Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
asuhan keperwatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat. Hal
ini menunjukkan bahwa manajemen keperawatan perlu mendapat prioritas utama dalam
pengembangan keperawatan di masa depan, karena berkaitan dengan tuntutan profesi dan
merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai, dan diterima
secara spontan oleh masyarakat. Profesi ini baru saja mendapat pengakuan dari profesi
lain, sehingga dituntut untuk mengembangkan diri agar dapat berpartisipasi aktif dalam
Proses ini merupakan tantangan bagi perawat Indonesia dan perlu dipersiapkan dengan
1
Rumah Sakit sebagai suatu sistem pelayanan kesehatan yang mengemban tugas
melaksanakan upaya kesehatan yang berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang di laksanakan secara serasi dan
rujukan,maka salah satu fungsi Rumah Sakit adalah menyelenggarakan pelayanan dan
asuhan keperawatan.
menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan di mata masyarakat.
Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan kelompok profesi dengan jumlah
terbanyak, paling depan dan terdekat dengan penderitaan, kesakitan, serta kesengsaraan
yang dialami pasien dan keluarganya. Salah satu indikator dari mutu pelayanan
keperawatan itu adalah apakah pelayanan keperawatan yang diberikan itu memuaskan
pasien atau tidak. Kepuasan merupakan perbadingan antara kualitas jasa pelayanan yang
didapat dengan keinginan, kebutuhan, dan harapan (Tjiptono, 2004) (Nursalam, 2014).
Untuk Mewujudkan pelayan keperawatan yang berkualitas sesuai dengan visi dan
misi Rumah Sakit tidak terlepas dari proses manajemen, yang merupakan suatu
pendekatan dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan organisasi. Dalam
(Nursalam, 2014).
sehingga Program Profesi Ners STIKES Mandala Waluya Kendari memberikan tugas
praktek sesuai keahlian atau kompetensi yang di butuhkan pada saat ini praktek bidang
Daerah Kota Makassar. Tujuannya adalah untuk memadukan antara teori dan praktek
2
Berdasarkan penugasan dari Program Profesi Ners STIKES Mandala Waluya
Kendari selama kurun waktu dari tanggal 12 maret – 6 april 2019 akan melaksanakan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
manajemen
asuhan keperawatan.
3
2. Tujuan Khusus
hal :
kepala ruangan
g. Memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai di ruang rawat inap
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
b. Rumah sakit dapat mengumpulkan data dalam penerapan model MAKP yang di
4
c. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan penerapan model
rencana strategi
Melalui praktek ini, mahasiswa dapat membantu Rumah Sakit untuk memberikan
masukan pemecahan masalah yang bersifat teknis operasional dari sudut pandang
keperawatan, semoga dapat meingkatkan tata kelola keperawatan secara efektif dan
efisien.
maslah yang ada di Ruang Interna RSUD Kota Makassar yang berkaitan dengan
MAKP
c. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat, perawat dengan perawat, perawat
dengan tim kesehatan lain dan perawat dengan pasien dan keluarga
pelaksanaan MAKP
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan pro aktif dalam
supervisi terhadap staf sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi.
dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1985)
6
c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan .berbagai
manajer perawat dengan mempertimbangkan apa saja yang yang pasien liat,
fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin utama dari seluruh
tujuan keperawatan
dengan pendekatan sistem terbuka. Oleh karena itu manajeman keperawatan terdiri
atas beberapa elemen yang tiap-tiap elemen saling berinteraksi. Pada umumnya suatu
sistem dicirikan oleh 5 elemen, yaitu input, proses, output, kontrol dan mekanisme
umpan balik.
7
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan
keperawatan. Output atau keluaran umumnya dilihat dari hasil atau kualitas
evaluasi penampilan kerja perawat, pembuatan prosedur sesuai dengan standar dan
sumber daya manusia dan materi dan memberikan masukan tambahan kedalam
mengarahkan dan mengawasi keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya
manusia untuk memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomis kepada kelompok
8
pasien. Proses manajemen keparawatan sejajar dengan proses keperawatan yaitu
Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan
dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi
DEPKES RI yang diambil dari fungsi manajemen menurut George Terry yang terdiri
(evaluasi).
a. Man (Ketenagaan)
1) Kuantitas
Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses
untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada
9
Ada beberapa situasi yang dapat dipertimbangkan dalam kita melakukan
atau perubahan kapasitas tempat tidur hal ini akan berdampak pada
yang pada akhirnya perlu analisa situasi dan kebutuhan tenaga. Hal ini
optimal.
beban kerja yang berat serta tenaga yang kurang. Bila hal ini telah terjadi
dan fasilitas yang diterima. Apabila keluhan ini telah teridentifikasi maka
10
a) Teori Menurut Gillies
𝐴 𝑥 𝐵 𝑥 365
TP =
(365−𝐶)𝑥 𝐽𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎/𝐻𝑎𝑟𝑖
Keterangan :
TP : Tenaga Perawat
kriteria :
11
- Observasi tanda– tanda vital dilakukan tiap shift.
memerlukan prosedur.
dengan kriteria:
- Pemakaian suctioan.
