Anda di halaman 1dari 70

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seluruh manusia di muka bumi ini memerlukan suatu tempat untuk bernaung
maupun berlindung, baik yang bersifat tetap maupun sementara. Sebenarnya tempat
apapun yang dapat digunakan untuk bernaung dan berlindung bagi manusia dapat
dikatakan sebagai tempat tinggal. Akan tetapi, tempat tersebut sudah seharusnya
memenuhi kriteria-kiteria tertentu sebagai tempat tinggal yang layak. Tempat tinggal
atau dapat pula dikatakan sebagai hunian ada banyak macamnya.

Kebutuhan akan tempat tinggal khususnya di kota-kota besar semakin meningkat


seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, kebutuhan akan tempat tinggal selalu
bertambah, sementara seperti yang kita ketahui, luas area lahan yang tersedia tetap tidak
bertambah. Dengan terbatasnya area lahan di perkotaan saat ini akhirnya menuntut
untuk adanya pemanfaatan tanah seoptimal mungkin didalam suatu pembangunan
hunian atau tempat tinggal salah satu solusinya ialah pembangunan bangunan vertikal /
apartemen khususnya di kota-kota besar. Apartemen merupakan bangunan bertingkat,
bertujuan untuk mengoptimalkan lahan yang terbatas. Apartemen memiliki unit-unit
hunian yang di mana setiap unit terdapat ruang yang dapat menampung segala
kebutuhan penguni, dan antar penghuni saling berbagi fasilitas yang disediakan secara
bersama-sama.

Dengan berkembangnya design sebuah bangunan maka dituntut untuk


merencanakan design bangunan yang dapat mengikuti perkembangan zaman. Namun
tidak meninggalkan budaya sekitar site dan memerhatiakan lingkungan sekitar.
Arsitektur kontemporer merupakan konsep arsitektur yang mengikuti gaya pada zaman
yang tengah diminati dengan kata lain dapat mengikuti perkembangan zaman.

1
Gaya arsitektur kontemporer secara sederhana bisa didefinisikan sebagai arsitektur
yang dibuat saat ini. Gaya arsitektur kontemporer bersifat dinamis dan secara konstan
akan selalu berubah seiring gaya tidak konvensional dari arsitektur kontemporer kelak
akan menjadi konvensional seiring perkembangan arsitektur. Berkembang dari gaya
arsitektur lainnya, arsitektur kontemporer menggabungan berbagai elemen gaya
arsitektur tanpa ada satu elemen gaya arsitektur yang menonjol.

Menurut Amos Rapoport, arsitektur sebagai lingkungan buatan (built environment)


yang mempunyai bermacam-macam kegunaan yaitu melindungi manusia, kegiatan-
kegiatannya serta hak miliknya dari elemenelemen alam (iklim, cuaca), dari musuh
(manusia, hewan, kekuatan supra naturaral) dengan membuat tempat, menciptakan
suatu kawasan aman yang berpenduduk dalam dunia fana dan menekankan sosial serta
menunjukkan status (Poerwadarminta,1984).

Dalam buku Indonesian Architecture Now terdapat perdebatan tentang arsitektur


kontemporer di Indonesia saat ini juga selalu terkait dengan sejarah, tradisi dan iklim
(Akmal, 2005). Dimana masalah langgam dan identitas arsitektur nasional telah menjadi
isu utama bagi arsitek dan birokrat di Indonesia. Perkembangan arsitektur Indonesia
tidak dapat diabaikan, terutama untuk mengekang kecenderungan-kecenderungan dalam
arsitektur kontemporer dan lebih menerapkan kanon-kanon artistik tradisional. Pada
dasarnya karya arsitektur kontemporer di Indonesia merupakan gagasan yang
berlandaskan atas pemikiran tradisional, modernis, dan peduli akan iklim tropis.

2
1.2 Tujuan
1. Untuk memperoleh informasi tentang mendesain sebuah bangunan apartemen dalam
konteks arsitektur kontemporer.
2. Untuk mengetahui informasi tentang mendesainsebah bangunan apartemen yang
bagi masyarakat dengan fasilitas yang dapat menunjang kebutuhan dan gaya hidup
penghuninya.

1.3 Identifikasi Masalah


1. Perancangan Apatemen yang memenuhi konteks arsitektur kontemporer.

2. Apartemen yang dapat menunjang kebutuhan dan gaya hidup penghuninya.

3. Apartemen yang ramah lingkungan.

1.4 Rumusan Masalah


1. Bagaimana metode desain bangunan apartemen yang memenuhi konteks
arsitektur kontemporer ?
2. Bagaimana metode desain apartemen yang dapat menunjang kebutuhan dan gaya
hidup penghuninya?
3. Bagaimana metode desain apartemen yang ramah lingkungan?

1.5 Manfaat Penelitian


1. Untuk mengetahui metode desain bangunan apartemen yang memenuhi konteks
arsitektur kontemporer.
2. Untuk mengetahui metode desain apartemen yang dapat menunjang kebutuhan dan
gaya hidup penghuninya.
3. Untuk mengetahui metode desain apartemen yang ramah lingkungan.

3
1.6 Kerangka Pikir

ISSU LATAR BELAKANG

LINGKUNGAN FASILITIAS
Lingkungan Cenderung
Mendukung Karena Fasilitas Pendukung
Berada Di Wilayah Untuk Bangunan
Dengan Padatnya Apartemen Sudah
Aktifitas Dan Akses Tersedia
Yang Mudah.

PERMASALAHAN

Bagaimana Metode Desain Bangunan Apartemen


Yang Memenuhi Konteks Arsitektur Kontemporer

ANALISIS

KAJIAN BANGUNAN KAJIAN TEMA


Kajian Mengenai Apartemen Kajian Mengenai Arsitektur
kontemporer

STUDI KASUS

Apartemen La Grande Merdeka

KESIMPULAN

4
1.7 Sistematika Penelitian
Sistematika pembahasan yang digunakan adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Penjabaran latar Belakang Penelitian, Tujuan , Rumusan Masalah, Manfaat


penelitian, sistematika pembahasan.

BAB II KAJIAN TEORITIK


Penjabaran tentang kajian teoritik yang berhubungan dengan isi pembahasan.

BAB III METODA PENELITIAN


Penjabaran tentang metoda penelitian yang dilakukan.

BAB IV ANALISA OBJEK GEDUNG TERPILIH

Berisi tentang informasi dan analisa dari objek gedung yang dipilih.

BAB V KESIMPULAN

Berisi kesimpulan dari hasil kajian pada bab-bab sebelumnya.

