Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

RETURN SAHAM
(Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI periode
tahun 2005 - 2009)
Oleh :
Desy Arista
Alumni STIE Totalwin Semarang
Astohar
Dosen Tetap STIE Totalwin Semarang

ABSTRACT

Problems in the study of some previous studies showed inconsistent results, this
research was conducted to re-examine the influence of fundamental factors consisting
of return on assets (ROA), debt to equity ratio (DER), earnings per share (EPS), and
price to book value (PBV) together and partial effect on Stock Return manufacturing
companies in Indonesia Stock Exchange in 2005-2009.
The sample size used in this study was of 114 manufacturing companies went public on
the Stock Exchange with the determination of the sample using purposive sampling. The
type of data using secondary data using documentation.
Return on assets (ROA) has no significant effect on stock return manufacturing
companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Debt to equity ratio (DER) has a
significant influence on stock return manufacturing companies listed on the Indonesia
Stock Exchange. Earning per Share (EPS) has no significant effect on stock return
manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Price to book value
(PBV) has a significant influence on stock return manufacturing companies listed on
the Indonesia Stock Exchange. Taken together (simultaneously) return on assets, debt
to equity ratio, earnings per share and price to book value has a significant influence
on stock return manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange.
Keywords: Return on Assets, Debt To Equity Ratio, Earning Per Share, Price To Book
Value and Stock Return

Keyword : Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Earning Per Share, Price To
Book Value and Stock Return

PENDAHULUAN kegiatan usaha dan kemampuan


Secara umum masyarakat perusahaan dalam mendayagunakan
pemodal (investor) yang akan aktivitas usahanya secara efisien dan
melakukan investasi, terlebih dahulu efektif serta faktor di luar perusahaan
melakukan pengamatan dan penilaian ekonomi, politik, finansial dan lain-lain
terhadap perusahaan yang akan dipilih (Rasmin 2007).
dengan terus memantau laporan Saham perusahaan go public
keuangan perusahaan-perusahaan sebagai komoditi investasi tergolong
tersebut terutama perusahaan yang berisiko tinggi. Karena sifatnya yang
sudah go public. Berdasarkan laporan peka terhadap perubahan-perubahan
keuangan tersebut dapat diketahui yang terjadi, baik oleh pengaruh yang
kinerja perusahaan dalam menjalankan bersumber dari luar atau dalam negeri,

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012 Page 1
perubahan dalam bidang politik, yang jelas dan bersifat analisis terhadap
ekonomi moneter, Undang-Undang atau prestasi manajemen perusahaan dalam
peraturan maupun perubahan yang mengelola perusahaan yang menjadi
terjadi dalam industri dan perusahaan tanggung jawabnya. Harga saham yang
yang mengeluarkan saham itu sendiri. meningkat menggambarkan bahwa nilai
Sehingga investor dalam melakukan perusahaan meningkat atau prestasi
pembelian saham memerlukan manajemen dalam mengelola usahanya
pemikiran berdasarkan data-data dari sangatlah baik. Peningkatan prestasi
perusahaan yang bersangkutan. manajemen dapat dicapai bila
Penelitian ini bertujuan untuk penggunaan modal yang dimiliki secara
mengetahui besarnya pengaruh kinerja efektif dan efisien, hasil yang optimal
keuangan emiten terhadap perubahan akan dicapai dengan menggunakan
return saham. Adapun emiten yang keseluruhan modal perusahaan yang
dipilih adalah emiten dari perusahaan diinvestasikan dalam aktiva untuk
manufaktur. Dipilihnya saham-saham menghasilkan laba atau keuntungan
industri tersebut karena jumlah (Widoatmodjo, 1996 dalam Martono,
perusahaan sektor tersebut 2009).
menunjukkan populasi terbesar di Bursa Faktor fundamental perusahaan
Efek Indonesia. mempunyai pengaruh yang signifikan
Return saham merupakan terhadap return saham. Faktor
kelebihan harga jual saham diatas harga fundamental yang terdiri dari return on
belinya. Semakin tinggi harga jual asset (ROA) dan price to book value
saham di atas harga belinya, maka (PBV) terbukti berpengaruh signifikan
semakin tinggi pula return yang terhadap return saham (Hardiningsih,
diperoleh investor. Apabila seorang dkk; 2002). Perubahan return saham
investor menginginkan return yang dipengaruhi oleh variabel-variabel
tinggi maka ia harus bersedia return on asset (ROA), price to book
menanggung risiko lebih tinggi, value (PBV), earning per share (EPS)
demikian pula sebaliknya bila dan nilai tukar. Sedangkan variabel debt
menginginkan return rendah maka to equtity ratio (DER) terbukti tidak
risiko yang akan ditanggung juga mempunyai pengaruh yang signifikan
rendah. (Martono; 2009).
Investasi yang dilakukan para Hasil yang berbeda ditunjukkan
investor diasumsikan selalu didasarkan oleh Rohmah dan Rina (2004)
pada pertimbangan yang rasional menyatakan bahwa variabel economic
sehingga berbagai jenis informasi value added (EVA), return on asset
diperlukan untuk pengambilan (ROA), return on equity (ROE) dan
keputusan investasi. Secara garis besar return on sales (ROS) baik secara
informasi yang diperlukan investor simultan maupun parsial tidak
terdiri dari informasi yang bersifat memberikan pengaruh yang signifikan
fundamental dan informasi teknikal. terhadap return pemegang saham.
Melalui dua pendekatan informasi Ratnawati (2009) menunjukkan hasil
tersebut diharapkan investor yang bahwa variabel debt to equtity ratio
melakukan investasi mendapatkan (DER) dan Beta berpengaruh signifikan
keuntungan yang signifikan ataupun terhadap return saham sedangkan
dapat menghindari kerugian yang harus variabel return on equity (ROE), price
ditanggung (Sakti, 2010). to book value (PBV), dan earning per
Bagi pemegang saham, faktor share (EPS) tidak berpengaruh
fundamental memberikan gambaran signifikan terhadap return saham. Sakti

