Anda di halaman 1dari 6

Perilaku Personal Hygiene Remaja Puteri pada Saat Menstruasi

Maria Anita Yusiana, Maria Silvianita Titis Saputri

PERILAKU PERSONAL HYGIENE REMAJA PUTERI PADA SAAT


MENSTRUASI

PERSONAL HYGIENE BEHAVIOR FEMALE TEENAGER WHEN TO


MENSTRUATING

Maria Anita Yusiana, Maria Silvianita Titis Saputri


STIKES RS. Baptis Kediri
Jl. Mayjend. Panjaitan No. 3B Kediri Telp. (0354) 683470
Email stikesbaptisjurnal@ymail.com

ABSTRAK

Menstruasi merupakan perdarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda bahwa
organ kandungan telah berfungsi matang. Saat menstruasi sangat dibutuhkan perilaku
personal hygiene yang baik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui personal hygiene
remaja puteri pada saat menstruasi. Desain penelitian ini adalah Deskriptif. Populasi dari
penelitian adalah semua siswi kelas X di SMAK St.Augustinus Kediri. Sampel dari
penelitian ini sebanyak 48 responden yang diambil menggunakan tehnik sampling
purposive sampling. Variabel perilaku personal hygiene pada saat menstruasi.
Pengumpulan data menggunakan wawancara terstruktur. Dianalisis menggunakan
distribusi frekuensi. Hasil penelitian didapatkan siswi kelas X sebanyak (58,3%) memiliki
perilaku personal hygiene cukup. Kesimpulan remaja puteri perlu melakukan perilaku
personal hygiene baik untuk mencegah terjadinya infeksi oleh bakteri.

Kata Kunci : Perilaku, personal hygiene, menstruasi, remaja puteri

ABSTRACT

Menstruation is a regular uterine bleeding as a sign that the organ was functioning
mature content. When menstruation is needed behavior good personal hygiene. The
purpose of this study was to determine the girls personal hygiene during menstruation.
This study was descriptive. The populated of the study were all students of class X in
SMAK St. Augustinus Kediri. Samples of this study were 48 respondents drawn using
purposive sampling technique sampling. Variable behavior is personal hygiene during
menstruation. Collecting data use a interview. Was analyzed using frequency
distribution. The result showed grader X as many (58.3%) have a sufficient personal
hygiene behavior. Conclusion girls need to conduct good personal hygiene to prevent
infection by bacteria.

