Anda di halaman 1dari 10

LATAR BELAKANG

Badung adalah salah satu dari delapan kabupaten yang ada di Provinsi Bali. Kabupaten
yang berada di Bali Selatan ini memiliki enam kecamatan yakni Petang, Abiansemal, Mengwi,
Kuta, Kuta Utara, dan Kuta Selatan. kabupaten badung juga menjadi tujuan wisatan domestik dan
mancanegara karena memiliki banyak objek wisata yang terkenal. Salah satunya obyek wisata
yang sering di kunjungi oleh wisatawan adalah pantai. langkah yang dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Badung untuk meningkatkan PAD yakni dengan mengeluarkan Peraturan Bupati
Badung Nomor 23 Tahun 2016 tentang tata cara pelaksanaan pemungutan retribusi tempat rekreasi
Objek Daya Tarik Wisata yang dikerjasamakan Pemerintah Kabupaten Badung.
Salah satu tempat yang direncanakan oleh pemeritah kabupaten badung sebagai obyek
wisata baru di wilayah Kabupaten Badung adalah Pantai Mengening terletak di Banjar Mengening,
desa Cemagi, Kec. Mengwi, Kab. Badung Bali. Jarak tempuh dari bandara Ngurah Rai sekitar 25
km, menuju arah Canggu – Tanah Lot, kemudian belok kiri menuju jalan pantai Mengening sekitar
3.2 km, berdekatan dengan objek wisata Tanah Lot. Suasana dalam perjalanan ke desa
Cemagi juga tidak kalah menariknya, suasana alam pedesaan dengan hamparan sawah indah,
menyuguhkan kesejukan, menyuguhkan sisi lain pantai di Bali yang indah tenang dan damai.
Pantai Mengening, pantai di desa Cemagi ini, selain menyajikan suguhan sunset,
suasananya cukup hening, sehingga ideal untuk bersantai dan menenangkan diri sambil menikmati
keindahan alam pesisir. Walaupun pantai ini menyuguhkan keindahan, belum begitu banyak
wisatawan yang berkunjung ke tempat ini, sementara masih didominasi warga lokal, serta turis
asing yang kebetulan menginap di kawasan Canggu ataupun desa Cemagi, Mengwi. Sepertinya
tempat ini belum begitu dipromosikan, sehingga belum banyak orang mengenal pantai Mengening
sebagai tempat wisata apalagi wisatawan. disana juga terdapat sebuah pura yang terletak di atas
bongkahan batu karang besar bernama Pura Gede Luhur Batungaus. Akses ke sekitar pura sangat
mudah karena sudah ada jalan yang menghubungkan tepi pantai dengan pura.
Namun dari semua itu ini munculah masalah dipantai mengening beberapa masalah mulai
dari tidak adanya parkir yang tetap karena saat ada odalan dipura itu akses pakirnya sulit bahkan
kadang-kadang tidak ada tempat parkir, yang kedua tidak adanya pembatas jalan antar tebing –
tebing di pantai ini karena letak jalanya bersebelahan. Dan kurangnya fasilitas penunjang untuk
wisatawan karena beberapa wisatawan kebingungan mencari toilet dan pedagang minuman di
sekitar pantai ini. Dan akses dari atas tebing ke bawah untuk kepantainya jalanya hanya setapak
itupun kurang aman bagi wisatawan. Juga masalah sampah disini belum bisa ditangani, tidak
adanya pos balawisata yang bertujuan menjaga keamanan pantai dan juga lampu penerangan yang
minim saat malam hari.
Dari masalah masalah yang terjadi dipantai Mengening seharusnya segera mendapatkan
penanganan dari pemerintah. Semua masalah ini haruslah segera ditangani agar pengunjung
semakin nyaman dan ramai berkunjung kepantai mengening. Setelah terselesaikan masalah
masalah kurangnya fasilitas fasilitas dipantai ini, otomatis akan menghasilkan dampak positif bagi
penghasilan warga sekitar dan juga bagi pendapatan Kabupaten Badung itu sendiri.
RUMUSAN MASALAH

 Apa saja Fasilitas yang kurang tersedia dipantai Mengening?


