Anda di halaman 1dari 31

PETUNJUK TEKNIS

PENILAIAN ANGKA KREDIT

JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

PEMBINA JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA


2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas
rahmatNya, Petunjuk Teknis Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Perekayasa
dapat diselesaikan.

Petunjuk Teknis ini disusun oleh tim yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 195 Tahun 2017 Tentang
Tim Penyusun Petunjuk Teknis Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Perekayasa,
yang merupakan penjelasan rinci tentang tata cara penyusunan dan pengajuan DUPAK,
tata cara penilaian dan penetapan angka kredit, serta penjelasan butir kegiatan, penilaian
jabatan fungsional perekayasa.

Saran dan masukan yang konstruktif dari pembaca atau pengguna Petunjuk
Teknis ini sangat kami perlukan untuk kesempurnaannya.

Jakarta, Juli 2017

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

 Kata Pengantar
 Daftar Isi

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ….……………………………………………………... 1
B. Dasar Hukum …………………………………………………………… 2
C. Tujuan …………………………………………………………………… 2
D. Ruang Lingkup …………………………………………………………. 2
E. Pengertian ………………………………………………………………. 2

II. TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENGAJUAN DUPAK


JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA
A. Penyusunan dan Pengesahan DUPAK ……………………………… 6
B. Pengajuan dan Penilaian DUPAK …………………………………… 8
C. Periode Masa Penilaian DUPAK ……………………………………... 10

III. TATA CARA PENILAIAN DUPAK DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT


JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA
A. Pemeriksaan Ulang Kelengkapan Administrasi DUPAK …………… 12
B. Pelaksanaan Penilaian …………………………………………………. 12
C. Pembuatan Catatan pada DUPAK ……………………………………. 13

IV. PENJELASAN UNSUR PENILAIAN JABATAN FUNGSIONAL


PEREKAYASA
A. Keterkaitan Angka Kredit dan Jam Kerja Efektif …………………… 14
B. Unsur Penilaian………………………………………………………….. 15
C. Penilaian Unsur Pendidikan……………………………………………. 16
D. Penilaian Unsur Kerekayasaan …………………………………….. 18
E. Penilaian Unsur Pengembangan Profesi …………………………….. 19
F. Unsur Penunjang ……………………………….………………………. 25
G. Ekivalensi Dokumen …………………………………….………………. 26

V. LAMPIRAN
 Daftar Judul Jurnal terakreditasi
 Format PAK (sesuai surat edaran)
 Rekomendasi PAK
 Format catatan tim penilai
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Jabatan fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan
tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian
dan keterampilan tertentu.
Jabatan fungsional Perekayasa merupakan Jabatan Fungsional Keahlian
yang merupakan jabatan karir PNS dimulai dari jenjang Perekayasa Ahli Pertama
Golongan III/a sampai dengan Perekayasa Ahli Utama Golongan IV/e, dan
mempunyai kedudukan hukum sebagai tenaga profesional yang melakukan
kegiatan kerekayasaan teknologi pada bidang penelitian terapan,
pengembangan, perekayasaan, dan pengoperasian dalam suatu Organisasi
Fungsional Kerekayasaan.
Mengacu kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
(PerMENPAN) Nomor 219 tahun 2008 junto Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PerMENPAN&RB) No. 02 Tahun 2016
tentang Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya, diperkuat dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil, mensyaratkan bahwa untuk peningkatan karir jabatan maupun
kepangkatan bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan fungsional,
didasarkan pada perolehan angka kredit sebagai bukti kegiatan dibidang
kerekayasaan sesuai kompetensinya dan ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang menetapkan angka kredit. Untuk memperoleh angka kredit tersebut
harus melalui proses pengumpulan, pencatatan, pelaporan, validasi dan penilaian
yang melibatkan perangkat-perangkat seperti : Atasan Langsung, Pejabat
Pengusul, Tim Penilai dan Pejabat Fungsional Perekayasa.
Dalam proses penilaian Jabatan Fungsional Perekayasa masih ditemukan
permasalahan antara lain persepsi terhadap aturan penilaian yang berbeda
seperti penilaian pada komposisi unsur utama, kurangnya penjelasan butir-butir
kegiatan, dan lain-lain.
Mengingat pentingnya penilaian angka kredit sebagai hasil prestasi kerja
bagi pejabat fungsional Perekayasa, maka dipandang perlu adanya suatu
petunjuk teknis penilaian angka kredit Jabatan Fungsional Perekayasa khususnya
bagi Tim Penilai dan pihak terkait agar memahami secara komprehensif dan
integratif tentang penyusunan, pengajuan, penilaian DUPAK dan penetapan
angka kredit Jabatan Fungsional Perekayasa.

B. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil;
3. PerMENPAN No PER/219/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional
Perekayasa dan Angka Kreditnya, jo. PerMENPAN&RB No 2 Tahun 2016;
4. Surat Edaran Sesneg B-937/M.Sesneg/D-3/AP.01.00/10/2016 Tentang
Penataan Kembali Proses Pengusulan dan Penetapan dan Pengangkatan
dalam Jabatan Fungsional Keahlian Utama
5. Peraturan Kepala BPPT Nomor 015 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis
Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya;
6. Peraturan Kepala BKN Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Pembinaan Jabatan Fungsional Perekayasa Dan Angka
Kreditnya;
7. Surat Edaran Kepala BPPT No. 03 Tahun 2016 tentang Penjelasan Peraturan
Kepala BPPT Nomor 015 Tahun 2016 dan Peraturan Kepala BKN Nomor 13
Tahun 2016

C. Tujuan
Sebagai pedoman bagi Tim Penilai dan pihak terkait dalam proses penilaian
DUPAK Jabatan Fungsional Perekayasa agar akuntabel, objektif dan profesional.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup petujuk teknis penilaian angka kredit ini meliputi tata cara
penyusunan, pengajuan dan penilaian DUPAK serta penetapan angka kredit
jabatan fungsional Perekayasa.

E. Pengertian
Pengertian yang tercantum dalam Petunjuk Teknis Penilaian ini melengkapi yang
telah ada pada Peraturan Kepala BPPT Nomor 015 Tahun 2016.

1. Engineering Manual
Engineering Manual adalah Pedoman enjiniring (kerekayasaan) yang
sekurang-kurangnya terdiri dari Tujuan Perekayasaan (Engineering
Objective), metode kerekayasaan (Engineering Method), definisi parameter
(parameter definition), penjadwalan (scheduling) untuk kegiatan prototyping
dan atau audit teknologi, dan atau sertifikasi, dan atau standardisasi,

2. Desain
Desain adalah suatu proses perencanaan dengan memperhitungkan aspek
fungsi, estetika, dan berbagai macam aspek lainnya dengan sumber data
yang didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain
yang sudah ada sebelumnya dimana hasil akhirnya dapat berupa rencana,
proposal atau benda nyata.

3. Desain awal
Desain awal adalah dasar pemikiran perekayasa dalam usahanya memenuhi
tuntutan desain atau memecahkan problem desain. Desain awal
menjembatani kesenjangan antara konsep desain dan tahap desain rinci .

4. Desain enjiniring
Desain enjiniring adalah perumusan rencana untuk membantu seorang
perekayasa membangun produk dengan tujuan kinerja tertentu . Proses ini
melibatkan sejumlah langkah , dan bagian dari proses mungkin perlu diulang
berkali-kali sebelum produksi produk akhir dapat dimulai.