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012 Page 2
(2010) menunjukkan hasil bahwa sebagainya. Financial asset adalah
variabel debt to equtity ratio (DER) klaim perusahaan dari pihak pemilik
terbukti memiliki pengaruh negatif dan aset. Klaim tersebut biasanya
signifikan terhadap return saham dinyatakan ke dalam bentuk sertifikat
sedangkan variabel return on asset atau surat berharga yang menunjukkan
(ROA) tidak terbukti berpengaruh kepemilikan aset keuangan.
positif dan signifikan terhadap return Dalam penelitian ini yang
saham (Astohar, 2010). menjadi bahan analisis adalah penelitian
Beberapa hasil penelitian yang bersifat non real atau financial
terdahulu menunjukkan hasil yang tidak asset. Dimana yang menjadi tujuan dari
konsisten maka penelitian ini dilakukan investasi ini adalah keuntungan yang
untuk menguji kembali pengaruh didapat dari adanya perubahan harga
beberapa faktor fundamental yang saham yang menciptakan return
terdiri dari return on asset, debt to (kembalian) yang berupa capital gain
equity ratio, earning per share dan atau capital loss. Jogianto (1998 dalam
price to book value terhadap return ansor 2010), capital gain atau capital
saham. loss adalah keuntungan atau kerugian
yang diterima karena selisih antara
TELAAH PUSTAKA DAN harga jual dan harga beli suatu
PENGEMBANGAN MODEL instrumen investasi. Besarnya capital
Investasi gain akan positif bilamana harga jual
Investasi dapat diartikan sebagai dari saham yang dimiliki lebih tinggi
kegiatan menanamkan modal baik dari harga belinya. Sedangkan
langsung maupun tidak langsung terjadinya capital loss terjadi apabila
dengan harapan pada waktunya nanti harga jual saham lebih rendah dari
investor akan mendapatkan jumlah harga beli dari saham sehingga terjadi
keuntungan dari hasil penanaman modal kerugian.
(hamid, 1995 dalam Ansor, 2009). Teori signaling
Definisi investasi lain yang Teori signaling menyatakan
menyebutkan bahwa investasi bahwa perusahaan yang berkualitas baik
merupakan suatu kegiatan penempatan dengan sengaja akan memberikan sinyal
dana pada satu atau lebih dari suatu aset pada pasar yang berupa informasi,
selama periode waktu tertentu dengan dengan demikian pasar diharapkan
harapan akan memperoleh penghasilan dapat membedakan perusahaan yang
atau peningkatan nilai investasi (Jones, berkualitas baik dan buruk. Agar sinyal
1996 dalam Ansor, 2009). Sehingga tersebut efektif, maka harus dapat
dapat disimpulkan investasi adalah ditangkap pasar dan dipersepsikan baik,
memanfaatkan aset yang dimiliki serta tidak mudah ditiru oleh
seseorang untuk hal yang lebih bernilai, perusahaan yang berkualitas buruk
yang bertujuan untuk menambah atau (Megginson, 1987 dalam Ansor, 2009).
meningkatkan kesejahteraan pemilik Informasi merupakan unsur
modal atau aset. penting bagi investor dan pelaku bisnis,
Jones (1996) dalam Ansor (2010), karena informasi pada hakekatnya
investasi dapat diklasifikasikan menjadi menyajikan keterangan catatan atau
dua, yaitu: real asset dan financial gambaran baik untuk keadaan masa
asset. Real asset adalah investasi yang lalu, sekarang, maupun masa yang akan
secara fisik dapat dilihat datang bagi kelangsungan hidup suatu
keberadaannya, seperti: tanah, perusahaan dan bagaimana pasaran
bangunan, logam mulia, dan efeknya sendiri. Informasi yang

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012 Page 3
lengkap, relevan,akurat dan tepat waktu akan datang dengan mengestimasi nilai
sangat diperlukan oleh investor di pasar faktor – faktor fundamental yang
modal sebagai alat analisis untuk berpengaruh terhadap harga saham dan
mengambil keputusan investasi. menerapkan hubungan variabel –
Jogianto (2000) dalam Martono (2009), variabel tersebut sehingga diperoleh
informasi yang dipublikasikan sebagai taksiran harga saham. Model ini dikenal
suatu pengumuman akan memberikan sebagai share price forecasting model.
signal bagi investor dalam mengambil Dalam model penelitian ini, langkah
keputusan investasi. Jika pengumuman yang penting adalah mengidentifikasi
tersebut mengandung nilai yang belum faktor – faktor fundamental (seperti
diketahui oleh investor maka informasi penjualan, biaya, laba, pertumbuhan,
tersebut akan dianalisis sehingga dapat penjualan, kebijakan deviden dan lain-
disimpulkan informasi tersebut sebagai lain) yang diperkirakan akan
signal bik atau buruk. Jika informasi berpengaruh terhadap harga saham. Jika
tersebut memberikan signal baik maka kemampuan perusahaan semakin
diharapkan pasar akan bereaksi pada meningkat (menghasilkan laba yang
waktu pengumuman tersebut diterima meningkat) maka harga saham akan
oleh pasar yang reaksinya akan terlihat meningkat. Dengan kata lain
dari adanya perubahan tingkat profitabilitas akan mempengaruhi harga
penjualan saham. saham (Husnan, 1998 dalam Martono
Informasi yang dapat dianalisis 2009).
oleh investor bisa didapat dari berbagai (Natarsyah, 2000) menyatakan
macam sumber; seperti dari manajemen bahwa dalam analisis fundamental
perusahaan yang mengeluarkan atau setiap investasi saham mempunyai
memberikan secara sukarela informasi landasan kuat yaitu nilai intrinsik yang
akuntansi perusahaan dalam bentuk dapat ditentukan melalui suatu analisis
laporan keuangan. Irfan (2002) dalam terhadap kondisi perusahaan pada saat
Ansor (2010), memberikan pendapat sekarang dan prospeknya di masa yang
teori signaling menjelaskan bahwa akan datang. Nilai intrinsik merupakan
perusahaan melaporkan secara sukarela suatu fungsi dari faktor-faktor
ke pasar modal agar investor mau perusahaan yang dikombinasikan untuk
menginvestasikan dananya, manajer menghasilkan keuntungan (return) yang
akan memberikan signal dengan diharapkan dengan suatu risiko yang
menyajikan laporan keuangan dengan melekat pada saham tersebut. Nilai
baik agar nilai saham meningkat. Selain inilah yang akan diestimasi oleh para
dari manajemen perusahaan, juga ada investor atau analis, dan hasilnya akan
informasi lain yang dapat menjadi dibandingkan dengan nilai pasar
pengukuran investor untuk menilai sekarang (current market price)
investasi, yaitu dari eksternal sehingga dapat diketahui saham-saham
perusahaan yang berwujud kebijakan yang overprice maupun yang
politik (pergantian pejabat eksekutif dan underprice.
sebagainya), keamanan suatu negara Analisis fundamental bertolak
(terkait dengan keamanan investasi), dari anggapan dasar bahwa setiap
kebijakan ekonomi, bencana alam dan investor adalah mahkluk rasional,
lain sebagainya. karena itu seorang fundamentalis
Analisis Fundamental mencoba mempelajari hubungan antara
Analisis fundamental merupakan harga saham dengan kondisi
analisis yang digunakan untuk mencoba peruashaan. Argumentasinya jelas
memprediksi harga saham diwaktu yang bahwa nilai saham mewakili nilai