Keywords: Behavior, personal hygiene, menstruation, female teenager

14
Jurnal STIKES
Vol. 9, No.1, Juli 2016

Pendahuluan dengan keadaan menstruasi (Indriastuti,


2009).
Berdasarkan data WHO (2007),
Masa remaja merupakan periode disebutkan bahwa sebanyak 75% wanita
peralihan dan masa anak ke masa dari seluruh dunia pernah mengalami
dewasa. Pada masa ini dimulai suatu keputihan dalam hidupnya. Indonesia
periode pematangan organ reproduksi adalah urutan pertama dengan kasus
manusia, dan sering disebut masa penderita kanker leher rahim. Fenomena
pubertas. Masa pubertas pada remaja yang terjadi pada remaja putri di SMAK
putri ditandai dengan terjadinya St. Augustinus Kediri saat pra penelitian
menstruasi (Widyastuti, 2009). Hygiene yang dilakukan dengan wawancara
pada saat menstruasi merupakan hal didapatkan hasil 10 remaja putri yang
penting dalam menentukan kesehatan sudah menstruasi dan didapatkan 3
organ reproduksi remaja putri, khususnya remaja putri mempunyai perilaku yang
terhindar dari infeksi alat reproduksi. benar tentang personal hygiene pada saat
Oleh karena itu pada saat menstruasi menstruasi disebabkan mereka
seharusnya perempuan benar-benar dapat mendapatkan informasi dari orang tua, 2
menjaga kebersihan organ reproduksi remaja puteri berperilaku cukup,
dengan baik, terutama pada bagian sedangkan 5 remaja putri perilakunya
vagina, karena apabila tidak dijaga masih salah dalam melakukan personal
kebersihannya, maka akan menimbulkan hygiene pada saat menstruasi disebabkan
mikroorganisme seperti bakteri, jamur belum ada informasiyang didapatkan
dan virus yang berlebih sehingga dapat baik dari orang tua maupun program
mengganggu fungsi organ reproduksi penyuluhan di institusi pendidikan.
(Indriastuti, 2009). Organ reproduksi merupakan salah
Perilaku hygiene merupakan tema satu organ tubuh yang sensitif dan
penting yang perlu ditelaah secara memerlukan perawatan secara khusus.
mendalam. Salah satu upaya untuk Perawatan yang baik merupakan faktor
mengurangi gangguan pada saat penentu dalam memelihara kesehatan
menstruasi yaitu membiasakan diri reproduksi. Jamur dan bakteri banyak
dengan perilaku personalhygiene. tumbuh dalam kondisi tidak bersih dan
Personal hygiene berasal dari bahasa lembab. Organ reproduksi merupakan
Yunani, yaitu personal yang artinya daerah tertutup dan berlipat, sehingga
perseorangan dan hygiene berarti lebih mudah untuk berkeringat, lembab
sehat.Kebersihan perorangan adalah dan kotor. Perawatan saat menstruasi
suatu tindakan untuk memelihara perlu dilakukan karena pada saat
kebersihan dan kesehatan seseorang menstruasi pembuluh darah dalam rahim
untuk kesejahteraan fisik dan psikis sangat mudah sekali terkena infeksi.
(Laily dan Sulistyo, 2012). Perilaku Kebersihan harus sangat dijaga karena
buruk dalam menjaga kebersihan kuman mudah sekali masuk dan dapat
genitalia, seperti mencucinya dengan air menimbulkan penyakit pada saluran
kotor, memakai pembilas secara reproduksi. Pembalut tidak boleh dipakai
berlebihan, menggunakan celana yang lebih dari 6 jam atau harus diganti
tidak menyerap keringat, jarang sesering mungkin bila sudah penuh oleh
mengganti celana dalam, tak sering darah menstruasi (Aryani, 2010).
mengganti pembalut dapat menjadi Masalah reproduksi pada remaja
pencetus timbulnya infeksi. Perilaku perlu mendapat penanganan serius karena
hygiene pada saat menstruasi tidak akan masalah tersebut paling banyak muncul
terjadi begitu saja, tetapi merupakan di negara berkembang dan beriklim tropis
sebuah proses yang dipelajari karena seperti Indonesia karena kurangnya
individu mengerti dampak positif atau informasi, sikap, niat dan lain-lain serta
negatif suatu perilaku yang terkait tingkat kelembapan iklimnya. Hal itu
terbukti karena beberapa penelitian

15
Perilaku Personal Hygiene Remaja Puteri pada Saat Menstruasi
Maria Anita Yusiana, Maria Silvianita Titis Saputri

menyatakan bahwa banyak faktor yang sebuah proses yang dipelajari karena
berpengaruh dalam perilaku hygiene individu mengerti dampak positif atau
remaja saat menstruasi. Bila remaja putri negatif suatu perilaku yang terkait
melakukan personal hygiene pada saat dengan keadaan menstruasi (Indriastuti,
menstruasi maka akan terhindar dari 2009). Tujuan penelitian ini adalah untuk
kanker rahim, merasa nyaman mengetahui Perilaku personal hygiene
beraktifitas sehari–hari, percaya diri, remaja puteri pada saat menstruasi di
bersemangat dan tidak bermalas–malasan SMAK St. Augustinus Kediri.
lagi, tidak dijauhi dari teman–temannya
karena bau amis. Perilaku personal
hygiene merupakan hal penting yang Metodologi Penelitian
perlu dipelajari secara mendalam.
Berdasarkan kajian teoritis yang ada
salah satu upaya mengurangi gangguan - Desain penelitian yang digunakan
gangguan pada saat menstruasi seperti adalah Deskriptif. Populasi penelitian
terjadinya infeksi karena jamur dan yaitu semua siswi kelas X di SMAK St.
bakteri yaitu membiasakan diri dengan Augustinus Kediri yang mengalami
perilaku hyigiene. Perilaku hygiene menstruasi jumlah subyek 48 responden
tersebut tidak dilakukan oleh remaja putri yang diambil dengan menggunakan
yang kurang peduli kebersihan alat purposive sampling. Variabel dalam
reproduksinya, remaja putri tidak penelitian ini adalah perilaku personal
menjaga penampilan dan kesehatan saat hygiene. Instrumen penelitian ini diukur
menstruasi, dapat terkena kanker rahim, wawancara terstruktur. Hasil penelitian
keputihan, mengurangi aktivitas sehari- dianalisis dengan menggunakan distribusi
hari saat menstruasi dikarenakan malas frekuensi dengan menggunakan software
(Indriastuti, 2009). Namun perilaku komputer.
hygiene pada saat menstruasi tidak akan
terjadi begitu saja, tetapi merupakan