- Gelisah/disorientasi.
c) Metode Depkes
pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat - alat makan dan lain -
12
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan :
- Kelas I : 2 jam/hari
- Kelas II : 3 jam/hari
- Kelas IV : 6 jam/hari
- Pagi / Sore : 35 %
- Malam : 30%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑥 35 %
Pagi/Sore =
8 𝐽𝑎𝑚
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑥 30 %
Malam =
8 𝐽𝑎𝑚
e) Metode Swansburg
f) Metode Rasio
13
keputusan Menteri Kesehatan No. 262/ Menkes/Per/VII/79. Metoda hanya
dibutuhkan pada tiap unit atau ruangan. Cara rasio yang umum digunakan
TM = Tenaga Medis
TT = Tempat Tidur
g) Metode Demand
klien yang masuk ruang gawat darurat dibutuhkan waktu sebagai berikut :
2) Kualitas
14
maupun keluarganya dan supaya tujuan tersebut dapat tercapai maka
prinsip-prinsip manajemen.
SDM yang sesuai dengan kualitas yang tinggi dan profesional sesuai
pascaoperatif
gangguan endokrin
15
k) Penatalaksanaan pasien dengan gangguan fungsi imunologik
fraktur muskuloskeletal)
Uang merupakan salah satu unsure yang tidak dapat diabaikan. Uang
merupakan alat tukar menukar yang memiliki nilai guna tinggi. Besar kecilnya
hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan.
oleh karena itu uang merupakan alat yang penting untuk mencapai tujuan karena
segala sesuatu harus diperhintungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan
dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja,
alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai
16
sebagai unit organisasi milik swasta dihadapkan pada masalah pembiayaan
dalam arti alokasi anggaran yang tidak memadai sedang penerimaan masih
kesehatan di Rumah Sakit karena sebagai organisasi yang beroperasi setiap hari,
Rumah Sakit. Terobosan itu dapat dilakukan antara lain dengan mengoptimalkan
merupakan suatu sistem atau model pembiayaan yang paling utama dalam
terutama Rumah Sakit pemerintah. Tarif yang diberlakukan belum unit cost
based dan tanpa pertimbangan yang cermat terhadap berbagai dimensi yang
(obat, bahan habis pakai, dll). Selama ini penetapan tarif rawat inap Rumah Sakit
berdasarkan Kepmenkes, No. 582/1997 (BN No. 6055 hal. 3B-7B) yang
menjadikan perawatan kelas II sebagai setara Unit Cost (UC) terhitung dengan
metode double distribusi, maka dapatlah diketahui besarnya tarif Kelas III (1/3
17
kali UC Kelas II), kisaran tarif Kelas I (2-9 Kali UC Kelas II) dan VIP/Super
Dengan adanya jaminan pemerintah pada pelayanan rawat inap kelas III
yang diasumsi sesuai dengan Unit cost, maka Rumah Sakit memerlukan
penataan kembali pola tarif rawat inap yang ada dengan menjadikan kelas III
setara dengan unit cost terhitung dengan metode double distribusi dan untuk
kelas II, Kelas I, dan VIP dijadikan kelas profit Rumah Sakit sesuai dengan
c. Material danMesin
merupakan semua bentuk alat kesehatan atau peralatan lain yang dipergunakan
logistik yang efektif dan efisien. Pengadaan alat yang tepat dan berfungsi dengan
18
Manajer logistik juga harus mampu mengantisipasi kejadian darurat,
pencapaian tujuan umum Rumah Sakit. Manajemen logistik juga harus mencapai
Rumah Sakit.
dan kebidanan yang meliputi kebutuhan (jumlah, jenis dan spesifikasi) serta
standar alat kesehatan, standar alat perawatan, standar alat linen, standar alat
rumah tangga, standar alat kantor, standar alat tulis kantor, dan standar alat
dengan memperhatikan jenis alat, kualifikasi, rasio dan jumlah yang dibutuhkan.
d. Method
mencapai tujuan.
1. Pengertian MPKP
19
Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem (struktur,
proses dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian
2. Komponen MPKP
Hoffart & Woods (1996) menyimpulkan bahwa MPKP tediri lima komponen yaitu
nilai – nilai professional yang merupakan inti MPKP, hubungan antar professional,
dilakukan oleh PA. hal ini berarti PP mempunyai tanggung jawab membina
tindakan medik.
20
c. Metode pemberian asuhan keperawatan
akan mengevaluasi perkembangan klien setiap hari dan membuat modifikasi pada
d. Pendekatan manajemen
Pada model ini diberlakukan manajemen SDM, yaitu ada garis koordinasi yang
jelas antara PP dan PA. performa PA dalam satu tim menjadi tanggung jawab PP.
yang efektif.
penghargaan yang diberikan kepada perawat bukan bagian dari asuhan medis atau
3. Tujuan MPKP
d. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi
21
4. Pilar – Pilar MPKP
diantaranya adalah :
pilar praktik perawatan professional yang pertama. Pada pilar I yaitu pendekatan
meliputi (perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan dan rencana jangka pendek ;
harian,bulanan,dan tahunan)
alokasi pasien.
3) Pengarahan
motifasi, manajemen waktu, komunikasi efektif yang mencangkup pre dan post
4) Pengawasan
5) Pengendalian.
perawat.proses ini selalu dilakukan sebelum membuka ruang MPKP dan setiap ada
22
c. Pilar III: Hubungan professional
dalam penerima palayana keperawatan (klien dan keluarga). Pada pelaksanaan nya
dengan tim kesehatan dan lain – lain. Sedangkan hubungan professional secara
Salah satu pilar praktik professional perawatan adalah pelayanan keperawat dengan
1. Fungsional
keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu karena
masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat hanya
ini berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan, perawat melaksanakan tugas
23
Karu
Beberapa Pasien
- Perawat menjadi lebih terampil dalam melakukan suatu tugas yang bisa
sedikit.
secara holistic dan tidak berfokus pada masalah pasien sehingga tidak
professional.
