DINYATAKAN :
DITERIMA
SEBAGAI LAPORAN DARI HASIL
DINYATAKAN :
DITERIMA
SEBAGAI LAPORAN DARI HASIL
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Cianjur, 2019
Kasie. Prakerin Pembimbing Sekolah,
Mengetahui,
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) di BALAI BESAR
TEKSTIL Kota BANDUNG dengan cukup baik.
1. Ibu Ekania Apriyanti, S.Si, A.Pt Selaku Kepala Sekolah SMK BELA
NJSANTARA ANDIKA
2. Bapak Doni Primadi, S.Si.T. Selaku Pimpinan BALAI BESAR TEKSTIL
3. Bapak Ir. Abdul Azis Muslim, selaku Ketua Penyelenggara Praktek Kerja
Lapangan
4. Bapak Yanto Pratikno, S.Pd., Selaku Kasie Praktek Kerja Lapangan
5. Bapak Pepen Nugraha, ST., Selaku Ketua Program Jurusan Teknik Kimia
Industri dan selaku pembimbing dari sekolah
6. Bapak Suprayogi, Bapak Ikbal, dan Bapak Nanang Sutisna selaku
Pembimbing di Perusahaan
7. Guru & Staf Karyawan SMK BELA NUSANTARA CIANJUR ANDIKA
8. Seluruh Staf & Karyawan di Balai Besar Tekstil
Cianjur, 2019
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengertian Praktik Kerja Industri di Dunia Usaha / Industri / instansi
(Prakerin) adalah suatu kegiatan kurikuler yang wajib diikuti oleh siswa/siswi
Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) sebagai wacana untuk lebih memantapkan
hasil belajar sekaligus memberikan kesempatan mendalami dan menghayati
kemampuan hasil belajar tersebut dalam situasi dan kondisi dunia kerja yang
sebenarnya.
Pelaksanaan Praktik Kerja Industri sebagai perwujudan kebijaksanaan dan
“ link and match ” yang dalam prosesnya dilaksanakan pada dua tempat yaitu di
sekolah dan dunia usaha. Upaya ini dilaksanakan dalam angka peningkatan mutu
tamatan sekolah menengah kejuruan (SMK) dalam mencapai tujuan relevansi
pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.
1.2.Tujuan
2. Keterampilan Kerja
2.1. Mempelajari dan menerapkan sikap kerja.
2.2. Mempelajari pola letak peralatan kerja.
2.3. Mempelajari mekanisme pelaksanaan pekerjaan.
2.4. Mempelajari pengoperasian peralatan dan atau permesinan yang
digunakan
2.5. Menerapkan dan meningkatkan keterampilan sesuai dengan program
studi.
Tabel 1.1
1. Kata pengantar yang berisikan ucapan terima kasih dari penyusun laporan.
2. Bab I pendahuluan yang berisikan :
- Latar belakang;
- Tujuan;
- Ruang Lingkup,
- Metode pengumpulan data,
- Waktu pelaksanaan praktek kerja industri,
- Sistematika penyusunan laporan.
3. Bab II berisikan uraian umum Perusahaan antara lain:
- Sejarah Singkat Perusahaan ;
- Visi dan Misi Perusahan
- Stuktur Organisasi Perusahaan
- Uraian Tugas Stuktur Organisasi
- Jenis Bidang Usaha Perusahan/instansi
- Fasilitas Peralatan Kerja
4. Bab III berisikan tinjaun teori, antara lain:
- ...........................;
- ...........................;
- ..........................;
- .........................;
5. Bab IV Berisikan hasil praktek dan analisa kerja industry antara lain:
Pada tahun 2002 BBPPIT yang berada dibawah naungan Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri dan Perdagangan (BPPIP) departemen perindustrian
dan perdagangan mengalami perubahan nama dan struktur menjadi Balai Besar
Tekstil atau disingkat dengan nama BBT. Sejak tahun 2005 BBT berada dibawah
naungan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) kementerian
perindustrian. ( BPPI sekarang berganti nama menjadi BPKIMI atau Badan
Pengkajian Kebijakan iklim dan mutu industri.
2.2.2 Misi
Dilengkapi berbagai jenis mesin tenun teropong dobby dan jacquard serta
mesin tenun tanpa teropong.
Dilengkapi mesin rajut bundar dan datar serta mesin rajut lusi.
Dilengkapi dengan berbagai jenis mesin jahit modern, mesin potong, mesin
press, mesin border, alat bantu serta automatic pattern design and gradding &
maker making system (CAD).
Dilengkapi dengan sarana desain struktur dan desain permukaan kain tenun
dan rajut.
Dilengkapi peralatan modern untuk pengujian sifat kimia tekstil dan zat
warna. Laboratorium pengujian dilengkapi peralatan modern untuk menguji logam
berat pada air dan tekstil, zat warna azo yangdi larang, PCP, dan beberapa bahan
kimia berbahaya dalam tekstil.
