Anda di halaman 1dari 28

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


di
BALAI BESAR TEKSTIL
Jl. Jendral Ahmad Yani No. 390 Bandung

DINYATAKAN :

DITERIMA
SEBAGAI LAPORAN DARI HASIL

Pembimbing Penyelia Pengujian


Instansi/Industri Fisika Tekstil

Suprayogi Indra kuriawan, S.Si T


NIP/NIK. 09001020017 NIP/NIK. 091099549

Kepala Seksi Pengujian K. Paskal

Doni Primadi,S.Si T Syamdian,ST


NIP/NIK. 197901032005021001 NIP/NIK. 197407272003121006

LAPORAN PRAKERIN SMK BELA NUSANTARA ANDIKA i


LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
SMK BELA NUSANTARA ANDIKA

DINYATAKAN :
DITERIMA
SEBAGAI LAPORAN DARI HASIL
PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Cianjur, 2019
Kasie. Prakerin Pembimbing Sekolah,

Yanto Pratikno, S.Pd Pepen Nugraha, ST.

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Ka. Kompetensi Keahlian Teknik


Kimia Industri

Ekania Apriyanti, S.Si, A.Pt.


Pepen Nugraha, ST.

LAPORAN PRAKERIN SMK BELA NUSANTARA ANDIKA ii


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) di BALAI BESAR
TEKSTIL Kota BANDUNG dengan cukup baik.

Dalam menyelesaikan Laporan ini saya mendapat bantuan dan bimbingan


dari berbagai pihak Instansi maupun pihak sekolah serta pihak yang lainnya. Saya
mengucapkan Terimakasih kepada yang Terhormat :

1. Ibu Ekania Apriyanti, S.Si, A.Pt Selaku Kepala Sekolah SMK BELA
NJSANTARA ANDIKA
2. Bapak Doni Primadi, S.Si.T. Selaku Pimpinan BALAI BESAR TEKSTIL
3. Bapak Ir. Abdul Azis Muslim, selaku Ketua Penyelenggara Praktek Kerja
Lapangan
4. Bapak Yanto Pratikno, S.Pd., Selaku Kasie Praktek Kerja Lapangan
5. Bapak Pepen Nugraha, ST., Selaku Ketua Program Jurusan Teknik Kimia
Industri dan selaku pembimbing dari sekolah
6. Bapak Suprayogi, Bapak Ikbal, dan Bapak Nanang Sutisna selaku
Pembimbing di Perusahaan
7. Guru & Staf Karyawan SMK BELA NUSANTARA CIANJUR ANDIKA
8. Seluruh Staf & Karyawan di Balai Besar Tekstil

Saya menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak


kekurangan, maka dari itu saya memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada
pembaca. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata saya mengharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan
pada umumnya dan bagi saya khususnya.

Cianjur, 2019

LAPORAN PRAKERIN SMK BELA NUSANTARA ANDIKA iii


DAFTAR ISI

LAPORAN PRAKERIN SMK BELA NUSANTARA ANDIKA iv


BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengertian Praktik Kerja Industri di Dunia Usaha / Industri / instansi
(Prakerin) adalah suatu kegiatan kurikuler yang wajib diikuti oleh siswa/siswi
Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) sebagai wacana untuk lebih memantapkan
hasil belajar sekaligus memberikan kesempatan mendalami dan menghayati
kemampuan hasil belajar tersebut dalam situasi dan kondisi dunia kerja yang
sebenarnya.
Pelaksanaan Praktik Kerja Industri sebagai perwujudan kebijaksanaan dan
“ link and match ” yang dalam prosesnya dilaksanakan pada dua tempat yaitu di
sekolah dan dunia usaha. Upaya ini dilaksanakan dalam angka peningkatan mutu
tamatan sekolah menengah kejuruan (SMK) dalam mencapai tujuan relevansi
pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

Perkembangan para siswa di dunia usaha/industry/lembaga dideteksi


dengan perangkat yang dapat memberikan informasi tentang kualitas dan jenis
kegiatan prakerin siswa. Perangkat yang dimaksud adalah buku petunjuk dan jurnal
yang berfungsi sebagai bentuk laporan kegiatan siswa selama melaksanakan
prakerin di dunia usaha / industri / lembaga.

Adapun dasar - dasar hukum dari pelaksanaan prakerin adalah sebagai


berikut:
1. Keputusan Mendikbud No. 080/U/1993 tentang Program Pendidikan dan
Lapangan Kerja
2. Keputusan Mendikbud No. 323 / U / 1997 tentang penyelengaraan
Pendidikan Sistem Ganda
3. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
4. Permen No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional
5. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi
6. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang standar isi

LAPORAN PRAKERIN SMK BELA NUSANTARA ANDIKA 1


7. Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan

1.2.Tujuan

Secara umum praktek kerja industri di DU/DI/Instansi, bertujuan agar


siswa/siswi memiliki wawasan, pengalaman, dan kemampuan dasar untuk
bekerja dan menyesuaikan diri dengan keadaan di dunia kerja.

