Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Peranan pupuk dalam industri pertanian mengambil peranan yang sangat


penting guna memenuhi kebutuhan pangan nasional. Indonesia sebagai negara agraris
dengan sebagian besar penduduk bermata pencaharian dari bertani, memiliki
tanggung jawab besar untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat yang cukup
besar. Hal ini tentu berpengaruh terhadap meningkatnya kebutuhan pasar akan proses
produksi pangan secara nasional.
Untuk memenuhi kebutuhan pasar akan pangan dibutuhkan teknologi industry
di bidang pangan yang cukup memadai. Penggunaan pupuk menjadi salah satu
alternatif untuk meningkatkan produksi panen hasil pertanian dengan waktu masa
tanam sesingkat mungkin guna memperoleh efisiensi. Penggunaan pupuk dalam
dunia pertanian tentunya mengalami peningkatan secara massal sehingga
bermunculanlah banyak nya pabrik indusri pupuk di era industri ini.
Pupuk memiliki banyak sekali pengertian. Akan tetapi, secara umum pengertian
pupuk adalah bahan atau zat yang memberikan nutrisi baik yang berupa nutrisi
organik maupun anorganik kepada tanah dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan
tanaman, tumbuhan dan juga vegetasi lainnya. Berbicara tentang tanaman tidak akan
lepas dari masalah pupuk.
Dalam pertanian modern, penggunaan materi yang berupa pupuk adalah
mutlak untuk memacu tingkat produksi tanaman yang diharapkan. Seperti telah
diketahui bersama bahwa pupuk yang diproduksi dan beredar dipasaran sangatlah
beragam, baik dalam hal jenis, bentuk, ukuran, maupun kemasannya. Pupuk–pupuk
tersebut hampir 90% sudah mampu memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman,
dari unsur makro hingga unsur yang berbentuk mikro. Kalau tindakan pemupukan
untuk menambah bahan-bahan yang kurang tidak segera dilakukan tanaman akan
tumbuh kurang sempurna, misalnya menguning, tergantung pada jenis zat yang
kurang.
Salah satu contoh pabrik industry pupuk terbesar yang ada di Indonesia adalah
PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim). PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk
Kaltim).merupakan anak perusahaan dari PT Pupuk Indonesia (Persero), dan saat ini
memiliki kapasitas produksi Urea 3,43 juta ton per tahun, Amoniak sebanyak 2,74
juta ton per tahun dan NPK 350 ribu ton per tahun. Perusahaan ini resmi berdiri pada
7 Desember 1977 dan berlokasi di Bontang, Kalimantan Timur.
Berdasarkan dari latar belakang inilah, maka dilakukan penulisan mengenai proses
produksi pupuk yang berlangsung di PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim).

B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui proses unit
produksi yang ada pada perusahaan PT. Pupuk Kaltim m

C. Manfaat

Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari penyusunan makalah ini.
Melalui makalah ini, baik penyusun dan pembaca dapat mengetahui lebih jauh
mengenai proses pembuatan urea. adapun mafaatnya adalah sebagai berikut :

1. Pupuk urea membuat daun tanaman lebih hijau, rimbun, dan segar.
Nitrogen juga membantu tanaman sehingga mempunyai banyak zat hijau
daun (klorofil). Dengan adanya zat hijau daun yang berlimpah, tanaman
akan lebih mudah melakukan fotosintesis.
2. Pupuk urea bersifat universal. Pupuk ini dapat digunakan untuk semua
jenis tanaman. Urea dapat ditambahkan untuk tanaman darat maupun air.
Urea juga baik untuk tanaman pangan, tanaman holtikultura, tanaman
usaha perkebunan, tanaman di sekitar peternakan dan juga tanaman di
sekeliling usaha perikanan
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Sejarah Pupuk Urea