24
- Tidak memberikan kepuasan baik pada pasien maupun pada perawat.
- Kadang bisa terjadi saling melempar tanggung jawab bila terjadi kesalahan.
2. TIM
asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif
(Ratna, 2010).
sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi. Dengan
tim sangat tergantung pada filosofi ketua tim, yakni apakah berorientasi pada
3) Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok dan
mendokumentasikannya.
25
b. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin.
mereka.
d. Peran kepala ruangan penting dalam metode tim. Metode tim akan berhasil baik,
apabila didukung oleh kepala ruangan. Untuk itu, kepala ruangan diharapkan
telah :
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda- beda
ruangan dibagi menjadi 2 – 3 tim yang terdiri dari tenaga profesional, tehnikal dan
pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu. Dalam penerapannya ada
a. Kelebihan :
26
3) Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan
b. Kelemahan :
Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim,
Kepala Ruang
3. Primer
primer dalam pemberian asuhan keperawatan disebut perawat primer (primary nurse).
mempunyai 4 – 6 klien dan bertanggung jawab selama 24 jam selama klien dirawat
dan koordinasi dalam merencanakan asuhan keperawatan dan juga akan membuat
27
rencana pulang klien jika diperlukan. Jika perawat primer sedang tidak bertugas,
selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai
keluar Rumah Sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara si
pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
Pasien
secara holistic.
- Perawat lebih puas karena disamping memiliki otoritas, perawat juga memiliki
28
b. Kerugian Metode Keperawatan Primer
perawat profesioal.
dari dua sistem, yaitu keperawatan tim dan keperawatan primer. Menurut Ratna S.
Sudarsono (2000) dalam buku S. Suarli-Yanyan Bahtiar (2011), penetapan model ini
Disamping itu, karena saat ini sebagian besar perawat yang ada di RS adalah
lulusan SPK, maka mereka akan mendapat bimbingan dari perawat primer/ketua
29
Kepala Ruangan
PP 1 PP 2 PP 3 PP 4
PA PA PA PA
PA PA PA PA
PA PA PA PA
Menurut S. Suarli Yanyan Bahtiar (2011), Selain diagram diatas, untuk lebih
perawat primer, dan perawat associate, dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Perawat
Kepala Ruangan (KARU) Perawat Primer (PP)
Associate (PA)
1. Menerima pasien baru 1. Membuat perencanaan ASKEP 1. Memberikan
2. Memimpin rapat 2. Mengadakan tindakan ASKEP
3. Mengevaluasi kinerja kolaborasi 2. Mengikuti
perawat 3. Memimpin timbang terima timbang
4. Membuat daftar dinas 4. Mendelegasikan tugas terima
5. Menyediakan material 5. Memimpin ronde keperawatan 3. Melaksanaka
6. Melakukan 6. Mengevaluasi pemberian n tugas yang
perencanaan dan ASKEP didelegasika
30
pengawasan 7. Bertanggung jawab terhadap n
7. Melakukan pasien 4. Mendokume
pengarahan dan 8. Memberi petunjuk jika pasien ntasikan
pengawasan akan pulang tindakan
9. Mengisi resume keperawatan keperawatan
5. Kasus
dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada
jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.
bertanggung jawab terhadap asuhan dan observasi pada pasien tertentu (Nursalam,
2002).
Kepala Ruangan
- Perlu tenaga yang cukup banyak dengan kemampuan dasar yang sama.
31
5. Hal – Hal Yang Berkaitan Dalam Pelaksanaan MPKP
a. Timbang terima.
1) Pengertian
yang dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga. Friesen (2008)
melanjutnya perawatan.
tanggungjawab tentang pasien dari perawat yang satu ke perawat yang lain.
32
c) Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti oleh
dinas berikutnya.
perasaan perawat.
disampaikan.
d. Penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak
terburu-buru.
33
3) Prosedur dalam timbang terima.
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
dilimpahkan.
34
e) Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi,
jelas Penyampaian pada saat timbang terima secara singkat dan jelas.
f) Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit
b) Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan
yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo, 2005 dalam Dewi, 2012 di
adalah:
35
a) Dilakukan hanya di meja perawat.
dengan perawat.
36
d. Skema timbang terima
Pasien
Rencana tindakan
Perkembangan
keadaan klien
Masalah:
Teratasi, Belum,Sebagian
b. Conference
1) Pengertian
2) Tujuan Conference
37
keperawatan sehingga tidak terjadi pengulangan asuhan, kebingungan dan
berbeda
f) Ruang diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pada saat diskusi
1) Pre Conference
a) Pengertian
tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika
yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference
harian), dan tambahan rencana dari kepala tim dan penanggung jawab
tim.
38
Pre conference adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum
c) Syarat pelaksanaan
dan yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim
1) Post conference
a. Pengertian
pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi dilakukan sebelum atau
setelah melakukan operan dinas, pagi, sore atau malam sesuai dengan jadwal
39
b. Tujuan post conference
dijumpai.
waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit, topik yang dibicarakan harus
data-data yang perlu ditambahkan dan yang terlibat dalam conference adalah
1) Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas pagi
masing.
b) Keluhan klien
e) Masalah keperawatan
40
f) Rencana keperawatan hari ini.
dikonsulkan.
a. Ketepatan dokumentasi.