5. Desain rinci
Desain rinci adalah suatu tahapan disain untuk membantu seorang
perekayasa membangun produk dengan tujuan kinerja tertentu, dengan
membuat sebuah rencana teknis secara detail, serta persyaratan-persyaratan
teknis (rencana kerja dan syarat teknis) yang harus dilakukan dalam
pembuatan/pembangunan suatu produk.

6. Diskritisasi persamaan
Diskritisasi persamaan adalah tindakan diskritisasi, atau membagi objek
(persamaan) terus menerus ke dalam jumlah terbatas elemen diskrit.

7. Eksplorasi
Eksplorasi adalah tindakan mencari atau melakukan penjelajahan dengan
tujuan menemukan sesuatu; misalnya daerah tak dikenal, termasuk antariksa
(penjelajahan angkasa), minyak bumi (eksplorasi minyak bumi), gas alam,
batubara, mineral, gua, air, ataupun informasi.

8. Iterasi
Iterasi adalah proses revisi secara berkesinambungan melalui metode
tertentu.

9. Komputasi numerik
Komputasi numerik adalah membuat perhitungan-perhitungan matematik
melalui persamaan aljabar, interpolasi, quadran dan lain sebagainya dengan
menggunakan media komputer.

10. Konfigurasi
Konfigurasi adalah bentuk yang menggambarkan unsur dan saling
keterkaitan antar unsur tersebut.

11. Metode Numerik


Metode numerik adalah teknik dimana masalah matematika diformulasikan
sedemikian rupa sehingga dapat diselesaikan oleh pengoperasian aritmatika.
Selain itu, metode numerik juga merupakan cara penyelesaian matematis
yang dikembangkan dari cara analisis dan memasuki wilayah simulasi.
Simulasi dilangsungkan dengan menggunakan media komputer. Metode
komputasi yang digunakan disebut algoritma.

12. Metode pengendalian proyek


Metode pengendalian proyek adalah metode yang dilakukan agar proyek
tetap berjalan dalam batas waktu, biaya dan performan yang ditetapkan
dalam rencana. Ada beberapa perbedaan antara perencanaan dan
pengendalian, yaitu: Perencanaan berkonsentrasi pada penetapan arah dan
tujuan, pengalokasian sumberdaya, pengantisipasian masalah, pemberian
motivasi kepada partisipan untuk mencapai tujuan. Sedangkan pengendalian
berkonsentrasi pada pengendalian pekerjaan ke arah tujuan, penggunaan
sumberdaya secara efektif, perbaikan/koreksidan pemberian upah.

13. Modifikasi produk


Modifikasi produk adalah perubahan yang dibuat pada suatu produk (ukuran,
bentuk, warna, gaya, harga, dll). Modifikasi produk biasanya dilakukan
sebagai usaha merevitalisasi produk tersebut untuk meningkatkan
permintaan.

14. Observasi
Observasi adalah proses pengamatan dan pencatatan setiap peristiwa atau
gejala dan segala hal yang berhubungan dengan objek penelitian dengan
cara sistematis, cermat dan teliti.

15. Over Haul (Perbaikan Menyeluruh)


Perbaikan menyeluruh adalah suatu prosedur terorganisir yang dilakukan
untuk mengembalikan performa suatu produk kenilai spesifikasi standard
awal dan memberikan usia kedua dengan merekondisi komponen yang aus
atau rusak yang mengacu pada petunjuk pemakai ulang (reusable parts)
komponen menurut standar pabrik/produk.

16. Pengujian
Pengujian adalah bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan
penilaian/analisis/evaluasi.

17. Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan satuan besaran terhadap suatu gejala
menurut aturan tertentu.

18. Penurunan persamaan matematik


Penurunan persamaan matematik adalah melaksanakan dan mengevaluasi
perhitungan/penurunan persamaan matematik dan atau melaksanakan dan
mengevaluasi model melalui pemodelan numerik.

19. Production manual


Production manual adalah pedoman produksi yang terdiri dari production
method, production scheduling, sub assembly, general assembly, product
integration.

20. Spesifikasi teknis


Spesifikasi teknis adalah suatu uraian persyaratan atau ketentuan-ketentuan
yang disusun secara lengkap dan jelas mengenai suatu barang, metode atau
hasil akhir pekerjaan.

21. Studi banding


Studi banding adalah sebuah konsep belajar yang dilakukan di lokasi dan
lingkungan berbeda untuk maksud peningkatan mutu, perluasan usaha,
perbaikan sistem, penentuan kebijakan baru dan lain-lain.

22. Studi kelayakan


Studi kelayakan adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang
dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha/proyek/program
dan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan.

23. Testing manual


Testing manual adalah pedoman pengujian yang terdiri dari: test objective,
test method, parameter definition, instrument system, test article system, test
operation, data analysis, integration, and deploy system, engineering test
scheduling.
BAB II
TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENGAJUAN DUPAK
JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

A. PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN DUPAK

Dalam rangka memudahkan proses penilaian, maka DUPAK disusun dalam dua
kelompok utama, yaitu :
1. Berkas administrasi
2. Bukti fisik kegiatan.

Berkas DUPAK disusun dalam ordner warna kuning. Apabila lebih dari satu ordner
maka pada setiap ordner diberi nomor urut 1/n sampai n/n.
Setiap ordner/map diberi label identitas : Nama, NIP, unit kerja, Jabatan
Fungsional, email, nomor telepon yang mudah dihubungi dan kode banyaknya
ordner/map yang akan diserahkan.

1. Penyusunan Berkas Administrasi sesuai urutan di bawah ini:

No. Nama berkas Keterangan

Ditandatangani Ka. Unit kerja/pejabat


a. Surat Pengantar DUPAK
yang ditunjuk
Dibuat oleh ybs. Diketahui/ditanda-
b. DUPAK tangani, oleh Ka. Unit kerja/pejabat
yang ditunjuk
Copy SK dalam Jabatan Fungsional Dilegalisir oleh Ka. Unit Kerja/pejabat
c.
terakhir yang ditunjuk
Dilegalisir oleh Ka. Unit Kerja/pejabat
d. Copy SK dalam Pangkat terakhir
yang ditunjuk
Copy PAK yang digunakan untuk Dilegalisir oleh Ka. Unit Kerja/pejabat
e.
Kenaikan Pangkat/jabatan terakhir yang ditunjuk
Copy PAK terakhir (untuk
perekayasa Ahli Madya IV/b s/d Dilegalisir oleh Ka. Unit Kerja/pejabat
f.
Perekayasa Ahli Utama IV/e copy yang ditunjuk
PAK dari Instansi Pembina)
Dilegalisir oleh Ka. Unit Kerja/pejabat
g. Copy Kartu Pegawai
yang ditunjuk
No. Nama berkas Keterangan

Copy P2KP (Penilaian Prestasi Dilegalisir oleh Ka. Unit Kerja/pejabat


h.
Kerja Pegawai) tahun terakhir. yang ditunjuk
Surat Keterangan melaksanakan Ditandatangani Ka. Unit kerja/pejabat
i.
Tugas Pokok Kerekayasaan yang ditunjuk
Surat Keterangan Tidak dalam
Ditandatangani Ka. Unit
j. masa Tugas Belajar lebih dari 6
Kepegawaian/ pejabat yang ditunjuk
bulan
Surat Pernyataan Tidak rangkap Ditandatangani Ka. Unit kerja/pejabat
k.
Jabatan yang ditunjuk
Daftar Riwayat Kerekayasaan & Dibuat oleh ybs. diketahui oleh Ka.
l.
Pengembangan Profesi Unit kerja/pejabat yang ditunjuk
Pernyataan telah memiliki KTI yang Dilengkapi dengan copy bukti jurnal
m.
diterbitkan dan atau memiliki Paten dan atau sertifikat paten
Pernyataan telah melaksanakan Dilengkapi dengan copy OFK dan SK
n.
peran sesuai jabatan pada OFK Personil.

