Anda di halaman 1dari 41

PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB SEBAGAI


SARANA EVALUASI KINERJA PERPUSTAKAAN

ENA SUKMANA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pengembangan Prototipe


Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan Berbasis Web sebagai Sarana
Evaluasi Kinerja Perpustakaan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2014

Ena Sukmana
NIM G652090035
RINGKASAN

ENA SUKMANA. Pengembangan Prototipe Sistem Informasi Manajemen


Perpustakaan Berbasis Web sebagai Sarana Evaluasi Kinerja Perpustakaan.
Dibimbing oleh SONY HARTONO WIJAYA, YANI NURHADRIYANI dan
ABDUL RAHMAN SALEH.

Salah satu pemanfaatan sarana teknologi informasi di perpustakaan adalah


sistem otomasi perpustakaan.Sistem otomasi perpustakaan diaplikasikan untuk
otomatisasi proses bisnis di perpustakaan agar data koleksi perpustakaan,
peminjam, transaksi dan sirkulasi koleksi perpustakaan dapat direkam dengan
baik.Rekaman data tersebut diperlukan sebagai bahan penyusunan laporan kinerja
perpustakaan.
Namun demikian rekaman data kinerja yang dihasilkan sistem otomasi
perpustakaan pada umumnya, terutama di Perpustakaan ITB, masih belum
lengkap bila dibandingkan dengan acuan yang biasa digunakan untuk mengukur
kinerja perpustakaan, seperti acuan persyaratan akreditasi perguruan tinggi dari
Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, Standard Nasional Indonesia (SNI)
7330-2009, dan ISO 11620-2008. Sehingga data yang belum terekam dalam
sistem otomasi perpustakaan dikumpulkan secara manual.Oleh karena itu dalam
rangka pengukuran kinerja perpustakaan perlu dilakukan pengembangan sistem
informasi perpustakaan berbasis web sebagai sarana evaluasi kinerja perpustakaan,
sehingga informasi kinerja perpustakaan dapat disajikan secara efektif dan efisien.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan prototipe sistem informasi
perpustakaan berbasis web guna mendukung evaluasi kinerja perpustakaan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah System Development Life
Cycle (SDLC). SDLC adalah tahapan-tahapan aktivitas yang dilakukan analis
sistem dan programmer dalam membangun atau mengembangkan system
informasi. Tahapan aktivitas tersebut adalah investigasi sistem, analisis sistem,
desain sistem, implementasi sistem dan pemeliharaan sistem.Hasil penelitian ini
adalah terciptanya prototipe sistem informasi manajemen perpustakaan berbasis
web sebagai sarana evaluasi kinerja perpustakaan.
Pengembangan prototipe sistem informasi manajemen perpustakaan
berbasis web sebagai sarana evaluasi kinerja berdampak positif kepada
perpustakaan dengan memberikan informasi mengenai prestasi yang dicapai oleh
kegiatan layanan perpustakaan dalam periode tertentu, sehingga dapat
meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja perpustakaan serta mendukung
pengambilan keputusan atau kebijakan dalam rangka pengembangan perpustakaan.

Kata kunci : Kinerja perpustakaan, Sistem informasi manajemen perpustakaan


berbasis web, System Development Life Cycle (SDLC)
SUMMARY

ENA SUKMANA. Prototype Development of Web-Based Library Management


Information System as a Tool for Library Performance Evaluation. Supervised by
SONY HARTONO WIJAYA, YANI NURHADRIYANI, and ABDUL
RAHMAN SALEH.

One of the utilization of information technology in the library is a library


automation system.Library automation system applied to business process
automation in the library for data collection, the borrower, the transaction and
circulation of library collections can be recorded. Recorded data required as a
preparation of the performance library report.
However, the recorded performance data is resulted by library automation
systems in general, especially in ITB Library, still incomplete when compared to
the reference that is used to measure the performance of the library , such as
reference to the college accreditation requirements of the National Accreditation
Board of Higher Education , Indonesian National Standard ( SNI ) 7330-2009 and
ISO 11620-2008 . So the data is not captured in the library automation system
collected manually. Therefore, in order to measure the performance of the library
is necessary to develop a web-based library information system as a means of
evaluating the performance of the library, so the library performance information
can be presented effectively and efficiently.
This study aims to develop a prototype web-based library information
system to support the library performance evaluation library . The method used in
this study is the System Development Life Cycle (SDLC) . SDLC is the stages of
activities undertaken systems analysts and programmers in building or developing
information systems . Stages of the activity is the investigation system, system
analysis, system design, system implementation and system maintenance. The
results of this research is the prototype creation of a web-based library
management information system as a means of evaluating the library performance.
Prototype development of web-based library management information
system as a means of evaluating the library performance has a positive impact to
the library to provide information on the achievements of the library service
activities in a particular period, so as to improve the effectiveness and efficiency
of library performance and support decision-making or policy in order to develop
the library.