Pupuk adalah zat yang terdiri satu atau lebih unsur kimia yang sangat
dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan serta dapat
meningkatkan produktivitas maupun kualitas hasil tanaman. Berdasarkan proses
pembuatannya, pupuk di kelompokkan menjadi pupuk alami dan pupuk buatan,
sedangkan menurut bahan pembuatannya, pupuk dikelompokkan menjadi pupuk
organic pupuk anorganik. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung dua
atau lebih unsur hara tanaman.
Urea pertama kali ditemukan pada air seni oleh H.M Rovelle yang berasal dari
negara Perancis pada tahun 1773. Orang yang pertama kali berhasil menemukan
urea dari ammonia dan asam sianida adalah Wochler pada tahun 1828 yang berasal
dari Jerman yang penemuan ini dianggap sebagai penemuan pertama yang berhasil
mensintesa zat organic dari zat anorganik. Proses yang menjadi dasar dari proses
pembuatan urea saat ini adalah proses dehidrasi yang ditemukan oleh Bassarow
(1870) yang mensintesa urea dari pemanasan ammonium karbamat.
Urea adalah pupuk buatan hasil persenyawaan amoniak (NH3) dengan
karbondioksida (CO2) dan bahan dasarnya biasanya dari gas alam. Kandungan
Nitrogen total berkisar antara 45-46%. Urea mempunyai sifat higroskopis dan pada
kelembaban udara 73% urea akan menarik uap air dari udara. Keuntungan
menggunakan pupuk urea adalah mudah diserap oleh tanaman. Selain itu,
kandungan nitrogen yang tinggi pada urea sangat dibutuhkan pada pertumbuhan
awal tanaman. Kekurangannya adalah apabila diberikan kedalam tanah yang
miskin hara, urea akan berubah ke wujud awalnya yaitu amoniak (NH 3) dan
karbondioksida (CO2) yang mudah menguap. Fungsi nitrogen bagi tanaman adalah
meningkatkan pertumbuhan tanaman, membuat daun tanaman menjadi lebar
dengan warna yang lebih hijau, meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman,
meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan, dan meningkatkan
perkembangbiakan mikroorganisme di dalam tanah. Letak pabrik urea yang ada di
Indonesia yaitu :

PT. Pupuk Sriwijaya


Lokasi: Palembang, Sumatera Selatan
Didirikan tanggal: 24 Desember 1959
Jumlah pabrik: 4
Kapasitas produksi total: 2.262.000 ton
Website: http://www.pusri.co.id

PT. Pupuk Iskandar Muda


Lokasi: Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam
Didirikan tanggal: 24 Pebruari 1982
Jumlah pabrik: 2
Kapasitas produksi total: 1.140.000 ton
Website: http://www.pim.co.id

PT. Petrokimia Gresik


Lokasi: Gresik, Jawa Timur
Didirikan tanggal: 10 Juli 1972
Jumlah pabrik: 1
Kapasitas produksi total: 460.000 ton
Website: http://www.petrokimia-gresik.com

PT. Pupuk Kujang


Lokasi: Cikampek, Jawa Barat
Didirikan tanggal: 9 Juni 1975
Jumlah pabrik: 2
Kapasitas produksi total: 1.140.000 ton
Website: http://www.pupuk-kujang.co.id

PT. Pupuk Kaltim


Lokasi: Bontang, Kalimantan Timur
Didirikan tanggal: 7 Desember 1977
Jumlah pabrik: 5
Kapasitas produksi total: 2.980.000 ton
Website: http://www.pupukkaltim.com

