BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2
3
3
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
5
6
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap
aset, pasiva, dan modal perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu
periode.
7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
8. Informasi keuangan lainnya.
6
7
7
8
8
9
alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aset yang paling
kecil.
6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu
peristiwa/transaksi daripada bentuk hukumnya (formalitas).
7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis,
dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi
dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan
menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan
kesuksesan suatu perusahaan. Informasi yang bersifat kualitatif dan
fakta yang tidak dapat dikuantitatifkan umumnya diabaikan.
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
dalam rupiah atau unit dan juga dalam persentase atau perbandingan dalam bentuk
angka perbandingan atau rasio.
Analisis perbandingan laporan keuangan merupakan analisis vertikal-
horizontal yang membandingkan antara setiap pos-pos yang sama dalam laporan
keuangan untuk periode beberapa tahun (periode) sehingga dapat diketahui
perkembangan (tren) atau kecenderungannya. Yang diperbandingkan adalah hasil
penilaian yang diperoleh dari kinerja perusahaan selama beberapa tahun.
Secara umum hasil analisis perbandingan laporan keuangan dapat
ditunjukkan dalam bentuk:
1. Jumlah dalam rupiah
2. Jumlah penurunan dalam rupiah
3. Jumlah kenaikan dalam rupiah
4. Perbandingan dalam %
5. Perbandingan dalam bentuk rasio
18
19
19
20
lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat
menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau
buruknya posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka-angka
tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai
standard (Munawir,2004:64). Pancawati Hardiningsih (2002:85), manfaat analisis
rasio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan
melainkan juga bagi pihak luar. Rasio-rasio ini mempermudah upaya
pembandingan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun (time series) atau dengan
perusahaan lain (cross section) dalam industri yang sama.
21
22
22
23
23
24
24
25
Current Ratio =
Cash Ratio =
25
26
Quick Ratio =
2. Rasio Leverage
Rasio Leverage (rasio utang), rasio ini digunakan untuk mengukur
seberapa jauh aset perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai
oleh pihak luar. Beberapa jenis rasio ini, yaitu:
a. Total Debt to Equity Ratio
Total debt to equity ratio digunakan untuk mengukur bagian setiap
rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan
kewajiban atau utang. Rumusnya:
Total Debt to Equity Ratio =
26
27
Long Term Debt to Equity Ratio digunakan untuk mengukur bagian dari
setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk utang jangkan
panjang. Rumusnya:
3. Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas digunakan untuk mengukur seberapa efektif
perusahaan menggunakan sumber daya yang dimiliki. Beberapa jenis
rasio aktivitas:
a. Total Assets Turnover
Total assets turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana
yang tertanam dalam keseluruhan aset yang berputar pada suatu
periode atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk
menghasilkan revenue. Rumusnya:
27
28
b. Receivable Turnover
Receivable Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang
yang berputar pada suatu periode tertentu. Rumusnya:
Receivable Turnover =
c. Average Collection Period
Average Collection Period digunakan untuk mengukur periode
rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang (dalam
satuan hari). Jika menghasilkan angka yang semakin kecil
menunjukkan hasil yang semakin baik. Rumusnya:
Inventory Turnover =
e. Average Day’s Inventory
Average Day’s Inventory digunakan untuk mengukur periode (hari)
rata-rata persediaan barang dagangan berada digudang perusahaan.
Rumusnya:
28
29
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas atau rasio keuntungan mengukur seberapa besar
kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan
penjualan, aset maupun laba dan modal sendiri. Beberapa jenis rasio
profitabilitas, yaitu:
a. Gross Profit Margin
Gross Profit Margin digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba kotor per rupiah penjualan.
Rumusnya:
c. Operating Ratio
Operating Ratio digunakan untuk mengukur biaya operasi per
rupiah penjualan, semakin kecil angka rasio menunjukkan kinerja
yang semakin baik. Rumusnya:
Operating Ratio =
29
30
ROI=
30
31
modal kerja adalah jumlah aset lancar. Konsep ini tidak mementingkan
kualitas dari modal kerja, apakah modal kerja dibiayai para pemilik,
hutang jangka pendek, sehingga dengan modal kerja yang besar tidak apat
mencerminkan tingkat keamanan para kreditur jangka pendek yang besar
juga. Bahkan menurut konsep ini dengan adanya modal kerja yang besar
tidak menjamin kelangsungan operasi yang akan datang, serta tidak
mencerminkan likuiditas perusahaan.
