Bab Iii #2
Bab Iii #2
35
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan 36
7. Kemudian helling diposisikan pada angka 90°. Pada theodolit terbaca 0°.
Pembacaan helling dilakukan dengan cara melihat 2 sumbu pada teropong
(sumbu atas dan sumbu bawah). Pertama kali arahkan agar 0° di sumbu
atas bertemu dengan 0° sumbu yang di bawah, hal tersebut 90° pada
theodolit yang lain. Kunci menggunakan pengunci bawah agar tidak
bergeser. Jika pada pembacaan helling salah satu sumbu telah berada 0°
maka untuk dapat membaca sumbu harus disetel pada sumbu lainnya.
Angka yang bergeser dari sumbu 0° ke kanan ataupun ke kiri, ditambahkan
pada sumbu yang telah berada pada 0°. Misal sumbu bawah berada pada
0° (90°), dan sumbu atas bergeser sehingga berada pada skala 5°, maka
pembacaan helling menjadi 90° − 5° = 85°. Perlu diingat, pergeseran pada
sumbu atas bernilai negatif, sedangkan pergeseran bernilai positif pada
sumbu bawah.
8. Setelah semuanya siap, penembakan dapat dilakukan pada titik-titik yang
akan ditinjau.
9. Selama pembidikan dan penembakan kunci atas dibuka, tetapi kunci
bawah tidak boleh dibuka selama belum berpindah patok.
10. Pembidikan dilakukan dari patok I ke patok II dan patok IV. Pembidikan
sebaiknya dilakukan 3 kali agar mendapatkan hasil yang akurat.
Pembacaan dilakukan seperti menggunakan waterpass yaitu dengan
membaca rambu pada benang atas (ba), benang tengah (bt), benang bawah
(bb). Pada pembidikan akan diperoleh data azimuth dan jarak.
11. Setiap melakukan pembidikan pada rambu harus selalu memperhatikan
helling.
12. Pada masing- masing patok, dilakukan pembacaan batas sebanyak 15 kali
dan pembacaan detail sebanyak 25 kali dengan membidik rambu.
13. Penentuan titik detail dilakukan menyebar dan tanpa melewati titik batas,
dan sebaiknya mengambil titik-titik yang dapat mewakili keadaan
lapangan yang sebenarnya.
14. Hal yang sama dilakukan sampai patok yang ke IV. Tetapi arah utara pada
patok selanjutnya adalah arah patok sebelumnya.
15. Selain titik batas dan titik detail, bangunan yang berada pada area batas
juga harus diukur, seperti menara, gedung, sumur, pot dan api unggun.
Benang
Sta Arah TI H D ∆H
Atas Tengah Bawah ° ′ "
I 1510 -
36793,
IV 1515 1329 1143 299 36 00 96 3686,
545
157
III 1400 -
30566,
IV 2599 2445 2291 280 26 54 95 3719,
039
182
30566, 3690,
III 798 644 490 0 0 0 85
039 182
IV 1660
36793, 3642,
I 2071 1885 1699 277 23 14 84
545 157
Sudut
∑ = ( n – 2 ) x ∑ =
Dalam ∑ = ( 4 – 2 ) x 180o
180o 360°0’0”
Sebenarnya
35
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan 36
Azimuth Terkoreksi
Sta Arah Azimuth ( )
I II 231°03’45” 231°03’45”
II III 231°03’45” + 180° – 130°18’02” 280°45’43”
III IV 280°45’43” - 180° – 79°13’03” 21°32’40”
IV I 21°32’40”+ 180° – 82°16’43” 119°15’57”
I II 119°15’57” + 180° ̶ 68°12’12” 231°03’45”
Koreksi Koordinat X ( ΔX )
D (−Σ f(x))
Sta ΔX =
ΣD
I 0 0
Koordinat X Terkoreksi
Sta Xn = Xn-1 + D sin + ∆X
I 0 0
II 0 + (– 17890,136) + 60.68058024 -17829.45542
