Anda di halaman 1dari 17

KARYA TULIS ILMIAH

“ PENTINGNYA KEDISIPLINAN SISWA


DI SMPN 7 BOJONEGORO”

DI SUSUN OLEH KELOMPOK :

DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 7 BOJONEGORO
Tahun ajaran 2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul
“Pentingnya Kedisplinan di SMPN 7 Bojonegoro”. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan
untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia.
Karya Tulis Ilmiah ini berisi tentang pentingnya kedisplinan, nilai-nilai moral,
dan etika dalam kehidupan sehari-hari serta untuk kehidupan bermasyarakat
khususnya untuk para remaja yang kini telah banyak menyepelekan nilai-nilai
kedisiplinan, moral, dan etika. Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini
Demikian, apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini kami selaku penyusun dengan terbuka menerima kritik dan saran dari guru
pembimbing, teman-teman, serta para pembaca. Akhir kata kami ucapkan terima
kasih.

Bojonegoro, Januari 2016

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan


lepasdari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan
setiapsiswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang
berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan
tata tertib yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa. Sedangkan
peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur
perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk
memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk
berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di
sekolah.Yang dimaksud dengan aturan sekolah (school rule) tersebut, seperti aturan
tentang standar berpakaian (standards of clothing), ketepatan waktu, perilaku sosial
dan etika belajar/kerja. Pengertian disiplin sekolah kadangkala diterapkan pula untuk
memberikan hukuman (sanksi) sebagai konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan,
meski menjadi kontroversi dalam menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga
terjebak dalam bentuk kesalahan perlakuan fisik (physical maltreatment) dan
kesalahan perlakuan psikologis (psychologicalmaltreatment), sebagaimana
diungkapkan oleh Irwin A. Hyman dan Pamela A.Snock dalam bukunya ³Dangerous
School´ (1999).

1.2 Rumusan masalah


1. Apakah pengertian kedisiplinan ?
2. Apa manfaat adanya kedisiplinan di SMP Negeri 7 BOJONEGORO ?
3. Apakah faktor penyebab terhambatnya penerapan disiplin di sekolah ?
4. Apakah akibat yang ditimbulkan oleh ketidak disiplinan ?
5. Bagaimana cara mengatasi lunturnya kedisiplinan?
6. Bagaimana upaya – upaya sekolah untuk meningkatkan kedisiplinan siswa?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penyusunan karya ilmiah ini adalah:


1. Memenuhi salah satu tugas mata pelajaran.
2. Mengetahui seberapa besar pengaruh disiplin siswa terhadap perkembangan
prestasi dan tingkah laku dimasyarakatatau pun di sekolah.
3. Ikut serta dalam upaya mengembangkan penanaman disiplin pada diri siswa.
4. Bekal bagi siswa agar lebih disiplin dan tertib ketika terjun di masyarakat.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penyusunan karya ilmiah ini adalah mengetahui seberapa


besar penerapan disiplin yang dilaksanakan oleh siswa di SMP NEGERI 7
BOJONEGORO. Selain di sekolah kita juga bisa menerapkan kedisiplinan
dimasyarakat baik dalam individual maupun kelompok. Dan seberapa besar upaya
warga sekolah, khususnya Guru dalam usaha meningkatkannya. Karena dengan
disiplin kita dapat membangun kepribadian siswa yang kokoh dan bisa diharapkan
berguna bagi semua pihak.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Makna Kedisiplinan

Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini
timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata
disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama,
disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk pada
pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan
mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib. Secara umum ada dua pengertian
kata “disiplin” yaitu :
1. Pengertian umum disiplin yang pertama adalah “kontrol dengan memaksakan
kepatuhan atau perilaku yang tertib” . Jika sang guru berpikir dengan cara
ini, yang dimaksudkannya adalah bahwa siswa dan siswi memerlukan
seseorang untuk mengarahkan, mengendalikan, dan membatasi perilaku siswa
dan siswi.
2. Pengertian umum yang kedua adalah “latihan yang mengkoreksi dan
menguatkan”. Implikasinya disini adalah bahwa tujuannya yaitu “disiplin
diri” dimana tujuan latihannya adalah untuk memampukan seseorang untuk
mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri. Sehingga jika hal ini yang
dimaksudkan oleh sang guru, maka dimaksudkan agar siswa dan siswi
sebaiknya mendapatkan pengalaman yang meningkatkan kemampuan
pengendalian diri dan menjadikannya seseorang yang lebih dapat
mengarahkan dirinya.
3. Bentuk-bentuk Kedisiplinan di Sekolah
Kedisiplinan pada siswa merupakan aspek utama dan esensial pada
pendidikan dalam keluarga yang diemban oleh orang tua, karena mereka
bertanggung jawab secara kodrati dalam meletakkan dasar-dasarnya pada
anak. Berarti, nilai-nilai kepatuhan telah menjadi bagian dari perilaku dalam
kehidupannya. Kedisiplinan siswa jelas akan mempengaruhi perilaku lainnya
di lingkungan manapun baik di lingkungan rumah, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, kedisiplinan anak (siswa) mencakup:
(1) Kedisiplinan di rumah dan lingkungan masyarakat, seperti ketaqwaan
terhadap tuhan yang maha Esa, melakukan kegiatan secara teratur,
melakukan tugas-tugas pekerjaan rumah tangga (membantu orang tua),
menyiapkan dan membenahi keperluan belajarnya, mematuhi tata tertib di
rumah, dan mempunyai kepedulian terhadap lingkungan;
(2) Kedisiplinan di lingkungan sekolah di mana anak sedang melakukan
kegiatan belajarnya. Di lingkungan sekolah kedisiplinan ini diwujudkan
dalam pelaksanaan Tata Tertib Sekolah.

2.2 Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Siswa

Memang penting untuk dilakukan/ karena sekolah merupakan tempat bagi


generasi calon pemimpin bangsa menimba ilmu pengetahuan dan berinteraksi dalam
dunia keilmuan. Disadari atau tidak oleh siswa,sekolah menjadi salah satu tepat
pendaraan bagi mereka untuk belajar tentang banyak hal agar kelak menjadi orang
yang eksis dan sukses. Disiplin menjadi salah satu faktor yang dapat membantu
seseorang meraih sukses, tidak terkecuali disiplin siswa.

2.3 Manfaat Adanya Kedisiplinan di SMP Negeri 7 BOJONEGORO

Manfaat kedisiplinan adalah membuat siswa menjadi lebih tertib dan teratur
dalam menjalankan kehidupannya, serta siswa juga dapat mengerti bahwa
kedisiplinan itu amat sangat penting bagi masa depannya kelak, karena dapat
membangun kepribadian siswa yang kokoh dan bisa diharapkan berguna bagi semua
pihak. Atau mungkin juga dapat menguntungkan pihak- pihak lain yang berada di
sekitarnya.Dengan disiplin , kita juga bisa menjadi pribadi yang lebih penyabar,
sopan , santun. Apalagi jika kita sebagi orang islam , disilplin sangat menguntungka,
karena dapat memudahkan kita untuk mengikuti aturan- aturan agama.
Kita juga bisa menjadi oarang yang sukses bila terbiasa hidup berdisiplin. Karena ada
orang yang mengatakan, bila anda disiplin anda akan menjadi orang yang sukses dan
banyak orang yang telah mencobanya.

2.4 Faktor Penyebab lunturnya kedisiplinan

Ada beberapa faktor yang memperngaruhi kedisiplinan.


 Diri sendiri.
Kita harus memiliki keinginan dan niat untuk merubah sikap malas kita
menjadi lebih baik lagi dan bisa menerapkan nilai-nilai kedisiplinan. Karena
jika kita tidak memiliki keinginan tersebut, kita tidak akan bisa melakukan
semua itu.
 Keluarga
Pihak keluarga dalam penerapan kedisiplinan juga mempunyai peran penting ,
karena keluarga pun berhak untuk mengawasi anak-anaknya untuk memilih
pergaulan. Keluarga juga harus memantau perkembangan ank- anaknya yang
sudah mulai beranjak dewasa.
 Lingkungan
Pergaulan di lingkungan sekitar juga sangat berpengaruh terhadap anak-anak
remaja.Apalagi anak-anak yang baru menginjak masa remaja. Masa- masa
remaja dapat mebuat kita salah tingkah, karena kita berfikir kita sudah lebih
dewasa dari sebelumnya. Serta kita harus berusaha untuk bisa
mengembangkan potensi, serta memilih pergaulan yang baik.
 Teman
Teman juga dapat mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa. Siswa dapat
menjadi anak yang baik atau menurut kepada peraturan yang telah di tetapkan
dengan bantuan teman- teman yang ada di sekitarnya. Kita sebagai siswa juga
harus bisa memilih teman bergaul. Bukan berarti yang kaya dengan yang kaya
dan yang miskin dengan yang miskin, namun kita harus bisa memilih teman
yang nantinya bisa membawa kita ke jalan yang baik serta tidak mengajak kita
melanggar tat tertib yang telah ada.