Keywords: Library performance, System Development Life Cycle (SDLC), Web-


based library management information system
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB SEBAGAI
SARANA EVALUASI KINERJA PERPUSTAKAAN

ENA SUKMANA

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Perpustakaan
pada
Program Studi Teknologi Informasi Perpustakaan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Penguji pada Ujian Tertutup: Dr Ir Drajat Martianto, MS

Penguji pada Ujian Terbuka: Prof Dr Ir Marimin, MS

Dr Ir Naresworo Nugroho, MS
Judul Tesis : Pengembangan Prototipe Sistem Informasi Manajemen
Perpustakaan Berbasis Web sebagai Sarana Evaluasi Kinerja
Perpustakaan
Nama : Ena Sukmana
NIM : G652090035

Disetujui oleh

Komisi Pembimbing

Sony Hartono Wijaya, SKom MKom


Ketua

Dr Yani Nurhadriyani, SSi MT Ir Abdul Rahman Saleh, MSc


Anggota Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana


Magister Teknologi Informasi
Perpustakaan

Aziz Kustiyo, SSi MKom Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian: Tanggal Lulus:


PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil dituntaskan. Pemilihan
tema penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2011 ini adalah system
informasi manajemen perpustakaan, dengan judul Pengembangan Prototipe
Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan Berbasis Web sebagai Sarana
Evaluasi Kinerja Perpustakaan.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Sony Hartono Wijaya,
SKom, MKom, Ibu Dr Yani Nurhadriyani, SSi MT, dan Bapak Ir Abdul Rahman
Saleh, MSc selaku pembimbing serta Bapak Aziz Kustiyo, SSi, MKom yang telah
memberikan saran dan kebijaksanaannya dalam penyelesaian tesis ini. Di samping
itu, penghargaan penulis sampaikan juga kepada rekan-rekan pustakawan yang
tergabung dalam Tim Pengembangan Layanan UPT Perpustakaan ITB yang telah
membantu selama pengumpulan data dan perancangan sistem. Ungkapan terima
kasih juga disampaikan kepada Emak, Abah, Bapak, isteri, serta seluruh keluarga,
atas doa, kasih sayang dan dukungannya.
Penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan memberikan
inspirasi bagi para pustakawan untuk senantiasa mengembangkan sistem
informasi manajemen perpustakaan sesuai kebutuhan dan standard yang berlaku.

Bogor, Mei 2014

Ena Sukmana
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
1 PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
2 TINJAUAN PUSTAKA 2
Kinerja Perpustakaan 2
Web 10
Pangkalan Data 10
System Development Life Cycle (SDLC) 11
3 METODE 11
Kerangka Pemikiran 11
Alat Error! Bookmark not defined.
Prosedur Analisis Data Error! Bookmark not defined.
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 18
Hasil Error! Bookmark not defined.
Pembahasan 18
Panduan Teknis Penulisan Error! Bookmark not defined.
5 SIMPULAN DAN SARAN 27
Simpulan 27
Saran 27
DAFTAR PUSTAKA 27
LAMPIRAN 13
RIWAYAT HIDUP 15
DAFTAR TABEL
1 Tingkat kekerasan dan kandungan gula buah pisang ambon pada suhu
simpan yang berbeda dan pemberian putresinaError! Bookmark not defined.
2 Tingkat kekerasan buah pisang raja pada suhu simpan yang berbeda dan
pemberian putresina Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR
1 Diameter bunga krisan cv. Red Granada () dan Gold van Langen ()
pada beberapa tingkat naungan Error! Bookmark not defined.
2 Style yang tersedia pada templat Error! Bookmark not defined.
3 Opsi pembuatan bagian Daftar Isi Error! Bookmark not defined.
4 Membuat text box Error! Bookmark not defined.
5 Jendela Layout Error! Bookmark not defined.
6 Pilih Top and Bottom pada jendela Text WrappingError! Bookmark not defined.
7 Jendela untuk memasukkan judul ilustrasi Error! Bookmark not defined.
8 Jendela pembuatan Daftar Gambar, Tabel, dan LampiranError! Bookmark not defined.
9 Menu untuk memasukkan page break Error! Bookmark not defined.
10 Contoh gambar yang memiliki lebar kurang dari 10 cmError! Bookmark not defined.

DAFTAR LAMPIRAN
1 Rata-rata dan simpangan baku beberapa sifat físik dan kimia tanah dari
78 contoh tanah di Kebun Percobaan CiheuleutError! Bookmark not defined.
2 Umur, indeks luas daun, dan hasil biji kering jagung yang ditanam pada
lima ketinggian tempat Error! Bookmark not defined.
1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perpustakaan perguruan tinggi sebagai unsur penunjang dari suatu


perguruan tinggi diwajibkan menyampaikan laporan kinerja pada periode tertentu
sebagai bahan evaluasi lembaga dan sebagai dasar rujukan untuk melakukan
perencanaan pada periode selanjutnya. Dalam proses penyusunan laporan kinerja,
perpustakaan membutuhkan data laporan kinerja dari masing-masing bagian atau
titik layanan. Data laporan kinerja diperoleh dari laporan hasil kegiatan staf
perpustakaan di setiap bagian atau titik layanan. Data laporan kinerja staf dapat
dilaporkan secara manual maupun secara elektronik atau online. Pelaporan kinerja
staf melalui sistem elektronik dewasa ini sangat dimungkinkan dengan
perkembangan teknologi informasi yang sudah banyak digunakan oleh
perpustakaan.
Dengan memanfaatkan komputer, perpustakaan dapat memberikan layanan
dengan mudah, cepat, dan efisien serta dengan jangkauan pelayanan yang lebih
luas. Dengan kata lain kita dapat melakukan diseminasi informasi dengan
jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan cara konvensional (Saleh, 2000).
Pemanfaatan sarana TI di perpustakaan yang paling menonjol di Indonesia dewasa
ini adalah pemanfaatan pada sistem otomasi perpustakaan dan sistem
perpustakaan digital. Sistem otomasi perpustakaan diaplikasikan untuk
otomatisasi business process di perpustakaan agar data koleksi perpustakaan,
peminjam, transaksi dan sirkulasi koleksi perpustakaan (Wahono, 2006) dapat
direkam dengan baik. Rekaman data tersebut diperlukan sebagai bahan
penyusunan laporan kinerja perpustakaan.
UPT Perpustakaan sejak tahun 2000 telah memanfaatkan sistem otomasi.
Namun demikian, data laporan yang dihasilkan oleh sistem otomasi perpustakaan
di UPT Perpustakaan ITB, masih belum lengkap bila dibandingkan dengan acuan
yang digunakan untuk mengukur kinerja perpustakaan. Acuan tersebut telah
disusun oleh beberapa organisasi seperti Badan Akreditasi Nasional Perguruan
Tinggi (BAN-PT) pada tahun 2007 (Hasanah, 2009) ; Badan Standardisasi
Nasional melalui SNI 7330-2009 tentang standarisasi perpustakaan perguruan
tinggi ([BSN], Badan Standardisasi Nasional, 2009); dan International
Organization for Standardization melalui ISO 11620-2008 : Information and
documentation – Library performance indicators (International Organization for
Standardization, 2008). Sehingga data yang belum terekam dalam sistem otomasi
perpustakaan masih dikumpulkan secara manual. Oleh karena itu dalam rangka
pengukuran kinerja lembaga perpustakaan perlu dilakukan pengembangan sistem
informasi perpustakaan berbasis web, sehingga informasi mengenai kinerja
perpustakaan dapat disajikan secara efektif dan efisien sesuai dengan acuan yang
berlaku.

