PROPOSAL TESIS
Disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Strata 2
Magister Terapan Imaging Diagnostik
Oleh :
Dimas Prakoso
NIM. P1337430417017
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vi
DAFTAR ISTILAH ......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 5
C. Tinjuan Penelitian..................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 7
E. Keaslian Penelitian ................................................................... 8
F. Ruang Lingkup ......................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Positron Emission Tomography / Computed
Tomography (PET/CT)...................................................... 12
2. 18F-fluoro-deoxy-D-glukose (18F-FDG) ............................. 22
3. Teknik Pemeriksaan PET/CT ............................................ 25
4. Fase Delay dalam PET/CT ................................................ 27
5. Standarized Uptake Value (SUV) ..................................... 28
6. Indeks Massa Tubuh .......................................................... 31
B. Kerangka Teori ......................................................................... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Konsep ..................................................................... 36
B. Hipotesis Penelitian .................................................................. 37
C. Jenis dan Rancangan Penelitian................................................ 37
D. Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 39
E. Definisi Operasional, Variabel Penelitian, dan Skala
Pengukuran ............................................................................... 41
F. Instrumentasi Penelitian ........................................................... 42
G. Prosedur Penelitian ................................................................... 42
H. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Hasil ............................ 44
I. Etika Penelitian ......................................................................... 45
J. Jadwal Penelitian ...................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 48
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
DAFTAR ISTILAH
18
1. F-FDG
Perunut yang digunakan dalam pemeriksaan PET/CT yang masuk ke
dalam aliran darah dan mengikuti metabolisme tubuh.
2. Gula Darah Sewaktu (GDS)
Pengukuran kadar glukosa dalam darah untuk menentukan seseorang
memiliki kadar gula yang rendah, normal, maupun tinggi.
3. Indeks massa tubuh
Ukuran yang menentukan status gizi seseorang dari perbandingan berat
dan tinggi badan.
4. Positron Emission Tomography / Computed Tomography (PET/CT)
Modalitas pemindai dalam bidang radiologi kedokteran nuklir
menggunakan radiofarmaka dimasukkan dalam tubuh untuk diagnostik,
terapi, maupun paliatif untuk melihat perubahan anatomi dan fisiologi
secara molekul dari organ tubuh.
5. Radiofarmaka
Senyawa kimia mengandung radioaktif yang digunakan dalam bidang
kedokteran nuklir untuk diagnostik maupun terapi.
6. SUVmax
Analisis citra PET secara kuantitatif dengan melihat nilai uptake 18F-FDG
optimum yang telah masuk kedalam tubuh.
7. Waktu delay
Fase pemindaian tambahan yang dilakukan setelah pemindaian menit ke
60 dengan tujuan melakukan analisis lebih lanjut atau adanya kelainan
yang kurang jelas pada pemidaian sebelumnya.
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dimasukkan tubuh pasien (in vivo) atau direaksikan bahan biologis (in
vitro)(1).
suatu penyakit seperti kelainan pada jantung, tiroid, ginjal, dan penyebaran
sel kanker atau metastases dalam tubuh. Dalam hal pencitraan, terdapat
1
2
lokasi serta menentukan presisi lokasi, volume lesi, dan karakteristik dari
merupakan jenis kanker pada wanita paling umum kedua di dunia setelah
penyakit ini jelas secara klinis. Perlu pengenalan dini perubahan sitologi
dunia adalah 454.000 kasus. Data ini didapatkan dari registrasi kanker
berdasarkan populasi, registrasi data vital, dan data otopsi verbal dari 187
negara dari tahun 1980 sampai 2010. Per tahun insiden kanker serviks
3
meningkat 3.1% dari 378.000 kasus pada tahun 1980. Ditemukan sekitar
terbanyak berdasar data dari Patologi Anatomi tahun 2010 dengan insidens
jumlah wanita penderita baru kanker serviks berkisar 90 - 100 kasus per
100.000 penduduk dan setiap tahun terjadi 40 ribu kasus kanker serviks(6).