2.5 Cara Mengatasi Lunturnya Kedisiplinan

Dalam pelaksanaan disiplin, harus berdasarkand dari dalam diri siswa dan
siswi. Karena tanpa sikap kesadaran dari diri sendiri, maka apapun usaha yang
dilakukan oleh orang di sekitarnya hanya akan sia-sia. Berikut ini adalah pelaksanaan
kedisiplinan di lingkungan sekolah.
1. Datang ke sekolah tepat waktu
2. Rajin belajar
3. Mentaati peraturan sekolah
4. Mengikuti uapacara dengan tertib
5. Mengumpulkan tugas yang diberikan guru tepat waktu
6. Melakukan tugas piket sesuai jadwalnya
7. Memotong rambut jika kelihatan panjang
8. Selalu berdo’a sebelum memulai pelajaran dan masih banyak lagi.

2.6 Akibat Yang Ditimbulkan Oleh Ketidak Disiplinan

Adapun yang ditimbulkan oleh ketidak disiplinan adalah membuat siswa


menjadi tidak lebih tertib dan teratur dalam menjalankan kehidupannya, serta siswa
juga tidak dapat mengerti bahwa kedisiplinan itu amat sangat penting bagi masa
depannya kelak, kerena tidak dapat membangun kepribadian siswa yang kokoh dan
bisa diharapkan berguna bagi semua pihak.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


3.1.1 Penelitian Deskripsi

Penelitian deskripsi adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk
menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk
eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan
jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit
yang diteliti antara fenomena yang diuji.
Dalam penelitian ini, penelitian telah memiliki definisi jelas tentang subjek
penelitian dan akan menggunakan pertanyaan who dalam menggali informasi yang
dibutuhkan. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat
tentang sebuah kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan,
memberikan gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal atau numerik, menyajikan
informasi dasar akan suatu hubungan, menciptakan seperangkat kategori dan
mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan atau proses,
serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek penelitian.

3.1.2 Penelitian Kuantitatif

Penelitialan kuanlitatif adalah penelitian yang ilmiah yang sistematis terhadap


bagian- bagian dan fenomena serta hubungan- hubungannya. Tujuan penelitian
kuanlitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-
teori, dan hepotesis yang dikaitkan dengan fenomena alam. Penelitian kuanlitatif
banyak digunakan untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta, atau
mendeskripsikan statistik, untuk menunjukan hubungan antar variabel. Dan ada pula
sifat yang mengembangkan konsep,mengembangkan pemahaman atau
mendeskripsikan banyak hal, baik itu dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu
sosial. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti beraspek dari
pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering digunakan dalam ilmu-ilmu sosial
untuk membedakannya dengan penelitian kuantitatif. Metode yang sering digunakan
adalah eksperimental, deskripsi, survei, dan menemukan korelasional.penelitian
kuantitatif menyajikan proposal yang bersifat lengkap, rinci, prosedur yang spesifik,
literatur yang lengkap dan hipotesis yang dirumuskan dengan jelas. Pada penelitian
kuantitatif, proposalnya lebih singkat dan tidak banyak kajian literatur, pendekatan
dijabarkan secara umum, dan biasanya tidak menyajikan rumusan hipotesis.

3.2 Teknik Penyimpulan Data

Angket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan lengkap yang
harus dijawab oleh respoden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.
Melalui angket,hal-hal tentang responden dapat diketahui. Misalnya,tentang keadaa
atau data dirierupa pertanyaan-pertanyaan tentang respoden. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut dirumuskan sedemikia rupa seperti pengalaman,sikap minat,kebiasaan
belajar,dan lain sebagainya. Isi angket dapat dirumuskan sedemikian rupa sehingga
dapat diperoleh jawaban yang objektif. Juga perlu dijalin kerja sama antar pemberi
angket dan responden melalui pengantar angket yang simpatik, sehingga responden
terdorong berkerja sama dan rela mengisinya secara jujur. Pada pokoknya angket
dibagi 2 yaituaran a,berdasarkan menjawab pertanyaan dan bagaimanan jawaban
diberikan.

