PENDAHULUAN
1
Gaya arsitektur kontemporer secara sederhana bisa didefinisikan sebagai arsitektur
yang dibuat saat ini. Gaya arsitektur kontemporer bersifat dinamis dan secara konstan
akan selalu berubah seiring gaya tidak konvensional dari arsitektur kontemporer kelak
akan menjadi konvensional seiring perkembangan arsitektur. Berkembang dari gaya
arsitektur lainnya, arsitektur kontemporer menggabungan berbagai elemen gaya
arsitektur tanpa ada satu elemen gaya arsitektur yang menonjol.
2
1.2 Tujuan
1. Untuk memperoleh informasi tentang mendesain sebuah bangunan apartemen dalam
konteks arsitektur kontemporer.
2. Untuk mengetahui informasi tentang mendesainsebah bangunan apartemen yang
bagi masyarakat dengan fasilitas yang dapat menunjang kebutuhan dan gaya hidup
penghuninya.
3
1.6 Kerangka Pikir
LINGKUNGAN FASILITIAS
Lingkungan Cenderung
Mendukung Karena Fasilitas Pendukung
Berada Di Wilayah Untuk Bangunan
Dengan Padatnya Apartemen Sudah
Aktifitas Dan Akses Tersedia
Yang Mudah.
PERMASALAHAN
ANALISIS
STUDI KASUS
KESIMPULAN
4
1.7 Sistematika Penelitian
Sistematika pembahasan yang digunakan adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang informasi dan analisa dari objek gedung yang dipilih.
BAB V KESIMPULAN
5
BAB II
KAJIAN TEORITIK
1. Bangunan hunian yang dipisahkan secara horisontal dan vertikal agar tersedia
hunian yang berdiri sendiri dan mencakup bangunan bertingkat rendah atau
bangunan tinggi, dilengkapi berbagai fasilitas yang sesuai dengan standar yang
ditentukan. (Ernst Neufert, 1980, p: 86)
2. Sebuah unit tempat tinggal yang terdiri dari Kamar Tidur, Kamar Mandi, Ruang
Tamu, Dapur, Ruang Santai yang berada pada satu lantai bangunan vertikal yang
terbagi dalam beberapa unit tempat tinggal.
(Joseph De Chiara & John Hancock, 1968)
3. Apartemen adalah suatu ruang atau rangkaian ruang yang dilengkapi dengan
fasilitas serta perlengkapan rumah tangga dan digunakan sebagai tempat tinggal.
(Marvin Harris; 1975; 20 Dictionary of Architecture and Construction. United
States of America: Mc Graw Hill Book Company)
4. “....several dwelling units share a common (usually an indoor) access and are
enclosed by a common structural envelope...”, yang berarti beberapa unit hunian
yang saling berbagi akses yang sama dan dilingkupi oleh struktur pembungkus
bangunan yang sama. (Menurut buku Site Planning 1984 : 252)
6
merupakan dasar dari kumpulan emosi. ( Buku Apartments : Their Design and
Development 1967 : 6 )
Jadi pengertian secara umum apartemen adalah bangunan bertingkat yang memiliki
unit-unit hunian yang di mana setiap unit terdapat ruang yang dapat menampung segala
kebutuhan penguni, dan antar penghuni saling berbagi fasilitas yang disediakan secara
bersama-sama.
7
3. Fungsi Pendukung
Ini merupakan sebuah fungsi sekunder sebagai sebuah pendukung dan dapat
menambah tingkat kenyamanan pada fungsi utama hunian. Fungsi pendukung yang
biasanya ditambahkan dalam sebuah apartemen dapat berupa :
a) layanan olahraga : kolam renang, fitness center, jogging track, lapangan badminton,
dan lapangan volley
b) layanan komersial : minimarket, cafeteria dan lain-lain
c) layanan kesehatan : poliklinik, apotik
4. Fungsi rekreasi
Fungsi rekreasi dalam lingkungan apartemen yang biasanya terdapat taman ataupun
ruang terbuka bagi para penghuninya.
