempelkan (masuk) kedalam
tulang orbita.Bagian dalam kasa diberi kasa lagi sampai penuh agar tidak
lubang sampai keluar, selain itu juga untuk menekan perdarahan.
17. Bagian luar ditutup kasa lebar dan difiksasi kuat dengan hipavix.
18. Daerah operasi dibersihkan dan pasien dirapikan.
19. Alat dicuci,dikeringkan,dipacking dan disterilkan.
20. Cuci tangan.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
74

4.8 Instrumentasi Teknik Pada Keratoplasty

4.8.1. Pengertian
Suatu cara instrumentasi teknik pada pasien yang akan dilakukan operasi
keratoplasty (mengganti kornea yang rusak).
4.8.2. Tujuan
1. Memperlancar jalannya operasi.
2. Mempertahankan alat instrument tetap steril.
3. Dapat mengatur alat secara sistematis di meja mayo.
4. Mempertahankan posisi pasien selam pembedahan.
4.8.3. Persiapan
1. Pasien
1) Pasien datang membawa surat pengantar operasi dari dokter/ status
pasien sesuai jadwal operasi.
2) Pasien atau keluarga sudah menandatangani surat persetujuan operasi.
3) Mengukur tanda-tanda vital.
4) Keadaan umum pasien baik.
5) Semua barang berharga dan perhiasan dilepas dan diserahkan pada
keluarga.
6) Mata yang akan dioperasi dibebat kasa.
7) Pasien memakai pakaian khusus kamar bedah.
8) Pasien diantarkan ke ruang premedikasi.
9) Pasien dipersilahkan berbaring.
10) Pasien dianjurkan buang air kecil terlebih dahulu sebelum masuk
kamar operasi.
11) Semua tindakan yang dilakukan pada pasien harus diberitahu terlebih
dahulu.
2. Anastesi
Pada pasien dilakukan general anastesi.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
75

3. Alat
1. Non Steril :
1. Meja operasi
2. Meja linen
3. Meja operasi
4. Meja mayo
5. Lampu operasi
6. Mesin diatermi
7. Kursi
8. Tempat sampah
9. Plester dan gunting
2. Steril :
1. Meja linen : 1 paket linen steril
2. Meja mayo :
1. Eye spreader (1)
2. Pisau 15
3. Tying lurus dan bengkok (1/1)
4. Colibri (1)
5. Keratoplasty trepine (berbagai ukuran)
6. Trepan block (1)
7. Gunting korneo sklera (1)
8. Gunting vanas (1)
9. Needle holder mikro (1)
10. Cucing (1)
11. Benang Ethilon 10-0
12. Betadine 10 %
13. Cairan RL
14. Spuit 3 cc dan 10 cc
15. Gentamycin zalf 0,3 %
16. Eye draple

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
76

17. Kabel diatermi bipolar


4.8.4. Cara Kerja
1. Pasien diposisikan telentang dengan general anastesi.
2. Perawat,asisten dan operator mencuci tangan, memakai baju operasi dan
handscoen steril.
3. Perawat mengatur instrumen dimeja mayo dan meja instrumen sesuai
kebutuhan.
4. Perawat melakukan desinfeksi menggunakan betadine 10 % pada mata yang
akan dioperasi.
5. Perawat melakukan drapping :
a. 2 Doek kecil di bawah kepala, lapis atas dilipat kedepan dengan
menutupi mata yang tidak dioperasi dan lapis bawah sebagai alas.
b. 1 Doek besar untuk menutupi wajah dari leher sampai kaki
6. Perawat membersihkan kelopak mata dan bulu mata dari betadine
menggunakan cotton buds.
7. Perawat memasang eye draple dengan bagian kantong pada daerah temporal
mata yang akan dioperasi.
8. Perawat mendekatkan meja mayo dengan meja operasi.
9. Perawat menggunting eye draple pada belahan kelopak mata dengan gunting
konjungtiva.
10. Operator memasang eye spreader dan desinfeksi pada bola mata dengan
betadine 5 % kemudian dibilas dengan larutan RL.
11. Operator membuat marking pada kornea sesuai ukuran dan diperdalam ½
tebal kornea menggunakan trepan.
12. Operator membuat insisi melalui celah bekas trepan sampai tembus bilik
mata depan (BMD) menggunakan pisau 15º.
13. Bila BMD dangkal dapat dimasukkan viscoelastis secukupnya.
14. Operator menggunting korneo sklera secara melingkar sampai lepas
seluruhnya menggunakan gunting korneo sklera.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
77

15. Pada donor bola mata,operator membuat irisan 1 mm dari limbus dengan
pisau 15º menembus bola mata lalu dilanjutkan digunting melingkar sampai
kornea lepas seluruhnya.
16. Operator meletakkan kornea donor secara terbalik pada trepan block.
17. Dengan trepan yang sama ukurannya, kornea ditembus dengan cara ditekan
kuat-kuat.
18. Operator memindahkan kornea donor ke mata pasien yang telah diambil
korneanya.
19. Operator melakukan jahitan fiksasi dengan ethylon 10-0 memakai needle
holder dan tying bengkok yang dimulai pada jam 12, 3, 6, 9 lalu dilanjutkan
dengan jahit menyeluruh pada bagian tepi kornea secara melingkar.
20. Operator memberikan injeksi cefuroxim 750 mg sebanyak 0,3-0,4 cc.
21. Operator memberikan injeksi gentamycin 1 ampul dan dexamethasone 1
ampul (1:1).
22. Perawat memberikan gentamycin zalf 0,3 %.
23. Operator melepas eye spreader.
24. Perawat membersihkan mata dan daerah sekitarnya dari sisa betdine lalu
dikeringkan dengan kasa kering, mata dibebat dengan kasa dan difiksasi
dengan hipavix.
25. Pasien dirapikan.
26. Alat dicuci,dikeringkan,dipacking dan disterilkan.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
78

