Juknis Penilaian Angka Kredit JFP
Juknis Penilaian Angka Kredit JFP
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas
rahmatNya, Petunjuk Teknis Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Perekayasa
dapat diselesaikan.
Petunjuk Teknis ini disusun oleh tim yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 195 Tahun 2017 Tentang
Tim Penyusun Petunjuk Teknis Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Perekayasa,
yang merupakan penjelasan rinci tentang tata cara penyusunan dan pengajuan DUPAK,
tata cara penilaian dan penetapan angka kredit, serta penjelasan butir kegiatan, penilaian
jabatan fungsional perekayasa.
Saran dan masukan yang konstruktif dari pembaca atau pengguna Petunjuk
Teknis ini sangat kami perlukan untuk kesempurnaannya.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ….……………………………………………………... 1
B. Dasar Hukum …………………………………………………………… 2
C. Tujuan …………………………………………………………………… 2
D. Ruang Lingkup …………………………………………………………. 2
E. Pengertian ………………………………………………………………. 2
V. LAMPIRAN
Daftar Judul Jurnal terakreditasi
Format PAK (sesuai surat edaran)
Rekomendasi PAK
Format catatan tim penilai
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jabatan fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan
tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian
dan keterampilan tertentu.
Jabatan fungsional Perekayasa merupakan Jabatan Fungsional Keahlian
yang merupakan jabatan karir PNS dimulai dari jenjang Perekayasa Ahli Pertama
Golongan III/a sampai dengan Perekayasa Ahli Utama Golongan IV/e, dan
mempunyai kedudukan hukum sebagai tenaga profesional yang melakukan
kegiatan kerekayasaan teknologi pada bidang penelitian terapan,
pengembangan, perekayasaan, dan pengoperasian dalam suatu Organisasi
Fungsional Kerekayasaan.
Mengacu kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
(PerMENPAN) Nomor 219 tahun 2008 junto Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PerMENPAN&RB) No. 02 Tahun 2016
tentang Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya, diperkuat dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil, mensyaratkan bahwa untuk peningkatan karir jabatan maupun
kepangkatan bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional,
didasarkan pada perolehan angka kredit sebagai bukti kegiatan dibidang
kerekayasaan sesuai kompetensinya dan ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang menetapkan angka kredit. Untuk memperoleh angka kredit tersebut
harus melalui proses pengumpulan, pencatatan, pelaporan, validasi dan penilaian
yang melibatkan perangkat-perangkat seperti : Atasan Langsung, Pejabat
Pengusul, Tim Penilai dan Pejabat Fungsional Perekayasa.
Dalam proses penilaian Jabatan Fungsional Perekayasa masih ditemukan
permasalahan antara lain persepsi terhadap aturan penilaian yang berbeda
seperti penilaian pada komposisi unsur utama, kurangnya penjelasan butir-butir
kegiatan, dan lain-lain.
Mengingat pentingnya penilaian angka kredit sebagai hasil prestasi kerja
bagi pejabat fungsional Perekayasa, maka dipandang perlu adanya suatu
petunjuk teknis penilaian angka kredit Jabatan Fungsional Perekayasa khususnya
bagi Tim Penilai dan pihak terkait agar memahami secara komprehensif dan
integratif tentang penyusunan, pengajuan, penilaian DUPAK dan penetapan
angka kredit Jabatan Fungsional Perekayasa.
B. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil;
3. PerMENPAN No PER/219/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional
Perekayasa dan Angka Kreditnya, jo. PerMENPAN&RB No 2 Tahun 2016;
4. Surat Edaran Sesneg B-937/M.Sesneg/D-3/AP.01.00/10/2016 Tentang
Penataan Kembali Proses Pengusulan dan Penetapan dan Pengangkatan
dalam Jabatan Fungsional Keahlian Utama
5. Peraturan Kepala BPPT Nomor 015 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis
Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya;
6. Peraturan Kepala BKN Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Pembinaan Jabatan Fungsional Perekayasa Dan Angka
Kreditnya;
7. Surat Edaran Kepala BPPT No. 03 Tahun 2016 tentang Penjelasan Peraturan
Kepala BPPT Nomor 015 Tahun 2016 dan Peraturan Kepala BKN Nomor 13
Tahun 2016
C. Tujuan
Sebagai pedoman bagi Tim Penilai dan pihak terkait dalam proses penilaian
DUPAK Jabatan Fungsional Perekayasa agar akuntabel, objektif dan profesional.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup petujuk teknis penilaian angka kredit ini meliputi tata cara
penyusunan, pengajuan dan penilaian DUPAK serta penetapan angka kredit
jabatan fungsional Perekayasa.