5
BAB II
KAJIAN TEORITIK

2.1 Kajian Teoritik Apartemen


2.1.1 Pengertian Apartemen menurut Para Ahli

1. Bangunan hunian yang dipisahkan secara horisontal dan vertikal agar tersedia
hunian yang berdiri sendiri dan mencakup bangunan bertingkat rendah atau
bangunan tinggi, dilengkapi berbagai fasilitas yang sesuai dengan standar yang
ditentukan. (Ernst Neufert, 1980, p: 86)

2. Sebuah unit tempat tinggal yang terdiri dari Kamar Tidur, Kamar Mandi, Ruang
Tamu, Dapur, Ruang Santai yang berada pada satu lantai bangunan vertikal yang
terbagi dalam beberapa unit tempat tinggal.
(Joseph De Chiara & John Hancock, 1968)

3. Apartemen adalah suatu ruang atau rangkaian ruang yang dilengkapi dengan
fasilitas serta perlengkapan rumah tangga dan digunakan sebagai tempat tinggal.
(Marvin Harris; 1975; 20 Dictionary of Architecture and Construction. United
States of America: Mc Graw Hill Book Company)

4. “....several dwelling units share a common (usually an indoor) access and are
enclosed by a common structural envelope...”, yang berarti beberapa unit hunian
yang saling berbagi akses yang sama dan dilingkupi oleh struktur pembungkus
bangunan yang sama. (Menurut buku Site Planning 1984 : 252)

5. Apartemen didefinisikan sebagai “ … the apartment is a background for the series


of emotional experience. It should be a relaxing haven from the tensions of earning
a living, from noise and worry, and strain. It should provide beauty, convenience,
security, and privacy for the family living in it…” yang berarti apartemen

6
merupakan dasar dari kumpulan emosi. ( Buku Apartments : Their Design and
Development 1967 : 6 )

Jadi pengertian secara umum apartemen adalah bangunan bertingkat yang memiliki
unit-unit hunian yang di mana setiap unit terdapat ruang yang dapat menampung segala
kebutuhan penguni, dan antar penghuni saling berbagi fasilitas yang disediakan secara
bersama-sama.

2.1.2 Dasar Hukum Apartemen


Dasar hukum dari apartemen ini tertera di dalam UU No.16 tahun 1985, ini di
dasarkan pada fungsi atau kegunaan apartemen sebagai rumah susun. Penghuninya
merupakan masyarakat dengan kondisi ekonomi nengah ke atas. Kondisi fisik dari
Apartemen dan kelengkapan fasilitasnya sangat lengkap, juga menjadi daya tarik
tersendiri.

2.1.3 Fungsi apartemen


Apartemen sebagai sebuah bangunan hunian mempunyai beberapa fungsi sebagai
berikut :
1. Fungsi Hunian
Didalamnya terdapat bagian utama yaitu beberapa unit hunian yang di dalamnya
ada ruang yang meliputi kamar tidur, ruang keluarga, ruang makan, dapur. Selain itu
fungsi yang paling dominan adalah sebuah sebuah permukiman, dimana kegiatannya
relatif sama dengan kegiatan penghuniaan pada permukiman umumnya, selain itu
apartemen juga harus mempunyai ruang - ruang yang dapat mewadahi aktivitas
penghuni yang berlangsung secara rutin.
2. Fungsi Sosial
Didalam sebuah apartemen seorang penghuni yang satu dengan yang lain akan
saling berinteraksi, sehingga ini yang dapat menimbulkan interaksi sosial dalam
lingkungan apartemen.

7
3. Fungsi Pendukung
Ini merupakan sebuah fungsi sekunder sebagai sebuah pendukung dan dapat
menambah tingkat kenyamanan pada fungsi utama hunian. Fungsi pendukung yang
biasanya ditambahkan dalam sebuah apartemen dapat berupa :
a) layanan olahraga : kolam renang, fitness center, jogging track, lapangan badminton,
dan lapangan volley
b) layanan komersial : minimarket, cafeteria dan lain-lain
c) layanan kesehatan : poliklinik, apotik

4. Fungsi rekreasi

Fungsi rekreasi dalam lingkungan apartemen yang biasanya terdapat taman ataupun
ruang terbuka bagi para penghuninya.

2.1.4 Karakteristik Apartemen


Berikut adalah Karakteristik apartemen :
1. Memiliki lebih dari dua lantai dan biasanya bangunan berbentuk vertikal.
2. Dalam satu lantai terdiri dari unit-unit hunian.
3. Fleksibel dalam mencapai pemanfaatan ruang secara maksimal.
4. Efisien, efektif, dan ekonomis.
5. Memiliki fasilitas bersama yang belum tentu dimiliki perumahan.
6. Pada umumnya terdapat area komersil pada bangunan atau lingkungan
apartemen.
7. Sirkulasi vertikal berupa tangga atau lift dan sirkulasi horisontal berupa
koridor.
8. Keamanan, ketenangan dan privasi lebih terjamin.
9. Akses yang mudah dan cepat untuk menjangkau fasilitas-fasilitas yang ada.
10. Struktur dan bahan bangunan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.

8
2.1.5 Klasifikasi Pengelompokan Apartemen
2.1.5.1 Berdasarkan Sistem Kepemilikannya
1. Sistem Sewa
Pada apartemen ini, penghuni hanya membayar sewa unit yang ditempatinya
kepada pemilik apartemen dan biasanya dibayar per bulan atau per tahun. Biaya untuk
keperluan utilitas ditanggung oleh penghuni, sementara biaya maintenance dan gaji
pegawai pengelola apartemen ditanggung oleh pemilik.
2. Sistem Beli
Apartemen dengan sistem beli dibagi menjadi diua jenis yaitu :
a) Kepemilikan Bersama
Setiap penghuni memiliki saham dalam perusahaan pemilik apartemen serta
menmpati satu unit tertentu sesuai dengan ketentuan perusahaan. Penghuni hanya dapat
menjual unitnya kepada orang yang telah dianggap cocok oleh penghuni apartemen
lainnya. Apabila terdapat unit apartemen yang kosong, maka saham akan dibagi rata
diantara penghuni dan penghuni harus menanggung semua biaya maintenance secara
bersama hingga terdapat penghuni yang baru.
b) Condominium
Pada apartemen ini setiap penghuni menjadi pemilik dari unitnya sendiri dan
memiliki kepelikan yang sama dengan penghuni lainnya terhadap fasilitas dan ruang
publik. Penghuni bebas untuk menjual, menyewakan, atau memberikan kepe milikannya
kepada orang lain. Jika terdapat unit yang kosong, maka biaya maintenance bangunan
akan ditanggung oleh badan pengelola apartemen tersebut.
2.1.5.2 Berdasarkan Golongan Ekonomi
1. Apartemen golongan bawah
2. Apartemen golongan menengah
3. Apartemen golongan atas
Perbedaan diantara ketiga jenis apartemen ini hanya terletak pada ukuran ruang
pada tiap unit partemen atau hunian, serta fasilitas yang disediakan oleh apartemen
tersebut. Semakin besar ukuran unit dan semakin banyak fasilitas yang tersedia,
semakin mahal harga per unit apartemen tersebut.

9
2.1.5.3 Berdasarkan Arsitektural Bangunan
Secara arsitektural bangunannya, apartemen digolongkan berdasarkan ketinggian
bangunannya, sirkulasi vertical, sirkulasi horizontal, penyusunan lantai, bentuk masa,
standar besaran ruang, serta jumlah kamar tidur.
1. Berdasarkan ketinggian bangunan ( Apartments : their design and development,
1967 : 44-47 )

a) Low Rise apartment

Apartemen ini memiliki jumlah lantai antara dua sampai empat lantai. Apartemen
jenis ini umumnya terletak di daerah pinggiran kota dengan kepadatan npenduduk yang
rendah. Memiliki banyak ruang terbuka hijau dan tempat parkir yang dekat dengan
bangunan, serta ruang terbuka yang luas untuk memisahkan antar masa bangunan.
b) Midle Rise Apartment

Apartemen ini memiliki jumlah lantai antara empat hingga delapan lantai.