Sedang secara spesifiknya kegiatan praktik di industri/instansi mempunyai


tujuan khusus sebagai berikut :

1. Mengenal dan memahami tata tertib dan mekanisme kerja di


perusahaan/industri dengan segala aktivitasnya
2. Menumbuhkan semangat dan jiwa wiraswasta bagi siswa/siswi.
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa/siswi sesuai dengan
program studinya dan tuntutan Dunia Usaha/Industri/Instansi.
4. Melatih dan menumbuhkan etos kerja.
5. Mengurangi kesenjangan dan ketidak sesuaian pengetahuan dan
keterampilan yang di peroleh siswa/siswi di sekolah dengan yang di
butuhkan di dunia kerja/industri
6. Meningkatkan efesiensi dan efektifitas dalam pencapaian tamatan SMK
yang profesional.
7. Terjadinya pemindahan atau trasfer ilmu pengetahuan dan teknologi dari
Dunia Usaha/ Industri/Instansi ke sekolah.

1.2 Ruang Lingkup


Ruang lingkup Praktik Kerja Industri di Dunia Usaha/ Industri / Instansi
meliputi :

a. Peningkatan kemampuan / keterampilan kerja.


b. Pengenalan lingkungan dan suasana kerja secara psikologis ( interpersonal
skill )

LAPORAN PRAKERIN SMK BELA NUSANTARA ANDIKA 2


c. Penguasaan tata laksana dan administrasi, produksi dan pemasaran.
d. Penanaman kepedulian tentang kualitas proses dan hasil kerja.
e. Penghayatan tentang tugas, tanggung jawab, hak dan kewajiban sebagai
pekerja yang profesional.

Selama di Dunia Usaha/Iindustri siswa/siswi diwajibkan mempelajari :

1. Organisasi dan manajemen


1.1. Mempelajari struktur organisasi dan tugasnya masing-masing ( job
deskription ).
1.2. Mempelajari riwayat perusahaan/instansi.
1.3. Mempelajari pengelolaan perusahaan/instansi.
1.4. Mempelajari pemeliharaan tempat kerja / lingkungan hidup.
1.5. Mempelajari penerapan peraturan ketenagakerjaan / hubungan industri
pancasilaisme.
1.6. Mempelajari penerapan keselamatan kerja.

2. Keterampilan Kerja
2.1. Mempelajari dan menerapkan sikap kerja.
2.2. Mempelajari pola letak peralatan kerja.
2.3. Mempelajari mekanisme pelaksanaan pekerjaan.
2.4. Mempelajari pengoperasian peralatan dan atau permesinan yang
digunakan
2.5. Menerapkan dan meningkatkan keterampilan sesuai dengan program
studi.

1.4 Metode pengumpulan data

LAPORAN PRAKERIN SMK BELA NUSANTARA ANDIKA 3


Pengumpulan data dalam pelaksanaan praktik kerja dan industri yang kami
lakukan di PT. Honoris Industri, adalah sebagai berikut:

1. Observasi, yaitu peserta prakerin melaksanakan pengamatan suatu sistem


kerja kegiatan atau sistem kerja mesin seperti fungsi mesin/peralatan, cara
pengoperasikan, spesifikasi dan seterusnya Wawancara, yaitu peserta
prakerin melakukan wawancara kepada orang yang terkait untuk
mendapatkan informasi dalam mempelajari suatu sistem organisasi, sistem
kerja kegiatan, sistem kerja mesin/peralatan dan lain sebagainya
2. Praktik kerja langsung, peserta prakerin mendapatkan pengalaman dari
kesempatan p raktik kerja langsung dari lapangan
3. Literatur, peserta prakerin mencari informasi-informasi tambahan untuk
menambah pengetahuan dari hasil observasi, wawancara dan praktik
lapangan dengan berbagai buku literatur di perpustakaan, buku-buku
manual, brosur-brosur dan sebagainya.

1.5 Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Industri

Kegiatan Pelaksanaan Praktik kerja Industri (PRAKERIN) di Balai Besar


Teksti lyang beralamat di Jl. Jenderal Ahmad Yani No.309 Bandung. dilaksanakan
selama kurang lebih 3 (tiga) bulan terhitung mulai 7 Januari s.d. 30 Maret 2019

Adapun Jam kerja di Balai Besar Tekstil .adalah sebagai berikut :

No. Hari Jam Kegiatan

1. Senin – Kamis 07.30 - 12.00 Jam kerja

12.00 - 13.00 Istirahat

13.00 - 16.00 Jam Kerja

2. Jum`at 07.30 - 11.00 Olahraga

LAPORAN PRAKERIN SMK BELA NUSANTARA ANDIKA 4


11.00 - 13.00 Istirahat

13.00 - 16.00 Jam Kerja

Tabel 1.1

Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Industri

1.6 Sistematika Penyusunan laporan

1. Kata pengantar yang berisikan ucapan terima kasih dari penyusun laporan.
2. Bab I pendahuluan yang berisikan :
- Latar belakang;
- Tujuan;
- Ruang Lingkup,
- Metode pengumpulan data,
- Waktu pelaksanaan praktek kerja industri,
- Sistematika penyusunan laporan.
3. Bab II berisikan uraian umum Perusahaan antara lain:
- Sejarah Singkat Perusahaan ;
- Visi dan Misi Perusahan
- Stuktur Organisasi Perusahaan
- Uraian Tugas Stuktur Organisasi
- Jenis Bidang Usaha Perusahan/instansi
- Fasilitas Peralatan Kerja
4. Bab III berisikan tinjaun teori, antara lain:
- ...........................;
- ...........................;
- ..........................;
- .........................;
5. Bab IV Berisikan hasil praktek dan analisa kerja industry antara lain:

LAPORAN PRAKERIN SMK BELA NUSANTARA ANDIKA 5


- Kompetensi....;
- Kompetensi...;
- Kompetensi....;
- Kompetensi...;
6. Bab V berisikan penutup antara lain:
- Kesimpulan;
- Saran;
7. Daftar pustaka;
8. Lampiran-lampiran

LAPORAN PRAKERIN SMK BELA NUSANTARA ANDIKA 6


BAB II

URAIAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Balai Besar Tekstil


Balai Besar Tekstil telah berdiri sejak tahun 1922 dengan nama Textile
Inrichting Bandoeng (TIB). Pada tahun 1966 lembaga ini dikenal sebagai Institute
Teknologi Tekstil (ITT) dan kemudian pada tahun 1979 mengalami perubahan
struktur dan pemisahan kelembagaan menjadi Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Industri Tekstil (BBPPIT) dan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (
STTT).

Pada tahun 2002 BBPPIT yang berada dibawah naungan Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri dan Perdagangan (BPPIP) departemen perindustrian
dan perdagangan mengalami perubahan nama dan struktur menjadi Balai Besar
Tekstil atau disingkat dengan nama BBT. Sejak tahun 2005 BBT berada dibawah
naungan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) kementerian
perindustrian. ( BPPI sekarang berganti nama menjadi BPKIMI atau Badan
Pengkajian Kebijakan iklim dan mutu industri.

2.2 Visi Dan Misi


2.2.1 Visi

Menjadi lembaga litbang yang unggul dan terpercaya dengan reputasi


internasional dalam bidang tekstil.

2.2.2 Misi

a. Melakukan penguatan kompetensi melalui inovasi teknologi yang


produktif, mandiri dan profesional.
b. Memberikan pelayanan jasa teknis yang berkualitas kepada industri.
c. Membangun jejaring global dengan lembaga lain.

LAPORAN PRAKERIN SMK BELA NUSANTARA ANDIKA 1


2.3 Struktur Organisasi Balai Besar Tekstil
Struktur Organisasi BALAI BESAR TEKSTIL berdasarkan SK Menperind No.
41/MIND/PER/6/2006

LAPORAN PRAKERIN SMK BELA NUSANTARA ANDIKA 2


2.4 Fasilitas Kerja Balai Besar Tekstil
2.4.1 Laboratorium Pemintalan

Dilengkapi dengan mesin blowing, carding, drawing, roving, ring spinning,


fancy dan open-end.

2.4.2 Laboratorium Pertenunan

Dilengkapi berbagai jenis mesin tenun teropong dobby dan jacquard serta
mesin tenun tanpa teropong.

2.4.3 Laboratorium Perajutan

Dilengkapi mesin rajut bundar dan datar serta mesin rajut lusi.

2.4.4 Laboratorium Garment

Dilengkapi dengan berbagai jenis mesin jahit modern, mesin potong, mesin
press, mesin border, alat bantu serta automatic pattern design and gradding &
maker making system (CAD).

2.4.5 Laboratorium Disain

Dilengkapi dengan sarana desain struktur dan desain permukaan kain tenun
dan rajut.

2.4.6 Laboratorium Pencelupan, Pencapan & Penyempurnaan

Dilengkapi dengan mesin-mesin pencelupan, pencapan dan


penyempurnaan.

2.4.7 Laboratorium Polimer

Dilengkapi dengan mesin wet spinning dan electro spinning.

2.4.8 Laboratorium Pengujian

2.4.8.1. Laboratorium Pengujian Fisika

Dilengkapi peralatan modern untuk pengujian serat, benang, kain, garmen,


geotextile, dll.

LAPORAN PRAKERIN SMK BELA NUSANTARA ANDIKA 3


2.4.8.2 Laboratorium Pengujian Kimia Tekstil

Dilengkapi peralatan modern untuk pengujian sifat kimia tekstil dan zat
warna. Laboratorium pengujian dilengkapi peralatan modern untuk menguji logam
berat pada air dan tekstil, zat warna azo yangdi larang, PCP, dan beberapa bahan
kimia berbahaya dalam tekstil.

2.4.9. Laboratorium Lingkungan

Laboratorium lingkungan dapat membuat desain proses dan desain instalasi


pengolahan limbah cair serta malakukan audit identifikasi, pemecahan masalah,
perencanaan teknologi dalam uapaya mendapatkan teknologi bersih, konvervasi air,
dan good housekeeping. Di laboratorium ini dilakukan pula penyusunan studi
AMDAL dan upaya pemantauan dan pengelolaan lingkungan (UKL-UPL).

2.4.10. Laboratorium Kalibrasi

Dilengkapi alat acuan standar yang mampu telusur ke standar


nasional/internasional serta personil yang kompeten untuk mengkalibrasi semua
alat uji tekstil yang mengukur semua besaran dimensi, massa, gaya, waktu,
frekwensi, viskositas, dan kelembapan.

