Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI GESTASIONAL
DI RUANG POLI KANDUNGAN
RSD GUNUNG JATI KOTA CIREBON

SANDY DWI PERMANA


JNR0180055

PROGRAM PROFESI NERS REGULER


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
TAHUN AJARAN 2018-2019
A. Konsep Penyakit

I. Definisi Penyakit

Hipertensi gestasional adalah ditegakkan bila hipertensi tanpa


proteinuria pertama kali terjadi pada kehamilan lebih dari 20 minggu
atau dalam waktu 48 – 72 jam pasca persalinan dan hilang setelah 12
minggu pasca persalinan.

Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat


kehamilan berlangsung dan biasanya pada bulan terakhir kehamilan
atau lebih setelah 20 minggu usia kehamilan pada wanita yang
sebelumnya normotensive, tekanan darah mencapai nilai 140/90
mmHg, atau kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan tekanan diastolic
15 mmHg diatas nilai normal (Junaidi, 2010).

II. Etiologi

Etiologi hipertensi dalam kehamilan beragam, tergantung dari subtipe


hipertensi. Hipertensi kronis yang sekunder dapat disebabkan oleh
beberapa etiologi yakni penyakit parenkimal ginjal (mis. ginjal
polikistik), penyakit vaskular ginjal (mis.stenosi arteri ginjal, displasia
fibromuskuler), gangguan endokrin (mis.kelebihan
adrenokortikosteroid atau mineralokortikoid, feokromositoma,
hipertiroidisme atau hipotiroidisme, kelebihan hormon pertumbuhan,
hiperparatiroidisme), koarktasio aorta, atau penggunaan kontrasepsi
oral.

Faktor Risiko

Faktor risiko dari hipertensi dalam kehamilan di antaranya:

 Riwayat hipertensi pada keluarga


 Riwayat hipertensi kronis sebelumnya
 Diabetes
 Nuliparitas
 Obesitas.
Insiden : hipertensi gestasional adalah penyebab utama hipertensi
dalam kehamilan yang menyerang 6-7% ibu primigravida dan 2-4%
ibu multigravida. Insiden ini meningkat pada kehamilan ganda dan
riwayat preeklampsia (Hanifa, 2008). Penyebab Hipertensi Gestional,
meskipun sebab utama dari hipertensi dalam kehamilan belum jelas,
tampaknya terjadi reaksi penolakan imunologik ibu terhadap
kehamilan di mana janin dianggap sebagai hostile tissue graff reaction
dimana “Reaksi penolakan imunologik dapat menimbulkan gangguan
yang lebih banyak pada tubuh wanita hamil dibanding akibat tingginya
tekanan darah, yaitu perubahan kimia total pada reaksi yang tidak
dapat diadaptasi yang dapat menyebabkan kejang dan kematian pada
wanita hamil,” akibat Hipertensi Gestasional.

1. Hipertensi esensial
penyakithipertensi yang disebabkan oleh faktor herediter,
faktoremosi (Stress) dan lingkungan (pola hidup).
2. Penyakit Ginjal
Penyakit ginjal dan gejala hipertensi dan dapat dijumpai pada
wanita hamil adalah :
Glomerulonefritis akut dan kronik
Plelenofritus akut dan kronik (Sinopsis Obstruksi, 1989)
Gejala hipertensi pada ibu hamil :
 Sakit kepala
 Mudah lelah
 Mual, MuntaH
 Sesak napas
 Gelisah
 Perdarahan dari hidung
 Wajah kemerahan
 Pandangan menjadi kabur sebab adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal.
III. Manifestasi Klinis

Hipertensi dalam kehamilan merupakan penyakit teoritis, sehingga


terdapat berbagai usulan mengenai pembagian kliniknya. Pembagian
klinik hipertensi dalam kehamilan adalah sebagai berikut (Manuaba,
2007) :
1. Hipertensi dalam kehamilan sebagai komplikasi kehamilan
a. Preeklampsi
b. Eklampsi
2. Hipertensi dalam kehamilan sebagai akibat dari hipertensi
menahun
a. Hipertensi kronik
b. Superimposed preeclampsia
3. Hipertensi gestasional

