Anda di halaman 1dari 7

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK BERBASIS KOMPUTER PADA

MATERI PECAHAN UNTUK KELAS V SD


Rahayu Budi Astuti
Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNESA
Wonorejo Dusun Gempol Kenceng RT 01/RW06 Kec. Srengat Kab. Blitar
email : Brahayu9010@yahoo.com

ABSTRAK Keywords: Tes diagnostik berbasis komputer,


pecahan.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang
efisiennya cara untuk mengidentifikasi kesulitan
1 LATAR BELAKANG
siswa. Padahal dalam dunia pendidikan, sangat
penting bagi seorang pendidik untuk mengetahui Pendidikan merupakan pilar utama bagi
kesulitan yang dialami siswanya agar siswa tersebut pembangunan negeri. Berbagai kebijakan
benar-benar mencapai belajar tuntas. Salah satu cara dilakukan pemerintah untu menciptakan pendidikan
untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa yang lebih maju. Salah satu kebijakan tersebut
adalah dengan menggunakan tes diagnostik. Pada adalah perombakan kurikulum, dari kurikulum
penelitian ini peneliti mengembangkan tes berbasis kompetensi(KBK) menjadi Kurikulum
diagnostik berbasis komputer. Tes diagnostik ini tingkat satuan pendidikan(KTSP). Salah satu tujuan
dikembangkan guna mengidentifikasi kesulitan dari kurikulum KTSP adalah pendidik dapat
siswa pada materi pecahan. Adapun alasan peneliti menciptakan pembelajaran dimana siswa mencapai
memilih materi pecahan dikarenakan berdasarkan belajar tuntas dengan hasil belajar siswa berupa
hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru keterampilan serta pengetahuan yang nantinya
matematka, materi pecahan merupakan salah satu mereka implementasikan dalam kehidupan sehari-
materi matematika yang menyebabkan banyak hari.
siswa belum mencapai belajar tuntas. Hasil wawancara antara peneliti dengan
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan salah satu guru SDIT AT-TAQWA menyatakan
tes diagnostik berbasis komputer pada materi bahwa materi pecahan merupakan salah satu materi
pecahan yang valid, praktis dan efektif. Adapun matematika yang menyebabkan banyak siswa
kriteria valid, praktis, serta efektif pada penelitian belum mencapai belajar tuntas. Hal ini diperkuat
ini mengacu pada kriteria valid, praktis dan efektif berdasarkan pengalaman dari guru matematika
yang dikemukakan oleh Nieveen(1999). Data pada tersebut dimana pada saat ulangan materi pecahan
penelitian ini diperoleh dari penilaian para ahli serta sekitar 50% dari jumlah seluruh siswa alam satu
angket respons guru serta siswa terhadap tes kelas mengalami remidi atau belum mencapai
diagnostik berbasis komputer yang dikembangkan belajar tuntas. Selama ini untuk mengetahui letak
oleh peneliti. kesulitan siswanya guru tersebut hanya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tes menggunakan metode wawancara. Metode
diagnostik berbasis komputer yang dikembangkan wawancara tersebut kurang efektif mengingat
peneliti memenuhi aspek valid dengan nilai rata- jumlah siswa yang mengalami kesulitan mencapai
rata 3,41, memenuhi aspek praktis berdasarkan 50% dari jumlah siswa dalam satu kelas. Cara lain
penilaian dari para ahli serta respons sangat kuat untk mengidentifikasi kesulitan siswa adalah
dari guru dan siswa mengenai kemudahan dengan menggunakan tes diagnostik. Menurut
penggunaan tes diagnostik berbasis komputer, Arikunto (2008) tes diagnostik merupakan tes yang
memenuhi aspek efektif berdasarkan kesesuaian digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan
antar hasil tes dengan tujuan tes serta respons kuat siswa dalam pembelajaran. Akan tetapi tes
guru dan siswa mengenai keefektifan dari tes diagnostik yang ada selama ini berbentuk paper and
diagnostik berbasis komputer. pencil. Tes diagnostik berbentuk paper and pencil
Peneliti menyarankan agar tes diagnostik tersebut membutuhkan waktu yang lama dalam hal
berbasis komputer ini digunakan sebagai alternatif pengkoreksian jika yang mengoreksi hasil tes
bagi guru matematika untuk mengidentifikasi tersebut hanya dilakukan oleh satu orang. Salah satu
kesulitan belajar siswa pada materi pecahan. alternatif atas masalah tersebut adalah dengan
menggunakan tes diagnostik berbasis komputer.