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012 Page 4
perusahaan, tidak hanya nilai intrinsik mendatang (Ang, 1997). Konsep risk
tetapi tidak kalah pentingnya harapan dan return mempunyai peranan yang
akan kemampuan perusahaan dalam sangat besar dimana perilaku investor
meningkatkan nilai di kemudian hari seringkali didasarkan pada konsep ini.
(Martono, 2009) Husnan (1998) dalam Martono (2009)
Analisis fundamental mencoba mengungkapkan teori keuangan yang
memperkirakan harga saham yang akan membahas tentang analisis investasi
datang dengan cara (Husnan, 1998, yang memiliki risiko tinggi, para
dalam Martono 2009): investor mensyaratkan tingkat return
a. Mengestimasi nilai faktor-faktor yang semakin tinggi pula.
fundamental yang mempengaruhi Return ekspektasi merupakan
harga saham di masa yang akan return yang belum terjadi tetapi yang
datang. diharapkan di masa mendatang. Sebagai
b. Menerapkan hubungan variabel- individu yang rasional, investor akan
variabel tersebut sehingga diperoleh mempertimbangkan return yang
taksiran harga saham. diharapkan akan diterima (expected
Return Saham return) dan besaran risiko yang harus
Return (kembalian) adalah tingkat ditanggung sebagai konsekuensi logis
keuntungan yang dinikmati oleh dari keputusan yang telah diambil.
pemodal atas suatu investasi yang Return On Asset (ROA)
dilakukan (Ang, 1997). Husnan (1994) Profitabilitas yang tinggi
juga menyatakan bahwa return saham merupakan suatu keberhasilan
merupakan hasil yang diperoleh dari perusahaan dalam memperoleh laba
suatu investasi. Investasi harus henar- berdasarkan aktivanya maupun
benar menyadari bahwa di samping berdasarkan modal sendiri. Menjaga
akan memperoleh keuntungan tidak tingkat profitabilitas merupakan hal
menutup kemungkinan mereka akan yang penting bagi perusahaan karena
mengalami kerugian. Keuntungan atau profitabilitas yang tinggi merupakan
kerugian tersebut sangat dipengaruhi tujuan dari perusahaan. Jika dilihat dari
oleh kemampuan investor menganalisis perkembangan rasio profitabilitas
keadaan harga saham rnerupakan menunjukkan suatu peningkatan hal
penilaian sesaat yang dipengaruhi oleh tersebut menunjukkan kinerja
banyak faktor termasuk diantaranya perusahaan yang efisien (Riyanto, 2000
kondisi (performance) dari perusahaan, dalam Martono, 2009).
kendala-kendala eksteral, kekuatan Return on asset adalah salah satu
penawaran dan permintaan saham di rasio profitabilitas yang digunakan
pasar, serta kemampuan investor dalam untuk mengukur kemampuan
menganalisis investasi saham. perusahaan didalam menghasilkan
Return dapat berupa return keuntungan dengan memanfaatkan
realisasi yang sudah terjadi atau return aktiva yang dimilikinya (Ang 1997).
ekspektasi yang belum terjadi tetapi Return on asset mengukur efektifitas
yang diharapkan dimasa mendatang. perusahaan dalam memanfaatkan
Return realisasi merupakan return yang seluruh sumber dana yang sering juga
telah terjadi, dihitung berdasarkan data disebut hasil pengembalian atas
historis. Return realisasi penting karena investasi (Ghozali dan Irwansyah, 2002
digunakan sebagai salah satu pengukur dalam Rasmin, 2007). Dari pengertian
kinerja dari perusahaan. Return historis tersebut, maka rasio ini sering juga
ini berguna sebagi dasar penentuan disebut ROI karena menghubungkan
return ekspektasi dan risiko di masa laba dengan investasi, yaitu mengukur