3.3 Teknik Analisa Data


1. Penyebaran angket
2. Membuat tabel dari jawaban angket
3. Membuat diagram atau gambar dari jawaban angket
4. Menganalisis setiap pertanyaan
3.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
1. Tempat
SMP NEGERI 7 BOJONEGORO dan PERPUSTAKAAN UMUM
2. Waktu
28 Januari – 17 Februari 2015

3.5 Populasi dan Sampel


3.5.1 Populasi : Siswa SMPN 7 BOJONEGORO
3.5.2 Sampel : Siswa kelas 7 dan 8 SMPN 7 BOJONEGORO

3.6 Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer yaitu yang diperoleh
dari hasil angket/lembar pengisian soal dan media Internet.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Penyebaran Angket

Angket adalah suatu daftar pernyataan tertulis yang terinci dan lengkap yang
harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.
Melalui angket, hal-hal tentang diri responden dapat diketahui. Misalnya, tentang
keadaan atau data dirinya seperti pengalaman, sikap, minat, kebiasaan belajar, dan
lain sebagainya. Isi angket dapat berupa pertanyaan-pertanyaan tentang responden.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat
diperoleh jawaban yang obyektif. Juga perlu dijalin kerja sama antara pemberi
angkaet dan responden melalui pengantar angket yang simpatik, sehingga responden
terdorong bekerja sama dan rela mengisinya secara jujur. Pada pokoknya angket
menjadi 2 yaitu berdasarkan cara menjawab pertanyaa dan bagaiman jawban
diberikan.

4.2 Membuat Diagram atau Gambar Dari Jawaban Angket


1. Pemahaman siswa tentang disiplin, dengan hasil : dari penelitian 90 % siswa
memahami arti dari disiplin sememtara sisanya kurang memahaminya.
2. Sudahkah siswa menerapkan disiplin dalam kehidupan sehari-hari dari hasil
penelitian dan di dapat:
3. Pernahkah siswa terlambat masuk ke sekolah dari hasil :
4. Alasan siswa terlambat dari hasil:
5. Pernahkah siswa bolos sekolah, hasil
6. Alasan jika bolos, hasil :
7. Pernahkah siswa ditegur langsung oleh guru saat melakukan tindakan yang
dinilai kurang disiplin.Hasil : 30% menjawab sering, 50% menjawab pernah,
sisanya belum pernah.
8. Pernahkah pihak sekolah mengingatkan tentang pentingnya pelaksanaan
disiplin, Hasil : berarti pihak sekolah selalu mengingatkansiswa tentang
pentingnya kedisiplinan.
9. Bagaimana cara sekolah mengingatkan siswa pada kedisiplinan, Hasil :
adanya hasil yang hampir seragam, yaitu sekolah mengingatkan siswadengan
pemberian amanat Pembina upacara pada saat upacara dan
pelaksanaan penyuluhan langsung, serta penerapan peraturan yang langsung
ditindak lanjutioleh kesiswaan.

4.3 Menganalisis Setiap Pertanyaan


1. Pemahaman siswa tentang disiplin. Hasil : dari penelitian 90 % siswa
memahami arti dari disiplin sememtara sisanya kurang memahaminya.
2. Sudahkah siswa menerapkan disiplin dalam kehidupan sehari-hari dari hasil
penelitian di dapat:
 Sudah menerapkannya 60 %
 Sedikit/ kadang-kadang 30 %
 Belum 10%
3. Pernahkah siswa terlambat masuk ke sekolah dari hasil :
 (75%) pernah terlambat datang ke sekolah.
 (25%) tidak pernah terlambat datang ke sekolah.
4. Alasan siswa terlambat dari hasil :
 (40%) jarak yang jauh antara rumah dan sekolah
 (40%) bangun
 (20%) sengaja
5. Pernahkah siswa bolos sekolah dari hasil :
 (90%) responden menjawab ya,
 (10%) sisanya tidak.
6. Alasan jika bolos dari sekolah hasil :
 (30 %) menjawab karena iseng,
 (40 %) menghindari salah satu mata pelajaran
 (30%) sisanya menjawab hanya mengikuti ajakan teman.
7. Pernahkah siswa ditegur langsung oleh guru saat melakukan tindakan yang
dinilaikurang disiplin.Hasil :
 (30%) menjawab sering
 (50%) menjawab pernah / jarang
 (20%) belum pernah
8. Pernahkah pihak sekolah mengingatkan tentang pentingnya pelaksanaan
disiplin, Hasil :
 (100%) semua siswa menjawab pernah,berarti pihak sekolah selalu
mengingatkan siswa tentang pentingnya kedisiplinan.
9. Bagaimana cara sekolah mengingatkan siswa pada kedisiplinan, Hasil :
adanya hasil yang hampir seragam, yaitu sekolah mengingatkan siswa dengan
pemberian amanat Pembina upacara pada saat upacara dan
pelaksanaan penyuluhan langsung, serta penerapan peraturan yang langsung
ditindak lanjutioleh kesiswaan.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian, kita dapat mengetahui bahwa tingkat kedisiplinan