IV. Penatalaksanaan

Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis


penatalaksanaan:
o Penatalaksanaan Non Farmakologis.
Diet
 Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan tekanan
darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan
kadar adosteron dalam
plasma.
 Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging,
bersepeda atau berenang.
o Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau
pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
 Mempunyai efektivitas yang tinggi.
 Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
 Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
 Tidak menimbulkan intoleransi.
 Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
 Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi
seperti golongan
diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium, golongan
penghambat konversi
rennin angitensin

V. Komplikasi

Komplikasi jangka pendek yang paling signifikan pada hipertensi


dalam kehamilan adalah komplikasi serebrovaskuler (seperti
perdarahan serebral), komplikasi kardiovaskuler (seperti edema
pulmoner), dan komplikasi renal. Perempuan dengan kerusakan organ
target akibat hipertensi kronik memiliki risiko tinggi untuk mengalami
edema pulmoner, ensefalopati hipertensif, retinopati, perdarahan
serebral, dan gagal ginjal akut

VI. Diagnose Keperawatan

 Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan


vasokontriksi pembuluh darah.
Kriteria Hasil :
Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah /
beban kerja jantung , mempertahankan TD dalam rentang individu
yang dapat diterima, memperlihatkan norma dan frekwensi jantung
stabil dalam rentang normal pasien.
Intervensi
a) Observasi tekanan darah. Rasional : perbandingan dari tekanan
memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang keterlibatan /
bidang masalah vaskuler.
b) Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer. Rasional :
Denyutan karotis,jugularis, radialis dan femoralis mungkin teramati /
palpasi. Dunyut pada tungkai mungkin menurun, mencerminkan efek
dari vasokontriksi (peningkatan SVR) dan kongesti vena.
c) Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler.
Rasional : Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian
kapiler lambat mencerminkan dekompensasi / penurunan curah
jantung.
d) Berikan lingkungan yang nyaman, tenang, kurangi aktivitas /
keributan lingkungan, batasi jumlah pengunjung dan lamanya tinggal.
Rasional : Membantu untuk menurunkan rangsangan simpatis,
meningkatkan relaksasi.
e) Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi dan distraksi.
Rasional : Dapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan stress,
membuat efek tenang, sehingga akan menurunkan tekanan darah.
f) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi anti
hipertensi,deuritik.
Rasional : Menurunkan tekanan darah.
 Gangguan rasa nyaman nyeri : sakit kepala berhubungan dengan
peningkatan tekanan vaskuler cerebral.
Kriteria Hasil :
Melaporkan terkontrol, mengungkapkan metode yang memberikan
pengurangan, mengikuti regiment farmakologi yang diresepkan.
Intervensi
a) Pertahankan tirah baring selama fase akut. Rasional :Meminimalkan
stimulasi / meningkatkan relaksasi.
b) Beri tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala,
misalnya : kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher serta
teknik relaksasi.
Rasional : Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral
dengan menghambat / memblok respon simpatik, efektif dalam
menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya.
c) Hilangkan / minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat
meningkatkan sakit kepala : mengejan saat BAB, batuk panjang,dan
membungkuk. Rasional : Aktivitas yang meningkatkan
vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatkan
tekanan vakuler serebral.
d) Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan. Rasional :
Meminimalkan penggunaan oksigen
dan aktivitas yang berlebihan yang memperberat kondisi klien.
e) Beri cairan, makanan lunak. Biarkan klien itirahat selama 1 jam
setelah makan. Rasional :
menurunkan kerja miocard sehubungan dengan kerja pencernaan.
f) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik, anti
ansietas, diazepam dll. Rasional :
Analgetik menurunkan nyeri dan menurunkan rangsangan saraf
simpatis.
 Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakitnya berhubungan
dengan kurang paparan
Kriteria hasil
1. Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regiment
pengobatan.
2. Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi
yang perlu diperhatikan.
Mempertahankan TD dalam parameter normal.
Intervensi
a) Bantu klien dalam mengidentifikasi factor-faktor resiko
kardivaskuler yang dapat diubah, misalnya : obesitas, diet tinggi lemak
jenuh, dan kolesterol, pola hidup monoton, merokok, pola hidup penuh
stress. Rasional : Faktor-faktor resiko ini telah menunjukan hubungan
dalam menunjang hipertensi dan penyakit kardiovaskuler serta ginjal.
b) Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar termasuk orang terdekat.
Rasional : kesalahan konsep dan menyangkal diagnosa Karena
perasaan sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi
minimal klien / orang terdekat untuk mempelajari penyakit, kemajuan
dan prognosis. Bila klien tidak menerima realitas bahwa
membutuhkan pengobatan kontinu, maka perubahan perilaku tidak
akan dipertahankan.
c) Kaji tingkat pemahaman klien tentang pengertian, penyebab, tanda
dan gejala, pencegahan, pengobatan, dan akibat lanjut. Rasional :
mengidentivikasi tingkat pegetahuan tentang proses
penyakit hipertensi dan mempermudah dalam menentukan intervensi.
d) Jelaskan pada klien tentang proses penyakit hipertensi
(pengertian,penyebab,tanda dan gejala,pencegahan, pengobatan, dan
akibat lanjut) melalui penkes. Rasional : Meningkatkan
pemahaman dan pengetahuan klien tentang proses penyakit hipertensi.
B. Pengkajian