Tahap-tahap inilah yang akan dilakukan oleh perawat - perawat ruangan ketika
41
BAB III
Rumah sakit umum kota makasar semulah adalah puskesmas yang berdiri
pada tahun 1975 dengan nama puskesmas perawatan Daya.pada tahun 1978 -2002
puskesmas perawatan Daya meningkata menjadi puskesmas plus daya pada tahun 2002
berdasarkan terbitnya surat Izin Rumah sakit dari dirjen yanmedik Nomor HK
dengan nama rumah sakit Umum daerah kota makasar. struktur dan organisasi Rumah
sakit Umum daerah kota makasar dibentuk berdasarkan SK walikota No 5 Tahun 2007
Tentang struktur organisasi dan tata kerja RSUD kota makasar dan peraturan walikota
makasar Nomor 54 tahun 2009 tentang uraian tugas jabatan struktural RSUD kota
makasar. Rumah sakit Umum Daerah kota makasar juga merupakan pusat rujukan
pintu gerbang Utara makasar sesuai dengan keputusan gubernur profinsi sulawesi
penetapan Kelas Rumah sakit umum Tipe B keputusan mentri kesehatan Nomor
sakit Type B
Secara geografis lokasih Rumah sakit Umum kota ,makasar berada pada bagian
Utara timur kota makasar yang merupakan kawasan pengembangan rencana induk
kota pada kecamatan Biringkanaya dengan luas wilaya 80.06 Km2 dengan jumlah
penduduk 168.848 jiwa dibandingkan luas wilaya kota makasar 175.77 Km2 dengan
42
jumlah penduduk 1,6 juta dengan batas wilaya sebagai berikut sebelah utara berbatas
sebelah timur berbatas dengan kabupaten Gowa dan sebelah selatan berbatasan dengan
selat makasar;
a. Visi
"Rumah sakit dengan pelayanan yang Aman dan Nyaman Menuju Standar Kota
Dunia"
b. Misi
masyarakat
mutakhir
c. Nilai Dasar
1. Ikhlas : berbuat sesuatu bukan untuk mendapatkan pujian dari apapun, tapi
43
3. Disiplin : menyelesaikan tugas yang diberikan tepat waktu. tepat cara dan
tempat guna dengan selalu memperhatikan nilai-nilai agama, norma, etika dan
4. Jujur : kesesuaian antara lisan, hati dan perbuatan,tidak berbohong serta tidak
Pelayanan kesehatan di rumah sakit umum daerah kota makasar didukung oleh
tenaga medis,tenaga perawatan, tenaga kesehatan lainya dan tenaga non kesehatan.
No Jabatan Jumlah
1 Direktur 1
2 Wadir Umum & keuagan 1
3 Wadir pelayanan medik 1
4 Staf wadir umum & keuagan 2
5 Staf direktur 2
6 Staf wadir pelayanan medik 1
7 Keuagan 40
8 Bagian umum 34
9 Bagian pelayanan masyarakat 17
10 Bidan pelayanan medik 8
11 Bidang penunjang pelayanan medik dan perawatan 5
12 Bidang pelayanan keperawatan 8
13 Medical Record 19
14 Medical Recird UGD 7
I. Poliklinik paru
1 Epidemologi kesehatan madya 1
2 Pelaksana perawat 1
44
II. Poliklinik Interna
1 Dokter Madya 2
2 Dokter Muda 2
3 Perawat 3
III. Poliklinik Anak
1 Dokter 2
2 Perawat 2
IV. Poliklinik Kulit dan Kelamin
1 Perawat 2
V. Poliklinik THT
1 Dokter 3
2 Perawat 2
VI. Poliklinik Bedah
1 Dokter 1
2 Perawat 2
VII. Poliklinik Urologi
1 Dokter 1
2 Perawat 2
VIII. Poliklinik Bedah Orthopedi
1 Dokter 1
2 Perawat 2
IX. Poliklinik Syaraf
1 Dokter 2
2 Perawat 3
X. Polilinik Jiwa
1 Dokter 1
2 Perawat 2
3 Pelaksana Kebidanan 1
XI. Poliklinik Gigi
1 Dokter 8
2 Perawat 5
45
XII. Poliklinik Mata
1 Dokter 1
2 Perawat 2
XIII. Poliklinik Obgyn
1 Dokter 5
2 Bidan 5
XIV. Poliklinik Jantung
1 Dokter 1
2 Pelaksana kebidanan 1
XV. Perawatan ICU
1 Dokter 1
2 Perawat 21
XVI. Perawatan Genekologi
1 Bidan 19
XVII. Instalasi Badah Sentral
1 Perawat 25
XVIII. Kamar Bersalin
1 Bidan 27
XIX. Perawatan Nifas
1 Bidan 20
XX. Perawatan Anak
1 Perawat 21
2 Pelaksana Kebidanan 1
XXI. Perawatan Interna
1 Perawat 28
XXII. Perawatan Bedah
1 Perawat 26
XXIII. Perawatan VIP
1 Perawat 13
2 Pelaksana Kebidanan 2
46
XXIV. Perawatan Kelas I
1 Perawat 18
2 Pelaksana Kebidanan 4
XXV. Perawatan PICU NICU
1 Perawat 9
2 Pelaksana Kebidanan 12
XXVI. IGD
1 Dokter 9
2 Perawat 31
3 Pelaksana Bidan 1
XXVII.Instalasi Fisioterapi
1 Fisioterapis 11
2 Staf 1
XXVIII. Instalasi Radiologi
1 Dokter 3
2 Radiografer 11
XXIX. Instalasi Laboratorium
1 Dokter 4
2 Pranata Lab 7
3 Pelaksana Lab 12
4 Staf 5
1 Instalasi Gizi 33
2 Instalasi Sanitasi 13
3 Instalasi Pengendalian Penyakit Infeksi 5
4 Instalasi Farmasi 30
5 Instalasi IPSRS 8
6 Instalasi Pusat Sterilisasi 15
47
b) ICU
c) OK/Ruang Operasi
d) PICU/NICU
2) Poli Jiwa
3) Poli KIA
4) Poli Gizi
5) Klinik TB
7) Poli PCT
8) Poli Interna
9) Poli Anak
1) Kelas I
2) Kelas II
3) Kelas III
4) VIP
5) Super VIP
48
g) Pelayanan Penunjang Medik
2) Instalasi Farmasi
3) Instalasi Gizi
6) Instalasi Radiologi
7) Instalasi USG
beberapa gedung perawatan rawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar yang
diresmikan oleh Walikota pada tahun 2002 dan merupakan gedung yang terletak
dilantai 2.
