Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Maternitas Kebidanan, Vol 3, No.

2, Oktober 2018
ISSN 2599-1841
PENGARUH PEMBERIAN BROMELAIN NANAS TERHADAP PENURUNAN
INFLAMASI PADA LANSIA PENDERITA RHEUMATOID ARHTRITIS
DI PANTI JOMPO YAYASAN GUNA BUDI BAKTI
MEDAN TAHUN 2018

Eva Latifah Nurhayati1, Mandasari 2

Universitas Prima Indonesia, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan, Jl. Danau Singkarak Gg.
Madrasah, Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat

nurhayati_latifah@yahoo.com

ABSTRAK

In society, it is often found that Rheumatoid Arthritis causes symptoms of fatigue,


joint pain and stiffness. Rheumatoid Arthritis is an autoimmune disease in which the joints
(usually the joints of the hands and feet) experience inflammation, causing swelling, pain and
often eventually causing damage to the inside of the joint. This study aims to determine the
effect of bromelain pineapple on the reduction of inflammation in patients with Rheumatoid
Arthritis in Nursing Home Medan Guna Budi Bakti Foundation 2018. This type of research is
pre-experimental research using Wilcoxon test. The population of all elderly people with
rheumatoid arthritis and the study sample was the entire population. The sampling technique
in this study was taken using the total sampling method. The results of the final research
using the Wilcoxon test showed that the value of Z = ,3,162 and the value of P-value = 0,002
5 0,05, so there was an effect of giving pineapple bromelain to the reduction of inflammation
in elderly people with rheumatoid arthritis in Nursing Homes Medan Guna Budi Bakti
Foundation 2018 Conclusion of the research from the researchers that there is an effect of
pineapple bromelain on the reduction of inflammation in elderly people with rheumatoid
arthritis in Nursing Homes Medan Medan Bakti Guna Foundation 2018. Suggestions from
this study are expected to increase knowledge about the effect of pineapple bromelain on
reducing pain due to inflammation of rheumatoid arthritis in the elderly, and can be used as
an alternative medicine to reduce rheumatoid arthritis pain

Keywords : Seniors, Rheumatoid Arthritis, Inflammation, Bromelain Pineapple

PENDAHULUAN dewasa mengalami Rheumatoid Arthritis (RA)


(Chabib, dkk, 2016).
Menurut World Health Organization
Penderita RA pada tahun 2011
(WHO) pada tahun 2016 sebanyak 335 juta
diperkirakan prevalensinya mencapai 29,35%,
penduduk di dunia yang mengalami
pada tahun 2012 prevalensinya sebanyak
rheumatoid arthritis (Bawarodi, dkk, 2017).
39,47%, tahun 2013 prevalensinya sebanyak
Sedangkan menurut Arthritis Foundation pada
45,59% di Indonesia dan pada tahun 2014
tahun 2015, sebanyak 22% atau lebih dari 50
prevalensi RA di Sulawesi Utara sebanyak
juta orang dewasa di Amerika Serikat berusia
24,7%. Prevalensi rheumatoid arthritis di
18 tahun atau lebih di diagnosa arthritis. Dari
Sumatera Utara sebanyak 22,2% dari total
data tersebut, sekitar 3% atau 1,5 juta orang