III –17829.45542 + (– 25739,181) + 69.12309576 -43499.51332
IV –43499,51332 + 11224,54774+ (80,64195575) -32194.32362
Koreksi Koordinat Y ( ∆Y )
D (−Σ f(y))
Sta ΔY =
ΣD
I 0 0
23000 (−(880.936324))
II –173,8298539
116559,584
26200 (−(880.936324)
III –198.014877
116559,584
30566.039 (−(880.936324))
IV –231.0126127
116559,584
36793.545 (−(880.936324))
I –278.0789804
116559,584
Koordinat Y Terkoreksi
Sta Yn = Yn-1 + D cos + ∆Y
I 0 0
II 0 + (-14454.86249) + (–173,8298539) -14628.69234
III -14628.69234+ 4892.295694+ (–198.014877) -9934.411527
IV -9934.411527+ 28430.48132+(–231.0126127) 18265.05718
I 18265.05718+(-17986.9782)+( –278.0789804) 0
Koreksi Koordinat Z
Dn−1 (Σ f(z) )
Sta. ΔZ =
ΣD
I 0 0
23000 (64.52449)
II 12.73222861
116559.584
49200 (64.52449)
III 27.235869772
116559.584
79766.039 (64.52449)
IV 44.15649755
116559.584
116559.584 (64.52449)
I 64.52449
116559.584
Koordinat Z Terkoreksi
Sta Z = Zn + ∆Z
I 100000 + 0 100000
II 100449 + 12.73222861 100461.7322
III 99976 + 27.235869772 100003.2359
IV 96271.31806 + 44.15649755 96315.47456
I 99935.47551 + 64.52449 100000
3.3 Pembahasan
Cara menghitung:
D (jarak) = A (ba – bb) cos2 (90 − h)
A = 100
Stasiun I−II
D = 100 x (1182– 952) x cos2 (90° − 90°)
= 23000
Stasiun I−IV
D = 100 x (1515 – 1143) x cos2 (90° − 96°)
= 36793,54537
ΔH (beda tinggi) = D tan (90 − h) + TI − bt
Stasiun I−II
ΔH = 23000 tan (90° − 90°) + 1510 – 1067
= 443
Stasiun I−IV
ΔH = 36793,54537tan (90° − 96°) + 1510 – 1329
= − 3686,157449
Σβ = ( n – 2 ) x 180ᵒ
Contoh:
23000+ 23000
Stasiun I = = 23000
2
26200 + 26200
Stasiun II = = 26200
2
b. Koreksi koordinat X
Untuk mencari koreksi koordinat X digunakan rumus:
(D(− f(x)))
ΔX =
ΣD
Stasiun I =0
c. Koordinat X terkoreksi
Rumus : Xn = Xn-1 + D sin α + ∆X
Stasiun I =0
Stasiun II = 0 + (– 17890,136) + 60.68058024
= -17829.45542
Stasiun III = –17829.45542 + (– 25739,181) + 69.12309576
= -43499.51332
d. Koordinat Y belum terkoreksi
Dapat dicari dengan rumus: D cos α
Stasiun I =0
Stasium II = 23000 x cos 231°03’45”
= -14454.86249
Stasiun III = 26200 x cos 280°45’43”
= 4892.295694
Σ f(y) = Σ D cos α = 880.936324
e. Koreksi koordinat Y
Untuk mencari koreksi koordinat Y digunakan rumus:
(D(− f(y)))
ΔY =
ΣD
Stasiun I =0
23000 (−(880.936324))
Stasiun II =
116559,584
= –173,8298539
26200 (−(880.936324))
Stasiun III =
116559,584
= –198.014877
f. Koordinat Y terkoreksi
Rumus : Yn = Yn-1 + D cos α + ∆Y
Stasiun I =0
Stasiun II = 0 + (-14454.86249) + (-173,8298539)
= -14628.69234
Stasiun III = -14628.69234+ 4892.295694+ (–198.014877)
= -9934.411527
d. Koreksi koordinat Z
( Dn−1 ( Σ f(z)) )
Rumus : ΔZ =
Σ D rerata
Stasiun I =0
23000 (64.52449)
Stasiun II =
116559.584
= 12.73222861
492000 (64.52449)
Stasiun III =
116559.584
= 27.235869772
e. Koordinat Z terkoreksi
Dapat dicari dengan menggunakan rumus : Z = Zn + ∆Z
Stasiun I = 100000
Stasiun II = 100449 + (12.73222861)
= 100461.7322
Stasiun III = 99976 + (27.235869772)
= 100003.2359