Sakit Umum Daerah Kota Makassar yang melayani perawatan khusus penyakit dalam
pendidikan, penelitian serta mencakup berbagai tingkatan maupun disiplin ilmu. salah
satu bentuk pelayanan profesional merupakan bagian integral yang tidak dapat
49
2 Muliati, S.Kep S1 Keperawatan Ketuan Tim
3 Endang, S.Kep S1 Keperawatan Evakuator
4 Rahmawati, A.Md.Keb D III Kebidanan Administrasi
5 Cristina Padang, S.Kep. Ns Ners Penanggung jawab
6 St. Marwa Umrah, S.Kep, Ns Ners Perawat Pelaksana
7 Darmawati, AMK DIII Keperawatan Perawat Pelaksana
8 Nurlaela Ambo, A.Md.Kep DIII Keperawatan Perawat Pelaksana
9 Kurnia Setia Dewi, A.Md.Kep DIII Keperawatan Perawat Pelaksana
10 Jumarni, S.Kep. Ns Ners Perawat Pelaksana
11 Ayu Dewi Aztisya, AB, AMK DIII Keperawatan Perawat Pelaksana
12 A. Ervina Widyaningsih, S.Kep S1 Keperawatan Perawat Pelaksana
13 Ika Mawarni, AMK DIII Keperawatan Perawat Pelaksana
14 Rini Yuliana, AMK DIII Keperawatan Perawat Pelaksana
15 Mauliddah Ekasari, B. AMK DIII Keperawatan Perawat Pelaksana
16 Riska Aris, S.Kep, Ns Ners Perawat Pelaksana
17 Asrianti Abdullah, S.Kep, Ns Ners Perawat Pelaksana
18 St. Masrurah, S.Kep S1 Keperawatan Perawat Pelaksana
19 Masdiana, R. S.Kep, Ns Ners Perawat Pelaksana
20 Sri Indah Sari, S.Kep, Ns Ners Perawat Pelaksana
21 Nirwana, S.Kep, Ns Ners Perawat Pelaksana
22 Indah Pratama Sari, S.Kep,Ns Ners Perawat Pelaksana
23 Rahma, S.Kep S1 Keperawatan Perawat Pelaksana
24 Niar Johan, S.Kep S1 Keperawatan Perawat Pelaksana
25 Nurhayu, A.Md.Kep D III Keperawatan Perawat Pelaksana
26 Nofa Makata, A.Md.Kep D III Keperawatan Perawat Pelaksana
27 Magfirah, A.Md.Kep D III Keperawatan Perawat Pelaksana
28 Nuraida, A.Md.Kep D III Keperawatan Perawat Pelaksana
b) Jumlah Tenaga Dokter
Tenaga medis di ruang Perawatan AMarilis RSUD Kota Makassar terdiri dari
No Kualifikasi Jumlah
1 Dokter spesialis penyakit dalam 4
50
c) Tenaga Non Keperawatan
No Kualifikasi Jumlah
1 Tenaga Administrasi 1
2 Tenaga Bagian Gizi 2
3 Cleaning Service 2
d) Analisa Situasi Ruangan
Ruang Amarilis interna terdiri dari beberapa ruangan, antara lain : kelas I
sebanyak 3 kamar, kelas II sebanyak 2 kamar, kelas III sebanyak 5 kamar, 1 ruang
51
21 Tensi digital 1
22 Meja perawat 4
23 Meja nurse station 1
24 Kursi 8
25 Komputer 1
26 Printer 1
27 Papan mading 1
28 Lemari seprei 1
29 Lampu pembaca hasil diagnostik 1
30 Wastafel 1
31 Telpon ruangan 1
32 Kasur tempat tidur 1
33 Disepenser galon 1
"Pasien yang dirawat tanggal 12 maret 2019 = 24 orang, tanggal 13 maret 2019 =
29 orang, tanggal 14 maret 2019 = 27 orang. Maka jumlah hari perawatan dari
tanggal 12 - 14 maret 2019 adalah 80. Selama 3 hari (periode) dengan jumlah
80 x 100%
BOR =
29 x 3
= 91,9 = 92 %
52
b) LOS (Leght Of Stay)
1) Pasien A : 9 hari
Total : 9 hari
9
= 9 (9)hari
1
1) Pasien A = 3 hari
2) Pasien B = 3 hari
3) Pasien C = 2 hari
4) Pasien D = 2 hari
5) Pasien E = 4 hari
6) Pasien F = 5 hari
7) Pasien G = 6 hari
8) Pasien H = 4 hari
9) Pasien I = 4 hari
Total = 33 hari
33
= 3,6 (4)hari
9
1) Pasien A = 8 hari
2) Pasien B = 5 hari
3) Pasien C = 3 hari
53
4) Pasien D = 8 hari
Total = 24 hari
24
= 6 (6)hari
4
c) BTO
1
= = 0,03 kali
29
9
= = 0,31 kali
29
4
= = 0,13 kali
29
"Jumlah hari = 1 hari dengan jumlah hari perawatan = 9 hari, jumlah pasien
54
(29x3) − 66
=
14
pasien dalam waktu 24 jam dibutuhkan perawat pelaksana yang dibutuhkan ialah
shift pagi (5 orang), shift sore (4 orang), shift malam (2 orang) jadi total perawat
286 = 3) perawat cuti, jadi total tenaga perawat yang dibutuhkan dalam ruangan
17 perawat.
