Anda di halaman 1dari 8

LATAR BELAKANG

Metode manajemen biaya yang canggih seperti Activity Based Costing (ABC)
dan Activity-Based Management (ABM) banyak diterapkan pada perusahaan
perusahaan dunia. Activity-Based Management (ABM) menfokuskan pada
pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis,
meningkatkan nilai yang diterima pelanggan, dan memberikan laba bagi perusahaan.
Activity Based Costing (ABC) dan Activiy Based management (ABM) mempunyai
keterkaitan yang erat dengan manajemen biaya strategik. dimana ABC merupakan
sumber informasi utama dari pengembangan Activity Based Management.
Para manajer menerima informasi yang bermakna mengenai dampak potensial
terhadap penentuan harga jual dan keputusan tentang lini produk jika perusahaan
berubah dari sistem penentuan harga pokok tradisional dengan activity-based costing
dan penghematan potensial yang dapat diperoleh jika perusahaan menggunakan ABM
untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah untuk
mencapai strategi cost leadership. Permintaan akan informasi akuntansi manajemen
yang lebih akurat dan relevan telah mengarah pada perkembangan manajemen
berdasarkan aktivitas. Aktivitas merupakan hal yang utama dalam pengendalian dan
penilaian performance lingkungan yang dinamis. Akuntansi aktivitas merupakan
pendekatan yang paling tepatdalam lingkungan yang dinamis dan perusahaan ditutut
untuk melakukan continouesimprovement (perbaikan terus). Akuntansi aktivitas
menekankan pada perbaikan proses. Proses adalah sekumpulan aktivitas yang
menentukan kinerja suatu pekerjaan tertentu.Perbaikan proses berarti perbaikan
bagaimana suatu aktivitas dilakukan. Oleh akarena itu yang diperlukan adalah
pengelolaan aktivitas bukan biayanya. Untuk itulah muncul pendekatan yang baru
yang dikenal dengan Activity Based Management (ABM).
KAJIAN TEORI
1. Pengertian Activity Based Management (ABM)
Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh sistem
dan terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas,
dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan dan laba sebagai hasilnya
(Hansen dan Mowen, 2006; 11).
Menurut Mulyadi (2007; 731), Activity Based Management (ABM) adalah
pendekatan manajemen yang memusatkan pengelolaan pada aktivitas dengan tujuan
untuk melakukan improvement berkelanjutan terhadap value yang dihasilkan bagi
customer, dan laba yang dihasilkan dari penyedia value tersebut. Sedangkan menurut
Blocher (2007; 239), Activity Based Management (ABM) analisis aktivitas yang
digunakan untuk memperbaiki nilai produk atau jasa bagi pelanggan dan
meningkatkan keuntungan perusahaan. Berdasarkan definisi-definisi diatas, ABM
mempunyai dua frasa penting, yaitu: (1) manajemen berbasis aktivitas berfokus pada
pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan nilai yang diterima oleh konsumen, dan (2)
pemusatan pengelolaan pada aktivitas untuk menghasilkan laba dari penyedia nilai
tersebut.