Hasil Penelitian

Tabel 1. Karakteristik perilaku personal hygiene remaja puteri pada saat menstruasi di
SMAK St. Augustinus Kediri pada tanggal 15 Mei – 15 Juni 2015. (n=48)
Indikator Perilaku personal hygiene Perilaku Personal Hygiene Total
Baik Cukup Kurang
∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
Kebersihan kulit dan wajah 0 0 4 8,3 44 91,7 48 100
Kebersihan rambut 0 0 2 4,2 46 95,8 48 100
Kebersihan tubuh dan genetalia 0 0 9 18,8 39 81,2 48 100
Kebersihan pakaian sehari-hari 0 0 10 20,8 38 79,2 48 100
Kebersihan pembalut 0 0 4 8,3 44 91,7 48 100

Berdasarkan tabel 1 diketahui Pembahasan


bahwa lebih dari 50% responden
memiliki perilaku personal hygiene
cukup yaitu 28 responden (58,3%). Perilaku Personal Hygiene Remaja
Puteri pada saat menstruasi

Berdasarkan hasil penelitian yang


dilakukan di SMAK St. Augustinus
Kediri lebih dari separuh jumlah

16
Jurnal STIKES
Vol. 9, No.1, Juli 2016

responden yang ada, memiliki perilaku hygiene tentunya dipengaruhi domain


personal hygiene cukup. Dilihat dari segi kognitif berkaitan dengan pengetahuan
biologis, perilaku merupakan seperangkat yang bersifat intelektual (cara berpikir,
perbuatan atau tindakan seseorang dalam berabstraksi, analisa, memecahkan
melakukan respon terhadap sesuatu dan masalah dan lain-lain), yang meliputi
kemudiaan dijadikan kebiasaan karena pengetahuan (knowledge), pemahaman
adanya nilai yang diyakini. Perilaku yang (comprehension), penerapan (aplication),
dimiliki manusia pada dasarnya terdiri analisa (analysis), sintesis (synthesis) dan
atas komponen pengetahuan (kognitif), evaluasi (evaluation). Individu dengan
komponen sikap (afektif), dan terakhir pengetahuan tentang kebersihan diri akan
komponen ketrampilan (psikomotor). selalu menjaga kebersihan dirinya untuk
Perilaku manusia yang mempengaruhi mencegah dari kondisi atau keadaan
kesehatan dapat digolongkan dalamdua sakit.
kategori, yaitu perilaku yang terwujud Personal hygiene memiliki tujuan
sengaja atau sadar dan perilaku yang meningkatkan derajat kesehatan
disengaja atau tidak disengaja merugikan seseorang, memiliki kebersihan diri
atau tidak disengaja membawa manfaat seseorang, memperbaiki personal
bagi kesehatan baik bagi diri individu hygiene yang kurang, pencegahan
yang melakukan perilaku tersebut penyakit, meningkatkan percaya diri
maupun masyarakat. Sebaliknya ada seseorang dan menciptakan keindahan
perilaku yang disengaja atau tidak (Tarwoto Wartonah, 2011). Personal
disengaja merugikan kesehatan baik bagi Hygiene dipengaruhi 7 faktor yaitu citra
diri individu yang melakukan maupun tubuh, praktik sosial, status sosial
masyarakat. Dalam hal ini perilaku atau ekonomi, pengetahuan, budaya,
kebiasaan yang buruk dalam menjaga kebiasaan seseorang dan kondisi fisik.
kebersihan genitalia eksterna, seperti Dalam penelitian ini, perilaku hygiene
penggunaan douching, celana dalam ketat menstruasi merupakan upaya atau
dan berbahan nylon, daerah genital sering tindakan untuk menghindari masalah
lembab dan tidak bersih akan berdampak organ reproduksi (Notoatmojo, 2010).
pada kejadian keputihan. Ketika upaya menjaga personal
Perbuatan seseorang atau respon hygiene tidak dilakukan secara optimal,
seseorang didasari oleh seberapa jauh maka akan timbul dampak psikologis
pengetahuannya terhadap rangsang pada seseorang, yaitu adanya masalah
tersebut, bagaimana perasaan dan sosial yang berhubungan dengan
penerimaannya, dan seberapa besar personal hygiene seperti gangguan
ketrampilannya dalam melaksanakan atau kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan
melakukan perbuatan yang diharapkan mencintai dan dicintai, kebutuhan harga
(Wahit, 2011). Perilaku kesehatan diri, aktualisasi diri dan gangguan
menurut Skinner adalah semua aktivitas interaksi sosial dapat muncul juga
seseorang yang berkaitan dengan dampak fisik seperti banyaknya
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. gangguan kesehatan yang diderita
Pemeliharaan kesehatan ini mencangkup seseorang karena tidak terpeliharanya
mencegah atau melindungi diri dari kebersihan perorangan dengan baik.
penyakit dan masalah kesehatan yang Gangguan fisik yang sering terjadi adalah
lain, meningkatkan kesehatan dan gangguan integritas kulit, gangguan
mencari penyembuhan jika terjadi membran mukosa mulut, infeksi mata
masalah kesehatan. dan telinga dan gangguan fisik pada kuku
Personal hygiene ini merupakan (Tarwoto dan Wartonah, 2011).
perawatan diri sendiri yang dilakukan Perilaku personal hygiene remaja
untuk mempertahankan kesehatan baik puteri pada saat menstruasi didapatkan
fisik maupun psikologis (A.Aziz Alimul lebih dari 50% responden memiliki
H. M. Uliyah, 2008). Kemampuan perilaku personal hygiene cukup.Hal ini
seseorang untuk melakukan personal dibuktikan dengan remaja puteri yang