© 2009 ICTS
Dengan tes tersebut kesulitan siswa dalam bahan prasyarat telah dikuasai atau belum,
pembelajaran lebih cepat teridentifikasi serta (2) menentukan tingkat penguasaan siswa
analisis terhadap hasil tes lebih akurat karena hasil terhadap bahan yang dipelajari, (3)
tes dianalisis oleh komputer. memisah-misahkan (mengelompokkan)
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan siswa berdasarkan kemampuan dalam
tersebut maka peneliti berusaha mengembangkan menerima pelajaran yang akan dipelajari, (4)
tes diagnostik berbasis komputer pada materi menentukan kesulitan-kesulitan belajar yang
pecahan untuk kelas V SD. dialami untuk menentukan cara yang khusus
Adapun rumusan pertanyaan penelitian ini untuk mengatasi atau memberikan
adalah bagaimanakah proses serta hasil bimbingan.
pengembangan tes diagnostik bebasis komputer
yang valid, praktis, dan efektif? 2.1.3 Karakteristik tes diagnostik
Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah Tes diagnostik mempunyai
dirumuskan, maka dapat dirumuskan tujuan dari karakteristik yang membedakan tes
penelitian ini yaitu menghasilkan tes diagnostik diagnostik tersebut dengan tes untuk
berbasis komputer pada materi pecahan yang valid, mengukur siswa yang lain. Menurut
praktis, dan efektif. buku panduan tes diagnostik yang
disusun oleh Depdiknas (2007: 3)
2 KAJIAN PUSTAKA karateristik dari tes diagnostik adalah
sebagai berikut.
2.1 Tes diagnostik (a) Dirancang untuk endeteksi
kesulitan belajar siswa, (b)
Dikembangkan berdasar analisis
2.1.2 Pengertian tes diagnostik terhadap sumber-sumber kesalahan
atau kesulitan yang, (c)
Menurut Idrakusumah dalam Menggunakan soal-soal bentuk
Suherman(1993:10) tes adalah suatu alat supply response (bentuk uraian atau
atau prosedur yang sistematika dan objektif jawaban singkat). Sehingga mampu
untuk memperoleh data atau keterangan menangkap informasi secara
tentang seseorang. Sedangkan definisi tes lengkap, (d) Disertai rancangan
diagnostik menurut buku panduan tes tindak lanjut (pengobatan) sesuai
diagnostik yang disusun oleh Depdiknas dengan kesulitan (penyakit) yang
(2007: 2) adalah tes yang digunakan untuk teridentifikasi.
mengetahui kelemahan-
kelemahan(kesulitan) peserta didikdalam
pembelajaran, sehingga hasil tes digunakan
2.2 Tes diagnostik berbasis komputer
sebagai dasar untuk memberikan tindak Berdasakan defnisi tes diagnostik
lanjut yang tepat sesuai dengan kelemahan berbasis komputer yang di kutip dari
yang dimiliki siswa. (http://en.wikipedia.org/wiki/Computer-
Berdasarkan uraian di atas dapat based_Testing)maka dapat di artikan
disimpulkan bahwa tes diagnostik adalah tes bahwa tes berbasis komputer (CBT) adalah
yang digunakan untuk memperoleh data metode penyajian tes sedemikian hingga
mengenai kesulitan siswa dalam respons siswa terhadap tes tersebut dapat
pembelajaran. disimpan dan dianalisis secara elektronik.
Dengan kata lain tes berbasis komputer
2.1.2 Fungsi tes diagnostik dilaksanakan dengan menggunakan
Adapun fungsi tes diagnostik menurut buku bantuan software komputer)
panduan tes diagnostik yang disusun oleh
Depdiknas(2007:3) yaitu mengidentifikasi 2.3 Model pengembangan tes
maalah aau kesulitan yang dialami siswa diagnostik
serta merencanakan tindak lanjut berupa
upaya-upaya pemecahan sesuai dengan Pengembangan tes diagnostik adalah
masalah atau kesulitan yang telah proses penyusunan soal yang digunakan
teridentifikasi. Sedangkan menurut Arikunto untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa
(2008: 44), tes diagnostik memiliki fungsi yang disusun berdasarkan alur
sebagai berikut. (1) menentukan apakah pengembangan tes diagnostik. Adapun
model pengembangan tes diagnostik . 7.Perakitan butir soal menjadi perangkat
(Rachmadi, 2008) meliputi tujuh tahap tes.
antara lain: Pada tahap ini dilakukan perakitan soal.