2. Penyusunan Bukti Fisik Kegiatan sesuai urutan di bawah ini:


No. Nama berkas Keterangan
Ditandatangani oleh Troika (KP, CE
a. Copy Program Manual
dan PM) dan Ka.Unit Kerja
Copy SK Organisasi Fungsional
b. Ditandatangani oleh Kepala Program
Kerekayasaan(OFK)
Surat Pernyataan Melakukan
Kegiatan Diklat dan bukti fisik Ditandatangani Ka. Unit kerja/pejabat
c.
(disusun berdasarkan waktu yang ditunjuk
pelaksanaan)
Surat Pernyataan Melakukan
Kegiatan Pengembangan Profesi Ditandatangani Ka. Unit kerja/pejabat
d. dan bukti fisik. (disusun yang ditunjuk
berdasarkan waktu pelaksanaan)
Surat Pernyataan Melakukan
Kegiatan Penunjang dan bukti fisik Ditandatangani Ka. Unit kerja/pejabat
e. (disusun berdasarkan waktu yang ditunjuk
pelaksanaan)
Surat Pernyataan Melakukan
Kegiatan Kerekayasaan dan bukti
Ditandatangani Ka. Unit kerja/pejabat
f. fisik (dikelompokkan perkegiatan
yang ditunjuk
dan disusun berdasarkan waktu
pelaksanaan)
Yang berisikan file:
1. DUPAK
g. CD DUPAK (berisi soft file copy) 2. Program Manual
3. Surat Pernyataan melakukan
kegiatan dalam excel
4. Rekapitulasi kegiatan dalam excel
Catatan :
Dalam hal Kepala Unit Kerja berhalangan, dan menerbitkan surat pelimpahan tugas dan
wewenang kepada pejabat yang ditunjuk, namun masa pelimpahan tugas dan
wewenang kurang dari 20 (dua puluh) hari kerja, maka seluruh berkas yang
dipersyaratkan tetap harus ditandatangani oleh Kepala Unit Kerja;

B. PENGAJUAN DAN PENILAIAN DUPAK


Mekanisme pengajuan dan penilaian DUPAK dijelaskan dalam gambar 1 dengan
penjelasan sebagai berikut :

1. Perekayasa Ahli Pertama III/a sampai dengan Perekayasa Ahli Madya IV/a
a. Perekayasa menyusun DUPAK beserta lampiran-lampirannya.
b. Mengajukan kepada atasan langsung paling kurang Pejabat Administrator
(Eselon III).
c. Pejabat Administrator (Eselon III) mengesahkan lampiran (kecuali bukti
fisik dokumen kegiatan kerekayasaan).
d. Berkas DUPAK dikirim kepada Tim Penilai Instansi/Unit Kerja/Prop./-
Kab./Kota melalui Sekretariat Tim Penilai (Pejabat yang menangani
Jabatan Fungsional pada Instansi).
e. Tim Penilai Instansi/Unit Kerja/Prop./Kab./Kota menilai semua bukti
kegiatan dan mengisi hasil penilaian pada DUPAK.
f. Pejabat Instansi/Unit Kerja/Prop./Kab./Kota yang berwenang, menerbitkan
PAK
g. Pejabat Instansi/Unit Kerja/Prop./Kab./Kota yang berwenang, mengirimkan
PAK ke Unit Kepegawaian, Perekayasa yang bersangkutan dan
ditembuskan ke BPPT selaku Instansi Pembina. Jika pada saat penilaian
tingkat pusat, copy PAK dari Perekayasa yang bersangkutan tidak ada
dalam file Instansi Pembina, maka penilaian DUPAK Perekayasa yang
bersangkutan tidak dapat dilakukan.

2. Perekayasa Ahli Madya IV/b sampai dengan Perekayasa Ahli Utama IV/e
a. Perekayasa menyusun DUPAK beserta lampiran-lampirannya.
b. Mengajukan kepada Atasan Langsung paling kurang Pejabat Tinggi
Pratama (Eselon II).
c. Atasan langsung atau pejabat yang ditunjuk mengesahkan lampiran
(kecuali bukti fisik dokumen kegiatan kerekayasaan).
d. Berkas DUPAK dikirim kepada Tim Penilai Instansi/Unit
Kerja/Prop./Kab./Kota melalui Sekretariat Tim Penilai (Pejabat yang
menangani Jabatan fungsional pada Instansi).
e. Tim Penilai Instansi/Unit Kerja/Prop./Kab./Kota melakukan pemeriksaan
dan penilaian semua bukti kegiatan.
f. Hasil penilaian beserta berkas DUPAK (baik memenuhi syarat, maupun
tidak memenuhi syarat naik pangkat/jabatan) dikirim kepada Kepala BPPT
selaku Kepala Instansi Pembina oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
Instansi yang bersangkutan (Pejabat Tinggi Pratama) untuk dinilai Tim
Penilai Pusat.
g. Tim Penilai Pusat melakukan pemeriksaan dan penilaian semua bukti
kegiatan.
h. Instansi Pembina menerbitkan PAK yang ditandatangani oleh Kepala
BPPT selaku Kepala Instansi Pembina.
i. Instansi Pembina mengirim PAK ke Pejabat Pembina Kepegawaian
Instansi
j. Pejabat Pembina Kepegawaian Instansi mengirim PAK ke Biro/Bag.
Kepegawaian dan pihak terkait.

PUSBINDIKLAT INSTANSI PENGGUNA


KEPALA BPPT
(SEKRETARIAT TIM PENILAI PUSAT (PENGELOLA PEREKAYASA
PENILAIAN PUSAT) KEPEGAWAIAN)

Mulai

Surat
Pemberitahuan
Pemberitahuan
Penilaian Tingkat
Penilaian
Instansi
DUPAK
Penerimaan IV/b – IV/e
Penilaian Tingkat
DUPAK
Instansi

Proses
Penilaian
Adminstrasi
Tingkat Pusat
Berkas Penilaian
III/a - IVa
Proses Hasil Penilaian Proses Penerbitan PAK
Penerbitan PAK Tingkat Pusat PAK

Tanda-tangan Selesai
PAK

Finalisasi
PAK Penerimaan PAK PAK

Gambar 1. Diagram Alir Mekanisme Pengajuan, Penilaian DUPAK dan Penerbitan PAK

Berkas DUPAK yang diajukan, namun tidak memenuhi ketentuan


sebagaimana dipersyaratkan dalam pedoman penyusunan berkas DUPAK,
akan dikembalikan untuk diperbaiki dan dilengkapi sesuai yang dipersyaratkan
serta dapat diajukan kembali paling lambat 1 (satu) minggu dari batas akhir
waktu pengumpulan berkas DUPAK yang ditentukan.