10
c) High Rise Apartment

Apartemen ini memiliki lantai diatas delapan lantai. Tipe apartemen ini biasanya
merupakan golongan apartemen kelas menengah ke atas karena biasanya dibangun pada
daerah yang memiliki keterbtasan lahan dan harga lahannya mahal dengan konstruksi
bangunan yang cukup mahal.apartemen jenis ini berlokasi di tengah kota dan cukup
dekat dengan pusat bisnis.

2.1.5.4 Berdasarkan Jenis Pembiayaannya


a) Apartemen yang dibiayai oleh pemerintah
b) Apartemen yang dibiayai oleh swasta atau investor
Perbedaan diantara kedua jenis aparrtemen ini berpengaruh terhadap status
kepemilikan unit-unit dalam apartemen tersebut. Apartemen yang dibiayai oleh
pemerintah relative mempunyai harga yang lebih murah daripada apartemen yang
dimiliki oleh swasta.

11
2.1.5.5 Berdasarkan Sistem Pelayanan dan Kelengkapannya
a) Apartemen Serviced and Furnished
Pada apartemen ini dijual atau disewakan lengkap dengan perabotan standar seperti
meja dan klursi makan, sofa ruang duduk, tempat tidur, lemari, dan lain-lain, serta
terdapat pelayanan pembersihan dan pemeliharaan ruang dari pihak pengelola.
b) Apartemen Serviced and Non – Furnished
Pada apartemen ini setiap unit dijual atau disewakan tanpa perabotan namun dilengkapi
dengan pelayanan sebagaimana layaknya hotel.
c) Apartemen Non-Serviced and Non Furnished
Pada apartemen ini dijual atau disewakan tanpa perabotan dan tanpa pelayanan.

2.1.5.6 Apartemen berdasarkan Sirkulasi Horizontal / koridor


a) Single Loaded corridor apartment
Apartemen dengan tipe ini dibagi menjadi dua yaitu :
 Open Corridor Apartment, koridor ini bersifat terbuka dengan pembatas terhadap
ruang-ruang berupa tembok atau railing yuang ketinggiannya tidak leboih dari 1 – 1.5
meter

 Closed Corridor Apartment, koridor ini bersifat tertutup oleh dinding, kadang
memiliki bukaan berupa jendela ataupun jalusi atau bahkan tidak ada bukaan sama
sekali.

12
b) Double load corridor apartment
Tipe koridor pada apartemen ini dikelilingi oleh unit-unit hunian sehingga seringkali
terletak di tengah-tengah bangunan.

2.1.5.7 Apartemen Berdasarkan Sirkulasi Vertikal


Berdasarkan sirkulasi vertikal utamanya adalah menggunakan tangga. Ketinggian
bangunan apartmen ini maksimal hanya empat lantai. Apartmen ini dirancang dengan
koridor seminimal mungkin dan hanya kebanyakan unit hunian dekat dengan tangga
sirkulasi. Apartemen ini dibagi menjadi dua berdasarkan letak tangga sirkulasinya yaitu:
a) Core – type walk up apartment,
Pada apartemen ini, sirkulasi dikelilingi oleh unit-unit hunian. Berdasarkan jumlah
unit hunian yang mengelilinginya, apartemen ini dibagi menjadi tiga yaitu :
Duplex : tangga sirkulasi apartmen dikelilingi dua unit hunian
Triplex : tangga sirkulasi apartemen dikelilingi tiga unit hunian
Quadruplex : tangga sirkulasi apartemen diklilingi tiga unit hunian

b) Corridor – type walk up apartment


Pada apartemen ini tangga sirkulasi terletak di kedua ujung koridor. Dengan
menggunakan tipe sirkulasi ini dapat memperbanyak jumlah unit pada satu lantai.

13
c) Elevator Apartment
Pada apartement ini sirkulasi vertical utamanya adalah menggunakan elevator atau
lift yang juga memiliki sirkulasi sekunder berupa tangga darurat. Umumnya apartemen
ini dilengkapi denganm lobby atau ruang tunggu lift. Ketinggian bangunannya
umumnya diatas enam lantai.

2.1.5.8 Apartemen Berdasarkan Sistem Penyusunan Lantai


a) Simplex Apartment

Pada apartemen ini semua ruangan pada unit berada pada satu lantai. Sistem ini
banyak dijumpai pada daerah kota yang memiliki kepadatan tinggi dan permintaan akan
hunian yang banyak. Kelemahan dari apartemen ini adalah banyaknya space yang
terbuang untuk koridor.

14
b) Duplex Apartment

Pada apartemen ini, setiap unit ruangan terdiri dari dua lantai sehingga ruangan –
ruangan pada unit hunian akan terbagi mkenjadi dua lantai.kelebihan dari sistem ini
adalah untuk menghemat ruang untuk sirkulasi ( koridor )apabila lift deprogram tidak
berhenti pada setiap lantai dan memberikan kesan luas pada penghuninya.

c) Triplex Apartment

Type ruang ini memiliki tiga lantai dalam satu unit apartemen. Apartemen ini
biasanya diperuntukkan bagi kalangan yang sangat mewah

2.1.5.9 Berdasarkan Bentuk Massa Bangunan


a) Slab

15
Pada bentuk ini antara tinggi bangunan dan lebar bangunan memiliki dimensi yang
sebanding sehingga bangunan berbentuk seperti kotak yang pipih. Biasanya memiliki
koridor yang memanjang dengan unit-unit hunian berada di salah satu atau kedua sisi
koridor.
b) Tower
Pada apartemen berbentuk tower, lebar dan panjang bangunan lebih kecil
dibandingkan dengan ketinggian bangunan, sehingga bentuk bangunan seperti tiang.
Biasanya ketinggian bangunannya diatas 20 lantai. Sistem sirkulasinya menggunakan
core karena menggunakan lift. Variasi bentuk tower dibagi menjadi dia yaitu :

 Single Tower
Apartemen ini mempunyai satu masa bangunan. Core umumnya terletak di tengah
dan ruang koridor dapat diminimalkan. Unit-unit bangunan kaan terletak dekat dengan
tangga dan lift. Berdasarkan bentuk masa, apartmen dengan satui tower dapat dibedakan
menjadi tower plan, expanded tower plan, cicular plan, cross plan, dan fivewing plan

16
 Multi Tower
Apartemen ini memiliki lebih dari satu masa bangunan. Antara masa bangunan
dapat dihubungkan oleh satu masa bangunan penghubung atau hanya dengan pedestrian
penghubung saja. Apabila masa bangunan dihubungkan oleh suatu masa penghubung,
umumnya masa penghubung terletak di tengah dengan masa lainnya yang
mengelilingnya. Lift dan tangga diletakkan pada masa penghubung tersebut.

2.1.6 Preseden Apartemen

1. Avana Apartments

Arsitek : Aboday Architects

Lokasi : Kemang, Jakarta Selatan

Lantai : 16 Lantai

Unit Apartemen : 64 Unit

17
Konsep bangunan ini adalah pengenalan balkon yang menonjol dan kolam renang
pribadi untuk unit-unit tertentu, diposisikan dalam irama yang diperpanjang 3 meter di
luar perimeter bangunan, View bangunan senidiri menghadap ke arah pemandangan
cakrawala kota Jakarta.

Kolam beranang berukuran 2,5 x 11 m dengan kaca beningnya, menawarkan


pengalaman berenang yang berbeda dari biasanya. Di sampingnya, ada taman tanah dan
kolam pemantul, yang bertindak sebagai katalis antara outdoor dan indoor.