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012 Page 5
tingkat pengembalian atas investasi ratio (DER) yang aman biasanya
(Van Horne dan Wachowicz, 2005 kurang dari 50 persen. Semakin kecil
dalam Rasmin, 2007). debt to equity ratio semakin baik bagi
Perusahaan selalu berupaya agar perusahaan atau semakin aman utang
ROA dapat selalu ditingkatkan. Hal ini yang harus diantisipasi dengan modal
disebabkan karena semakin tinggi ROA sendiri (Fakhruddin dan Hardianto,
menunjukkan semakin efektif 2001).
perusahaan memanfaatkan aktivanya Rasio ini menunjukkan dan
untuk menghasilkan laba bersih setelah menggambarkan komposisi atau
pajak, dengan semakin meningkatnya struktur modal dari perbandingan total
ROA maka profitabilitas perusahaan hutang dengan total ekuitas (modal)
semakin baik. perusahaan yang digunakan sebagai
Rasio ini mengukur seberapa sumber pendanaan usaha. Rasio debt to
banyak laba bersih yang bisa diperolah equity ratio ini menggambarkan
dari seluruh asset yang dimiliki dan mengenai struktur modal yang dimiliki
ditanamkan ke dalam sebuah oleh perusahaan, sehingga dapat dilihat
perusahaan (efisiensi aktiva). Semakin tingkat risiko tidak terbayarkan suatu
tinggi ROA menunjukkan semakin hutang (Suharli, 2005 dalam Ratnawati,
efektif perusahaan dalam memanfaatkan 2009). Semakin besar DER
aktivanya untuk menghasilkan laba menandakan struktur permodalan lebih
bersih setelah pajak. Kemampuan banyak memanfaatkan hutang-hutang
perusahaan dalam mengelola aktiva terhadap ekuitas sehingga
untuk menghasilkan keuntungan mencerminkan rrisiko perusahaan yang
mempunyai daya tarik dan mampu relatif tinggi (Natarsyah, 2000).
mempengaruhi investor untuk membeli Demikian juga menurut Ang (1997)
saham perusahaan tersebut. Peningkatan semakin tinggi nilai DER menunjukkan
ROA akan menambah daya tarik semakin tinggi risiko yang harus
investor untuk menanamkan dananya ditanggung perusahaan dengan
dalam perusahaan. Sehingga harga menggunakan modal sendiri apabila
saham perusahaan akan meningkat, perusahaan mengalami kerugian.
dengan kata lain ROA akan berdampak Pada penelitian ini pendekatan
positif terhadap return saham. debt to equity ratio yang digunakan
Pada penelitian ini pendekatan sebagai variabel independen yang
rasio return on asset yang digunakan merupakan salah satu faktor
sebagai variabel independen merupakan fundamental yang mengukur utang
salah satu faktor fundamental yang terhadap modal sendiri adalah dari
mengukur efektifitas suatu perusahaan Natarsyah (2000). Hal ini didasarkan
di dalam menghasilkan keuntungan pada hasil penelitian yang ditunjukkan
dengan memanfaatkan aktiva yang dari Natarsyah (2000), yaitu debt to
dimilikinya adalah dari Hardiningsih, equity ratio mempunyai pengaruh
dkk (2002). Hal ini didasarkan pada terhadap return saham.
hasil penelitian yang ditunjukkan yaitu Earning Per Share (EPS)
return on asset mempunyai pengaruh Earning per share merupakan
terhadap return saham. perbandingan antara laba bersih setelah
Debt to Equity Ratio (DER) pajak pada satu tahun buku dengan
Debt to equity ratio (DER) adalah jumlah saham yang diterbitkan
rasio utang yang diukur dari (Widiatmojo, 1996 dalam Martono,
perbandingan utang dengan ekuitas 2009). Kenaikan earning per share
(modal sendiri). Tingkat Debt to equity berarti perusahaan sedang dalam tahap

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012 Page 6
pertumbuhan atau kondisi keuangannya terhadap pergerakan harga saham
sedang mengalami peningkatan dalam (Taufik, 2002 dalam Martono, 2009).
penjualan dan laba, atau dengan kata Semakin tinggi laba setelah pajak
lain semakin besar earning per share yang dihasilkan perusahaan maka
menandakan kemampuan perusahaan semakin besar earning per share
dalam menghasilkan keuntungan bersih perusahaan (Subiyantoro dan Andreani,
setiap lembar saham. 2001 dalam Martono, 2009). Dalam
Maksimalisasi laba (profit jangka pendek, rencana pembelian
maximization) sering dipandang sebagai kembali saham mungkin dapat
tujuan yang tepat bagi sebuah menutupi kondisi perusahaan yang
perusahaan. Namun, hal ini sebenarnya sebenarnya. Namun hal itu akan
memiliki kelemahan karena dengan mengurangi kepercayaan pemodal
hanya menerbitkan saham dan terhadap perusahaan, meskipun bagi
menggunakan hasilnya untuk pemodal pendapatannya sendiri dari
berinvestasi dalam sekuritas yang tidak saham tersebut meningkat. Akibatnya
berisiko laba dapat meningkat. Hal permintaan akan saham tersebut
tersebut bagi kebanyakan perusahaan menurun dan harga saham juga
mengakibatkan jatuhnya laba per saham mengalami penurunan (Ang, 1997).
(EPS), sehingga ukuran yang lebih tepat Penggunaan rasio earning per
adalah memaksimalkan earning per share dalam penelitian ini yang
share (Horne dan Wachowicz, 2005 digunakan sebagai variabel bebas yang
dalam Martono, 2009). mempengaruhi return saham adalah
Earning per share adalah menurut pendekatan dari (Sasongko dan
termasuk salah satu rasio pasar (Ang, Nila, 2006). Hal ini didasarkan pada
1997) rasio pasar pada dasarnya hasil penelitian yang mampu
mengukur kemampuan manajemen membuktikan bahwa earning per share
dalam menciptakan nilai pasar yang mempunyai pengaruh yang positif dan
melampaui pengeluaran investasi. Rasio signifikan terhadap return saham.
ini merupakan pengukuran yang paling Price to Book Value (PBV)
lengkap mengenai prestasi perusahaan Menurut (Ang, 1997) price to
dan berkaitan langsung dengan tujuan book value merupakan rasio pasar yang
memaksimalkan nilai perusahaan dan digunakan untuk mengukur kinerja
kekayaan para pemegang saham (Ang, harga pasar saham terhadap nilai
1997). bukunya. Rasio ini dihitung dengan
Earning per share adalah salah membandingkan harga pasar saham
satu rasio pasar yang merupakan hasil dengan nilai buku per lembar saham
atau pendapatan yang akan diterima (book value per share). Book value per
oleh para pemegang saham untuk setiap share digunakan untuk mengukur nilai
lembar saham yang dimilikinya atas shareholder equity atas setiap saham
keikutsertaan dalam perusahaan. dan dasarnya nilai book value per share
Munawir (2001) dalam Martono (2009) dihitung dengan membagi total
menyebutkan bahwa earning per share shareholders equity dengan jumlah
(laba per lembar saham) biasanya saham yang diterbitkan (outstanding
merupakan indikator laba yang shares).
diperhatikan oleh para investor. Nilai pasar adalah harga saham
Earning per share adalah salah satu yang terjadi di pasar bursa pada saat
indikator pendapatan sehingga tertentu yang ditentukan oleh pelaku
berpengaruh positif dan signifikan pasar. Nilai pasar ditentukan oleh
permintaan dan penawaran saham yang