2 .Konsep Kualitatif
Konsep ini menitik beratkan pada kualitas modal kerja, pengertian
modal kerja dalam konsep ini adalah kelebihan aset lancar terhadap hutang
lancar. Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aset
lancar yang lebih besar dari hutang lancar dan menunjukkan pula tingkat
keamanan bagi para kreditur jangka pendek, serta menjamin kelangsungan
operasi dimasa mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh
tambahan pinjaman jangka pendek dengan jaminan lainnya.
3.Konsep Fungsional
Konsep ini menitik beratkan pada fungsi dana yang dimiliki dalam
rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan.
Pada dasarnya dana yang dimiliki oleh perusahaan sepenuhnya akan
digunakan untuk menghasilkan laba, ada sebagian dana yang akan
digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba dimasa yang akan
datang. Misalnya bangunan, pabrik, alat-alat kantor dan aset tetap lainnya.
kas tersebut rendahdan mencerminkan adanya over investment dalam kas dan
berartiperusahaan kurang efektif dalam mengelola kas.
Jumlah kas yangrelatif kecil akan diperoleh tingkat perputaran kas yang
tinggi dankeuntungan yang diperoleh akan lebih besar, tetapi suatu
perusahaanyang hanya mengejar keuntungan (rentabilitas) tanpa
memperhatikanlikuiditas akhirnya perusahaan itu akan berada dalam keadaan
likuidapabila sewaktu-waktu ada tagihan.
Dari uraian tersebut terlihat bahwakas sangat berperan dalam menentukan
kelancaran kegiatan perusahaan. Analisis sumber dan penggunaan dana
dimaksudkan untuk mengetahui sumber-sumber dana dan untuk apa dana
tersebutdigunakan selama periode analisis, bagaimana pengaruh aliran dana
tersebut terhadap kas maupun modal kerja. Analisis sumber dan penggunaan dana
pada dasarnya merupakan analisis yang Husnan suad,Manajemen Keuangan,
(Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2011),hal3.9, Jumingan, Analisis
Laporan Keuangan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), hal. 97 dilakukan untuk
melihat aliran dana/kas yang terjadi dalam perusahaan selamaperiode analisis,
baik aliran kas masuk maupun aliran kas keluar.
Analisis sumber dan penggunaan dana dapat diartikan dalam artian
kasmaupun dalam artian modal kerja. Aliran dana dalam artian kasmerupakan
aliran kas masuk (sumber dana) dan aliran kas keluar(penggunaan dana) yang
langsung mempengaruhi besarnya kas yangberasal dari laporan neraca dan laba
rugi. Aliran kas tersebut dapatdilihat dari perubahan-perubahan yang terjadi pada
laporan neraca danlaba rugi. Untuk itu, perlu meneliti laporan neraca dan laba rugi
yangdiperbandingkan mengenai unsur (pos) mana saja yang memperbesarkas dan
unsur mana saja yang memperkecil kas.
39
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pendapatan
Penjualan eceran Rp 5.729.126 Rp 6.431.701 Rp 702.575 11%
Penjualan konsinyasi - bersih Rp 3.227.559 Rp 3.402.293 Rp 174.734 5%
Pendapatan jasa Rp 50.208 Rp 63.052 Rp 12.844 20%
Pendapatan bersih Rp 9.006.893 Rp 9.897.046 Rp 890.153 9%
Beban pokok pendapatan Rp (3.335.638) Rp (3.685.279) Rp (349.641) 9%
Laba Kotor Rp 5.671.225 Rp 6.211.767 Rp 540.542 9%
Laba/(rugi) komprehensif
lain :
Pos yang tidak akan
direklasifikasikan ke laba
rugi
44
Ekuitas
Modal Saham
47
48
1. Uang muka pembelian aset tetap meningkat sebesar Rp35.985 atau sekitar
81% dari tahun 2015 sebesar Rp44.235 menjadi sebesar Rp80.220 pada
tahun 2016.
2. Aset pajak tangguhan meningkat sebesar Rp1.803 atau sekitar 5% dari
tahun 2015 sebesar Rp38.416 menjadi sebesar Rp40.219 pada tahun 2016.
3. Aset tetap meningkat sebesar Rp103.292 atau sekitar 12% dari tahun
2015 sebesar Rp876.556 menjadi sebesar Rp979.858 pada tahun 2016.
Hal ini disebabkan bertambahnya aset tetap.
4. Sewa jangka panjang meningkat sebesar Rp25.785 atau sekitar 7% dari
tahun 2015 sebesar Rp370.325 menjadi sebesar Rp396.110 pada tahun
2016.