Perumusan Masalah

Pengembangan sistem informasi perpustakaan terpadu berbasis web sangat


diperlukan oleh perpustakaan dalam rangka evaluasi kinerja lembaga
2

perpustakaan. Dalam penelitian ini akan dikembangkan prototipe sistem informasi


perpustakaan berbasis web di UPT Perpustakaan ITB dengan mengevaluasi sistem
otomasi perpustakaan berbasis web yang telah dijalankan dan dilakukan analisis
pengembangan sistem informasi untuk mendukung evaluasi kinerja lembaga
perpustakaan.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan prototipe sistem informasi


perpustakaan berbasis web guna mendukung evaluasi kinerja perpustakaan.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


a. Memberikan informasi mengenai prestasi yang dicapai oleh kegiatan layanan
perpustakaan dalam periode tertentu.
b. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja perpustakaan.
c. Mendukung pengambilan keputusan / kebijakan dalam rangka pengembangan
perpustakaan.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mencakup:


a. Identifikasi kebutuhan data pelaporan
b. Identifikasi kebutuhan fungsional sistem
c. Rancangan disain sistem
d. Implementasi prototipe sistem informasi perpustakaan berbasis web.

2 TINJAUAN PUSTAKA

Kinerja Perpustakaan

Kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan kata benda


yang memiliki 3 arti, yaitu (1) "suatu yang dicapai" ; (2) prestasi yang
diperlihatkan; (3) kemampuan kerja (tentang peralatan) (Departemen Pendidikan
Nasional RI, 2008). Kata kinerja sering disandingkan dengan kata lain, seperti
kinerja individu, kinerja kelompok, ataupun kinerja organisasi. Dengan demikian,
kata kinerja bila dikaitkan dengan suatu lembaga atau institusi atau organisasi,
dapat diartikan sebagai prestasi kerja yang dicapai atau diperlihatkan oleh
lembaga atau institusi atau organisasi.
Untuk mengetahui seberapa besar atau seberapa tinggi kinerja organisasi
perlu dilakukan pengukuran kinerja. Menurut Donelly Gibson dan Irnacevich
(dalam (Setiawan, 2009)) pengukuran kinerja didefinisikan sebagai suatu
tingkatan keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk
3

mencapai tujuan yang telah ditetapkan, kinerja itu sendiri dapat dinyatakan baik
dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik. Sedangkan
Simons (dalam (Setiawan, 2009)), mendeskripsikan bahwa sistem pengukuran
kinerja membantu manajer dalam menelusuri pelaksanaan suatu pekerjaan. Lebih
lanjut Simon menjelaskan bahwa sistem pengukuran kinerja tradisional
membandingkan hasil yang dicapai dengan tujuan dan sasaran strategis yang telah
dirumuskan sebelumnya. Secara umum, sistem pengukuran kinerja terdiri dari
metode sistematis yang merumuskan tujuan-tujuan pekerjaan dengan laporan
periodik yang menunjukkan kemajuan pencapaian tujuan-tujuan tersebut.
Dalam pengukuran kinerja terdapat dua jenis pengukuran, yaitu leading
indicators dan lagging indicator (International Customer Management Institute,
[t.th.]). Leading indicator merupakan jenis aktivitas yang digunakan untuk
mengukur hasil dari aktivitas tersebut. Leading indicator sering disebut juga
indikator kinerja (performance indicator). Indikator kinerja memberi informasi
kepada organisasi tentang strategi dan program yang sedang dijalankan oleh
organisasi tersebut apakah sudah tepat menuju sasaran yang akan dicapai atau
belum. Sedangkan lagging indicator mengukur hasil akhir dari suatu aktivitas
pada akhir periode yang ditentukan. Lagging indicator sering dikenal juga dengan
ukuran hasil (outcome measure). Ukuran hasil memberikan informasi apakah
tujuan umum yang diturunkan dari visi dan misi organisasi telah dicapai dengan
baik serta seberapa jauhkah tujuan tersebut telah dicapai. Berdasarkan uraian di
atas, maka indikator kinerja adalah jenis aktivitas yang digunakan untuk
mengukur hasil yang dicapai dalam pelaksanaan aktivitas tersebut sesuai dengan
tujuan organisasi.
Untuk menentukan keberhasilan pencapaian tujuan melalui pengukuran
kinerja dalam suatu organisasi, biasanya dibandingkan dengan standard yang ada
dalam lingkup pekerjaan yang diukur. Seperti yang diungkapkan oleh Stueart
bahwa "the third aspect of control, then, is the measurement of performance in
relation to standards. After standards have been agreed upon, some sort of
analysis must be performed to measure the activity against the standard." (Stueart,
2002)
Di dunia organisasi perpustakaan, telah dikenal beberapa acuan yang
digunakan untuk mengukur kinerja perpustakaan. Acuan pengukuran kinerja
perpustakaan telah disusun oleh beberapa organisasi baik di lingkup nasional
maupun internasional. Dalam lingkup nasional telah dikeluarkan acuan
pengukuran kinerja untuk perpustakaan perguruan tinggi, masing-masing oleh
Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi pada tahun 2007 (Hasanah, 2009);
Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia pada tahun 2004 (Saleh, 2005),
(Wijayanti, 2004); Badan Standardisasi Nasional pada tahun 2009 ([BSN], 2009).
Sedangkan dalam lingkup internasional, acuan pengukuran kinerja untuk
perpustakaan dikeluarkan oleh International Organization for Standardization
(International Organization for Standardization, 2003),(International Organization
for Standardization, 1998), Academic Ranking of World Universities (ARWU)
(Hasanah, 2009) dan Times Higher Education (Hasanah, 2009).
Badan Akreditasi Nasional – Perguruan Tinggi merinci penilaian kondisi
fisik dan layanan perpustakaan perguruan tinggi melalui aspek-aspek sebagai
berikut (Hasanah, 2009), ([BAN-PT], 2010):
 Ruang dan Peralatan
4