18
3. UNIK Apartments

Arsitek : Beckmann-N'thepe Architectes


Lokasi : Boulogne-Billancourt, Prancis
Luas : 15.618 meter2
Tahun : 2016

19
Konsep bangunan adalah membuka kebun keluar, sehingga terhubung dengan
taman baru di dalam zona pengembangan. Ini berarti bahwa sebagian besar apartemen
menguntungkan baik dari cahaya dan pandangan, dan tautan dengan lanskap dibuat

Fasad secara langsung dipengaruhi oleh taman Billancourt dan sungai: di bagian
tengah bangunan, pelapisan mosaik mencerminkan konteks dalam pemilihan warna,
sementara pilihan modul beton putih untuk balkon dan Trotoar meningkatkan rasa
kontinuitas dengan bukaan murah hati yang menekankan volume vertikal.

20
21
2.2 Kajian Teoritik Arsitektur Kontemporer
2.2.1 Pengertian Arsitektur Kontemporer Menurut Para Ahli
1. Gaya Kontemporer adalah istilah yang bebas dipakai untuk sejumlah gaya yang
berkembang antara tahun 1940-1980an. Gaya kontemporer juga sering
diterjemahkan sebagai istilah arsitektur modern. (Illustrated Dictionary of
Architecture, Ernest Burden).
2. Arsitektur kontemporer berkembang dari pemikiran bahwa arsitektur harus mampu
memperoleh sasaran dan pemecahan bagi arsitektur hari esok dan situasi masa kini.
Seorang kritikus arsitektur Charles Jenks pun mulai memperkenalakan suatu metode
perancangan untuk mengembangkan arsitektur yang dinamakan dengan arsitektur
‘bersandi ganda’ (double coded). (Schimbeck 1988 halaman 6).
3. Arsitektur Kontemporer adalah suatu gaya arsitektur yang bertujuan untuk
mendemonstrasikan suatu kualitas tertentu terutama dari segi kemajuan teknologi
dan juga kebebasan dalam mengekspresikan suatu gaya arsitektur, berusaha
menciptakan suatu keadaan yang nyata-terpisah dari suatu komunitas yang tidak
seragam. (Konnemann, World of Contemporary Architecture XX)
4. Kontemporer adalah bentuk-bentuk aliran arsitektur yang tidak dapat
dikelompokkan dalam suatu aliran arsitektur atau sebaliknya berbagai arsitektur
tercakup di dalamnya. (Y. Sumalyo, Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan Abad
XX (1996) )
5. Arsitektur Kontemporer adalah suatu gaya aliran arsitektur pada zamannya yang
mencirikan kebebasan berekspresi, keinginan untuk menampilkan sesuatu yang
berbeda, dan merupakan sebuah aliran baru atau penggabungan dari beberapa aliran
arsitektur. Arsitektur kontemporer AR 2211 | Teori Desain Arsitektur 2 mulai
muncul sejak tahun 1789 namun baru berkembang pada abad 20 dan 21 setelah
perang dunia.
( L. Hilberseimer, Comtemporary Architects 2 (1964) )
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulakan bahwa arsitektur kontemporer
merpakan suatu terobosan baru dalam dunia arsitektur tentang merancang suatu karya
arsitektur yang mampu bertahan hingga waktu yang tidak ditentukan, atau minimal
mampu memecahkan permasalahan arsitektur di masa depan.

22
2.2.2 Prinsip-Prinsip Arsitektur Kontemporer
Prinsip-prinsip dalam arsitektur kontemporer meliputi:
1. Prinsip Rasional
a) Koordinasi dari unit-unit dalam massa bangunan.
b) Penentuan dimensi elemen-elemen yang sesuai skala manusia.
c) Sistem Struktur.
Semua elemen-elemen di atas harus mampu menampilkan sesuatu logika tertentu;
pengungkapan struktur bangunan; proporsi; dan sistem struktur yang jelas.

2. Prinsip Simbolik
a) Kebenaran artistik.
b) Kekuatan persepsi.
c) Proses kontemporer suatu bangunan harus menampilkan proporsi, irama, dimensi,
ornamen, warna, iluminasi dan bahan.

3. Prinsip Psikologik
Prinsip psikologik merupakan perwujudan dan kombinasi dari dua prinsip di atas,
prinsip ini sendiri cenderung terus berubah-ubah sesuai tahap bahkan cenderung
berulang-ulang. Dari sinilah pentingnya suatu gagasan/pemecahan yang mampu
memberi dan menjawab permasalahan dikemudian hari.

2.2.3 Strategi Pencapaian Arsitektur Kontemporer


No Prinsip Arsitektur Kontemporer Strategi Pencapaian
1 Gubahan yang ekspresif dan dinamis Gubahan massa tidak berbentuk formal
(kotak) tetapi dapat memadukan beberapa
bentuk dasar sehingga memberikan kesan
ekspresif dan dinamis
2 Konsep ruang terkesan terbuka Penggunaan dinding dari kaca, antara ruang
dan koridor (dalam bangunan) dan
optimalisasi bukaan sehingga memberikan

23
kesan bangunan terbuka dan tidak masiv

2.2.4 Preseden dalam Arsitektur Kontemporer


1. Museum Tsunami Aceh

Museum tsunami adalah sebuah museum yang dirancang oleh salah satu arsitek
terkenal Indonesia yaitu Ridwan Kamil. Museum ini merupakan salah satu cara untuk
mengenang kejadian tsunami yang terjadi di Aceh pada tanggal 26 Desember 2004.
Museum Tsunami Aceh diresmikan pada tahun 2009. Bangunan ini menyerupai sebuah
kapal yang memiliki cerobong besar ditengah bangunan dan menggunakan material
kaca yang ditutup oleh secondary skin yang merupakan salah satu ciri khas dari
arsitektur kontemporer. Berikut ruang-ruang utama yang ada di Museum Tsunami Aceh.

1) Ruang Renungan
Dalam ruangan ini terdapat sebuah lorong sempit dan remang sekaligus dapat
mendengarkan suara air yang mengalir beserta suara azan. Pada kiri dan kanan dinding
lorong tersebut terdapat air yang mengalir yang di ibaratkan gemuruh tsunami yang
pernah terjadi di masa silam.

24
2) Memorial Hill
Setelah berjalan melewati Lorong Tsunami, pengunjung akan memasuki Ruang
Kenangan(Memorial Hall). Ruangan ini memiliki 26 monitor sebagai lambang dari
kejadian tsunami yang melanda Aceh ada 26 Desember 2004. Setiap monitor
menampilkan gambar dan foto para korban dan lokasi bencana yang melanda Aceh pada
saat tsunami sebanyak 40 gambar yang ditampilkan dalam bentuk slide. Gambar dan
foto ini seakan mengingatkan kembali kenangan tsunami yang melanda Aceh atau
disebut space of memory yang tidak
mudah untuk dilupakan dan dapat dipetik hikmah dari kejadian tersebut.

