Anda di halaman 1dari 5

PORTOFOLIO ILMU KESEHATAN MASYARAKAT (IKM)

UPAYA PROMOSI KESEHATAN

OLEH :

Novia Wulan S. (AKF17092)

Siska Dwi Utari (AKF17118)

AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG


OKTOBER 2018
I. Definisi
Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar
mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi social budaya setempat dan
didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
II. Tujuan
a. Peningkatan perilaku sehat dan peningkatan kemandirian masyarakat untuk hidup
sehat
b. Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara
ekonomi maupun sosial.
III. Sasaran
Berdasarkan pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran dibagi dalam tiga
kelompok sasaran, yaitu :
1. Sasaran Primer (primary target)
Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi, kepala
keluarga untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan menyusui anak untuk
masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak sekolah untuk kesehatan remaja
dan lain sebagianya. Sasaran promosi ini sejalan dengan strategi pemberdayaan
masyarakat (empowerment).
2. Sasaran Sekunder (secondary target)
Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh masyarakat, tokoh
agama, tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki kaitan serta berpengaruh
penting dalam kegiatan promosi kesehatan, dengan harapan setelah diberikan
promosi kesehatan maka masyarakat tersebut akan dapat kembali memberikan atau
kembali menyampaikan promosi kesehatan pada lingkungan masyarakat
sekitarnya.
Tokoh masyarakat yang telah mendapatkan promosi kesehatan diharapkan pula
agar dapat menjadi model dalam perilaku hidup sehat untuk masyarakat sekitarnya.
3. Sasaran Tersier (tertiary target)
Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah pembuat
keputusan (decission maker) atau penentu kebijakan (policy maker). Hal ini
dilakukan dengan suatu harapan agar kebijakan-kebijakan atau keputusan yang
dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan memiliki efek/dampak serta pengaruh
bagi sasaran sekunder maupun sasaran primer dan usaha ini sejalan dengan strategi
advokasi (advocacy)
IV. Kegiatan
Untuk mencapai taraf kesehatan bagi semua, maka yang terpenting adalah
menetapkan kegiatan operasional yang harus tercakup dalam pelayanan kesehatan
dasar:
1. Pendidikan tentang masalah kesehatan umum, cara pencegahan dan
pemberantasannya
2. Peningkatan persediaan pangan dan kecukupan gizi
3. Penyediaan air minum dan sanitasi dasar
4. Pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana
5. Imunisasi
6. Pengobatan dan pengadaan obat
7. Oleh karena pelayanan kesehatan dasar merupakan kunci untuk mencapai derajat
kesehatan yang layak bagi semua, maka perencanaan, pengorganisasian dan
penyelenggaraan yang efisien mutlak diperlukan disamping harus berdasarkan :
Perikemanusiaan, Kesehatan sebagai hak asasi, Pemberdayaan dan kemandirian
masyarakat
8. Pengutamaan upaya kesehatan promotif dan upaya kesehatan preventif
9. Pelayanan kesehatan perorangan yang sesuai kebutuhan
10. Dukungan sumber daya kesehatan
V. Target Nasional
Target pencapaian Kementerian Kesehatan adalah meningkatnya Kesehatan
Masyarakat, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
1. Meningkatnya persentase persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 85%.
2. Menurunnya persentase ibu hamil kurang energi kronik sebesar 18,2%.
3. Meningkatnya persentase kabupaten dan kota yang memiliki kebijakan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebesar 80%.
VI. Hambatan yang Dijumpai
Pertama, karena tenaga kesehatan yang masih sedikit sehingga sumber daya
manusia untuk melakukan promosi kesehatan seperti Home Care, penyuluhan, dan
demostrasi juga terbatas. Terutama di daerah-daerah terpencil di Indonesia.
“Terbatasnya tenaga kesehatan ini berakibat pada banyak masyarakat yang tidak
tersentuh oleh promosi kesehatan ini,”ungkap mahasiswa asal Maluku Utara ini.
Hambatan kedua, masyarakat Indonesia masih banyak percaya pada mitos.
Contohnya jika ada orang yang sakit lebih baik di bawa ke dukun dari pada di
periksakan ke ahli kesehatan atau jika ada yang sakit maka akan dikaitkan dengan hal
yang berbau mistis seperti santet, gangguan mahluk halus dan lain sebagainya. Menurut
Yani, ini merupakan masalah terbesar dalam melaksanakan promosi kesehatan. Pola
pikir masyarakat yang dekat dengan mitos, sering membuat masyarakat sulit penerima
pendidikan kesehatan yang diberikan oleh para ahli kesehatan. Menurut Yani, ini adalah
budaya dan untuk merubah budaya juga tidak bisa secara revolusioner namun harus
perlahan. “Sehingga perlu saat ini bagi para tenaga kesehatan untuk menciptakan
sebuah metode pendidikan kesehatan yang dikolaborasi dengan kepercayaan
msayarakat sehingga bisa lebih bisa diterima penjelasan mengenai pendidikan
kesehatan tersebut,”paparnya.

VII. 5 Indikator Keluarga Sadar Gizi


1. Menimbang berat badan secara teratur
2. Memberikan ASI saja kepada bayi yang baru lahir sampai usia 6 bulan
3. Makan beraneka ragam
4. Menggunakan garam beryodium
5. Meminum suplemetasi gizi

VIII. 13 Pedoman Umum Gizi Seimbang


1. Makanlah Aneka Ragam Makanan
2. Makanlah Makanan untuk Memenuhi Kecukupan Energi
3. Makanlah Makanan Sumber Karbohidrat 1/2 dari Kebutuhan Energi
4. Batasi Lemak dan Minyak sampai 1/4 dari Kebutuhan Energi
5. Gunakan Garam Beryodium
6. Makanlah Makanan Sumber Zat Besi
7. Berikan ASI Saja pada Bayi sampai Berumur 4 Bulan
8. Biasakan Makan Pagi
9. Minum Air yang Bersih, Aman, dan Cukup Jumlahnya
10. Lakukan Olahraga Secara Teratur
11. Hindari Minuman Beralkohol
12. Makanlah Makanan yang Aman bagi Kesehatan
13. Bacalah Label pada Makanan Kemasan.
IX. 12 Indikator Keluarga Sehat
1. Keluarga mengikuti program KB
2. Ibu hamil memeriksa kehamilannya sesuai standar
3. Balita mendapatkan imunisasi lengkap
4. Pemberian ASI eksklusif dari usia 0-6 bulan
5. Pemantauan pertumbuhan balita
6. Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar
7. Penderita hipertensi yang berobat teratur
8. Tidak ada anggota keluarga yang merokok
9. Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN
10. Mempunyai sarana air bersih
11. Menggunakan jamban keluarga
12. Anggota keluarga akses dalam pelayanan kesehatan jiwa

Anda mungkin juga menyukai