evakuator dan 1 admin), shift sore 5 orang dan shift malam 5 orang. perawat libur
7 orang cuti 3 orang. Hal ini menunjukan bahwa kebutuhan perawat pada saat itu
akan jumlah pasien telah cukup tetapi ketika ada perawat yang sedang cuti dan
Tahun 1979 bahwa seharusnya untuk Rumah Sakit yang kelas B perbandingan
bed dan jumlah perawat adalah 1:1 atau 1 bed berbanding dengan 1 perawat.
Pada ruangan interna atau amarilis jumlah bed adalah 29 bed dan jumlah perawat
55
25 orang perawat pelaksana tidak terhitung kepala ruangan, katim, administrasi
dan evakuator sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak sebanding antara jumlah
bed dan jumlah perawat. Sehingga ruang perawatan interna ini masih tergolong
5) Metode MPKP
Model penerapan asuhan keperawatan yang digunakan yaitu metode tim, yang terbagi
menjadi 5 tim
56
57
6) Pengkajian Manajemen Keperawatan di Ruang Amarilis
a. Perencanaan
In put
perencanaan
tetapkan dalam bentuk kebijakan Rumah Sakit dan pelayanannya dan sudah
58
Masalah : Tidak ada masalah
Station)
7) Team perencanaan
Proses
59
Wawancara : Kepala ruangan mengatakan bahwa koordinasi dengan unit
dilakukan
Out put
60
b. Pengorganisasian Pelayanan Keperawatan
In put
pengorgansasian
struktural dan fungsional sudah ada, tetapi untuk struktur organisasi setelah di
diperbaharui
3) Uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang bagi tiap tenaga keperawatan
61
Masalah : Tidak ada masalah
Proses
Out put
peralatan.
62
Wawancara : Kepala ruangan mengatakan bahwa pengaturan pendayagunaan
sudah dilakukan
In put
masih kurang karena ketika ada perawat yang sedang cuti atau sakit, tidak ada
Proses
keperawatan
63
Wawancara : Kepala ruangan mengatakan bahwa jenis dan kualifikasi
2) Jumlah dan jenis tenaga keperawatan sesuai dengan standar dan pola ketenagaan
keperawatan
keperawatan
64
7) Menyusun program pengembangan staf keperawatan
staf keperawatan
dilakukan
Out put
kinerja nakep
65
Wawancara : Kepala ruangan mengatakan bahwa dokumen pelaksanaan program
In put
66
3) Mekanisme pembinaan nakep
dilakukan
Proses
Out put
pembinaan
67
Masalah : Tidak ada masalah
In put
MPKP)
3) Dokumen ASKEP
68
Proses
dengan baik
dilakukan timbang terima dari shift malam ke shift pagi. Proses timbang terima
ronde keperawatan
69
Observasi : Dilakukan namun kurang optimal
bahwa pre dan post confrence kurang optimal dilakukan karena keterbatasan
waktu dan waktu visite dokter yang tidak menentu, kadang sebelum timbang
Out put
pasien dilakukan
dilakukan timbang terima dari shift malam ke shift pagi. Proses timbang terima
70
5) Ronde dilaksanakan dengan baik
keperawatan
bahwa pre dan post confrence kurang optimal dilakukan karena keterbatasan
waktu dan waktu visite dokter yang tidak menentu, kadang sebelum timbang
In put
yankep
71
Masalah : Tidak ada masalah
sudah ada
4) Standar yankep
ada
Proses
tujuan yankep
72
Wawancara : Kepala ruangan mengatakan umpan balik hasil evaluasi telah
dilakukan
Out put
ada
keperawatan
In put
sudah ada
73
2) program pengendalian mutu yankep
3) Standar yankep
RS sudah ada
Wawancara : Menurut kepala ruangan sumber daya yang ada cukup memadai
Proses
74
Wawancara : Menurut kepala ruangan upaya pengendalian yankep sudah
berjalan
Out put
75
C. Analisa Masalah dan Perioritas Masalah
Metode USG adalah salah satu alat untuk menyusun urutan perioritas isu Yang
isu dengan menentukan skala nilai 1-5. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan
isu perioritas.
