PENDAHULUAN
Mengatur negara dengan jumlah populasi penduduk yang tinggi dan juga
dengan luas wilayah negara yang ada tentulah tidak mudah jika hanya di
pimpin oleh satu orang. Maka dari pada itu negara indonesia menganut
sistem republik yang dimana dalam pengaplikasiannya sedikit mengadopsi
sistem pemerintahan serikat. Yang dimana disetiap daerah mempunyai
pemimpin tersendiri dan juga mempunyai hak dan kewajiban dalam
mengatur daerahnya atau disebut dengan hak otonomi daerah.
1
1. Pilar Pertama, Demokrasi melalui PILKADA Kebijakan
pemberlakuan otonomi membuat setiap daerah memiliki kewenangan
yang cukup besar dalam mengambil keputusan yang dianggap sesuai.
Terlebih dengan pemilihan kepala daerah secara langsung yang
diselenggarakan sejak tahun 2005 ini, membuat kepala daerah terpilih
mendapat legitimasi lebih kuat, dibanding saat dipilih oleh anggota
DPRD. Tentunya kepala daerah hasil pilkada langsung ini membuahkan
harapan yang cukup besar bagi masyarakat, yaitu kesejahteraan yang
akan makin meningkat.
2. Pilar Kedua, Sumber Daya Manusia (SDM), Karena pada dasarnya
manusialah yang menjadi pelaku dan penentu. SDM yang
diperlukan Yaitu SDM yang memiliki: moral yang baik (good
morality), kemampuan kepemimpinan (leadership), kemampuan
manajerial (managerial skill), dan kemampuan teknis (technical skill).
Seorang kepala daerah perlu didukung oleh aparat yang mempunyai
empat kualifikasi tersebut, diberbagai level jabatan dan fungsinya.
Moral yang baik menjadi prasyarat utama. Karena tanpa moral yang
baik, semua kebijakan, sistem, program maupun kegiatan yang
dirancang akan menjadi sia-sia.
Moral yang baik akan menghasilkan sebuah pemerintahan yang bersih
dari tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme demi kepentingan pribadi
atau golongan tertentu saja. Namun moral yang baik belumlah cukup,
harus diimbangi dengan kompetensi. Yaitu kemampuan di bidang
kepemimpinan, manajerial, dan teknis. Untuk mencapai kompetensi
yang diperlukan, tidak terlepas dari sistem kepegawaian yang
diterapkan. Model manajemen SDM berbasis kompetensi nampaknya
menjadi keniscayaan. Termasuk sistem kompensasi yang memadai
harus menjadi perhatian. Selain itu perlu didukung dengan perubahan
paradigma, yaitu dari mental penguasa menjadi pelayan masyarakat.
Termasuk budaya kerja yang proaktif dan cepat tanggap terhadap
persoalan yang dihadapi masyarakat.
2
3. Pilar Ketiga, Kebijakan Maksudnya adalah berbagai konsep kebijakan
yang berpihak kepada kepentingan masyarakat luas. Secara formal,
kebijakan tersebut akan dituangkan dalam peraturan daerah (perda)
maupun peraturan kepala daerah. Kepala daerah antara lain harus
memiliki konsep pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan, konsep
manajemen pemerintahan yang efektif dan efisien, konsep investasi
yang mengakomodir kepentingan pihak terkait, serta berbagai konsep
kebijakan lainnya. Hal ini sesuai dengan UU No. 25 Tahun 2004 dan
UU No. 32 Tahun 2004, yang mengamanatkan kepala daerah untuk
menyusun RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah),
yang menjabarkan visi dan misinya selama lima tahun masa
pemerintahannya. Sehingga dengan demikian arah pembangunan sejak
dilantik hingga lima tahun ke depan sudah jelas. Salah satu indikator
keberhasilan pembangunan suatu daerah antara lain jika pemerintah
dapat memenuhi 5 kebutuhan dasar masyarakatnya, yaitu: pangan,
sandang, papan (perumahan), pendidikan, dankesehatan.
