Anda di halaman 1dari 12

MATERI MODUL 1

MANAJEMEN KEUANGAN

KEGIATAN BELAJAR 1

1. Fungsi Manajemen Keuangan


Fungsi manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan
pengendalian kegiatan keuangan. Kegiatan – kegiatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi
dua kegiatan utama, yaitu kegiatan penggunaan dana dan mencari pendanaan.

(Kegiatan-kegiatan Utama Manajer Keuangan)

Berikut uraian dari proses kegiatan utama manajer keuangan :


Manajer keuangan perlu memperoleh dana dari pasar keuangan /financial market (lihat
panah 1). Pasar keuangan menunjukan pertemuan antara demand dan supply akan dana. Pasar
keuangan tersebut bisa terjadi di sektor formal (dengan lembaga-lembagnya, seperti
perbankan, asuransi, bursa efek dll) bisa juga terjadi di sektor in formal ( dengan lembaga-
lembaganya, seperti arisan, rentenir, ijon dll). Dalam memilih lembaga keuangan, perusahaan
perlu memperhatikan dua unsur utama yaitu (1)biaya dan persyaratan untuk memperoleh dana
itu, (2) jangka waktu dana bisa dipergunakan. Untuk memperoleh dana tersebut diterbitkan
aktiva finansial. Dana yang diperoleh kemudian diinvestasikan pada berbagai aktiva
perusahaan untuk mendanai kegiatan perusahaan (panah 2).
Dari kegiatan investasi tersebut perusahaan mengharapkan untuk memperoleh hasil
yang lebih besar dari pengorbanannya atau untuk mendapatkan laba (panah 3). Laba yang
diperoleh perlu diputuskan untuk dikembalikan ke pemilik dana (pasar keuangan), yaitu panah
4a atau diinvestasikan kembali ke perusahaan (panah 4b).
Dalam skema tersebut terlihat bahwa manajer keuangan harus mengambil keputusan
tentang :
a. Penggunaan dana (yaitu panah 2, disebut sebagai keputusan investasi)
b. Memperoleh dana (yaitu panah 1, disebut sebagai keputusan pendanaan)
c. Pembagian laba (yaitu panah 4a atau 4b, disebut sebagai kebijakan dividen)

2. Tujuan Manajemen Keuangan


Secara normatif tujuan keputusan keuangan adalah untuk memaksimumkan nilai
perusahaan. Nilai perusahaan yaitu harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila
perusahaan tersebut dijual. Memaksimumkan nilai perusahaan (atau harga saham) tidak
identik dengan memaksimumkan laba per lembar saham (earnings per share EPS). Dengan
demikian, memaksimumkan nilai perusahaan juga tidak identik dengan memaksimumkan
laba, apabila laba diartikan sebagai laba akuntansi. Sebaliknya, memaksimumkan nilai
perusahaan akan identik dengan memaksimumkan laba dalam pengertian ekonomi (ekonomi
profit). Hal ini disebabkan karena laba ekonomi diartikan sebagai jumlah kekayaan yang bisa
dikonsumsikan tanpa membuat pemilik kekayaan tersebut menjadi miskin.

