PEMBAHASAN
Nefrolitiasis merujuk pada penyakit batu ginjal. Batu atau kalkuli dibentuk
didalam saluran kemih mulai dari ginjal ke kandung kemih oleh kristalisasi dari
substansi ekskresi didalam urine.
Nefrolitiasis adalah suatu keadaan terdapatnya batu dalam saluran kemih baik
dalam ginjal,ureter maupun buli-buli.
Nefrolitiasis adalah adanya batu pada atau kalkulus dalam velvis renal,
pembentukan deposit mineral yang kebanyakan adalah kalsium oksalat dan
kalsium phospat meskipun juga yang lain urid acid dan kristal, juga
membentuk kalkulus ( batu ginjal ).
Batu ginjal adalah istilah umum batu ginjal disembarang tempat. Batu ini
terdiri atas garam kalsium, asam urat, oksalat, sistin, xantin, dan struvit
(Patofisiologi keperawatan, 2000 ).
a. Ginjal
Gambar 2.2 Ginjal
Kedudukan ginjal di belakang dari kavum abdominalis di belakang
peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III melekat langsung pada
dinding abdomen.
Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau
abdomen.Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah
hati dan limpa.Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal
(juga disebut kelenjar suprarenal).
Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang
peritoneum yang melapisi rongga abdomen.Kedua ginjal terletak di sekitar
vertebra T12 hingga L3.Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah
ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati.
Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan
duabelas.Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal
dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip
kacang.Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring
kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air
dalam bentuk urin.Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan
penyakitnya disebut nefrologi.
a. Lapisan ginjal
Setiap ginjal terbungkus selaput tipis (kapsula renalis) berupa jaringan
fibrus berwarna ungu tua. Lapisan ginjal terbagi atas :
1. lapisan luar (yaitu lapisan korteks / substantia kortekalis)
2. lapisan dalam (yaitu medulla (substantia medullaris)
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi
disebut medulla.Bagian paling dalam disebut pelvis.Pada bagian
medulla ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida yang
merupakan bukaan saluran pengumpul.Ginjal dibungkus oleh lapisan
jaringan ikat longgar yang disebut kapsula.
Fungsi Eksresi
a. Mempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285 m-osmol dengan
mengubah – ubah eksresi air.
b. Mempertahankan kadar masing – masing elektrolit plasma dalam
rentang normal.
c. Mempertahankan Ph plasma sekitar 7.4 dengan mengeluarkan H+ dan
membentuk kembali HCO3- .
d. Mengeksresikan produk akhir nitrogen dari metabolisme protein,
terutama urea, asam urat dan kreatinin.
Fungsi Non – Eksresi
a. Menghasilkan renin, penting untuk pengaturan tekanan darah.
b. Menghasilkan eritripoetin, faktor penting dalam stimulasi produksi sel
darah merah oleh sum – sum tulang.
c. Metabolisme vitamin D menjadi bentuk aktif.
d. Degradasi insulin, sekitar 20 % dari insulin dibentuk oleh pankreas dan
didegradasi oleh sel – sel tubulus ginjal, akibatnya penderita diabetes
yang menderita payah ginjal mungkin membutuhkan insulin yang
jumlahnya sedikit. (Suharyanto, Toto & Abdul Madjid. 2009:18)
1. Pembentukan Urine
Pembentukan urine adalah fungsi ginjal yang paling esensial dalam
mempertahankan homeostasis tubuh. Pembentukan urine berlangsung
dalam tiga tahap yaitu :
a. Filtrasi glomerulus
Tahap filtrasi terjadi di badan Malpighi yang di dalamnya terdapat
glomerulus yang dikelilingi sangat dekat oleh kapsula Bowman .
Proses filtrasi: Ketika darah yang mengandung air, garam, gula,
urea dan zat-zat lain serta sel-sel darah dan molekul protein masuk
ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong
air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut, melewati pori-
pori endotelium kapiler glomerulus, kecuali sel-sel darah dan
molekul protein. Kemudian menuju membran dasar dan melewati
lempeng filtrasi, masuk ke dalam ruang kapsula Bowman. Hasil
filtrasi dari glomerulus dan kapsula Bowman disebut filtrat
glomerulus atau urine primer. Urine primer ini mengandung: air,
protein, glukosa, asam amino, urea dan ion anorganik. Glukosa, ion
anorganik dan asam amino masih diperlukan tubuh.
b. Reabsorpsi
Reabsorpsi yaitu proses penyerapan kembali zat-zat hasil filtrasi
yang masih diperlukan tubuh misalnya vitamin, glukosa & asam
amino. Dimulai dari tubulus kontortus proksimal, reabsorpsi
dilakukan oleh dinding usus secara difusi & transfor aktif.