2.4.13. Perpustakaan
TINJAUAN TEORI
Tekstil juga dapat diartikan sebagai jalinan antara lusi dan pakan atau dapat
dikatakan sebuah anyaman yang mengikat satu sama lain, tenunan dan rajutan.
Untuk kemeja, pakaian dalam, celana, pakaian sehari-hari, sepatu, kaus kaki, dan
sejenisnya.
Untuk perban, pakaian dokter, perawat saat bekerja, baju pasien, perlengkapan
pasien saat dirawat di rumah sakit dan sebagainya.
Untuk pakaian olahraga yang berbeda-beda, desain dan spesipikasinya misal sepak
bola, tenis, renang, dan juga keperluan tekstil lainnya seperti net pingpong, layar,
dan banyak lagi sesuaidengan berbagai jenis cabang oalahraga.
Fungsi Praktis
Adalah fungsi karya tekstil yang berhubungan dengan kedudukannya
sebagai benda terapan atau fungsonal. Misalnya karya sarung bantal, taplak
meja, tempat tisu, gordeng, bedcover, dan lain-lain.
Fungsi Estetis
Adalah fungsi karya tekstil yangberhubngan dengan kedudukan sebagai
benda hias atau produk seni. Misalnya pada karya tekstil yang hanya
dijadikan sebagai hiasan dinding untuk memperindah ruangan.
a. Standar ini meliputi jenis serat, cara pengambilan sampel, uji identifiksi
serat-serat pada bahan tekstil.
b. Cara uji ini dapat dipergunakan untuk menetapkan golongan serat dan jenis
serat.
c. Cara uji berlaku untuk serat-serat asli yang belum dikerjakan atau diubah
secara kimia, kecuali wol yang diklorinasi.
4.1.1.3 JENIS SERAT
1. Poliester
2. Rayon
3. Kapas
4. Wol
5. Sutra
4.1.1.4 PRINSIP
1. Peralatan
a. Alat-alat untuk pemeriksaan secara mikroskopis terdiri dari sebuah
mikroskop dengan membesaran 100-500 kali, jarum-jarum pemisah,
kaca-kaca alas (slide glass), kaca-kaca penutup (cover glass), dan alat
untuk membuat penampang lintang serat (microtome) atau plat stainless
steel (25,4 x 76,2 x 0.254) mm yang diberi lubang dengan diametet 0,9
mm, kawat tembaga halus diameter 0,16 mm dan silet.
b. Tabung ukur berat jenis (density gradient tube), yang terdiri sebuah
tabung gelas dengan garis tengah kira-kira 2,5 cm dan tinggi 45 cm
dengan dasar tertutup dan lubang atasnya tertutup untuk mencegah
penyerapan lembab dari udara dan penguapan pelarut-pelarutnya . Bola-
bola gelas kecil yang berat jenisnya telah dikalibrasi dapat dipakai
sebagai standar pembandingan berat jenis.
c. Alat untuk menentukan titik lelah dengan pemanasan listrik yang diutur
dan dilengkapi dengan termometer , kaca pembesar dan lampu untuk
menerangi. Alat tersebut harus dapat mencapai temperatur 100 °C
sampai dengan 300 °C atau lebih dengan ketelitian ± 1 °C .
d. Mikroskop polarisasi.
e. Refraktometer.
f. Gunting dan pinset.
2. Pereaksi
a. Ammonium Tiosianat, grade pereaksi larutan 70 %.
b. Asam Asetat glacial, grade pereaksi .
c. Asam Klorida, grade pereaksi. Diencerkan dengan air suling dengan
perbandingan 1:1.
d. Asam Formiat 85 %. Diencerkan dengan air suling dengan
perbandingan 1:1.
e. Asam Nitrat pekat, grade pereaksi.
f. Asam Sulfat, grade pereaksi diencerkan dengan air suling untuk
membuat larutan 59,5 % berat dan 70 % berat.
g. Aseton.
h. Butirolaktan, grade pereaksi.
i. m. Kresol.
j. n-n dimetilformamida, grade pereaksi .
k. Dioksan teknik.
Metode ini disusun untuk menentukan kandungan serat dari bahan tekstil.
Alat :
1. Gunting
2. Neraca Analitik
3. Oven Memmert 105 °C
4. Botol Timbang
5. Tang Krus
6. Desikator
7. Erlenmeyer
8. Saringan
9. Mikroskop
Untuk analisa campuran 2 serat, ambil 2 contoh uji yang mewakali sebagian
besar kain tekstil, sementara untuk analisa 3 serat, ambil 2 contoh uji dipisahkan
untuk masing-masing pengujian. Contoh uji hendaknya diambil dari tempat yang
berbeda pada contoh uji laboratorium dan sekurang-kurangnya 1 gram berat.