3. Keuangaan Perusahaan (Coorperate Finance)


Penerapan konsep-konsep keuangan untuk pengambilan keputusan keuangan bersifat individu
disebut personal finance, untuk level negara disebut public finance. Untuk level perusahaan
ada kekhususan-kekhususan.
Kekhususan-kekhususan tersebut sebagai berikut :
a. Perusahaan bisa dimiliki oleh lebih dari satu orang
Kekhususan pertama menunjukan arti pentingnya tujuan normatif keputusan
keuangan.
b. Ada peraturan-peraturan yang berlaku untuk perusahaan, tetapi tidak untuk individu
Kekhususan kedua ditunjukan, antara lain dari peraturan pajak. Perusahaan yang
menggunakan utang lebih banyak dan karenanya membayar bunga yang lebih besar,
akan membayar pajak dalam jumlah yang lebih kecil apabila dibandingkan dengan
perusahaan yang menggunakan utang lebih kecil.
c. Penggunaan prinsip-prinsip akuntansi untuk mencatat transaksi keuangan dalam
perusahaan.
Kekhususan yang ketiga sering menyebakan mereka yang belajar keuangan
perusahaan berkesimpulan bahwa keuangan perusahaan sarat dengan akuntansi.
Sehingga mereka yang berkecimpung dalam bidang keuangan perlu memahami
prinsip-prinsip akuntansi.
4. Keuangan Perusahaan Dan Agency Theory
Masalah keagenan (agency problem) pada awalnya muncul dalam 2 bentuk yaitu
antara pemilik perusahaan (principal) dengan pihak manajemen (agent), dan diantara pemilik
(yang diwakili oleh manajemen) dengan kreditor. Tujuan normatif keputusan-keputusan
keuangan adalah untuk memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan. Keputusan
diambil oleh pihak manajemen tidak selalu untuk kepentingan pemilik perusahaan, tetapi
untuk kepentingan pihak manajemen.
Secara umum untuk mengatasi masalah keagenan perlu menunjukkan bahwa tujuan
normatif menjadi hal yang untuk diperhatika. Solusi yang dapat diambil adalah mekanisme
monitoring agar pihak agent memang melaksanakan keputusan-keputusan untuk tujuan
normati, kemudian pihak kreditor akan meminta persyaratan-persyaratan agar kepentingan
mereka terlindungi, dan pengawasan pasar modal perlu mencegah penyalahgunaan wewenang
yang akan merugikan pihak lain.

5. Perkembangan Manajemen Keuangan


Perkembangan manajemen keuangan memang mengalami kenaikan dalam menggunakan
disiplin keuangan. Hal ini dibuktikan dengan adanya berbagai konsep-konsep, teori-teori para
ahli, dan model yang sering diaplikasikan oleh pihak perusahaan. Dengan demikian dalam
mempelajari manajemen keuangan kita perlu bersikap open mind, bagaimanapun teori selalu
mengalami perkembangan dan kita perlu bersikap terbuka akan hal itu.

6. Lingkungan Perusahaan
Lingkungan keuangan merupakan faktor-faktor eksternal keuangan yang mempengaruhi
keputusan-keputusan keuangan yang akan diambil. Secara umum keputusan tersebut akan
berpengaruh terhadap keputusan pendanaan perusahaan dan keputusan investasi.

7. Mengapa Pasar Finansial Terbentuk


Pasar finansial menunjukan pertemuan antara permintaan dan penawaran akan aktiva finansial
(financial assets) atau yang sering juga disebut sebagai sekuritas. Oleh karena itu pasar
finansial ada karena pasar tersebut bertujuan untuk mengalokasikan tabungan-tabungan secara
efisien kepada pemakai (pihak yang memerlukan) tabungan tersebut di dalam suatu
perekonomian.

8. Alokasi Dana Lewat Tingkat Keuntungan


Alokasi tabungan-tabungan yang terjadi dalam suatu perekonomian terjadi terutama
berdasarkan atas “harga”, yang dinyatakan dalam tingkat keuntungan yang diharapkan. Proses
alokasi dana tersebut bukan hanya didasarkan atas tingkat keuntungan yang diharapkan, tetapi
juga oleh resiko. Berbagai instrumen keuangan (seperti saham, sertifikat deposito, obligasi
dll) mempunyai tingkat risiko yang berbeda.
Semakin tinggi risiko yang dirasa oleh pemodal, semakin tinggi pula tingkat
keuntungan yang diharapkan akan diperoleh dari instrument keuangan tersebut. Disamping
faktor risiko, faktor-faktor seperti mudaah tidaknya instrumen keuangan diperjualbelikan
(marketability) dan jangka waktu jatuh tempo (maturity), juga akan mempengaruhi tingkat
keuntungan yang diharapkan oleh para pemodal. Marketability suatu instrumen keuangan
diartikan sebagai kemampuan menjual dalam jumlah besar, dalam waktu singkat, tanpa harus
memberikan konsensi harga terlalu besar. Semakin rendah marketability pemodal akan
cenderung menuntut tingkat keuntungan yang lebih tinggi.
KEGIATAN BELAJAR 2