o Dalam aspek ini perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:


 ukuran ruang yang memadai,
 kondisi ruangan yang memenuhi syarat keamanan (alat pemadam
kebakaran),
 kesehatan dan kenyamanan (suhu, pencahayaan, sirkulasi udara),
 peralatan bantu bagi pengunjung (mesin photo-copy, alat pencari katalog
buku),
 ruang diskusi untuk kelompok mahasiswa.

 Bahan Perpustakaan
o Ketersediaan buku teks
o Ketersediaan modul praktikum/praktek untuk Diploma
o Ketersediaan disertasi/tesis/skripsi/tugas akhir
o Ketersediaan majalah ilmiah populer
o Ketersediaan jurnal ilmiah terakreditasi DIKTI/LIPI
o Ketersediaan jurnal ilmiah internasional, termasuk e-journal
o Ketersediaan prosiding seminar dalam 3 tahun terakhir
o Rasio Mahasiswa terhadap buku
o Rasio Buku teks 5 tahun terakhir terhadap total jumlah buku
o Jurnal terakreditasi dan internasional berlangganan 5 tahun terakhir

 Penggunaan perpustakaan
o Layanan perpustakaan
 Jam buka perpustakaan mencapai 8 - 10 jam per hari
 Aksesibilitas layanan e-library dengan perpustakaan di fakultas/program
studi
o Jumlah Pengunjung (Pengunjung fisik dan pengunjung virtual)
o Layanan antar-perpustakaan

 Pemeliharaan perpustakaan secara berkala (fumigasi, kebersihan)


o Tersedianya program pemeliharaan
o Implementasi/realisasi program pemeliharaan

 Anggaran

 Kualifikasi Staf Perpustakaan


o Kuantitas
o Kualitas (Latar belakang pendidikan)

 Sistem informasi
o Jaringan internet
o Akses internet
o Rasio mahasiswa terhadap terminal komputer
o Rasio dosen terhadap terminal
o Rasio bandwidth internet
5

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas RI merinci beberapa


acuan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja perpustakaan sebagai
berikut: (Wijayanti, 2004)
1. Kepuasan Pengguna
Untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna ini dapat dilakukan melalui
survai lapangan dengan menggunakan metode yang dapat
dipertanggungjawabkan.

2. Persentase populasi target yang memanfaatkan perpustakaan


Merupakan persentase dari jumlah sivitas akademika yang memanfaatkan
perpustakaan dengan jumlah sivitas akademika yang ditargetkan
menggunakan perpustakaan.

3. Biaya per pengguna


Penghitungan biaya per pengguna ini diperoleh dengan membagi jumlah
seluruh dana yang dianggarkan untuk perpustakaan dengan jumlah sivitas
akademika yang wajib dilayani

4. Kunjungan ke perpustakaan perkapita


Merupakan rasio jumlah kunjungan pengguna ke perpustakaan selama satu
tahun terhadap populasi sivitas akademika pada tahun yang bersangkutan

5. Biaya per kunjungan ke perpustakaan


Penghitungan biaya per kunjungan ini diperoleh dengan membagi jumlah
seluruh dana yang dianggarkan untuk perpustakaan selama satu tahun dengan
jumlah kunjungan ke perpustakaan baik secara fisik maupun maya pada tahun
tersebut.

6. Ketersediaan judul bahan perpustakaan


Indikator ini diukur dari rasio jumlah judul yang dimiliki oleh perpustakaan
terhadap jumlah sivitas akademika

7. Penggunaan bahan perpustakaan di dalam perpustakaan per kapita


Merupakan rasio jumlah rata-rata penggunaan bahan perpustakaan di dalam
perpustakaan (tidak dipinjam/dibawa keluar perpustakaan) dengan jumlah
sivitas akademika

8. Tingkat penggunaan bahan perpustakaan


Indikator ini diukur dari rasio jumlah bahan perpustakaan yang digunakan
terhadap bahan perpustakaan yang dimiliki

9. Waktu rata-rata temu kembali bahan perpustakaan dari koleksi tertutup


Adalah waktu rata-rata yang digunakan oleh petugas untuk menemukan
bahan perpustakaan dari koleksi tertutup

10. Waktu rata-rata temu kembali bahan perpustakaan dari koleksi terbuka
Adalah rata-rata waktu yang digunakan oleh pengguna untuk menemukan
bahan perpustakaan dari koleksi terbuka
6

11. Waktu rata-rata pergantian koleksi


Merupakan waktu yang diperlukan oleh petugas untuk melakukan
penggantian bahan perpustakaan yang hilang/rusak

12. Sirkulasi perkapita


Merupakan rasio jumlah bahan perpustakaan yang dipinjam (dibawa pulang)
oleh pengguna selama satu tahun terhadap populasi sivitas akademika.