8
2.1.5 Klasifikasi Pengelompokan Apartemen
2.1.5.1 Berdasarkan Sistem Kepemilikannya
1. Sistem Sewa
Pada apartemen ini, penghuni hanya membayar sewa unit yang ditempatinya
kepada pemilik apartemen dan biasanya dibayar per bulan atau per tahun. Biaya untuk
keperluan utilitas ditanggung oleh penghuni, sementara biaya maintenance dan gaji
pegawai pengelola apartemen ditanggung oleh pemilik.
2. Sistem Beli
Apartemen dengan sistem beli dibagi menjadi diua jenis yaitu :
a) Kepemilikan Bersama
Setiap penghuni memiliki saham dalam perusahaan pemilik apartemen serta
menmpati satu unit tertentu sesuai dengan ketentuan perusahaan. Penghuni hanya dapat
menjual unitnya kepada orang yang telah dianggap cocok oleh penghuni apartemen
lainnya. Apabila terdapat unit apartemen yang kosong, maka saham akan dibagi rata
diantara penghuni dan penghuni harus menanggung semua biaya maintenance secara
bersama hingga terdapat penghuni yang baru.
b) Condominium
Pada apartemen ini setiap penghuni menjadi pemilik dari unitnya sendiri dan
memiliki kepelikan yang sama dengan penghuni lainnya terhadap fasilitas dan ruang
publik. Penghuni bebas untuk menjual, menyewakan, atau memberikan kepe milikannya
kepada orang lain. Jika terdapat unit yang kosong, maka biaya maintenance bangunan
akan ditanggung oleh badan pengelola apartemen tersebut.
2.1.5.2 Berdasarkan Golongan Ekonomi
1. Apartemen golongan bawah
2. Apartemen golongan menengah
3. Apartemen golongan atas
Perbedaan diantara ketiga jenis apartemen ini hanya terletak pada ukuran ruang
pada tiap unit partemen atau hunian, serta fasilitas yang disediakan oleh apartemen
tersebut. Semakin besar ukuran unit dan semakin banyak fasilitas yang tersedia,
semakin mahal harga per unit apartemen tersebut.
9
2.1.5.3 Berdasarkan Arsitektural Bangunan
Secara arsitektural bangunannya, apartemen digolongkan berdasarkan ketinggian
bangunannya, sirkulasi vertical, sirkulasi horizontal, penyusunan lantai, bentuk masa,
standar besaran ruang, serta jumlah kamar tidur.
1. Berdasarkan ketinggian bangunan ( Apartments : their design and development,
1967 : 44-47 )
Apartemen ini memiliki jumlah lantai antara dua sampai empat lantai. Apartemen
jenis ini umumnya terletak di daerah pinggiran kota dengan kepadatan npenduduk yang
rendah. Memiliki banyak ruang terbuka hijau dan tempat parkir yang dekat dengan
bangunan, serta ruang terbuka yang luas untuk memisahkan antar masa bangunan.
b) Midle Rise Apartment
Apartemen ini memiliki jumlah lantai antara empat hingga delapan lantai.
10
c) High Rise Apartment
Apartemen ini memiliki lantai diatas delapan lantai. Tipe apartemen ini biasanya
merupakan golongan apartemen kelas menengah ke atas karena biasanya dibangun pada
daerah yang memiliki keterbtasan lahan dan harga lahannya mahal dengan konstruksi
bangunan yang cukup mahal.apartemen jenis ini berlokasi di tengah kota dan cukup
dekat dengan pusat bisnis.
11
2.1.5.5 Berdasarkan Sistem Pelayanan dan Kelengkapannya
a) Apartemen Serviced and Furnished
Pada apartemen ini dijual atau disewakan lengkap dengan perabotan standar seperti
meja dan klursi makan, sofa ruang duduk, tempat tidur, lemari, dan lain-lain, serta
terdapat pelayanan pembersihan dan pemeliharaan ruang dari pihak pengelola.
b) Apartemen Serviced and Non – Furnished
Pada apartemen ini setiap unit dijual atau disewakan tanpa perabotan namun dilengkapi
dengan pelayanan sebagaimana layaknya hotel.
c) Apartemen Non-Serviced and Non Furnished
Pada apartemen ini dijual atau disewakan tanpa perabotan dan tanpa pelayanan.