4.9 Instrumentasi Teknik Vitrektomy Dengan Pemasangan Bakel Sklera

4.9.1. Pengertian
Suatu cara instrumentasi teknik pada pasien dengan ablasio retina.
4.9.2. Tujuan
1. Memperlancar jalannya operasi.
2. Mempertahankan alat instrument tetap steril.
3. Dapat mengatur alat secara sistematis di meja mayo.
4. Mempertahankan posisi pasien selama pembedahan.
4.9.3. Persiapan
1. Pasien
1) Pasien datang membawa surat pengantar operasi dari dokter/ status pasien
sesuai jadwal operasi.
2) Pasien atau keluarga sudah menandatangani surat persetujuan operasi.
3) Mengukur tanda-tanda vital.
4) Keadaan umum pasien baik.
5) Semua barang berharga dan perhiasan dilepas dan diserahkan pada
keluarga.
6) Mata yang akan dioperasi dibebat kasa.
7) Pasien memakai pakaian khusus kamar bedah.
8) Pasien diantarkan ke ruang premedikasi.
9) Pasien dipersilahkan berbaring.
10) Pasien dianjurkan buang air kecil terlebih dahulu sebelum masuk kamar
operasi.
11) Semua tindakan yang dilakukan pada pasien harus diberitahu terlebih
dahulu.
2. Anastesi
Pada pasien dilakukan general anastesi.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
79

3. Alat
1. Non Steril
1) Meja operasi
2) Meja linen
3) Mesin vitrektomi,diatermi dan laser.
4) Monitor TV
5) Meja instrumen
6) Meja mayo
7) Lampu operasi
8) Kursi
9) Tempat sampah
10) Plester dan gunting
2 . Steril
1. Meja linen : 1 paket linen steril.
2. Meja mayo :
1) Eye spreader (1)
2) Gunting konjungtiva (1)
3) Colibri (1)
4) Muscle hook (3)
5) Arteri klem pean lurus manis (1)
6) Jangka/ Kaliper (1)
7) Needle holder miko dan makro (1/1)
8) Tying lurus (1)
9) Pincet anatomis manis (1)
10) Pincet cirurgis manis (1)
11) Flute needle
12) Ikatur
13) Benang silk 3-0 tanpa jarum, mersilene 5-0, vicril 7-0 dan
vicryl 8-0 jarum cutting.
14) Penjepit plate / pinset plate dan plate berwarna silver

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
80

15) Alkohol dan betadine 10 %


16) Cairan BSS
17) Gentamycin zalf 0,3 %
18) Gentamycin inj. 80 mg
19) Dexamethason inj. 1 amp
20) Spuit 3 cc dan 10 cc
21) Eye drap
22) Lidi waten, kasa dan cotton buds
4.9.4 Cara Kerja
1. Pasien diposisikan telentang dengan general anastesi.
2. Perawat,asisten dan operator mencuci tangan, memakai baju operasi dan
handscoen steril.
3. Perawat mengatur instrumen dimeja mayo dan meja instrumen sesuai
kebutuhan.
4. Perawat melakukan desinfeksi menggunakan betadine 10 % pada mata yang
akan dioperasi.
5. Perawat melakukan drapping :
1). 2 Doek kecil di bawah kepala,lapis atas dilipat kedepan dengan
menutupi mata yang tidak dioperasi dan lapis bawah sebagai alas.
2). 1 Doek besar untuk menutupi wajah dari leher sampai kaki
6. Perawat membersihkan kelopak mata dan bulu mata dari betadine
menggunakan cotton buds.
7. Perawat memasang eye draple dengan bagian kantong pada daerah temporal
mata yang akan dioperasi.
8. Perawat mendekatkan meja mayo dengan meja operasi.
9. Perawat menggunting eye draple pada belahan kelopak mata dengan gunting
konjungtiva.
10. Operator memasang eye spreader dan desinfeksi pada bola mata dengan
betadine 5 % kemudian dibilas dengan larutan RL.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
81

11. Operator melakukan peritomi konjungtiva dengan menggunakan gunting


konjungtiva dan colibri dengan jarak ± 3 mm dari limbus pada jam 3, 6, 9,
12 (360), kemudian di undermain sedemikian rupa untuk identifikasi
musculus.
12. Operator merawat perdarahan dengan diatermi bipolar.
13. Operator melanjutkan membebaskan rectus dengan menggunakan muscle
hook untuk menarik rectus.
14. Operator melakukan fiksasi rectus menggunakan silk 3-0 tanpa jarum dan
arteri klem lalu membuat simpul pada benang.
15. Operator memeriksa sekeliling bola mata bagian belakang dengan cara
menarik benang fiksasi rectus di tangan kiri dan ikatur pada tangan kanan.
16. Operator melakukan encircling/ circlage diantara 4 musculus dan sklera,
kemudian difiksasi dengan mersilene 5-0, sleve pada jam 10.
17. Operator melakukan sklerotomi di tiga tempat yaitu di jam 8 untuk canule
infus, di jam 2 dan jam 10 untuk memasukkan pipa endoiluminator dan
ocutum/ endolaser probe, kemudian canule infus difiksasi dengan benang
vicryl 7-0.
18. Operator memasang lensa fundus diatas kornea kemudian padamkan lampu
mikroskop dan lampu ruangan.
19. Operator melakukan vitrektomi sebersih mungkin, kemudian dilakukan
tindakan tambahan yang diperlukan seperti pelepasan membran,
endodrainase dan endolaser.
20. Operator melakukan tamponade gas SF6, C3F8 atau silicon oil kedalam
rongga vitreus.
21. Operator mengeluarkan instrumen dari dalam bola mata kemudian
melakukan jahitan pada sklerotomi dengan vicryl 7-0.
22. Operator melakukan jahitan konjungtiva dengan vicryl 8-0 menggunakan
needle holder mikro pada tangan kanan dan colibri pada tangan kiri lalu
disimpul menngunakan needle holder mikro dan makro.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
82