Dinamakan reabsorpsi obligat, dimana 80% air diserap kembali di
tubulus ini. Filtrat yang keluar dinamakan urine sekunder/filtrat
tubulus. Lalu masuk melewati lengkung henle desenden(turun)
terjadi reabsorpsi 6% air dan lengkung henle asenden(naik) terjadi
reabsorosi Na+ & Cl-. Akhirnya masuk ke tubulus kontortus distal,
terjadi penambahan dan pengurangan filtrat. Reabsorpsi Na+, Ca2+
& air dikontrol oleh hormon antideuretik(ADH), reabsorbsi ini
dinamakan reabsorpsi fakultatif karena reabsorpsinya disesuikan
dengan kebutuhan.
c. Sekresi
sekresi beberapa zat dari darah dikapiler ke filtrat berupa ion K+,
PO3-, keratin, obat-obatan dan senyawa toksik terjadi di tubulus
kontortus distal, lalu mengalir ke duktus kolektifus akan terjadi
reabsorpsi air dan ion Na+ dipengaruhi oleh ADH & aldesteron
dan augmentasi ion K+ dan ion bikarbonat. Kemudian urine
diampung di katung kemih, daya tampungnya 300 cc, tekanan ke
dinding katung menyababkan ingin buang air kencing.
2.4 Etiologi
a. Factor endogen :
Hyperkalsemia : Meningkatnya kalsium dalam darah
Hyperkasiuria : Meningkatnya kalsium dalam urin
Ph urin
Kelebihan pemasukan cairan dlam tubuh yang bertolak belakang
dengan keseimbangan cairan yang masuk dalam tubuh
b. Factor eksogen :
Air minum
Kurang minum atau kurang mengkonsumsi air mengakibatkan
terjadinya pengendapan kalsium dalam pelvis renal akibat ketidak
seimbangan cairan yang masuk
Suhu
Tempar yang bersuhu panas menyebabkan banyaknya pengeluaran
keringat,yang akan mempermudah pengurangan produksi urin dan
mempermudah terbentuknya batu.
Makanan
Kurangnya mengkonsumsi protein dapat menjadi factor
terbentuknya batu
Dehidrasi
Kurangnya pemasukan cairan dalam tubuh juga ikut membantu
proses pembentukan urin.
2.5 Patofisiologi
Nefrolitiasis merupakan kristalisasi dari mineral dan matriks seperti pus darah,
jaringan yang tidak vital dan tumor. Komposisi dari batu ginjal bervariasi,
kira-kira tiga perempat dari batu adalah kalsium, fosfat, asam urin dan
cistien.peningkatan konsentrasi larutan akibat dari intake yang rendah dan
juga peningkatan bahan-bahan organic akibat infeksi saluran kemih atau urin
ststis sehingga membuat tempat untuk pembentukan batu. Ditambah dengan
adanya infeksi meningkatkan kebasaan urin oleh produksi ammonium yang
berakibat presipitasi kalsium dan magnesium pospat (Jong, 1996 : 323)
Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
kemudian dijadikan dalam beberapa teori :
c. Teori supersaturasi
Tingkat kejenuhan kompone-komponen pembentuk batu ginjal
mendukung terjadinya kristalisasi. Kristal yang banyak menetap
menyebabkan terjadinya agresi kristal kemudian timbul menjadi batu.
d. Teori matriks
Matriks merupakan mukoprotein yang terdiri dari 65% protein, 10%
heksose, 3-5 heksosamin dan 10% air. Adapun matriks menyebabkan
penempelan kristal-kristal sehingga menjadi batu.