59
Jurnal Maternitas Kebidanan, Vol 3, No. 2, Oktober 2018
ISSN 2599-1841
penduduk wilayah daerah (Bawarodi, dkk, dari keterbatasan mobilisasi yang
2017). mempengaruhi sistem musculoskeletal adalah
Penyakit radang sendi seperti RA yang gangguan metabolisme kalsium dan gangguan
terjadi akibat gangguan kronis, inflamasi mobilitas sendi (Nasrullah, 2016).
sistemik yang dapat mempengaruhi banyak Penurunan stabilitas terjadi akibat
jaringan dan organ, tetapi terutama menyerang kehilangan daya tahan, penurunan massa otot,
fleksibel (sinovial) sendi. Proses ini atrofi dan kehilangan sendi yang aktual.
melibatkan suatu respon inflamasi dari sekitar Sehingga klien tersebut tidak mampu bergerak
sendi (sinovium) sekunder pembengkakan terus-menerus dan sangat berisiko untuk jatuh
(hiperplasia) sel sinovial, cairan sinovial terutama pada penderita lanjut usia (Nasrullah,
berlebih, dan pengembangan jaringan fibrosa 2016).
(pannus) di sinovium (Suiraoka, 2015). Secara umum seseorang dikatakan
Menurut Novitasari, dkk, 2016, dalam lanjut usia jika sudah berusia diatas 60 tahun,
jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia, tetapi tergantung dari aspek sosial budaya,
RA disebut sebagai penyakit peradangan fisiologis dan kronologis. Lansia (Lanjut Usia)
kronis yang terutama mempengaruhi sendi merupakan proses normal perubahan yang
tangan dan kaki menyebabkan nyeri, edema, berhubungan dengan waktu, sudah dimulai
kekakuan, keterbatasan jangkauan gerak, dan sejak lahir dan berlanjut sepanjang hidup
bahkan degradasi sendi itu sendiri. Penyakit (Fatimah, 2015).
ini ditandai dengan peradangan pada Seseorang yang berusia 55 tahun
sinovium, degradasi erosi sendi dan otot, dan keatas yang mengalami perubahan biologis,
progresif dari tulang. fisik, kejiwaan, dan sosial serta aspek
Peradangan pada sinovium menyebab kehidupan termasuk kesehatannya.
kan kekakuan sendi pada pagi hari tidak Bertambahnya usia dapat mempengaruhi
mereda setelah 1 atau 2 jam. Peradangan sendi fungsi musculoskeletal yaitu penyakit
lain dapat berupa nyeri dan keletihan yang inflamasi sistemik yang menyebabkan
semakin berat. Pembengkakan sendi ada destruksi sendi dan deformitas serta
beberapa bagian tubuh seperti tangan, kaki, menyebabkan disability (Fatimah, 2015).
siku, pergelangan kanan dan kiri yang terpapar Penyebab disability pada lansia
secara simetris (Agoes, dkk, 2017). khususnya wanita pasca menopause
Secara simetris pengaruh imobilisasi mengalami kehilangan densitas tulang yang
pada sistem musculoskeletal meliputi massif akan mengakibatkan osteoporosis,
gangguan imobilisasi permanen. Keterbatasan pengurangan dan penyusutan tinggi tubuh
imobilisasi mempengaruhi otot klien melalui akibat dari perubahan osteoporotik pada tulang
kehilangan daya tahan, penurunan massa otot, punggung, kifosis dan fleksi pinggul serta
atrofi, dan penurunan stabilitas. Pengaruh lain lutut. Perubahan ini menyebabkan penurunan