E. Pengertian
Pengertian yang tercantum dalam Petunjuk Teknis Penilaian ini melengkapi yang
telah ada pada Peraturan Kepala BPPT Nomor 015 Tahun 2016.
1. Engineering Manual
Engineering Manual adalah Pedoman enjiniring (kerekayasaan) yang
sekurang-kurangnya terdiri dari Tujuan Perekayasaan (Engineering
Objective), metode kerekayasaan (Engineering Method), definisi parameter
(parameter definition), penjadwalan (scheduling) untuk kegiatan prototyping
dan atau audit teknologi, dan atau sertifikasi, dan atau standardisasi,
2. Desain
Desain adalah suatu proses perencanaan dengan memperhitungkan aspek
fungsi, estetika, dan berbagai macam aspek lainnya dengan sumber data
yang didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain
yang sudah ada sebelumnya dimana hasil akhirnya dapat berupa rencana,
proposal atau benda nyata.
3. Desain awal
Desain awal adalah dasar pemikiran perekayasa dalam usahanya memenuhi
tuntutan desain atau memecahkan problem desain. Desain awal
menjembatani kesenjangan antara konsep desain dan tahap desain rinci .
4. Desain enjiniring
Desain enjiniring adalah perumusan rencana untuk membantu seorang
perekayasa membangun produk dengan tujuan kinerja tertentu . Proses ini
melibatkan sejumlah langkah , dan bagian dari proses mungkin perlu diulang
berkali-kali sebelum produksi produk akhir dapat dimulai.
5. Desain rinci
Desain rinci adalah suatu tahapan disain untuk membantu seorang
perekayasa membangun produk dengan tujuan kinerja tertentu, dengan
membuat sebuah rencana teknis secara detail, serta persyaratan-persyaratan
teknis (rencana kerja dan syarat teknis) yang harus dilakukan dalam
pembuatan/pembangunan suatu produk.
6. Diskritisasi persamaan
Diskritisasi persamaan adalah tindakan diskritisasi, atau membagi objek
(persamaan) terus menerus ke dalam jumlah terbatas elemen diskrit.
7. Eksplorasi
Eksplorasi adalah tindakan mencari atau melakukan penjelajahan dengan
tujuan menemukan sesuatu; misalnya daerah tak dikenal, termasuk antariksa
(penjelajahan angkasa), minyak bumi (eksplorasi minyak bumi), gas alam,
batubara, mineral, gua, air, ataupun informasi.
8. Iterasi
Iterasi adalah proses revisi secara berkesinambungan melalui metode
tertentu.
9. Komputasi numerik
Komputasi numerik adalah membuat perhitungan-perhitungan matematik
melalui persamaan aljabar, interpolasi, quadran dan lain sebagainya dengan
menggunakan media komputer.
10. Konfigurasi
Konfigurasi adalah bentuk yang menggambarkan unsur dan saling
keterkaitan antar unsur tersebut.
14. Observasi
Observasi adalah proses pengamatan dan pencatatan setiap peristiwa atau
gejala dan segala hal yang berhubungan dengan objek penelitian dengan
cara sistematis, cermat dan teliti.
16. Pengujian
Pengujian adalah bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan
penilaian/analisis/evaluasi.
17. Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan satuan besaran terhadap suatu gejala
menurut aturan tertentu.
Dalam rangka memudahkan proses penilaian, maka DUPAK disusun dalam dua
kelompok utama, yaitu :
1. Berkas administrasi
2. Bukti fisik kegiatan.
Berkas DUPAK disusun dalam ordner warna kuning. Apabila lebih dari satu ordner
maka pada setiap ordner diberi nomor urut 1/n sampai n/n.
Setiap ordner/map diberi label identitas : Nama, NIP, unit kerja, Jabatan
Fungsional, email, nomor telepon yang mudah dihubungi dan kode banyaknya
ordner/map yang akan diserahkan.