23. Operator memberikan injeksi gentamycin dan dexamethasone sub


konjungtiva.
24. Perawat memberikan salep gentamycin,operator melepas spreader, daerah
sekitar mata dibersihkan dan dikeringkan dengan kasa kering lalu ditutup
dengan kasa dan diplester dengan hypavix.
25. Alat dicuci, dikeringkan, dipacking dan disterilkan.
26. Cuci tangan.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
83

4.10 Instrumentasi Teknik Pterigium

4.10.1 Pengertian
Suatu cara instrumentasi teknik pada pasien dengan pterigium.
4.10.2. Tujuan
1. Memperlancar jalannya operasi.
2. Mempertahankan alat instrument tetap steril.
3. Dapat mengatur alat secara sistematis di meja mayo.
4. Mempertahankan posisi pasien selama pembedahan.
4.10.3. Persiapan
1. Pasien
1) Pasien datang membawa surat pengantar operasi dari dokter/ status
pasien sesuai jadwal operasi.
2) Pasien atau keluarga sudah menandatangani surat persetujuan operasi.
3) Mengukur tanda-tanda vital.
4) Keadaan umum pasien baik.
5) Semua barang berharga dan perhiasan dilepas dan diserahkan pada
keluarga.
6) Mata yang akan dioperasi dibebat kasa.
7) Pasien memakai pakaian khusus kamar bedah.
8) Pasien diantarkan ke ruang premedikasi.
9) Pasien dipersilahkan berbaring.
10) Pasien dianjurkan buang air kecil terlebih dahulu sebelum masuk
kamar operasi.
11) Semua tindakan yang dilakukan pada pasien harus diberitahu terlebih
dahulu.
2. Anastesi
Anastesi Topikal.
Tetesi mata pasien yang akan dioperasi dengan pantocain 0,5 %
sebanyak 1-2 tetes.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
84

3. Alat Non Steril


1). Meja operasi
2). Meja linen
3). Meja instrumen
4). Meja mayo
5). Lampu operasi
6). Kursi
7). Tempat sampah
8). Plester dan gunting
4. Alat Steril
1). Cucing (3) :
a. Betadine (1)
b. Kapas basah (1)
c. Untuk tempat alat habis pakai (1)
2) Eye spreader (1)
3) Pterigium forcep (1)
4) Needle holder (1)
5) Gunting konjungtiva (1)
6) Tying bengkok dan lurus (1/1)
7) Colibri (1)
8) Spatel (1)
9) Benang vicryl 8-0
10) Spuit 1 cc (1)
11) Spuit 3 cc (2)
12) Kasa dan lidi waten
13) Betadine 10 % dan alkohol 70 %
14) Aquades
15) Gentamycin zalf
16) Inj.Dexamethasone
17) Pehacaine

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
85

4.10.4 Cara Kerja


1. Pasien diposisikan telentang dan mata yang akan dioperasi diberi anastesi
topikal pantocain 0,5 % sebanyak 2 tetes.
2. Perawat dan dokter cuci tangan dengan cara fuerbinger.
3. Perawat menata alat diatas meja mayo.
4. Perawat memberitahukan bahwa instrumen telah siap.
5. Operator mendesinfeksi lapangan operasi dengan larutan betadine 10 %.
6. Asisten memasang doek lubang steril pada mata yang akan dioperasi.
7. Operator memasang eye spreader dan melakukan desinfeksi bola mata
dengan larutan betadine 5 % kemudian dibilas dengan larutan RL.
8. Operator mengecek pterigium atau pseudomembran menggunakan spatel
iris atau sonde.
9. Operator melakukan injeksi infiltrasi (k/p) dengan pehacain 2 % dengan
menggunakan spuit 1 cc pada daerah pterigium.
10. Operator melakukan exterpasi pterigium menggunakan hockey mess dan
colibri, setelah lepas ganti colibri dengan pincet pterigium dan bersihkan
sisa pterigium tersebut dengan hockey mess dan pincet pterigium tersebut.
11. Rawat perdarahan dengan cotton buds dan irigasi.
12. Operator mengambil graft menggunakan gunting konjungtiva dan colibri.
13. Operator menjahit graft dengan benang vicryl 8-0 menggunakan needle
holder dan colibri,kemudian jahitan disimpul menngunakan tying bengkok
dan lurus.
14. Operator memberikan injeksi gentamycin dan dexamethasone (a:a) sub
konjungtiva.
15. Perawat memberikan gentamycin zalf.
16. Operator melepas eye spreader, perawat membersihkan daerah sekitar mata.
17. Bebat mata dengan kasa dan hipavix.
18. Pasien diberitahu bahwa operasi sudah selesai.
19. Pasien dirapikan.
20. Alat dicuci,dikeringkan, dipacking dan disterilkan.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
86