1. Nilai Masa Yang Akan Datang Dan Nilai Sekarang

A. Nilai Masa Yang Akan Datang


Kalau kita menyimpan uang di bank sebesar Rp. 3.000.000,00 selama satu tahun dan
memperoleh bunga 12% per tahun maka pada akhir tahun (kita beri notasi NT, yang
menunjukan nilai terminal) kita akan menerima :
Contoh soal dan rumus :
NT1 = 3.000.000 (1+0.12)
= 3.360.000
Apabila dana tersebut akan kita simpan selama dua tahun, dan memperoleh bunga 12 % per
tahun maka :
NT2 = 3.000.000 (1+0.12)2
= 3.763.200

Jadi apabila C0 merupakan nilai simpangan pada awal periode maka nilai terminal pada tahun
ke n maka rumusnya yaitu :

NTn = C0 (1+r)n

Jika bunga dibayarkan dalam m kali satu tahun dan kita menyimpan uang selama m tahun
maka terminal ke-n dirumuskan sebagai berikut :

NTn = C0[ 1+(r/m)]m.n

Contoh soal :

Ana menyimpan uang sebesar 5.000.000 selama 3 tahun dan memperoleh bunga 10 % yang
diberikan 2 kali dalam setahun, maka pada akhir tahun Ana menerima uang sejumlah …

Jawab :

NT3 = 5.000.000 [(1+0.10/2)]2.3


= 1,34009564 x. 5.000.000
= 6.700.478
Apabila m mendekati tidak terbatas maka [ 1+(r/m)]m.n akan mendekati
em dengan e = 2.71828

NTn = C0em

B. Nilai Sekarang
Nilai sekarang (present value) dapat kita hitung dengan menggunakan rumus :

PV = Cn/(1+r)n atau PV = (Cn) [1/( 1 + r)n]

Apabila bunga dihitung diterimakan lebih dari 1 kali dalam setahun maka PV dapat kita
hitung dengan rumus
PV = Cn/ [1 + (r/m)]n.m

Apabila tingkat bunga digandakan terus-menerus maka rumusnya yaitu :

PV = Cn/en.m

2. Internal Rate Of Return Atau Yield


Internal Rate Of Return (IRR) adalah tingkat bunga yang menyamakan PV khas masuk
dengan PV khas keluar. Dalam hal ini kita ingin mengetahui berapa tingkat bunga yang kita
tanggung jika kita dihadapkan pada alternatif untuk membayar sejumlah uang tertentu pada
saat ini atau membayar angsuran dalam jumlah yang sama setiap periodenya.

Contoh soal dan pembahasannya


Soal :
Suatu pabrik mempertimbangkan ususlan investasi sebesar Rp. 130.000.000 tanpa nilai sisa
dapat menghasilkan arus kas per tahun Rp. 21.000.000 selama 6 tahun.
Diasumsikan RRR sebesar 13 %, hitunglah IRR!

Dicoba dengan faktor diskonto 10 %...