1. Perekayasa Ahli Pertama III/a sampai dengan Perekayasa Ahli Madya IV/a
a. Perekayasa menyusun DUPAK beserta lampiran-lampirannya.
b. Mengajukan kepada atasan langsung paling kurang Pejabat Administrator
(Eselon III).
c. Pejabat Administrator (Eselon III) mengesahkan lampiran (kecuali bukti
fisik dokumen kegiatan kerekayasaan).
d. Berkas DUPAK dikirim kepada Tim Penilai Instansi/Unit Kerja/Prop./-
Kab./Kota melalui Sekretariat Tim Penilai (Pejabat yang menangani
Jabatan Fungsional pada Instansi).
e. Tim Penilai Instansi/Unit Kerja/Prop./Kab./Kota menilai semua bukti
kegiatan dan mengisi hasil penilaian pada DUPAK.
f. Pejabat Instansi/Unit Kerja/Prop./Kab./Kota yang berwenang, menerbitkan
PAK
g. Pejabat Instansi/Unit Kerja/Prop./Kab./Kota yang berwenang, mengirimkan
PAK ke Unit Kepegawaian, Perekayasa yang bersangkutan dan
ditembuskan ke BPPT selaku Instansi Pembina. Jika pada saat penilaian
tingkat pusat, copy PAK dari Perekayasa yang bersangkutan tidak ada
dalam file Instansi Pembina, maka penilaian DUPAK Perekayasa yang
bersangkutan tidak dapat dilakukan.
2. Perekayasa Ahli Madya IV/b sampai dengan Perekayasa Ahli Utama IV/e
a. Perekayasa menyusun DUPAK beserta lampiran-lampirannya.
b. Mengajukan kepada Atasan Langsung paling kurang Pejabat Tinggi
Pratama (Eselon II).
c. Atasan langsung atau pejabat yang ditunjuk mengesahkan lampiran
(kecuali bukti fisik dokumen kegiatan kerekayasaan).
d. Berkas DUPAK dikirim kepada Tim Penilai Instansi/Unit
Kerja/Prop./Kab./Kota melalui Sekretariat Tim Penilai (Pejabat yang
menangani Jabatan fungsional pada Instansi).
e. Tim Penilai Instansi/Unit Kerja/Prop./Kab./Kota melakukan pemeriksaan
dan penilaian semua bukti kegiatan.
f. Hasil penilaian beserta berkas DUPAK (baik memenuhi syarat, maupun
tidak memenuhi syarat naik pangkat/jabatan) dikirim kepada Kepala BPPT
selaku Kepala Instansi Pembina oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
Instansi yang bersangkutan (Pejabat Tinggi Pratama) untuk dinilai Tim
Penilai Pusat.
g. Tim Penilai Pusat melakukan pemeriksaan dan penilaian semua bukti
kegiatan.
h. Instansi Pembina menerbitkan PAK yang ditandatangani oleh Kepala
BPPT selaku Kepala Instansi Pembina.
i. Instansi Pembina mengirim PAK ke Pejabat Pembina Kepegawaian
Instansi
j. Pejabat Pembina Kepegawaian Instansi mengirim PAK ke Biro/Bag.
Kepegawaian dan pihak terkait.
Mulai
Surat
Pemberitahuan
Pemberitahuan
Penilaian Tingkat
Penilaian
Instansi
DUPAK
Penerimaan IV/b – IV/e
Penilaian Tingkat
DUPAK
Instansi
Proses
Penilaian
Adminstrasi
Tingkat Pusat
Berkas Penilaian
III/a - IVa
Proses Hasil Penilaian Proses Penerbitan PAK
Penerbitan PAK Tingkat Pusat PAK
Tanda-tangan Selesai
PAK
Finalisasi
PAK Penerimaan PAK PAK
Gambar 1. Diagram Alir Mekanisme Pengajuan, Penilaian DUPAK dan Penerbitan PAK
Pastikan saat penyerahan DUPAK telah diperiksa secara cermat dan teliti oleh
petugas yang berwenang, tercatat dalam buku penerimaan berkas, serta
menerima bukti check list pemeriksaan dan penerimaan berkas.
