DOSEN PEMBIMBING
Supriadi, S.H.,M.H
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Berpikir Kritis ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Supriadi, S.H.,M.H selaku Dosen mata
kuliah Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Makalah
ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai sumber
sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
terima kasih kepada pihak atau sumber yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sebagai penulis sadar sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat, tata bahasa,serta
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Berpikir Kritis ini bisa
memberikan manfaat untuk pembaca.
Kelompok III
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................................
Kata Pengantar ...................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Negara Hukum ............................................................................ 3
B. Konsep Dasar Negara Hukum................................................................... 4
C. Indonesia Sebagai Negara Hukum ............................................................ 9
D. Hubungan Negara Hukum Dengan Demokrasi ..................................... 10
E. Hubungan Indonesia Sebagai Negara Hukum Dengan UUD 1945 ....... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negara hukum indonesia sudah berdiri sejak di proklamirkan kemerdekaannya
sejak tanggal 17 agustus 1945, yang sudah terjadi selama enam puluh tahun silam.
Indonesia dikatakan sebagai negara hukum telah tertuang dalam penjelasan Undang –
Undang Dasar 1945. Dalam penjelasan mengenai sistem pemerintahan negara,
dikatakan bahwa, “ Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum
(Rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (Machtsstaat)”. Kemudian
dipertegas lagi dalam pasal 1 ayat (3) yang menyatakan, “Negara Indonesia adalah
negara hukum”. Negara hukum sudah merupakan tipe negara yang umum dimiliki
oleh bangsa – bangsa di dunia saat ini. Karena adanya hukum ini adalah untuk
membatasi sikap penguasa agar tidak bertindak sewenang – wenang dalam
menjalankan negaranya.
Dalam konsep Negara Hukum itu, diidealkan bahwa yang harus dijadikan
panglima dalam dinamika kehidupan kenegaraan adalah hukum, bukan politik
ataupun ekonomi. Sesuai prinsip Negara Hukum adalah ‘the rule of law, not of
man’. Yang disebut pemerintahan pada pokoknya adalah hukum sebagai sistem,
bukan orang per orang yang hanya bertindak sebagai ‘wayang’ dari skenario sistem
yang mengaturnya. Maka dari itu, Makalah ini akan memperdalam pengetahuan kita
tentang Negara Hukum dan Negara Hukum Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud negara hukum?
2. Apa tujuan dari hukum?
3. Bagaimana konsep dari negara hukum?
4. Bagaimana hubungan Indonesia sebagai negara hukum dengan UUD 1945?
1
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dari negara hukum.
2. Untuk mengetahui tentang tujuan hukum.
3. Untuk mengetahui konsep dari negara hukum.
4. Untuk mengetahui hubungan Indonesia sebagai Negara Hukum dengan UUD
1945.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Negara adalah suatu badan yang merupakan alat dari masyarakat untuk
mengatur hubungan antar manusia dalam suatu wilayah tertentu dimana didalamnya
terdapat pemerintah yang berdaulat untuk mewujudkan tujuan negara yang memiliki,
(1) sifat memaksa ketertiban, menghilangjkan anarkisme,(2) sifat monopoli, tujuan
bersama dimonopoli oleh negara, (3) sifat mencakup semua, peraturan per-UU-an
yang berlaku untuk semua
3
Penjelasan UUD 1945 mengatakan, antara lain, “Negara Indonesia berdasar
atas hukum (Rechtsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan belaka (machsstaat)”. Jadi
jelas bahwa cita-cita Negara hukum (rule of law) yang tekandung dalam UUD1945
bukanlah sekedar Negara yang berlandaskan sembarang hukum. Hukum yang
didambakan bukalah hukum yang ditetapkan semata-mata atas dasar kekeuasaan,
yang dapat menuju atau mencerminkan kekuasaan mutlak atau otoriter. Hukum yang
demikian bukanlah hukum yang adil (just law), yang didasarkan pada keadilan bagi
rakyat.