Closed Corridor Apartment, koridor ini bersifat tertutup oleh dinding, kadang
memiliki bukaan berupa jendela ataupun jalusi atau bahkan tidak ada bukaan sama
sekali.
12
b) Double load corridor apartment
Tipe koridor pada apartemen ini dikelilingi oleh unit-unit hunian sehingga seringkali
terletak di tengah-tengah bangunan.
13
c) Elevator Apartment
Pada apartement ini sirkulasi vertical utamanya adalah menggunakan elevator atau
lift yang juga memiliki sirkulasi sekunder berupa tangga darurat. Umumnya apartemen
ini dilengkapi denganm lobby atau ruang tunggu lift. Ketinggian bangunannya
umumnya diatas enam lantai.
Pada apartemen ini semua ruangan pada unit berada pada satu lantai. Sistem ini
banyak dijumpai pada daerah kota yang memiliki kepadatan tinggi dan permintaan akan
hunian yang banyak. Kelemahan dari apartemen ini adalah banyaknya space yang
terbuang untuk koridor.
14
b) Duplex Apartment
Pada apartemen ini, setiap unit ruangan terdiri dari dua lantai sehingga ruangan –
ruangan pada unit hunian akan terbagi mkenjadi dua lantai.kelebihan dari sistem ini
adalah untuk menghemat ruang untuk sirkulasi ( koridor )apabila lift deprogram tidak
berhenti pada setiap lantai dan memberikan kesan luas pada penghuninya.
c) Triplex Apartment
Type ruang ini memiliki tiga lantai dalam satu unit apartemen. Apartemen ini
biasanya diperuntukkan bagi kalangan yang sangat mewah
15
Pada bentuk ini antara tinggi bangunan dan lebar bangunan memiliki dimensi yang
sebanding sehingga bangunan berbentuk seperti kotak yang pipih. Biasanya memiliki
koridor yang memanjang dengan unit-unit hunian berada di salah satu atau kedua sisi
koridor.
b) Tower
Pada apartemen berbentuk tower, lebar dan panjang bangunan lebih kecil
dibandingkan dengan ketinggian bangunan, sehingga bentuk bangunan seperti tiang.
Biasanya ketinggian bangunannya diatas 20 lantai. Sistem sirkulasinya menggunakan
core karena menggunakan lift. Variasi bentuk tower dibagi menjadi dia yaitu :
Single Tower
Apartemen ini mempunyai satu masa bangunan. Core umumnya terletak di tengah
dan ruang koridor dapat diminimalkan. Unit-unit bangunan kaan terletak dekat dengan
tangga dan lift. Berdasarkan bentuk masa, apartmen dengan satui tower dapat dibedakan
menjadi tower plan, expanded tower plan, cicular plan, cross plan, dan fivewing plan
16
Multi Tower
Apartemen ini memiliki lebih dari satu masa bangunan. Antara masa bangunan
dapat dihubungkan oleh satu masa bangunan penghubung atau hanya dengan pedestrian
penghubung saja. Apabila masa bangunan dihubungkan oleh suatu masa penghubung,
umumnya masa penghubung terletak di tengah dengan masa lainnya yang
mengelilingnya. Lift dan tangga diletakkan pada masa penghubung tersebut.
1. Avana Apartments
Lantai : 16 Lantai
17
Konsep bangunan ini adalah pengenalan balkon yang menonjol dan kolam renang
pribadi untuk unit-unit tertentu, diposisikan dalam irama yang diperpanjang 3 meter di
luar perimeter bangunan, View bangunan senidiri menghadap ke arah pemandangan
cakrawala kota Jakarta.
18
3. UNIK Apartments
19
Konsep bangunan adalah membuka kebun keluar, sehingga terhubung dengan
taman baru di dalam zona pengembangan. Ini berarti bahwa sebagian besar apartemen
menguntungkan baik dari cahaya dan pandangan, dan tautan dengan lanskap dibuat
Fasad secara langsung dipengaruhi oleh taman Billancourt dan sungai: di bagian
tengah bangunan, pelapisan mosaik mencerminkan konteks dalam pemilihan warna,
sementara pilihan modul beton putih untuk balkon dan Trotoar meningkatkan rasa
kontinuitas dengan bukaan murah hati yang menekankan volume vertikal.