Hasil penilaian Tim Penilai Instansi dituangkan dalam bentuk Penetapan
Angka Kredit (PAK) oleh Instansi ybs, dan copy PAK tersebut ditembuskan
ke Instansi Pembina. Jika pada saat penilaian tingkat pusat, copy PAK dari
Perekayasa yang bersangkutan tidak ada dalam file Instansi Pembina, maka
penilaian DUPAK Perekayasa yang bersangkutan tidak dapat dilakukan.
2. Secara umum PAK hasil penilaian untuk periode Kenaikan Pangkat 1 April
mulai diterbitkan bulan Februari dan untuk periode Kenaikan Pangkat 1
Oktober mulai diterbitkan bulan Agustus.
B. PELAKSANAAN PENILAIAN
Tahap-tahap kegiatan penilaian dan pemberian angka kredit adalah sebagai
berikut:
1. Masing-masing anggotaTim Penilai menelaah kebenaran dan keabsahan bukti
kegiatan yang dilampirkan dalam DUPAK, serta membuat catatan atas hasil
pemeriksaan dan penilaian.
2. Tim Penilai menyelesaikan penghitungan dan pengisian angka kredit pada
DUPAK/PAK, dengan bantuan sekretariat tim;
3. Hasil penilaian disampaikan kepada Ketua Tim Penilai melalui sekretaris Tim
untuk selanjutnya disahkan dalam suatu rapat pleno Tim Penilai;
4. Keputusan Tim Penilai yang ditetapkan dalam rapat pleno tidak dapat
diganggu gugat, terkecuali bila terjadi kesalahan penulisan.
5. Angka Kredit yang telah diputuskan dalam rapat pleno Tim Penilai kemudian
dituangkan dalam Berita Acara Penilaian oleh sekretariat tim penilai yang
ditandatangani oleh Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan seluruh anggota Tim
Penilai.
Perhitungan jumlah hari kerja dan jam efektif dalam 1 tahun digambarkan dalam
Tabel 4.1.
13 jam efektif 1 hari (26,25 jam : 5 hari )=5 jam 25 menit 5 jam 30 menit
jam kerja efektif 1 tahun (5 jam 30 menit x 235
14 1250 jam
hari)=1245,5 jam
15 jam kerja efektif reguler 4 tahun (4 tahun x 1250 hari) 5000 jam
16 jam kerja 1 tahun (7,5 jam x 235 hari) 1765 jam
Keterkaitan antara Jam Kerja dan Angka Kredit dapat dijelaskan dalam Tabel 4.2.
JENJANG AK/Jam AK
AK/Tahun
PEREKAYASA (1250jam/thn) MAKSIMAL/THN
Pertama
3a->3b=50 AK
50/4thn=12.5 12,5/1250=0.01 2 x 12,5= 25,0
3b->3c=100 AK
Muda
3c->3d =100 AK
100/4thn=25.0 25/1250=0.02 2 x 25,0= 50,0
3d-> 4a =100 AK
Madya
4a->4b =150 AK
150/4thn=37.5 37,5/1250=0.03 2 x 37,5= 75,0
4b->4c =150 AK
4c->4d =150 AK
Utama
200/4thn=50.0 50,0/1250=0.04 2 x 50,0=100,0
4d->4e=200 AK
Perolehan Angka Kredit pada kolom 4 tabel 4.2. merupakan jumlah maksimal
angka kredit yang dapat diperoleh seorang perekayasa dalam 1 tahun, yang terdiri
dari Unsur Utama dan Unsur Penunjang.
B. UNSUR PENILAIAN
Angka Kredit yang digunakan untuk kenaikan golongan terdiri dari:
1. Unsur Pendidikan:
a. Sub Unsur Pendidikan sekolah
b. Sub Unsur Pendidikan dan Pelatihan
c. Sub Unsur Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
2. Unsur Kerekayasaan
3. Unsur Pengembangan Profesi
4. Unsur Penunjang
Contoh Kasus:
Sdr. Ir. Endah, M.Sc. NIP. 197305102013032001, Perekayasa Ahli Muda, pangkat
Penata Tk. I, golongan ruang III/d telah mendapatkan penetapan angka kredit terdiri dari
unsur:
a. Pendidikan sekolah (S2) = 150,000 AK
b. Diklat = 4,000 AK
c. Kerekayasaan = 168,967 AK 203,167 AK
d. Pengembangan Profesi = 30,200 AK AK yg dipersyaratkan
untuk kenaikan jenjang
e. Penunjang = 64,080 AK dikurangi unsur
pendidikan ≥80%
Jumlah AK kumulatif = 417,247 AK
Jumlah Angka Kredit Unsur Utama minimal yang harus dipenuhi adalah :
80% X (400 – 150) = 200.