 Apa saja Fasilitas yang perlu diperbaiki dipantai Mengening?
 Bagaimana solusi untuk menangani masalah kurang dan rusaknya fasilitas dipantai
Mengening?

HIPOTESIS
HIPOTESIS 0

Pantai mengening memiliki fasilitas kurang lengkap sebagai tempat wisata, hal ini dapat
dilihat dari terdapatnya fasilitas penunjang diarea Pantai Mengening seperti tempat parker.
dan dari atas bongkahan batu karang ini bisa menyaksikan keindahan samudera Hindia dengan
leluasa, serta bisa menyaksikan keindahan sunset dengan sempurna, di tempat ini juga sering
dimanfaatkan warga sebagai tempat rekreasi memancing.

HIPOTESIS 1

Fasilitas – fasilitas yang ada di sekitar pantai mengening ini masih kurang, seperti fasilitas
penunjang bagi wisatawan cotohnya toilet masih sulit dicari hanya ada di areal pura saja. Juga
tempat parkir yang masih memakai badan jalan menuju ke pantai ini. Begitu juga tentang pembatas
jalan di atas tebing ini tidak ada hanya di batasi oleh semak belukar. Juga akses untuk turun
kebawah tebing masih jalan setapak saja itupun kurang aman bagi wisatawan. Juga kurangnya
ruang ganti baju untuk pengunjung yang mau berenang disana. Juga masalah baru muncul di pantai
ini yaitu pasir pantai mulai terkikis oleh abrasi ombak. Dengan berbagai permasalahan yang
muncul maka diperlukan suatu penataan agar berbagai aktivitas yang terdapat pada pantai
mengening ini bisa berjalan dengan baik dan teratur. Pada fasilitas penunjang disini juga perlu
diperbaiki dan perlu ada pengelolaan yang baik. Serta perlu adanya pemecah gelombang dimana
yang akan difungsikan sebagai solusi untuk mencegah abrasi yang ada pada pantai ini.
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian pantai

Pantai adalah bagian dari muka bumi dari muka air laut rata-rata terendah sampai muka air
laut rata-rata tertinggi. Bird (1984) mendifinisikan pantai sebagai shore, beach dan coast. Shore
adalah suatu daerah yang meluas dari titik terendah air laut pada saat surut hingga batas tertinggi
atau efektif yang dapat dicapai gelombang, yaitu meliputi:
a. pantai bagian depan (foreshore), yaitu daerah antara pasang tersurut sampai daerah pasang
b. pantai bagian belakang (backshore), yaitu daerah antara pasang tertinggi sampai daerah tertinggi
terkena ombak
c. pantai lepas (offshore), yaitu daerah yang meluas dari titik pasang surut terendah ke arah laut
Beach adalah daerah tempat akumulasi dari sedimen lepas seperti kerikil, pasir, dan lainnya yang
kadang-kadang hanya sampai pada batas backshore tapi lebih sering sampai pada foreshore.
(Henny Hearany G, Studi Pengembangan dan Penataan Kawasan Pantai Barombong Kota
Makassar)
2. Pengembangan Pantai sebagai Tempat Wisata
Wisata adalah aktivitas seseorang melakukan perjalanan dan tinggal di tempat diluar lingkungan
mereka untuk memanfaatkan waktu luang atau tujuan lainnya (WTO (1991); UN Statistical
Commision (1993), dalam Sebastian (2009)). Beberapa prinsip dasar dari wisata adalah:
1. Wisata mengkonsumsi sumberdaya dan menghasilkan limbah. Sumberdaya dapat berarti
sumberdaya alam atau sumberdaya buatan manusia seperti budaya. Sumberdaya yang
dimanfaatkan berupa sumberdaya milik publik (hutan, pesisir, atau gunung). Limbah
yang dihasilkan dapat berupa limbah padat, cair, ataupun gas.
2. Wisata mempunyai kecenderungan untuk mengkonsumsi sumberdaya secara berlebihan
(over-consume). Sumberdaya yang dimanfaatkan mempunyai ambang batas. Jika ambang
batas dilewati, akan terjadi degradasi lingkungan.
3. Terdapat kompetisi antara tempat wisata yang satu dengan yang lain.Tempat wisata yang
satu harus bersaing dengan tempat wisata yang lain agar dapat bertahan sebagai tempat
wisata.
4. Wisata didominasi oleh satu sektor, yaitu ekonomi. Motif mendapatkan profit menjadi
prioritas utama. Pemerintah dan lembaga lingkungan sering menghadapi kesulitan untuk
menembus hal ini.
5. Wisata adalah industri yang melibatkan banyak pihak sehingga sulit untuk dikendalikan.
Wisata melibatkan pemasok, produsen, agen pemerintahan, dan konsumer yang banyak
jumlahnya. Hal ini membuat wisata sulit dikendalikan.
6. Wisatawan adalah konsumer yang ingin mengkonsumsi pengalaman wisata sebanyak-
banyaknya. Turis tidak perduli pada relasi mereka dengan komunitas lain atau lingkungan
di sekitarnya
7. Wisata adalah sebuah pertunjukan. Produk wisata dimanipulasi dan dikemas untuk
memuaskan keinginan turis.
8. Wisata tidak mengekspor produknya, namun membawa wisatawan menikmati produk
yang dihasilkan di tempatnya (in situ).