PET, kadar gula darah sewaktu (GDS) pasien dipantau ≤ 150 mg/dL(7).
seluruh tubuh, pada beberapa kasus seperti tumor ganas di soft tissue atau
fase delay dilakukan 2 jam setelah injeksi dan pemindaian pada daerah
Fase delay juga dapat dilakukan pada 150 - 180 menit setelah
kanker ganas. Hasil dari ROI digunakan untuk melihat nilai Standarized
pencitraan dengan PET. Nilai SUV ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu berkorelasi positif dengan berat badan dan pemberian dosis. Selain
SUVmax pada daerah pelvis dan pengaruh dari variasi indeks massa tubuh
B. Perumusan Masalah
dan mudah dianalisis melalui penilaian SUVmax. Nilai SUV ini juga
radiofarmaka.
daerah pelvis ?
6
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
massa tubuh pasien terhadap nilai SUV max pada pemindaian delay
2. Tujuan Khusus
indeks massa tubuh terhadap nilai SUV max organ ileum pada
D. Manfaat Penulisan
E. Keaslian Penelitian
diantaranya :
F. Ruang Lingkup
Semanggi Jakarta.
pemindaian delay dan variasi indeks massa tubuh pasien terhadap nilai
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
vivo) atau direaksikan bahan biologis (in vitro). Dalam hal pencitraan,
12
13
memiliki energi 511 keV yang berlawanan arah 180 o, foton ini
utama yang diperlukan dalam PET dapat dilihat pada gambar 2.1,
antara lain (i) sepasang detektor atau detektor cincin yang digunakan
untuk mendeteksi foton berenergi 511 keV, (ii) sistem akuisisi data
yang dapat mengolah data menjadi digital dari sinyal detektor, (iii)
a. Detektor PET
dalam 3 jenis seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.2. Detektor
Gambar 2.3. Perbedaan hasil citra PET dan CT Scan (a) gambaran CT
Scan, (b) gambaran PET, (c) gambaran fusi PET/CT(17)
radiasi eksternal(3).
pada sekitar obyek, proyeksi atau garis integral ini berisi seluruh
rekonstruksi iterative(3).
1) Filtered backprojection
gambar.
dalam memori(3).
2) Rekonstruksi Iterative
maksimal.
21
baik(3).
antara lain tumor otak; nasofaring atau daerah kepala dan leher;
kanker paru baik solid, stagging, dan evaluasi kanker pasca terapi;
asam nukleat(16).
23
18
Radionuklida F diproduksi dalam siklotron dengan waktu
18
paruh 110 menit yang diperoleh dari O air dengan energi 11 – 18
18
MeV yang dibombardir dengan proton untuk menghasilkan F dari
menghasilkan 18F-fluoro-deoxyglucose(20).
metabolisme lanjutan(16).
18
F-FDG yang dimasukkan tubuh akan mengikuti glukosa dalam
tubuh sehingga dapat dilakukan untuk evaluasi pada organ seperi otak,
18
jantung, dan aliran darah. Selain itu, F-FDG akan mempengaruhi
peningkatan aktivitas pada jaringan sel tumor atau lesi. Hal ini
18
disebabkan F-FDG menuju sel yang mengalami inflamasi.
sel tumor atau lesi ini dengan pencitraan PET ini digunakan
daerah tersebut(21).
a. Persiapan Pasien
pemindaian dilakukan(9).
jinak(22).
b. Posisi Pemeriksaan
Fase delay atau biasa disebut teknik dual time point merupakan
antara lesi jinak atau lesi ganas pada tulang. Sahlmann et al juga
normal nilai uptake lebih rendah pada 2 jam dibandingkan pada 1 jam,
sarkoidosis dan serapan yang stabil oleh otot tidak dapat membedakan
daerah kandung kemih perlu dilakukan sekresi urin pada fase delay.
beberapa kasus pasien yang susah buang air kecil dapat menggunakan
28
obat diuretik seperti furosemide dan hidrasi oral sehingga urin yang
perunut FDG pada jaringan organ normal yang biasanya disebut degan
18
Standarized Uptake Value (SUV). SUV merupakan nilai uptake F
FDG yang dapat digunakan untuk membedakan citra antara lesi ganas
( )
( )
[2.1]
⁄ ( )
efek volume parsial, dan kadar glukosa plasma darah. SUV dapat
oleh efek volume parsial dan merupakan nilai piksel maksimal dalam
irisan gambar(26).
meniru patologi secara nilai SUV, oleh karena itu perlu mengetahui
nilai dari SUV organ normal, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 2.1(25).