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012 Page 7
bersangkutan di pasar bursa. Semakin tinggi dari nilai bukunya. Semakin
kecil nilai price to book value maka tinggi rasio price to book value, maka
harga dari suatu saham dianggap semakin tinggi pula perusahaan dinilai
semakin murah (Leksmana dan oleh investor. Apabila suatu perusahaan
Gunawan, 2003 dalam Martono, 2009). dinilai lebih tinggi oleh investor, maka
Price to book value merupakan harga saham akan semakin meningkat
rasio yang penting sebagai salah satu di pasar, yang pada akhirnya return
indikasi perusahaan dalam uapaya saham tersebut akan meningkat.
komitmen yang tinggi terhadap pasar. Pendekatan price to book value
Upaya peningkatan rasio price to book yang digunakan pada penelitian ini
value berarti merupakan upaya adalah pendekatan dari Anastasia
peningkatan nilai perusahaan (Wahyudi, (2003). Hal ini didasarkan adanya hasil
2003 dalam Martono, 2009). penelitian yang mampu membuktikan
Perusahaan yang dapat beroperasi adanya pengaruh antara price to book
dengan baik, umumnya memiliki rasio value terhadap return saham. Sehingga
price to book value di atas satu, yang pendekatan ini menjadi lebih relevan
menunjukkan nilai pasar saham lebih dalam penelitian yang akan dilakukan.

Kerangka Pikir Penelitian

Return On
Asset
H1
H2
Debt To
Equity H3
Return
Saham
H4
Earning
Per Share

Price to
Book Value

METODE PENELITIAN
laba setelah pajak
ROA =
Variabel Penelitian dan Definisi total aktiva
Operasional 2. Debt to equity ratio (DER) adalah
rasio yang digunakan untuk
1. Return on asset (ROA) adalah mengukur total hutang yang diukur
analisis rentabilitas untuk mengukur dari perbandingan total hutang
efisiensi dan profitabilitas dari dengan ekuitas pemegang saham
perusahaan yang bersangkutan (Horne dan Wachowicz, 2005 dalam
(Fakhrudin dan Hardianto, 2001). Martono, 2009). Debt to equity ratio
Return on asset perusahaan akan diperoleh dengan rumus:
diukur dengan menggunakan:

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012 Page 8
ini sebanyak 114 perusahaan yang
total hutang masuk dalam sektor manufaktur di
DER =
ekuitas pemegang saham Bursa Efek Indonesia. Sebanyak 56
perusahaan manufaktur tidak dapat
2. Earning per share (EPS) dijadikan sampel disebabkan
merupakan rasio yang mengukur diantaranya merger, akuisisi atau masuk
berapa besar laba bersih yang pada bursa setelah tahun 2005 sebagai
dihasilkan perusahaan untuk tiap- dasar pengambilan data.
tiap lembar saham yang beredar
dan merupakan salah satu Jenis Data dan Metode Pengumpulan
indikator keberhasilan suatu Data
perusahaan (Fakhrudin dan Data sekunder dalam penelitian ini
Hardianto, 2001). EPS adalah:
dirumuskan sebagai berikut: a. Data perusahaan sektor manufaktur
yang listing di Bursa Efek Indonesia
earning after taxes periode tahun 2005 sampai dengan
EPS =
∑ lembar saham yang beredar tahun 2009.
b. Laporan keuangan perusahaan sektor
manufaktur yang disajikan kepada
3. Price to book value (PBV) adalah publik secara lengkap yang
rasio yang digunakan untuk dipublikasikan di ICMD (indonesian
mengukur kinerja harga pasar saham capital market directory).
terhadap nilai bukunya. PBV adalah c. Harga penutupan (closing price)
indikator lain yang digunakan untuk saham-saham sektor manufaktur
menilai kinerja perusahaan yang listing pada tahun 2004 sampai
(Hardiningsih dkk, 2002). Price to dengan tahun 2009.
book value (PBV) dihitung dengan: Metode pengumpulan data adalah
Ps dengan cara studi pustaka dan
PBV = dokumentasi yaitu data yang didapatkan
BVS Dimana: Ps = secara tidak langsung dari objek yang
harga pasar saham diteliti. Data ini diperoleh melalui studi
BVS = book value per pustaka, yaitu dari buku atau literatur
share yang ada kaitannya dengan masalah
yang akan diteliti. Data sekunder yang
Populasi dan Penentuan Sampel digunakan diantaranya dari
populasi dalam penelitian ini majalah/jurnal, buku-buku yang ada
adalah perusahaan manufaktur yang hubungannya dengan pasar modal
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (capital market directory, internet, JSX
periode antara tahun 2005 - 2009 yang Statistics) serta sumber lain yang terkait
berjumlah 170 perusahaan. dengan penelitian ini.
Pengambilan sampel dilakukan dengan
pendekatan nonprobability sampling METODE ANALISIS DATA
dengan teknik penentuan sampel
menggunakan purposive sampling, Regresi Berganda
yaitu teknik penentuan sampel dengan Alat analisis regresia berganda
pertimbangan tertentu (Sugiyono, digunakan untuk mempelajari pengaruh
2010). yang ada di antara variabel-variabel
Berdasarkan kriteria – kriteria dan yang digunakan, sehingga pengaruh
pertimbangan, sampel dalam penelitian sebuah variabel akan dapat ditafsir