4.11 Instrumentasi Teknik Pada Enukleasi


4.11.1. Pengertian
Suatu cara instrumentasi teknik pada pasien yang dilakukan pengeluaran
seluruh isi bola mata dengan memotong otot-otot medial, lateral, superior dan
inferior.
4.11.2. Tujuan
1. Memperlancar jalannya operasi.
2. Mempertahankan alat instrument tetap steril.
3. Dapat mengatur alat secara sistematis di meja mayo.
4. Mempertahankan posisi pasien selama pembedahan.
4.11.3. Persiapan
1. Pasien
1) Pasien datang membawa surat pengantar operasi dari dokter/ status pasien
sesuai jadwal operasi.
2) Pasien atau keluarga sudah menandatangani surat persetujuan operasi.
3) Mengukur tanda-tanda vital.
4) Keadaan umum pasien baik.
5) Semua barang berharga dan perhiasan dilepas dan diserahkan pada
keluarga.
6) Mata yang akan dioperasi dibebat kasa.
7) Pasien memakai pakaian khusus kamar bedah.
8) Pasien diantarkan ke ruang premedikasi.
9) Pasien dipersilahkan berbaring.
10) Pasien dianjurkan buang air kecil terlebih dahulu sebelum masuk kamar
operasi.
11) Semua tindakan yang dilakukan pada pasien harus diberitahu terlebih
dahulu.
2. Anastesi
Pasien dianastesi general.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
87

3. Alat
1. Non Steril
1).Meja operasi
2).Meja linen.
3).Meja instrumen
4).Meja mayo
5).Lampu operasi
6).Kursi
7).Tempat sampah
8).Plester dan gunting
2.Steril
a.Meja linen : 1 paket linen
b.Meja mayo :
1).Doek klem (1)
2).Cucing (2)
3).Klem lurus (1)
4).Klem bengkok (1)
5).Eye spreader
6).Gunting tenotomi (undermain) (1)
7).Muscle hook (1)
8).Currete enukleasi (1)
9).Gunting metzenbaum (1)
10).Needle holder (1)
11).Kabel diatermi
12).Canule suction
13).Lidi waten,coton buds dan kasa
14).Benang: silk 4-0 dan vicryl 6-0
15).Gentamycin zalf 0,3 %
16).Nebacetine powder
17).Spuit 3 cc dan 10 cc

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
88

18).Pehacain 2 %
19).Betadine
20).Alkohol
21).Cairan RL
4.11.4. Cara Kerja
1. Pasien telentang dengan general anastesi.
2. Perawat ,asisten, dan operator cuci tangan dan memakai baju dan sarung
tangan steril.
3. Perawat mengatur instrumen di meja mayo dan meja instrumen sesuai
kebutuhan.
4. Perawat melakukan desinfeksi menggunakan betadine 10 % pada mata yang
akan dioperasi, kemudian dikeringkan dengan kasa kering.
5. Perawat melakukan drapping :
a. 2 Doek kecil dibawah kepala
b. 1 Doek besar dari leher sampai kaki
c. 1 Doek kecil disamping kanan
d. 1 Doek kecil disamping kiri
6. Perawat memasang kanul suction dan diatermi
7. Operator melakukan injeksi infiltrasi (pehacain 2 %)
8. Operator memasang eye spreader dan irigasi bola mata dengan betadine 5 %
kemudian dibilas dengan larutan RL.
9. Operator membuat flap konjungtiva mengelilingi limbus dan membuat
undermain sampai ke bagian posterior dengan menggunakan gunting
tenotomy dan pincet anatomis.
10. Operator mengidentifikasi empat otot rectus pada otot dekat inferiornya
dengan menggunakan muscle hook dan benang silk 4-0.
11. Operator memisahkan bola mata dari keempat otot rectusnya dan memotong
pada keempat insertionya.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
89

12. Operator mengangkat bola mata dengan menggunakan sendok enuklean dan
memotong saraf optik dengan menggunakan gunting enukleasi
(metzenbaum).
13. Operator merawat perdarahan dengan kasa kering dan bila perlu
menggunakan diatermi.
14. Operator mengisi kantong konjungtiva dan tenon dengan nebacetin powder.
15. Operator mengikat empat otot ke tengah dengan benang silk 4-0
menggunakan needle holder.
16. Operator menjahit konjungtiva flap dengan benang vicryl 6-0.
17. Operator membuka eye spreader.
18. Operator mengoleskan gentamycin zalf pada luka bagian luar, kemudian
menutup luka dengan kasa (bebat tekan) dan difiksasi dengan hypavix.
19. Perawat membersihkan dan merapikan pasien.
20. Alat dicuci,dibersihkan,dikeringkan dan dipacking untuk disterilkan
kembali.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
90

4.12 Instrumentasi Teknik Pada Strabismus


4.12.1 Pengertian
Suatu cara instrumentasi teknik pada pasien strabismus.
4.12.2 Tujuan
1. Memperlancar jalannya operasi.
2. Mempertahankan alat instrument tetap steril.
3. Dapat mengatur alat secara sistematis di meja mayo.
4. Mempertahankan posisi pasien selama pembedahan.
4.12.3 Persiapan
1. Pasien
1) Pasien datang membawa surat pengantar operasi dari dokter/ status
pasien sesuai jadwal operasi.
2) Pasien atau keluarga sudah menandatangani surat persetujuan
operasi.
3) Mengukur tanda-tanda vital.
4) Keadaan umum pasien baik.
5) Semua barang berharga dan perhiasan dilepas dan diserahkan pada
keluarga.
6) Mata yang akan dioperasi dibebat kasa.
7) Pasien memakai pakaian khusus kamar bedah.
8) Pasien diantarkan ke ruang premedikasi.
9) Pasien dipersilahkan berbaring.
10) Pasien dianjurkan buang air kecil terlebih dahulu sebelum masuk
kamar operasi.
11) Semua tindakan yang dilakukan pada pasien harus diberitahu
terlebih dahulu.
2. Anastesi
Pasien dianastesi general.
3. Alat
a. Non Steril