2.4.11. Laboratorium Komputer

Laboratorium ini manyediakan pelayaan kepada industri dalam


pengembangan teknologi informasi. Laboratorium ini juga menyiapakan dan
merancang program dan modul-modul pelatihan yang di kemas dalam bentuk audio
visual seperti CD ROM, serta kemampuan akses internet.Laboratorium ini
dilengkapi dengan peralatan informasi seperti server, multimedia projector,
scanner, dan CD-RW.

LAPORAN PRAKERIN SMK BELA NUSANTARA ANDIKA 4


2.4.12. Workshop

Dilengkapi dengan mesin/peralatan pendukung pembuat prototip mesin


tekstil dan perlengkapan untuk pabrik tekstil skala kecil dan menengah.

2.4.13. Perpustakaan

Memiliki koleksi sekitar 13.000 buah buku teknologi, ensiklopedia,


majalah, jurnal dan laporan penelitian.

LAPORAN PRAKERIN SMK BELA NUSANTARA ANDIKA 5


BAB III

TINJAUAN TEORI

3.1 Pengertian Tekstil


Tekstil adalah material fleksible yang terbuat dari tenun benang. Tekstil
dibentuk dengan cara penyulaman, penjahitan, peningkatan, dan cara pressing.

Tekstil juga dapat diartikan sebagai jalinan antara lusi dan pakan atau dapat
dikatakan sebuah anyaman yang mengikat satu sama lain, tenunan dan rajutan.

3.2 Jenis-Jenis Tekstil


3.2.1 Berdasarkan Jenis Produk/Bentuknya :

serat staple, serat filamen, dan benang kain produk jadi.

3.2.2 Berdasarkan Jenis Bahannya :

serat alam, serat sintetis, dan serat campuran.

3.2.3 Berdasarkan Jenis Warna/Motifnya :

putih, berwarna, bermotif/ bergambar.

3.2.4 Berdasarkan Jenis Kontruksinya :

tenun, rajut, renda, kempa, benang tunggal, benang ginti.

3.3 Kegunaan Tekstil


3.3.1 Keperluan Busana (apparel textile)

Untuk kemeja, pakaian dalam, celana, pakaian sehari-hari, sepatu, kaus kaki, dan
sejenisnya.

3.3.2 Keperluan Militer (military textile)

Untuk pakaian tempur, parasut, tenda, ransel dan lain-lain.

3.3.3 Keperluan Medis ( hospitality textile)

Untuk perban, pakaian dokter, perawat saat bekerja, baju pasien, perlengkapan
pasien saat dirawat di rumah sakit dan sebagainya.

3.3.4 Keperluan Penyangga Stuktur tahan meggunakan geotextile, yaitu


sejenis serat poliester dengan membuatan khusus.

3.3.5 Keperluan Industri ( industrial textile)

LAPORAN PRAKERIN SMK BELA NUSANTARA ANDIKA 6


Untuk kemasan produk, belt, tali, conveyor, pakaian kerja sesuai propesi misal
pakaian montir, operator mesin, dan lainnya.

3.3.6 Keperluan Olahraga (sport wear and sport textile)

Untuk pakaian olahraga yang berbeda-beda, desain dan spesipikasinya misal sepak
bola, tenis, renang, dan juga keperluan tekstil lainnya seperti net pingpong, layar,
dan banyak lagi sesuaidengan berbagai jenis cabang oalahraga.

3.4 Fungsi Tekstil

 Fungsi Praktis
Adalah fungsi karya tekstil yang berhubungan dengan kedudukannya
sebagai benda terapan atau fungsonal. Misalnya karya sarung bantal, taplak
meja, tempat tisu, gordeng, bedcover, dan lain-lain.
 Fungsi Estetis
Adalah fungsi karya tekstil yangberhubngan dengan kedudukan sebagai
benda hias atau produk seni. Misalnya pada karya tekstil yang hanya
dijadikan sebagai hiasan dinding untuk memperindah ruangan.

LAPORAN PRAKERIN SMK BELA NUSANTARA ANDIKA 7


BAB IV

HASIL PRAKTEK DAN ANALISA KERJA INDUSTRI

4.1 KOMPOSISI KAIN


4.1.1 ANALISIS KUALITATIF
4.1.1.2 RUANG LINGKUP

a. Standar ini meliputi jenis serat, cara pengambilan sampel, uji identifiksi
serat-serat pada bahan tekstil.
b. Cara uji ini dapat dipergunakan untuk menetapkan golongan serat dan jenis
serat.
c. Cara uji berlaku untuk serat-serat asli yang belum dikerjakan atau diubah
secara kimia, kecuali wol yang diklorinasi.
4.1.1.3 JENIS SERAT

1. Poliester
2. Rayon
3. Kapas
4. Wol
5. Sutra
4.1.1.4 PRINSIP

Secara mikroskopis bentuk-bentuk serat digolongkan menjadi empat


golongan yaitu, serat-serat dengan sisi permukaan, serat-serat dengan tanda-tanda
melintang dan penggelembungan yang jelas; serat-serat dengan puntiran serta serat-
serat lain.

Untuk membedakan jenis-jenis serat dalam masing-masing golongan


selanjutnya dipergunakan cara pembakaran, pelarutan, pewarnaan, penentuan berat
jenis, penentuan titik leleh, dan penentuan indeks bias.