60
Jurnal Maternitas Kebidanan, Vol 3, No. 2, Oktober 2018
ISSN 2599-1841
mobilitas, keseimbangan dan fungsi organ pembengkakan di kondisi peradangan seperti
internal (Fatimah, 2015). sinusitis akut, radang tenggorokan, radang
Fungsi organ internal yang berkurang sendi dan asam urat serta mempercepat
dapat menyebabkan komposisi otot berubah pemulihan dari cedera dan operasi. Enzim
sepanjang waktu yang terjadi karena myofibril nanas telah digunakan dengan sukses untuk
digantikan oleh lemak, kolagen dan jaringan mengobati rheumatoid arthritis dan untuk
parut. Aliran darah ke otot berkurang sejalan mempercepat perbaikan jaringan sebagai
dengan proses menua persendian membesar akibat dari cedera, ulkus diabetes dan bedah
dan menjadi kaki, dengan begitu pada usia umum (Hossain, dkk, 2015).
lanjut perlu dilakukan terapi (Nasrullah, 2016). Nanas mengandung enzim bromelain
Menurut Agoes, dkk. (2017) terapi proteolitik, yang mencerna makanan dengan
rheumatoid arthritis di bedakan menjadi dua, memecah protein. Hanya jumlah sederhana
yaitu terapi farmakologis dan non- bromelain berada di bagian buah, semua
farmakologis. Terapi farmakologis penyakit bromelain yang tersedia secara komersial
radang sendi dapat dibagi atas pemberian berasal dari batang. Suplemen bromelain
analgetik, antiinflamasi non-steroid, sangat populer di kalangan atlet untuk
kortikosteroid, dan obat antireumatik. mengobati segala macam sakit fisik dan luka-
Sedangkan menurut Nugraheni (2016) terapi luka (Hossain, dkk, 2015).
non-farmakologis yaitu ekstrak bromelain Menurut survei yang diperoleh penulis
pada buah nanas yang dapat membantu di Panti Jompo Yayasan Guna Budi Bakti
melawan rasa sakit pada gangguan arthritis Medan terdapat 63 orang lanjut usia yang di
atau radang sendi, mengurangi inflamasi atau rawat disana, laki-laki 29 orang dan
peradangan, mengatasi gangguan pencernaan, perempuan 34 orang. Berdasarkan survei yang
dan membantu mengobati cacingan. dilakukan bulan januari 2018 terdapat 18
Buah nanas yang matang mengandung orang saja yang menderita rheumatoid
14% gula, protein mencerna enzim bromelain arthritis. Dari data yang diperoleh
dan baik dalam jumlah asam sitrat, asam menunjukkan bahwa angka kejadian
malat, vitamin A dan B. Nanas dikonsumsi rheumatoid arthritis pada lansia masih tinggi
atau disajikan segar, dimasak, dijus dan dapat di Panti Jompo Yayasan Guna Budi Bakti
dipertahankan. Manfaat nanas dapat Medan, maka penulis tertarik untuk
mempengaruhi pertumbuhan tulang pada melakukan penelitian tentang Pengaruh
orang muda dan penguatan tulang pada orang Pemberian Bromelain Nanas terhadap
tua serta baik untuk meningkatkan kesuburan Penurunan Inflamasi pada Penderita
melalui kualitas sperma (Hossain, dkk, 2015). Rheumatoid Arthritis di Panti Jompo Yayasan
Bromelain telah menunjukkan efek Guna Budi Bakti Medan 2018.
antiinflamasi yang signifikan, mengurangi

61
Jurnal Maternitas Kebidanan, Vol 3, No. 2, Oktober 2018
ISSN 2599-1841
METODE PENELITIAN Besar sampel 18 orang yang diambil
Jenis penelitian ini adalah penelitian menggunakan Total Sampling. Penelitian ini
pra-eksperimental dengan menggunakan dilaksanakan pada tanggal 06 April sampai
rancangan one-group pra-post test design. dengan tanggal 20 April 2018 di Panti Jompo
Rancangan ini mengungkapkan hubungan Yayasan Guna Budi Bakti Medan. Penelitian
sebab akibat dengan cara melibatkan satu ini menggunakan uji statistik wilcoxon.
kelompok subjek. Kelompok subjek
diobservasi sebelum dilakukan intervensi, HASIL PENELITIAN
kemudian diobservasi lagi setelah intervensi Penyajian data yang ditampilkan
(Nursalam, 2016). meliputi data umum dan data khusus. Data
Variabel Independen penelitian ini umum meliputi Deskriptif Karakteristik
adalah Bromelain Nanas dan Variabel Tempat Penelitian dan Responden.
Dependen penelitian ini adalah Penurunan Karakteristik responden meliputi Jenis
Inflamasi Rheumatoid Arthritis. Populasi Kelamin, Umur. Data khusus meliputi skala
dalam penelitian ini adalah responden yang nyeri sebelum pemberian bromelain nanas dan
menderita rheumatoid arthritis saja di Panti skala nyeri sesudah pemberian bromelain
Jompo Yayasan Guna Budi Bakti Medan nanas.
sebanyak 18 orang.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Lansia di Panti Jompo Yayasan Guna Budi Bakti Medan Tahun 2018

No Karakteristik Frekuensi Persentase (%)


1 Laki-laki 6 33,3
2 Perempuan 12 66,7
Total 18 100
Kelompok Umur (tahun)
45 – 59 4 22,2
60 – 74 11 61,1
75 – 90 3 16,7
Total 18 100

Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui 45 - 59 tahun yaitu sebanyak 4 orang (22,2%),
dari 18 orang lansia yang diteliti, sebagian berumur 60 - 74 tahun sebanyak 11 orang
besar lansia berjenis kelamin perempuan (61,1%) dan berumur 75 - 90 tahun sebanyak 3
sebanyak 12 orang (66,7%), dan minoritas orang (16,7%).
lansia berjenis kelamin laki-laki sebanyak 6
orang (33,3%). Sebagian besar lansia berumur