Sdr Ir. Endah, M.Sc. telah memperoleh angka kredit untuk Unsur Utama sebesar
203,167. Sehingga Sdr Ir. Endah, M.Sc. telah memenuhi syarat untuk naik
Jabatan/Pangkat menjadi Perekayasa Ahli Madya IV/a
D. PENILAIANUNSUR KEREKAYASAAN
Kegiatan kerekayasaan meliputi:
1. Melaksanakan kegiatan penelitian terapan, pengembangan, perekayasaan
dan pengoperasian;
2. Melaksanakan penyusunan pedoman dan pembuatan laporan dalam
organisasi fungsional kerekayasaan.
Klaim Butir kegiatan II.A3.a.1 s.d 7 tentang melaksanakan sub integrasi produk
struktur rincian kerja (WBS) harus melampirkan lembar instruksi GL kepada L
di bawahnya dan lembar kerja GL.
Tanda tangan pada laporan adalah asli (tidak boleh hasil scanning), namun
pada saat pengajuan penilaian cukup melampirkan fotokopi atau hasil cetak
scanning dokumen secara keseluruhan laporan.
Tanggal pada setiap dokumen laporan wajib ada dan harus sesuai dengan
tanggal pada rincian Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan.
Dokumen harus lengkap dengan isinya, tidak boleh hanya cover saja
(walaupun ada beberapa dokumen yang di claim sifatnya rahasia).
Bukti melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau berbahaya.
berupa Surat Keputusan / Surat Keterangan (serendah-rendahnya oleh eselon
III), dan menjelaskan secara ringkas dan spesifik kegiatan berisiko tinggi
atau berbahaya yang dimaksud serta waktu pelaksanaannya. Dan hanya
dinilai per individu sekali dalam 1 (satu) tahun.
Apabila pekerjaan yang dilakukan tidak ada dalam butir kegiatan yang tepat
sama untuk diajukan sebagai penilaian, dapat dicari butir kegiatan yang
mendekati.
Program Manual dapat di cetak dengan cover dan lembar pengesahan dalam
format full page, sedangkan isi dapat dicetak maksimal dengan format “4
pages per sheet”.
Engineering/Test/Production/Desain manual atau manual lainnya cukup
hanya satu dokumen per WBS.
Klaim laporan dalam lembar keputusan untuk butir kegiatan II.A.3.b tentang
mendiskusikan kualitas capaian dari segi teknis dengan melakukan iterasi
teknis diantara kelompok (group) yang terkait, dapat dinilai apabila isi lembar
keputusan menyatakan hasil yang melibatkan lebih dari 1 WBS dan dilengkapi
dengan daftar hadir yang dihadiri oleh lebih dari 1 GL, dan isi lembar
keputusan sesuai dengan butir kegiatan dimaksud.
Penilaian dokumen mengacu pada Juknis Nomor 015 tahun 2016, khususnya
untuk dokumen sistem informasi dan sistem pelaporan. Oleh karena itu setiap
peran pada Organisasi Fungsional Kerekayasaan (OFK) mempunyai tugas
membuat laporan (misal : GL wajib membuat Technical Document) selain
memeriksa atau menyetujui laporan yang dibuat peran di bawahnya.
Dengan demikian bila seseorang berperan sebagai Leader namun hanya
menilaikan Technical Note (TN) yang dibuat Engineering Staff (ES) di bawahnya
dan tidak membuat Technical Report (TR) yang menjadi tugas dan tanggung
jawab pelaporannya, maka seluruh berkas akan dikembalikan untuk diperbaiki
dan tidak dapat dinilaikan apabila belum melengkapi pelaporannya.