4
Dari uraian unsur-unsur rechtsstaat maka dapat dikaitkan dengan konsep
perlindungan hukum, sebab konsep rechtsstaat tersebut tidak lepas dari gagasan untuk
memberi pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia. Dengan demikian
rechtsstaat memiliki inti upaya memberikan perlindungan pada hak-hak kebebasan
sipil dari warga negara, berkenaan dengan perlindungan terhadap hak-hak dasar yang
sekarang lebih populer dengan HAM, yang konsekuensi logisnya harus diadakan
pemisahan atau pembagian kekuasaan di dalam negara. Sebab dengan pemisahan atau
pembagian kekuasaan di dalam negara, pelanggaran dapat dicegah atau paling tidak
dapat diminimalkan.
5
2. Persamaan dalam Hukum (equality before the law)
Adanya persamaan kedudukan setiap orang dalam hukum dan pemerintahan,
yang diakui secara normative dan dilaksanakan secara empirik. Dalam rangka prinsip
persamaan ini, segala sikap dan tindakan diskriminatif dalam segala bentuk dan
manifestasinya diakui sebagai sikap dan tindakan yang terlarang, kecuali tindakan-
tindakan yang bersifat khusus dan sementara yang dinamakan ‘affirmative actions’
guna mendorong dan mempercepat kelompok masyarakat tertentu atau kelompok
warga masyarakat tertentu untuk mengejar kemajuan sehingga mencapai tingkat
perkembangan yang sama dan setara dengan kelompok masyarakat kebanyakan yang
sudah jauh lebih maju. Kelompok masyarakat tertentu yang dapat diberikan perlakuan
khusus melalui ‘affirmative actions’ yang tidak termasuk pengertian diskriminasi itu
misalnya adalah kelompok masyarakat suku terasing atau kelompok masyarakat
hukum adapt tertentu yang kondisinya terbelakang. Sedangkan kelompok warga
masyarakat tertentu yang dapat diberi perlakuan khusus yang bukan bersifat
diskriminatif, misalnya, adalah kaum wanita ataupun anak-anak terlantar.
3. Asas legalitas
Dalam setiap Negara Hukum, dipersyaratkan berlakunya asas legalitas dalam
segala bentuknya (due process of law), yaitu bahwa segala tindakan pemerintahan
harus didasarkan atas peraturan perundang-undangan yang sah dan tertulis. Peraturan
perundang-undangan tertulis tersebut harus ada dan berlaku lebih dulu atau
mendahului tindakan atau perbuatan administrasi yang dilakukan. Dengan demikian,
setiap perbuatan atau tindakan administrasi harus didasarkan atas aturan atau ‘rules
and procedures’ (regels). Prinsip normatif demikian nampaknya seperti sangat kaku
dan dapat menyebabkan birokrasi menjadi lamban. Oleh karena itu, untuk menjamin
ruang gerak bagi para pejabat administrasi negara dalam menjalankan tugasnya, maka
sebagai pengimbang, diakui pula adanya prinsip ‘Freies Ermessen’ yang
memungkinkan para pejabat administrasi negara mengembangkan dan menetapkan
sendiri ‘beleid-regels’ atau ‘policy rules’ yang berlaku internal secara bebas dan
6
mandiri dalam rangka menjalankan tugas jabatan yang dibebankan oleh peraturan
yang sah.
4. Pembatasan kekuasaan
Adanya pembatasan kekuasaan Negara dan organ-organ Negara dengan cara
menerapkan prinsip pembagian kekuasaan secara vertikal atau pemisahan kekuasaan
secara horizontal. Sesuai dengan hukum besi kekuasaan, setiap kekuasaan pasti
memiliki kecenderungan untuk berkembang menjadi sewenang-wenang, seperti
dikemukakan oleh Lord Acton: “Power tends to corrupt, and absolute power
corrupts absolutely”. Karena itu, kekuasaan selalu harus dibatasi dengan cara
memisah-misahkan kekuasaan ke dalam cabang-cabang yang bersifat ‘checks and
balances’ dalam kedudukan yang sederajat dan saling mengimbangi dan
mengendalikan satu sama lain. Pembatasan kekuasaan juga dilakukan dengan
membagi-bagi kekuasaan ke dalam beberapa organ yang tersusun secara vertical.
Dengan begitu, kekuasaan tidak tersentralisasi dan terkonsentrasi dalam satu organ
atau satu tangan yang memungkinkan terjadinya kesewenang-wenangan.