5 = sangat besar
4 = besar
3 = sedang
2 = kecil
1 = sangat kecil
Makassar
No Masalah U S G Skor R
Fungsi Manajemen
manajemen 1 Pembuatan nomor bed 3 2 2 12 3
Perencanaan
pasien
keperawatan
2 Pembuatan papan nama 3 2 1 6 4
ruang perawat (Nurse
Station)
3 Pembuatan papan nama 3 1 1 3 5
ruang HCU
1 Perbaikan struktur 2 1 1 2 6
Pengorganisasian pelayanan
organisasi
keperawatan
Pelaksanaan proses asuhan 1 Pelaksanaan timbang 3 3 3 27 1
terima
keperawatan
2 Pelaksanaan pre dan post 3 3 3 27 2
confrence
76
Dari tabel diatas maka dibuat prioritas masalah sebagai berikut berdasarkan
ranking :
pertanyaan yang mencangkup apa (what), siapa (who),di mana (where), berapa lama
Analisis tulang ikan atau fishbone adalah salah satu masalah metode atau
tool di dala peningkatan kualitas. Sering juga digram ini di sebut dengan diagram
77
Faktor Masalah
Penyebab
singkatan :
masalah
mulai dari :
Nilai 4 = sesuai
78
2 Pre dan post confrence belum Pelaksanaan pre dan post confrence
optimal Tujuan :
Untuk mengetahui keadaan pasien dan
memudahkan perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan
3 Nomor bed pasien belum ada Pembuatan nomor bed pasien
Tujuan :
Untuk memudahkan perawat dalam
mengetahui identitas pasien
4 Papan nama ruang perawat (nurse Pembuatan papan nama ruang perawat
station) belum ada (nurse station)
Tujuan :
Tempat informasi pasien
5 Papan nama ruang HCU Pembuatan papan nama ruang HCU
Tujuan :
Tempat informasi dan memudahkan
perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan
6 Struktur organisasi belum Pembuatan struktur organisasi
diperbaharui Tujuan :
Untuk memudahkan pola komunikasi dalam
kegiatan, memperjelas tugas masing-masing
anggota, tidak terjadi tumpang tindih
terhadap tugas dan memudahkan
koordinasi.
mengatasi masalah yang ada, maka masalah yang di atasi secara garis besar ada empat
masalah berdasarkan prioritas masalah di atas maka skor tertinggi akan di lakukan
79
R = readiness artinya kesiapan dalam melaksanakan alternatif tersebut dalam
menyelesaikan masalah penilaian di lakukan oleh tim yang memberi dengan memberi
penilaian mulai dari rentang dari nilai 1-5 dengan kriteria sebagai berikut ;
Nilai 4 = penting
80
E. POA (Plan Of Action Praktik Klinik Manajemen Keperawatan Di Ruang Interna RSUD KOTA MAKASSAR)
Berdasarkan hasil analisis pada table di atas, maka program alternatif menyelesaikan masalah tersebut dari masing –masing
WAKTU PENANGGUNG
No PROGRAM DAN KEGIATAN URAIAN KEGIATAN SASARAN
JAWAB
1. Meningkatkan pelaksanaan 1. Melakukan koordinasi dengan kepala Ruang Amarilis 4 minggu Mahasiswa ners
timbang terima ruangan (Interna)
2. Melakukan timbang terima yang optimal
2. Meningkatkan pelaksanaan Pre dan 1. Melakukan koordinasi dengan kepala Ruang Amarilis 4 minggu Mahasiswa ners
post confrence ruangan (Interna)
2. Melakukan Pre dan post confrence yang
optimal
3. Pengadaan nomor bed pasien 1. Melakukan koordinasi dengan kepala Ruang Amarilis 4 minggu Mahasiswa ners
diruangan ruangan (Interna)
2. Membuat nomor bed pasien
4. Pengadaan papan nama ruang 1. Melakukan koordinasi dengan kepala Ruang Amarilis 4 minggu Mahasiswa ners
perawat (Nurse Station) ruangan (Interna)
2. membuat papan nama ruang perawat
(Nurse Station)
5. Pengadaan papan nama ruang HCU 1. Melakukan koordinasi dengan kepala Ruang Amarilis 4 minggu Mahasiswa ners
ruangan (Interna)
2. Membuat papan nama ruang HCU
6. Perbaikan struktur organisasi 1. Melakukan koordinasi dengan kepala Ruang Amarilis 4 minggu Mahasiswa ners
ruangan (Interna)
2. Membuat struktur organisasi
81
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Unsur Input
a. Man/Ketenagaan
belum optimal.