Menurut Rachmadi (2008: 21) soal yang
1. Penentuan tujuan tes
dirakit pada tahap ini adalah soal yang baik
Tahap ini menentukan tujuan atau hasil ujicobanya serta telah dianalisis.
maksud dari tes diagnostik yang akan
dikembangkan. Tujuan tersebut terkait
dengan analisis siswa dan analisis konsep. 2.4 Kesulitan Belajar
2. Penyusunan kisi-kisi tes Menurut Fakihuddin (2007: 25) kesulitan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi
kisi-kisi tes diagnostik. Kisi-kisi tersebut dalam proses belajar yang ditandai dengan
meliputi: standar kompetensi dan kompetensi adanya hambatan-hambatan tertentu dalam
dasar yang sesuai dengan kurikulum yang mencapai hasil belajar yang sesuai dengan tujuan
berlaku, indikator, butir soal, perkiraan pembelajaran yang diharapkan. Sehingga karena
kesalahan yang dilakukan siswa, serta bentuk adanya hambatan tersebut, hasil belajar yang
soal yang digunakan. diperoleh belum sesuai dengan tujuan
3. Penulisan butir soal pembelajaran yang diharapkan. Adapun
Pada tahap ini dilakukan penulisan indikator siswa mengalami kesulitan belajar
butir soal berdasarkan kisi-kisi soal yang menurut Fakihuddin (2007: 31) adalah jika siswa
telah disusun sebelumnya. Dalam penulisan tersebut tidak dapat mencapai tujuan
soal, terdapat kaidah-kaidah penulisan soal. pembelajaran yang sudah ditentukan (Standar
Berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai kompetensi dan Kompetensi Dasar). Dari
kaidah penulisan soal pilihan ganda menurut pendapat tersebut, dapat diartikan indikator
Rachmadi (2008: 19) yang meliputi kaidah siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam
materi, kaidah konstruksi, dan kaidah bahasa. pembelajaran adalah siswa yang belum mencapai
4. Penelaahan soal dan revisi soal belajar tuntas.
Menurut Rachmadi (2008: 20) pada
tahap pengembangan ini dilakukan kajian 2.5 Pecahan
kualitatif yang berupa telaah (validasi) dan
perbaikan (revisi) soal. Pada prinsipnya, Bilangan pecahan adalah bilangan yang
𝑎
telaah (validasi) dan revisi soal adalah upaya dilambangkan , b ≠ 0, “b” bukan faktor dari
𝑏
untuk memperoleh informasi seberapa jauh “a”, dan a, b bilangan bulat. “a” dinamakan
suatu soal telah berfungsi (mengukur apa pembilang dan “b” dinamakan penyebut. Berikut
yang hendak diukur sebagaimana yang akan dijelaskan lebih lanjut mengenai pecahan.
tercantum dalam kisi-kisi soal) serta 2.5.1. Macam-macam pecahan
memenuhi kaidah yang telah ditetapkan. Bilangan pecahan terdapat dua
5. Uji coba soal macam, yaitu pecahan biasa dan pecahan
Tahap uji coba soal ini, menurut campuran. Berikut adalah contoh dari
Rachmadi (2008: 20) dilaksanakan untuk pecahan biasa dan pecahan campuran
mendapatkan data guna memperoleh 2
a. merupakan pecahan biasa, dengan 2
informasi empirik mengenai seberapa jauh 3
merupakan pembilang dan 3 merupakan
sebuah soal dapat mengukur apa yang hendak
penyebut.
diukur. Informasi empirik tersebut pada 3
umumnya mengenai reliabilitas soal serta hal b. 2 merupakan pecahan campuran, dengan
4
lain yang mempengaruhi validitas serta 2 merupakan bilangan bulat, 3 merupakan
reliabilitas soal. pembilang dan 4 merupakan penyebut.

