Anda di halaman 1dari 7

Analisis Postur Kerja pada bagian Pengelasan (Berdiri)

Analisis postur kerja pada bagian pengelasan (berdiri) diwakili oleh Bapak Suroso.

Berikut adalah hasil dokumentasi postur kerja Bapak Suroso.

Sumber : Data primer


Gambar 5.78 Postur Kerja pekerja bagian Pengelasan (berdiri)

1. Skoring Badan (Trunk)

Sumber : (Purwaningsih Ratna, 2007) dan (Data primer,2015)


Gambar 5.79 Skoring badan pekerja bagian pengelasan

Hasil pengukuran sudut badan menggunakan busur penggaris didapatkan hasil

fleksi 0° - 20º. Kemudian hasil tersebut disesuaikan dengan tabel skoring REBA untuk posisi

badan dan hasil skor yang diperoleh yaitu 2 .

Skor posisi badan tersebut dapat ditambah skor 1 apabila pekerja melakukan

pekerjaan dengan posisi membungkuk dan atau memuntir secara lateral. Responden pada saat

melakukan pekerjaan tersebut berada pada posisi yang membungkuk dan atau memuntir

secara lateral maka skor posisi badan ditambahkan 1.

2. Skoring pada leher


Sumber : (Purwaningsih Ratna, 2007) dan (Data primer,2015)
Gambar 5.80 Skoring leher pekerja bagian pengelasan

Hasil pengukuran sudut leher yang dilakukan menggunakan busur penggaris

didapatkan hasil sebesar > 20°(fleksi). Kemudian hasil tersebut disesuaikan dengan tabel

skoring REBA untuk posisi leher dan hasil skor yang diperoleh yaitu 2.

Skor posisi leher tersebut dapat ditambah skor 1 apabila pekerja melakukan

pekerjaan dengan posisi leher membungkuk dan atau memuntir secara lateral.

Responden pada saat melakukan pekerjaan tersebut berada pada posisi yang

membungkuk maka skor posisi leher ditambahkan 1.

3. Skoring pada kaki

Sumber : (Purwaningsih Ratna, 2007) dan (Data primer,2015)


Gambar 5.81 Skoring kaki pekerja bagian pengelasan

Berdasarkan hasil pengukuran sudut kaki yang dilakukan telah diketahui bahwa

kedua kaki tertopang baik dilantai dalam keadaan berdiri. Kemudian hasil tersebut

disesuaikan dengan tabel skoring REBA untuk posisi kaki dan hasil skor yang diperoleh yaitu

1.
Skor posisi kaki tersebut dapat ditambah skor 1 apabila salah satu atau kedua kaki

ditekuk antara 30º - 60 º, dan dapat ditambah skor 2 apabila salah satu atau kedua kaki

ditekuk antara > 60º.

Responden pada saat melakukan pekerjaan tersebut berada pada posisi salah satu

atau kedua kaki ditekuk antara 30º - 60 º dan salah satu atau kedua kaki tidak ditekuk antara >

60º, maka skor posisi kaki tidak ditambah 1 atau 2.

4. Skoring pada lengan atas

Sumber : (Purwaningsih Ratna, 2007) dan (Data primer,2015)


Gambar 5.82 Skoring lengan atas (kanan) pekerja bagian pengelasan

Hasil pengukuran sudut lengan kanan atas yang dilakukan menggunakan busur

penggaris didapatkan posisi lengan fleksi sebesar 0° - 20º. Kemudian hasil tersebut

disesuaikan dengan tabel skoring REBA untuk posisi lengan atas dan hasil skor yang

diperoleh yaitu 1.

Sumber : (Purwaningsih Ratna, 2007) dan (Data primer,2015)


Gambar 5.83 Skoring lengan atas (kiri) pekerja bagian pengelasan
Hasil pengukuran sudut lengan kiri atas yang dilakukan menggunakan busur

penggaris didapatkan skor lengan bawah fleksi sebesar 0° - 20º. Kemudian hasil tersebut

disesuaikan dengan tabel skoring REBA untuk posisi lengan atas dan hasil skor yang

diperoleh yaitu 1.

Skor posisi lengan atas tersebut dapat ditambah skor 1 jika bahu diangkat atau

lengan diputar atau dirotasi, jika lengan diangkat menjauh dari beban dan jika berat lengan

ditopang untuk menahan gravitasi.