3) Ruang “The Light of God”


Setelah melewati ruang memorial hill, anda akan memasuki ruang "The Light of
God", yaitu sebuah ruang berbentuk sumur silinder yang menyorotkan cahaya remang-
remang. Pada puncak ruangan terlihat kaligrafi arab berbentuk tulisan ALLAH. Pada
dinding-dinding ruangan ini dipenuhi tulisan nama-nama korban tsunami yang tewas

25
dalam peristiwa besar tersebut. Bangunan ini mengandung nilai-nilai Religius yang
merupakan cerminan hubungan manusia dengan sang pencipta / Allah. Ruangan
berbentuk silinder dengan cahaya remang dan ketinggian 30 meter ini memiliki kurang
lebih 2.000 nama-nama koban tsunami yang tertera disetiap dindingnya.
Lorong Cerobong
Setelah Sumur Doa, pengunjung akan melewati Lorong Cerobong (Romp
Cerobong) menuju Jembatan Harapan. Lorong ini sengaja didesain dengan lantai yang
bekelok dan tidak rata sebagai bentuk filosofi dari kebingungan dan keputusasaan
masyarakat Aceh saat didera tsunami pada tahun 2004 silam, kebingungan akan arah
tujuan, kebingungan mencari sanak saudara yang hilang, dan kebingungan karena
kehilangan harta dan benda, maka filosofi lorong ini disebut Space of Confuse. Lorong
gelap yang membawa pengunjung menuju cahaya alami melambangkan sebuah harapan
bahwa masyarakat Aceh pada saat itu masih memiki harapan dari adanya bantuan dunia
untuk Aceh guna membantu memulihkan kondisi fisik dan psikologis masyarakat Aceh
yang pada saat usai bencana mengalami trauma dan kehilangan yang besar.
Jembatan Harapan
Lorong cerobong membawa pengunjung ke arah Jembatan Harapan (space of
hope). Disebut jembatan harapan karena melalui jembatan ini pengunjung dapat melihat
54 bendera dari 54 negara yang ikut membantu Aceh pasca tsunami, jumlah bendera
sama denga jumlah batu yang tersusun di pinggiran kolam. Di setiap bendera dan batu
bertuliskan kata „Damai‟ dengan bahasa dari masing-masing negara sebagai refleksi
perdamaian Aceh dari peperangan dan konflik sebelum tsunami terjadi. Dengan adanya
bencana gempa dan tsunami, dunia melihat secara langsung kondisi Aceh, mendukung
dan membantu perdamaian Aceh, serta turut andil dalam membangun (merekontruksi)
Aceh setelah bencana terjadi

26
Ruang Multimedia
Pada Lantai dua museum, merupakan akses ke ruang-ruang multimedia seperti
ruang audio dan ruang 4 dimensi "tsunami exhibition room", ruang pre-tsunami, while
stunami, dan post-tsunami.

Ruang Geologi, Perpustakaan, Souvenir


Kemudian lantai 3 Museum ini tersedia beberapa fasilitas-fasilitas seperti ruang
geologi, perpustakaan, musalla, dan souvenir. Pada ruang geologi, anda dapat
memperoleh informasi mengenai bencana yaitu tentang bagaimana gempa dan tsunami
terjadi, melalui penjelasan dari beberapa display dan alat simulasi yang terdapat dalam
ruangan tersebut.

Ruang Penyelamatan.
Tingkat akhir Gedung Museum Tsunami Aceh, berfungsi sebagai tempat
penyelamatan darurat / Escape building apabila terjadi tsunami lagi di masa yang akan
datang. Tingkat atap ini tidak dibuka untuk umum karena mengingat konsep
keselamatan dan keamanan pengunjung, dan hanya akan dibuka saat darurat atau saat
dibutuhkan saja.

27
2. Museum Gunung Api Merapi Yogyakarta

Museum Gunung Api Merapi memiliki 2 lantai yang diresmikan tahun 2010 silam
ini menjadi salah satu tempat wisata menarik di daerah Hargobinangun, Sleman. Bentuk
bangunannya unik, berbentuk trapesium dengan salah satu sisi puncaknya mengerucut
membentuk segitiga.
Berikut ruangan yang ada di Museum Gunung Api Merapi Yogyakarta:
a) Ruang Replika
Pada ruangan ini terdapat replika sebaran awan panas dari 3 buah letusan Gunung
Merapi, yakni pada tahun 1969, 1994 dan 2006. Alat inilah yang membuat seluruh
ruangan bergemuruh karena alat ini dapat bergerak dan memperlihatkan sebaran awan
panas dan aliran lava pijar pada waktu kejadian.

b) Ruang display Sisa letusan


Pada ruangan ini terdapat koleksi benda-benda sisa letusan tahun 2006 hingga
koleksi foto-foto Gunung Merapi dari zaman ke zaman yang di pajang sedemikian rupa
hingga mudah di amati.

28
c) Ruang Simulasi
Ruang ini berada pada lantai 2, pada ruangan ini setidaknya ada 9 tipe benda
koleksi dan alat peraga yang tersimpan, mulai dari display letusan dan erupsi merapi,
lorong peraga simulasi LCD, peraga simulasi tsunami hingga peraga simulasi gempa.

d) Ruang Teater
Pada ruangan ini pengunjung akan disuguhi sebuah film pendek berdurasi 24 menit
berjudul Mahaguru Merapi. Film ini menunjukkan dua sisi merapi yang begitu berbeda.

29
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pengertian Metode Penelitian


Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang artinya jalan sampai. Metode
adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai
sesuai dengan yang dikehendaki. Metode juga dapat dikatakan sebagai cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanakan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan, (Departemen Pendidikan Nasional, 2001:740).
Penelitian adalah terjemahan dari kata Inggris research. Reserch itu sendiri berasal
dari kata re yang berarti “kembali” dan to search yang berarti mencari. Dengan
demikian arti sebenarnya dari research atau riset adalah “mencari kembali” (Moh. Nazir,
2005:12). Atau research yang artinya penelitian dan penyelidikan (John M. Echols &
Hassan Shadily, 1993:480). Sedangkan penelitian pandangan Koentjaraningrat
(1977:22-23) adalah usaha untuk mengatur pengetahuan dengan sengaja menangkap
gejala-gejala (masyarakat atau alam dengan cara yang ketat berdisiplin menurut suatu
sistem dan metode tertentu) berdasarkan disiplin metodologi ilmiah dengan tujuan
menemukan prinsip-prinsip baru dibelakang gejala-gejala tersebut. Penelitian adalah
pemeriksaan yang teliti, penyelidikan; kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan
penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu
persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum,
(Departemen Pendidikan Nasional, 2001:1163).
Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data
yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu
pengetahuan tertentu sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisispasi masalah. (Sugiyono (2014, hlm. 6)). Metode penelitian mencakup
prosedur dan teknik penelitian. Metode penelitian merupakan langkah penting untuk
memecahkan masalah-masalah penelitian. Dengan menguasai metode penelitian, bukan
hanya dapat memecahkan berbagai masalah penelitian, namun juga dapat
mengembangkan bidang keilmuan yang digeluti.

30
3.2 Jenis Metode Penelitian Penelitian
1. Eksperimen
Penelitian eksperimental merupakan bentuk penelitian percobaan yang berusaha
untuk mengisolasi dan melakukan kontrol setiap kondisi-kondisi yang relevan dengan
objek yang diteliti yaitu bangunan apartemen kemudian melakukan pengamatan
terhadap efek atau pengaruh ketika kondisi-kondisi tersebut dilakukan perubahan.
Hasil yang didapatkan :

Hasil percobaan dari perubahan kondisi-kondisi apartemen pada umumnya, menjadi


sesuai dengan yan diperlukan.

2. Deskriptif

Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk


menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau saat
yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada
variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.