30
Pada tabel 2.1, nilai SUV tersebut didapat dari 38 orang pria normal
18
yang melakukan pemindaian PET/CT dengan F-FDG. Nilai SUV
vertebra pada usia lebih dari 50 tahun memiliki nilai lebih rendah
Pada organ hati, indeks massa tubuh dan waktu inkubasi atau
( )
[2.2]
[ ( )]
yang sama untuk semua umur bagi pria dan wanita. Untuk anak-
Desebutkan ambang batas untuk laki - laki adalah 20,1 - 25,0 dan
berikut(31).
B. Kerangka Teori
Pemeriksaan
PET/CT
Puasa minimal 4 jam
Persiapan Istirahat cukup
Pasien
Kadar glukosa ≤ 150 mg/dL
Tidak melakukan aktivitas
Tekanan darah normal olahraga berlebihan
Penyuntikan
18
F-FDG
Pencitraan
PET/CT
Setelah 2 jam
Pencitraan delay
Setelah 3 jam
Analisa Citra
Indeks Massa Tubuh
ROI
Parameter rekonstruksi
Ekstravasasi dosis
Parameter atenuasi
METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Variabel Bebas
Variabel Terikat
1. Waktu pencitraan
delay Nilai SUVmax
a. 120 menit pencitraan delay organ :
b. 150 menit a. Vertebra Lumbal 5
c. 180 menit b. Ileum
2. Indeks massa tubuh c. Sacrum
a. IMT kurus d. Rektum
b. IMT normal
c. IMT gemuk
Variabel Terkontrol
1. Protokol pencitraan
2. Kadar GDS
3. Dosis 18F-FDG
36
37
B. Hipotesis Penelitian
pelvis.
HO2 : Tidak ada pengaruh variasi indeks massa tubuh pasien terhadap
18
nilai SUVmax pada pencitraan delay pemeriksaan F-FDG
Ha2 : Ada pengaruh variasi indeks massa tubuh pasien terhadap nilai
18
SUVmax pada pencitraan delay pemeriksaan F-FDG PET/CT
daerah pelvis.
melakukan variasi waktu pemindaian pada delay dan variasi indeks massa
tubuh terhadap nilai SUVmax pada organ vertebra lumbal 5, ileum, sacrum,
dan rektum. Analisis dilakukan dengan melihat nilai SUV max dan
dibandingkan pada variasi waktu pemeriksaan delay 120 menit, 150 menit,
dan 180 menit serta pada variasi indeks massa tubuh kurus, normal, dan
Persiapan
Pasien
IMT Kurus 18 sampel
Pengukuran
IMT Normal 18 sampel
Berat Badan
IMT Gemuk 18 sampel
Penyuntikan
18
F-FDG
Pemeriksaan Nilai
menit ke 60 SUVmax
Delay
Nilai
SUVmax
Informasi Organ
1. Vertebra
Lumbalis 5
2. Ileum
3. Sacrum
4. Rektum
1. Populasi Penelitian
Semanggi Jakarta.
2. Sampel Penelitian
informasi atau data yang menggambarkan sifat atau ciri yang dimiliki
sebagai berikut.
[3.1]
Keterangan :
z = 1,962
q = 1-p
maka :
F. Instrumentasi Penelitian
pencitraan delay, dan nilai SUVmax pada organ yang telah ditentukan di
G. Prosedur Penelitian
a. Pesawat PET/CT.
komputer
43
2. Tahapan Penelitian
a. Persiapan
penelitian.
44
dan rektum. Hasil dari ROI akan menampilkan nilai SUV max
data dengan menggunakan SPSS 17. Pada tahap awal dilakukan uji
pengujian dengan one-way anova untuk melihat pengaruh dari variasi yang
variasi waktu pemidaian delay terhadap nilai SUVmax pada organ yang
indeks massa tubuh terhadap nilai SUVmax pada organ yang sama.
dibuat persamaan.
y = a + bx [3.2]
a = konstanta
45
massa tubuh)
terhadap waktu delay yang digunakan pada pasien dengan inedeks massa
tubuh tertentu.