2.2 Prinsip Pembuatan Urea

2.2.1 Bahan Baku Pembuatan Urea

Bahan baku pembuatan urea ada 2 macam yaitu ammonia dan


karbon dioksida. Sintesa urea dapat berlangsung dengan bantuan tekanan
tinggi. Sintesa ini dilakukan untuk pertama kalinya oleh BASF pada tahun
1941 dengan bahan baku karbon dioksida (CO2) dan amoniak (NH3).
Sintesa urea berlangsung dalam 2 bagian. Selama bagian reaksi
pertama berlangsung dari amoniak dan karbon dioksida akan terbentuk
amonium karbamat. Reaksi ini bersifat eksoterm.
2NH3(g) + CO29g)  NH2COONH4(s) ∆𝐻 = −159,7 𝑘𝐽
Pada bagian kedua dari amonium karbamat terbentuk urea dan air.
Reaksi ini bersifat endoterm.
NH2COONH4(s)  NH2CONH2(aq) + H2O(l) ∆𝐻 =
41,43 𝑘𝐽
Sintesa dapat ditulis menurut persamaan reaksi sebagai berikut :
2NH3(g) + CO2(g)  NH2CONH2(aq) + H2O (l) ∆𝐻 =
−118,27 𝑘𝐽
Kedua bagian reaksi berlangsung dalam fase cair pada interval
temperatur mulai 170-190℃ dan pada tekanan 130-200 bar. Reaksi
keseluruhan adalah eksoterm. panas reaksi diambil dalam sistem dengan
jalan pembuatan uap air. Bagian reaksi kedua merupakan langkah yang
menentukan kecepatan reaksi dikarenakan reaksi ini berlangsung lebih
lambat daripada reaksi bagian pertama.
BAB III
PEMABAHASAN

A. Proses Pembuatan Pupuk Amoniak

Secara garis besar proses dibagi menjadi 4 unit, dengan urutan sebagai berikut :

(1) Feed Treating Unit


Gas Alam yang masih mengandung kotoran (impurities), terutama senyawa
belerang sebelum masuk ke Reforming Unit harus dibersihkan dahulu di unit ini, agar
tidak menimbulkan keracunan pada katalisator di Reforming Unit. Untuk
menghilangkan senyawa belerang yang terkandung dalam gas alam, maka gas alam
tersebut dilewatkan dalam suatu bejana yang disebut Desulfurizer. Gas alam yang
bebas sulfur ini selanjutnya dikirim ke Reforming Unit.
(2) Reforming Unit
Di reforming unit gas alam yang sudah bersih dicampur dengan uap air,
dipanaskan, kemudian direaksikan di Primary Reformer, hasil reaksi yang berupa
gas-gas hydrogen dan carbon dioxide dikirim ke Secondary Reformer dan
direaksikan dengan udara sehingga dihasilkan gas-gas sebagai berikut :
Hidrogen
Nitrogen
Karbon Dioksida
Gas gas hasil reaksi ini dikirim ke Unit purifikasi dan Methanasi untuk dipisahkan
gas karbon dioksidanya.
(3) Purifikasi & Methanasi
Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi Reforming Unit dipisahkan
dahulu di Unit Purification, Karbon Dioksida yang telah dipisahkan dikirim sebagai
bahan baku Pabrik Urea. Sisa karbon dioksida yang terbawa dalam gas proses, akan
menimbulkan racun pada katalisator ammonia converter, oleh karena itu sebelum gas
proses ini dikirim ke Unit Synloop & Refrigeration terlebih dahulu masuk ke
Methanator.
(4) Compression Synloop & Refrigeration Unit
Gas Proses yang keluar dari Methanator dengan perbandingan gas hidrogen :
nitrogen = 3 : 1, ditekan atau dimampatkan untuk mencapai tekanan yang diinginkan
oleh Ammonia Converter agar terjadi reaksi pembentukan, uap ini kemudian masuk
ke Unit Refrigerasi sehingga didapatkan amonia dalam fasa cair yang selanjutnya
digunakan sebagai bahan baku pembuatan Urea. Hasil / produk pada proses di atas
adalah amonia cair yang beserta karbon dioksida digunakan sebagai bahan baku
pembuatan Urea.

