Oleh :
Nama : Ir. Dewa Gede Putra Swastika, M.Erg
Nip : 195511221988031003
ABSTRAK
Kata kunci: kompor biogas, katup pengamanan, laju pemanasan, nilai kalor.
1
PENDAHULUAN
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akhir-akhir ini sangat membebani
kehidupan masyarakat Indonesia terutama masyarakat petani dan petemak di pedesaan. Hal
ini menjadi tantangan bagi semua komponen masyarakat untuk selalu mencari altematif
Sekarang ini kotoran telah dianggap sebagai energi barn, yaitu sumber daya
altematif yang bisa bermanfaat. Selain dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk kandang dari
kotoran hewan ternak, dan pupuk kompos dari sampah mmah tangga. Kotoran juga
memperoleh gas sebagai bahan bakar altematif yang dikenal sebagai biogas. Teknologi
biogas ini memanfaatkan kotoran ternak yang jika diuraikan dalam kondisi kedap udara oleh
bakteri anaerobik yang akan menghasilkan gas metana. Sebuah tabung plastik polyethylene
digunakan untuk menampung kotoran ternak dalam kondisi kedap udara. Di dalam tabung
plastik ini gas metana dihasilkan yang langsung dapat disalurkan dan dimanfaatkan sebagai
bahan bakar.
tekanan untuk menghindari tekanan berlebih pada reaktor dan reservoir yang terbuat dari
plastik dan katup pengaman api berfungsi agar api tidak balik ke sistem kompor biogas.
Supaya biogas ini dapat digunakan secara langsung oleh masyarakat pedesaan kompor yang
2
LANDASAN TEORI
Pembentukan biogas berlangsung melalui suatu proses fermentasi anaerobik atau tidak
berhubungan dengan udara bebas. Proses fermentasinya merupakan suatu reaksi oksidasi-reduksi
di dalam sistem biologi yang menghasilkan energi, dimana sebagai donor dan akseptor
elektronnya digunakan senyawa organik. Fermentasi anaerobik hanya dapat dilakukan oleh
mikroba yang dapat menggunakan molekul lain selain oksigen sebagai akseptor elektronnya
(Price, 1981). Fermentasi anaerobik menghasilkan biogas yang terdiri dari metana sebanyak 50 -
70 persen, karbon dioksida 25 - 45 persen, sedikit hidrogen, nitrogen, dan hidrogen sulfida.
Mikroorganisme
Bahan Organik ----------------------------- — --------- ► CH4 + CO2 + H2S + H2 + N2
anaerobik
Pada mulanya biogas banyak dibuat dari kotoran hewan dan manusia, namun sekarang
mulai terlihat kecendrungan untuk menggunakan limbah pertanian dan buangan kota sebagai
bahan bakunya. Kecendrungan ini telah terlihat paling tidak sejak 60 tahun terakhir (Knol, 1978).
3
Permasalahaii limbah temak, khususnya manure dapat diatasi dengan memanfaatkan menjadi
bahan yang memiliki nilai yang lebih tinggi. Salah satu bentuk pengolahan yang dapat dilakukan
adalah menggunakan limbah tersebut sebagai bahan masukan untuk menghasilkan bahan bakar biogas.
Kotoran temak sapi sangat baik untuk digunakan sebagai bahan dasar pembuatan biogas. Temak sapi
pencemaannya yang berfungsi untuk mencerna selulosa dan lignin dari rumput, jerami atau hijauan
berserat tinggi. Oleh kerena itu pada tinjauan temak sapi mempunyai kandung selulosa yang cukup
1. 22,59 % selulosa,
2. 18,32 % hemi-selulosa,
3. 10,20 lignin,
6. 27,56 : 1 ratio C : N,
7. 0,73 %P,
8. dan 0,68 %K
Berikut adalah kandungan zat unsur hara kotoran ternak untuk jenis temak
4
Tabel 1 Kandungan unsur hara pada kotoran ternak
Jenis N P K Ca Hg Na Fe Mn Zn Cu Ni Cr
12,
Ayam 2,6 3,1 2,4 0,9 0,7 1758 572 724 80 48 17
7
(Sumber : Hsieh SC dan C.F.Hsieh, 1987)
Biogas adalah campuran beberapa gas, tergolong bahan bakar gas yang merupakan hasil
fermentasi dari bahan organik dalam kondisi anaerob, dan gas yang dominan adalah gas metana
(CH4) dan gas karbondioksida (CO2) (Simamora, 1989). Biogas memiliki nilai kalor yang cukup
tinggi, yaitu kisaran 4800 - 6700 kkal/m3, untnk gas metana mumi (100%) mempunyai nilai kalor
8900 kkal/m3. Biogas sebanyak 1000 ft (=28,32 m ) mempunyai nilai pembakaran yang sama dengan
6,4 galon (=3,785 liter) butana, atau 5,2 galon gasolin (bensin), atau 4,6 galon minyak diesel. Untuk
keperluan memasak pada rumah tangga dengan 4-5 anggota keluarga, memasak cukup dengan 150 ft3
Bahan biogas dapat diperoleh dari limbah pertanian yang basah, kotoran hewan (manure),
kotoran manusia dan campurannya. Kotoran hewan seperti kerbau, sapi, babi, dan ayam telah diteliti
untuk diproses dalam alat penghasil biogas dan hasil yang diperoleh memuaskan (Harahap et al.,
1980). Komposisi dari kotoran sapi dan campuran kotoran ternak dan sisa pertanian disajikan dalam
Tabel 2.