20
21
2.2 Kajian Teoritik Arsitektur Kontemporer
2.2.1 Pengertian Arsitektur Kontemporer Menurut Para Ahli
1. Gaya Kontemporer adalah istilah yang bebas dipakai untuk sejumlah gaya yang
berkembang antara tahun 1940-1980an. Gaya kontemporer juga sering
diterjemahkan sebagai istilah arsitektur modern. (Illustrated Dictionary of
Architecture, Ernest Burden).
2. Arsitektur kontemporer berkembang dari pemikiran bahwa arsitektur harus mampu
memperoleh sasaran dan pemecahan bagi arsitektur hari esok dan situasi masa kini.
Seorang kritikus arsitektur Charles Jenks pun mulai memperkenalakan suatu metode
perancangan untuk mengembangkan arsitektur yang dinamakan dengan arsitektur
‘bersandi ganda’ (double coded). (Schimbeck 1988 halaman 6).
3. Arsitektur Kontemporer adalah suatu gaya arsitektur yang bertujuan untuk
mendemonstrasikan suatu kualitas tertentu terutama dari segi kemajuan teknologi
dan juga kebebasan dalam mengekspresikan suatu gaya arsitektur, berusaha
menciptakan suatu keadaan yang nyata-terpisah dari suatu komunitas yang tidak
seragam. (Konnemann, World of Contemporary Architecture XX)
4. Kontemporer adalah bentuk-bentuk aliran arsitektur yang tidak dapat
dikelompokkan dalam suatu aliran arsitektur atau sebaliknya berbagai arsitektur
tercakup di dalamnya. (Y. Sumalyo, Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan Abad
XX (1996) )
5. Arsitektur Kontemporer adalah suatu gaya aliran arsitektur pada zamannya yang
mencirikan kebebasan berekspresi, keinginan untuk menampilkan sesuatu yang
berbeda, dan merupakan sebuah aliran baru atau penggabungan dari beberapa aliran
arsitektur. Arsitektur kontemporer AR 2211 | Teori Desain Arsitektur 2 mulai
muncul sejak tahun 1789 namun baru berkembang pada abad 20 dan 21 setelah
perang dunia.
( L. Hilberseimer, Comtemporary Architects 2 (1964) )
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulakan bahwa arsitektur kontemporer
merpakan suatu terobosan baru dalam dunia arsitektur tentang merancang suatu karya
arsitektur yang mampu bertahan hingga waktu yang tidak ditentukan, atau minimal
mampu memecahkan permasalahan arsitektur di masa depan.
22
2.2.2 Prinsip-Prinsip Arsitektur Kontemporer
Prinsip-prinsip dalam arsitektur kontemporer meliputi:
1. Prinsip Rasional
a) Koordinasi dari unit-unit dalam massa bangunan.
b) Penentuan dimensi elemen-elemen yang sesuai skala manusia.
c) Sistem Struktur.
Semua elemen-elemen di atas harus mampu menampilkan sesuatu logika tertentu;
pengungkapan struktur bangunan; proporsi; dan sistem struktur yang jelas.
2. Prinsip Simbolik
a) Kebenaran artistik.
b) Kekuatan persepsi.
c) Proses kontemporer suatu bangunan harus menampilkan proporsi, irama, dimensi,
ornamen, warna, iluminasi dan bahan.
3. Prinsip Psikologik
Prinsip psikologik merupakan perwujudan dan kombinasi dari dua prinsip di atas,
prinsip ini sendiri cenderung terus berubah-ubah sesuai tahap bahkan cenderung
berulang-ulang. Dari sinilah pentingnya suatu gagasan/pemecahan yang mampu
memberi dan menjawab permasalahan dikemudian hari.
23
kesan bangunan terbuka dan tidak masiv
Museum tsunami adalah sebuah museum yang dirancang oleh salah satu arsitek
terkenal Indonesia yaitu Ridwan Kamil. Museum ini merupakan salah satu cara untuk
mengenang kejadian tsunami yang terjadi di Aceh pada tanggal 26 Desember 2004.
