Anda di halaman 1dari 1

Simposium Pemilu 2014 Bebas dari Korupsi Menuju Indonesia Baru

Menjelang pemilihan umum 2014, Universitas Pelita Harapan yang baru saja membentuk
Pusat Studi Konstitusi dan Anti Korupsi bersama dengan Mahkamah Konstitusi, TIRI-Integrity
Action, Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), dan Kemitraan menghelat
sebuah Simposium Internasional yang bertajuk “Pemilu 2014 Bersih dari Korupsi Menuju
Indonesia Baru”. Simposium ini diadakan pada tanggal 7-8 Oktober 2013 di Universitas Pelita
Harapan, Karawaci. Kurang lebih 100 orang hadir dalam simposium tersebut. Acara utama
dalam bentuk talkshow yang menghadirkan Mahfud MD (Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi),
Husni Kamil Manik (Ketua KPU), dan Muhammad (Ketua Bawaslu) disiarkan secara langsung
oleh Berita Satu TV.
Dalam kata-kata pembukaannya, Mahfud MD menekankan agar negara ini membuka
pintu dengan lebar bagi generasi muda untuk masuk dalam politik baik lokal maupun nasional
untuk mengagregasi kemajuan Indonesia. Sedangkan Muhammad menilai integritas sebagai
peran paling utama dalam penyelenggaraan pemilu yang bebas dari korupsi. Sementara itu Ketua
KPU, Husni Kamil Manik menjelaskan usaha-usaha KPU untuk mengelola sistem baru untuk
mencegah korupsi dalam rangka penyelenggaraan pemilu di tahun 2014.
Kegiatan dari simposium dilanjutkan dengan seminar yang menghadirkan Fransisco Budi
Hardiman, Prof. Satya Arinanto, Kevin R. Evans, dan Peter Erben. Keempat pembicara
membahas Pemilu 2014 dari sesuai keahlian mereka masing-masing. Budi Hardiman
menggambarkan adanya ‘tangan kotor’ dalam pemilu 2014 dimana para pemimpin Indonesia
sudah dinodai oleh budaya konsumtif dan hedonisme sehingga diperlukan pemimpin yang
membawa paradigma dan sistem yang baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Satya
Arinanto mengulas sejarah pemilu di Indonesia dan secara khusus pengaturan dalam UUD 1945
pasca amandemen. Kevin R. Evans menggambarkan bahwa sistem pemilihan langsung justru
lebih banyak ditemui di negara berkembang daripada negara maju. Peter Erben sebagai pakar
pemilu menilai bahwa KPU seharusnya bertindak lebih baik lagi dari sekarang di dalam
mempersiapkan daftar pemilih dan fasilitas. Meskipun banyak terjadi perpecahan di antara
lembaga pemilu, sangat diharapkan pemilu 2014 menjadi pemilu yang efektif dan transparan.

Anda mungkin juga menyukai