62
Jurnal Maternitas Kebidanan, Vol 3, No. 2, Oktober 2018
ISSN 2599-1841

Diagram 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penurunan Inflamasi pada


Penderita Rheumatoid Arthritis Sebelum Dilakukan Pemberian Bromelain
Nanas di Panti Jompo Yayasan Guna Budi Bakti Medan Tahun 2018

80

70
Jumlah (n) & Jumlah (%)

Normal (1)
60
Persentase(%)1
50 Ringan (2)
40 Persentase(%)2
Sedang (3)
30
Persentase(%)3
20 Berat (4)

10 Persentase(%)4

0
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7

Berdasarkan diagram 4.2 diatas 4 orang (22,2%), pada hari ke 4 responden


menunjukkan bahwa skala nyeri inflamasi pre- dengan skala nyeri Normal sebanyak 12 orang
test pada hari ke 1 yaitu responden yang (66,7%), Ringan sebanyak 6 orang (33,3%),
mengalami inflamasi dengan skala nyeri pada hari ke 5 responden dengan skala nyeri
Ringan sebanyak 2 orang (11,1%), Sedang Normal sebanyak 5 orang (27,8%), Ringan
sebanyak 9 orang (50%), Berat sebanyak 7 sebanyak 13 orang (72,2%), pada hari ke 6
orang (38,9%), pada hari ke 2 responden responden dengan skala nyeri Normal
dengan skala nyeri Normal sebanyak 1 orang sebanyak 3 orang (16,7%), Ringan sebanyak
(5,6%), Ringan sebanyak 7 orang (38,9%), 14 orang (77,8%), Sedang sebanyak 1 orang
Sedang sebanyak 9 orang (50%), Berat (5,6%), dan pada hari ke 7 responden dengan
sebanyak 1 orang (5,6%), pada hari ke 3 skala nyeri Ringan sebanyak 3 orang (16,7%),
responden dengan skala nyeri Ringan Sedang sebanyak 10 orang (55,6%), Berat
sebanyak 14 orang (77,8%), Sedang sebanyak sebanyak 5 orang (27,8%).

63
Jurnal Maternitas Kebidanan, Vol 3, No. 2, Oktober 2018
ISSN 2599-1841

Diagram 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penurunan Inflamasi pada Penderita
Rheumatoid Arthritis Sesudah Dilakukan Pemberian Bromelain Nanas di Panti Jompo
Yayasan Guna Budi Bakti Medan Tahun 2018

100
90
80 Normal (1)
Jumlah (n) & Jumlah (%)

70 Persentase(%)1

60 Ringan (2)

50 Persentase(%)2

40 Sedang (3)

30 Persentase(%)3

20 Berat (4)
Persentase(%)4
10
0
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7

Berdasarkan diagram 4.3 diatas (5,6%), pada hari ke 4 terdapat responden


menunjukkan bahwa sesudah dilakukan dengan skala nyeri Normal sebanyak 18 orang
pemberian bromelain nanas dapat dilihat (100%), pada hari ke 5 terdapat responden
bahwa hari ke 1 responden yang mengalami dengan skala nyeri Normal sebanyak 14 orang
skala nyeri inflamasi Ringan sebanyak 3 orang (77,8%), Ringan sebanyak 4 orang (22,2%),
(16,7%), Sedang sebanyak 9 orang (50%), pada hari ke 6 terdapat responden dengan
Berat sebanyak 6 orang (33,3%), pada hari ke skala nyeri Normal sebanyak 11 orang
2 terdapat responden dengan skala nyeri (61,1%), Ringan sebanyak 7 orang (38,9%),
Normal sebanyak 1 orang (5,6%), Ringan dan pada hari ke 7 terdapat responden dengan
sebanyak 12 orang (66,7%), Sedang sebanyak skala nyeri Ringan sebanyak 9 orang (50%),
5 orang (27,8%), pada hari ke 3 terdapat Sedang sebanyak 8 orang (44,4%), Berat
responden dengan skala nyeri Normal sebanyak 1 orang (5,6%).
sebanyak 3 orang (16,7%), Ringan sebanyak
14 orang (77,8%), Sedang sebanyak 1 orang
Tabel 4.4 Pengaruh Pemberian Bromelain Nanas terhadap Penurunan Inflamasi pada Lansia
Penderita Rheumatoid Arthritis di Panti Jompo Yayasan Guna Budi Bakti Medan
Tahun 2018

