Anda di halaman 1dari 8

Sejarah Perkembangan Psikologi Kepribadian

Nama : Muhammad Alwan Febriansyah S

Kelas : D

NIM : 4518091068

Kepribadian atau dalam bahasa Inggris personality berasal dari bahasa Yunani
kuno, yaitu prosopon atau persona yang berarti topeng dan biasa digunakan dalam
pertunjukan teater. Konsep awal dari personality adalah tingkah laku yang
ditunjukkan kepada lingkungan sosial dan kesan mengenai diri yang diinginkan
agar dapat ditangkap oleh orang lain (Schultz & Schultz, 2005).

Penyusunan teori dalam psikologi kepribadian telah ada sejak lama dilakukan
sebelum masehi, jauh dimasa Wilheum Wundt (1832-1920) yang mendirikan
laboratorium psikologi pertama di Universitas Leipzig di Jerman dan dicap
sebagai “Bapak Psikologi Eksperimental”. Orang mencoba-coba memberikan ciri-
ciri khusus kepada sesuatu, baik itu benda, pemandangan, musim, lukisan dan
sebagainya, dengan cara mencari sesuatu yang menyebabkan segala sesuatu itu
mempunyai daya tarik yang kuat. Demikianlah halnya dengan kehidupan
manusia, seseorang berusaha mencari ciri-ciri khusus, yang terdapat pada
manusia yang lain.

Empedocles, seseorang filsuf Yunani Kuno, yang berpendapat bahwa segala


yang ada didunia ini terdiri atas empat unsur, yaitu ; tanah, air, api, dan udara,
mencoba membedakan ciri-ciri khusus bagaimana bila seseorang terlalu banyak
salah satu dari keempat unsur tersebut. Bila didalam tubuh seseorang terlalu
banyak unsur tanah, maka orang itu akan memiliki sifat dingin, acuh tak acuh,
tidak mudah terpengaruh, dan sebagainya. Sedang bila kebanyakan unsur api,
maka orang tersebut akan kelihatan lincah, mudah bergerak, ribut dan seakan-
akan tidak punya pendirian.
1. Usaha-Usaha Yang Masih Bersifat Pra-ilmiah.

A. Chirologi atau Ilmu Guratan Tangan.

Dasar pikiran pengetahuan ini ialah kenyataan bahwa gurat-guratan tangan


orang itu tidak ada yang sama satu dengan yang lain, macamnya adalah sebanyak
orangnya (inilah yang mendasari pikiran Daktiloskopi/ilmu sidik jari). Jika
sekiranya orang dapat mengenal perbedaan-perbedaan serta sifat-sifat khusus
gurat-guratan tangan tersebut, maka dia akan mengenal perbedaan-perbedaan serta
sifat-sifat khas orangnya. Usaha yang biasanya dilakukan orang hanya
memperhatikan beberapa gurat (garis) saja.

B. Astrologi atau Ilmu Perbintangan.

Pengaruh kosmis terhadap manusia merupakan dasar dari pemikiran


pengetahuan ini. Pada waktu seorang dilahirkan, dia ada dalam posisi tertentu
terhadap benda-benda angkasa; jika kita dapat mengenal perbedaan mengenai
sifat-sifat khas orangnya; biasanya usaha yang dilakukan orang tidak sejauh itu,
dan hanya orang-orang yang lebih secara tradisional meniru saja apa yang
dikatakan oleh orang sebelumnya, padahal reliabilitas dan validitas prinsip-prinsip
yang telah ada belum diuji.

C. Grafologi atau Ilmu Tentang Tulisan Tangan.

Pendapat bahwa pengetahuan ini adalah hasil abad XIX, namun ada juga
bukti-bukti yang menunjukkan, bahwa sebelum itu telah ada juga orang yang
memperhatikannya, misal Camilo Baldo (Italia, 1622).

Karangan dalam lapangan ini berasal dari abad XIX ialah : Systeme de
Graphologie hasil karya Abbe Michon, yang kemudian dilanjutkan dan
disempurnakan oleh Crepiaux Jamin dalam A B C de la Graphologie. Kini
karangan-karangan dalam lapangan ini telah banyak dan diantaranya yang dapat
dipandang sebagai karya terbaik adalah karya L.Klages: Handschrift und
Character.
Dasar pikiran grafologi adalah gerakan menulis yang dilakukan manusia itu
merupakan ekspresi daripada kehidupan jiwanya. Kalau sekiranya orang dapat
mengetahui keadaan khusus tulisan seseorang dengan baik, berarti dia juga dapat
mengenal keadaan khusus kepribadian penulisnya. Dalam menganalisis tulisan itu
hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :

 Ø Apakah tulisan tetap lurus ataukah naik atau menurun,


 Ø Condong tegaknya tulisan,
 Ø Besar kecilnya huruf,
 Ø Jarak tulisan dari satu garis ke garis yang lainnya,
 Ø Tumpul runcingnya tulisan,
 Ø Tebal-tipisnya tulisan,
 Ø Tetap atau tidaknya ukuran tulisan,
 Ø Jarak tulisan dari tepi, dan sebagainya.