5
Komposisi biogas
Komposisi biogas (campuran kotoran ternak
Jenis Gas
(kotoran sapi) dan sisa peternakan)
dibandingkan dengan komponen yang lainnya. Gas metana adalah gas yang sangat mudah
terbakar jika tercampur dengan oksigen, dengan sisa pembakaran berupa karbondioksida dan uap
Pembentukan biogas dilakukan oleh mikroba pada situasi anaerob, yang meliputi tiga tahap,
6
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini akan dirancang sebuah sistem kompor biogas sederhana. Yang
berisikan katup pengaman tekanan dan katup pengaman api. Sehingga kompor biogas ini dapat
lebih berdaya guna, lebih ekonomis dan aman bagi penggunanya. Gambar kompor dan katup
Katup pengaman
tekana
7
Rancangan penelitian
8
Perancangan katup pengaman tekanan dan katup pengaman api, pengambilan data
berupa laju pemanasan yang di hasilkan oleh kompor biogas dengan mencatat berapa waktu yang
dibutuhkan untuk memanaskan air 0,5 liter dari 30°C (suhu udara lingkungan) sampai mencapai
Pengujian dilakukan 3 kali, sebanyak jumlah reaktor yang menghasilkan gas metan,
dengan komposisi slurry dengan rasio 1:1 (untuk air dan kotoran sapi) tanpa sekam padi dan
penambahan sekam padi dengan rasio 0,1 serta 0,15 dari volume slurry.
Tempat penelitian
2. Mendapatkan laju pemanasan optimum yang mampu dihasilkan oleh instalasi kompor
biogas ini.
Alat penelitian
9
Diagram Alir Peneiitian
10
[
HASIL DAN PEMBAHASAN
11
Tabel 4 Data tekanan biogas
Rasio A Rasio B Rasio B
Hari
Tekanan (Pa) Tekanan (Pa) Tekanan (Pa)
12
Tabel 5 Data akumulasi volume biogas dari hari ke hari
Rasio A Rasio B Rasio C
Hari
Data yang diperoleh dari tiga reaktor biogas didapat bahwa tekanan maksimal yang di
hasilkan adalah 840 Pa selisih dari (102165,12 Pa - 101325 Pa), dengan kekuatan ijin plastik
maka tinggi kolom air yang dipergunakan untuk menjaga tekanan di reaktor agar tidak melebihi
13
P = p.g.h
Jadi tinggi kolom air yang di buat maksimum adalah 7 cm agar reaktor lebih aman
dengan tekanan maksimum yang dapat di capai adalah (995,8 x 9,81 x 0,07) = 685 Pa.