B. Proses Produksi Pupuk Urea


Proses pembuatan Urea dibuat dengan bahan baku gas CO2 dan liquid NH3
yang disupply dari Pabrik Amonia. Proses pembuatan Urea tersebut dibagi menjadi 6
unit, yaitu:

(1) Sintesa Unit


Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk mensintesa
Urea dengan mereaksikan Liquid NH3 dan gas CO2 di dalam Urea Reaktor dan ke
dalam reaktor ini dimasukkan juga larutan recycle karbamat yang berasal dari bagian
Recovery. Tekanan operasi di Sintesa adalah 175 Kg/cm2 G. Hasil Sintesa Urea
dikirim ke bagian Purifikasi untuk dipisahkan ammonium karbamat dan kelebihan
ammonianya setelah dilakukan stripping oleh CO2.
(2) Purifikasi Unit
Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amonia di unit
Sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara tekanan dan pemanasan dengan dua
step penurunan tekanan, yaitu pada 17kg/cm2 G dan 22,2 kg/cm2 G. Hasil peruraian
berupa gas CO2 dan NH3 dikirim ke bagian Recovery, sedangkan larutan ureanya
dikirim ke bagian kristaliser.
(3) Kristaliser Unit
Larutan urea dari unit Purifikasi dikristalkan dibagian ini secara vacuum.
Kemudian kristal ureanya dipisahkan di Centrifuge. Panas yang diperlukan untuk
menguapkan air diambil dari panas sensibel larutan urea, maupun panas kristalisasi
urea dan panas yang diambil dari sirkulasi Urea Slurry ke HP Absorber dari
Recovery.
(4) Prilling Unit
Kristal urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8% berat
dengan udara panas, kemudian dikirimkan ke bagian atas Prilling Tower untuk
dilelehkan dan didistribusikan merata ke seluruh distributor, dan dari distributor
dijatuhkan ke bawah sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan
produk urea butiran (prill). Produk urea dikirim ke bulk storage dengan belt
conveyor.
(5) Recovery Unit
Gas ammonia dan gas CO2 yang dipisahkan dibagian purifikasi diambil
kembali dengan 2 step absorbsi dengan menggunakan mother liquor sebagian
absorbent kemudian di-recycle kembali ke bagian sintesa.
(6) Proses Kondensat Treatment Unit
Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian kristaliser didinginkan dan
dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, NH3, dan CO2 ikut kondensat kemudian
diolah dan dipisahkan di stripper dan hydrolizer. Gas CO2 dan gas NH3-nya dikirim
kembali ke bagian purifikasi untuk di-recover. Sedang air kondensatnya dikirim ke
utilitas.
BAB IV
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Urea adalah pupuk buatan hasil persenyawaan NH3 dengan CO2


dan bahan dasarnya biasanya berasal dari gas alam. Kandungan N total berkisar
antara 45-46%. Bahahn baku dalam pembuatan urea adalah gas CO2 dan NH3 cair
yang dipasok dari pabrik amoniak. Proses pembuatan urea dibagi menjadi enam
unit. Unit-unit proses tersebut adalah sintesa unit, purifikasi unit, kristaliser unit,
prilling unit, recovery unit, proses kondensat treatment unit.

Menurut SNI 02-2801-1998 pupuk urea adalah pupuk buatan yang


merupakan pupuk tunggal, mengandung unusur hara utama nitrogen, berbentuk
butiran (prill) atau gelintiran (granuler) dengan rumus kimia CO(NH2)2.
Spesifikasi pupuk urea mengandung kadar air maksimal 0,50%, kadar biuret
maksimal 1% (bentuk butiran) dan 2% (bentuk gelintiran), kadar nitrogen minimal
46%. Pupuk urea bersifat higroskopis dan mudah larut dalam air.
B. Saran
Adapun pembahasan pada makalah ini terkait tentang proses produksi pupuk
urea dan amoniak. Untuk selanjutnya, bisa diteruskan untuk membahas pengaplikasian
dari produk tersebut.
MAKALAH PETROKIMIA

“ PROSES INDUSTRI UREA DAN AMONIA PT. PUPUK


KALTIM”

KETUT MEGE SUASTIKA


NIM. 1603034

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK PENGOLAHAN MIGAS


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2018

Anda mungkin juga menyukai