Hasil yang didapatkan :

a) Deskripsi dari data bangunan apartemen


b) Mengetahui apa saja yang dibutuhkan apartemen
c) Deskripsi dari tahapan-tahapan pengembangan bangunan apartemen
3. Korelasional

Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan


data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel
atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel yang penting, karena dengan
mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai
dengan tujuan penelitian. Variable disini ialah bangunan apartemen.

Hasil yang didapatkan :

Perbandingan antara dua atau lebih apartemen dan menggabungan antara konsep-
konsep bangunan tersebut dengan mendapatkan hubungan diantaranya.

31
4. Evaluasi

Penelitian evaluasi merupakan bentuk penelitian yang bertujuan untuk memeriksa


proses perjalanan suatu bangunan apartemen, sekaligus menguraikan fakta-fakta yang
bersifat kompleks dan terlibat di dalamnya. Misalnya adalah keefektifan, efisiensi dan
kemenarikan (Mukhadis, 2013:61).

Hasil yang didapatkan :

Penguraian fakta sebuah bangunan apartemen untuk menilai keefektifan, efisiensi dan
kemenarikan sebuah bangunan apartemen.

5. Simulasi

Penelitian simulasi merupakan bentuk penelitian yang bertujuan untuk mencari


gambaran melalui sebuah sistem berskala kecil atau sederhana (model) dimana di dalam
model tersebut akan dilakukan manipulasi atau kontrol untuk melihat pengaruhnya.

Hasil yang didapatkan :

Mendapatkan gambaran melalui sebuah sistem berskala kecil atau sederhana dimana di
dalam model tersebut akan dilakukan manipulasi atau kontrol untuk melihat
pengaruhnya.

6. Survey

Penelitian survey digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang


sebuah bangunan apartemen yang bersumber dari beberapa orang yang paham dengan
bangunan tersebut. Desain survey tergantung pada penggunaan jenis kuisoner. Survey
memerlukan populasi yang besar jika peneliti menginginkan hasilnya mencerminkan
kondisi nyata, semakin besar sample survey semakin memberikan hasil akurat.
Penelitian survei memiliki tiga tujuan utama yaitu menggambarkan keadaan saat itu,
mengidentifikasi secara terukur keadaan sekarang untuk membandinkan, menentukan
hubungan kejadian yang spesifik.

Hasil yang didapatkan :

32
a) Menggambarkan situasi bangunan apartemen yang sebenarnya.
b) Identifikasi secara terukur keadaan apartemen sekarang.
c) Hasil penghubungan kejadian yang spesifik.

7. Studi Kasus

Sebuah studi kasus adalah eksplorasi mendalam dari sistem bangunan apartemen
berdasarkan pengumpulan data yang luas. Studi kasus melibatkan investigasi kasus,
yang dapat didefinisikan sebagai suatu entitas atau objek studi yang dibatasi, atau
terpisah untuk penelitian dalam hal waktu, tempat, atau batas-batas fisik. Setelah kasus
didefinisikan dengan jelas, peneliti menyelidiki mereka secara mendalam, biasanya
menggunakan beberapa metode pengumpulan data, seperti wawancara, observasi
lapangan, dan dokumentasi.

Hasil yang didapatkan :

Hasil eksplorasi mendalam dari sistem bangunan apartemen berdasarkan pengumpulan


data yang luas.

8. Penelitian Praktis (Penelitian Tindakan/Action Reasearch)

Penelitian tindakan merupakan bentuk penelitian yang berisi berbagai macam


prosedur untuk menguraikan kasus-kasus yang bersifat mikro atau khusus. Simpulan
dari penelitian tindakan langsung diberlakukan hanya untuk kasus yang diteliti dan tidak
bisa digeneralisasikan. Penelitian tindakan lebih condok ke metode kualitatif yang
sangat bergantung pada data penagamatan yang bersifat behavioralistik.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif yaitu dengan cara mencari informasi tentang gejala yang ada, didefinisikan
dengan jelas tujuan yang akan dicapai,merencanakan cara pendekatannya,
mengumpulkan data sebagai bahan untuk membuat laporan. Dengan hasil yang
didapatkan :

33
a) Deskripsi dari data bangunan apartemen
b) Mengetahui apa saja yang dibutuhkan apartemen
c) Deskripsi dari tahapan-tahapan pengembangan bangunan apartemen

3.3 Tahapan Penelitian

1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui


metode deskriptif.
2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.
5. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis
penelitian.
6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini
menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen,
mengumpulkan data, dan menganalisis data.
7. Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data dengan menggunakan
teknik statistika yang relevan.
8. Membuat laporan penelitian.

34
BAB IV
HASIL SURVEY OBJEK BANGUNAN APARTEMEN

4.1 Deskripsi Gedung

La Grande Merdeka Tamansari Apartemen di Bandung adalah Apartemen


Eksklusif di bandung dengan fasilitas modern dan lengkap dengan view pegunungan.
Terletak di Jl. Merdeka No.25-29, di depan Mall Bandung Indah Plaza (BIP). Dekat
dengan berbagai fasilitas umum, perkantoran, sekolah, perguruan tinggi, tempat wisata,
rumah sakit, pusat perbelanjaan (BIP, BEC, Gramedia) kawasan Purnawarman, Dago,
Tamansari.

Nama : Apartemen La Grande Merdeka.

Alamat : Jl. Merdeka No.25-29, Babakan Ciamis, Bandung, Kota


Bandung, Jawa Barat

Fungsi : Apartment, Condotel, Eat & Shop Arcade

Luas Lahan : 4.830 m2

Luas Bangunan : 2.038 m2

35
Konsep Bangunan : Arsitektur Modern

Lantai : 20 & 21 Lantai

Unit : ±500 Unit

Konsultan : Arkonin Consultant

Oprator Condotel : Best Western Star Premier

Developer : Wika Realty

Tahun : 2010

Gambar :

 Site Plan

36
 Denah Lantai 2

 Denah Lantai 3

37
 Denah Lantai 4

 Denah Tipikal Lantai 5-19

38
 Denah Lantai 20

 Denah Lantai 21

39
 Tampak Barat

 Tampak Selatan

40
 Tampak Timur

 Tampak Utara

41
 Potongan

Fasilitas :

 Swimming Pool each Tower ( 4th Floor )

42
 Roof Garden

43
 Meeting Room

 Gym / Fitness Center

44
Apartemen La Grande dibangun dengan konsep bentuk bangunan arsitektur modern
dengan bentuk yang sederhana namun diolah dengan baik menambah nilai estetika
bangunan, khususnya pada fasad tower yang berfungsi sebagai condotel. Penggunaan
curtain wall hampir pada seluruh fasad bangunan dengan pengaplikasian cladding
bermotif kelopak bunga serta permainan lampu menjadikan bagian tersebut fokus visual
yang menarik pada bangunan La Grande.

La Grande Merdeka Tamansari terdiri atas 2 tower, satu menara (330 unit) dijual
putus dengan status kepemilikan Hak Milik di atas satuan rumah susun (strata title), dan
satu menara lagi akan dioperasikan sebagai condotel sebanyak 200-an unit setara hotel
bintang 4.

45
4.2 Analisa Tapak dan Gubahan Masa
4.2.1 Analisa Ruang Luar

Bangunan

Sirkulasi Kendaraan

Pedestrian

Plaza

Sitting Area

Taman

46
Perhitungan sebagai berikut :

SITEPLAN
No Area Luas (m2) Persentasi
1 Bangunan 1,951 40.4%
2 Sitting Area 87 1.8%
3 Pedestrian Walk 1,404 29.1%
4 Taman 174 3.6%
5 Plaza 247 5.1%
6 Sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki 967 20%
Jumlah 4,830 100%

Site entrance pada bangunan La Grande berada di Jalan Merdeka, sedangkan akses
menuju lobby dari site entrance dapat diakses melalui sisi samping bangunan yang
letaknya lebih masuk ke dalam site La Grande.