3
5. Pilar Kelima, yaitu Investasi. Tidaklah mungkin suatu pemerintahan
daerah hanya mengandalkan dana dari APBD untuk membangun
daerahnya. Karena bisa dikatakan, sebagian besar daerah menggunakan
rata-rata 2/3 dana APBD tersebut untuk membiayai penyelenggaraan
aparaturnya. Hanya sekitar 1/3 yang dapat dialokasikan untuk
pembangunan. Dibutuhkan dana ratusan milyar bahkan triliunan rupiah
untuk membangun infrastruktur, seperti pembangkit listrik, jalan tol,
pelabuhan laut, bandar udara, telekomunikasi, rumah sakit, hotel.
Sedangkan infrastruktur merupakan syarat agar sebuah daerah dapat
berkembang. Contoh lain adalah dalam rangka mengoptimalkan potensi
sumber daya alam yang dimiliki, juga memerlukan dana yang tidak
sedikit, yang tentunya tidak mungkin jika hanya mengandalkan dana
APBD saja. Dengan keterbatasan dana yang dimiliki tersebut, mau
tidak mau pemerintah daerah harus melibatkan pihak investor (dalam
maupun luar negeri) dalam membangun daerahnya. Kepala daerah harus
dapat menciptakan iklim yang kondusif agar para investor tertarik untuk
menanamkan investasi di daerahnya.
4
h. asas efisiensi.
i. asas efektivitas.
(2). Dalam menyelenggarakan pemerintahan, Pemerintah menggunakan
asas desentralisasi, tugas pembantuan, dan dekonsentrasi sesuai
denganperaturan perundang-undangan.
(3). Dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah, pemerintahan
daerah menggunakan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Alhasil disetiap daerah memiliki kebijakan yang beragam sesuai dengan
keadaan di daerah tersebut.
Salah satu kebijakan yang kontrovesional pada saat ini adalah salah satu
dari kebijakan Gubernur DKI Jakarta, Annies Baswedan, yang dimana
keputusannya yaitu menutup Jalan Jati Baru, Tanah Abang, Jakarta
Pusat, untuk PKL berjualan. Keputusan tersebut menimbulkan banyak
perdebatan. Karena keputusan tersebut dinilai menyalahkan aturan,
yaitu menggubah fungsi jalan raya yang dimana melanggar pasal Pasal
12 dalam UU :
- Ayat 1 berbunyi "Setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang
mengakibatkan terganggunya fungsi jalan di dalam ruang manfaat
jalan".
- Ayat 2 berbunyi "Setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang
mengakibatkan terganggunya fungsi jalan di dalam ruang milik
jalan".
- Ayat 3 berbunyi "Setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang
mengakibatkan terganggunya fungsi jalan di dalam ruang
pengawasan jalan".
5
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
trotoar karena sudah diberi tempat berjualan. "Trotoar
kanan-kiri 100 persen bersih untuk pejalan kaki, tidak ada
lagi PKL yang mengganggu," kata Anies.
8
Pedagang kaki lima (PKL) difasilitasi berjualan, pejalan kaki
leluasa berjalan di trotoar yang steril, hingga ojek pangkalan
dan ojek online yang diberi lahan parkir agar lebih tertib
menunggu penumpang. Dalam penataan ini, Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta menutup Jalan Jatibaru Raya di depan
Stasiun Tanah Abang, mulai dari pukul 08.00 sampai 18.00.
Satu ruas jalan digunakan sebagai tempat berdagang para
PKL, sedangkan ruas jalan lainnya digunakan untuk
transjakarta. Kendaraan umum dan kendaraan pribadi selain
transjakarta dilarang melintas selama waktu tersebut.
Fasilitasi PKL untuk bantu Jokowi Anies-Sandiaga
menitikberatkan penataan Tanah Abang pada PKL.