5. Uang jaminan meningkat sebesar Rp2.033 atau sekitar 2% dari tahun
2015 sebesar Rp133.636 menjadi sebesar Rp135.669 pada tahun 2016.
Hal ini disebabkan bertambahnya uang jaminan kepada perusahaan.
6. Aset tidak lancar lainnya meningkat sebesar Rp99.578 atau sekitar 65%
dari tahun 2015 sebesar Rp153.172 menjadi sebesar Rp252.750 pada
tahun 2016.
7. Jumlah aset tidak lancar meningkat sebesar Rp268.476 atau sekitar 17%
dari tahun 2015 sebesar Rp1.616.350 menjadi sebesar Rp1.884.826 pada
tahun 2016. Hal ini disebabkan karena banyaknya pos yang meningkat
pada sisi aset tidak lancar.
8. Jumlah aset meningkat sebesar Rp969.587 atau sekitar 25% dari tahun
2015 sebesar Rp3.889.291 menjadi sebesar Rp4.858.878 pada tahun
2016. Hal ini disebabkan jumlah aset lancar dan aset tidak lancar juga
meningkat.
C. Sisi Liabilitas Lancar
51
Perhitungan:
1. Rasio Likuiditas
a. Current Ratio=
b. Cash Ratio =
c. Quick Ratio =
Pada tahun 2016 aset perusahaan lebih likuid dibandingkan dengan tahun
2015.
2. Rasio Leverage
55
Pada tahun 2016 rasio ini lebih kecil dibandingkan tahun 2015, berarti
perusahaan telah mengurangi utangnya sehingga asetnya dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan laba dan tidak hanya untuk membayar
utang perusahaan.
Pada tahun 2016 rasio ini lebih kecil dibandingkan tahun 2015, berarti
perusahaan telah mengurangi membayar utangnya menggunakan modal
perusahaan sehingga lebih aman untuk kreditur.
Pada tahun 2016 rasio ini meningkat dibandingkan tahun 2015. Hal ini
berarti kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka panjang
setelah membayar utang jangka pendeknya lebih kecil.
3. Rasio Aktivitas
Tahun 2015 =
Pada tahun 2016 terjadi penurunan pada rasio ini dibandingkan tahun
2015, berarti perusahaan belum memanfaatkan asetnya secara efektif.
b. Receivable Turnover=
Pada tahun 2016 terjadi penurunan pada rasio ini dibandingkan tahun
2015. Hal ini berarti perusahaan belum mengelola dana yang tertanam
dalam piutang dengan efektif.
d. Inventory Turnover =
Tahun 2015 =
Pada tahun 2016 terjadi penurunan pada rasio ini dibandingkan dengan
tahun 2015. Hal ini berarti persediaan yang menumpuk di gudang
perusahaan lebih sedikit sehingga penjualan bertambah.
Pada tahun 2016 terjadi peningkatan pada rasio ini dibandingkan dengan
tahun 2015. Hal ini berarti perusahaan telah efektif dalam memanfaatkan
modal kerja pada siklus kas di periode tersebut.
57
58
4. Rasio Profitabilitas
Pada tahun 2016 terjadi penurunan pada rasio ini dibandingkan tahun 2015.
Hal ini berarti kurang optimalnya operasi perusahaan.
c. Operating Ratio =
Pada tahun 2016 terjadi peningkatan pada rasio ini dibandingkan tahun
2015. Hal ini berarti operasi perusahaan dinilai lebih baik jika dilihat dari
laba bersihnya.
58
59
Pada tahun 2016 terjadi penurunan pada rasio ini dibandingkan tahun 2015.
Hal ini berarti, kemampuan aset perusahaan untuk menghasilkan laba lebih
rendah.
Pada tahun 2016 terjadi penurunan pada rasio ini dibandingkan tahun 2015.
Hal ini berarti pada tahun 2016 laba bersih yang dihasilkan perusahaan bila
diukur dari nilai aset lebih rendah daripada tahun sebelumnya.