Pastikan saat penyerahan DUPAK telah diperiksa secara cermat dan teliti oleh
petugas yang berwenang, tercatat dalam buku penerimaan berkas, serta
menerima bukti check list pemeriksaan dan penerimaan berkas.
Hasil penilaian Tim Penilai Instansi dituangkan dalam bentuk Penetapan
Angka Kredit (PAK) oleh Instansi ybs, dan copy PAK tersebut ditembuskan
ke Instansi Pembina. Jika pada saat penilaian tingkat pusat, copy PAK dari
Perekayasa yang bersangkutan tidak ada dalam file Instansi Pembina, maka
penilaian DUPAK Perekayasa yang bersangkutan tidak dapat dilakukan.

C. PERIODE DAN MASA PENILAIAN DUPAK

1. Periode Penilaian dan Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional


Perekayasa tingkat pusat dilakukan paling kurang 2 kali dalam setahun, yaitu
penilaian sekitar bulan Januari untuk kenaikan pangkat per 1 April dan sekitar
bulan Juni untuk kenaikan pangkat per 1 Oktober setiap tahunnya.

Untuk penilaian dan Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional Perekayasa


pada tingkat instansi dapat melakukan penyesuaian dengan periode penilaian
pada tingkat pusat paling kurang 2 (dua) bulan sebelum penilaian pada tingkat
pusat.

2. Secara umum PAK hasil penilaian untuk periode Kenaikan Pangkat 1 April
mulai diterbitkan bulan Februari dan untuk periode Kenaikan Pangkat 1
Oktober mulai diterbitkan bulan Agustus.

3. Penilaian DUPAK untuk pengangkatan pertama kali ke dalam Jabatan


Fungsional Perekayasa dilakukan setelah yang bersangkutan diangkat
sebagai PNS. Masa Penilaian Angka Kredit yang bersangkutan dihitung sejak
diangkat sebagai CPNS sampai dengan saat PNS yang bersangkutan
mengajukan DUPAK (kegiatan pada periode CPNS harus diajukan
semuanya). Jika kegiatan pada periode CPNS tidak diajukan, maka kegiatan
tersebut tidak dapat dinilaikan lagi pada periode berikutnya.
Contoh :
Sdr. Heriyanto, ST NIP.198803212013031001 diangkat sebagai PNS dengan
pangkat Penata Muda III/a untuk mengisi formasi Jabatan Fungsional Perekayasa.
Pada 1 April 2015 Sdr. Heriyanto, ST mendaftar untuk menjadi Perekayasa, maka
DUPAK yang dapat diajukan untuk pengangkatan pertama adalah kegiatan sejak
diangkat menjadi CPNS (Maret 2013) sampai dengan kegiatan pada saat tanggal
pengajuan menjadi Perekayasa. Apabila yang diajukan dalam DUPAK hanya
kegiatan selama menjadi PNS, maka kegiatan selama CPNS tidak dapat diajukan
lagi.
4. Untuk kenaikan jabatan/pangkat diperlukan DUPAK dengan masa penilaian
terkini, yaitu paling kurang 9 (sembilan) bulan sebelum t.m.t. kenaikan
jabatan/pangkat.
Contoh :
Sdr. Ir. Endah, M.Sc. NIP. 197305102013032001, Perekayasa Ahli Muda, pangkat
Penata Tk. I, Golongan ruang III/d mengajukan DUPAK untuk kenaikan
jabatan/pangkat menjadi perekayasa ahli madya golongan ruang IV/a tmt 1 April
2017. Dengan demikian maka masa penilaian DUPAK yang diajukan paling kurang
sampai dengan 30 Juni 2016.
BAB III
TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT
JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

Dalam rangka melakukan penilaian, tim penilai melaksanakan mekanisme sebagai


berikut :

A. PEMERIKSAAN ULANG KELENGKAPAN ADMINISTRASI DUPAK


1. Tim Penilai melakukan pemeriksaan ulang kelengkapan DUPAK yang telah
diperiksa oleh Sekretariat Tim Penilai;
2. Apabila Tim Penilai Instansi/Pusat menemukan kekurangan ataupun keraguan
mengenai kelengkapan DUPAK, jika diperlukan, maka Tim Penilai dapat
mengkonfirmasikan hal tersebut kepada Sekretariat Tim Penilai
Instansi/Pusat;
4. Sekretariat Tim Penilai Instansi dapat meminta Pejabat fungsional Perekayasa
yang bersangkutan untuk melengkapi DUPAK yang secara administratif tidak
lengkap;
5. Sekretariat Tim Penilai Pusat dapat meminta Sekretariat Tim Penilai Instansi
untuk melengkapi DUPAK yang secara administratif tidak lengkap;

B. PELAKSANAAN PENILAIAN
Tahap-tahap kegiatan penilaian dan pemberian angka kredit adalah sebagai
berikut:
1. Masing-masing anggotaTim Penilai menelaah kebenaran dan keabsahan bukti
kegiatan yang dilampirkan dalam DUPAK, serta membuat catatan atas hasil
pemeriksaan dan penilaian.
2. Tim Penilai menyelesaikan penghitungan dan pengisian angka kredit pada
DUPAK/PAK, dengan bantuan sekretariat tim;
3. Hasil penilaian disampaikan kepada Ketua Tim Penilai melalui sekretaris Tim
untuk selanjutnya disahkan dalam suatu rapat pleno Tim Penilai;
4. Keputusan Tim Penilai yang ditetapkan dalam rapat pleno tidak dapat
diganggu gugat, terkecuali bila terjadi kesalahan penulisan.
5. Angka Kredit yang telah diputuskan dalam rapat pleno Tim Penilai kemudian
dituangkan dalam Berita Acara Penilaian oleh sekretariat tim penilai yang
ditandatangani oleh Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan seluruh anggota Tim
Penilai.

C. PEMBUATAN CATATAN PADA DUPAK


Tim Penilai dapat memberikan catatan pada lembar terakhir pada DUPAK atau
lembar khusus “Catatan Tim Penilai” yang berisi :
1. Rekomendasi dari Tim Penilai kepada Pejabat yang berwenang menetapkan
angka kredit mengenai pejabat fungsional yang dinilai.
2. Catatan perolehan angka kredit, antara lain berisi: alasan pengurangan atau
penambahan angka kredit berkaitan dengan berkas yang dinilai dan catatan
lain yang diperlukan.

Perekayasa dapat memperoleh informasi tentang hasil penilaian angka kredit


dengan prosedur sebagai berikut:
1. Perekayasa Ahli Pertama III/a sampai dengan Perekayasa Ahli Madya IV/a
mengajukan permohonan secara tertulis melalui Pimpinan Unit Kerja ke
Sekretariat TPI
2. Perekayasa Ahli Madya IV/b sampai dengan Perekayasa Ahli Utama IV/e
mengajukan permohonan secara tertulis melalui Pimpinan Unit Kerja ke
Sekretariat TPI dan kemudian Sekretariat TPI mengajukan ke Sekretariat TPP.
BAB IV
PENJELASAN UNSUR PENILAIAN
JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA

A. KETERKAITAN ANGKA KREDIT DAN JAM KERJA EFEKTIF


Angka Kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai
butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh pejabat fungsional Perekayasa dalam
rangka pembinaan karier yang bersangkutan. Angka kredit diperoleh berdasar
hasil penilaian atas prestasi dari pelaksanaan setiap butir rincian kegiatan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan MenPAN Nomor
PER/219/M.PAN/7/2008 dan Peraturan Kepala BPPT Nomor 015 Tahun 2016
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Perekayasa dan
Angka Kreditnya. Besarnya angka kredit untuk masing-masing butir kegiatan
didapat berdasarkan pada uji petik dan pengalaman dengan variabel waktu yang
diperhitungkan dalam jam kerja efektif untuk melaksanakan kegiatan jabatan
fungsional perekayasa.

Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 tentang Hari Kerja Di Lingkungan


Kementerian/Lembaga Pemerintah menetapkan jumlah jam kerja efektif dalam
lima hari kerja per minggu adalah 37,5 jam.

Perhitungan jumlah hari kerja dan jam efektif dalam 1 tahun digambarkan dalam
Tabel 4.1.

No. Waktu Jumlah

1 1tahun 365 hari


bukan hari kerja (cuti=12 hari, sabtu & minggu = 104 hari,
2 130 hari
libur resmi = 14 hari)
3 libur 1 tahun (12+104+14) 130 hari
4 hari kerja 1 tahun (365-130) 235 hari
5 hari kerja 1 bulan 20 hari
6 hari kerja 1 minggu 5 hari
7 hari kerja 1 minggu 37,5 jam
8 hari kerja 1 hari (37,5 : 5 hari) 7,5 jam
9 jam boros 1 hari berdasarkan ILO 30 %
10 jam effektif 1 hari berdasarkan ILO 70 %
11 jam kerja boros 1 minggu (30% x 37,5 jam) 11,5 jam
12 jam kerja efektif 1 minggu (70% x 37,5 jam) 26,25 jam
No. Waktu Jumlah

13 jam efektif 1 hari (26,25 jam : 5 hari )=5 jam 25 menit 5 jam 30 menit
jam kerja efektif 1 tahun (5 jam 30 menit x 235
14 1250 jam
hari)=1245,5 jam
15 jam kerja efektif reguler 4 tahun (4 tahun x 1250 hari) 5000 jam
16 jam kerja 1 tahun (7,5 jam x 235 hari) 1765 jam

Sumber: Bahan Paparan Direktur Pengadaan & Kepangkatan BKN 2017

Tabel 4.1. Jumlah Jam Kerja Efektif dalam 1 tahun

Keterkaitan antara Jam Kerja dan Angka Kredit dapat dijelaskan dalam Tabel 4.2.

JENJANG AK/Jam AK
AK/Tahun
PEREKAYASA (1250jam/thn) MAKSIMAL/THN

Pertama
3a->3b=50 AK
50/4thn=12.5 12,5/1250=0.01 2 x 12,5= 25,0
3b->3c=100 AK

Muda
3c->3d =100 AK
100/4thn=25.0 25/1250=0.02 2 x 25,0= 50,0
3d-> 4a =100 AK

Madya
4a->4b =150 AK
150/4thn=37.5 37,5/1250=0.03 2 x 37,5= 75,0
4b->4c =150 AK
4c->4d =150 AK

Utama
200/4thn=50.0 50,0/1250=0.04 2 x 50,0=100,0
4d->4e=200 AK

Tabel 4.2. Keterkaitan antara Jam Kerja dan Angka Kredit

Perolehan Angka Kredit pada kolom 4 tabel 4.2. merupakan jumlah maksimal
angka kredit yang dapat diperoleh seorang perekayasa dalam 1 tahun, yang terdiri
dari Unsur Utama dan Unsur Penunjang.

B. UNSUR PENILAIAN
Angka Kredit yang digunakan untuk kenaikan golongan terdiri dari:
1. Unsur Pendidikan:
a. Sub Unsur Pendidikan sekolah
b. Sub Unsur Pendidikan dan Pelatihan
c. Sub Unsur Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan

2. Unsur Kerekayasaan
3. Unsur Pengembangan Profesi
4. Unsur Penunjang

Angka Kredit untuk penilaian kenaikan jenjang harus memenuhi komposisi


minimal 80 % unsur utama dan maksimal 20% unsur penunjang dari angka kredit
kumulatif yang dipersyaratkan dikurangi unsur pendidikan.

Komposisi unsur utama ≥ 80% merupakan gabungan:


1. Sub Unsur Pendidikan dan Pelatihan serta memperoleh Surat Tanda Tamat
Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) atau Sertifikat.
2. Sub Unsur Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan.
3. Unsur Kegiatan Kerekayasaan.
4. Unsur Pengembangan Profesi.

Contoh Kasus:
Sdr. Ir. Endah, M.Sc. NIP. 197305102013032001, Perekayasa Ahli Muda, pangkat
Penata Tk. I, golongan ruang III/d telah mendapatkan penetapan angka kredit terdiri dari
unsur:
a. Pendidikan sekolah (S2) = 150,000 AK
b. Diklat = 4,000 AK
c. Kerekayasaan = 168,967 AK 203,167 AK
d. Pengembangan Profesi = 30,200 AK AK yg dipersyaratkan
untuk kenaikan jenjang
e. Penunjang = 64,080 AK dikurangi unsur
pendidikan ≥80%
Jumlah AK kumulatif = 417,247 AK
Jumlah Angka Kredit Unsur Utama minimal yang harus dipenuhi adalah :
80% X (400 – 150) = 200.

Sdr Ir. Endah, M.Sc. telah memperoleh angka kredit untuk Unsur Utama sebesar
203,167. Sehingga Sdr Ir. Endah, M.Sc. telah memenuhi syarat untuk naik
Jabatan/Pangkat menjadi Perekayasa Ahli Madya IV/a

C. PENILAIAN UNSUR PENDIDIKAN


Unsur Pendidikan, meliputi:
1. Sub Unsur Pendidikan Sekolah dan memperoleh gelar/ijazah;
a. Perolehan gelar/ijazah dalam stratum D-IV, S1, S2, dan S3, harus dalam
bidang teknologi.
b. Ijazah S1 atau D-IV harus dimiliki sebelum calon Perekayasa menduduki
Jabatan Fungsional Perekayasa, sedangkan S2 dan S3 dapat dimiliki
sebelum atau setelah yang bersangkutan berada dalam jabatan
Fungsional Perekayasa.
c. Ijazah yang setingkat hanya dapat dinilai 1 kali sebagai unsur Pendidikan
Sekolah,
d. Ijazah yang dikeluarkan oleh perguruan tinggi luar negeri harus
memperoleh pengesahan kesetaraan dari Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan atau Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi.
e. Ijazah yang lebih tinggi tetapi tidak sesuai dengan bidang keahlian
sebelumnya, tetapi masih dalam nomenklatur Unesco serta mendapat
persetujuan dari Kepala Unit Kerja minimal JPT Pratama dimana
Perekayasa ditugaskan, dapat dinilai sebagai unsur pendidikan.
f. Ijazah yang diakui adalah ijazah yang dikeluarkan oleh Perguruan Tinggi
Negeri atau Swasta yang telah memperoleh surat penyesuaian Ijazah yang
telah mendapat pengesahan dari BKN (khusus ijin belajar) atau Unit
Kepegawaian sesuai persyaratan di Jabatan Fungsional Perekayasa.
g. Penilaian pada Masa Bebas Sementara karena Tugas Belajar & ijin Belajar
1) Tugas belajar (TB) lebih dari 6 (enam) bulan, dan dibebaskan
sementara pada bulan ketujuh setelah terhitung mulai tanggal TB,
dapat mengajukan penilaian apabila telah selesai menjalani masa TB.
2) Angka Kredit yang dapat diklaim selama masa TB, hanya dari unsur
pengembangan profesi yang tidak terkait dengan tugas
akhir/thesis/disertasi dan unsur penunjang saja.