Berhasilnya identifikasi serat pada bahan tekstil bergantung pada


pengalaman pengenalan serat-serat tersebut.

CATATAN: Serat-serat alam menunjukkan pariasi yang sangat besar dalam


penempang lintang dan tidak ada yang meunjukkan gambar yang tepat sama.

Penampang lintang serat buatan kadang-kadang sengaja diubah etuknya oleh


pembuatnya dengan beberapa cara:

- Memasukan sejumlah zat penyuram yang tampak sebagai bintik-bintik


hitam dalam fotomikrograf.
- Membuat filamen dari ukuran yang sama atau berbeda-beda dalam satu
benang.

LAPORAN PRAKERIN SMK BELA NUSANTARA ANDIKA 8


- Mengubah bentuk dengan meggunakkan bentuk lubang spinneret yang tak
teratur atau mengubah cara pembuatannya.
- Membuat satu macam serat yang terdiri dari dua komponen serat atau lebih.
Akibat perubahan-perubahan tersebut, satu jenis serat mungkin dapat
menunjukkan lebih dari satu bentuk penampang. Perlu diperhatiakn pula bahwa
jenis serat yang sama dapat diperdagangkan dengan sifat-sifat pencelupan atau
sifat-sifat kimia dan fisika yang berbeda.

4.1.1.5 PERALATAN DAN PEREAKSI

1. Peralatan
a. Alat-alat untuk pemeriksaan secara mikroskopis terdiri dari sebuah
mikroskop dengan membesaran 100-500 kali, jarum-jarum pemisah,
kaca-kaca alas (slide glass), kaca-kaca penutup (cover glass), dan alat
untuk membuat penampang lintang serat (microtome) atau plat stainless
steel (25,4 x 76,2 x 0.254) mm yang diberi lubang dengan diametet 0,9
mm, kawat tembaga halus diameter 0,16 mm dan silet.
b. Tabung ukur berat jenis (density gradient tube), yang terdiri sebuah
tabung gelas dengan garis tengah kira-kira 2,5 cm dan tinggi 45 cm
dengan dasar tertutup dan lubang atasnya tertutup untuk mencegah
penyerapan lembab dari udara dan penguapan pelarut-pelarutnya . Bola-
bola gelas kecil yang berat jenisnya telah dikalibrasi dapat dipakai
sebagai standar pembandingan berat jenis.
c. Alat untuk menentukan titik lelah dengan pemanasan listrik yang diutur
dan dilengkapi dengan termometer , kaca pembesar dan lampu untuk
menerangi. Alat tersebut harus dapat mencapai temperatur 100 °C
sampai dengan 300 °C atau lebih dengan ketelitian ± 1 °C .
d. Mikroskop polarisasi.
e. Refraktometer.
f. Gunting dan pinset.
2. Pereaksi
a. Ammonium Tiosianat, grade pereaksi larutan 70 %.
b. Asam Asetat glacial, grade pereaksi .
c. Asam Klorida, grade pereaksi. Diencerkan dengan air suling dengan
perbandingan 1:1.
d. Asam Formiat 85 %. Diencerkan dengan air suling dengan
perbandingan 1:1.
e. Asam Nitrat pekat, grade pereaksi.
f. Asam Sulfat, grade pereaksi diencerkan dengan air suling untuk
membuat larutan 59,5 % berat dan 70 % berat.
g. Aseton.
h. Butirolaktan, grade pereaksi.
i. m. Kresol.
j. n-n dimetilformamida, grade pereaksi .
k. Dioksan teknik.

LAPORAN PRAKERIN SMK BELA NUSANTARA ANDIKA 9


l. Asam Florglusinol. Larutkan 2 gram Florglusinol dalam 100 ml air
suling. Gunakan dengan volume yang sama dengan Asam Klorida pekat.
m. Gliserol
n. Lodium-asam sulfat- gliserol, pereaksi.
- Larutan iodium:3 gram Kalium iodida dilarutkan dalam 60 ml air
ditambahkan 1 gram iodium dan apabila sudah larut diencerkan dengan 10
bagian air.
- Larutkan Asam Sulfat: 2bagian volume gliserin dicampurkan dengan 1
bagian air suling kemudian botol yang berisi zat-zat tersebut direndam
dalam air sampai batas volumenya. Kedalamnya ditambahkan sedikit demi
sedikit 3 bagian volume asam sulfat, diaduk samapai tercampur sempurna,
dibiarkan dingin.
o. Natrium Hidroksida,larutan 0,5 %.
p. Natrium Hidroksida,larutan 5,0 %.
q. Natrium Hipoklorit, larutan mengandung 5 % klor aktif.
r. Perkloroetilena.
s. Seng-kloro-iodida, pereaksi 20 g seng klorida dilarutkan dalam 10 ml
air suling ditambahkan 2,2 g Kaliumiodida dan 0,1 g iodium yang telah
dilarutkan dalam 15 ml. Kemudian ditambah sedikit iodium.
t. Silena, grade pereaksi.
u. Sikloheksana, grade pereaksi.
v. Asam Fluoride, 49 % grade pereaksi.