6. Analisis dan interpretasi. 2.5.2 Operasi


bilangan pecahan
Menurut Rachmadi (2008: 21) tahap ini 2.5.2.1Menjumlahkan atau
dilakukan untuk memperoleh informasi
empirik dari soal yang telah disusun.
mengurangkan bilangan pecahan
Sehingga pada tahap ini dapat diketahui a. Penjumlahan atau pengurangan
apakah soal telah valid atau tidak telah pecahan biasa dengan penyebut sama.
reliabel atau tidak dan serta informasi Penjumlahan atau pengurangan dua
empirik lainya. pecahan dengan penyebut sama dapat
dilakukan dengan menjumlah atau (practicality), dan keefektifan
mengurangkan pembilang sedangkan (effectiveness).
penyebutnya tetap.
1. Kevalidan(validity)
Contoh:
1 2 1+2 3
+ = = Menurut Nieven (1999) aspek validitas
5 5 5 5
b. Penjumlahanatau pengurangan dari material dilihat dari apakah berbagai
komponen dari material itu terkait secara
pecahan biasa dengan penyebut yang
konsisten antara satu dengan yang lainnya.
tidak sama
Penjumlahan atau pengurangan dua Sedangkan Arikunto (2008) menjelaskan
pecahan yang berpenyebut tidak sama bahwa suatu tes dikatakan valid jika tes
dapat dilakukan dengan menyamakan tersebut dapat mengukur apa yang hendak
terlebih terdahulu penyebutnya. Untuk diukur dengan tepat. Validitas tes ditinjau
menyamakan penyebut terlebuh dahulu dari berbagai segi yaitu: validitas materi,
dicari KPK dari penyebut. Kemudian validitas konstruksi (isi), dan validitas
pembilang dikalikan dengan nilai yang bahasa. Berdasarkan definisi kevalidan dari
digunakan untuk menyamakan penyebut. para ahli, maka kriteria kevalidan tes yang
Setelah penyebutnya sama, kemudian dikembangkan pada penelitian ini meliputi:
dijumlahkan atau dikurangkan validitas materi yaitu kesesuaian soal dengan
pembilangnya. Sedangkan penyebutnya indikator yang telah ditentukan, validitas
tetap. konstruksi yaitu sistematika penulisan soal
dan pilihan jawaban, validitas bahasa yaitu
penggunaan bahasa yang sesuai ejaan yang
2.6 Adobe Flash CS4 disempurnakan (EYD) pada penulisan soal.
Adobe Flash (dulunya adalah 2. kepraktisan (practicality),
Macromedia Flash) adalah multimedia yang Menurut Nieveen (1999) aspek
sangat dikenal sebagai software pembuat kepraktisan dari material dilihat dari apakah
animasi dan halaman web interaktif. Pada guru dan siswa dapat menggunakan material
awalnya Flash diakuisisi oleh macromedia tersebut dengan mudah. Berdasarkan definisi
dan diproduksi pada tahun 1996, dan kepraktisan dari Nieveen, maka tes
sekarang dikembangkan dan didistribusikan diagnostik yang dikembangkan peneliti
oleh adobe system. Di antara program– dikatakan praktis jika para validator
program animasi, adobe flash CS4 menyatakan bahwa tes diagnostik yang
merupakan program yang paling fleksibel dikembangkan dapat digunakan di lapangan
dalam pembuatan animasi, seperti animasi dengan sedikit revisi atau tanpa revisi yang
interaktif, game, company profile, presentasi, telah diisi pada lembar validasi tes
movie, dan tampilan animasi lainnya. diagnostik berbasis komputer serta
mendapatkan respons kuat atau sangat kuat
Adobe Flash CS4 adalah versi lanjutan dari guru dan siswa mengenai kemudahan
dari Adobe Flash CS3 yang diliris pada dalam penggunaan tes.
pertengahan Oktober 2008. Walaupun fungsi
Adobe Flash CS4 sama dengan fungsi Adobe 3. keefektifan (effectiveness).
Flash sebelumnya, akan tetapi Adobe Flash Nieveen (1999) berkaitan dengan
CS4 mempunyai fitur-fitur baru yang tidak pengembangan perangkat pembelajaran,
dimiliki adobe flash CS3. dapat diketahui bahwa Nieveen mengukur
2.7 Kriteria Pengembangan Tes tingkat keefektifan dilihat dari tingkat
penghargaan siswa dalam mengikuti sebuah
Berbasis Komputer pembelajaran dan keinginan siswa untuk
Kriteria yang digunakan peneliti untuk terus mengikuti pembelajaran tersebut.
mengembangkan tes diagnostik berbasis Berdasarkan definisi kepraktisan dari
komputer ini mengacu pada kriteria kualitas Nieveen, maka tes diagnostik yang
suatu material yang dikemukakan oleh dikembangkan peneliti dikatakan efektif
Nieveen. Menurut Nieveen (1999) suatu dilihat dari komponen-komponen antara lain:
material dikatakan berkualitas jika Kesesuaian hasil tes dengan tujuan tes serta
memenuhi aspek-aspek kualitas produk respons guru dan respons siswa mengenai
antara lain: kevalidan (validity), kepraktisan keefektifan tes.