Museum Tsunami Aceh diresmikan pada tahun 2009. Bangunan ini menyerupai sebuah
kapal yang memiliki cerobong besar ditengah bangunan dan menggunakan material
kaca yang ditutup oleh secondary skin yang merupakan salah satu ciri khas dari
arsitektur kontemporer. Berikut ruang-ruang utama yang ada di Museum Tsunami Aceh.
1) Ruang Renungan
Dalam ruangan ini terdapat sebuah lorong sempit dan remang sekaligus dapat
mendengarkan suara air yang mengalir beserta suara azan. Pada kiri dan kanan dinding
lorong tersebut terdapat air yang mengalir yang di ibaratkan gemuruh tsunami yang
pernah terjadi di masa silam.
24
2) Memorial Hill
Setelah berjalan melewati Lorong Tsunami, pengunjung akan memasuki Ruang
Kenangan(Memorial Hall). Ruangan ini memiliki 26 monitor sebagai lambang dari
kejadian tsunami yang melanda Aceh ada 26 Desember 2004. Setiap monitor
menampilkan gambar dan foto para korban dan lokasi bencana yang melanda Aceh pada
saat tsunami sebanyak 40 gambar yang ditampilkan dalam bentuk slide. Gambar dan
foto ini seakan mengingatkan kembali kenangan tsunami yang melanda Aceh atau
disebut space of memory yang tidak
mudah untuk dilupakan dan dapat dipetik hikmah dari kejadian tersebut.
25
dalam peristiwa besar tersebut. Bangunan ini mengandung nilai-nilai Religius yang
merupakan cerminan hubungan manusia dengan sang pencipta / Allah. Ruangan
berbentuk silinder dengan cahaya remang dan ketinggian 30 meter ini memiliki kurang
lebih 2.000 nama-nama koban tsunami yang tertera disetiap dindingnya.
Lorong Cerobong
Setelah Sumur Doa, pengunjung akan melewati Lorong Cerobong (Romp
Cerobong) menuju Jembatan Harapan. Lorong ini sengaja didesain dengan lantai yang
bekelok dan tidak rata sebagai bentuk filosofi dari kebingungan dan keputusasaan
masyarakat Aceh saat didera tsunami pada tahun 2004 silam, kebingungan akan arah
tujuan, kebingungan mencari sanak saudara yang hilang, dan kebingungan karena
kehilangan harta dan benda, maka filosofi lorong ini disebut Space of Confuse. Lorong
gelap yang membawa pengunjung menuju cahaya alami melambangkan sebuah harapan
bahwa masyarakat Aceh pada saat itu masih memiki harapan dari adanya bantuan dunia
untuk Aceh guna membantu memulihkan kondisi fisik dan psikologis masyarakat Aceh
yang pada saat usai bencana mengalami trauma dan kehilangan yang besar.
Jembatan Harapan
Lorong cerobong membawa pengunjung ke arah Jembatan Harapan (space of
hope). Disebut jembatan harapan karena melalui jembatan ini pengunjung dapat melihat
54 bendera dari 54 negara yang ikut membantu Aceh pasca tsunami, jumlah bendera
sama denga jumlah batu yang tersusun di pinggiran kolam. Di setiap bendera dan batu
bertuliskan kata „Damai‟ dengan bahasa dari masing-masing negara sebagai refleksi
perdamaian Aceh dari peperangan dan konflik sebelum tsunami terjadi. Dengan adanya
bencana gempa dan tsunami, dunia melihat secara langsung kondisi Aceh, mendukung
dan membantu perdamaian Aceh, serta turut andil dalam membangun (merekontruksi)
Aceh setelah bencana terjadi
26
Ruang Multimedia
Pada Lantai dua museum, merupakan akses ke ruang-ruang multimedia seperti
ruang audio dan ruang 4 dimensi "tsunami exhibition room", ruang pre-tsunami, while
stunami, dan post-tsunami.
Ruang Penyelamatan.
Tingkat akhir Gedung Museum Tsunami Aceh, berfungsi sebagai tempat
penyelamatan darurat / Escape building apabila terjadi tsunami lagi di masa yang akan
datang. Tingkat atap ini tidak dibuka untuk umum karena mengingat konsep
keselamatan dan keamanan pengunjung, dan hanya akan dibuka saat darurat atau saat
dibutuhkan saja.