Pemberian Rheumatoid Arthritis P-


Bromelain N Z value
Normal Ringan Sedang Berat
Nanas n % n % n % n %
Pre Test 12 66,7 6 33,3 0 0 0 0 18 ˗3,138 ,002

64
Jurnal Maternitas Kebidanan, Vol 3, No. 2, Oktober 2018
ISSN 2599-1841
Post Test 18 100 0 0 0 0 0 0 18

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan
diketahui bahwa hasil uji wilcoxon terdapat kerusakan bagian dalam sendi (Nasrullah,
nilai Z = -3,138 dengan P-value sebesar 0,002 2016).
˂ 0,05 sehingga keputusan hipotesis Ho Nyeri sendi dapat di cegah dengan
ditolak Ha diterima. Disimpulkan bahwa ada mengkonsumsi anti-inflamasi alami yaitu buah
pengaruh yang signifikan yaitu Pengaruh nanas. Nanas mengandung enzim bromelain
Pemberian Bromelain Nanas terhadap proteolitik, yang mencerna makanan dengan
Penurunan Inflamasi pada Lansia Penderita memecah protein. Enzim nanas telah
Rheumatoid Arthritis di Panti Jompo Yayasan digunakan dengan sukses untuk mengobati
Guna Budi Bakti Medan Tahun 2018. rheumatoid arthritis dan telah menunjukkan
efek antiinflamasi yang signifikan,
PEMBAHASAN mengurangi pembengkakan di kondisi
Dari hasil penelitian akhir diperoleh peradangan seperti sinusitis akut, radang
bahwa jumlah responden sebelum dilakukan tenggorokan, radang sendi dan asam urat serta
pemberian bromelain nanas terhadap mempercepat pemulihan dari cedera dan
penurunan inflamasi pada penderita operasi (Hossain, dkk, 2015).
rheumatoid arthritis secara keseluruhan Menurut asumsi peneliti, bahwa
terdapat 12 orang dengan skala nyeri Normal, pemberian bromelain nanas terhadap
6 orang dengan skala nyeri Ringan, kemudian penurunan inflamasi pada lansia penderita
sesudah dilakukan pemberian bromelain nanas rheumatoid arthritis sangat berpengaruh.
terhadap penurunan inflamasi pada penderita Dalam hal ini pengaruh bromelain nanas
rheumatoid arthritis secara keseluruhan terhadap penurunan inflamasi Rheumatoid
menunjukkan bahwa 18 orang dengan skala Arthritis dapat memberikan rasa yang nyaman
nyeri Normal. Hasil penelitian dengan pada persendian yang nyeri dan mengurangi
menggunakan uji wilcoxon diperoleh bahwa inflamasi. Hasil dari penelitian yang peneliti
nilai Z = ˗3,138 dan nilai P-value = 0,002 ˂ lakukan bahwa pemberian bromelain nanas
0,05 maka, ada pengaruh pemberian bromelain pada lansia yang dilakukan secara rutin dan
nanas terhadap penurunan inflamasi pada teratur dapat mempengaruhi penurunan
lansia penderita rheumatoid arthritis di Panti inflamasi dan mengurangi nyeri akibat
Jompo Yayasan Guna Budi Bakti Medan kekakuan sendi pada lansia.
Tahun 2018. Hasil penelitian sebelumnya
Rheumatoid Arthritis adalah suatu menyatakan bahwa bromelain nanas dapat
penyakit autoimun dimana persendian menurunkan sebagian besar mediator
(biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami inflamasi dan telah menunjukkan peran
peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, penting sebagai agen anti-inflamasi dalam