KESELAMATAN KERJA: Efek-efek berbahaya dari pelarut ini harus


diwaspadai dan tindakan pengamanan harus dilakukan selama
penggunaannya.

4.1.1.5 CONTOH UJI


1. Cara mengambilan contoh
Untuk mendapakan contoh yang representatif perlu diperhatikan bahwa
kemungkinan contoh tidak hanya terdiri dari satu macam serat tetapi dari
dua atau lebih macam serat.
2. Dengan kemungkinan susunan sebagai berikut:
a. Satu macam serat dalam sebagian benang-benang dan serat lain benang-
benang yang lain. Misalnya benang-benang yang berbeda warna,
ukuran, kilap atau gintirannya. Mungkin mengandung serat-serat yang
berbeda. Benang-benang lusi mungkin berbeda dengan benang-benang
pakan.
b. Dua atau lebih macam serat dalam satu benang tunggal.
c. Dalam benang rangkap, masing-masing benang tunggalnya terdiri dari
satu macam serat. 0
d. Dalam satu rangkap, satu benang tunggal terdiri dari satu macam serat
sedangkan benang tunggal yang lain terdiri dari dua atau lebih macam
serat.

LAPORAN PRAKERIN SMK BELA NUSANTARA ANDIKA 10


e. Dalam benang rangkap, masing-masing benang tunggalnya terdiri dari
dua atau lebih macam serat.
3. Persiapan contoh uji
a. Persiapan pendahuluan
Dalam mempersiapkan contoh uji untuk pemeriksaan di bawah
mikroskop, zat-zat asing seperti minyak, kanji, zat warna dan
sebagainya, yang mungkin ngaburkan stuktur karakteristik serat, harus
dihilangkan terlebih dahulu. Cara sesuai untuk menhilangkan zat-zat
asing tersebut bergantung pada macam zat yang ada, yang penting cara
yang digunakan tidak merusak seat itu sendiri.
4. Memasang contoh uji
Langkah-langkah memasang contoh uji sebagai berikut:
1. Letakkan helai serat kering diatas kaca alas.
2. Pisah-pisahkan dengan jarum pemisah.
3. Tutup dengan kaca penutup dan periksa dibawah mikroskopis memakai
pembesar 100X dengan sinar yang diteruskan, periksa karakteristik
serat.
4. Siapkan perlarut yang akan digunakan sesuai yang dibutuhkan serat.

4.1.2 ANALISIS KUANTITATIF

4.1.2.1 TUJUAN ANALISIS KUANTITAF

Metode ini disusun untuk menentukan kandungan serat dari bahan tekstil.

4.1.2.2 ACUAN : AATCC TM 20A : 2008

4.1.2.3 RUANG LINGKUP

Metode ini sesuai untuk segala macam dan bentuk tekstil.

4.1.2.4 ALAT DAN BAHAN

Alat :

1. Gunting
2. Neraca Analitik
3. Oven Memmert 105 °C
4. Botol Timbang
5. Tang Krus
6. Desikator
7. Erlenmeyer
8. Saringan
9. Mikroskop

LAPORAN PRAKERIN SMK BELA NUSANTARA ANDIKA 11


Bahan :

1. H2SO4 70 % : Untuk campuran 2 serat


2. NaOCl.5H2O 12 % : Untuk campuran 3 serat

4.1.2.5 PENGAMBILAN CONTOH

Untuk analisa campuran 2 serat, ambil 2 contoh uji yang mewakali sebagian
besar kain tekstil, sementara untuk analisa 3 serat, ambil 2 contoh uji dipisahkan
untuk masing-masing pengujian. Contoh uji hendaknya diambil dari tempat yang
berbeda pada contoh uji laboratorium dan sekurang-kurangnya 1 gram berat.
Pengujian dilakukan duplo, hasil dari perbedaan pengujian tidak boleh lebih dari 1
%.

4.1.2.6 PENGUJIAN PERMULAAN ANALISI KUANTITATIF

a. Pemeriksaan Menggunakan Mikroskopis


1. Pisahkan masing-masing warna benang yang berbeda untuk
diperiksa.
2. Urai sejumlah kecil dari serat pada kaca alas dengan jarum.
3. Tambahkan setetes ais aquadess dan tutup dengan kaca penutup.
4. Lihat serat dibawah mikroskopis dengan perbesaran 100x samapi
150x.
b. Petunjuk Umum Untuk Penimbangan Dan Pengeringan Contoh Uji
1. Lakukan pengeringan contoh uji yang ditelakkan dibawah botol
timbang dengan tutup dalam keadaan terbuka selama ± 4 jam pada
suhu 105 ± 3 °C didalam oven.
2. Setelah pengeringan, botol timbang ditutup sebelum dikeluarkan
dari oven lalu dipindahkan ke dalam desikator selama ± 2 jam.
3. Kemudian timbang dengan ketelitian 0,2 mg
4. Ulangi pemanasan untuk yang berikutnya tidak lebih dari 1 jam dan
dinginkan kembali lalu timbang lagi sampai hasil perbandingan ±
0,5 mg.
PERHATIAN : Jangan memegang crucible, botol timbang atau residu dengan
tangan terbuka selama pengeringan, pendinginan, dan penimbangan
(sebaiknya menggunakan sarung tangan dan pemegang contoh uji/botol
timbang). Lakukan prosedur pengujian sesuai dengan metode pengujian
untuk masing-masing zat kimia.