27
2. Museum Gunung Api Merapi Yogyakarta
Museum Gunung Api Merapi memiliki 2 lantai yang diresmikan tahun 2010 silam
ini menjadi salah satu tempat wisata menarik di daerah Hargobinangun, Sleman. Bentuk
bangunannya unik, berbentuk trapesium dengan salah satu sisi puncaknya mengerucut
membentuk segitiga.
Berikut ruangan yang ada di Museum Gunung Api Merapi Yogyakarta:
a) Ruang Replika
Pada ruangan ini terdapat replika sebaran awan panas dari 3 buah letusan Gunung
Merapi, yakni pada tahun 1969, 1994 dan 2006. Alat inilah yang membuat seluruh
ruangan bergemuruh karena alat ini dapat bergerak dan memperlihatkan sebaran awan
panas dan aliran lava pijar pada waktu kejadian.
28
c) Ruang Simulasi
Ruang ini berada pada lantai 2, pada ruangan ini setidaknya ada 9 tipe benda
koleksi dan alat peraga yang tersimpan, mulai dari display letusan dan erupsi merapi,
lorong peraga simulasi LCD, peraga simulasi tsunami hingga peraga simulasi gempa.
d) Ruang Teater
Pada ruangan ini pengunjung akan disuguhi sebuah film pendek berdurasi 24 menit
berjudul Mahaguru Merapi. Film ini menunjukkan dua sisi merapi yang begitu berbeda.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
30
3.2 Jenis Metode Penelitian Penelitian
1. Eksperimen
Penelitian eksperimental merupakan bentuk penelitian percobaan yang berusaha
untuk mengisolasi dan melakukan kontrol setiap kondisi-kondisi yang relevan dengan
objek yang diteliti yaitu bangunan apartemen kemudian melakukan pengamatan
terhadap efek atau pengaruh ketika kondisi-kondisi tersebut dilakukan perubahan.
Hasil yang didapatkan :
2. Deskriptif
Perbandingan antara dua atau lebih apartemen dan menggabungan antara konsep-
konsep bangunan tersebut dengan mendapatkan hubungan diantaranya.
31
4. Evaluasi
Penguraian fakta sebuah bangunan apartemen untuk menilai keefektifan, efisiensi dan
kemenarikan sebuah bangunan apartemen.
5. Simulasi
Mendapatkan gambaran melalui sebuah sistem berskala kecil atau sederhana dimana di
dalam model tersebut akan dilakukan manipulasi atau kontrol untuk melihat
pengaruhnya.
6. Survey
32
a) Menggambarkan situasi bangunan apartemen yang sebenarnya.
b) Identifikasi secara terukur keadaan apartemen sekarang.
c) Hasil penghubungan kejadian yang spesifik.
7. Studi Kasus
Sebuah studi kasus adalah eksplorasi mendalam dari sistem bangunan apartemen
berdasarkan pengumpulan data yang luas. Studi kasus melibatkan investigasi kasus,
yang dapat didefinisikan sebagai suatu entitas atau objek studi yang dibatasi, atau
terpisah untuk penelitian dalam hal waktu, tempat, atau batas-batas fisik. Setelah kasus
didefinisikan dengan jelas, peneliti menyelidiki mereka secara mendalam, biasanya
menggunakan beberapa metode pengumpulan data, seperti wawancara, observasi
lapangan, dan dokumentasi.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif yaitu dengan cara mencari informasi tentang gejala yang ada, didefinisikan
dengan jelas tujuan yang akan dicapai,merencanakan cara pendekatannya,
mengumpulkan data sebagai bahan untuk membuat laporan. Dengan hasil yang
didapatkan :
33
a) Deskripsi dari data bangunan apartemen
b) Mengetahui apa saja yang dibutuhkan apartemen
c) Deskripsi dari tahapan-tahapan pengembangan bangunan apartemen
34
BAB IV
HASIL SURVEY OBJEK BANGUNAN APARTEMEN
35
Konsep Bangunan : Arsitektur Modern
Tahun : 2010
Gambar :
Site Plan
36
Denah Lantai 2
Denah Lantai 3
37
Denah Lantai 4
38
Denah Lantai 20
Denah Lantai 21
39
Tampak Barat
Tampak Selatan
40
Tampak Timur
Tampak Utara
41
Potongan
Fasilitas :
42
Roof Garden
43
Meeting Room
44
Apartemen La Grande dibangun dengan konsep bentuk bangunan arsitektur modern
dengan bentuk yang sederhana namun diolah dengan baik menambah nilai estetika
bangunan, khususnya pada fasad tower yang berfungsi sebagai condotel. Penggunaan
curtain wall hampir pada seluruh fasad bangunan dengan pengaplikasian cladding
bermotif kelopak bunga serta permainan lampu menjadikan bagian tersebut fokus visual
yang menarik pada bangunan La Grande.