e. Teori kurang inhibitor
Pada kondisi normal kalsium dan fosfat hadir dalam jumlah yang
melampui daya kelarutan, sehingga diperlukan zat penghambat
pengendapat. Phospat mukopolisakarida dan dipospat merupakan
penghambatan pembentukan kristal. Bila terjadi kekurangan zat ini
maka akan mudah terjadi pengendapan.
f. Teori epistaxi
Merupakan pembentukan baru oleh beberapa zat secra- bersama-sama,
salauh satu batu merupakan inti dari batu yang merupakan pembentuk
pada lapisan luarnya. Contohnya ekskresi asam urayt yanga berlebihan
dalam urin akan mendukung pembentukan batu kalsium dengan bahan
urat sebagai inti pengendapan kalsium.
g. Teori kombinasi
Batu terbentuk karena kombinasi dari berbagai macam teori di atas.
2.6 Jenis-jenis Batu dan Komposisi Batu
a. Batu Kalsium
Batu jenis ini paling banyak di jumpai, yaitu kurang lebih 70 - 80%
dari seluruh batu saluran kemih. Kandungan batu jenis ini terdiri atas
kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau campuran dari kedua unsur itu.
Faktor terjadinya batu kalsium adalah hiperkalsiuri, hiperoksaluri,
hiperurikosuria, dan hipositraturia
b. Batu Struvit
Batu asam urat merupakan 5-10% dari seluruh batu saluran kemih. Di
antaranya 75-80% batu asam urat terdiri atas asam murni dan sisanya
merupakan campuran kalsium oksalat. Penyakit batu asam urat
banyak diderita oleh pasien-pasien gout, penyakit mieloproliferatif,
pasien yang mendapatkan terapi antikanker, dan yang banyak
mempergunakan obat urikosurik diantaranya adalah sulfinpirazone,
thiazide, dan salisilat. Kegemukan, peminum alkohol, dan diet tinggi
protein mempunyai peluang yang lebih besar untuk mendapatkan
penyakit ini.
2.7 Pathway Nefrolitiasis
Batu yang terjebak diureter menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa,
akut, kolik, yang menyebar kepaha dan genitalia. Pasien merasa selalu ingin
berkemih, namun hanya sedikit urin yang keluar dan biasanya mengandung
darah akibat aksi abrasive batu. Batu yang terjebak dikandung kemih biasanya
menyebabkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius
dan hematuria.
Keluhan yang sering ditemukan adalah sebagai berikut :
a. Hematuria
b. Piuria
c. Polakisuria/fregnancy
d. Urgency
e. Nyeri pinggang menjalar ke daerah pingggul, bersifat terus menerus pada daerah
pinggang.
f. Kolik ginjal yang terjadi tiba-tiba dan menghilang secara perlahan- lahan.
g. Rasa nyeri pada daerah pinggang, menjalar ke perut tengah bawah, selanjutnya
ke arah penis atau vulva.
h. Anorexia, muntah dan perut kembung
i. Hasil pemeriksaan laboratorium, dinyatakan urine tidak ditemukan adanya batu
leukosit meningkat.
2.9 Komplikasi
Menurut guyton, 1993 komplikasi dari nefrolitiasis adalah :
a. Gagal ginjal
Terjadinya karena kerusakan neuron yang lebih lanjut dan pembuluh
darah yang disebut kompresi batu pada membrane ginjal oleh karena
suplai oksigen terhambat. Hal in menyebabkan iskemis ginjal dan jika
dibiarkan menyebabkan gagal ginjal
b. Infeksi
Dalam aliran urin yang statis merupakan tempat yang baik untuk
perkembangbiakan microorganisme. Sehingga akan menyebabkan
infeksi pada peritoneal.
c. Hidronefrosis
d. Avaskuler ischemia
Tujuan:
Jenis Diet:
Diet ini diberikan kepada pasien yang menderita batu sistin dan asam
urat. Komposisi makanan cukup kalori, protein, mineral, dan vitamin.