Hal-hal tersebut dianalisis, dicari sifat-sifatnya yang khas, dan dengan jalan
demikian orang mencoba menarik kesimpulan mengenai kepribadian penulisnya.

D. Physiognomi atau ilmu tentang wajah.

Pengetahuan ini berusaha memahami kepribadian atas dasar keadaan


wajahnya. Dasar pikiran ialah keyakinan bahwa ada hubungan antara keadaan
wajah dan kepribadian.

Hal-hal yang tampak pada wajah dapat dipergunakan untuk membuat


interpertasi mengenai apa yang terkandung dalam jiwa. Tokoh yang
mengusahakan secara luas pengetahuan ini dan mempergunakanya secara baik
adalah: Joahann Casper Laveter (1741-1801), seorang pendeta di Zurich.

Karya Laveter dalam lapangan ini ialah: Physiognomische Fragmante zur


Beforderung der Menchenkenntriss und Menschenliebe. Dalam buku tersebut dia
menerangkan antara lain:
 Ø Keadaan dahi dan kening adalah petunjuk untuk mengerti kecerdasan
seseorang;
 Ø Hidung dan pipi adalah bagian yang dapat memberikan tanda halus atau
kasarnya perasaan seseorang;
 Ø Mulut dan dagu dapat memberikan petunjuk untuk nafsu makan, nafsu
minum dan sebagainya;
 Ø Mata adalah yang mencerminkan seluruh kehidupan jiwa; dan
sebagainya.

Semasa hidupnya Laveter sebagai seorang pendeta yang banyak bergaul


dengan bermacam-macam orang menggunakan pedoman itu secara baik. Akan
tetapi suksesnya tersebut bukan karena baiknya pedoman yang digunakan,
melainkan ketajaman intuisisnya; jadi kalau pedoman tersebut dipergunakan oleh
orang lain, maka lain-lain pulalah hasilnya.

E. Phrenologi atau Ilmu Tentang Tengkorak

Pengetahuan ini bermaksud memahami kepribadian atas dasar keadaan


tengkoraknya. Dasar pikiran ajaran bahwa tiap-tiap fungsi atau kecakapan itu
masing-masing memiliki pusatnya di otak. Jikalau salah satu (atau lebih) dari
kecakapan itu keadaannya luar biasa, maka pusatnya di otak luar biasa pula
besarnya.

Akibat hal ini ialah bentuk tengkorak lalu terubah oleh pusat yang membesar
tersebut, sehingga ada tonjolan - tonjolannya. Dengan mengukur secara teliti
tonjolan-tonjolnya tersebut, dapat ditarik kesimpulan tentang kecakapan-
kecakapan atau sifat-sifat seseorang. Phrenologi ini selanjutnya dikembangkan
oleh Brocca (1824-1880), yang selanjutnya berhasil merumuskan teori lokalisasi,
suatu teori yang walaupun telah mendapat kritikan namun masih populer hingga
saat ini.
F. Onychologi atau lmu Tentang Kuku

Kepribadian seseorang atas dasar keadaan kuku-kukunya. Kuku di ujung jari


itu mempunyai hubungan yang erat dengan susunan syaraf, dengan cabang-
cabangnya yang terhalus di ujung jari. Warna serta bentuk kuku dapat dipakai
sebagai landasan untuk mengenal kepribadian orangnya.

Cabang pengetahuan ini baru dikembangkan pada bagian kedua abad ini, oleh
sekelompok ahli dari Perancis, yang dipelopori oleh Henry Bouquet, Cartan Pierre
Giram, dan Henry Mangin.

2. Usaha - Usaha Yang Lebih Tinggi Nilainya.

A. Ajaran tentang Cairan Tubuh

Tokoh yang sangat terkenal dan sangat besar pengaruhnya tentang cairan
tubuh adalah Hippocrates dan selanjutnya disempurnakan oleh Galenus.

1). Pendapat Hippocrates

Hippocrates (460-370 SM) adalah bapak ilmu kedokteran, Menurut


Hippocrates, kepribadian manusia dari titik tolak konstitusional. Terpengaruh oleh
kosmologi empedoleks, yang meganggap bahwa alam semesta beserta isinya ini
tersusun dari empat unsur dasar yaitu: tanah, air, udara, dan api. Dengan sifat-sifat
yang didukung yaitu: kering, basah, dingin, dan panas, maka hippocrates
berpendapat bahwa dalam diri seseorang terdapat empat macam sifat tersebut
yang didukung oleh keadaan konstitusional yang berupa cairan-cairan yang ada
dalam tubuh orang itu, yaitu:

 Sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning).


 Sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam).
 Sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir), dan
 Sifat panas terdapat dalam sanguis (darah).
Keempat cairan tersebut ada dalam tubuh dalam proporsi tertentu. Apabila
cairan-cairan tersebut adanya dalam tubuh dalam proporsi selaras (normal)
orangnya normal (sehat), apabila keselarasan proporsi tersebut terganggu maka
orangnya menyimpang dari keadaan normal (sakit).

2). Pendapat Galenus

Galenus menyempurnakan ajaran Hipocrates tersebut, dan membeda-bedakan


kepribadian manusia atas dasar keadaan proporsi campuran cairan-cairan tersebut.
Galenus sependapat dengan Hippocrates, bahwa di dalam tubuh manusia terdapat
empat macam cairan yaitu:

 Chole
 Melanchole
 Phlegma
 Sanguis

Cairan-cairan dalam tubuh manusia secara teori dalam proporsi tertentu. Kalau
suatu cairan adanya dalam tubuh itu melebihi proporsi seharusnya (jadi: dominan)
maka akan mengakibatkan adanya sifat-sifat kejiwaan yang khas.

Sifat-sifat kejiwaan yang khas ada pada seseorang sebagai akibat daripada
dominannya salah satu cairan tubuh itu, oleh Galenus disebutnya tempramen.

Dasar pemikiran tersebut, Galenus menggolongkan manusia menjadi empat


tipe tempramen, beralas pada dominasi salah satu cairan tubuhnya.

Tipologi Kepribadian Menurut Hippocrates Dan Gelenus


Tipe Cairan
kepribadian yang Prinsip Sifat – sifat khasnya
dominan
Chloresia Chole Tegangan Hidup,besar semangat,
(tension) keras daya juang, hatinya
mudah terbakar,optimistik
Melancholis Melanchole Penegaran Mudah kecewa,daya juang
(Rigidity) kecil,muram ,pesimistis
Phlegmatis Phlegma Plastisitas Tak suka terburu-
buru,tenang(calm),mudah
terpengaruhi,setia ,lamban
Sanguinis Sanguis Ekspansitivitas Hidup mudah berganti
haluan,ramah,lekas
bertindak tapi juga lekas
berhenti

Permulaan Perkembangan Tipologi


Empedokles Hippocrates Galenus

Unsur Sifat Sifat Cairan Cairan Tipe


Tanah Kering Kering Chole Chole Choleris
Air Basah Basah Melanchole Melanchole Melancholis
Udara Dingin Dingin Phlegmatis Phlegmatis Phlegmatis
Api Panas Panas Sanguis Sanguis Sanguinis

Tipe – tipe kepribadian menurut para ahli hingga perkembangan kepribadian


sampai sekarang :

I. Kretschmer (1888-1964).

Krestchmer mendasarkan penggolongan pada ciri-ciri fisik yang berorientasi


pada penyakit kejiwaan.

 Ø Jenis Asthenis, bertubuh kurus, jangkung, memiliki temperamen yang


mirip dengan penderita skizofrenia
 Ø Jenis Atletis, bertubuh tegap, seperti olahragawan, mempunyai
temperamen yang mirip dengan penderita epilepsi
 Ø Jenis Piknis, gemuk, pendek, bertemperamen mirip dengan penderita
manic-depresif
 Ø Jenis Diplastis, yang tidak termasuk ketiga jenis lainya.
II. Carl.G. Jung (1875-1961).

Penggolongannya didasarkan pada tingkah laku atau karakteristik yang


psikologis.

1. Jenis Introvert.

Terutama dalam keadaan emosional atau konflik dengan orang lain, orang tipe
ini punya kecenderungan untuk menarik diri dan menyendiri. Ia pemalu dan lebih
suka bekerja sendiri di laboratorium atau perpustakaan daripada bekerja ditengah-
tengah orang banyak.

2. Jenis Ekstrovert.

Orang dengan kepribadian jenis ini apabila sedang tertekan biasanya


menggabungkan diri di atara orang banyak sehingga individualitasnya berkurang.
Ia peramah dan memilih pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan banyak orang.

3. Jenis Ambivert.

Yaitu orang yang tidak termasuk dalam intovert atau ekstrovert. Ciri
kepribadiannya merupakan campuran antara keduanya.

Faktor-faktor kontemporer dari luar bidang psikologi yang mmempengaruhi


perkembangan teori kepribadian antara lain berkembangnya aliran filsafat
eksistensialisme, perubahan sosial budaya yang pesat, dan berkembangnya
teknologi komputer.

Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang menekankan kebebasan,


penentuan diri, dan keberubahan manusia, mempengaruhi para teoris kepribadian
eksistensial dan humanistik. Perubahan sosial budaya telah memberikan arah baru
kepada penelitian dan penyusunan teori kepribadian. Sedangkan berkembangnya
teknologi komputer membuka peluang yang luas bagi penelitian secara besar-
besaran dan cermat.

Anda mungkin juga menyukai