LAPORAN PRAKERIN SMK BELA NUSANTARA ANDIKA 12


4.1.2.7 CARA KERJA

1. Ambil dua contoh uji (duplo) seberat masing-masing 1gram.


2. Keringkan contoh uji dalam botol timbang kedalam oven, dinginkan dan
timbang berat nya dengan ketelitian 0,0001 gram.
3. Lakukan pengerjaan kimia untuk menghilaangkan satu atau lebih serat
dalam campuran serat contoh uji tersebut.
4. Keringkan dan dinginkan, lalu timbang residu contoh uji dengan ketelitian
0,0001 gram.
5. Perhitungan
a. Campuran 2 Serat :
𝑀
P1 (%) = 𝑀1 x 100%

P2 (%) = 100 % - % P1

Ket :

- M1 : Berat kering residu


- M : Berat kering contoh uji semula
- P1 : % Berat kering serat yang tidak terlarut
- P2 : Berat kering serat yang larut.

b. Campuran 3 serat :
- Berat kering contoh uji semula misalnya = x
- Larutkan salah satu serat (misal serat W)
- Keringkan dan timbang beratnya (misalnya = Y, trkandung 2 serat
yaitu P dan K)
- Larutkan serat K, keringkan dan timbang berat residu P misalnya =
Z
- Jadi serat P beratnya = Z.
𝑍
% Serat P = 𝑌 X 100 %

𝑌−𝑍
% Serat K = X 100 %
𝑋

% Serat W = 100 % - (% serat P + % serat K)

Ket :

- P : Poliester
- K : Kapas
- W : Wol

LAPORAN PRAKERIN SMK BELA NUSANTARA ANDIKA 13


4.2 UJI TAHAN LUNTUR WARNA TERHADAP KERINGAT
4.2.1 TUJUAN

Metode ini di susun untuk menetapkan cara uji tahan luntur warna untuk
segala macam dan bentuk bahan tekstil berwarna terhadap keringat manusia.

4.2.2 RUANG LINGKUP

Metode ini sesuai untuk seluruh bahan tekstil dari serat apapun baik itu di
celup di cap atau pewarnaan dengan cara lain.

4.2.3 ACUAN : SNI ISO 105-E04 : 2015

4.2.4 LARUTAN ASAM BASA

Alat :

1. 2 Kaca Arloji
2. Gelas Ukur 1000 mL
3. 2 Gelas Ukur Plastik 2000 mL
4. 2 Batang Pengaduk
5. 2 Gelas Kimia 250 mL
6. Neraca Analitik
7. pH Meter
Bahan :

1. L-Histidine
2. NaH2PO4(2H2O) untuk Asam
3. Na2HPO4 untuk Basa
4. NaCl
5. Aquadest
6. PH Asam 5,5
7. pH Basa 8,0
4.2.5 CARA MEMBUAT LARUTAN KERINGAT ASAM DAN BASA

1. Siapkan alat dan bahan.


2. Siapkan aquades sebanyak 2000 mL (2 Liter).
3. Timbang bahan yang akan digunakan terlebih dahulu.
4. Setelah itu, tuangkan bahan yang sudah ditimbang kedalam gelas kimia
berukuran 250 mL.
5. Larutkan terlebih dahulu dengan air aquades sedikit demi sedikit.
6. Selelah larut, kemudian tuangkan kedalam gelas ukur plastik 2000 mL dan
aduk hingga merata.
7. Kemudian, baca pH menggunakan pH meter jika pH sudah sesuai dengan
ketentuan pH Asam dan pH basa bisa langsung masukan kedalam botol
Asam dan Basa.

LAPORAN PRAKERIN SMK BELA NUSANTARA ANDIKA 14


4.2.6 CARA KERJA :

1. Persiapan Contoh Uji


a. Apabila bahan tekstile yang yang di uji berupa kain, maka:
- Tempelkan contoh uji berukuran (40 ±0,2) mm x (100 ± 0,2) mm
pada sehelai kainpelapis multi serat juga dengan ukuran (40 ± 0,2)
mm x (100 ± 0,2) mm, selanjutnya jahit pada salah satu sisi pendek
sehigga permukaan kain pelapis multiserat berhadapan dengan
permukan contoh uji ; atau
- Tempelkan contoh uji berukuran (40 ± 0,2) mm x (100 ± 0,2) mm
diantara dua helai kain pelapis berserat tunggal juga dengan
berukuran (40 ± 0,2) mm x (100 ± 0,2) mm kemudian jahit pada
salah satu sisi pendek.