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
91

1).Meja operasi
2).Meja linen.
3).Meja instrumen
4).Meja mayo
5).Lampu operasi
6).Kursi
7).Tempat sampah
8).Plester dan gunting
b. Steril
1).Meja linen : 1 paket linen
2).Meja Mayo :
1).Eye spreader
2).Pincet cirurgis manis (2)
3).Pincet anatomis (1)
4).Gunting konjungtiva (1)
5).Guntingmetzenbaum (1)
6).Gunting benang/ Gunting lurus (1)
7).Klem arteri (1)
8).Klem buldog (2)
9).Spatel iris besar (1)
10).Jangka/ kaliper (1)
11).Needle holder (1)
12).Tying lurus dan bengkok (1/1)
13).Muscle hook (3)
14).Benang : Mersilene 5-0,Vicryl 6-0 dan Vicryl 8-0
15).Pehacain 2 %
16).Betadine
17).Alkohol 70 %
18).Cairan RL
19).Kasa,lidi waten dan cotton buds

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
92

20).Lidocain 2 %
21).Spuit 3 cc dan 10 cc
4.12.4 Cara Kerja
1. Pasien telentang dengan general anastesi.
2. Perawat ,asisten, dan operator cuci tangan dan memakai baju dan sarung
tangan steril.
3. Perawat mengatur instrumen di meja mayo dan meja instrumen sesuai
kebutuhan.
4. Perawat melakukan desinfeksi menggunakan betadine 10 % pada mata
yang akan dioperasi, kemudian dikeringkan dengan kasa kering.
5. Perawat melakukan drapping :
a. 2 Doek kecil dibawah kepala
b. 1 Doek besar dari leher sampai kaki
c. Doek kecil disamping kanan
d. 1 Doek kecil disamping kiri
6. Perawat memasang kanul suction dan diatermi.
7. Operator memberikan injeksi lidocain 2 % secara retrobulbair sebanyak 4
cc pada mata yang akan dioperasi (OS)
8. Operator memasang eye spreader dan melakukan desinfeksi bola mata
dengan larutan betadine 5 % kemudian dibilas dengan larutan RL.
9. Operator menjahit tegel dengan mersilene 5-0 pada jam 6 dan jam 12
dengan jarak ½ mm-1 mm dari limbus menggunakan needle holder dan
pincet rectus.
10. Operator melakukan peritomy konjungtiva dengan gunting konjungtiva
pada tangan kanan dan colibri pada tangan kiri.
11. Operator mengidentifikasi otot rectus lateralis menggunakan muscle hook.
12. Operator menjahit otot rectus lateralis + 1 ½ mm dari insersi otot dengan
vicryl 6-0,lalu rectus dijepit dengan klem dan dipotong.
13. Operator merawat perdarahan dengan diatermi.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
93

14. Operator menjahit otot pada episklera (pada tempat insersi yang baru)
menggunakan vicryl 6-0.
15. Operator menjahit konjungtiva dengan vicryl 8-0,dan tegel dilepas.
16. Perawat memberikan gentamycin zalf lalu eye spreader dilepas oleh
operator.
17. Mata yang telah dioperasi ditutup dengan kasa dan difiksasi dengan
hipavix.
18. Pasien dibersihkan dan dirapikan.
19. Alat dicuci, dikeringkan, dipacking dan disterilkan.
20. Cuci tangan.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
94

4.13. Instrumentasi tehnik operasi Small Incision Cataract Surgery


(SICS) dengan penanaman Intra Ocular Lens (IOL) pada pasien
katarak.
4.13.1 Pengertian
Adalah suatu cara instrumentasi pada pasien katarak yang dilakukan
tindakan dengan operasi sics dengan IOL.
4.13.2. Tujuan
1. Memperlancar jalannya operasi
2. Dapat mempertahankan kesterilan alat-alat instrument
3. Dapat mengatur alat-alat secara sistematis di meja mayo
4. Mempertahankan posisi pasien selama pembedahan
4.13.3. Persiapan Pasien pre operasi
1) Pasien datang membawa surat pengatar operasi dari dokter/status pasien
sesuai dengan jadwal operasi.
2) Pasien atau keluarga sudah menandatangani surat persetujuan operasi.
3) Mengukur tanda-tanda vital pasien dan tekanan intra okuli (diharapkan dalam
batas normal).
4) Keadaan umum baik dan beri tanda mata yang akan di operasi.
5) Menggunting bulu mata hingga bersih dengan cara gunting yang akan dipakai
diolesi dengan salep gentamicin, agar bulu mata yang digunting menempel
pada gunting tersebut dan tidak masuk kedalam mata
6) Semua barang berharga dan perhiasan dilepas dan diserahkan kembali kepada
keluarga
7) Ganti baju pasien dengan baju opersai
8) Mata yang akan dioperasi ditetesi dengan pantocain 0,5 % sebanyak 1-2 tetes,
kemudian mydriatil 0,5% -1% dan efrisel 10% sebanyak 1-2 tetes. Apabila
pupil belum lebar maka ditetesi kembali dengan mydriatil 0,5% saja setiap 5
menit sampai pupil lebar, selanjutnya mata dibebat kasa.
9) Sebelum masuk kamar operasi, pasien dianjurkan buang air kecil terlebih
dahulu.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
95