3 METODE PENELITIAN g. Merevisi soal diagnostik berdasarkan
hasil validasi. Selanjutnya, soal yang
Jenis penelitian ini merupakan jenis
telah valid dan direvisi dinamakan
penelitian pengembangan, yaitu pengembangan tes
master.
diagnostik berbasis komputer. Model
h. Menginputkan master ke dalam software
pengembangan yang digunakan pada penelitian ini
computer, sehingga dihasilkan tes
diadaptasi dari model pengembangan tes diagnostik
diagnostik berbasis komputer (media).
dalam Rachmadi (2008: 17). Model pengembangan
i. Menyerahkan tes diagnostik berbasis
pada penelitian ini meliputi: (1) Tahap penentuan
komputer (media) ke validator sebagai
tujuan tes, (2) Tahap penyusunan kisi-kisi tes, (3)
prototipe Media ke-1. Validasi ini
Tahap penulisan butir soal, (4) Tahap penelaahan
dilakukan guna mendapatkan informasi
soal(review) dan revisi soal, (5) Tahap perakitan
mengenai kevalidan serta kepraktisan tes
soal menjadi perangkat tes. Pada tahapan perakitan
diagnostik berbasis komputer yang
soal, soal tersebut dirakit dengan cara diinputkan ke
dikembangkan.
software komputer. Selanjutnya, soal yang telah
j. Merevisi media berdasarkan hasil
diinputkan tersebut dinamakan tes diagnostik
validasi sebagai media untuk kemudian
berbasis komputer. Penelitian dilakukan di SDIT
diujicobakan terbatas.
AT-TAQWA. dilaksanakan pada bulan November
2. Pelaksanaan uji coba terbatas
2011–Januari 2012. Objek pada penelitian
Uji coba terbatas dilakukan sebagai
pengembangan ini adalah tes diagnostik pada materi
salah satu tahap dalam penelitian. Ujicoba
pecahan untuk kelas V SD. Sedangkan subjek yang
terbatas tersebut dilakukan guna
dipilih pada penelitian ini adalah 12 siswa kelas V-
memperoleh data mengenai keefektifan
B SDIT AT-TAQWA tahun ajaran 2011/2012 yang
dan kepraktisan tes diagnostik berbasis
telah menerima materi pecahan dan guru SDIT AT-
komputer yang dikembangkan. Selama uji
TAQWA.
coba terbatas ini, peneliti meminta siswa
Adapun Prosedur yang digunakan dalam
untuk mengerjakan tes diagnostik berbasis
penelitian ini adalah sebagai berikut.
komputer. Proses uji coba terbatas
1. Persiapan Penelitian
dilaksanakan terhadap 12 siswa di kelas V-B
Hal-hal yang dipersiapkan peneliti
SDIT AT-TAQWA. Setelah uji coba terbatas
sebelum melakukan penelitian adalah
dilaksanakan, peneliti melakukan analisis
sebagai berikut.
data berdasarkan teknik analisis data yang
a. Menyusun proposal penelitian,
sesuai. Langkah terakhir adalah menyusun
menentukan materi matematika SD yang
laporan hasil penelitian.
sesuai dengan judul penelitian, memilih
sekolah yang akan dijadikan tempat
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian, dan menentukan waktu
penelitian. Berdasarkan hasil penelitian serta analisis
b. Berkonsultasi dengan dosen data yang dilakukan peneliti, maka dapat dijelaskan
pembimbing tentang penulisan proposal sebagai berikut.