- TABEL KAIN PELAPIS DAN PASANGAN NYA


KAIN PELAPIS KAIN PELAPIS SERAT
PERTAMA TUNGGAL
Kapas Wol
Wol Kapas
Sutera Kapas
Viksosa Wol
Poliamida Wol/kapas
Polyeste r Wol/kapas
Akrilat Wol/kapas

b. Apabila contoh uji berupa benang atau serat timbang benang atau serat kira-
kira sekitar satu setengah berat kain pelapisnya ,lalu :
- Tempatkan contoh uji diantara kain pelapis multi serat berukuran 40
mm x 100 mm dan kain yang tidakdapat dicelup dengan ukuran 40
mm x 100 mm kemudian jahin pada keempat sisinya ; atau
- Tempatkan contih uji diantara dua helai kan pelapis berserat dengan
ukuran 40 mm x 100 mm dan jahit pada keempat sisinya.
c. Letakan contoh uji secara merata pada wadah,kemudian rendam masihng
masihng contoh uji dengan larutan Asam atau Basa, dengan pH Asam 5,5
dan pH Basa 8,0 dengan perbandigan larutan 50 : 1 hingga kain uji
terendem.
d. Biarkan larutan tersebut selama 30 menit pada susu kamar,setelah itu ambil
dan peras contoh uji dengan menggunakan dua batang pengaduk kaca untuk
menghilangkan larutan yang berlebih.
e. Letakan contoh uji secara merata diantara dua lempeng kaca atau resin
akrilik, kemudian lakukan pengujian pada alat uji secra terpisah Asam dan
Basa yang telah dipanaskan sebelumnya.
f. Letakan alat uji yang berisi contoh uji kedalam oven selama 4 jam pada
suhu 37 °C ± 2 °C.

LAPORAN PRAKERIN SMK BELA NUSANTARA ANDIKA 15


g. Kemudian keluarkan contoh uji dan keringkan dengan oven pada suhu tidak
lebih dari 60 °C sedemikian rupa sehingga dua tau tiga helai kain tidak
bersentuhan kecuali bagian jahitan.
h. Lakukan penilaian perubahan warna pada contoh uji dan penodaan pada
kain pelapisya dengan cara membandingkan terhadap skala abu-abu atau
dengan instrumen (spektrofotometer atau kalorimeter).

LAPORAN PRAKERIN SMK BELA NUSANTARA ANDIKA 16


4.3 UJI KADAR MINYAK DALAM BAHAN TEKSTIL

4.3.1 TUJUAN

Metode ini utuk menentukan jumlah kandungan zat yang dapat di ekstraksi
dari bahan tekstil pada serat,benang atau kain dari segala jenis serat.

4.3.2 RUANG LINGKUP

Metodeini sesuai untuk segala jenis serat.

4.3.3 ACUAN : AATCC TM 97-2013

4.3.4 CARA KERJA

Alat :

1. Botol timbang
2. Neraca analitik digital
3. Oven Memmert 105°C
4. Desikator
5. Tang krus
6. Kertas isap
7. Hote plate
8. Labu dasar bulat dan batu didih
9. Tabung soxhlet
10. Kondensor
11. Selang air
12. Wadah air
13. Klem dan statif
Bahan :

1. Sampel uji
2. N-hexan ±500 ml
3. Air
a. Timbang sampel uji duplo masing masing 10gr kedalam botol timbang
b. Masukan sampel uji dalam botol timbang dan lanu dasar bulat beisi batu
didih ke dalam oven 105°C selama ± 1 jam
c. Masukan sampel uji dalam botol timbang dan labu dasar bulat berisi batu
didih ke dala desikaor selama ± 1 jam dengan menggunakan tang krus
d. Timbang botol sampel berisi sampel uji dan labu dasar bulat berisi batu
didih setelah di oven dan di desiktor lalu catat hasilnya
e. Pasang kondensor pada klem statif dan selang air pada ksetiap kondensor
f. Buat timbal dengan menggunakan kertas isap
g. Masukan timbal kedalam tabung soxhlet lalu beri beban (tutup erlemeyer)
h. Pasang tabung soxhlet ke labu dasar bulat
i. Isi dengan pelarut N-hexan sebanyak 1 1/2 siklus

LAPORAN PRAKERIN SMK BELA NUSANTARA ANDIKA 17


j. Pasang labu dasar bulat da tabung soxhlet ke kondensor yang telah
terpasang
k. Nyalakan hot plate
l. Lakukan ekstraksi sebanyak 12 siklus
Setelah melakukan ekstraksi,lakukan destilasi secara tidak langsung.Berikut cara
melakukan destilasi secara tidak langsung

a. Lepaskan tabung soxhlet dan labu dasar bulat dari kondensor


b. Keluarkan timbal dan biarkan N-hexsan menguap di ruangan asam
c. Tumpahkan N-hexsan pada tabung soxhlet ke dalam labu dasar bulat
d. Pasangkan kembali tabug soxhlet pada labu dasar bulat dan kondensor
e. Lakukan pemanasan seperti pada ekstraksi hingga 1/2 siklus
f. Keluarkan N-Hexan dari tabung soxhlet
g. Lakukan kembali destilasi secara tidak langsung
h. Hingga N-Hexan hilang dan tertinggal minyak pda labu dasar bulat
i. Oven labu dasar bulat berisi minyak hasil destilasi untuk menghilangkan
N-hexan selama 3 jam
j. Masukan labu dasar bulat kedalam desikator denan tang krus selama 30
menit
k. Timbang labu dasar bulat lalu catat hasilnya
l. Lakukan perhitungan

4.3.5 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan

a. Gunakan apd

LAPORAN PRAKERIN SMK BELA NUSANTARA ANDIKA 18

Anda mungkin juga menyukai