14
Pembuatan Katup Pengaman Api
Katup ini berfungsi untuk mencegah api tidak balik ke instalasi biogas, dengan
menempatkan katup pengaman api pada saluran setelah reservoir dan sebelum kompor. Katup ini
terbuat dari plastik untuk penampung air dan pipa PVC 1/2 in untuk salurannya. Dengan dimensi
15
Pembakaran Biogas
Dalam pengambilan data untuk perhitungan laju pemanasan digunakan 0,5 liter air
yang di panaskan dengan api yang dihasilkan oleh reaktor dari komposisi selurry dengan rasio
1:1 (untuk air dan kotoran sapi) tanpa sekam padi dan penambahan sekam padi dengan rasio
Untuk mempermudah penganalisaan, maka Tabel 6 disajikan bentuk grafik seperti berikut:
16
Gambar 8 Grafik distribusi temperatur dan waktu dari berbagai rasio biogas
Laju pemanasan untuk 0,5 liter volume air dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut:
17
Tabel 7 Laju Pemanasan yang di hasilkan dari 0,5 liter volume air
Laju Pemanasan
Gas Reservoir
(°C/dt)
Rasio A 0,07279
Rasio B 0,07892
Rasio C 0,07821
0,08
0,079
0,078
0,077 □ Laju pemanasan
Rasio A
0,076
13 Laju pemanasan
0,075
Rasio B
0,074
□ Laju pemanasan
0,073 Rasio C
0,072
0,071
0,07
0,069
Gambar 9.Grafik Laju Pemanasan yang di hasilkan dari 0,5 liter volume air
Nilai kalor yang dihasilkan dengan pemanasan terhadap 0,5 liter air dengan
Q = mairr x Cp x AT
18
Sebagai contoh berdasarkan tabel 6 untuk biogas dengan rasio A sebagai berikut:
Q = mair x Cp x AT
Kemudian untuk perhitungan rasio berikutnya disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Rasio A 45,67
Rasio B 46,20
Rasio C 45,80
Berdasarkan tabel tersebut diatas untuk mempermudah menganalisa maka disajukan kedalam
19
Berdasarkan pada Tabel 7 di atas terlihat bahwa dengan penambahan rasio sekam padi
yang semakin besar tidak secara langsung menaikkan produktivitas gas metan, karena pada
penambahan 0,15% volume digester terlihat adanya penurunan produktivitas gas metan serta
berpengaruh terhadap laju pemanasan. Semakin rendah produktivitas akan berakibat pada semakin
rendahnya laju pemanasan yang dihasilkan. Hal ini dapat kita lihat seperti pada laju pemanasan
yang terjadi dengan rasio C dimana produksi biogas yang dihasilkan lebih kecil laju
produktivitas biogas dan menurunkan laju pemanasan gas metan yang dihasilkan.
Mengacu pada grafik 9 pada rasio A laju pemanasan yang dihasilkan dari pemanasan
0,5 liter volum air yakni 0,07279 °C/detik dengan nilai kalor sebesar 45,65 kJ, sedangkan pada
rasio B laju pemanasannya 0,07892 °C/detik dengan nilai kalor sebesar 46,20 kJ , dan pada rasio
C laju pemanasan 0,07821 °C/detik dengan nilai kalor sebesar 45,80 kJ. Hal ini membuktikan
bahwa rasio yang paling baik laju pemanasannya adalah rasio A untuk setiap detiknya mampu
memanaskan 0,5 liter voluma air 0,07364 °C dengan nilai kalor sebesar 46,20 kJ.
Dalam pengoperasian katup pengaman api yang dirancang teryata telah mampu bekerja
dengan baik, dimana tidak timbulnya tekanan balik ke reservoir pada saat gas didalamnya
20
KESIMPULAN
1. Dari data yang diperoleh oleh tiga reaktor biogas didapatkan bahwa tekanan maksimal
yang di hasilkan adalah 840 Pa, sehingga tinggi kolom air yang dipergunakan nntuk
menjaga tekanan di reaktor agar tidak melebihi kekuatan plastik polyethelene adalah
dijaga 7 cm, sehingga plastik tidak akan bocor akibat tekanan biogas yang ada di
2. Dari rancangan kompor biogas gambar 2 dengan pemanasan 0,5 liter volume air didapat
laju pemanasan dengan rasio A, sebesar 0,07279 °C/det dengan nilai kalor sebesar 45,65
kJ, sedangkan biogas dengan rasio B menghasilkan laju pemanasan sebesar 0,07892
°C/det dengan nilai kalor sebesar 46,20 kJ dan biogas dengan rasio C menghasilkan laju
21
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 1977. Methane Generation From Human, Animal and Agric. Wastes,NAS.
Washington DC.
Dissanayake, MG. 1977. Biogas Production by Anaerobic Digestion. Thesis. ATT, Bangkok.
Holman ,J,P. 195%.Introduction to Heat Transfer. McGraw Hill Book Company .New York
Sihombing,Bob. 2006. Pembuatan Biogas Dari Limbak Ternak Sapi Dengan Penambahan
Palz, Chatier dan Hall (1980). Energy from biomass. Applied Science Pub, London.
Wiloso, El (1983). Studi tentang Metode Produksi Optimal dan Kelayakan Limbah
Yuli Setyo Indartono. 2005. Reaktor Biogas Skala Kecil/Menengah. (Online). Artikel Iptek,
22