2. Tujuan dan Manfaat Activity Based Management


ABM bertujuan untuk meningkatkan nilai produk atau jasa yang diterima oleh
para konsumen, dan oleh karena itu dapat digunakan untuk mencapai laba dengan
menyediakan nilai tambah bagi konsumennya.
Manfaat ABM menurut Supriyono (1999;356) adalah :
a. Mengukur kinerja keuangan dan pengoperasian (nonkeuangan)
organisasi dan aktivitas-aktivitasnya.
b. Menentukan biaya-biaya dan profitabilitas yang benar untuk setiap
tipe produk dan jasa.
c. Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas dan mengendalikannya.
d. Mengelompokkan aktivitas-aktivitas bernilai tambah dan tidak
bernilai tambah.
e. Mengefisienkan aktivitas bernilai tambah dan mengeliminasi
aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambah.
f. Menjamin bahwa pembuatan keputusan, perencanaan dan
pengendalian didasarkan pada isu-isu bisnis yang keluar dan tidak
semata berdasar informasi keuangan.
g. Menilai penciptaan rangkaian nilai tambah (value-added chain)
untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen.
3. Model Dimensi dan Penerapan Activity Based Manajemen
1. Model Dimensi Activity Based Management
Activity based management menekankan pada biaya berdasarkan
aktivitas atau Activity-Based Costing (ABC) dan analisis nilai proses. Jadi,
Activity–Based Management memiliki dua dimensi, yaitu dimensi biaya
dan dimensi proses (Hansen dan Mowen, 2006; 487).
a. Dimensi Biaya
Dimensi biaya adalah dimensi ABM yang memberikan informasi
biaya mengenai sumber, aktivitas, produk, dan pelanggan. Dimensi biaya
ini bertujuan untuk memperbaiki keakuratan pembebanan biaya.
Sebagaimana sumber biaya ditelusuri pada aktivitas dan kemudian biaya
dibebankan pada produk dan pelanggan. Dimensi biaya atau dimensi
Activity-Based Costing (ABC), didasarkan pada ABC generasi kedua
yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari ABC generasi pertama.
ABC generasi pertama adalah sistem penentuan biaya produk yang terdiri
atas dua tahap yaitu melacak biaya pada berbagai aktivitas dan
membebankan biaya pada produk.
b. Dimensi Proses
Dimensi proses atau analisis nilai proses adalah dimensi ABM yang
memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan, mengapa
dikerjakan dan seberapa baik dikerjakannya. Tujuan dimensi proses
adalah pengurangan biaya. Dimensi inilah yang memberikan kemampuan
untuk mengukur perbaikan berkelanjutan. Dimensi proses adalah dimensi
model ABM yang berisi informasi kinerja mengenai pekerjaan yang
dilaksanakan dalam organisasi sehingga mencakup analisis penyebab
biaya, analisis aktivitas-aktivitas dan evaluasi kinerja dengan
menggunakan informasi dari ABC. Dimensi proses menyediakan
informasi mengenai pekerjaan yang dilakukan dalam suatu aktivitas dan
hubungan antara pekerjaan tersebut dengan aktivitas lainnya. Proses
adalah serangkaian aktivitas yang terkait untuk melaksanakan tujuan
tertentu.
2. Penerapan Activity Based Manajemen
Activity based Management lebih komprehensive dibandingakn
ABC. ABM dapat dipandang sebagai suatu sistem yang memliki 2 tujuan
utama, yaitu:
a. Meningkatkan kualitas pengambilan keputuan dengan menyajikan
informasi biaya yang lebih akurat.
b. Melakukan pengurangan biaya dengan mendorong dilakukannya
program-program pengurangan biaya.
Tujuan penting dari ABM adalah untuk mengidentifikasi dan
menghilangkan aktivitas dan biaya tak bernilai tambah. Berikut adalah
lima langkah yang menyediakan strategi untuk menghilangkan biaya tak
bernilai tambah pada perusahaan manufaktur dan jasa, yaitu:
a. Mengidentifikasi aktivitas, langkah pertama adalah analisis
aktivitas, yang mengidentifikasi semua aktivitas penting organisasi.
b. Mengidentifikasi aktivitas tak bernilai tambah, tiga kriteria untuk
menentukan aktivitas yang bernilai tambah adalah:
1) Apakah aktivitas tersebut perlu ?
2) Apakah aktivitas tersebut efisien ?
3) Apakah aktivitas tersebut kadang bernilai tambah, kadang
tidak ?
c. Memahami rantai aktivitas, akar masalah, dan pemicunya, dalam
mengidentifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah, sangat
penting untuk memahami jalan dimana aktivitas terhubung
bersama.
d. Menetapkan ukuran kinerja, dengan pengukuran kenerja secara
terus-menerus dan membandingkan kinerja dengan tolak ukur,
perhatian manajemen mungkin terarah pada aktivitas yang tidak
perlu dan tidak efisien.
e. Melaporkan biaya yang tidak bernilai tambah, biaya tak bernilai
tambah harus disoroti pada laporan pusat biaya. Dengan
mengedintifikasi akktivitas tak bernilai tambah, dan melaporkan
biayanya, manajemen dapat bekerja keras untuk mengembangkan
proses dan menghilangkan biaya tak bernilai tambah.
4. Faktor-faktor yang Mendukung Keberhasilan Penerapan ABM Dalam
Suatu Organisasi
1. Budaya Organisasi
Budaya organisasi mencerminkan kerangka berpikir dari karyawan
termasuk perilaku, nilai, keyakinan yang dianut oleh karyawan. Budaya
organisasi menunjukkan keterlibatan, kerja sama serta partisipasi yang tinggi
dari seluruh karyawan.
2. Top management support and commitment
Penerapan suatu system manajemen biaya yang baru seperti ABM dan
ABC membutuhkan waktu dan sumber daya, oleh karena itu dukungan dan
peran serta top manajer sangatlah diperlukan untuk keberhasilan penerapannya.
3. Change process
Perubahan bisa terjadi apabila diterapkannya suatu proses yang sudah
dirancang untuk menghasilkan perubahan tersebut. Perbaikan dari proses yang
sudah ada sangat mendukung keberhasilan penerapannya. Elemen-elemen dari
proses diantaranya adalah daftar dari aktivitas, sekumpulan tujuan, dan
tindakan lanjutan.
4. Continuing education
Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti pelatihan
serta meningkatkan keahlian mereka terhadap lingkungan kerja yang cepat
sangatlah penting. Keberhasilan penerapan dari program manajemen biaya
yang baru membutuhkan keahlian, peran serta dan kerja sama dari karyawan
suatu organisasi.