NPV = (Arus kas x Faktor Diskonto) - Investasi Awal
NPV = (21.000.000 x 5.8979) - 130.000.000
NPV = Rp 659.000,00

Dicoba dengan faktor diskonto 12 %


NPV = (Arus kas x Faktor Diskonto) - Investasi Awal
NPV = (21.000.000 x 5,7849 ) - 130.000.000
NPV = RP -6.649.000,00

Karena NPV mendekati nol, yaitu Rp. 659.000,00 dan -Rp. 6.649.000,00...
Artinya tingkat diskonto antara 10% sampai 12%, untuk menentukan ketepatannya dilakukan
Interpolasi sbb :
Selisih Bunga Selisih PV Selisih PV dengan OI
10% 130659000 130659000
12% 123351000 130000000
2% 7308000 659000

IRR = 10% + (659.000/7.308.000) x 2%

IRR = 10,18%

Kesimpulan :
Proyek investasi sebaiknya ditolak
Karena IRR < 13 %
KEGIATAN BELAJAR 3

1. Konsep Penilaian Umum


Dalam penilaian sekuritas dipergunakan konsep adanya hubungan yang positif antara resiko
dengan tingkat keuntungan yang diharapkan atau (disyaratkan) oleh pemodal atau investor.
Dengan demikian, kalau hubungan antara resiko dan tingkat keuntungan tersebut digambarkan
maka akan tampak pada grafik berikut :

Gambar. Hubungan antara resiko dan tingkat keuntungan

Gambar tersebut menunjukan bahwa hubungan tersebut bersifat positif . Grafik diatas
menunjukan hubungan tersebut bersifat linier. Kemiringan garis tersebut, dan juga perpotongan
dengan sumbu tegak, bisa mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

2. Penilaian Sekuritas Berpenghasilan Tetap


Obligasi merupakan jenis sekuritas berpenghasilan tetap. Adapun nilai pasar obliges (B0) dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:

𝐹𝑡 𝑁
B0 = ∑𝑛𝑡=1 1+𝑟 𝑡
+ 1+𝑟 𝑛

Dengan :
Ft adalah bunga yang dibayarkan setiap periode.
N merupakan nilai nominal pelunasan

r merupakan tingkat bunga yang dianggap relevan oleh pemodal

contoh soal: suatu obligasi dengan coupon rate 12% per tahun mempunyai nilai nominal
1.500.000 yang akan dilunasi dalam 4 tahun, maka pembeli obligasi akan memperoleh
Rp. 180.000,00 pada tahun 1 s/d 4. Apabila obligasi ditawarkan ke pasar modal, dan para
pemodal menginginkan tingkat keuntungan 14%, maka harga obligasi tersebut adalah:

B0 = 180/(1+ 0,14) + 180/(1+0,14)2 +….. +180/(1+0,14)4 + 1.500/(1+0,14)4

= 525.354.120

3. Penilaian Sekuritas Tidak Berpenghasilan Tetap

Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang memiliki penghasilan tidak tetap. Pemilik
saham akan menerima penghasilan dalam bentuk dividen dan perubahan harga saham. Jika
harga saham meningkat dari harga beli maka pemodal dikatakan memperoleh capital gains,
apabila harga saham dibeli lebih rendah maka dikatakan capital loss.

Nilai saham untuk waktu n tahun maka persamaan umumnya yaitu:


𝐷𝑡 𝑃𝑛
P0 = ∑𝑛𝑡=1 +
1+𝑟 𝑡 1+ 𝑟 𝑛

Dengan:

P0 adalah harga saham saat ini.

Dt adalah dividen yang diterima oleh pemodal pada tahun ke t.

Pn adalah harga saham pada tahun ke n

r adalah tingkat keuntungan yang dianggap relevan.