10) Beritahukan kepada pasien semua tindakan yang akan dilakukan terlebih
dahulu dan lakukan time out.
2. Persiapan alat
1) Alat Non Steril
1) Bantal bundar/donat untuk menahan kepala
2) Mesin diatermi (bipolar)
3) Maeja operasi
4) Meja linen
5) Meja instrument
6) Meja mayo
7) Monitor TV
8) Mikroskop operasi
9) O2 dan selang canule
10) Kursi
11) Plester & gunting
12) Eye shield
13) Tempat sampah
14) Pantocain 0,5%
15) mydriatil 0,5%-1%
16) efrisel 10%
17) xylocain 2%
18) garamycin 80 mg
19) dexamethasone
20) IOL (sesuai ukurean) + catridge
21) Gentamycin zalf 0,3 %
2. Alat steril
1. Set linen steril
2. Cucing 3 :
a. Untuk larutan bethadine 10%
b. Untuk larutan BSS

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
96

c. Untuk tempat symco


3. Spuit 10 cc : 2
c. Untuk larutan bethadine 5%
d. Untuk larutan BSS
4. Spuit 5 cc: 3
c. Untuk irigasi aspirasi
d. Untuk hidroseksi
e. Untuk vectis
5. Spuit 3 cc : 2
c. Untuk xylocaine 2 %
d. Untuk garamycin : dexamethasone (1 : 1)
6. Spuit 1 cc : 4
e. Untuk myostat 0,3 -0,4 cc
f. Untuk tripan blue 0,3 -0,4 cc
g. Untuk antibiotika 0,3 -0,4 cc
h. Untuk capsulotomy.
7. Handscoen (sesuai ukuran)
8. Healon / visco elastis
9. Eye drapp
10. Myostat
11. Blood set
12. Handle mikroskop
13. Cotton buds besar & kecil
14. Senur diathermi
3. Meja mayo
Meja operasi yang sudah beralaskan sarung mayo dan doek kecil 3
lapis / 1 duk besar yang dilipat.
Untuk persiapan alat antara lain :
a. Blood set
b.Cucing berisi larutan BSS

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
97

a. Spuit l0 cc, 5 cc, 3 cc, 1 cc (sudah berisi obat)


b. Cotton buds, kassa
c. Benang side 4/0 tapper (k/p)
d. Benang nylon 10/0 spatula
e. Xylocane 2 %
f. Eye spreader (1)
g. PisauKeratom 2,75 mm dan kresent (1)
h. Gunting koncjungtiva (1)
i. Colibri (1)
j. Pisau second 15% (k/p)
k. Nedle holder makro (1)
l. Nedle holder mikro (1)
m. Gunting kornea sklera kanan/kiri (l/1)
n. Tying lurus/bengkok (1/1)
o. Muscle hook (1)
p. Lens loop (1)
q. Sinskey (1)
r. Koglen (l)
s. Iris spatula (1)
t. Gunting vanas (1)
u. Utrata (1)
v. Symco (1)
w. Vectis (1)
x.
4.13.4 Cara kerja :
1. Pasien dimasukkan kedalam kamar operasi dan dibaringkan di rneja operasi,
dengan beralaskan bantal donat sampai posisi terasa enak dan nyaman.
2. Memasang selang O2 lt / mnt.
3. Memberikan tetes xylocaine 2% sebanyak 1-2 tts pada kedua mata dan
mernasang eye shield / dop mata pada mata yang tidak dioperasi.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
98

4. Perawat dan dokter cuci tangan dengan cara fuerbringer dan


dikeringkan dengan washlap steril.
5. Perawat dan dokter memakai gaun dan handscoen steril
6. Mendesinfeksi mata pasien yang akan dioperasi dengan bethadine solution
l0% menggunakan lidi watten /cotton buds steril dari dalam keluar,
kemudian kelopak mata dikeringkan dengan kasa kering sampai bersih.
7. Perawat rnelakukan drapping untuk mempersempit lapangan operasi
dengan 2 duk kecil :
a. Doek kecil dibawah kepala lapis atas dilipat kedepan dengan menutupi
mata yang tidak dioperasi dan lapis bawah sebagai alas.
b. 1 doek besar untuk menutupi wajah yaitu dari hidung sampai kaki.
8. Perawat membersihkan kelopak mata dan bulu mata dari bethadine
solution dengan menggunakan kasa dan cotton buds steril.
9. Perawat memasang steril drapp dengan bagian kantong pada daerah
temporal mata yang akan dioperasi.
10. Perawat menggunting steril draple pada belahan kelopak mata dengan
gunting konjungtiva.
11. Meja mayo didekatkan dengan meja operasi dan tancapkan kabel diatermi.
12. Asisten memasang handle mikroskop steril dan mengatur posisi cahaya.
13. Perawat memberitahukan instrumen sudah siap.
14. Perawat menetesi mata yang akan dioperasi dengan xylocaine 2%
sebanyak 1-2 tetes.
15. Operator memasang eye spreader pada mata yang akan dioperasi. Operator
mendesinfeksi bola mata dengan larutan bethadine 5% kemudian
dibersihkan / dibilas dengan larutan BSS menggunakan spuit 10 cc.
16. Operator melakukan peritomy konjungtiva dengan menggunakan gunting
konjungtiva ditangan kanan dan colibri di tangan kiri.
17. Operator memberikan injeksi sub tenon xylocaine 2 % sebanyak 2 cc
dengan menggunakan spuit 3 cc jarum healon.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
99