17
Perilaku Personal Hygiene Remaja Puteri pada Saat Menstruasi
Maria Anita Yusiana, Maria Silvianita Titis Saputri

memiliki perilaku personal hygiene Simpulan


cukup, mereka mendapatkan informasi
menstruasi tentang berperilaku personal
hygiene pada saat menstruasi rata-rata Perilaku personal hygiene remaja
mendapatkannya dari guru pengajar di puteri di SMAK St. Augutinus Kediri
sekolah. Remaja puteri juga memiliki memiliki perilaku personal hygiene
perilaku personal hygiene yang kurang cukup.
hal ini dikarenakan banyaknya remaja
puteri yang mengalami menarche pada
usia 10-12 tahun sedangkan teori Saran
mengatakan bahwa semakin lama remaja
puteri itu telah lama mengalami
menstruasi maka perilaku personal Peran UKS sangat penting dalam
hygienenya juga baik. Remaja puteri juga menanamkan pentingnya berperilaku
mendapatkan informasi secara teori personal hygiene saat menstruasi dengan
tentang menstruasi dari guru pengajar di cara penyuluhan melalui poster,
sekolah namun hanya sebatas informasi pembinaan secara langsung tentang
tentang reproduksi secara fisiologis, personal hygiene saat menstruasi dan
definisi menstruasi, lamanya menstruasi lain-lain.
sehingga remaja puteri tersebut tidak
mendapatkan contoh secara langsung
bagaimana cara berperilaku personal Daftar Pustaka
hygiene yang benar oleh guru pengajar
mereka tetapi remaja puteri mendapatkan
contoh perilaku personal hygiene saat Aryani R, (2010). Kesehatan Remaja
menstruasi dari tradisi orang tua bahwa Problem dan Solusinya. Jakarta:
mereka hanya melihat kebiasaan saja dan Salemba Medika
tidak mendapatkan penjelasan secara
langsung dari ibu karena orang tua Hidayat, Aziz Alimul, M. Uliyah, (2008).
menganggap personal hygiene saat Pengantar Konsep Dasar
menstruasi adalah hal yang bersifat Keperawatan. Edisi ke 2. Jakarta:
privasi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa Salemba Medika
yang paling mempengaruhi dalam
perilaku personal hygiene pada saat Indriastuti, Putri. (2009). Hubungan
menstruasi adalah orangtua terutama ibu Antara Pengetahuan Kesehatan
karena seorang puteri akan belajar dan Reproduksi dengan Perilaku
menganut kebiasaan yang sudah ada Higienis pada remaja puteri.
sebelumnya dari keluarga. Selain itu Muhammadiyah Surakarta
remaja puteri yang memiliki perilaku
personal hygiene yang kurang juga Laily dan Sulistyo (2012). Personal
dibuktikan dengan tidak melakukan Hygiene Konsep, Proses dan
perawatan kulit wajah dengan benar, Aplikasi dalam Praktik
tidak melakukan perawatan kulit dan Keperawatan. Jogjakarta: Graha
rambut terutama rambut kemaluan Ilmu
dengan benar supaya tidak timbulnya
jamur, tidak menggunakan jenis celana Notoatmodjo, (2010). Promosi
dalam yang benar pada saat menstruasi, Kesehatan Teori dan Aplikasinya.
tidak mengganti pembalut tiap 4 jam Jakarta: Rineka Cipta
sekali dan menggunakan pembalut yang
berbahan dasar herbal. Tarwoto Wartonah, (2011). Kebutuhan
Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan Jakarta: Salemba
Medika

18
Jurnal STIKES
Vol. 9, No.1, Juli 2016

Wahit, Mubbarak (2011). Promosi


Kesehatan Sebuah Pengantar
Proses Belajar Mengajar dalam
Pendidikan. Jogjakarta: Graha
ilmu

WHO (2007). Kesehatan Reproduksi di


Indonesia

Widyastuti. (2009). Kesehatan


Reproduksi. Yogyakarta: Fitra
Maya

19

Anda mungkin juga menyukai