Nilai gizi yang harus diberikan adalah kalori sebanyak 2,006 ;protein
55g ;lemak 64g ;karbohidrat 317g;kalsium 0,8g ;besi 19,3g ;vitamin A
12,912 SI ;tiamin 1,2mg ;vitamin C 299mg.
a. Pemeriksaan Urin
PH lebih dari 7,6
Sediment sel darah merah lebih dari 90%
Biakan urin
Ekskresi kalsium fosfor, asam urat
b. Pemeriksaan darah
Hb turun
Leukositosis
Urium krestinin
Kalsium, fosfor, asam urat
c. Pemeriksaan Radiologist
Foto Polos perut / BNO (Bladder Neck Obstruction) dan Pemeriksaan
rontgen saluran kemih / IVP (Intranenous Pyelogram) untuk melihat
lokasi batu dan besar batu
d. CT helikal tanpa kontras
CT helical tanpa kontras adalah teknik pencitraan yang dianjurkan pada
pasien yang diduga menderita nefrolitiasis. Teknik tersebut memiliki
beberapa keuntungan dibandingkan teknik pencitraan lainnya, antara
lain: tidak memerlukan material radiokontras; dapat memperlihatkan
bagian distal ureter; dapat mendeteksi batu radiolusen (seperti batu
asam urat), batu radio-opaque, dan batu kecil sebesar 1-2 mm; dan
dapat mendeteksi hidronefrosis dan kelainan ginjal dan intra- abdomen
selain batu yang dapat menyebabkan timbulnya gejala pada pasien.
Pada penelitian yang dilakukan terhadap 100 pasien yang datang ke
UGD dengan nyeri pinggang, CT helikal memiliki sensitivitas 98%,
spesifisitas 100%, dan nilai prediktif negatif 97% untuk diagnosis batu
ureter.
e. USG abdomen
Ultrasonografi memiliki kelebihan karena tidak menggunakan radiasi,
tetapi teknik ini kurang sensitif dalam mendeteksi batu dan hanya bisa
memperlihatkan ginjal dan ureter proksimal. Penelitian retrospektif
pada 123 pasien menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan CT Helikal
sebagai gold standard, ultrasonografi memiliki sensitivitas 24% dan
spesifisitas 90%. Batu dengan diameter lebih kecil dari 3 mm juga
sering terlewatkan dengan ultrasonografi.
c. Tindakan bedah
Tindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat litotripsor tindakan bedah lain
adalah operasi Kecil pengambilan batu ginjal / PCNL (Percutaneous
Nephrolithotomy). PCNL merupakan tindakan menghancurkan batu ginjal dengan
memasukkan alat endoskopi yang dimasukkan kedalam ginjal sehingga batu dapat
dihancurkan dengan alat tersebut. Tindakan ini memerlukan pembiusan dan rawat
inap.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN NEFROLITIASIS
3.1. Pengkajian
1. Pengumpulan data
a. Anamnesa
- Identitas klien: Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, dll.
1.) Aktivitas/Istirahat
Kaji tentang pekerjaan yang monoton, lingkungan pekerjaan apakah klien terpapar
suhu tinggi, keterbatasan aktivitas, misalnya karena penyakit yang kronis atau
2.) Sirkulasi
Kaji terjadinya peningkatan tekanan darah nadi, yang disebabkan nyeri, ansietas atau
gagal ginjal. Daerah perifer apakah teraba hangat, merah atau pucat. Eliminasi kaji
urin, kandung kemih penuh, rasa terbakar saat BAK. Keinginan/dorongan ingin
3.) Makanan/Cairan
Kaji adanya mual, muntah, nyeri tekan abdomen, diet tinggi purin, kalsium oksalat
4.) Nyeri/Kenyamanan
Kaji episode akut nyeri berat, nyeri kolik. Lokasi tergantung pada lokasi batu
misalnya pada panggul di region sudut kosta vertebral dapat menyebar ke punggung,
abdomen, dan turun ke lipat paha, genetalia, nyeri dangkal konstan menunjukkan
kalkulus ada di pelvis atau kalkulus ginjal. Nyeri khas adalah nyeri akut tidak hilang
dengan posisi atau tindakan lain, nyeri tekan pada area ginjal pada palpasi.
5.) Keamanan
gout, ISK kronis, riwayat penyakit, usus halus, bedah abdomen sebelumnya,
2013:
a. Inspeksi
Pada pola eliminasi urine terjadi perubahan akibat adanya
hematuri, retensi urine, dan sering miksi. Adanya nyeri kolik
menyebabkan pasien terlihat mual dan muntah.
b. Palpasi
Palpasi ginjal dilakukan untuk mengidentifikasi masa. Pada
beberapa kasus dapat teraba ginjal pada sisi sakit akibat
hidronefrosis.
c. Perkusi
Perkusi atau pemeriksaan ketok ginjal dilakukan dengan
memberikan ketokan pada sudut kostovertebral dan didapatkan
respon nyeri.