Fasilitas alat dan mesin yang ada di ruang Interna RSUD Daya Kota
c. Metode
2. Unsur Proses
3. Unsur Output
82
Pasien selalu mendapat penjelasan tentang fasilitas yang tersedia dan cara
Pada output mutu pelayanan keperawatan rung interna RSUD Daya Kota
B. Pelaksanaan
a. Langkah-langkah
83
b. Ketentuan Evaluasi
No. Komponen Evaluasi Keterangan
4 Jumlah sampel 36
pasien
a. Langkah-langkah
84
Pelaksanaan
1. Pelaksanaan Karu, Pasien di Terlaksanany 18 Ruang
timbang terima perawat ruang a proses pre Maret Interna
pasien pelaksana Interna dan post 2019
dan, An. confrence
Ners
Evaluasi
1. Mengevaluasi An. Ners, Karu, Memperoleh 24 Ruang
hasil Karu perawat gambaran Maret Interna
pelaksanaan pelaksana pelaksanaan 2019
dan pasien pre dan post
confrence
b. Ketentuan Evaluasi
No. Komponen Evaluasi Keterangan
4 Jumlah sampel 36
ruang perawat
85
3. Pembuatan nomor bed pasien
a. Langkah-langkah
86
b. Ketentuan Evaluasi
No. Komponen Evaluasi Keterangan
a. Langkah-langkah
87
n bahan-bahan n sumber papan nama Maret Interna
yang yang tepat ruang perawat 2019
diperlukan. dalam (Nurse
pembuatan Station)
papan nama
ruang
perawat
(Nurse
Station)
Pelaksanaan
1. Pembuatan An. Ners papan nama Memudahkan 18 Ruang
papan nama ruang dalam Maret Interna
ruang perawat perawat pembutan 2019
(Nurse Station) (Nurse papan nama
Station) ruang perawat
dibuat sesuai (Nurse
dengan Station)
rencana
Evaluasi
1. Mengevaluasi An. Ners Melihat Pembuatan 1 April Ruang
pembuatan hasil papan nama 2019 Interna
papan nama pembuatan ruang perawat
ruang perawat papan nama (Nurse
(Nurse Station) ruang Station)
perawat dibuat
(Nurse berdasarkan
Station) draf yang ada
b. Ketentuan Evaluasi
No. Komponen Evaluasi Keterangan
Station)
Station)
88
6 Metode evaluasi Observasi dan membandingkan
c. Langkah-langkah
89
ruang HCU berdasarkan
draf yang ada
d. Ketentuan Evaluasi
No. Komponen Evaluasi Keterangan
HCU
a. Langkah-langkah
90
pembuatan
struktur
organisasi
Pelaksanaan
1. Membuat An Ners Struktur Memudahkan 18 Ruang
struktur organisasi dalam Maret Interna
organisasi yang dibuat pembuatan 2019
sesuai struktur
rencana organisasi
Evaluasi
1. Mengevaluasi An. Ners Melihat Struktur 2 April Ruang
pembuatan hasil organisasi 2019 Interna
struktur pembuatan sudah sudah
organisasi struktur dibuat
organisasi berdasarkan
data-data
yang ada
b. Ketentuan Evaluasi
No. Komponen Evaluasi Keterangan
91
C. Analisa Dan Pembahasan
Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan di lakukan mahasiswa profesi
ruangan Interna RSUD daya kota makassar terdapat beberapa masalah. Setelah di analisa
untuk mengatasi beberapa masalah ruangan Interna seperti tersebut di bawah ini yang
terkait dengan sistem menajemen yang dapat di intervensi oleh mahasiswa. Setelah di
1. Man
terkait dengan man yaitu terdapat masalah pada ketenagaan. Di Ruangan interna
jumlah perawat adalah 29 orang dengan pembagian jadwal shift pagi 9 orang (5
perawat pelaksana, 1 kepala ruangan, 1 katim, 1 evakuator dan 1 admin), shift sore 5
orang dan shift malam 5 orang. perawat libur 7 orang cuti 3 orang. Hal ini
menunjukan bahwa kebutuhan perawat pada saat itu akan jumlah pasien telah cukup
tetapi ketika ada perawat yang sedang cuti dan sakit tidak ada tenaga perawat yang
berikan dengan sikap caring dan komunikasi terapeutik akan meningkatkan kepuasan
pasien dan tentunya proses pemberian asuhan keperawatan akan berjalan dengan baik.
92
itu di perlukan penyegaran tentang teori caring dan tekhnik komunikasi terapeutik
2. metode
askep legalitas yang akan menjadi aspek hukum untuk melindungi setiap tindakan
keperawatan, bila sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi, pendokumentasian asuhan
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan kepada kepala ruangan
Amarilis (Interna) RSUD Kota Makassar dalam hal ini pendokumentasian asuhan
perencanaan, dan evaluasi semua ditulis jadi tidak ada masalah menyangkut metode
3. Material
dari manajer logistik rumah sakit. Manajer berfungsi untuk mengelola logistik melalui
Pengadaan alat yang tepat dan berfungsi dengan baik akan memperlancar kegiatan
umum.
skala prioritas serta melakukan perubahan yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan
93
umum rumah sakit. Manajemen logistik juga harus mencapai efisiensi dan efektifitas.
Menurut pemanfaatannya, bahan atau alat yang harus disediakan rumah sakit
dikelompokkan menjadi persedian farmasi (antara lain: obat, bahan kimia, gas medik,
Amarilis (Interna) RSUD Kota Makassar, terdapat beberapa masalah, seperti papan
ruangan perawat jaga atau Ners Station tidak ada, papan nama ruang HCU tidak ada,
nomor bed pasien tidak ada dan struktur organisasinya juga ada tapi belum
diperbaharui. Sehingga menurut kelompok hal ini harus dimasukkan dalam daftar
permasalahan.
4. Money
(Interna) RSUD Kota makassar, tidak terdapat masalah terkait dengan keuangan di
ruangan ini.
94
BAB V
A. Kesimpulan
Makassar selama 4 minggu dari tanggal 12 maret – 06 april 2019 maka dapat disimpulkan
bahwa belum optimalnya pelaksanaan pre confrence dan post confrence serta timbang
terima pasien dan masih kurangnya sumber daya yang dibutuhkan untuk pelayanan
keperawatan di Ruang Amarilis (Interna) sesuai dengan SOP dan standar asuhan
B. Saran
Diharapakan agar kegiatan pre dan post confrence serta timbang terima dapat
kurangnya ketengaan di ruang perawatan khususnya ruang interna oleh pihak RSUD Kota
Makassar guna peningkatan Mutu Pelayanan dan terciptanya Perawat yang kompeten dan
profesional.
95