18. Operator memasang tegel (k/p) dengan benang zyde 4/0 lalu klem dgn
pean pada steril drapp.
19. Operator mcmbuat jarum capsulotomy yang diinginkan dengan
menggunakan spuit 1 cc dan nedle holder makro.
20. Operator melanjutkan melakukan peritomy koncjungtiva kemudian
merawat perdarahan dengan menggunakan diathermi bipolar.
21. Operator mernbuat incise 4 mm pada skelera dengan menggunakan pisau
no.15
22. Operator menggunakan cresent untuk membelah sclera menjadi 2 bagian
sampai limbus.
23. Operator membuat lubang second instrument dengan pisau slit /15°
24. Operator melakukan pengecatan dengan memasukkan tripan blue 0,3 - 0,4
cc setelah 20 detik operator membilas dengan larutan BSS dalam spuit 5
bc jarum healon setelah itu operator memberikan viscoelastis (healon)
dimasukkan kedalam COA.
25. Operator melakukan capsulotomy dengan menggunakan jarum
capsulotomy / spuit 1 cc kemudian dilanjutkan dengan menggunakan
utrata sampai selesai.
26. Operator membuat grooving pada limbus dengan keratom dan diperlebar ±
4 mm
27. Operator melakukan ekstraksi nucleus dengan menggunakan vectis
28. Operator melakukan hecting kurang lebih 2 jahitan dengan needle holder
di tangan kanan dan colibri ditangan kiri dengan benang nylon 10/0
spatula yang telah dipotong terlebih dahulu, kemudian menata benang
nylon 10/0 dengan spatel iris.
29. Operator melakukan heating jahitan persiapan dengan tying lurus ditangan
kiri dan tying bengkok ditangan, kanan dengan benang nylon 10/0 spatula.
Setelah itu dipotong dengan gunting koncjungtiva
30. Operator melakukan irigasi aspirasi dengan menggunakan symco dan
larutan BSS sampai bersih, kemudian memasukkan healon.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
100

31. Operator melakukan insersi lensa sesuai ukurannya dengan menggunakan


pinset lensa / forceps mc pherson, iol ditetesi dengan larutan BSS, setelah
itu operator mereposisi IOL dengan menggunakan sinskey / kuglen.
32. Operator melakukan hecting kembali dengan needle holder di tangan
kanan dan colibri ditangan kiri dengan benang nylon 10/0 spatula.
Kemudian fiksasi dengan tying lurus ditangan kiri dan tying bengkok
ditangan kanan. Setelah itu dipotong dengan gunting koncjungtiva sampai
selesai.
33. Operator melakukan irigasi aspirasi dengan simco sampai healon bersih,
kemudian operator memasukkan myostat sebanyak 0,3 - 0,4 cc dan
operator memasukkan / menanam simpul hecting dengan menggunakan
tying lurus.
34. Injeksi antibiotika sub konjunctiva 0,3 - 0,4 cc dengan jarum spuit 1 cc.
35. Setelah selesai perawat memberikan zalf garamycin kemudian eye
spreader dilepas oleh operator.
36. Perawat melepas eye drapp, doek kecil, canule 02 dan eye shieid.
37. Membersihkan daerah wajah dan kelopak mata, kemudian mata yang
sudah dioperasi dibebat dengan kasa steril dan hypafik.
38. Pasien diberitahu bahwa operasi telah selesai dan pasien dirapikan,
kemudian diserah terimakan ke ruang rr.
39. Alat dibersihkan, dicuci, dikeringkan dan dipacking siap untuk disteril
lagi.
40. Perawat cuci tangan.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
101

BAB 5
PELAKSANAAN

5.1 Gambaran Umum Kamar Operasi Bedah


Pelatihan perawat kamar bedah instrumentasi bedah umum di Instalasi
Bedah Pusat Terpadu RSUD Dr. Soetomo Surabaya dilaksanakan pada tanggal 24
Agustus 2015 sampai dengan 27 Nopember 2015 Sebelumnya peserta mengikuti
materi dalam kelas selama 2 minggu. Instrumentasi pembedahan antara lain di
kamar operasi Bedah Mata di Kamar Operasi 503 dan 505. pada setiap kamar
operasi masing-masing berputaran jadwal selama 1 bulan mulai pada 24 Agustus
2015 sampai dengan 27 Nopember 2015 dimana peserta harus masuk mengikuti
pelatihan instrumentasi sesuai dengan pelatihan dari pembimbing instrumentasi
bedah mata sampai waktu pelatihan selesai.

5.1.1 Profil Instalasi Bedah Pusat Terpadu RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya merupakan rumah
sakit tipe A pendidikan sekaligus rumah sakit rujukan di wilayah Indonesia
Timur. Yang berarti semua department di lingkungan rumah sakit Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya memiliki rasa tanggung jawab untuk selalu
berbenah untuk meningkatkan mutu pelayanan khususnya di bidang ilmu bedah.
Instalasi Bedah Pusat merupakan unit atau pusat pelayanan pembedahan
yang terdiri dari bedah digestif, bedah anak, bedah onkologi, bedah plastik, bedah
urologi, bedah mata, bedah THT, bedah Obgyn, bedah Kepala & Leher, bedah
Orthopaedi, bedah Toraks Kardiovaskuler, dan Bedah Syaraf , yang terletak di
Gedung Bedah Pusat Terpadu ( lantai 4, 5, 6 ).

5.1.2 Falsafah
Kamar Operasi adalah ruangan khusus memberikan pelayanan berkualitas
kepada pasien saat sebelum, selama, dan sesaat sesudah dilakukan pembedahan.
Mengutamakan profesional yang memberikan dukungan dengan memperhatikan

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015

101
102

akan kebutuhan pasien baik bio, psiko, sosio, spiritual dan kultural. Pelayanan dan
perawatan yang dilakukan di kamar operasi adalah suatu kondisi / tindakan
khusus yang menutut kewaspadaan tinggi dan ditujukan kepada kondisi
lingkungan yang aman pada pelaksanaan pembedahan.