9
perekonomian di akar rumput atau usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM) tidak bergerak. "Ini (penataan) Tanah
Abang adalah bagian kami membantu Pak Jokowi dan
pemerintah pusat untuk menyempitkan jurang
ketimpangan," ujar Sandiaga. Sandiaga menyebut penataan
dengan membebaskan PKL berjualan di ruas jalan di depan
Stasiun Tanah Abang menjadi solusi terciptanya lapangan
pekerjaan dan perekonomian yang terus bergerak. Dengan
demikian, ketimpangan ekonomi akan menyempit.
10
sepanjang 400 meter itu ditutup agar pedagang kaki lima bisa
berjualan di area tersebut. Pemprov DKI juga menyediakan
372 tenda yang bisa didapatkan secara gratis tanpa pungutan
retribusi. Penataan itu telah dimulai sejak Jumat
(22/12/2017) dan akan berlaku setiap hari mulai pukul 08.00
WIB hingga 18.00 WIB.
11
dilanggar di antaranya Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 dan
Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan.
"Terdapat ketentuan pidana yang sangat tegas, yakni 18 bulan
penjara atau denda Rp 1,5 miliar bagi setiap orang yang sengaja
melakukan kegiatan yang mengakibatkan terganggunya fungsi jalan
dan trotoar," kata Djoko.
12
Selain imbas, kebijakan Anies terkait pengubahan fungsi Jalan Jatibaru Raya
menjadi lokasi berjualan oleh PKL itu juga tidak sesuai dengan sejumlah
peraturan. Pertama, kebijakan itu diduga menabrak peraturan daerah DKI
Jakarta terkait tata ruang wilayah.
Diketahui, penataan kawasan Tanah Abang diatur dalam Perda DKI Jakarta
Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi,
Bagian Kesembilan Kecamatan Tanah Abang. Pada Pasal 113 huruf a
disebutkan bahwa penataan ruang Kecamatan Tanah Abang untuk terwujudnya
penataan pusat perdagangan tekstil berintensitas tinggi dengan skala
pelayanan internasional yang terintegrasi dengan angkutan umum massal pada
Kawasan Sentra Primer Tanah Abang. Karenanya, penutupan Jalan Jatibaru
Raya oleh Anies diduga bertabrakan dengan aturan penataan kawasan Tanah
Abang terkait sarana transportasi seperti yang termaktub dalam Pasal 116 ayat
(2) huruf c dan d.
Dalam Pasal 116 ayat (2) huruf c disebutkan, rencana prasarana transportasi
darat berfungsi untuk melancarkan arus transportasi dan mengatasi kemacetan
lalu lintas dilakukan dengan cara peningkatan jalan arteri sekunder di setiap
kelurahan.
Kemudian Pasal 116 ayat (2) huruf d yang berbunyi, rencana prasarana
transportasi darat berfungsi untuk melancarkan arus transportasi dan
mengatasi kemacetan lalu lintas dilakukan dengan cara pengembangan jalan
kolektor sekunder di Kelurahan Kebon Kacang, Bendungan Hilir, Gelora,
Karet Tengsin, Kampung Bali, dan Kelurahan Kebon Melati. Diketahui Jalan
Jatibaru Raya yang ditutup.
Tetapi komentar berbeda datang dari Pengamat Tata Kota Universitas Gadjah
Mada, Bakti Setiawan juga memberi pandangannya terkait penataan Jatibaru.
Menurut Bakti, pemerintah daerah bisa mengeluarkan kebijakan meski
13
bertentangan dengan aturan yang telah ada. Namun kebijakan itu hanya bisa
dimaklumi kepada kebijakan yang bersifat sementara atau tidak permanen.
"Jadi diatur sesuai jadwal waktunya. Fungsi utama tetap untuk jalan," ujar
Bakti.
Berbagai tanggapan datang dari individu, mulai dari masyarakat biasa, sampai
pejabat yang tentunya mempunyai hak dan kewajiban dalam mengkritik dan
mengatur keputusan itu. Beragam tanggapan juga datang, mulai dari tanggapan
yang negatif dan tak jarang juga yang berkomentar positif.