2. Sub Unsur Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)


Yang termasuk Penilaian dalam Sub Unsur Diklat meliputi:
a. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) kegiatan kerekayasaan dan memperoleh
Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP);
b. Pendidikan tidak bergelar dinilai sebagai pelatihan, penataran atau kursus
ilmiah.
c. Post-Doc, scientist exchange dan joint research dianggap sebagai diklat
sesuai dengan jumlah jam yang dipersyaratkan,
d. Pendidikan dan pelatihan manajerial yang berkaitan dengan bidang
kerekayasaan antara lain Pengadaan Barang dan Jasa, TQM, Project
Management,
e. Program pelatihan dalam bidang teknologi
f. Refreshment course bagi Perekayasa dalam bidang ilmu teknologi tertentu;
g. Pelatihan penggunaan instrument/software tertentu yang berkaitan dengan
pengadaan instrument/software tersebut;
h. Pelatihan keindustrian, meliputi proses desain, manufaktur, integrasi produk
serta manajemen proses yang diberikan oleh industri di dalam/di luar negeri;
i. Pelatihan Keselamatan serta keamanan kerja kerekayasaan di Laboratoria;
j. Pelatihan Kerekayasaan yang bersifat khusus karena tuntutan lingkungan
pekerjaan antara lain Magang Industri.
Yang tidak dapat dinilaikan dalam Sub Unsur Diklat meliputi:
1) Pendidikan dan pelatihan terkait jabatan struktural (JA/JPT), seperti Diklat
Pimpinan.
2) Pendidikan dan pelatihan terkait penguasaan bahasa asing untuk Tugas
Belajar ke Luar Negeri, seperti Diklat Bahasa Asing.
3) Pendidikan dan pelatihan manajerial yang tidak berkaitan dengan bidang
kerekayasaan antara lain arsiparis, SPIP, Reformasi Birokrasi, dan lainnya.

3. Sub Unsur Pendidikan dan pelatihan prajabatan.


Diklat Pra Jabatan yang dinilaikan adalah Diklat Pra Jabatan golongan III.

D. PENILAIANUNSUR KEREKAYASAAN
Kegiatan kerekayasaan meliputi:
1. Melaksanakan kegiatan penelitian terapan, pengembangan, perekayasaan
dan pengoperasian;
2. Melaksanakan penyusunan pedoman dan pembuatan laporan dalam
organisasi fungsional kerekayasaan.

Dalam pengajuan dokumen kegiatan kerekayasaan wajib memperhatikan hal-hal


sebagai berikut :
 Lembar kerja yang dapat dinilaikan untuk setiap peran adalah yang dibuat
sesuai peran tugasnya, bukan yang dibuat oleh peran di bawahnya atau di
atasnya.
Contoh :
Leader tidak dapat menilaikan lembar kerja yang dibuat oleh ES di bawahnya.

 Klaim Butir kegiatan II.A3.a.1 s.d 7 tentang melaksanakan sub integrasi produk
struktur rincian kerja (WBS) harus melampirkan lembar instruksi GL kepada L
di bawahnya dan lembar kerja GL.
 Tanda tangan pada laporan adalah asli (tidak boleh hasil scanning), namun
pada saat pengajuan penilaian cukup melampirkan fotokopi atau hasil cetak
scanning dokumen secara keseluruhan laporan.
 Tanggal pada setiap dokumen laporan wajib ada dan harus sesuai dengan
tanggal pada rincian Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan.
 Dokumen harus lengkap dengan isinya, tidak boleh hanya cover saja
(walaupun ada beberapa dokumen yang di claim sifatnya rahasia).
 Bukti melaksanakan kegiatan di lingkungan berisiko tinggi atau berbahaya.
berupa Surat Keputusan / Surat Keterangan (serendah-rendahnya oleh eselon
III), dan menjelaskan secara ringkas dan spesifik kegiatan berisiko tinggi
atau berbahaya yang dimaksud serta waktu pelaksanaannya. Dan hanya
dinilai per individu sekali dalam 1 (satu) tahun.
 Apabila pekerjaan yang dilakukan tidak ada dalam butir kegiatan yang tepat
sama untuk diajukan sebagai penilaian, dapat dicari butir kegiatan yang
mendekati.
 Program Manual dapat di cetak dengan cover dan lembar pengesahan dalam
format full page, sedangkan isi dapat dicetak maksimal dengan format “4
pages per sheet”.
 Engineering/Test/Production/Desain manual atau manual lainnya cukup
hanya satu dokumen per WBS.
 Klaim laporan dalam lembar keputusan untuk butir kegiatan II.A.3.b tentang
mendiskusikan kualitas capaian dari segi teknis dengan melakukan iterasi
teknis diantara kelompok (group) yang terkait, dapat dinilai apabila isi lembar
keputusan menyatakan hasil yang melibatkan lebih dari 1 WBS dan dilengkapi
dengan daftar hadir yang dihadiri oleh lebih dari 1 GL, dan isi lembar
keputusan sesuai dengan butir kegiatan dimaksud.
 Penilaian dokumen mengacu pada Juknis Nomor 015 tahun 2016, khususnya
untuk dokumen sistem informasi dan sistem pelaporan. Oleh karena itu setiap
peran pada Organisasi Fungsional Kerekayasaan (OFK) mempunyai tugas
membuat laporan (misal : GL wajib membuat Technical Document) selain
memeriksa atau menyetujui laporan yang dibuat peran di bawahnya.
Dengan demikian bila seseorang berperan sebagai Leader namun hanya
menilaikan Technical Note (TN) yang dibuat Engineering Staff (ES) di bawahnya
dan tidak membuat Technical Report (TR) yang menjadi tugas dan tanggung
jawab pelaporannya, maka seluruh berkas akan dikembalikan untuk diperbaiki
dan tidak dapat dinilaikan apabila belum melengkapi pelaporannya.
Demikian halnya untuk peran perekayasa lainnya, seperti Group Leader (GL)
yang tidak membuat Technical Document (TD), maka seluruh berkas akan
dikembalikan untuk diperbaiki dan tidak dapat dinilaikan apabila belum
melengkapi pelaporannya.

E. PENILAIAN UNSUR PENGEMBANGAN PROFESI


Kegiatan pada pengembangan profesi ini terdiri atas:
Penyebarluasan produk teknologi sesuai dengan tugas dalam program yang
sedang berjalan/kompetensi yang bersangkutan/kompetensi unit kerjanya.
1. Membuat karya tulis di bidang kerekayasaan
a. Dalam bentuk buku yang dipublikasikan internasional
b. Dalam bentuk buku yang dipublikasikan nasional
c. Dalam bentuk makalah di majalah ilmiah internasional
d. Dalam bentuk makalah di majalah dan media massa nasional yang diakui
instansi pembina
e. Dalam bentuk makalah yang dipresentasikan pada pertemuan ilmiah, yang
tidak dipublikasikan
Perekayasa Ahli Madya pangkat Pembina golongan ruang IV/a sampai
dengan Perekayasa Ahli Utama pangkat Pembina Utama Madya golongan
ruang IV/d yang akan naik pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi diwajibkan
mengumpulkan sekurang-kurangnya 12 (dua belas) angka kredit pada jenjang
golongan dari unsur pengembangan profesi untuk setiap kenaikan golongan.
Apabila yang bersangkutan memperoleh AK melebihi minimal yang
disyaratkan, maka kelebihan AK tersebut tidak dapat digunakan untuk klaim
syarat kenaikan golongan dalam jenjang berikutnya. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Unsur Utama
Naik Total AK (minimum) Pengembangan
Ketentuan
ke minimum Profesi
S1 S2 S3
III/b 150 40 tidak dipersyaratkan
III/c 200 80 40 tidak dipersyaratkan
Batas akhir S1, S1 bila ingin naik ke
madya saat muda harus menulis di jurnal
III/d 300 terakreditasi sekurangnya penulis ke 4, 160 120 80 tidak dipersyaratkan
atau menghasilkan paten (yg dibuktikan
dengan sertifikat paten)
IV/a 400 240 200 160 tidak dipersyaratkan
IV/b 550 360 320 280 +12 AK sejak IV/a
Batas akhir S1/ S2, bila S2 ingin naik ke
IV/c 700 480 440 400 +12 AK sejak IV/b
Utama saat madya mendapat jurnal/paten
IV/d 850 x 560 520 +12 AK sejak IV/c
IV e 1050 x 720 680 +12 AK sejak IV/d