Produk-produk dan daya tarik yang dapat dikembangkan pada pariwisata di Indonesia adalah
pariwisata bahari yang mencakup: wisata bisnis (business tourism), wisata pantai (seaside
tourism), wisata budaya (cultural tourism), wisata pesiar (cruise tourism), wisata alam (eco
tourism), dan wisata olahraga (sport tourism) (Euro Asia Management (1998), dalam Sebastian,
2009)Terdapat dua alasan pokok optimisme pengembangan pariwisata bahari di Indonesia, yaitu
pertama, tingginya permintaan akan produk dan jasa wisata bahari oleh kalangan wisatawan
mancanegara; dan kedua, wilayah pesisir dan laut Indonesia yang sangat luas dan
kenekaragaman dan sumberdaya hayati yang terkandung di dalamnya merupakan potensi
pariwisata bahari yang tidak ternilai harganya. Salah satu objek wisata bahari yang berpotensi
besar adalah wilayah pantai. Umumnya, Indonesia mempunyai kondisi pantai yang indah dan
alami. Wilayah pantai menawarkan jasa dalam bentuk panorama pantai yang indah; tempat
pemandian yang bersih, serta tempat untuk melakukan kegiatan selancar air (surfing)
(Dahuri,2004 dalam Sebastian, 2009).

3. Tipologi Pantai Dengan Pemanfaatannya

Tipologi pantai merupakan model analisis dalam menentukan tipe/bagian pantai terhadap
bagian pantai yang akan dimanfaatkan sesuai dengan potensi yang ada pada kawasan pantai,
terhadap keterkaitannya dengan peruntukan yang lainnya. Peruntukan pada kawasan pantai dapat
dilihat dari keterkaitan tipologi pantai dengan pemanfaatannya yaitu:
a. Pantai dengan Tipe-A
Pantai dengan tipe –A pada umumnya dimanfaatkan untuk pembangunan pelabuhan dengan
tambahan fasilitas-fasilitas pelayanan jasa dan perdagangan, pengembangan ekoturisme
b. Pantai dengan Tipe-B
Pantai tipe –B pada umumnya dimanfaatkan Water From City, Kawasan industri, pemukiman,
ekoturisme, dapat pula dimanfaatkan untuk pelabuhan.
c. Pantai dengan Tipe-C
Pantai tepe- C pada umumnya dimanfaatkan untuk konservasi hutan bakau atau pantai,
pengembangan ekoturisme peningkatan penjelajahan hutan konservasi melihat flora dan fauna.
d. Pantai dengan Tipe-D
Pantai tipe –D pada umunya dimanfaatkan untuk budi daya air payau, hutan rawa pantai,
pengembangan ekoturisme, peningkatan penjelajahan hutan pantai, pengembangan permukiman
dibelakang ekoturisme.
e. Pantai dengan Tipe-E
Pantai tipe –E pada umumnya dimanfaatkan untuk pelabuhan dengan rekayasa break water yang
lebih panjang untuk membuat kolam pelabuhan yang lebih luas, pengembangan ekoturisme
memancing selama, selancar angin.
(Henny Hearany G, Studi Pengembangan dan Penataan Kawasan Pantai Barombong Kota
Makassar)
4. Hubungan Aksesibilitas Wilayah terhadap Perkembangan Wilayah