5. Langkah-langkah Value Analysis Dalam Menghasilkan Informasi


Process Value Analysis merupakan suatu analisa yang menghasilkan informasi
tentang mengapa dan bagaimana suatu aktivitas atau pekerjaan dilakukan. Process
Value Analysis dilakukan dengan 3 langkah di bawah ini:
1. Driver analysis
Setiap aktivitas pasti membutuhkan input dan menghasilkan output. Input
aktivitas merupakan sumber-sumber ekonomi yang dibutuhkan dalam
melaksanakan suatu aktivitas, sedangkan output aktivitas merupakan produk
yang dihasilkan dari suatu aktivitas. Output yang dihasilkan oleh suatu
akitivitas perlu diukur dalam satuan kuantitatif tertentu yang disebut
dengan Activity Output Measure. Analisa Driver bertujuan untuk menunjukan
penyebab munculnya biaya aktivitas.
2. Activity analysis
Analisa aktivitas merupakan inti dari process value analysis. Analisa
aktivitas merupakan suatu proses identifikasi, penjabaran serta evaluasi
aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh suatu organisasi. Dalam analisa
aktivitas, aktivitas dapat dibedakan menjadi 2 jenis aktivitas yaitu:
a. Aktivitas bernilai tambah (value-added activities)
Merupakan aktivitas yang diperlukan untuk tetap dapat
mempertahankan kegiatan operasional perusahaan. Aktivitas yang dapat
dikategorikan sebagai aktivitas bernilai tambah meliputi:
1) Required Activities, merupakan aktivitas-aktivitas yang
dilakukan untuk memenuhi peraturan atau perundangan yang
berlaku.
2) Discretionary activities, merupakan aktivitas yang dilakukan
untuk memenuhi 3 kriteria berikut yaitu aktivitas
menyebabkan adanya perubahan sifat atau bentuk, perubahan
sifat atau bentuk tidak dapat dilakukan oleh aktivitas
sebelumnya dan aktivitas yang memungkinkan aktivitas lain
untuk dilaksanakan.
b. Aktivitas tidak bernilai tambah (non value-added activities)
Merupakan aktivitas yang tidak diperlukan atau diperlukan
tetapi dilaksanakan dengan tidak efisien, contohnya:
1) Scheduling, merupakan aktivitas penjadwalan proses produksi
untuk setiap jenis produk
2) Moving, merupakan aktivitas pemindahan bahan, barang
dalam proses dan barang jadi dari satu departemen. ke
departemen lain
3) Waiting, merupakan aktivitas menunggu tersedianya bahan
baku, menunggu datangnya BDP yang dikirimkan dari bagian
atau departemen lain
4) Inspeksi, merupakan aktivitas pemeriksaan barang untuk
meyakinkan bahwa barang telah memenuhi spesifikasi atau
kualitas yang diharapkan.
5) Storing, merupakan aktivitas penyimpanan bahan, Barang
Dalam Proses, produk selesai sebagai persediaan di gudang
menunggu waktu pemakaian atau pengiriman.
Hasil akhir yang ingin dicapai dalam analisa aktivitas adalah
penurunan biaya (cost reduction) yang ditimbulkan karena
adanya continues improvement. Analisa aktivitas dapat menurunkan biaya
malalui dengan 4 cara berikut ini:
a. Activity elimination, memfokuskan pada aktivitas tidak bernilai
tambah dengan mengidentifikasikan kemudian mengeliminasi
aktivitas tersebut.
b. Activity selection, pemilihan serangkaian aktivitas yang berbeda
disebabkan kerena srtategi yang saling bersaing. Strategi berbeda
membutuhkan aktivitas berbeda. Dipilih aktivitas yang biayanya
rendah untuk hasil yang sama.
c. Activity reduction, pengurangan waktu dan konsumsi sumber
ekonomi yang diperlukan suatu aktivitas. Pendekatan ini terutama
ditujukan untuk peningkatan efisiensi dan peningkatan aktivitas
tidak bernilai tambah dapat dihilangkan.
d. Activity sharing, peningkatan efisiensi aktivitas dengan
memanfaatkan skala ekonomi, khususnya dengan meningkatkan
jumlah kuantitas cost driver tanpa meningkatkan biaya aktivitasnya.
3. Activity Performace Measurement
Yaitu pengukuran performance dalam pelaksanaan suatu aktivitas
dengan menggunakan alat ukur finansial maupun non finansial. Penilaian
dipusatkan pada 3 hal yaitu waktu, kualitas serta efisiensi.

Anda mungkin juga menyukai