Tabel. 4.3. Persyaratan Perolehan Angka Kredit untuk Kenaikan Jenjang/Pangkat

Berdasarkan peraturan tersebut pada tabel tersebut di atas, untuk jabatan dan
golongan/pangkat yang tidak disyaratkan menghasilkan Pengembangan
Profesi seperti Karya Tulis Ilmiah (KTI), maka apabila yang bersangkutan
menghasilkan dan mendapatkan AK dari pengembangan profesi, AK tersebut
tidak hilang dan dapat digunakan sebagai persentase pemenuhan Unsur
Utama pada saat usulan kenaikan golongan/pangkat, sebagaimana contoh di
bawah ini.
Contoh :
Sdr. Ir. Abdul Manan, NIP.19901023.201304.1.002, Perekayasa Pertama golongan
ruang III/b, menerima PAK dengan masa penilaian 01 Januari 2016-31 Desember
2016 dengan total 23,75 AK, terdiri dari:
• Unsur Utama Kerekayasaan = 13,35 AK, dan
• Pengembangan Profesi = 2,40 AK, serta
• Unsur penunjang = 8,00 AK.

PAK sebelumnya sebesar 185,35 AK, terdiri dari:


• Pendidikan S1 = 100,00 AK,
• Unsur Utama = 75,35 AK,
• Unsur Penunjang = 10,00 AK.

Dengan demikian Abdul Manan dapat dipertimbangkan untuk naik menjadi


Perekayasa Ahli Muda, golongan ruang III/c, dengan total 209,10 AK, unsur utama
91,10 AK (>80%).
Hasil penilaian dari contoh diatas Sdr.Abdul Manan mempunyai nilai Pengembangan
Profesi sebesar 2,40 AK, yang tidak menjadi syarat untuk kenaikan jabatan/golongan,
namun dapat dihitung secara kumulatif dalam pemenuhan unsur utama >80%.

Berkaitan dengan ketentuan khusus menghasilkan KTI dan atau Paten untuk
Perekayasa Ahli Madya dan Ahli Utama yang akan naik
jenjang/pangkat/golongan, maka penjelasan pengertian KTI dan Paten
sebagaimana di bawah ini.
Yang dimaksud dengan Karya Tulis Ilmiah (KTI) adalah sebuah laporan yang
ditulis dalam format tertentu dan menggambarkan hasil original dari sebuah
perekayasaan.
a. Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Format KTI umumnya menggunakan IMRAD Format.
 I = Introduction,
 M = Methods,
 R = Results,
 A = and
 D = Discussion,
Isi KTI terdiri dari:
 Judul: Penggambaran utama dari tulisan/makalah
 Abstrak: Rangkuman dari elemen-elemen penting dalam makalah
 Pendahuluan: Memberikan latar belakang masalah dan tujuan dari
perekayasaan.
 Material: menggambarkan rancangan perekayasaan sehingga dapat
diulangi (reproducible)
 Metode: menggambarkan prosedur perekayasaan
 Hasil: Rangkuman hasil kerekayasaan/penemuan tanpa interpretasi
 Pembahasan: Interpretasikan hasil kerekayasaan/penemuan yang
didapat selama kegiatan
 Kesimpulan: Rangkum hasil kerekayasaan/penemuan dari kegiatan
yang dilakukan
 Referensi: Tulis semua makalah, buku, website yang anda sitasi pada
makalah anda
Ketentuan KTI
 Sesuai dengan Tugas dalam Program atau kompetensi yang
bersangkutan atau terkait dengan tugas dan fungsi Unit Kerjanya.
 KTI hasil Tugas Akhir Pendidikan Sarjana/Pasca Sarjana/Doktortidak
dapat dinilai, sedangkan bagian dari Skripsi/ Thesis / Disertasi apabila
ditulis dan dikembangkan dengan analisis baru dapat dinilai.
 Buku atau makalah yang diterbitkan dalam dua bahasa atau lebih,
hanya dapat dinilaikan salah satunya yang lebih menguntungkan.
 Buku dan makalah yang diterbitkan dalam bentuk jurnal elektronik
yang memenuhi kriteria karya tulis ilmiah dapat dinilai sama dengan
jurnal yang diterbitkan, dengan ketentuan disertakan dokumen dalam
bentuk cetakan /hard copy.
 Makalah yang dipublikasikan di website yang memenuhi kriteria karya
tulis ilmiah wajib melampirkan print screen serta copy makalahnya
 Makalah yang dipublikasikan dari penyiaran radio dan tv melampirkan
surat keterangan penayangannya dari media yang bersangkutan, yang
berisi keterangan : Judul materi, waktu penayangan serta melampirkan
makalah yang dipublikasikan tersebut.
 Makalah ilmiah yang diterbitkan dalam suatu prosiding dengan ISBN/
ISSN dapat dinilai 100 % dari makalah ilmiah yang diterbitkan.
 Pengusulan dokumen penilaian dilegalisir oleh pejabat tertinggi yang
ada di unit kerjanya serta sekurangnya dilampiri dengan fotokopi
halaman depan (cover), nomor ISBN /ISSN, tanggal / tahun penerbitan,
daftar dewan redaksi, daftar isi dan kata pengantar.
 Makalah yang tidak diterbitkan setelah mengikuti persyaratan yang ada
dijuknis, dapat dinilai setelah dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah
formal yang dihadiri minimum 10 orang sekurangnya dari unit satuan
kerja terkait dan daftar hadir. Makalah dan daftar hadir harus disahkan
oleh atasan langsung minimal Pejabat Administrator (eselon III).
 Karya tulis populer yang diterbitkan pada media masa ber ISSN/ISBN
dapat dinilai sama dengan makalah yang tidak dipublikasikan tetapi
sudah dipresentasikan.
 Penyaduran buku/makalah yang tidak dipublikasikan/diterbitkan
setelah mengikuti persyaratan yang ada di juknis, dapat dinilai setelah
dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah formal yang dihadiri minimum
10 orang dari unit satuan kerja terkait dan daftar hadir. Saduran
makalah/buku dan daftar hadir harus disahkan oleh atasan langsung
minimal Pejabat Administrator. (eselon III).

b. Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada penemu
atas hasil penemuannya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu
tertentu, melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan
persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. (Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten, pasal 1, ayat 1).