Jaringan jalan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kelancaran
pelayanan umum yang sangat penting, tersedianya prasarana jalan baik kualitas maupun kuantitas
sangat menentukan mudah dan tidaknya suatu daerah di jangkau (tingkat aksesibilitas). Apabila
aksesibilitas di suatu daerah tinggi maka perkembangan wilayah akan mengalami kelancaran.
Sarana dan prasarana yang berada di suatu wilayah berupa jalan, jembatan, jaringan
telekomunikasi, kendaraan (darat, udara, dan laut), terminal, pelabuhan, dan lain-lain memberikan
landasan terhadap kelancaran perencanaan dan pelaksanaan pembangunan wilayah. Sarana dan
prasarana transportasi akan menunjang dan mendukung pembangunan secara fisik (Sumaatmadja,
1988).
(Henny Hearany G, Studi Pengembangan dan Penataan Kawasan Pantai Barombong Kota
Makassar)
5. Prasarana dan Sarana

Berdasarkan Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman


menyatakan bahwa sarana lingkungan permukiman adalah fasilitas penunjang, yang berfungsi
untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.
Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan dapat berfungsi
sebagaimana mestinya (UU. NO. 1992 tentang perumahan dan permukiman). Klasifikasi
prasarana dan sarana menurut NUDS (Nasional Development Strategis) Dalam Asmawati (1999)
adalah:
a. Permukiman
b. Prasarana meliputi :
1. Penyediaan air bersih
2. Pengumpulan dan pembuangan sampah
3. System pembuangan air limbah
4. Drainase
5. Jaringan jalan
6. Distribusi Energi Lokal

c. Fasilitas Umum meliputi:


1. Kesehatan
2. Pendidikan
3. Perdagangan
4. Sosial
5. Rekreasi dan Olahraga

Budihardjo (1992) mengklasifikasikan parasarana dan sarana lingkungan perkotaan sebagi


berikut:
a. Pelayanan Sosial (Social Services), sekolah, klinik dan puskesmas atau rumah sakit yang
pada umumnya disediakan oleh pemerintah
b. Fasilitas Sosial (Social Fasilities), tempat peribadatan, gedung pertemuan, lapangan
olahraga, tempat bermain, pertokoan/pasar, warung kaki lima.

(Henny Hearany G, Studi Pengembangan dan Penataan Kawasan Pantai Barombong Kota
Makassar)
 Terdapat beberapa aspek penting dalam fasilitas penunjang dan pelayanan yang perlu
dipertimbangkan dalam penataan kawasan wisata pantai yaitu:
1. Tempat Makan

Tempat makan adalah fasilitas yang disediakan dalam rumah makan dan restoran seperti
sarana akomodasi, sarana rumah makan juga perlu disediakan bagi wisatawan yang mengunjungi
obyek yang jauh maupun dekat dari tempat tinggalnya. Bagi obyek yang tidak memilikinya
dilakukan pendekatan dengan melihat jumlah kursi atau daya tampung diwilayah kecamatan
terdekat.

Usaha penyediaan makanan dan minuman merupakan usaha pengelolaan, penyediaan dan
pelayanan makanan dan minuman, yang dapat dilakukan sebagai bagian dari penyediaan
akomodasi ataupun sebagai usaha yang berdiri sendiri (UU No. 9 Tahun 1990 Pasal 26).

