239 412 1 PB PDF
239 412 1 PB PDF
© 2009 ICTS
Dengan tes tersebut kesulitan siswa dalam bahan prasyarat telah dikuasai atau belum,
pembelajaran lebih cepat teridentifikasi serta (2) menentukan tingkat penguasaan siswa
analisis terhadap hasil tes lebih akurat karena hasil terhadap bahan yang dipelajari, (3)
tes dianalisis oleh komputer. memisah-misahkan (mengelompokkan)
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan siswa berdasarkan kemampuan dalam
tersebut maka peneliti berusaha mengembangkan menerima pelajaran yang akan dipelajari, (4)
tes diagnostik berbasis komputer pada materi menentukan kesulitan-kesulitan belajar yang
pecahan untuk kelas V SD. dialami untuk menentukan cara yang khusus
Adapun rumusan pertanyaan penelitian ini untuk mengatasi atau memberikan
adalah bagaimanakah proses serta hasil bimbingan.
pengembangan tes diagnostik bebasis komputer
yang valid, praktis, dan efektif? 2.1.3 Karakteristik tes diagnostik
Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah Tes diagnostik mempunyai
dirumuskan, maka dapat dirumuskan tujuan dari karakteristik yang membedakan tes
penelitian ini yaitu menghasilkan tes diagnostik diagnostik tersebut dengan tes untuk
berbasis komputer pada materi pecahan yang valid, mengukur siswa yang lain. Menurut
praktis, dan efektif. buku panduan tes diagnostik yang
disusun oleh Depdiknas (2007: 3)
2 KAJIAN PUSTAKA karateristik dari tes diagnostik adalah
sebagai berikut.
2.1 Tes diagnostik (a) Dirancang untuk endeteksi
kesulitan belajar siswa, (b)
Dikembangkan berdasar analisis
2.1.2 Pengertian tes diagnostik terhadap sumber-sumber kesalahan
atau kesulitan yang, (c)
Menurut Idrakusumah dalam Menggunakan soal-soal bentuk
Suherman(1993:10) tes adalah suatu alat supply response (bentuk uraian atau
atau prosedur yang sistematika dan objektif jawaban singkat). Sehingga mampu
untuk memperoleh data atau keterangan menangkap informasi secara
tentang seseorang. Sedangkan definisi tes lengkap, (d) Disertai rancangan
diagnostik menurut buku panduan tes tindak lanjut (pengobatan) sesuai
diagnostik yang disusun oleh Depdiknas dengan kesulitan (penyakit) yang
(2007: 2) adalah tes yang digunakan untuk teridentifikasi.
mengetahui kelemahan-
kelemahan(kesulitan) peserta didikdalam
pembelajaran, sehingga hasil tes digunakan
2.2 Tes diagnostik berbasis komputer
sebagai dasar untuk memberikan tindak Berdasakan defnisi tes diagnostik
lanjut yang tepat sesuai dengan kelemahan berbasis komputer yang di kutip dari
yang dimiliki siswa. (http://en.wikipedia.org/wiki/Computer-
Berdasarkan uraian di atas dapat based_Testing)maka dapat di artikan
disimpulkan bahwa tes diagnostik adalah tes bahwa tes berbasis komputer (CBT) adalah
yang digunakan untuk memperoleh data metode penyajian tes sedemikian hingga
mengenai kesulitan siswa dalam respons siswa terhadap tes tersebut dapat
pembelajaran. disimpan dan dianalisis secara elektronik.
Dengan kata lain tes berbasis komputer
2.1.2 Fungsi tes diagnostik dilaksanakan dengan menggunakan
Adapun fungsi tes diagnostik menurut buku bantuan software komputer)
panduan tes diagnostik yang disusun oleh
Depdiknas(2007:3) yaitu mengidentifikasi 2.3 Model pengembangan tes
maalah aau kesulitan yang dialami siswa diagnostik
serta merencanakan tindak lanjut berupa
upaya-upaya pemecahan sesuai dengan Pengembangan tes diagnostik adalah
masalah atau kesulitan yang telah proses penyusunan soal yang digunakan
teridentifikasi. Sedangkan menurut Arikunto untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa
(2008: 44), tes diagnostik memiliki fungsi yang disusun berdasarkan alur
sebagai berikut. (1) menentukan apakah pengembangan tes diagnostik. Adapun
model pengembangan tes diagnostik . 7.Perakitan butir soal menjadi perangkat
(Rachmadi, 2008) meliputi tujuh tahap tes.
antara lain: Pada tahap ini dilakukan perakitan soal.