Responden pada saat melakukan pekerjaan tersebut posisi bahu tidak diangkat atau

lengan diputar atau dirotasi, posisi lengan tidak diangkat menjauh dari beban dan berat lengan

tidak ditopang untuk menahan gravitasi maka skor tidak ditambahkan 1.

5. Skoring pada lengan bawah

Sumber : (Purwaningsih Ratna, 2007) dan (Data primer,2015)


Gambar 5.84 Skoring lengan bawah (kanan) pekerja bagian pengelasan

Hasil pengukuran sudut lengan kanan bawah yang dilakukan menggunakan busur

penggaris didapatkan posisi lengan fleksi sebesar < 60º. Kemudian hasil tersebut disesuaikan

dengan tabel skoring REBA untuk posisi lengan bawah dan hasil skor yang diperoleh yaitu 2

.
Sumber : (Purwaningsih Ratna, 2007) dan (Data primer,2015)
Gambar 5.85 Skoring lengan bawah (kiri) pekerja bagian pengelasan

Hasil pengukuran sudut lengan kiri bawah yang dilakukan menggunakan busur

penggaris didapatkan posisi lengan fleksi < 60º. Kemudian hasil tersebut disesuaikan dengan

tabel skoring REBA untuk posisi lengan bawah dan hasil skor yang diperoleh yaitu 2.

6. Skoring pada pergelangan tangan

Sumber : (Purwaningsih Ratna, 2007) dan (Data primer,2015)


Gambar 5.86 Skoring pergelangan tangan (kanan) pekerja bagian pengelasan

Hasil pengukuran sudut pada pergelangan tangan kanan yang dilakukan

menggunakan busur penggaris didapatkan posisi lengan fleksi 0º - 15°. Kemudian hasil

tersebut disesuaikan dengan tabel skoring REBA untuk posisi pergelangan tangan dan hasil

skor yang diperoleh yaitu 1.


Sumber : (Purwaningsih Ratna, 2007) dan (Data primer,2015)
Gambar 5.87 Skoring pergelangan tangan (kiri) pekerja bagian pengelasan

Hasil pengukuran sudut pada pergelangan tangan kiri yang dilakukan menggunakan

busur penggaris didapatkan posisi lengan ekstensi 0º - 15°. Kemudian hasil tersebut

disesuaikan dengan tabel skoring REBA untuk posisi pergelangan tangan hasil skor yang

diperoleh yaitu 1.

Skor posisi pergelangan tersebut dapat ditambah skor 1 jika posisi pergelangan

tangan pada saat bekerja mengalami torsi atau deviasi baik ulnar maupun radial. Responden

pada saat melakukan pekerjaan tersebut posisi pergelangan tangan pada saat bekerja tidak

mengalami torsi atau deviasi baik ulnar maupun radial maka tidak ditambah 1.

7. Skor untuk pembebanan, pegangan dan aktivitas.

Hasil pengamatan terhadap pembebanan atau force yang diterima pekerja yaitu <

5kg. Kemudian hasil tersebut disesuaikan dengan tabel skoring REBA untuk posisi

pergelangan tangan dan hasil skor yang diperoleh yaitu 0.

Skor pembebanan tersebut dapat ditambah skor 0 jika pegangan bagus atau sesuai, ditambah

1 jika pegangan sedang, ditambah 2 jika pegangan kurang baik dan ditambah 3 jika pegangan

jelek atau tidak sesuai.

Responden pada saat melakukan pekerjaan tersebut menggunakan pegangan yang kategori

sedang maka ditambah 1.


Serta skor pembebanan tersebut juga dapat ditambah skor 1 jika satu atau lebih

bagian tubuh dalam keadaan statis, misalnya ditopang untuk lebih dari 1 menit, jika gerakan

berulang-ulang terjadi misalnya repetisi lebih dari 4 kali per menit, dan jika terjadi perubahan

yang signifikan pada postur tubuh atau postur tubuh tidak stabil selama kerja.

Responden pada saat melakukan pekerjaan tersebut termasuk dalam aktivitas satu

atau lebih bagian tubuh dalam keadaan statis, misalnya ditopang untuk lebih dari 1 menit

maka ditambah 1.

Anda mungkin juga menyukai