Pertimbangan yang perlu dilakukan dalam penyediaan fasilitas makanan dan minuman
antara lain adalah jenis dan variasi makanan yang ditawarkan, tingkat kualitas makanan dan
minuman, pelayanan yang diberikan, tingkat harga, tingkat higienis, hal – hal lain yang dapat
menambah selera makan seseorang, serta lokasi tempat makan, biasanya dikaitkan dengan lokasi
akomodasi dan rute perjalanan wisata (Inskeep, 1991 : 116-117). Selain itu juga masalah sebaran
lokasi. Untuk memudahkan operasi penyaluran makanan, sebaiknya disediakan beberapa pusat
penyediaaan makanan dalam satu kawasan wisata yang melayani tempat – tempat makan dilokasi
terdekat dengannya, sehingga memungkinkan bahan makanan dan minuman dapat diantar dalam
kondisi yang segar, lezat, dan dingin (Lawson & Boud-Bovy,1998:35).
2. Tempat Parkir
Sarana parkir, berpengaruh terhadap kelancaran lalu lintas maupun sirkulasi pergerakan
dilingkungan obyek wisata tersebut. Adanya kemacetan lalulintas karena semrawutnya aturan
parkir atau untuk keluar masuk kendaraan. Perlu disediakan ruang parkir yang cukup untuk
menangani kendaraan – kendaraan yang berhenti di tempat makan, penginapan atau tempat belanja
supaya jalan tidak dipadati oleh kendaraan yang diparkir, terutama pada jam – jam ramai (Inskeep,
1991 : 317).

Tempat parkir dapat berupa parkir terbuka ataupun parkir tertutup, dan berdasarkan letaknya,
tempat parkir dapat berupa parkir pinggir jalan dan parkir khusus pada lahan yang merupakan
bagian dari lahan bangunan fasilitas tertentu. Lokasi dan rancangan parkir di luar jalan harus dapat
menimbulkan perhatian khusus bagi pemarkir yang akan menggunakannya (Ditjen Perhubungan
Darat, 1995 : 116).

3. Fasilitas Belanja
Belanja merupakan salah satu aktivitas kegiatan wisata , dan sebagian pengeluaran
wisatawan didistribusikan untuk belanja. Karena fasilitas terhadap aktivitas belanja perlu
dipertimbangkan dalam perencanaan dan pengembangan pariwisata, bukan hanya sebagai
pelayanan wisata, namun juga sebagai obyek wisata yang memiliki daya tarik (Inskeep, 1991 : 86)

Fasilitas dan pelayanan belanja disediakan bagi pengunjung yang akan membeli barang –
barang seni, kerajinan tangan, souvenir, barang – barang khas seperti pakaian, perhiasan, dan
ketersediaan barang – barang dengan pelayanan yang memadai, lokasinya yang nyaman dan akses
yang baik, serta tingkat harga yang relatif terjangkau (Inskeep, 1991 : 117).

Pusat perbelanjaan atau toko cenderamata ini sebagai kenangan bahwa wisatawan telah
mengunjungi obyek yang menarik, biasanya mereka membeli barang pelengkap daya tarik obyek,
dengan demikian wisatawan lebih banyak membelanjakan uangnya.

4. Sarana Transportasi

Sarana transportasi adalah pengangkutan yang dapat membawa para wisatawan dari tempat
dimana ia biasanya tinggal, ketempat yang merupakan daerah tujuan. Hal ini dapat dilakukan
dengan menggunakan pesawat udara untuk jarak jauh, kereta api, bis, taksi dan kendaraan lainnya.
Keterhubungan antara satu lokasi dengan lokasi lain merupakan komponen penting dalam sistem
kepariwisataan (Gunn, 1998 : 71). Untuk menciptakan saling keterhubungan antar berbagai tempat
dalam satu kawasan wisata dan untuk memberi kemudahan dalam pergerakan dari satu tempat ke
tempat lain, perlu adanya sarana dan prasarana yang memadai. Dalam kaitannya dengan
kepariwisataan, sarana pergerakan tersebut harus disesuaikan dengan keberadaannnya disuatu
lokasi wisata. Artinya elemen – elemen pergerakan tersebut harus memiliki nilai daya tarik dan
berperan dalam mendukung aktivitas wisata. Menurut Inskeep, bahwa sarana transportasi yang
menarik, mengandung nilai historis, dan memiliki bentuk – bentuk khusus, dapat dijadikan sebagai
obyek dan daya tarik wisata (Inskeep, 1991 : 90).