Demikian halnya untuk peran perekayasa lainnya, seperti Group Leader (GL)
yang tidak membuat Technical Document (TD), maka seluruh berkas akan
dikembalikan untuk diperbaiki dan tidak dapat dinilaikan apabila belum
melengkapi pelaporannya.
Unsur Utama
Naik Total AK (minimum) Pengembangan
Ketentuan
ke minimum Profesi
S1 S2 S3
III/b 150 40 tidak dipersyaratkan
III/c 200 80 40 tidak dipersyaratkan
Batas akhir S1, S1 bila ingin naik ke
madya saat muda harus menulis di jurnal
III/d 300 terakreditasi sekurangnya penulis ke 4, 160 120 80 tidak dipersyaratkan
atau menghasilkan paten (yg dibuktikan
dengan sertifikat paten)
IV/a 400 240 200 160 tidak dipersyaratkan
IV/b 550 360 320 280 +12 AK sejak IV/a
Batas akhir S1/ S2, bila S2 ingin naik ke
IV/c 700 480 440 400 +12 AK sejak IV/b
Utama saat madya mendapat jurnal/paten
IV/d 850 x 560 520 +12 AK sejak IV/c
IV e 1050 x 720 680 +12 AK sejak IV/d
Berdasarkan peraturan tersebut pada tabel tersebut di atas, untuk jabatan dan
golongan/pangkat yang tidak disyaratkan menghasilkan Pengembangan
Profesi seperti Karya Tulis Ilmiah (KTI), maka apabila yang bersangkutan
menghasilkan dan mendapatkan AK dari pengembangan profesi, AK tersebut
tidak hilang dan dapat digunakan sebagai persentase pemenuhan Unsur
Utama pada saat usulan kenaikan golongan/pangkat, sebagaimana contoh di
bawah ini.
Contoh :
Sdr. Ir. Abdul Manan, NIP.19901023.201304.1.002, Perekayasa Pertama golongan
ruang III/b, menerima PAK dengan masa penilaian 01 Januari 2016-31 Desember
2016 dengan total 23,75 AK, terdiri dari:
• Unsur Utama Kerekayasaan = 13,35 AK, dan
• Pengembangan Profesi = 2,40 AK, serta
• Unsur penunjang = 8,00 AK.
Berkaitan dengan ketentuan khusus menghasilkan KTI dan atau Paten untuk
Perekayasa Ahli Madya dan Ahli Utama yang akan naik
jenjang/pangkat/golongan, maka penjelasan pengertian KTI dan Paten
sebagaimana di bawah ini.
Yang dimaksud dengan Karya Tulis Ilmiah (KTI) adalah sebuah laporan yang
ditulis dalam format tertentu dan menggambarkan hasil original dari sebuah
perekayasaan.
a. Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Format KTI umumnya menggunakan IMRAD Format.
I = Introduction,
M = Methods,
R = Results,
A = and
D = Discussion,
Isi KTI terdiri dari:
Judul: Penggambaran utama dari tulisan/makalah
Abstrak: Rangkuman dari elemen-elemen penting dalam makalah
Pendahuluan: Memberikan latar belakang masalah dan tujuan dari
perekayasaan.
Material: menggambarkan rancangan perekayasaan sehingga dapat
diulangi (reproducible)
Metode: menggambarkan prosedur perekayasaan
Hasil: Rangkuman hasil kerekayasaan/penemuan tanpa interpretasi
Pembahasan: Interpretasikan hasil kerekayasaan/penemuan yang
didapat selama kegiatan
Kesimpulan: Rangkum hasil kerekayasaan/penemuan dari kegiatan
yang dilakukan
Referensi: Tulis semua makalah, buku, website yang anda sitasi pada
makalah anda
Ketentuan KTI
Sesuai dengan Tugas dalam Program atau kompetensi yang
bersangkutan atau terkait dengan tugas dan fungsi Unit Kerjanya.
KTI hasil Tugas Akhir Pendidikan Sarjana/Pasca Sarjana/Doktortidak
dapat dinilai, sedangkan bagian dari Skripsi/ Thesis / Disertasi apabila
ditulis dan dikembangkan dengan analisis baru dapat dinilai.
Buku atau makalah yang diterbitkan dalam dua bahasa atau lebih,
hanya dapat dinilaikan salah satunya yang lebih menguntungkan.