13. Peminjaman per petugas


Merupakan rasio jumlah transaksi peminjaman selama satu tahun terhadap
jumlah petugas yang melakukan layanan peminjaman selama tahun
penghitungan

14. Kecepatan silang layan antarperpustakaan


Merupakan waktu rata-rata yang diperlukan oleh petugas untuk kegiatan
silang layan

15. Tingkat ketepatan jawaban yang diberikan


Merupakan rasio jumlah pertanyaan rujukan yang diajukan oleh pengguna
terhadap jawaban yang tepat/ benar yang dapat diberikan oleh petugas

16. Ketersediaan judul bahan perpustakaan yang diminta dalam koleksi


Hal ini merupakan rasio jumlah judul bahan perpustakaan yang diminta oleh
sivitas akademika pertahun terhadap jumlah judul yang dapat ditemukan
dalam koleksi perpustakaan pada tahun tersebut.

17. Ketersediaan fasilitas


Merupakan rasio jumlah masing-masing jenis fasilitas yang disediakan
dengan jumlah sivitas akademika.

18. Ketersediaan sistem otomasi


Indikator ini dilihat dari ketersediaan sistem otomasi

19. Median waktu pengadaan bahan pustaka


Merupakan waktu rata-rata yang diperlukan untuk melakukan pengadaan
bahan perpustakaan

20. Median waktu pengolahan dokumen


Merupakan waktu rata-rata yang diperlukan untuk mengolah bahan
perpustakaan

21. Biaya perjudul yang dikatalog


Merupakan biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk mengolah satu bahan
perpustakaan

Menurut ISO 11620-1998, indikator kinerja perpustakaan terdapat 29


indikator, yaitu sebagai berikut: (International Organization for Standardization,
1998), (Sulistyo-Basuki, 2007)
7

1. Kepuasan pemakai (user satisfaction)


2. Persentase sasaran populasi pemakai yang tercapai (percentage of target
population reached)
3. Biaya per pemakai (cost per user)
4. Kunjungan ke perpustakaan per kapita (Library visits per capita)
5. Biaya kunjungan ke perpustakaan (Cost per library visit)
6. Ketersediaan judul dokumen (Titles availability)
7. Ketersediaan judul dokumen yang dibutuhkan (Required titles availability)
8. Persentase judul dokumen yang dibutuhkan dalam koleksi (Percentage of
required titles in the collection)
9. Ketersediaan dan dapat disediakannya judul dokumen yang dibutuhkan
(Required titles extended availability)
10. Penggunaan koleksi di dalam perpustakaan per kapita (In library use per
capita)
11. Tingkat penggunaan dokumen (document in use rate)
12. Median waktu temu balik dokumen dari koleksi tertutup (median time of
document retrieval from closed stacks)
13. Median waktu temu balik dokumen dari koleksi terbuka (median time of
document retrieval from open stacks)
14. Penggantian koleksi (Collection turnover)
15. Peminjaman per kapita (loans per capita)
16. Dokumen yang sedang dipinjam per kapita (Documents on loan per capita)
17. Biaya per peminjaman (Cost per loan)
18. Peminjaman per petugas (loans per employee)
19. Kecepatan pinjam antarperpustakaan (Speed of interlibrary lending)
20. Tingkat ketepatan jawaban yang diberikan (Correct answer fill rate)
21. Tingkat keberhasilan penelusuran melalui katalog judul (Title catalogue
search success rate)
22. Tingkat keberhasilan penelusuran melalui katalog subjek (Subject catalogue
search success rate)
23. Ketersediaan fasilitas (Facilities availability)
24. Tingkat penggunaan fasilitas (Facilities use rate)
25. Tingkat keterisian kursi (Seat occupancy rate)
26. Ketersediaan sistem automasi (Automated systems availability)
27. Median waktu pengadaan dokumen (Median time of document acquisition)
28. Median waktu pengolahan dokumen (Median time of document processing)
29. Biaya per judul untuk pengkatalogan (Cost per title catalogued)

Sedangkan parameter perpustakaan bertaraf World Class University (WCU)


dibagi dalam 3 aspek, yaitu aspek input, proses, dan output. (Hasanah, 2009)

Dalam aspek input terdapat indikator sebagai berikut:


 Institusi (Perpustakaan)
o Menjadi anggota aktif jaringan kerjasama antarperpustakaan dengan
perpustakaan PT pada tingkat regional dan/atau internasional.
o Memiliki kerjasama dengan perpustakaan PT lain yang bertaraf WCU

 Staff
8

o Jumlah dan kualifikasi


o Rasio pustakawan terhadap sivitas akademika
o Menjadi anggota aktif organisasi profesi pustakawan nasional, Forum
Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia dan/atau internasional