La Grande Merdeka Tamansari terdiri atas 2 tower, satu menara (330 unit) dijual
putus dengan status kepemilikan Hak Milik di atas satuan rumah susun (strata title), dan
satu menara lagi akan dioperasikan sebagai condotel sebanyak 200-an unit setara hotel
bintang 4.
45
4.2 Analisa Tapak dan Gubahan Masa
4.2.1 Analisa Ruang Luar
Bangunan
Sirkulasi Kendaraan
Pedestrian
Plaza
Sitting Area
Taman
46
Perhitungan sebagai berikut :
SITEPLAN
No Area Luas (m2) Persentasi
1 Bangunan 1,951 40.4%
2 Sitting Area 87 1.8%
3 Pedestrian Walk 1,404 29.1%
4 Taman 174 3.6%
5 Plaza 247 5.1%
6 Sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki 967 20%
Jumlah 4,830 100%
Site entrance pada bangunan La Grande berada di Jalan Merdeka, sedangkan akses
menuju lobby dari site entrance dapat diakses melalui sisi samping bangunan yang
letaknya lebih masuk ke dalam site La Grande.
B A Podium
C
B Apartemen
A
C Condotel
Apartemen La Grande memiliki 2 tower yang bentuk keduanya hampir sama yaitu
balok dengan bidang persegi panjang yang menonjolkan kesan linear pada massa
47
bangunannya . Penataan massa bangunan dipengaruhi oleh bentuk tapak, sehingga
kedua tower memiliki orientasi fasad yang berbeda.
1. Tampak Timur
BB
A
A
C
C
D D
48
A : Fasad yang mengarah langsung k eke jalan utama, dibuat semenarik mungkin.
pengaplikasian cladding bermotif kelopak bunga serta permainan lampu
menjadikanbagian tersebut fokus visual yang menarik pada bangunan.
49
C : Banyaknya bukaan karena fungsi sebagai retail pendukung kegiatan
bangunan..
50
2. Tampak Barat
C D C
51
B : Fungsi ruang sebagai penunjang salah satunya ialah kolam renang, dari kolam
renang dapat langsung akses ke balkon di lantai 4.
52
3. Tampak Selatan
A C
D D
F E
53
C : Penggunaan material fasad menggunakan curtain wall dan penambahan
vertical garden pada fasadnya.
54
E : Jembatan penghubung 2 bangunan dimanfaatkan sebagai roff garden di lt.4
55
4. Tampak Utara
A B C
D E D
A F
56
C : Fungsi ruang sebagai unit-unit apartemen sehingga memerlukan bukaan untuk
view. Dibuat banyak bukaan dapat diantisipasi oleh penggunaan material fasad
menggunakan curtain wall.
57
4.3 Analisa Bangunan
58
dibangun
1,208 m2 2,038 m2 Melebihi
Luas lantai dasar yang dibangun 2.038 m2 sedangkan menurut perhitungan KDB
luas lantai dasar maksmal adalah 1.208 m2 sehingga bangunan melebihi dari regulasi.
Karena bangunan berada di area yang strategis dekat dengan pusat kota, maka
memaksimalkan fasilitas bangunan untuk menunjang segala kegiatan penghuni yang
meneybabkan kebutuhan ruangpun semakin banyak. Selain itu karena fungsi bangunan
sebagai apartemen dan Condotel semakin banyak unit kamar, semakin banyak penghuni
maka semakin banyak juga fasilitas yang diperlukan.