penelitian dan materi yang akan Bentuk soal yang digunakan adalah pilihan
digunakan untuk penelitian. ganda dengan setiap pilihan jawabannya berfungsi
c. Melakukan wawancara dengan guru diagnostik. Penyusuan kisi-kisi tes beracuan pada
mitra tentang kurikulum yang berlaku penyusunan kisi-kisi tes evaluasi. Terdapat 6
dan dilaksanakan di SDIT AT-TAQWA indikator yang tercakup pada tes diagnostikberbasis
serta informasi tentang kesulitan- komputer pada penelitian ini yaitu: (1). Mengubah
kesulitan yang dialami siswa yang pecahan biasa menjadi pecahan campuran, (2).
selama pembelajaran matematika Mengubah pecahan campuran menjadi pecahan
sebagai dasar penyusunan soal biasa, (3). Menjumlah pecahan biasa dengan
diagnostik. pecahan biasa.(4). Menjumlahkan pecahan biasa
d. Menyusun soal diagnostik yang dengan pecahan Campuran.(5). Mengurangkan
digunakan dalam penelitian. pecahan berpenyebut tidak sama secara berurutan.
e. Berkonsultasi dengan dosen (6). Menyelesaikan soal yang mengandung
pembimbing tentang soal diagnostik penjumlahan dan pengurangan pecahan. Setiap
yang dikembangkan. indikator dibuat 3 soal dengan setiap soal utama
f. Menyerahkan soal diagnostik ke terdapat soal scaffolding. Soal diagnostik yang
validator sebagai prototipe 1.
disusun peneliti memenuhi kriteria valid dengan pengembangan tes diagnostik berbasis
rata-rata total validasi sebesar 3,64. komputer.
Tes diagnostik berbasis komputer yang b. Penyusunan kisi–kisi tes yang merupakan
dikembangkan peneliti memenuhi aspek valid garis besar/acuan dari tes yang akan
dengan dengan nilai rata-rata total validasi sebesar dikembangkan.
3,41, memenuhi aspek praktis bedasarkan penilaian c. Menulis butir soal yang digunakan untuk
yang dilakukan oleh ahli media (validator) dapat tes diagnostik. Bentuk soal pada
disimpulkan bahwa tes diagnostik yang penelitian ini adalah pilihan ganda.
dikembangkan peneliti dapat digunakan dengan d. Telaah dan revisi soal, atau validasi
sedikit revisi. Serta respons kuat dan sangat kuat terhadap soal diagnostik yang telah
dari siswa dan guru mengenai kemudahan dalam disusun untuk kemudian soal tersebut
menggunakan tes diagnostik berbasis komputer, direvisi sesuai saran dari validator.
memenuhi aspek efektif berdasarkan kesesuaian e. Perakitan soal menjadi tes, pada tahap ini
antara hasil tes dengan tujuan tes yaitu dilakukan perakitan soal. Soal yang
mengidentifikasi kesulitan siswa pada materi sudah valid dan telah direvisi diinputkan
pecahan. Adapun kesulitan siswa yang ke dalam software komputer (flash CS4)
teridentifikasi oleh tes diagnostik berbasis komputer dan untuk kemudian disebut dengan tes
antara lain: kesulitan dalam mengubah pecahan diagnostik berbasis komputer.
biasa menjadi pecahan campuran, kesulitan dalam
menghitung hasil pembagian antara penyebut dan 2. Hasil Pengembangan Tes Diagnostik
pembilang, kesulitan dalam mengubah pecahan Berbasis Komputer Pada Materi Pecahan
campuran menjadi pecahan biasa, kesulitan dalam Untuk Kelas V SD.
menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan
biasa, kesulitan dalam menyamakan penyebut, Hasil pengembangan tes diagnostik
kesulitan dalam mencari KPK, kesulitan dalam yang dikembangkan oleh peneliti ditinjau
menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan dari aspek-aspek kualitas produk yang baik
campuran, kesulitan dalam menyelesaikan soal menurut Nieveen (1999) yaitu kevalidan,
yang mengandung penjumlahan dan pengurangan kepraktisan, dan keefektifan.
pecahan berpenyebut tidak sama, kesulitan dalam a Kevalidan tes diagnostik berbasis
mengurangkan pecahan berpenyebut tidak sama. komputer
Selain itu, tes yang dikembangkan memenuhi aspek Nilai rata-rata total validasi yang
efektif ditentukan pula dari hasil respons kuat dan diberikan oleh validator terhadap tes
sangat kuat dari siswa dan guru mengenai diagnostik berbasis komputer sebesar
kefektifan tes diagnostik berbasis komputer yang 3,41 (valid).