Pengujian dilakukan duplo, hasil dari perbedaan pengujian tidak boleh lebih dari 1
%.
P2 (%) = 100 % - % P1
Ket :
b. Campuran 3 serat :
- Berat kering contoh uji semula misalnya = x
- Larutkan salah satu serat (misal serat W)
- Keringkan dan timbang beratnya (misalnya = Y, trkandung 2 serat
yaitu P dan K)
- Larutkan serat K, keringkan dan timbang berat residu P misalnya =
Z
- Jadi serat P beratnya = Z.
𝑍
% Serat P = 𝑌 X 100 %
𝑌−𝑍
% Serat K = X 100 %
𝑋
Ket :
- P : Poliester
- K : Kapas
- W : Wol
Metode ini di susun untuk menetapkan cara uji tahan luntur warna untuk
segala macam dan bentuk bahan tekstil berwarna terhadap keringat manusia.
Metode ini sesuai untuk seluruh bahan tekstil dari serat apapun baik itu di
celup di cap atau pewarnaan dengan cara lain.
Alat :
1. 2 Kaca Arloji
2. Gelas Ukur 1000 mL
3. 2 Gelas Ukur Plastik 2000 mL
4. 2 Batang Pengaduk
5. 2 Gelas Kimia 250 mL
6. Neraca Analitik
7. pH Meter
Bahan :
1. L-Histidine
2. NaH2PO4(2H2O) untuk Asam
3. Na2HPO4 untuk Basa
4. NaCl
5. Aquadest
6. PH Asam 5,5
7. pH Basa 8,0
4.2.5 CARA MEMBUAT LARUTAN KERINGAT ASAM DAN BASA
b. Apabila contoh uji berupa benang atau serat timbang benang atau serat kira-
kira sekitar satu setengah berat kain pelapisnya ,lalu :
- Tempatkan contoh uji diantara kain pelapis multi serat berukuran 40
mm x 100 mm dan kain yang tidakdapat dicelup dengan ukuran 40
mm x 100 mm kemudian jahin pada keempat sisinya ; atau
- Tempatkan contih uji diantara dua helai kan pelapis berserat dengan
ukuran 40 mm x 100 mm dan jahit pada keempat sisinya.
c. Letakan contoh uji secara merata pada wadah,kemudian rendam masihng
masihng contoh uji dengan larutan Asam atau Basa, dengan pH Asam 5,5
dan pH Basa 8,0 dengan perbandigan larutan 50 : 1 hingga kain uji
terendem.
d. Biarkan larutan tersebut selama 30 menit pada susu kamar,setelah itu ambil
dan peras contoh uji dengan menggunakan dua batang pengaduk kaca untuk
menghilangkan larutan yang berlebih.
e. Letakan contoh uji secara merata diantara dua lempeng kaca atau resin
akrilik, kemudian lakukan pengujian pada alat uji secra terpisah Asam dan
Basa yang telah dipanaskan sebelumnya.
f. Letakan alat uji yang berisi contoh uji kedalam oven selama 4 jam pada
suhu 37 °C ± 2 °C.
4.3.1 TUJUAN
Metode ini utuk menentukan jumlah kandungan zat yang dapat di ekstraksi
dari bahan tekstil pada serat,benang atau kain dari segala jenis serat.
Alat :
1. Botol timbang
2. Neraca analitik digital
3. Oven Memmert 105°C
4. Desikator
5. Tang krus
6. Kertas isap
7. Hote plate
8. Labu dasar bulat dan batu didih
9. Tabung soxhlet
10. Kondensor
11. Selang air
12. Wadah air
13. Klem dan statif
Bahan :
1. Sampel uji
2. N-hexan ±500 ml
3. Air
a. Timbang sampel uji duplo masing masing 10gr kedalam botol timbang
b. Masukan sampel uji dalam botol timbang dan lanu dasar bulat beisi batu
didih ke dalam oven 105°C selama ± 1 jam
c. Masukan sampel uji dalam botol timbang dan labu dasar bulat berisi batu
didih ke dala desikaor selama ± 1 jam dengan menggunakan tang krus
d. Timbang botol sampel berisi sampel uji dan labu dasar bulat berisi batu
didih setelah di oven dan di desiktor lalu catat hasilnya
e. Pasang kondensor pada klem statif dan selang air pada ksetiap kondensor
f. Buat timbal dengan menggunakan kertas isap
g. Masukan timbal kedalam tabung soxhlet lalu beri beban (tutup erlemeyer)
h. Pasang tabung soxhlet ke labu dasar bulat
i. Isi dengan pelarut N-hexan sebanyak 1 1/2 siklus
a. Gunakan apd