Menurut Rachmadi (2008: 21) soal yang
1. Penentuan tujuan tes
dirakit pada tahap ini adalah soal yang baik
Tahap ini menentukan tujuan atau hasil ujicobanya serta telah dianalisis.
maksud dari tes diagnostik yang akan
dikembangkan. Tujuan tersebut terkait
dengan analisis siswa dan analisis konsep. 2.4 Kesulitan Belajar
2. Penyusunan kisi-kisi tes Menurut Fakihuddin (2007: 25) kesulitan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi
kisi-kisi tes diagnostik. Kisi-kisi tersebut dalam proses belajar yang ditandai dengan
meliputi: standar kompetensi dan kompetensi adanya hambatan-hambatan tertentu dalam
dasar yang sesuai dengan kurikulum yang mencapai hasil belajar yang sesuai dengan tujuan
berlaku, indikator, butir soal, perkiraan pembelajaran yang diharapkan. Sehingga karena
kesalahan yang dilakukan siswa, serta bentuk adanya hambatan tersebut, hasil belajar yang
soal yang digunakan. diperoleh belum sesuai dengan tujuan
3. Penulisan butir soal pembelajaran yang diharapkan. Adapun
Pada tahap ini dilakukan penulisan indikator siswa mengalami kesulitan belajar
butir soal berdasarkan kisi-kisi soal yang menurut Fakihuddin (2007: 31) adalah jika siswa
telah disusun sebelumnya. Dalam penulisan tersebut tidak dapat mencapai tujuan
soal, terdapat kaidah-kaidah penulisan soal. pembelajaran yang sudah ditentukan (Standar
Berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai kompetensi dan Kompetensi Dasar). Dari
kaidah penulisan soal pilihan ganda menurut pendapat tersebut, dapat diartikan indikator
Rachmadi (2008: 19) yang meliputi kaidah siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam
materi, kaidah konstruksi, dan kaidah bahasa. pembelajaran adalah siswa yang belum mencapai
4. Penelaahan soal dan revisi soal belajar tuntas.
Menurut Rachmadi (2008: 20) pada
tahap pengembangan ini dilakukan kajian 2.5 Pecahan
kualitatif yang berupa telaah (validasi) dan
perbaikan (revisi) soal. Pada prinsipnya, Bilangan pecahan adalah bilangan yang
𝑎
telaah (validasi) dan revisi soal adalah upaya dilambangkan , b ≠ 0, “b” bukan faktor dari
𝑏
untuk memperoleh informasi seberapa jauh “a”, dan a, b bilangan bulat. “a” dinamakan
suatu soal telah berfungsi (mengukur apa pembilang dan “b” dinamakan penyebut. Berikut
yang hendak diukur sebagaimana yang akan dijelaskan lebih lanjut mengenai pecahan.
tercantum dalam kisi-kisi soal) serta 2.5.1. Macam-macam pecahan
memenuhi kaidah yang telah ditetapkan. Bilangan pecahan terdapat dua
5. Uji coba soal macam, yaitu pecahan biasa dan pecahan
Tahap uji coba soal ini, menurut campuran. Berikut adalah contoh dari
Rachmadi (2008: 20) dilaksanakan untuk pecahan biasa dan pecahan campuran
mendapatkan data guna memperoleh 2
a. merupakan pecahan biasa, dengan 2
informasi empirik mengenai seberapa jauh 3
merupakan pembilang dan 3 merupakan
sebuah soal dapat mengukur apa yang hendak
penyebut.
diukur. Informasi empirik tersebut pada 3
umumnya mengenai reliabilitas soal serta hal b. 2 merupakan pecahan campuran, dengan
4
lain yang mempengaruhi validitas serta 2 merupakan bilangan bulat, 3 merupakan
reliabilitas soal. pembilang dan 4 merupakan penyebut.