4.4 Analisa Program Ruang, Dimensi Ruang,Rentable Area & NonRentable Area,
dan Flow Activity
4.4.1 Analisa Program Ruang, Dimensi Ruang, dan Rentable Area &
NonRentable Area
59
Rentable Area
NonRentable Area
60
Perhitungan Program Ruang
Rentable NonRentable
No Luas Luas
Nama Ruang (m2) Persentasi Nama Ruang (m2) Persentasi
Reseptionis
1 Lobby 205 10.1% counter 200 9.8%
Tenant Service &
2 Komersil 300 14.7% Sirkulasi 565 27.7%
5 Enterance 30 1.5%
2. Denah Lantai 2
Massa 1
Rentable Area
NonRentable Area
Massa 2
61
Perhitungan Program Ruang
Massa 1
Rentable NonRentable
No Luas Luas
Nama Ruang (m2) Persentasi Nama Ruang (m2) Persentasi
4 Balkon 25 6.4%
5 0.0%
Massa 2
Rentable NonRentable
No Luas Luas
Nama Ruang (m2) Persentasi Nama Ruang (m2) Persentasi
62
3. Denah Lantai 3
Rentable Area
NonRentable Area
Rentable NonRentable
No Luas Luas
Nama Ruang (m2) Persentasi Nama Ruang (m2) Persentasi
1 Lobby lift 60 3.3% Mushola 36.1 2.0%
2 Restaurant 378 21.0% core 126.0 7.0%
3 Restaurant Kitcen 156 8.7% Sirkulasi 194.0 10.8%
4 Balkon 96 5.3% Storage 9.9 0.6%
5 Free function 83 4.6%
6 Komesial area 598 33.2%
7 Board Meeting Room 38 2.1%
8 Busines Centre 24.7 1.4%
9 0.0%
Jumlah 1,434 79.7% 366 20.3%
Jumlah Lanta Keseluruhan 1,800
63
4. Denah Lantai 4
Rentable Area
NonRentable Area
64
7 BAR 9.5 0.5%
Rentable Area
NonRentable Area
65
Rentable NonRentable
No Nama
Nama Ruang Luas (m2) Persentasi Ruang Luas (m2) Persentasi
6. Denah Lantai 20
66
Perhitungan Program Ruang
Rentable NonRentable
No Luas Nama Luas
Nama Ruang (m2) Persentasi Ruang (m2) Persentasi
67
5 Unit 7,8 x 9 (1 Unit) 70.2 4.1%
7. Denah Lantai 21
68
69
Perhitungan Program Ruang
Rentable NonRentable
No
Nama Ruang Luas (m2) Persentasi Nama Ruang Luas (m2) Persentasi
1 Lobby lift 60 3.5% Coridor 1 50.0 2.9%
Unit 4,7 x 8,70 (
2 1 Unit) 50.9 3.0% Coridor 2 120.0 7.1%
Unit 11,745 x
3 8,70 ( 1 Unit) 102.2 6.0% Core 126.0 7.4%
Unit 4,515 x 8,70
4 (1 Unit) 39.3 2.3% R. Panel 9.0 0.5%
Unit 7,505 x 8,7 (
5 1 Unit) 65.3 3.8%
Unit 7,5 x 8,7 (3
6 Unit) 195.8 11.5%
Unit 5,54 x 9,82
7 (3 Unit) 163.2 9.6%
Unit 3,75 x 9,82 (
8 7 Unit) 257.8 15.2%
Unit 4,1 x 9,82 ( 2
9 Unit) 80.5 4.7%
Unit 5,29 x 8.30 (
10 1 Unit) 43.9 2.6%
Unit 5 x 8,30 ( 2
11 Unit) 83.0 4.9%
Unit 7,5 x 8,30 ( 1
12 Unit) 62.3 3.7%
3,75 x 8,30 ( 4
13 Unit) 124.5 7.3%
Unit 4 x 8,30 ( 2
14 Unit) 66 3.9%
15 0.0%
16 0.0%
Jumlah 1,395 82.1% 305 17.9%
70