4.2.2 Analisa Gubahan masa

B A Podium
C
B Apartemen

A
C Condotel

Apartemen La Grande memiliki 2 tower yang bentuk keduanya hampir sama yaitu
balok dengan bidang persegi panjang yang menonjolkan kesan linear pada massa

47
bangunannya . Penataan massa bangunan dipengaruhi oleh bentuk tapak, sehingga
kedua tower memiliki orientasi fasad yang berbeda.

4.2.3 Analisa Fasad Bangunan Gedung

Konsep bangunan apartemen La Grande dibangun adalah arsitektur modern dengan


bentuk yang sederhana. Penggunaan curtain wall hampir pada seluruh fasad bangunan
dengan pengaplikasian cladding bermotif kelopak bunga serta permainan lampu
menjadikan bagian tersebut fokus visual yang menarik pada bangunan La Grande.

Analisa Fasad berdasarkan Tampak

1. Tampak Timur

BB
A
A

C
C
D D

48
A : Fasad yang mengarah langsung k eke jalan utama, dibuat semenarik mungkin.
pengaplikasian cladding bermotif kelopak bunga serta permainan lampu
menjadikanbagian tersebut fokus visual yang menarik pada bangunan.

B : Orientasi bangunan mengarah ke arah Timur, sehingga kemungkinan besar


menghadap langsung ke matahari. Namun meskipun demikian dibuat banyak bukaan
dapat diantisipasi oleh penggunaan material fasad menggunakan curtain wall yang
berfungsi sebagai pelindung dari efek buruk alam khususnya sinar matahari dan railing
balkon menggunakan kaca tempered Laminasi berfungsi untuk penyerap panas.

49
C : Banyaknya bukaan karena fungsi sebagai retail pendukung kegiatan
bangunan..

D : fasad terbuka tanpa dinding fungsi sebagai sirkulasi kendaraan.

50
2. Tampak Barat

C D C

A : Fungsi ruang sebagai unit-unit apartemen sehingga memerlukan bukaan untuk


view. Orientasi bangunan mengarah ke arah Barat, sehingga kemungkinan besar
menghadap langsung ke matahari. Namun meskipun demikian dibuat banyak bukaan
dapat diantisipasi oleh penggunaan material fasad menggunakan curtain wall yang
berfungsi sebagai pelindung dari efek buruk alam khususnya sinar matahari dan railing
balkon menggunakan kaca tempered Laminasi berfungsi untuk penyerap panas.

51
B : Fungsi ruang sebagai penunjang salah satunya ialah kolam renang, dari kolam
renang dapat langsung akses ke balkon di lantai 4.

C : fasad terbuka tanpa dinding fungsi sebagai sirkulasi kendaraan.

D : Fungsi Ruang sebagai café dilantai dasar

52
3. Tampak Selatan

A C

D D

F E

A : Tidak Banyak Pengolahan area ini. Fungsi ruang sebagai corridor

B : Fungsi ruang sebagai unit-unit apartemen sehingga memerlukan bukaan untuk


view. Dibuat banyak bukaan dapat diantisipasi oleh penggunaan material fasad
menggunakan curtain wall dan railing balkon menggunakan kaca tempered Laminasi.

53
C : Penggunaan material fasad menggunakan curtain wall dan penambahan
vertical garden pada fasadnya.

D : Banyaknya bukaan karena fungsi sebagai retail pendukung kegiatan


bangunan.

54
E : Jembatan penghubung 2 bangunan dimanfaatkan sebagai roff garden di lt.4

F : fasad terbuka tanpa dinding fungsi sebagai sirkulasi kendaraan.

55
4. Tampak Utara

A B C

D E D
A F

A : Penggunaan material fasad menggunakan curtain wall dan penambahan


vertical garden pada fasadnya.

B : Tidak Banyak Pengolahan area ini. Fungsi ruang sebagai corridor

56
C : Fungsi ruang sebagai unit-unit apartemen sehingga memerlukan bukaan untuk
view. Dibuat banyak bukaan dapat diantisipasi oleh penggunaan material fasad
menggunakan curtain wall.

D : Banyaknya bukaan karena fungsi sebagai retail pendukung kegiatan


bangunan..

E : Jembatan penghubung 2 bangunan dimanfaatkan sebagai roff garden di lt.4

F : fasad terbuka tanpa dinding fungsi sebagai sirkulasi kendaraan.

57
4.3 Analisa Bangunan

Analisa bangunan mencakup regulasi pembangunan dikawasan aparteme La Grande


Merdeka.

Analisa yang didapat dari table tersebut ialah

No Nama Regulasi Realisasi Keterangan


1 Luas Lahan 4,830 m2
2 KDB 25% 42%
3 KLB 4
4 Luas lantai Dasar Maksimal yang dapat LL x KDB

58
dibangun
1,208 m2 2,038 m2 Melebihi

5 Luas bangunan keseluruhan LL x KLB


19,320
16 Lantai 21 Lantai Melebihi
6 Ketentuan podium 4 Lantai 4 Lantai Cukup

Luas lantai dasar yang dibangun 2.038 m2 sedangkan menurut perhitungan KDB
luas lantai dasar maksmal adalah 1.208 m2 sehingga bangunan melebihi dari regulasi.
Karena bangunan berada di area yang strategis dekat dengan pusat kota, maka
memaksimalkan fasilitas bangunan untuk menunjang segala kegiatan penghuni yang
meneybabkan kebutuhan ruangpun semakin banyak. Selain itu karena fungsi bangunan
sebagai apartemen dan Condotel semakin banyak unit kamar, semakin banyak penghuni
maka semakin banyak juga fasilitas yang diperlukan.

4.4 Analisa Program Ruang, Dimensi Ruang,Rentable Area & NonRentable Area,
dan Flow Activity

4.4.1 Analisa Program Ruang, Dimensi Ruang, dan Rentable Area &
NonRentable Area

1. Denah Lantai Dasar

59
Rentable Area

NonRentable Area

60
Perhitungan Program Ruang
Rentable NonRentable
No Luas Luas
Nama Ruang (m2) Persentasi Nama Ruang (m2) Persentasi
Reseptionis
1 Lobby 205 10.1% counter 200 9.8%
Tenant Service &
2 Komersil 300 14.7% Sirkulasi 565 27.7%

3 Sitting Area 87 4.3% core 231 11.3%


Komersial
4 area 420 20.6%

5 Enterance 30 1.5%

Jumlah 1,042 51.1% 996 48.9%


Jumlah Lanta
Keseluruhan 2,038

2. Denah Lantai 2

Massa 1

Rentable Area

NonRentable Area

Massa 2

61
Perhitungan Program Ruang

Massa 1
Rentable NonRentable
No Luas Luas
Nama Ruang (m2) Persentasi Nama Ruang (m2) Persentasi

1 Lobby lift 30 7.8% Kitcen 34 8.9%

2 Pergola 90 23.4% core 60 15.5%

3 Komersial Area 146 37.9% 0.0%

4 Balkon 25 6.4%
5 0.0%

Jumlah 291 75.6% 94 24.4%

Jumlah Lanta Keseluruhan 384

Massa 2
Rentable NonRentable
No Luas Luas
Nama Ruang (m2) Persentasi Nama Ruang (m2) Persentasi