Keluhan Utama
Pasien dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan berupa seperti
sakit kepala terutama area kuduk bahkan mata dapat berkunang-kunang,
pandangan mata kabur, proteinuria (protein dalam urin), peka terhadap
cahaya, nyeri ulu hati.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pada pasien jantung hipertensi dalam kehamilan, biasanya akan diawali
dengan tanda-tanda mudah letih, nyeri kepala (tidak hilang dengan analgesik
biasa ), diplopia, nyeri abdomen atas (epigastrium), oliguria (<400 ml/ 24
jam)serta nokturia dan sebagainya. Perlu juga ditanyakan apakah klien
menderita diabetes, penyakit ginjal, rheumatoid arthritis, lupus atau
skleroderma, perlu ditanyakan juga mulai kapan keluhan itu muncul. Apa
tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan atau menghilangkan
keluhan-keluhan tersebut
Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti kronis
hipertensi (tekanan darah tinggi sebelum hamil), Obesitas, ansietas, angina,
dispnea, ortopnea, hematuria, nokturia dan sebagainya. Ibu beresiko dua kali
lebih besar bila hamil dari pasangan yang sebelumnya menjadi bapak dari satu
kehamilan yang menderita penyakit ini. Pasangan suami baru mengembalikan
resiko ibu sama seperti primigravida. Hal ini diperlukan untuk mengetahui
kemungkinan adanya faktor predisposisi
Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-
penyakit yang disinyalir sebagai penyebab jantung hipertensi dalam
kehamilannya. Ada hubungan genetik yang telah diteliti. Riwayat keluarga
ibu atau saudara perempuan meningkatkan resiko empat sampai delapan kali
Riwayat Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya
serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap
dirinya
Pengkajian Sistem Tubuh
B1 (Breathing)
Pernafasan meliputi sesak nafas sehabis aktifitas, batuk dengan atau tanpa
sputum, riwayat merokok, penggunaan obat bantu pernafasan, bunyi nafas
tambahan, sianosis
B2 (Blood)
Gangguan fungsi kardiovaskular pada dasarnya berkaitan dengan
meningkatnya afterload jantung akibat hipertensi. Selain itu terdapat
perubahan hemodinamik, perubahan volume darah berupa hemokonsentrasi.
Pembekuan darah terganggu waktu trombin menjadi memanjang. Yang paling
khas adalah trombositopenia dan gangguan faktor pembekuan lain seperti
menurunnya kadar antitrombin III. Sirkulasi meliputi adanya riwayat
hipertensi, penyakit jantung coroner, episodepalpitasi, kenaikan tekanan
darah, takhicardi, kadang bunyi jantung terdengar S2 pada dasar , S3 dan S4,
kenaikan TD, nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, takikardi,
murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu
dingin.
B3 (Brain)
Lesi ini sering karena pecahnya pembuluh darah otak akibat hipertensi.
Kelainan radiologis otak dapat diperlihatkan dengan CT-Scan atau MRI. Otak
dapat mengalami edema vasogenik dan hipoperfusi. Pemeriksaan EEG juga
memperlihatkan adanya kelainan EEG terutama setelah kejang yang dapat
bertahan dalam jangka waktu seminggu.Integritas ego meliputi cemas,
depresi, euphoria, mudah marah, otot muka tegang, gelisah, pernafasan
menghela, peningkatan pola bicara. Neurosensori meliputi keluhan kepala
pusing, berdenyut , sakit kepala sub oksipital, kelemahan pada salah satu sisi
tubuh, gangguan penglihatan (diplopia, pandangan kabur), epitaksis, kenaikan
terkanan pada pembuluh darah cerebral
B4 (Bladder)
Riwayat penyakit ginjal dan diabetes mellitus, riwayat penggunaan obat
diuretic juga perlu dikaji. Seperti pada glomerulopati lainnya terdapat
peningkatan permeabilitas terhadap sebagian besar protein dengan berat
molekul tinggi. Sebagian besar penelitian biopsy ginjal menunjukkan
pembengkakan endotel kapiler glomerulus yang disebut endoteliosis kapiler
glomerulus. Nekrosis hemoragik periporta dibagian perifer lobulus hepar
kemungkinan besar merupakan penyebab meningkatnya kadar enzim hati
dalam serum
B5 (Bowel)
Makanan/cairan meliputi makanan yang disukai terutama yang mengandung
tinggi garam, protein, tinggi lemak, dan kolesterol, mual, muntah, perubahan
berat badan, adanya edema.
B6 (Bone)
Nyeri/ketidaknyamanan meliputi nyeri hilang timbul pada tungkai,sakit
kepala sub oksipital berat, nyeri abdomen, nyeri dada, nyeri ulu hati.
Keamanan meliputi gangguan cara berjalan, parestesia, hipotensi postural

C. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul

1. Perubahan perfusi jaringan/organ, menurun, b.d


 Hipertensi
 Vasospasme siklik
 Edema serebral
 Perdarahan
2. Risiko tinggi cedera ibu b.d
 Iritabilitas SSP akibat edema otak, vasospasme, penurunan perfusi
ginjal
3. Risiko tinggi cedera pada janin b.d
 Insufisiensi uteroplasenta
 Kelahiran premature
 Solusio plasenta
4. Risiko tinggi gangguan pertukaran gas b.d
 Terapi magnesium sulfat
 Edema paru
5. Risiko tinggi mengalami solusio plasenta b.d
 Vasospasme sistemik
 Hipertensi
 Penurunan perfusi uteroplasenta
6. Ansietas b.d efeknya pada ibu dan janin

D. Rencana Asuhan Keperawatan


Perubahan perfusi jaringan b.d. Hipertensi, Vasospasme siklik, Edema
serebral, Perdarahan
 Tujuan : tidak terjadi vasospasme dan perfusi jaringan tidak terjadi
 Kriteria hasil : klien akan mengalami vasodilatasi ditandai dengan
diuresis, penurunan tekanan darah, edema

Implementasi Rasional
1. Memantau asupan oral dan 1. MGSO4 adalah obat anti kejang
ifus IV MGSO4 yang bekerja pada sambungan
2. Memantau urin yang kluar mioneural dan merelaksasi
3. Memantau edema yang vasospasme sehingga
terlihat menyebabkan peningkatan
4. Mempertahankan tirah perfusi ginjal, mobilisasi cairan
baring total dengan posisi ekstra seluler (edema dan
miring diuresis
2. Tirah baring menyebabkan aliran
darah urtero plasenta, yang
sering kali menurunkan tekanan
darah dan meningkatkan dieresis