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012 Page 9
apabila variabel yang lain telah memenuhi kriteria normalitas dan
diketahui. Pada penelitian ini adalah terbebas dari penyimpangan asumsi
pengaruh dari variabel return on asset klasik (multikolinearitas,
(ROA), debt to equity ratio (DER), heteroskedastisitas dan autokorelasi).
earning per share (EPS) dan price to Hasil analisis regresi linear berganda
book value (PBV) terhadap return dilakukan untuk mengetahui pengaruh
saham pada perusahaan manufaktur variabel bebas secara keseluruhan
yang go public di BEI. terhadap variabel terikat. yaitu
Rumus untuk mencari regresi pengaruh return on asset, debt to equity
berganda menurut (Algifari, 2000) ratio, earning per share dan price to
adalah sebagai berikut : book value terhadap return saham pada
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +b4X4+ e perusahaan manufaktur yang go public.
Y = -0,049 – 0,003 X1 – 0,134 X2 –
Uji t 0,006 X3 + 0,311 X4 + e
Uji t digunakan untuk membuktikan
pengaruh variabel bebas terhadap Pengujian Hipotesis
variabel tidak bebas secara individu,
yaitu pengaruh return on asset, debt to 1. Uji hipotesis antara return on asset
equity ratio, earning per share dan (ROA) terhadap return saham
price to book value terhadap return Berdasarkan hasil perhitungan
saham pada perusahaan manufaktur dengan program SPSS diperoleh t
yang terdaftar di BEI secara parsial hitung variabel X1 (return on asset)
(Ghozali, 2005). sebesar - 0,066 dan nilai sig atau
probabilitas sebesar 0,947. Jadi
Uji F diperoleh nilai -thitung lebih dari -ttabel
Uji F (uji simultan) digunakan untuk (-0,066 > -1,96) atau (probabilitas
menguji pengaruh variabel bebas secara 0,947 > 0,05), dengan demikian H0
bersama-sama atau simultan terhadap diterima dan Ha ditolak. Sehingga
variabel terikat yaitu pengaruh return dapat diartikan bahwa return on
on asset, debt to equity ratio, earning asset tidak memiliki pengaruh yang
per share dan price to book value signifikan terhadap return saham
terhadap return saham pada perusahaan pada perusahaan manufaktur yang
manufaktur yang terdaftar di BEI secara terdaftar di BEI. Hasil tersebut
simultan (Gujarati, 1999). menunjukkan bahwa hipotesis 1
yang berbunyi return on asset
Koefisien Determinasi (ROA) berpengaruh positif dan
Untuk mengetahui persentase nilai Y signifikan terhadap return saham
yang dapat dijelaskan oleh garis regresi. tidak dapat diterima
Persentase perubahan return saham .
yang dipengaruhi variabel return on 2. Uji hipotesis antara debt to equity
asset, debt to equity ratio, earning per ratio (DER) terhadap return
share dan price to book value (Gujarati, saham
1999). Berdasarkan hasil perhitungan
dengan program SPSS diperoleh t
HASIL DAN PEMBAHASAN hitung variabel X2 (debt to equity
ratio) sebesar – 2,916 dan nilai sig
Regresi Berganda atau probabilitas sebesar 0,004. Jadi
Sebelum dilakukan pengujian diperoleh nilai -thitung kurang dari -
persamaan regresi berganda data ttabel (-2,916 < -1,96) atau

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012 Page 10
(probabilitas 0,004 < 0,05), dengan price to book value memiliki
demikian H0 berhasil ditolak dan Ha pengaruh yang signifikan terhadap
diterima. Sehingga dapat diartikan return saham pada perusahaan
bahwa debt to equity ratio memiliki manufaktur yang terdaftar di BEI.
pengaruh yang signifikan terhadap Hasil tersebut menunjukkan bahwa
return saham pada perusahaan hipotesis 4 yang berbunyi price to
manufaktur yang terdaftar di BEI. book value (PBV) berpengaruh
Hasil tersebut menunjukkan bahwa positif dan signifikan terhadap return
hipotesis 2 yang berbunyi debt to saham dapat diterima.
equity ratio (DER) berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap Uji Statistik F
return saham dapat diterima. Hasil perhitungan program SPSS
diperoleh F hitung sebesar 11,798. Serta
3. Uji hipotesis antara earning per nilai Probabilitas 0,000. Hasil
share (EPS) terhadap return perbandingan menunjukkan bahwa nilai
saham probabilitas (0,000) < α (0,05) dan F
Berdasarkan hasil perhitungan hitung lebih besar dari F tabel (11,798 >
dengan program SPSS diperoleh t 2,37). Sehingga dapat dikatakan bahwa
hitung variabel X3 (earning per permodelan yang dibangun, yaitu
share) sebesar -0,144 dan nilai sig variabel bebas yang berupa return on
atau probabilitas sebesar 0,886. Jadi asset, debt to equity ratio, earning per
diperoleh nilai -thitung lebih dari -ttabel share dan price to book value
(-0,144 > -1,96) atau (probabilitas mempunyai pengaruh terhadap return
0,886 > 0,05), dengan demikian H0 saham pada perusahaan manufaktur
diterima dan Ha ditolak. Sehingga yang go public di BEI adalah memenuhi
dapat diartikan bahwa earning per kriteria fit.
share tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap return saham Koefisien Determinasi
pada perusahaan manufaktur yang Berdasarkan hasil perhitungan
terdaftar di BEI. Hasil tersebut diperoleh nilai koefisien determinasi
menunjukkan bahwa hipotesis 3 (Adjusted R Square) sebesar 0,079. Hal
yang berbunyi earning per share ini berarti besar variasi variabel return
(EPS) berpengaruh positif dan saham pada perusahaan manufaktur di
signifikan terhadap return saham BEI yang dapat diterangkan oleh variasi
tidak dapat diterima. variabel return on asset, debt to equity
ratio, earning per share dan price to
4. Uji hipotesis antara price to book book value adalah 7,9 persen sedang
value (PBV) terhadap return sisanya 92,1 persen dipengaruhi
saham variabel lain diluar model penelitian.
Berdasarkan hasil perhitungan Pembahasan
dengan program SPSS diperoleh t Pengujian hipotesis pertama (H1)
hitung variabel X4 (price to book menunjukkan bahwa return on asset
value) sebesar 6,519 dan nilai sig (ROA) tidak terbukti mempunyai
atau probabilitas sebesar 0,000. Jadi pengaruh yang positif dan signifikan
diperoleh nilai thitung lebih dari ttabel terhadap return saham pada perusahaan
(6,519 > 1,96) atau (probabilitas manufaktur yang go public di BEI.
0,000 < 0,05), dengan demikian H0 Hasil penelitian ini mendukung hasil
berhasil ditolak dan Ha diterima. penelitian yang dilakukan oleh
Sehingga dapat diartikan bahwa Anastasia (2003), Sasongko dan Nila