Kepemilikan saham dalam waktu yang tak terhingga dapat dirumuskan menjadi :

𝑫𝒕
P0 = ∑∞
𝒕=𝟏 𝟏+𝒓𝒕

Dalam persamaan ini n = ∞

Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut maka dapat dirumuskan harga saham saat ini adalah:

P0 = D1 /(r-g)

Rumus diatas digunakan apabila diasumsikan pertumbuhan laba termasuk dividen meningkat
secara konstan. Apabila pertumbuhannya dinyatakan tidak konstant maka perumusannya
yaitu:

P0 = D1/(1+r) + D1(1+g1)/(1+r)2 + D1(1+g1)2 / (1+r)3 + D1 (1+g1)2 … + D1 (1+g1)2 (1+g2) ∞-3 / (1+r)∞

Adapun dividen tahun ke 4 sampai ∞ dapat dirumuskan :

P3 = D4/(r-g2)
4. Menentukan Tingkat Keuntungan Yang Disyaratkan
a. Teori portofolio
Teori portofolio mendasarkan diri atas pengamatan bahwa para pemodal di bursa melakukan
diversifikasi, yaitu dibentuknya portofolio, diversifikasi dilakukan untuk mengurangi adanya
risiko. Risiko dalam teori portofolio didefinisikan sebagai devisiasi standar tingkat
keuntungan(= 𝜎), yang menunjukan seberapa jauh kemungkinan nilai yang diperoleh
menyimpang dari nilai yang diharapkan. Semakin besar nilai 𝜎, maka semakin besar nilai
yang menyimpang yang juga menandakan risiko yang semakin tinggi.
Adapun tingkat keuntungan yang diharapkan dapat dirumuskan sebagai berikut:
E(Rp) = xi E(Ri)

Dimana:
E(Rp) adalah tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio
E(Ri) adalah tingkat keuntungan yang diharapkan dari sekuritas i
xi adalah proporsi dana yang diinvestasikan pada sekuritas i.
devisiasi standar portofolio 𝜎p dirumuskan sebagai:

𝜎p = ∑ 𝑋12 𝜎12 + ∑ ∑ 𝑥j 𝜎ij, dan i ≠ j

Variance portofolio :
= N(1/N)2 x rata-rata variance + (N2-N)(1/N)2 rata-rata covariance
= 1/N x rata-rata variance + [1-(1/N)] x rata-rata covariance.
Apabila portofolio mencapai jumlah sekuritas yang sangat besar yang mewakili seluruh
pasar dan portofolio tersebut diberikan notasi M maka sumbangan risiko saham i terhadap
portofolio M adalah iM.
Dengan ukuran ini kita dapat standarisasi dengan membaginya dengan variance portofolio
pasar maka rasio ini disebut sebagai beta (=𝛽). Maka 𝛽 I = tim /t2M
Grafik penagruh penambahan jumlah saham pada risiko portofolio

b. Capital Asset Pricing Model


𝛽 m per definisi sama dengan 1, hal ini dikarenakan 𝛽 M = tM tM / t2M= 1
Sedangkan beta dari investasi yang bebas risiko akan sama dengan nol, maka
𝛽 1= 𝑜⁄𝜎2M = 0
f (investasi yang bebas risiko) dan M (portofolio pasar), dapat digambarkan dalam diagram
seperti dibawah ini.

Grafik hubungan antara Beta (risiko) dengan tingkat keuntungan yang dinyatakan sebagai Security Market Line

SML (Security Market Line) yang terlihat pada diagram dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ri = Rf + RM –Rf 𝛽 i

Persamaan rumus diatas dapat kita kenal sebagai Standar CAPM


5. Penggunaan CAPM untuk menaksir harga saham
CAPM berguna untuk menaksirkan tingkat keuntungan yang layak bagi suatu saham.
Contohnya Apabila suatu saham diperkirakan mempunyai 𝛽 1 = 1,1 dan RM diharapkan sebesar
15% maka dapat diketahui bahwa Ri tentu lebih besar dari 15% . kemudian Rf diketahui 8%
maka:
Ri = 8% + (15% - 8%) 1.1
= 8% + 7,7%
= 15.7%
Apabila diperkirakan D1 = Rp. 150,00 dan digunakan constant growth model dengan
g = 9,2%
Maka Po = 150/(0,157-0,092)
= 150/ 0,065
= Rp. 2.308,00 (dibulatkan)

Anda mungkin juga menyukai