 Koleksi
o Menyediakan 90% bahan perpustakaan sebagai referensi wajib matakuliah
o Pengadaan bahan perpustakaan tahun berjalan merupakan terbitan 5 tahun
terakhir sebesar 75%
o Koleksi perpustakaan sebanyak lebih dari 30% merupakan terbitan 5 tahun
terakhir, kecuali buku-buku klasik.
o Menyimpan seluruh karya sivitas akademika baik yang pernah diterbitkan
maupun yang tidak diterbitkan (unpublished/grey literature seperti: skripsi,
tesis, disertasi, laporan penelitian, makalah, pidato pengukuhan, panduan,
modul, pidato dies, diktat, karya seni, institutional repository.
o Memiliki akses e-journal/database untuk berbagai bidang yang relevan
dengan seluruh bidang kajian dan bidang penelitian yang ada di perguruan
tinggi
o Rasio jumlah judul bahan perpustakaan yang diadakan pertahun
dibandingkan dengan jumlah sivitas akademika (jumlah judul bahan
perpustakaan yang diadakan perkapita)
o Rasio jumlah eksemplar bahan perpustakaan yang diadakan pertahun
dibandingkan dengan jumlah sivitas akademika (jumlah eksemplar bahan
perpustakaan yang diadakan perkapita)
o Rasio jumlah basis data online yang dapat diakses per tahun dibandingkan
dengan bidang kajian di perguruan tinggi

 Gedung dan Fasilitas


o Luas perpustakaan memadai dan nyaman
o Memiliki peralatan yang sangat lengkap dan modern:
 Untuk keperluan koleksi, perpustakaan memiliki fasilitas pengatur
kelembaban udara dengan kelembaban 60%
 Untuk kenyamanan pengunjung, suhu ruangan tidak melebihi 25oC
 Memiliki fasilitas untuk penyandang cacat fisik sehingga mereka dapat
mengakses seluruh layanan yang disediakan
 Memiliki fasilitas dan sistem penyelamatan untuk menghadapi bencana,
seperti kebakaran dan banjir.
 Mengaplikasikan sistem otomasi perpustakaan terintegrasi dengan sistem
aplikasi lain di perguruan tinggi yang relevan untuk perpustakaan, seperti
misalnya sistem informasi akademik, sistem pembelajaran jarak jauh (e-
learning)
 Menyediakan infrastruktur untuk mensupport layanan perpustakaan
berbasis otomasi seperti jaringan, WAN, internet connection, dan
bandwidth
 Menyediakan fasilitas akses yang memadai seperti komputer di sekitar
kampus
 Ketersediaan OPAC di web yang dapat diakses tanpa kendala tempat dan
waktu
9

 Anggaran
o Anggaran perpustakaan 5% dari total budget Perguruan Tinggi (biaya
operasional Perguruan Tinggi, tidak termasuk upah, gaji, investasi fisik)
o Anggaran perpustakaan rata-rata permahasiswa, minimum Rp. 200.000,
dimana dari jumlah tersebut diambil jumlah yang lebih besar.
o Anggaran pengadaan dan pelangganan e-resources minimal 50% dari total
anggaran perpustakaan

Dalam aspek proses terdapat indikator sebagai berikut:


 Pengembangan koleksi
o Waktu yang diperlukan (median) untuk melakukan pengolahan, mulai dari
bahan datang sampai dengan ketersediaannya di koleksi siap untuk dipinjam.
o Waktu yang diperlukan (median) untuk melakukan pengadaan, dari mulai
permintaan sampai dengan bahan datang di perpustakaan.
 Layanan
o Waktu yang diperlukan untuk transaksi
 Layanan sirkulasi
 Layanan referensi
 Layanan pinjam antarperpustakaan
 Layanan pengiriman dokumen (document delivery services)

Sedangkan dalam aspek output terdapat indikator sebagai berikut:


 Pengembangan koleksi
o Jumlah bahan perpustakaan yang dapat diadakan pertahun
o Jumlah bahan perpustakaan yang dapat diolah pertahun
o Jumlah artikel jurnal yang diindeks pertahun
o Jumlah situs internet yang dapat diindeks pertahun

 Layanan
o Jumlah transaksi sirkulasi perkapita
o Library in use
o Jumlah pengunjung perpustakaan pertahun
o Jumlah penggunaan electronic resources (page): data bulanan yang
disediakan oleh vendor.
o Jumlah pengunjung ke situs perpustakaan (Unique visitor)
o Jumlah pertanyaan penelusuran/layanan rujukan
o Jumlah pertanyaan penelusuran/layanan rujukan yang terjawab
o Jumlah peserta yang menghadiri acara yang diadakan perpustakaan
o Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan penelusuran dan penggunaan
informasi
o Total jam buka per minggu
o Total layanan per minggu
o Semua statistik tersedia di dalam sistem perpustakaan secara real time
o Penggunaan perpustakaan: jam buka perpustakaan 08.00 – 22.00 (hari kerja)
o Pengguna: rata-rata jumlah kunjungan mahasiswa/bulan lebih dari 30% dari
jumlah mahasiswa (student body)
o Layanan antarperpustakaan: memiliki layanan antarperpustakaan
internasional, nasional, regional, dan lokal.
10

o Layanan e-library: tersedia layanan e-library bagi sebagian besar bidang


ilmu (program studi/departemen/jurusan)
o Dokumentasi disertasi, tesis, skripsi dan tugas akhir mahasiswa

Dengan demikian, berdasarkan kajian teori di atas maka kinerja


perpustakaan dapat dibagi dalam 3 aspek kinerja, yaitu: aspek masukan (input),
aspek proses (process), dan aspek keluaran (output). Masing-masing aspek
memiliki indikator kinerja sesuai rekomendasi dari berbagai standard di atas.
Dari berbagai indikator kinerja perpustakaan di atas, Kepala Perpustakaan
atau manajemen perpustakaan dapat memilih indikator yang sesuai dengan
kondisi perpustakaannya dalam rangka melakukan pengukuran kinerja
perpustakaan. Menurut Sulistyo-Basuki, ada 6 kritera yang perlu diperhatikan
dalam menentukan indikator yang sesuai dengan sebuah perpustakaan: (Sulistyo-
Basuki, 2007)
1. Indikator hendaknya memenuhi kebutuhan informasi perpustakaan
2. Indikator hendaknya sahih (valid) dan andal (reliable) yaitu benar-benar
mengukur apa yang ingin diukur dengan cermat
3. Indikator hendaknya bersifat praktis artinya mudah dan cepat dikerjakan serta
efektif dari segi biaya
4. Indikator hendaknya mampu memberikan gambaran utuh secara keseluruhan
5. Indikator hendaknya dapat ditafsirkan oleh staf perpustakaan untuk selanjutnya
ditindaklanjuti
6. Indikator hendaknya dapat diperbandingkan