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012 Page 11
(2006), Sakti (2010), Rohmah dan Rina Hasil penelitian yang tidak signifikan
(2004), Arianto (2009) dan Astohar antara variabel EPS dan return saham
(2010). Namun, hasil ini tidak dikarenakan tingkat keuntungan yang
mendukung penelitian yang telah tercermin dalam EPS yang relatif kecil,
dilakukan oleh Hardiningsih, dkk sehingga tidak meningkatkan minat
(2002), Martono (2009), Ansor (2010), investor untuk menanamkan sahamnya
dan Rasmin (2009). Hasil pembuktian pada sektor manufaktur.
ini menunjukkan bahwa perusahaan Pengujian hipotesis keempat (H4)
dengan kondisi return on asset yang menunjukkan bahwa price to book
baik atau meningkat tidak mempunyai value (PBV) terbukti mempunyai
potensi terhadap daya tarik perusahaan pengaruh yang positif dan signifikan
oleh investor. Kondisi ini membuat terhadap return saham pada perusahaan
harga saham perusahaan tersebut tidak manufaktur yang go public di BEI.
menjadi meningkat sehingga Hasil penelitian ini mendukung
peningkatan return on asset tidak akan penelitian dari Hardiningsih (2002) dan
berdampak pada return saham Martono (2009). Namun, hasil ini tidak
perusahaan. mendukung penelitian dari Ratnawati
Pengujian hipotesis kedua (H2) (2009) Ansor (2010) dan Astohar
menunjukan bahwa debt to equity ratio (2010). Hasil ini mengindikasikan
(DER) terbukti mempunyai pengaruh bahwa price to book value
yang negatif dan signifikan terhadap menunjukkan semakin tinggi
return saham. Hasil penelitian ini keuntungan yang diperoleh investor
mendukung hasil penelitian yang atau dengan kata lain peningkatan price
dilakukan oleh Sakti (2010), Ratnawati to book value ini menunjukkan bahwa
(2009) dan Astohar (2010). Namun, kinerja saham perusahaan adalah baik.
hasil penelitian ini tidak mendukung Sehingga dapat mempengaruhi investor
penelitian dari Anastasia (2003), untuk melakukan investasi melalui
Martono (2009), dan Rasmin (2007). pembelian saham pada perusahaan. Jadi
Pada penelitian di perusahaan dapat ditarik kesimpulan bahwa apabila
manufaktur menunjukkan bahwa saham pada perusahaan manufaktur di
peningkatan debt to equity ratio Bursa Efek Indonesia mempunyai
berdampak pada penurunan return kinerja yang baik akan berdampak
saham. Hal ini disebabkan investor positif terhadap return saham yang akan
masih menganggap perusahaan aman diterima oleh investor.
apabila komposisi hutang terhadap
modal sendiri pada batas wajar. PENUTUP
Pengujian hipotesis ketiga (H3)
menunjukkan bahwa earning per share Implikasi Manajerial
(EPS) tidak terbukti mempunyai Hasil dari temuan penelitian dapat
pengaruh yang positif dan signifikan direkomendasikan beberapa implikasi
terhadap return saham pada perusahaan kebijakan sesuai dengan prioritas yang
manufaktur yang go public di BEI. dapat diberikan sebagai masukan bagi
Hasil penelitian ini mendukung hasil pihak pimpinan. Berikut ini diuraikan
penelitian yang dilakukan oleh beberapa implikasi manajerial yang
Ratnawati (2009), dan Ansor (2010) . bersifat strategis:
Namun, hasil penelitian ini tidak 1. Mengurangi ketergantungan terhadap
mendukung penelitian dari Sasongko sumber hutang sebagai sumber dana
dan Nila (2006), Martono (2009), operasional dan lebih meningkatkan
Arianto (2009) dan Astohar (2010). efisiensi penggunaan sumber modal

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012 Page 12
sendiri dan melakukan transparansi 2. Untuk penelitian selanjutnya
dana untuk menjaga kepercayaan sebaiknya menggunakan sampel
investor serta untuk meningkatkan selain sektor manufaktur.
pertumbuhan perusahaan dimasa 3. Penelitian yang akan datang
mendatang. hendaknya menambah variabel –
2. Perusahaan harus tetap variabel makro dan non ekonomi
meningkatkan kinerjanya dengan yang diperkirakan akan lebih
kemampuan memonitor, memberikan pengaruh terhadap
mengadakan perencanaan fluktuasi return saham.
pengendalian serta peningkatan
pengawasan terhadap semua DAFTAR PUSTAKA
kegiatan perusahaan secara intensif
dan lebih profesional, supaya kondisi Algifari, 2000, Analisis Regresi, Teori,
perusahaan semakin sesuai dengan Kasus dan Solusi, Edisi 2, BPFE,
tujuan perusahaan. Yogyakarta.