dikembangkan. b Kepraktisan tes diagnostik berbasis
komputer
5 SIMPULAN Tes diagnostik berbasis komputer
yang dikembangkan oleh peneliti sudah
Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dikatakan praktis karena
diperoleh dan analisis data yang peneliti berdasarkan penilaian yang dilakukan
lakukan, maka dapat diperoleh simpulan dari oleh para validator yang menyatakan
penelitian ini sebagai berikut. bahwa Tes diagnostik berbasis komputer
yang dikembangkan oleh peneliti ini
1. Pengembangan tes diagnostik berbasis dapat digunakan dengan sedikit revisi
komputer pada materi pecahan untuk serta mendapatkan respons kuat dan
kelas V SD menggunakan model sangat kuat dari guru dan siswa mengenai
pengembangan yang diadaptasi dari kemudahan penggunaan tes diagnostik
model pengembangan tes diagnostik berbasis komputer.
dalam Rachmadi (2008: 17). Tahap-tahap c Keefektifan tes diagnostik berbasis
pengembangan tes diagnostik berbasis komputer
komputer akan dijelaskan lebih lanjut Tes diagnostik berbasis komputer
sebagai berikut. yang dikembangkan oleh peneliti sudah
dapat dikatakan efektif berdasarkan
a. Penentuan tujuan tes, pada tahap ini kesesuaian hasil tes dengan tujuan tes
dilakukan penentuan tujuan dari diagnostik yang dikembangkan oleh peneliti
dan mendapatkan respons kuat dan sangat
kuat dari guru mengenai kesesuaian hasil tes
dengan tujuan tes serta mendapatkan respons Suherman, Erman. 1993. Evaluasi Proses dan Hasil
sangat kuat dari siswa mengenai minat siswa Belajar Matematika. Jakarta: Universitas
terhadap tes diagnostik yang dikembangkan Terbuka.
Slameto.1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina
DAFTAR PUSTAKA Aksara
. Adobe Flash Diunduh di
Agustina. 2010. Tutorial 5 Hari Menguasai Adobe http://en.wikipedia.org/wiki/Adobe_Flash.
Flash CS4. Semarang: Andi Diakses tanggal 20 September 2011 pukul
Amaliah Bilqis,dkk. 2010. Animasi Flash. 13.00 WIB.
Surabaya: PIKTI ITS. .Pengertian Tes Berbasis Komputer
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi diunduh di
Pendidikan, (Edisi Revisi). Jakarta: PT Bumi http://en.wikipedia.org/wiki/Computer-
Aksara. Based Testing. Diakses tanggal 28
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Pedoman Desember 2011 pukul 08.30 WIB
Pengembangan Tes Diagnostik Mata .2006.Peraturan Menteri Pendidikan
Pelajaran IPA SMP/MTs. Jakarta: Direktorat Nasioanal Republik Indonesia Nomor
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan 41 Tahun 2006 Tentang Standar
Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Proses.Diunduh di
Menengah. http://www.Standarproses.com pada
Fakihuddin, L. 2007. Pengajaran Remedial dan tanggal 15 Agustus 2011.pada pukul
Pengayaan (Sebuah Tuntutan Ideal dalam 10.11 WIB
KTSP). Malang: Bayumedia.
Heruman.2007.Model Pembelajaran Matematika Di
Sekolah Dasar.Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Masriyah. 2006. Evaluasi Pembelajaran
Matematika (Modul 9:Alat Ukur Non Tes).
Jakarta. Universitas Terbuka.
Masriyah. 1999. Validitas dan Reliabilitas.
Surabaya: IKIP Surabaya
Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.
Nieveen.1999. Prototyping to Reach Product
Quality.p.125-135. From Design Approaches
and Tools in Education and Training. Van
den akker jan.et. al Dordrecht, the
Netherland: Kluwer Academic
Rachmadi, Widdiharto. 2008. Diagnosis Kesulitasn
Belajar Matematika SMP dan Alternatif
Proses Remidinya. Yogyakarta: Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Matematika.
Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-
Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Rochmad. 2009. Pengembangan Model
Pembelajaran Matematika Beracuan
Kontruktivisme yang Melibatkan
Penggunaan Pola Pikir Induktif-Deduktif
( Model PMBK-ID) untuk Siswa SMP/MTs.
Surabaya: Disertasi Tidak Dipublikasikan.
Pascasarjana UNESA.

Anda mungkin juga menyukai