1. Pre-Operasi
2. Post Operasi
- Kolaborasi
- Analgetik memblok
dengan dokter
lintasan nyeri sehingga
untuk pemebrian
analgetik nyeri akan berkurang
Gangguan Dapat berkemih
- Mengetahui pengaruh
2 - Kaji pola iritasi kadung kemih
eliminasi dengan tujuan yang berkemih, warna dengan frekuensi miksi
cukup dan tidak urine dan catat
urine teraba distensi produksi urine
berlebihan pada
berhubungan kandung kemih.
dengan - Dorong klien - Meminimalkan retensi
untuk berkemih urin, distensi berlebihan
obstuksi tiap 3 jam. pada kandung kemih
ginjal, sering - membantu
- Dorong klien
untuk minum mempertahankan fungsi
BAK,
2.000 cc/hari ginjal, pemberian air secara
hematuria oral adalah pilihan terbaik
untuk mendukung aliran
sekunder darah renal dan untuk
membilas bakteri dari
dari iritasi traktus urinarius
saluran - Hindari minum - menurunkan iritasi dengan
kopi, teh, dan menghindari minuman
kemih. alcohol yang bersifat mengiritasi
saluran kemih
- Fasilitas klien
memperoleh diet - memperhitungkan
keinginan individu dapat
biasa yang
memperbaiki asupan
disukai klien nutrisi
(sesuai indikasi).
- meningkatkan relaksasi
- Kolaborasi dan menurunkan
berikan kecemasan
anticemas
(diazepam)
- menjadi dasar
5 Pemenuhan informasi Klien mengerti akan - kaji pengetahuan
berhubungan dengan prosedur tindakan klien untuk memberikan
rencana pembedahan,
pendidikan
tindakan diagnostik
invasif, perencanaan kesehatan dan
pulang
mengklarifikasikasi
sumber yang tidak
jelas.
- Lakukan
- kurang bijaksana bila
pendidikan memberitahukan klien dan
kesehatan keluarganya tentang
preoperative lamanya waktu tindakan
ESWL dan operasi yang
akan dijalani. Penundaan
yang tidak diantisipasi
dapat terjadi karena
berbagai alasan. Apabila
klien tidak kembali pada
waktu yang diharapkan,
keluarga akan menjadi
sangat cemas, anggota
keluarga harus menunggu
dalam ruangan tunggu
bedah untuk mendapat
berita yang terbaru dari staf
- Ajarkan teknik
- Meningkatkan asupan
relaksasi nafas
dalam jika nyeri okasigen sehingga akan
muncul menurunkan nyeri
sekunder dan pengalihan
perhatian dapat
menurunkan stimulasi
internal peningkatan
produksi endpofin dan
enkefalin yang dapat
memblok reseptor nyeri
untuk tidak dikirimkan
ke korteks serebri
sehingga menurunkan
persepsi nyeri
- Istirahat/tidur yang optimal
- Anjurkan pasien dapat membuat
untuk istirahat yang metabolisme pada tubuh
cukup menjadi baik. Sehingga
dapat mempercepat proses
penyembuhan luka/nyeri
- Kolaborasi - analgesik memblok
memberikan lintasan nyeri sehingga
analgetik nyeri akan berkurang
7 Resiko infeksi - Awasi tanda – - Dugaan adanya
berhubungan dengan tanda resiko infeksi/terjadinya sepsis,
tindakan invasif infeksi abses, peritonitis
3.4. Implementasi/Penatalaksanaan
Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatan dapat bersifat mandiri dan kolaboratif. Selama
melaksanakan kegiatan perlu diawasi dan dimonitor kemajuan kesehatan klien.
3.5.Evaluasi
Ada dua macam evaluasi keperawatan, yakni evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
a. Evaluasi formatif, yakni hasil observasi/pengamatan dan analisis perawat
terhadap respons klien pada saat pelaksanaan asuhan keperawatan atau
sesudahnya.