2. Resiko cedera tinggi pada ibu b.d. iritabilitas SSP


 Tujuan : gangguan SSP akan menurun mencapai tingkat normal
 Kriteria hasil : klien tidak mengalami kejang
Implementasi Rasional
1. Mendapatkan data-data dasar data-data dasar dugunakan untuk
(misal DTRs,klonus) memantau hasil terapi
1. Memantau pemberian IV MGSO4 adalah obat anti kejang
MgSO4 dan kadar serum yang bekerja pada sambungan
MgSO4 mioneural dan merelaksasi
vasospasme
1. mengkaji adanya Dosis yang berlebih akan
kemungkinankeracunan MgSO4 membuat kerja otot menurun
sehingga dapat menyebabkan
1. mempertahankan lingkungan depresi pernapasan berat
yang tenang, gelap dan nyaman
Rangsangan kuat, misalnya
cahaya terang dan suara keras
dapat menimbulkan kejang

3. Resiko tinggi cedera pada janin b.d fetal distress


 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi fetal distress
pada janin
 Kriteria hasil : – DJJ ( + ) : 12-12-12

Implementasi Rasional
1. Monitor DJJ sesuai indikasi Peningkatan DJJ sebagai indikasi
2. Kaji tentang pertumbuhan janin terjadinya hipoxia, prematur dan solusio
3. Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta
plasenta ( nyeri perut, perdarahan, rahim Penurunan fungsi plasenta mungkin
tegang, aktifitas janin turun ) diakibatkan karena hipertensi sehingga
timbul IUGR
4. Kaji respon janin pada ibu yang diberi
SM Ibu dapat mengetahui tanda dan gejala
5. Kolaborasi dengan medis dalam solutio plasenta dan tahu akibat hipoxia
pemeriksaan USG dan NST bagi janin
Reaksi terapi dapat menurunkan
pernafasan janin dan fungsi jantung serta
aktifitas janin
USG dan NST untuk mengetahui
keadaan/kesejahteraan janin

4. Kecemasan berhubungan dengan ancaman cedera pada bayi sebelum lahir


 Tujuan: ansietas dapat teratasi
 Kriteria hasil:
1. Tampak rileks, dapat istirahat dengan tepat
2. Menuujukkan ketrampilan pemecahan masalah

Intervensi Rasional
Mandiri Mandiri

1. Kaji tingkat ansietas pasien. 1. Membantu menentukan jenis


Perhatikan tanda depresi dan intervensi yang diperlukan
pengingkaran 2. Membuat perasaan terbuka dan
2. Dorong dan berikan kesempatan bekerja sama untuk memberikan
untuk pasien atau orang terdekat informasi yang akan membantu
mengajukan pertanyaan dan mengatasi masalah
menyatakan masalah
3. Dorong orang terdekat 1. Keterlibatan meningkatka
berpartisipasi dalam asuhan, perasaan berbagi, manguatkan
sesuai indikasi perasaan berguna, memberikan
kesempatan untuk mengakui
kamampuan individu dan
memperkecil rasa takut karena
ketidaktahuan

E. Daftar Pustaka

Anwar, Bahri T. 2004. Wanita, Kehamilan, dan Penyakit Jantung. Universitas


Sumatera Utara.
Tersedia pada: http://library.usu.ac.id/download/fk/gizi-bahri11.pdf diakses
16 Juli 2013
Bobak, Lowdermik, jansen. 2004. Buku Ajar keperawatan Maternitas.
Jakarta: EGC
Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Kelahiran.
Jakarta: EGC
Leveno, K. J. et al., 2003. Gestational Hypertension and Preeclampsia. In:
Leveno, K. J. et al., 2003.
Williams Manual of Obstetrics. USA: The McGraw-Hill Companies, 339-
347.
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Hipertensi Dalam Kehamilan ,Ilmu
Kebidanan, Edisi keempat ,Jakarta
Sujiyatini, dkk. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan. Jakarta: Nuha Medika
Wagner, L.K. 2004. Diagnosis and Management of Preeclampsia. Am Fam
Physician 70 (12): 23172324.
Wiknjosastro, Hanifa. 2008. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga : Cetakan Ketujuh.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
http://www.qirtin.com/asuhan-keperawatan-ibu-hamil-hipertensi/
Read more: http://www.qirtin.com/asuhan-keperawatan-ibu-hamil-
hipertensi/#ixzz1qmZmI6xx

Anda mungkin juga menyukai