1 Lobby lift 30 4.2% Mushola 36.1 5.1%

2 Komersil Area 205 28.8% Janitor 6.7 0.9%

3 Tenant Komersial 209 29.4% core 70 9.8%

4 Free Function Area 89.5 12.6% Ruang Panel 8 1.1%

5 0.0% Sirkulasi 57.2 8.0%

Jumlah 534 75.0% 178 25.0%

Jumlah Lanta Keseluruhan 711

62
3. Denah Lantai 3

Rentable Area

NonRentable Area

Rentable NonRentable
No Luas Luas
Nama Ruang (m2) Persentasi Nama Ruang (m2) Persentasi
1 Lobby lift 60 3.3% Mushola 36.1 2.0%
2 Restaurant 378 21.0% core 126.0 7.0%
3 Restaurant Kitcen 156 8.7% Sirkulasi 194.0 10.8%
4 Balkon 96 5.3% Storage 9.9 0.6%
5 Free function 83 4.6%
6 Komesial area 598 33.2%
7 Board Meeting Room 38 2.1%
8 Busines Centre 24.7 1.4%
9 0.0%
Jumlah 1,434 79.7% 366 20.3%
Jumlah Lanta Keseluruhan 1,800

63
4. Denah Lantai 4

Rentable Area

NonRentable Area

Perhitungan Program ruang


Rentable NonRentable
No Luas Luas
Nama Ruang (m2) Persentasi Nama Ruang (m2) Persentasi

1 Lobby lift 60 3.3% Core 126.0 7.0%


Area Kolam Sand Filter
Renang 1 chemical &
2 (Anak&Dewasa) 170.0 9.4% Boiler Room 20.3 1.1%
Area Kolam
Renang 2
3 (Anak&Dewasa) 125.8 7.0% Sirkulasi 102.0 5.7%
SPA & Therapict
4 Area 143.8 8.0% R. Panel 9.0 0.5%
Fitnes & Gym
5 Room Area 1 67.7 3.8% Storage 14.3 0.8%
Fitnes & Gym
6 Room Area 2 139.6 7.8%

64
7 BAR 9.5 0.5%

8 Roof Garden 161.3 9.0%


R. Serbaguna
9 Indoor Communal 60.2 3.3%

10 Free Function Area 100 5.6%

11 MeetingRoom 1 289.1 16.1%

12 MeetingRoom 2 201.2 11.2%

Jumlah 1,528 84.9% 272 15.1%


Jumlah Lanta Keseluruhan 1,800

5. Denah Tipikal lantai 5-19

Rentable Area

NonRentable Area

Perhitungan Program Ruang

65
Rentable NonRentable
No Nama
Nama Ruang Luas (m2) Persentasi Ruang Luas (m2) Persentasi

1 Lobby lift 60 3.5% Coridor 1 65.0 3.8%

2 Unit 4,7 x 9,82 ( 1 Unit) 46.2 2.7% Coridor 2 129.0 7.6%

3 Unit 3,75 x 9,82 ( 19 Unit) 699.7 41.1% Core 126.0 7.4%

4 Unit 8 x 9,82 ( 1 Unit) 78.6 4.6% R. Panel 9.0 0.5%

5 Unit 4,515 x 9,82 (2 unit) 88.7 5.2%

6 Unit 7,5 x 9,82 (1 Unit) 73.7 4.3%

7 Unit 4,1 x 9,82 (2 Unit) 80.5 4.7%

8 Unit 5,54 x 9,82 ( 1 Unit) 54.4 3.2%

9 Unit 5,32 x 9,82 ( 1 Unit) 52.2 3.1%

10 Unit 5 x 9,82 ( 2 Unit) 98 5.8%

11 Unit 4 x 9,82 ( 1 Unit) 39.3 2.3%


Jumlah 1,371 80.7% 329 19.3%

Jumlah Lanta Keseluruhan 1,700

6. Denah Lantai 20

66
Perhitungan Program Ruang
Rentable NonRentable
No Luas Nama Luas
Nama Ruang (m2) Persentasi Ruang (m2) Persentasi

1 Lobby lift 60 3.5% Coridor 1 60.0 3.5%

2 Unit 4,7 x 8,70 ( 1 Unit) 40.9 2.4% Coridor 2 120.0 7.1%


Unit 11,745 x 8,70 ( 1
3 Unit) 102.2 6.0% Core 126.0 7.4%

4 Unit 4,515 x 8,70 (1 Unit) 39.3 2.3% R. Panel 9.0 0.5%

67
5 Unit 7,8 x 9 (1 Unit) 70.2 4.1%

6 Unit 7,5 x 9 (1 Unit) 202.5 11.9%

7 Unit 4,370 x 9 ( 1 Unit) 39.3 2.3%

8 Unit 5,54 x 9,82 (1 Unit) 54.4 3.2%

9 Unit 3,75 x 9,82 ( 10 Unit) 368.3 21.7%

10 Unit 5,32 x 9,82 ( 1 Unit) 52.2 3.1%

11 Unit 5,325 x 9,82 ( 1 Unit) 52.3 3.1%

12 Unit 4,1 x 9,82 ( 1 Unit) 40.3 2.4%

13 Unit 4 x 9,82 ( 1 Unit) 39.3 2.3%

14 Unit 5,29 x 9,82 (1 Unit) 52 3.1%

15 Unit 5 x 9,82 ( 2 Unit) 98.2 5.8%

16 Unit 7,5 x 9,82 (1 Unit) 73.7 4.3%


Jumlah 1,385 81.5% 315 18.5%

Jumlah Lanta Keseluruhan 1,700

7. Denah Lantai 21

68
69
Perhitungan Program Ruang
Rentable NonRentable
No
Nama Ruang Luas (m2) Persentasi Nama Ruang Luas (m2) Persentasi
1 Lobby lift 60 3.5% Coridor 1 50.0 2.9%
Unit 4,7 x 8,70 (
2 1 Unit) 50.9 3.0% Coridor 2 120.0 7.1%
Unit 11,745 x
3 8,70 ( 1 Unit) 102.2 6.0% Core 126.0 7.4%
Unit 4,515 x 8,70
4 (1 Unit) 39.3 2.3% R. Panel 9.0 0.5%
Unit 7,505 x 8,7 (
5 1 Unit) 65.3 3.8%
Unit 7,5 x 8,7 (3
6 Unit) 195.8 11.5%
Unit 5,54 x 9,82
7 (3 Unit) 163.2 9.6%
Unit 3,75 x 9,82 (
8 7 Unit) 257.8 15.2%
Unit 4,1 x 9,82 ( 2
9 Unit) 80.5 4.7%
Unit 5,29 x 8.30 (
10 1 Unit) 43.9 2.6%
Unit 5 x 8,30 ( 2
11 Unit) 83.0 4.9%
Unit 7,5 x 8,30 ( 1
12 Unit) 62.3 3.7%
3,75 x 8,30 ( 4
13 Unit) 124.5 7.3%
Unit 4 x 8,30 ( 2
14 Unit) 66 3.9%
15 0.0%
16 0.0%
Jumlah 1,395 82.1% 305 17.9%

Jumlah Lanta Keseluruhan 1,700

70

Anda mungkin juga menyukai