Tentunya komentar tersebut ditujukan agar Jakarta bisa lebih baik lagi dari
sebelumnya. Tetapi apabila melihat pada pasal-pasal yang ada tentunya
keputusan Annis ini bisa dibilang menyalahi berbagai aturan, karna tidak
menjalankan fungsi jalan raya sebagaimana mestinya, dan dianggap hanya
menguntungkan satu pihak saja, yaitu pedagang kaki lima.
Keputusan ini tentunya harus di kaji ulang, mengingat Annis adalah Gubernur
di Ibu Kota Negara Indonesia yang dimana tentunya setiap kebijakan akan
dosoroti oleh berbagai macam pihak. Keputusan haruslah melihat dari berbagai
sisi, dan juga berbagai pandangan dari setiap kalangan masyarakat karna
menyangkut orang banyak.
2.3 Akibat Dari Kebijakan Yang Dibuat Oleh Gubernur Annies Baswedan
Terkait Pemakaian Jalan Untuk PKL di Tanah Abang Sampai Saat Ini
14
baik dalam konteks penanganan PKL di DKI Jakarta," kata Gembong
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno
sejak Jumat (22/12) mempersilakan PKL berjualan di salah satu ruas Jalan
Jatibaru Raya, tepatnya di depan Stasiun Tanah Abang, Jakarta.
Sampai saat ini keadaan PKL di Jalan Jati Baru, Tanah Abang, Jakarta
Pusat masih terlihat seperti biasa, jalan akan di tutup mulai dari pukul
08.00-18.00 WIB. Masih terlihat tenda-tenda yang menjadi tempat PKL
dalam menjajakan dagangan, dan setiap hari masih ramai oleh pembeli.
15
Hingga hari ini kebijakan tersebut masihlah menjadi perdebatan.
Kecemburuanpun terjadi diantara kalangan pedagang. Pedagang di pasar
Tanah Abang yang notabenenya mempunya ijin yang resmi terkait
penjualan menilai jika kebijakan yang di ambil oleh Annis dirasa
merugikan. Hal ini diakibatkan karena aksen jalan masuk ke Pasar Tanah
abang menjadi terhalang dan kebanyakan pembeli lebih memilih untuk
membeli di pasar PKL di Jalan Tanah Abang ketimbang di pertokoan.
16
2.3.3 Demo Sopir Angkot
Aksi para sopir angkot dimulai pada Senin (22/1/2018) di depan
Balai Kota DKI Jakarta. Mereka mengatakan, penutupan Jalan Jatibaru
Raya membuat omzet mereka menurun hingga 50 persen. Saat itu, baik
Anies maupun Sandiaga tak menemui massa. Perwakilan sopir angkot
Tanah Abang ditemui Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri
Yansyah. Berbagai solusi ditawarkan Andri, mulai dari bergabung dengan
program OK Otrip hingga penerapan ganjil-genap. Namun, sopir angkot
Tanah Abang tetap meminta Jalan Jatibaru Raya dibuka. Sopir angkot
Tanah Abang kembali mogok massal pada Senin (29/1/2018). Lagi-lagi,
mereka meminta Jalan Jatibaru Raya dibuka. Aksi mereka membuat
Sandiaga mengundang ngopi bersama di Balai Kota, Rabu (31/1/2018).
Namun, para sopir menolak undangan itu dan meminta Gubernur Anies
menemui mereka di Tanah Abang. Berbagai upaya dan desakan sopir
angkot Tanah Abang selama beberapa hari itu akhirnya membuahkan hasil.
