Analisis postur kerja pada bagian pengelasan (berdiri) diwakili oleh Bapak Suroso.
fleksi 0° - 20º. Kemudian hasil tersebut disesuaikan dengan tabel skoring REBA untuk posisi
Skor posisi badan tersebut dapat ditambah skor 1 apabila pekerja melakukan
pekerjaan dengan posisi membungkuk dan atau memuntir secara lateral. Responden pada saat
melakukan pekerjaan tersebut berada pada posisi yang membungkuk dan atau memuntir
didapatkan hasil sebesar > 20°(fleksi). Kemudian hasil tersebut disesuaikan dengan tabel
skoring REBA untuk posisi leher dan hasil skor yang diperoleh yaitu 2.
Skor posisi leher tersebut dapat ditambah skor 1 apabila pekerja melakukan
pekerjaan dengan posisi leher membungkuk dan atau memuntir secara lateral.
Responden pada saat melakukan pekerjaan tersebut berada pada posisi yang
Berdasarkan hasil pengukuran sudut kaki yang dilakukan telah diketahui bahwa
kedua kaki tertopang baik dilantai dalam keadaan berdiri. Kemudian hasil tersebut
disesuaikan dengan tabel skoring REBA untuk posisi kaki dan hasil skor yang diperoleh yaitu
1.
Skor posisi kaki tersebut dapat ditambah skor 1 apabila salah satu atau kedua kaki
ditekuk antara 30º - 60 º, dan dapat ditambah skor 2 apabila salah satu atau kedua kaki
Responden pada saat melakukan pekerjaan tersebut berada pada posisi salah satu
atau kedua kaki ditekuk antara 30º - 60 º dan salah satu atau kedua kaki tidak ditekuk antara >
Hasil pengukuran sudut lengan kanan atas yang dilakukan menggunakan busur
penggaris didapatkan posisi lengan fleksi sebesar 0° - 20º. Kemudian hasil tersebut
disesuaikan dengan tabel skoring REBA untuk posisi lengan atas dan hasil skor yang
diperoleh yaitu 1.
penggaris didapatkan skor lengan bawah fleksi sebesar 0° - 20º. Kemudian hasil tersebut
disesuaikan dengan tabel skoring REBA untuk posisi lengan atas dan hasil skor yang
diperoleh yaitu 1.
Skor posisi lengan atas tersebut dapat ditambah skor 1 jika bahu diangkat atau
lengan diputar atau dirotasi, jika lengan diangkat menjauh dari beban dan jika berat lengan
Responden pada saat melakukan pekerjaan tersebut posisi bahu tidak diangkat atau
lengan diputar atau dirotasi, posisi lengan tidak diangkat menjauh dari beban dan berat lengan
Hasil pengukuran sudut lengan kanan bawah yang dilakukan menggunakan busur
penggaris didapatkan posisi lengan fleksi sebesar < 60º. Kemudian hasil tersebut disesuaikan
dengan tabel skoring REBA untuk posisi lengan bawah dan hasil skor yang diperoleh yaitu 2
.
Sumber : (Purwaningsih Ratna, 2007) dan (Data primer,2015)
Gambar 5.85 Skoring lengan bawah (kiri) pekerja bagian pengelasan
Hasil pengukuran sudut lengan kiri bawah yang dilakukan menggunakan busur
penggaris didapatkan posisi lengan fleksi < 60º. Kemudian hasil tersebut disesuaikan dengan
tabel skoring REBA untuk posisi lengan bawah dan hasil skor yang diperoleh yaitu 2.
menggunakan busur penggaris didapatkan posisi lengan fleksi 0º - 15°. Kemudian hasil
tersebut disesuaikan dengan tabel skoring REBA untuk posisi pergelangan tangan dan hasil
Hasil pengukuran sudut pada pergelangan tangan kiri yang dilakukan menggunakan
busur penggaris didapatkan posisi lengan ekstensi 0º - 15°. Kemudian hasil tersebut
disesuaikan dengan tabel skoring REBA untuk posisi pergelangan tangan hasil skor yang
diperoleh yaitu 1.
Skor posisi pergelangan tersebut dapat ditambah skor 1 jika posisi pergelangan
tangan pada saat bekerja mengalami torsi atau deviasi baik ulnar maupun radial. Responden
pada saat melakukan pekerjaan tersebut posisi pergelangan tangan pada saat bekerja tidak
mengalami torsi atau deviasi baik ulnar maupun radial maka tidak ditambah 1.
Hasil pengamatan terhadap pembebanan atau force yang diterima pekerja yaitu <
5kg. Kemudian hasil tersebut disesuaikan dengan tabel skoring REBA untuk posisi
Skor pembebanan tersebut dapat ditambah skor 0 jika pegangan bagus atau sesuai, ditambah
1 jika pegangan sedang, ditambah 2 jika pegangan kurang baik dan ditambah 3 jika pegangan
Responden pada saat melakukan pekerjaan tersebut menggunakan pegangan yang kategori
bagian tubuh dalam keadaan statis, misalnya ditopang untuk lebih dari 1 menit, jika gerakan
berulang-ulang terjadi misalnya repetisi lebih dari 4 kali per menit, dan jika terjadi perubahan
yang signifikan pada postur tubuh atau postur tubuh tidak stabil selama kerja.
Responden pada saat melakukan pekerjaan tersebut termasuk dalam aktivitas satu
atau lebih bagian tubuh dalam keadaan statis, misalnya ditopang untuk lebih dari 1 menit
maka ditambah 1.