setiapsiswa ternyata berbeda-beda, perlu usaha yang lebih serius dari pihak sekolah
dalamupaya meningkatkan kesadaran siswa terhadap kedisiplinan.Bukan hanya
dengan peraturan yang terkesan mengikat siswa, kedisiplinan bisa tumbuh bila siswa
seringdiberikan penyuluhan dan pengarahan, ±pengarahan oleh berbagai pihak
terutamalingkungan sekolah.Beberapa siswa terbukti mempunyai tingkat kedisiplinan
yang baik, itu berarti faktor utama dalam pelaksanaan disiplin adalah adanya
kesadaran, bukanhanya sebuah aturan.Tinggal bagaimana pihak sekolah selaku
pembimbing dan pelaksana pendidikan di sekolah, mensiasati permasalahan ini.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dengan demikian, telah kita simpulkan bahwa disiplin di sekolah itu sangat
diperlukan. Karena dalam aplikasinya, kedisiplinan sangat berguna sebagai tolak ukur
mampu atau tidaknya seseorang dalam mentaati aturan yang sangat penting bagi
stabilitas kegiatan belajar mengajar. Selain itu sikap disiplin sangat diperlukan untuk
masa depan bagi pengembangan watak dan pribadi seseorang, sehingga menjadi
tangguh dan dapat diandalkan bagi seluruh pihak.
Dengan kata lain, perbuatan siswa selalu berada dalam koridor disiplin dan
tata tertib sekolah. Bila demikian, akan tumbuh rasa kedisiplinan siswa untuk selalu
mengikuti tiap-tiap peraturan yang berlaku di sekolah. Mematuhi semua peraturan
yang berlaku di sekolah merupakan suatu kewajiban bagi setiap siswa.
Masalah kedisiplinan siswa menjadi sangat berarti bagi kemajuan sekolah. Di
sekolah yang tertib akan selalu menciptakan proses pembelajaran yang baik.
Sebaliknya, pada sekolah yang tidak tertib kondisinya akan jauh berbeda.
Pelanggaran-pelanggaran yang terjadi sudah dianggap barang biasa dan untuk
memperbaiki keadaan yang demikian tidaklah mudah.

5.2 Saran

Dari penjelasan tentang kedisiplinan siswa di SMP Negeri 7 BOJONEGORO,


kami memberikan saran kepada beberapa pihak, antara lain :
1. Sekolah
o Seharusnya pihak sekolah bisa lebih meningkatkan kedisiplinan yang ada
di sekolah supaya para siswa tidak melanggar lagi tata tertib yang sudah
diterapkan oleh sekolah.
o Seharusnya pihak sekolah menindak tegas kepada siswa yang melanggar
tata tertib.
2. Guru Pembimbing ( Guru Tata Tertib )
o Seharusnya guru pembimbing yang ada disekolah bisa lebih meningkatkan
ketegasan agar para siswa juga mempunyai rasa takut untuk melanggarnya
dan tidak mengulanginya lagi.
o Menasehati dan menegur siswa yang sangat sering melanggar tata tertib
3. Guru Bimbingan Konseling ( BK/BP )
Sebaiknya guru BK lebih memperhatikan siswa yang terlalu sering
melanggar tata tertib yang sudah diterapkan oleh pihak sekolah, dengan
memanggil dan memeproses siswa tersebut, dan ada baiknya diberi sanksi
yang dapat membuat siswa tidak mengulangi pelanggaran itu kembali.
DAFTAR PUSTAKA

http://kangkunkun.blogspot.co,id/2013/09pengertian-disiplin-dan-
meningkatkan.html?m=1
http://afa-belajar.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-dan-bentuk-kedisiplinan-di.html
http://sepatuunyu.blogspot.co.id/2013/05/karya-tulis-ilmiah-kedisiplinan-siswa.html
http://bungsuputra19.blogspot.co.id/2013/12/kurangnya-kedisiplinan-pada-
siswasiswi.html
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/ASP/article/view/9002

Anda mungkin juga menyukai