Buku dan makalah yang diterbitkan dalam bentuk jurnal elektronik
yang memenuhi kriteria karya tulis ilmiah dapat dinilai sama dengan
jurnal yang diterbitkan, dengan ketentuan disertakan dokumen dalam
bentuk cetakan /hard copy.
Makalah yang dipublikasikan di website yang memenuhi kriteria karya
tulis ilmiah wajib melampirkan print screen serta copy makalahnya
Makalah yang dipublikasikan dari penyiaran radio dan tv melampirkan
surat keterangan penayangannya dari media yang bersangkutan, yang
berisi keterangan : Judul materi, waktu penayangan serta melampirkan
makalah yang dipublikasikan tersebut.
Makalah ilmiah yang diterbitkan dalam suatu prosiding dengan ISBN/
ISSN dapat dinilai 100 % dari makalah ilmiah yang diterbitkan.
Pengusulan dokumen penilaian dilegalisir oleh pejabat tertinggi yang
ada di unit kerjanya serta sekurangnya dilampiri dengan fotokopi
halaman depan (cover), nomor ISBN /ISSN, tanggal / tahun penerbitan,
daftar dewan redaksi, daftar isi dan kata pengantar.
Makalah yang tidak diterbitkan setelah mengikuti persyaratan yang ada
dijuknis, dapat dinilai setelah dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah
formal yang dihadiri minimum 10 orang sekurangnya dari unit satuan
kerja terkait dan daftar hadir. Makalah dan daftar hadir harus disahkan
oleh atasan langsung minimal Pejabat Administrator (eselon III).
Karya tulis populer yang diterbitkan pada media masa ber ISSN/ISBN
dapat dinilai sama dengan makalah yang tidak dipublikasikan tetapi
sudah dipresentasikan.
Penyaduran buku/makalah yang tidak dipublikasikan/diterbitkan
setelah mengikuti persyaratan yang ada di juknis, dapat dinilai setelah
dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah formal yang dihadiri minimum
10 orang dari unit satuan kerja terkait dan daftar hadir. Saduran
makalah/buku dan daftar hadir harus disahkan oleh atasan langsung
minimal Pejabat Administrator. (eselon III).
b. Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada penemu
atas hasil penemuannya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu
tertentu, melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan
persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. (Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten, pasal 1, ayat 1).
MEREK
Merek (Nama dagang & bentuk HP)
Program/Software untuk
mengoperasikan HP -Hak Cipta
F. UNSUR PENUNJANG
Kegiatan yang dinilai sebagai unsur penunjang pelaksanaan tugas Perekayasa,
meliputi:
1. Pengajar/Pelatih di bidang kerekayasaan;
a. Mengajar Diklat
Kegiatan mengajar/ melatih pendidikan dan pelatihan dalam bidang
kerekayasaan dapat dinilai apabila ada surat tugas yang disetujui atau
dibuat oleh atasan langsung. Penilaian AK sebesar 0,04/2 jam pelajaran,
dan 1 jam pelajaran = 45 menit.
Mengajar sebagai dosen reguler di perguruan tinggi tidak dapat diajukan.
b. Membimbing Siswa
• Disertai dengan surat tugas dari pimpinan unit kerja
• Disertai surat keterangan dari perguruan tinggi.
• Disertai bukti kelulusan/tanda tamat (Surat Keterangan Lulus/Sidang)
• Membimbing / orang :
- DIII-S1 : 1
- S2 : 1.5
- S3 : 2
• hanya dapat diklaim oleh perekayasa Madya/Utama
c. Menyusun kurikulum/buku/diktat/modul berkaitan dengan pendidikan dan
pelatihan kegiatan Perekayasa, dapat dinilai dengan melampirkan bukti
dokumen.
2. Peran serta dalam seminar/lokakarya/konferensi di bidang kerekayasaan;
a. Pemrasaran
b. Moderator/pembahas/narasumber
c. Peserta
Sebagai Panitia seminar/lokakarya/konferensi, tidak dapat dinilai.
Mengikuti Rapat kerja atau sejenisnya tidak dapat dinilai sebagai unsur
penunjang.
G. Ekivalensi dokumen
Untuk penilaian dokumen, maka ekivalensi dapat dilakukan sebagai berikut :