7
Menurut Philipus M. Hadjon, karakteristik negara hukum Pancasila tampak
pada unsur-unsur yang ada dalam negara Indonesia, yaitu sebagai berikut :
1) Keserasian hubungan antara pemerintah dan rakyat berdasarkan asas
kerukunan
2) Hubungan fungsional yang proporsional antara kekuasaan-kekuasaan
negara;
3) Prinsip penyelesaian sengketa secara musyawarah dan peradilan
merupakan sarana ter-akhir;
4) Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
8
C. INDONESIA SEBAGAI NEGARA HUKUM
Dasar pijakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum tertuang pada
Pasal 1 ayat 3 UUD 1945, yang menyebutkan bahwa “Negara Indonesia adalah
Negara Hukum”. Dimasukkannya ketentuan ini ke dalam bagian pasal UUD 1945
menunjukkan semakin kuatnya dasar hukum serta menjadi amanat negara, bahwa
negara Indonesia adalah dan harus merupakan negara hukum.
9
Negara Hukum Indonesia menurut UUD 1945 mengandung prinsip-prinsip
sebagai berikut.
a. Norma hukumnya bersumber pada Pancasila sebagai hukum dasar nasional;
b. Sistem yang digunakan adalah Sistem Konstitusi;
c. Kedaulatan rakyat atau Prinsip Demokrasi;
d. Prinsip kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 (1)
UUD 1945);
e. Adanya organ pembentuk undang-undang (Presiden dan DPR);
f. Sistem pemerintahannya adalah Presidensiil;
g. Kekuasaan kehakiman yang bebas dari kekuasaan lain (eksekutif);
h. Hukum bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial; dan
i. Adanya jaminan akan hak asasi dan kewajiban dasar manusia (Pasal 28 A-J
UUD 1945).
10
Berdasarkan sejarah, tumbuhnya negara hukum, baik formal maupun materiil
bermula dari gagasan demokrasi konstitusional, yaitu negara demokrasi yang
berdasar atas konstitusi. Gagasan demokrasi konstitusional abad ke-19 menghasilkan
negara hukum klasik (formil) dan gagasan demokrasi konstitusional abad ke-20
menghasilkan Rule of Law yang dinamis (negara hukum materiil).
11
ditegakkan menurut prinsip demokrasi atau kedaulatan rakyat (democratische
rechtsstaat). Prinsip – prinsip itu tidak boleh mengabaikan demokrasi yang diatur
dalam Undang Undang Dasar.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Negara hukum adalah negara yang berdasarkan atas hukum (Rechtsstaat), tidak
berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat), dan pemerintahannya berdasarkan
atas sistem konstitusi (hukum dasar), dan tidak bersifat absolutisme (kekuasaan tak
terbatas). Adapun ciri – ciri negara hukum :
a. Adanya Undang Undang Dasar atau Konstitusi yang memuat ketentuan
tertulis tentang hubungan antara penguasa dan rakyat.
b. Adanya pembagian kekuasaan negara.
c. Diakui dan dilindungi hak – hak kebebasan rakyat.
B. SARAN
Adapun yang ingin dimintakan perhatian di sini yaitu, hendaknya kita juga
meninjau perkembangan hukum di Indonesia semenjak penjajahan sebagai
pembelajaran untuk masa sekarang dan yang akan datang. Terutama untuk
menghadapi masalah yang sudah pernah terselesaikan di masa lampau, seperti
korupsi. Banyak hal yang harus dilakukan untuk mencapai Tujuan dan cita-cita
Indonesia sebagai Negara hukum agar ‘negara hukum’ tidak sekedar menjadi slogan
kaku yang tidak bisa di realisasikan.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/12148178/SEJARAH_UNSUR_NEGARA_HUKUM_DAN
_INDONESIA_SEBAGAI_NEGARA_HUKUM
https://www.academia.edu/8267109/Konsep_Negara_Hukum
https://meilabalwell.wordpress.com/negara-hukum-konsep-dasar-dan-
implementasinya-di-indonesia/
https://id.wiktionary.org/wiki/negara_hukum
https://news.detik.com/berita/d-4173150/mpr-indonesia-adalah-negara-hukum
http://www.negarahukum.com/
14