2. Pendayagunaan Produk Teknologi


a. Mendayagunakan produk teknologi yang memperoleh Hak Kekayasaan
Intelektual (HKI) kecuali Merk
HKI (Intellectual Property Rights) merupakan hak yang berasal dari karya,
karsa, dan daya cipta kemampuan intelektualitas manusia yang memiliki
manfaat serta berguna dalam menunjang kehidupan manusia dan
mempunyai nilai ekonomi.
Secara garis besar HKI dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1) Hak Cipta (Copyrights)
Termasuk program komputer
2) Hak Kekayaan Industri (Industrial Property Rights), yang mencakup :
 Paten (Patent)
 Desain Industri (Industrial Design)
 Desain tata letak sirkuit terpadu (layout design of integrated circuit)
 Rahasia dagang (Trade secret)
 Perlindungan Varietas Tanaman (Plant Variety Protection)

MEREK
Merek (Nama dagang & bentuk HP)

Bentuk desain HP – Desain Industri


Teknologi Pembuatan HP - Paten

Sirkuit/rangkaian beberapa elemen elektronika di dalam


HP – Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Paten

Program/Software untuk
mengoperasikan HP -Hak Cipta

Dokumen : Sertifikat yang sudah mendapat persetujuan/pengesahan dari


lembaga yang berwenang ( Ditjen HKI- Kementeriah Hukum dan HAM,
PVT Kementerian Pertanian atau yang setara)
Catatan : Merk tdk termasuk dalam butir kegiatan ini

b). Mendayagunakan produk teknologi terjual & memperoleh royalti


HKI yang telah dimanfaatkan oleh pengguna berdasarkan kerjasama dapat
diberikan nilai.
Dokumen yang diajukan berupa kontrak atau kerjasama dari pengguna
teknologi yang berisi penjelasan tentang penggunaan teknologi, waktu
penggunaan dll.

3. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan, Petunjuk Teknis Pengelolaan Kegiatan


Kerekayasaan.
yang dimaksud dengan penyusunan petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis
pengelolaan kegiatan kerekayasaan adalah turunan dari Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (No. PER/219/M.PAN/7/2008).
Pengajuan penilaian melampirkan bukti berupa dokumen petunjuk
pelaksanaan, petunjuk teknis yang telah diterbitkan disertai dengan SK Tim
dari pimpinan Instansi Pembina Jabatan Fungsional Perekayasa.
Butir kegiatan ini hanya dapat diklaim oleh perekayasa Ahli Madya/Utama.

4. Perolehan Sertifikat Profesi


Sertifikat profesi merupakan sertifikat yang diperoleh dari kegiatan dalam
rangka pengembangan atau meningkatkan keahliannya di bidang
kerekayasaan. Sertifikat yang dapai dinilai adalah sertifikat yang dikeluarkan
oleh asosiasi / organisasi profesi / institusi yang telah diberi wewenang (bukan
vendor).
misalnya Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
Sesuai pasal 6 ayat 3.d Permenpan No. PER/219/M.PAN/7/2008,
keanggotaan dalam Majelis Perekayasa dapat dinilaikan sebagai Sertifikasi
Profesi (1 kali per tahun).
Contoh Sertifikat Profesi antara lain Linux Profesional, SAGE (System
Administration Guilde), CISA (CIS Auditing).
Pengajuan penilaian berdasarkan pada waktu yang tercantum dalam sertifikat.
Sertifkat hanya dapat dinilai satu kali setiap jenis.

F. UNSUR PENUNJANG
Kegiatan yang dinilai sebagai unsur penunjang pelaksanaan tugas Perekayasa,
meliputi:
1. Pengajar/Pelatih di bidang kerekayasaan;
a. Mengajar Diklat
Kegiatan mengajar/ melatih pendidikan dan pelatihan dalam bidang
kerekayasaan dapat dinilai apabila ada surat tugas yang disetujui atau
dibuat oleh atasan langsung. Penilaian AK sebesar 0,04/2 jam pelajaran,
dan 1 jam pelajaran = 45 menit.
Mengajar sebagai dosen reguler di perguruan tinggi tidak dapat diajukan.

b. Membimbing Siswa
• Disertai dengan surat tugas dari pimpinan unit kerja
• Disertai surat keterangan dari perguruan tinggi.
• Disertai bukti kelulusan/tanda tamat (Surat Keterangan Lulus/Sidang)
• Membimbing / orang :
- DIII-S1 : 1
- S2 : 1.5
- S3 : 2
• hanya dapat diklaim oleh perekayasa Madya/Utama
c. Menyusun kurikulum/buku/diktat/modul berkaitan dengan pendidikan dan
pelatihan kegiatan Perekayasa, dapat dinilai dengan melampirkan bukti
dokumen.
2. Peran serta dalam seminar/lokakarya/konferensi di bidang kerekayasaan;
a. Pemrasaran
b. Moderator/pembahas/narasumber
c. Peserta
Sebagai Panitia seminar/lokakarya/konferensi, tidak dapat dinilai.
Mengikuti Rapat kerja atau sejenisnya tidak dapat dinilai sebagai unsur
penunjang.

G. Ekivalensi dokumen
Untuk penilaian dokumen, maka ekivalensi dapat dilakukan sebagai berikut :

No. JENIS DOKUMEN EKIVALEN

1. Term of reference, Kerangka Acuan kerja dan


Program Manual
lainnya yang sejenis
2. Laporan yang bersifat teknis dengan periode Program Dokumen
pertahun atau laporan akhir suatu kegiatan. (lebih dari 40 halaman)
3. Laporan yang bersifat teknis dengan periode
minimum triwulanan , seperti : Technical Document
Preliminary Program Review, Detail Program (sekurangnya 20-40
Review, Critical Program Review, Final Program halaman)
Review
4. Laporan yang berisi masalah anggaran dan PCM (Progress Control &
penjadwalan (budgeting & scheduling) Monitoring)
(sekurangnya 5 halaman)
5. Laporan yang bersifat teknis dengan periode Technical Report
minimum bulanan (sekurangnya 8-10
halaman)
6. Laporan yang bersifat teknis dengan periode Technical Note
minimum mingguan (sekurangnya 2 halaman)
7. SOP atau acuan kerja atau mekanisme kerja Design/Engineering/Test
yang dibuat diawal kegiatan Manual
8. Notulen rapat lengkap Lembar keputusan rapat
Disertai daftar hadir
9. Nota Dinas/Disposisi yg berisi instruksi Lembar Instruksi
Disertai daftar hadir
10. Log book/ bagian dari Log book dan Laporan
Lembar kerja
singkat hasil kerja
11. Catatan harian Peneliti/perekayasa Logbook dan/ lembar
kerja
12. Surat Keterangan (apabila suatu instansi tidak
Surat Keputusan
dapat mengeluarkan Surat Keputusan)
LAMPIRAN
1. Daftar Judul Jurnal terakreditasi
2. Format PAK (sesuai surat edaran)
3. Format catatan tim penilai
4. Rekomendasi PAK
Format catatan tim penilai
Daftar Jurnal Ilmiah Akreditasi LIPI : http://jurnal.pdii.lipi.go.id/index.php/Daftar-
Jurnal-Ilmiah-Akreditasi-LIPI.html
Daftar Jurnal Ilmiah Hasil Akreditasi Dikti :
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/index.php/Daftar-Jurnal-Hasil-Akreditasi-DIKTI.html

Anda mungkin juga menyukai