Keterbatasan Penelitian Anastasia, Njo, Gunawan, Yanny


Keterbatasan dari penelitian ini adalah: Widiastuty dan Wijiyanti, Imelda,
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada 2003, Analisis Faktor
sektor perusahaan manufaktur di Fundamental dan Risiko Sistematik
Bursa Efek Indonesia, sehingga hasil Terhadap Harga Saham Properti di
penelitian ini kurang dapat BEJ, Jurnal Akuntansi dan
digeneralisasi pada kasus – kasus Keuangan, Vol. 5 No. 2 pp. 123-
perusahaan lain atau sektor lain di 132.
Bursa Efek Indonesia.
2. Hasil koefisien determinasi yang Ang, Robert, 1997, Buku Pintar Pasar
diperoleh dari hasil analisis hanya Modal Indonesia, Mediasoft, Indonesia.
sebesar 7,9 persen saja. Sehingga
hasilnya yang diperoleh pada Ansor, 2009, Analisis Pengaruh, ROA,
penelitian ini masih jauh dari cukup, PBV, EPS, PER, Kurs dan Suku
sehingga masih perlu adanya Bunga terhadap Return Saham
penambahan variabel pada penelitian (Kajian Empiris pd Perusahaan
mendatang. Manufaktur yang Terdaftar di BEI
3. Penggunaan variabel yang belum Tahun 2006-2008), Tesis, Program
memasukkan semua unsur dari Pasca Sarjana Magister Manajemen
pengukuran kinerja keuangan Universitas Diponegoro, Semarang.
ataupun fundamental dari perusahaan (tidak dipublikasikan).
membuat penelitian ini masih jauh
dari harapan. Arianto, Andreas Dheny, 2009, Analisis
4. Pengaruh ROA, EPS, Divident
Agenda Penelitian Mendatang Payout Ratio, Kurs dan Resiko
1. Menambah atau memasukkan Sistimatik terhadap Return Saham
konstruk atau variabel lain berupa pada Perusahaan di BEI periode
variabel fundamental yang dapat tahun 2005-2007, Tesis, Program
berpengaruh terhadap return saham Pasca Sarjana Magister Manajemen
sehingga, sehingga permodelan Universitas Diponegoro, Semarang.
menjadi lebih komplek. (tidak dipublikasikan).

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012 Page 13
Astohar, 2010, Pengaruh Return on Indonesin Capital Market Directory
Assets, Debt to Equity Ratio, Price (ICMD). 2007
Book to Value dan Eraning Per
share terhadap Return Saham pada Indonesin Capital Market Directory
Perusahaan Manufakturdi Bursa (ICMD). 2008
Efek Indonesia, Eksplanasi, Vol 5,
No 2, pp. 189 – 198. Indonesin Capital Market Directory
(ICMD). 2009
Fakhruddin, Shopian dan Hardianto, Indonesin Capital Market Directory
2001, Perangkat dan Model (ICMD). 2010
Analisis Investasi di Pasar Modal,
Buku 1, Pt alex media komputindo, Indriantoro, Nur dan Supomo,
Jakarta. Bambang, 2002, Metodologi
Penelitian Bisnis Untuk
Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Manajemen dan Akuntans, BPFE,
Multivariate dengan Program Yogyakarta.
SPSS, Edisi 3, Badan Penerbit
Undip, Semarang. Martono, Nugroho Cahyo, 2009,
Pengaruh Faktor Fundamental
Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Perusahaan dan Nilai Tukar
Multivariate dengan Program terhadap Return Saham pada
SPSS, Edisi 4, Badan Penerbit Perusahaan yang Terdaftar di
Undip, Semarang. BEI(Kasus pada Perusahaan
Manufaktur Periode Tahun 2003 –
Gujarati, Damodar, 1999, Ekonometrika 2007). Tesis, Program Pasca
Dasar, Alih Bahasa (Sumarno Sarjana Magister Manajemen
Zain), Erlangga, Jakarta. Universitas Diponegoro, Semarang.
(tidak dipublikasikan).
Hardiningsih, Pancawati, Suryanto. L,
Chariri, Anis, 2002, Pengaruh Natarsyah, Syahib, 2000, Analisis
Faktor Fundamental dan Risiko Pengaruh Beberapa Faktor
Ekonomi Terhadap Return Saham Fundamental dan Risiko Sistematik
Pada Perusahaan di Bursa Efek Terhadap Harga Saham: Kasus
Jakarta (Studi Kasus Basic Industry Industri Barang Konsumsi yang Go
& Chemical), Jurnal Strategi Publik di Pasar Modal Indonesia,
Bisnis, Vol. 8 Th. VI pp. 83-96. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 15
No. 3 pp. 294-312.
Husnan, Suad, 1994, Manajemen
Keuangan Teori dan Penerapan Rasmin, 2007, Analisis Faktor-Faktor
(Keputusan Jangka Pendek). Buku yang Mempengaruhi Harga Saham,
1. BPFE, Yogyakarta. Skripsi, Program Strata 1 STIE
Totalwin, Semarang. (tidak
Indonesin Capital Market Directory dipublikasikan).
(ICMD). 2005
Ratnawati, Raden Roro Sari, 2009,
Indonesin Capital Market Directory Analisis pengaruh ROE, DER,
(ICMD). 2006 PBV, EPS dan Risiko Sistematik
terhadap Return Saham (Studi pada
Perusahaan Properti dan Real

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012 Page 14
Estate yang Listed Di BEI Periode
2003-2007). Tesis, Program Pasca
Sarjana Magister Manajemen
Universitas Diponegoro, Semarang.
(tidak dipublikasikan).

Rohmah, Sholikhah Nur dan


Trisnawati, Rina, 2004, Pengaruh
economic value added dan
profitabilitas perusahaan terhadap
return pemegang saham perusahaan
rokok (studi pada Bursa Efek
Jakarta), Empirika, Vol. 17 No.1
pp. 64 – 78.

Sakti, Tutus Alun Asoka, 2010,


Pengaruh Return On Asset dan
Debt To Equity Ratio Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan
yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (Kasus Pada Sektor
Manufaktur Periode Tahun 2003-
2007), Jurnal Ilmu Manajemen dan
Akuntansi Terapan, Vol. 1 No. 1
pp. 1-12.

Sasongko, Noer dan Wulandari, Nila,


2006, Pengaruh EVA dan Rasio-
Rasio Profitabilitas Terhadap Harga
Saham, Empirika, Vol. 19 No. 1
pp. 64-80.

Sugiyono, 2010, Metode Penelitian


Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
ALFABETA, Bandung.

Wahyuni, Yuyun, 2009, Metodologi


Penelitian Bisnis Bidang
Kesehatan, Fitramaya, Yogyakarta.

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012 Page 15

Anda mungkin juga menyukai