I. Etika Penelitian
dalam lembar data yang telah dikumpulkan, namun dalam data yang
2. Confidentiallity (Kerahasiaan)
Kemanusiaan)
J. Jadwal Penelitian
48
14. Chin BB, Green ED, Turkington TG, Hawk TC, Coleman RE. Increasing
Uptake Time in FDG-PET : Standardized Uptake Values in Normal Tissues
at 1 versus 3 h. Mol Imaging Biol. 2008;(November 2008):118–22.
15. Blomberg A, Akers SR, Saboury B, Mehta NN, Cheng G, Torigian DA, et
al. Delayed time-point 18 F-FDG PET CT imaging enhances assessment of
atherosclerotic plaque inflammation. Nucl Med. 2013;
16. Saha GB. Basics of PET Imaging. Third Edit. Spinger; 2016. 292 p.
17. T B, Dw T, T B, Pe K, M C, R R, et al. A combined PET/CT scanner for
clinical oncology. J Nucl Med [Internet]. 2000;41(8):1369–79. Available
from:
http://europepmc.org/abstract/med/10945530%5Cnhttp://www.ncbi.nlm.ni
h.gov/pubmed/10945530
18. Hogg P, Testanera G, Heathcote A, Meadows A. Principles and Practice of
PET/CT, Part 1 of A Technologist’s Guide. 2010;5. Available from:
http://www.google.com/url?q=http://www.eanm.org/publications/guideline
s/gl_Principles_and_Practice_of_PET-
CT_Part_1.pdf&sa=D&sntz=1&usg=AFQjCNE94RDvaeLQPLp2vA3Q3T
uEYZWuJA
19. Bailey DL, Townsend DW, Valk PE, Maisey MN. Positron Emission
Tomography - Basic Sciences. London: Spinger; 2005. 381 p.
20. Nabi HA, Zubeldia JM. Clinical Applications of F-FDG in Oncology. J
Nucl Med Technol. 2002;3–10.
21. Lin EC, Alavi A. PET and PET/CT - A Clinical Guide. 2nd ed. Vol. 53,
Thieme. 2009. 160 p.
22. Koyama K, Okamura T, Kawabe J, Ozawa N, Torii K, Umesaki N, et al.
Evaluation of 18 F-FDG PET with Bladder Irrigation in Patients with
Uterine and Ovarian Tumors. J Nucl Med. 2018;1–5.
23. Kubota K, Itoh M, Ozaki K, Ono S, Tashiro M, Yamaguchi K, et al.
Advantage of Delayed Whole-body FDG-PET Imaging for Tumour
Detection. Spinger. 2001;28(6):11–2.
24. Anjos DA, Etchebehere ECSC, Ramos CD, Santos AO, Albertotti C,
Camargo EE. PET / CT Delayed Images After Diuretic for Restaging
Invasive Bladder Cancer. J Nucl Med. 2007;48(5):764–71.
25. Zincirkeser S, Sahin E, Halac M, S S. Standardized Uptake Values of
Normal Organs on 18 F-Fluorodeoxyglucose Positron Emission
Tomography and Computed Tomography Imaging. J Int Med Res.
2007;231–6.
49
26. Soongsathitanon S, Masa-ah P, Tuntawiroon M. A new Standard Uptake
Values ( SUV ) Calculation based on Pixel Intensity Values. 2012;6(1):26–
33.
27. Shen G, Liang M, Su M, Kuang A. Physiological uptake of 18F-FDG in the
vertebral bone marrow in healthy adults on PET / CT imaging.
2018;0(37):1–7.
28. Mahmud MH, Nordin AJ, Fikri F, Saad A, Zaid A, Azman F. Impacts of
biological and procedural factors on semiquantification uptake value of
liver in fluorine-18 fluorodeoxyglucose positron emission tomography /
computed tomography imaging. Quant Imaging Med Surg. 2015;5(5):700–
7.
29. Eknoyan G. Adolphe Quetelet (1796 - 1874)— the average man and
indices of obesity. 2008;(September 2007):47–51.
30. Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP,
Harmoniati ED. Pedoman pelayanan medis. 2009;
31. Kementerian Kesehatan. Pedoman Praktis Memantau Status Gizi Orang
Dewasa.
32. Centre for Obesity Research and Education (CORE). BMI Calculator.
33. Centers for Disease Control and Prevention. About Child & Teen BMI.
2018;
50
Lampiran 1
No Responden :
Indeks Massa Tubuh :
Kadar GDS :
Pencitraan delay menit ke : 120/150/180*