5.1.3 Tujuan
1. Dapat menyiapkan keadaan lingkungan yang aman secara optimal bagi
setiap pasien dan seluruh staf kamar operasi, dengan :
a. Menjamin terlaksananya program-program untuk pencegahan secara
menyeluruh yang sesuai dengan jadwal
b. Secara aktif meningkatkan /memperhatikan kesehatan dan keselamatan
kerja staff di kamar operasi
c. Meningkatkan seluruh potensi dan sumber daya manusia serta materal
yang tersedia.
d. Mengadakan evaluasi secara berkala agar dapat menindaklanjuti
langkah-langkah yang harus ditempuh
2. Dapat menyiapkan kwalitas penanganan pasien secara maksimal, dengan :
a. Mempertahankan dan meningkatkan program-program yang sudah ada
b. Secara berkala melakukan perbaikan, pengembangan dan penerapan
secara klinis baik aturan, praktek dan standar berdasarkan kebutuhan
pasien
c. Melaksanakan, mendukung dan ikut berpartisipasi dalam penelitian
perawatan klinis
d. Memberikan dukungan secara tim dalam penanganan pasien
e. Mengikuti perkembangan medis dan pembedahan pada tingkat yang
memadai
3. Dapat memberikan orientasi, pendidikan dasar dan lanjutan bagi seluruh
personil kamar operasi, dengan :
a. Mengembangkan, memperbaiki dan menerapkan serta menilai
program-program pengembangan staf

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
103

b. Mempromosikan secara profesional peningkatan keahlian bagi staf


kamar operasi
c. Mengupayakan kemajuan baik ke dalam maupun antar rumah sakit
dalam penanganan peri operatif sehingga dapat mengikuti
perkembangan tehnologi medis
4. Dapat memberikan dukungan pada Administrasi dan Organisasi, dengan :
a. Meningkatkan potensi dari seluruh sumber daya yang ada
b. Ikut serta dalam program-program rumah sakit
c. Mengembangkan aturan-aturan yang berhubungan dengan kamar
operasi sesuai dengan kebutuhan rumah sakit
d. Mengevaluasi seluruh rangkaian yang ada dan dibuat laporan.

5.1.4. Motto, Visi Dan Misi


1. Motto :
“Saya senantiasa mengutamakan kesehatan dan keselamatan
penderta sebelum, selama dan sesudah dilakukan tindakan
pembedahan”
2. Visi :

Menjadikan pelayanan kamar operasi yang berkualitas,


proporsional dan profesional dengan mengutamakan Aman, Efektif,
Informatif, Efisien, Manusiawi, Mutu, dan Memuaskan ( AIEEMMM )

3. Misi :
a. Pemuka dalam Pelayanan,
b. Pemuka dalam Pendidikan
c. Pemuka dalam Penelitian

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
104

5.1.5 Alur Pelayanan

5.1.6. Denah Lantai


Berikut denah ruangan OK Gedung Bedah Pusat RSU Dr. Rumah Sakit Umum
Dr. Soetomo Surabaya.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
105

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
106

Lantai 3

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
107

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
108

5.2 Pelaksanaan Pelatihan


Tindakan pembedahan yang peserta lakukan pada kamar operasi dapat di
lihat pada halaman selanjutnya (Lampiran)

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015
109

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
1. Dari hasil program pendidikan dan pelatihan perawat kamar operasi ini
dapat penulis simpulkan bahwa dalam era globalisasi dan kemajuan ilmu
teknologi kedokteran saat ini perawat kamar operasi dituntut untuk lebih
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang pengolahan dan teknik
kamar operasi secara baik dan benar, sehingga nantinya perawat kamar
operasi juga punya tanggung jawab yang besar dalam pengelolaan kamar
operasi selain tenaga lainnya.
2. Perawat bedah adalah mitra kerja dokter, maka haruslah meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan sehingga dapat bekerja sama dengan baik.
Ilmu boleh sejajar dengan dokter tetapi hak dan kewajiban yang beda. Kita
harus mengetahui batas-batas wewenang antara dokter dan perawat yang
ada di bedah umum khususnya di bedah mata.

6.2. Saran
1. Dengan adanya program pendidikan dan pelatihan perawat kamar 0perasi
Mahir Mata ini, penulis banyak mendapatkan manfaat diantaranya
bertambahnya pengetahuan dan keterampilan tentang cara pengelolaan
kamar operasi dan teknik instrumentasi yang baik dan benar. Penulis
berharap adanya peningkatan koordinasi antara penyelenggara, pembimbing
dan pemberi materi, serta perlu adanya koordinasi dan kerja sama yang baik
sehingga penyelenggara pelatihan ini dapat menerapkan teori yang
sesungguhnya dalam praktek sehari-hari.
2. Begitu juga penulis berharap pada teman sejawat yang belum mengikuti
pendidikan dan pelatihan ini, hendaknya segera mendaftar kan diri menjadi
peserta pelatihan. Demikian juga bagi instansi pelayanan kesehatan atau

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015

109
110

rumah sakit agar memberikan kemudahan bagi peserta pelatihan, sehingga


nantinya mendapatkan sumber daya manusia yang profesional dalam
pengelolaan kamar operasi.

Achmad Zaenal, A.Md.Kep.


Peserta Program Pelatihan Perawat Kamar Bedah Mahir Mata
Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Periode 24 Agt 2015 S/D 27 Nop 2015

Anda mungkin juga menyukai