59
60
60
61
Liabilitas Lancar
Utang Usaha
pihak ketiga Rp 1.662.533 Rp 1.551.619 - Rp 110.914 - - - Rp110.914
Utang Lain-Lain
pihak ketiga Rp 127.670 Rp 151.179 Rp 23.509 - - - Rp 23.509 -
pihak berelasi Rp 945 Rp 945
Utang Pajak
pajak penghasilan badan Rp 4.951 Rp 97.608 Rp 92.657 - - - Rp 92.657 -
pajak lain-lain Rp 29.993 Rp 12.749 - Rp 17.244 - - - Rp 17.244
Akrual
pihak ketiga Rp 405.378 Rp 280.046 - Rp 125.332 - - - Rp125.332
pihak berelasi Rp 45.329 Rp 51.134 Rp 5.805 - - - Rp 5.805 -
Kewajiban Imbalan Kerja
Rp 240.762 Rp 206.349 - Rp 34.413 - - - Rp 34.413
Jangka Pendek
Penghasilan Tangguhan Rp 70.793 Rp 87.385 Rp 16.592 - - - Rp 16.592 -
Jumlah Liabilitas Lancar Rp 2.588.354 Rp 2.439.014
Liabilitas Tidak Lancar
Kewajiban Imbalan Kerja
Rp 415.281 Rp 344.110 - Rp 71.171 - Rp 71.171 - -
Jangka Panjang
Jumlah Liabilitas Tidak
Rp 415.281 Rp 344.110
Lancar
Jumlah Liabilitas Rp 3.003.635 Rp 2.783.124
62
63
Ekuitas
Modal Saham
modal dasar 3.911.120.640
lembar saham
modal ditempatkan dan di
setor penuh 2.917.918.080
lembar saham yang terdiri
dari:
6.168.960 lembar saham seri
A
dengan nilai nominal Rp5.000
per saham (nilai penuh);
259.096.320 lembar saham
seri B
dengan nilai nominal Rp350
per saham (nilai penuh);
2.652.652.800 lembar saham
seri C
dengan nilai nominal Rp100
Rp 386.794 Rp 386.794 - - - - - -
per saham (nilai penuh)
Tambahan Modal Disetor -Rp 3.571.934 -Rp 3.571.934 - - - - - -
Saldo Laba
Dicadangkan Rp 116.397 Rp 116.397 - - - - - -
Tidak Dicadangkan Rp 4.923.986 Rp 4.174.910 - Rp 749.076 - Rp 749.076 - -
Jumlah Ekuitas Rp 1.855.243 Rp 1.106.167
63
64
64
65
65
66
66
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Perbandingan Laporan Laba Rugi pada PT Matahari Departement Store
Tbk. Secara keseluruhan mengalami kenaikan pada tahun 2016
dibandingkan tahun 2015. Kenaikan ini disebabkan karena adanya
kenaikan yang cukup signifikan pada pos Pendapatan dan penurunan
pada pos Biaya.
2. Perbandingan Laporan Posisi Keuangan pada PT Matahari Departement
Store Tbk., secara keseluruhan mengalami kenaikan pada tahun 2016
dibandingkan tahun 2015. Kenaikan ini disebabkan karena kenaikan
yang cukup signifikan pada pos Aset Lancar diiringi penurunan yang
signifikan pada pos Liabilitas.
3. Berdasarkan analisis rasio keuangan PT Matahari Departement Store
Tbk., dapat diketahui bahwa kinerja perusahaan pada tahun 2016 secara
keseluruhan sudah lebih efektif dibandingkan pada tahun 2015. Namun,
terjadi kurang optimalnya operasi perusahaan jika diukur dari sisi yang
berbeda.
4. Berdasarkan analisis sumber dan penggunaan modal kerja PT Matahari
Departement Store Tbk., pada tahun 2016 perusahaan telah
menggunakan modal kerja nya secara lebih efektif dibandingkan tahun
2015, hal ini dapat dilihat dari meningkatnya modal kerja pada tahun
2016 tersebut.
67
68
5.2 Saran
1. Perusahaan sebaiknya lebih meningkatkan penjualan agar laba
perusahaan tetap dapat meningkat walaupun nantinya ada kenaikan dari
pos-pos beban.
2. Perusahaan sebaiknya meningkatkan kinerja bagian kredit agar piutang
dapat tertagih seluruhnya, sehingga akan menambah nilai aset lancar.
3. Perusahaan sebaiknya meningkatkan kinerja, terutama pada bagian
pemanfaatan aset dan operasi perusahaan, agar laba yang dihasilkan
dapat optimal.
4. Perusahaan sebaiknya mempertahankan perputaran modal yang ada,
agar sumber modal yang ada tetap lebih besar dibandingkan dengan
penggunaannya.
5. Perusahaan sebaiknya mempertahankan perputaran modal yang ada,
agar sumber modal yang ada tetap lebih besar dibandingkan dengan
penggunaannya.
68