Penentuan indikator kinerja yang sesuai dengan kondisi perpustakaan dapat


menjadi metadata yang digunakan dalam pengembangan sistem informasi
perpustakaan terpadu berbasis web sebagai sarana evaluasi kinerja perpustakaan.

Web

World Wide Web (WWW) atau yang sering dikenal dengan nama web
adalah aplikasi pertama dalam dunia internet yang dikembangkan oleh Tim
Berner Lee. Web adalah aplikasi berbasis GUI (Graphic User Interface). Web
menggunakan protokol yang dikenal sebagai HTTP (Hypertext Transfer Protocol).
Dokumen web ditulis dalam format HTML (HyperText Markup Language).
Dokumen ini diletakkan dalam web server dan diakses melalui web browser. Web
browser adalah software yang digunakan untuk menampilkan informasi dari web
server. Web browser yang banyak dikenal adalah internet explorer, netscape
navigator, Mozilla Firefox dan Google Chrome.

Pangkalan Data

Pangkalan data merupakan salah satu komponen penting dalam


pengembangan sistem informasi. Pangkalan data menjadi tempat untuk
menampung dan mengorganisasikan seluruh data yang ada dalam sistem,
sehingga dapat dieksplorasi untuk menyusun informasi dalam berbagai bentuk.
11

Pangkalan data merupakan himpunan kelompok data yang saling berkaitan. Data
tersebut diorganisasikan sedemikan rupa agar tidak terjadi duplikasi, sehingga
dapat diolah atau dieksplorasi secara cepat dan mudah untuk menghasilkan
informasi (Oetomo, 2002).
Pengertian lain dari pangkalan data adalah kumpulan data yang disimpan
dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa dengan menggunakan
suatu program komputer untuk memperoleh informasi (Fathansyah, 2002).
Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri
pangkalan data disebut sistem manajemen basis data (database management
system, DBMS).
Pangkalan data menggunakan media penyimpanan elektronis (hardisk)
dengan tujuan utama untuk kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan data.
Pemanfaatan pangkalan data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan seperti
kecepatan dan kemudahan, efisiensi ruang penyimpanan, keakuratan, ketersediaan,
kelengkapan, keamanan, dan pemakaian bersama (Fathansyah, 2002).
Pangkalan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model relational
database, yaitu mekanisme pengelolaan pangkalan data dalam pengelompokan
dan pembentukan keseluruhan data yang terkait dalam sistem yang akan diteliti.
Model relational database ini dipilih karena aspek kemudahan dalam penerapan

System Development Life Cycle (SDLC)

SDLC adalah salah satu metode pengembangan sistem informasi yang


dikenal secara umum pada saat sistem informasi pertama kali dikembangkan.
SDLC adalah tahapan-tahapan aktivitas yang dilakukan oleh analis sistem dan
programmer dalam membangun atau mengembangkan sistem informasi. Tahapan
aktivitas tersebut adalah investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem,
implementasi sistem, dan pemeliharaan sistem. SDLC juga merupakan alat untuk
manajemen proyek yang dapat digunakan untuk merencanakan, memutuskan, dan
mengontrol proses pengembangan sistem informasi (O'Brien, 2006)

3 METODE

Kerangka Pemikiran

Pada umumnya perpustakaan merupakan sebuah unit dari suatu organisasi,


dengan mengemban tugas pokok dan fungsi untuk menyimpan, mengelola, dan
menyebarluaskan informasi bagi kepentingan organisasi yang menaunginya.
Sebagai bagian dari organisasi yang lebih besar, dalam aspek manajemen
perpustakaan umumnya diminta laporan kinerja yang telah dicapai untuk periode
tertentu, baik periode 3 bulan, semester, atau tahunan. Untuk mendukung
pelaporan kinerja, perpustakaan membuat statistik untuk menghimpun data
kegiatan yang telah dilakukan setiap bulan. Kegiatan pengumpulan data statistik
ini dapat dilakukan secara manual ataupun dengan bantuan komputer melalui
sistem informasi yang telah dimiliki oleh perpustakaan.
12