Dari pertemuan kedua antara Sandiaga dan sopir angkot Tanah Abang pada
Jumat lalu, Pemprov DKI kembali memperbolehkan angkot melintas di
Jalan Jatibaru Raya. Angkot boleh melintas di kawasan tersebut pukul
15.00-08.00. Selain itu, disepakati pula transjakarta Tanah Abang Explorer
kembali beroperasi mulai Sabtu (3/2/2018) pukul 08.00-15.00. Namun,
angkot hanya diperbolehkan melintas di satu ruas jalan, yakni di depan
Stasiun Tanah Abang. Pasalnya, satu ruas lagi akan tetap digunakan PKL
berjualan. Tidak hanya itu, Pemprov DKI Jakarta juga menawarkan
program Ok Otrip untuk para sopir angkot Tanah Abang. Namun, tawaran
tersebut ditolak sejumlah sopir angkot dengan kembali mengadakan demo
pada Kamis (22/2/2018).
17
2.3.4 Dilaporkan Ke Pihak Polisi
Sekretaris Jenderal Cyber Indonesia Jack Boyd Lapian melaporkan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ke Sentra Pelayanan Kepolisian
Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya terkait kebijakan Pemprov DKI yang
menutup Jalan Jatibaru di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Laporan tersebut dibuat pada Kamis (22/2/2018) pukul 21.00 dan diterima
dengan nomor registrasi LP/995/II/2018/PMJ/Dit.Reskrimsus tertanggal
22 Februari 2018.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berbagai macam profesi yang di tekuni oleh masyarakat Indonesia demi
melakukan tindak perekonomian. Salah satunya adalah berdagang.
Perdagangan merupakan sektor yang sangat vital khususnya bagi negara
Indonesia. Dengan berdagang, negara termasuk didalamnya seperti masyarakat
dari mulai kalangan menegah sampai atas dapat memenuhi berbagai kebutuhan.
Melihat hal tersebut tentulah membuat salah satu Gubernur di salah satu
Provinsi di Indonesia, yaitu Gubernur DKI Jakarta, Annies Baswedan menaruh
perhatian lebih di dalam sektor perdagangan. Salah satunya di sektor
perdagangan kelas bawah sampai menengah, sebut saja PKL.
Sebagaimana berita yang sedang hangat pada saat ini. Gubernur Annis membuat
salah satu kebijakan yang sangat fenomenal. Yaitu menggunakan jalan raya
sebagai tempat berdagang kaki lima. Tentu keputusan bisa dibilang sangat
nyeleneh. Mengingat banyak sekali dampak, terutama dampak negatif yang
terjadi akibat kebijakan tersebut. Berbagai macam saran, kritik, demo, bahkan
sampai ada yang melaporkan kepolisi mewarnai berjalannya kebijakan tersebut
sampai sekarang.
Dengan berbagai macam hal yang terjadi akibat keputusan tersebut, tentulah
Gubernur Annies harus mengkaji ulang kebijakan tersebut. Annies haruslah
memerhatika segala aspek dan segala pihak terkait kebijakan yang dibuat. Agar
tida menimbulkan kecemburuan maupun segala macam protes dari masyarakat.
19
3.2 Saran
Menanggapi kebijakan yang dibuat oleh Gubernur DKI Jakarta tentulah kita
sebagai warga negara yang baik haruslah memberikan saran maupun solusi.
Tidak hanya melulu mengkritik. Adapun solusi menurut penulis sendiri antara
lain :
1. Pengkajian ulang mengenai keputusan dengan melihat dari berbagai macam
aspek maupun kalangan yang terlibat
2. Merelokasi PKL ke tempat yang semestinya
3. Menyediakan pertokoan bersubsidi bagi PKL yang dirasa kurang mampu
dalam menyewa pertokoan
4. Mensterilkan dan mengembalikan jalan Tanah Abang sebagaimana
mestinya
5. Melakukan sosialisaisi kepada PKL terkait pelarangan atau hal-hal yang
harus diperhatikan dalam berdagang agar tidak menyalahi aturan
20
DAFTAR PUSTAKA
Feri Agus, CNN Indonesia - 27/12/2017. Tanah Abang ala Anies-Sandi dan
Bom Waktu Penanganan PKL (online). Tersedia :
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20171227073041-20-
264917/tanah-abang-ala-anies-sandi-dan-bom-waktu
penanganan-pkl
21
LAMPIRAN
22
23