65
Jurnal Maternitas Kebidanan, Vol 3, No. 2, Oktober 2018
ISSN 2599-1841
berbagai kondisi. Pemberian bromelain nanas seberapa besar pengaruh bromelain nanas
hanya untuk mengurangi inflamasi atau terhadap pengurangan nyeri rheumatoid
peradangan Rheumatoid Arthritis pada lansia arthritis pada lansia.
bukan mengobati inflamasi atau peradangan
DAFTAR PUSTAKA
pada lansia. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan peneliti yaitu Azwar Agoes, dkk. 2017. Penyakit Di Usia
Tua. EGC. Jakarta.
adanya pengaruh pemberian bromelain nanas
Dede Nasrullah. 2016. Buku Ajar
terhadap penurunan inflamasi pada lansia Keperawatan Gerontik Jilid 1
Dengan Pendekatan Asuhan
penderita rheumatoid arthritis di Panti Jompo
Keperawatan NANDA, NIC dan
Yayasan Guna Budi Bakti Medan Tahun 2018. NOC. Jakarta.
Farid Hossain, dkk. 2015. Nutritional Value
and Medicinal Benefit of
KESIMPULAN DAN SARAN Pineapple. International Journal of
Nutrition and Food Sciences, Vol. 4,
Hasil penelitian akhir dengan
Nomor 1. Bangladesh.
menggunakan uji wilcoxon diperoleh bahwa Fatimah. 2015. Merawat Manusia Lanjut
Usia Suatu Pendekatan Proses
nilai Z = ˗3,138 dan nilai P-value = 0,002 ˂
Keperawatan Gerontik. Jakarta.
0,05 maka, ada pengaruh pemberian bromelain Fera Bawarodi, dkk. 2017. Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan
nanas terhadap penurunan inflamasi pada
Kekambuhan Penyakit Rematik
lansia penderita rheumatoid arthritis di Panti Di Wilayah Puskesmas Beo
Kabupaten Taulud. E-journal
Jompo Yayasan Guna Budi Bakti Medan
Keperawatan (e-Kp) Volume 5
Tahun 2018. Nomor 1. Manado.
Bagi responden yang mengalami nyeri
IP. Suiraoka. 2015. Penyakit Degeneratif:
rheumatoid arthritis diharapkan untuk terus Mengenal, Mencegah dan
Mengurangi Faktor Risiko 9
mengkonsumsi bromelain nanas tiga kali
Penyakit Degeneratif. Nuha
sehari sebelum makan sebagai salah satu Medika. Yogyakarta.
Laras Novitasari, dkk. 2016. Validasi Bentuk
upaya untuk mengurangi rasa nyeri akibat
Pendek 36 (SF-36) Versi Indonesia
inflamasi rheumatoid arthritis selain minum Pada Pasien Rheumatoid
Arthritis. Jurnal Kedokteran Dan
obat dengan waktu dan cara yang tepat juga
Kesehatan Indonesia. Yogyakarta.
secara berkelanjutan. Bagi lahan penelitian Lutfi Chabib, dkk. 2016. Review Rheumatoid
Arthritis: Terapi Farmakologi,
diharapkan agar Panti Jompo Yayasan Guna
Potensi Kurkumin Dan
Budi Bakti Medan memberikan penyuluhan Analognya, Serta Pengembangan
System Nano Partikel. Jurnal
dan menerapkan bromelain nanas untuk
Pharmascience, Vol 3, Nomor 1.
mengurangi rasa nyeri akibat inflamasi Yogyakarta.
Masriadi. 2016. Epidemiologi penyakit tidak
rheumatoid arthritis pada lansia. Peneliti
menular. Jakarta.
selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini Nugraheni. 2016. Sehat Tanpa Obat Dengan
Nanas. Yogyakarta.
dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi
Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu
peneliti selanjutnya untuk mengetahui Keperawatan: Pendekatan
Praktis. Salemba Medika. Jakarta.

66
Jurnal Maternitas Kebidanan, Vol 3, No. 2, Oktober 2018
ISSN 2599-1841
Putri dan Anita. 2017. Efek Anti Inflamasi
Enzim Bromelain Nanas
Terhadap Osteoarthritis. Jurnal
Kesehatan, Volume III, Nomor 3.
Lampung.
Soekidjo Notoatmodjo. 2014. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Rineka
Cipta. Jakarta.
Vidhya Rathnavelu, dkk. 2016. Potential Role
Of Bromelain In Clinical And
Therapeutic Applications
(Review). India.
Vivi Sitinjak, dkk. 2016. Pengaruh Senam
Rematik terhadap Perubahan
Skala Nyeri Pada Lanjut Usia
Dengan Osteoarthritis Lutut.
Kalimantan.

67

Anda mungkin juga menyukai