5. Fasilitas Umum
Selain sarana yang telah di sebutkan diatas, obyek wisata juga memerlukan fasilitas umum
sebagai sarana umum yang biasa tersedia di tempat – tempat rekreasi, yaitu :

- WC umum
- Tempat Ibadah
- Telepon umum

c. Jasa Pariwisata
Jasa pariwisata, sebagaimana jasa lainnya memiliki sifat khas, yaitu tidak bisa ditimbun dan
dikonsumsi pada saat jasa tersebut dihasilkan (Yoeti, 1996:80). Dari sifat ini dapat pula dikatakan
bahwa jasa pariwisata adalah pelayanan wisata yang diberikan kepada wisatawan. Analisis
terhadap pelayanan wisata merupakan hal penting karena pengeluaran yang dihabiskan oleh
wisatawan untuk membayar pelayanan memberikan input utama dalam analisa ekonomi
kepariwisataan (Gunn,1988:71). Komponen pelayanan jasa wisata terdiri dari :

6. Pusat informasi
Berfungsi untuk memberikan penerangan yang meliputi jenis atraksi atau obyek menarik
yang biasa dilihat atau pariwisata penting yang terjadi di waktu – waktu tertentu di obyek
pariwisata dan sebagainya. Pusat informasi dan promosi merupakan pelayanan yang sejalan.
Dengan adanya informasi, orang dapat memberikan penilaian yang berkaitan dengan
pengalaman dari perjalanan wisata yang akan mereka lakukan, dan penilaian ini akan
mempengaruhi keputusan pilihan tujuan wisata mereka (Gunn, 1988 : 71).

Untuk menarik minat orang agar berwisata ke suatu tempat, informasi yang diberikan harus
memberikan nilai promosi yang menggambarkan daya tarik obyek wisata. Untuk memudahkan
promosi tersebut, maka dapat digunakan jenis – jenis media promosi seperti brosur, booklets, guide
book, folder, leaflets (Yoeti, 1996 : 192 - 193). Material promosi ini juga bisa disediakan oleh biro
perjalan wisata untuk menciptakan koordinasi dan sinkronisasi antara satu kegiatan dengan
kegiatan lainnya.

7. Penyediaan Perlengkapan Wisata


Salah satu bagian yang cukup penting dari permintaan pariwisata adalah produk – produk
dan pelayanan yang bersifat eceran. Obyek wisata seperti memancing, berkemah, atau olahraga
air, memerlukan perlengkapan khusus. Dan pengunjung biasanya tidak membawa perlengkapan
yang mereka butuhkan sampai mereka tiba di lokasi wisata (Gunn, 1988:134-135). Karena itu
perlu disediakan perlengkapan wisata dalam penyelenggaraan pariwisata, agar memudahkan
pengunjung untuk melakukan aktivitas wisata.

8. Pemandu Wisata
Untuk bentuk – bentuk tertentu, dalam sistem kepariwisataan mungkin memerlukan jenis –
jenis fasilitas pelayanan wisata khusus. Untuk tiap area dan jenis pariwisata, fasilitas dan
pelayanan yang spesifik perlu diidentifikasikan (Inskeep,1991:119). Berkaitan dengan wilayah
studi yang memiliki daya tarik wisata berupa aktivitas jelajah cagar alam, diperlukan suatu jasa
pemandu wisata yang berperan sebagai petunjuk jalan bagi pengunjung yang melakukan aktivitas
penjelajahan tersebut.

9. Pengawas Pantai
Pertimbangan terhadap perlunya penyediaan pengawas pantai ini mengacu pada ketentuan
yang ditetapkan dalam keputusan Dirjen Pariwisata (1991, pasal 2) yang menyatakan bahwa setiap
usaha pariwisata yang memiliki kawasan / resor dan obyek wisata di laut, pantai darat termasuk
danau, sungai, hotel berbintang / hotel melati yang memiliki kolam renang, kesemuanya
digolongkan mengandung resiko kecelakaan tinggi yang dapat menimpa wisatawan / pemakai jasa
sehingga diwajibkan menyediakan tenaga pemandu keselamatan wisata.

Anda mungkin juga menyukai