Pemanfaatan sarana teknologi informasi dan komunikasi dalam pengelolaan


perpustakaan memberikan kemudahan dalam menghimpun data yang diperlukan
dalam pembuatan laporan kinerja. Pemanfaatan sarana teknologi informasi dan
komunikasi di perpustakaan biasanya diwujudkan dalam sistem automasi
perpustakaan dan perpustakaan digital. Dalam sistem automasi perpustakaan, data
kegiatan pengadaan bahan perpustakaan, pengolahan koleksi perpustakaan, dan
transaksi layanan perpustakaan secara automatis terekam. Apabila diperlukan,
data tersebut dapat ditampilkan sewaktu-waktu secara efektif dan efisien
dibandingkan dengan metode pengumpulan data secara manual. Sedangkan dari
segi format tampilan, laporan kinerja dapat disesuaikan dengan format yang
diminta oleh organisasi penaung perpustakaan atau pemangku kepentingan
lainnya.
UPT Perpustakaan Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai salah satu
perpustakaan di Indonesia yang telah memanfaatkan sarana teknologi informasi
dan komunikasi dalam pengelolaan perpustakaan, tidak terlepas dari kegiatan
pelaporan kinerja perpustakaan. Data pendukung untuk pelaporan kinerja
perpustakaan di antaranya berupa data koleksi, data anggota, data transaksi
layanan, telah terekam dengan baik dalam sistem automasi perpustakaan berbasis
web. Hanya saja penyajian data dan informasi kinerja perpustakaan belum sesuai
dengan format yang diperlukan UPT Perpustakaan ITB berdasarkan permintaan
dari para pemangku kepentingan. Oleh karena itu, UPT Perpustakaan ITB akan
mengembangkan sistem automasi perpustakaan dengan melengkapi modul sistem
informasi manajemen perpustakaan berbasis web sebagai sarana evaluasi kinerja
perpustakaan.
Sistem informasi manajemen perpustakaan yang dikembangkan akan
menyajikan informasi terkait dengan kinerja perpustakaan yang biasa diperlukan
baik untuk keperluan akreditasi perguruan tinggi maupun pelaporan data dan
informasi oleh lembaga induk atau pemangku kepentingan lainnya. Adapun
kegiatan yang akan dilakukan dimulai dari pengidentifikasian beberapa hal berikut
ini:
1. Kebutuhan data pelaporan
2. Kebutuhan fungsional sistem
3. Rancangan disain system
4. Implementasi prototipe sistem informasi manajemen perpustakaan berbasis web
Di dalam sistem ini, pihak manajemen perpustakaan akan mendapatkan
informasi mengenai kinerja lembaga yang dibutuhkan dalam bentuk tampilan
tabel ataupun gambar. Dengan informasi tersebut, pihak manajemen perpustakaan
dan para pemangku kepentingan dapat melakukan evaluasi kinerja lembaga dalam
periode tertentu secara efektif dan efisien dan mengambil langkah-langkah yang
diperlukan untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja aktivitas pelayanan
yang memiliki kesenjangan dalam pencapaian target yang telah ditetapkan. Secara
umum konsep sistem yang akan dikembangkan terangkum dalam ilustrasi gambar
berikut ini.
13

Gambar 1 Konsep umum sistem informasi manajemen perpustakaan


Sumber: (Laudon, 2009) dengan modifikasi oleh penulis

Diagram alir tahapan penelitian mengenai pengembangan system informasi


manajemen perpustakaan berbasis web, adalah sebagai berikut:
14

Gambar 2 Diagram alir tahapan penelitian


15

Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan Berbasis Web

Dalam proses pengembangan sistem informasi manajemen perpustakaan


terpadu berbasis web, perlu didukung oleh beberapa komponen sistem informasi
(SI). Komponen SI terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak
(software), data (dataware), sumber daya manusia (brainware), dan jaringan
(netware), sebagaimana yang digambarkan dalam skema komponen sistem
informasi di bawah ini:

Gambar 3 Komponen Sistem Informasi


Sumber: (O'Brien, 2006)
Dalam penelitian ini kerangka logis yang akan dilaksanakan adalah:
a. Data Resources, mengumpulkan dan mengidentifikasi data-data/informasi
pendukung yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem informasi
manajemen perpustakaan terpadu berbasis web. Data yang dimaksud
mencakup semua data kinerja perpustakaan baik berbasis online maupun
offline.
b. People Resources, mengidentifikasi keahlian sumber daya manusia yang
diperlukan, seperti keahlian masing-masing staf perpustakaan yang
berkompeten dalam mengelola data dan staf TI yang berkompeten dalam
mendukung jalannya proses interaksi antara Kepala atau Manajer Perpustakaan
sebagai pengguna dan sistem yang dikembangkan.
c. Hardware Resources, mengidentifikasi komponen perangkat keras yang
dibutuhkan untuk mengintegrasikan berbagai macam data masukan yang akan
diproses dalam sistem informasi manajemen perpustakaan. Beberapa
komponen perangkat keras yang diperlukan mencakup central processing unit
(CPU), memory, alat tambahan (peripherals), alat masukan (input devices),
alat keluaran (output devices).
16

d. Software Resources, mengidentifikasi komponen perangkat lunak yang


dibutuhkan untuk mengintegrasikan berbagai macam data masukan yang akan
diproses dalam sistem, mencakup: sistem operasi, compiler dan program
aplikasi.
e. Network Resources, mengidentifikasi komponen jaringan yang dibutuhkan
untuk mendukung sistem, seperti server.

Metode dalam pengembangan sistem informasi perpustakaan terpadu


berbasis web ini menggunakan pendekatan System Development Life Cycle
(SDLC). Tahapan SDLC terdiri dari 5 tahap, yaitu: tahap investigasi, analisis
sistem, desain sistem, implementasi sistem, dan pemeliharaan sistem, seperti pada
gambar 4.

Gambar 4 Tahapan SDLC


Sumber: (O'Brien, 2006)

Berdasarkan gambar 4 di atas, tahapan SDLC terdiri dari 5 tahapan, yaitu:

a. Investigasi sistem. Tahapan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan


pemahaman tentang permasalahan dan peluang yang dihadapi oleh sistem
informasi manajemen perpustakaan berbasis web, yang dituangkan dalam
kerangka studi kelayakan sistem (feasibility study). Dengan demikian kajian
pada tahap ini mencakup segenap proses perencanaan dalam pengembangan
17

sistem. Studi kelayakan sistem ini dapat dievaluasi melalui 4 aspek, yaitu aspek
organisasi (organizational feasibility), aspek ekonomi (economic feasibility),
aspek teknis (technical feasibility), dan aspek operasional (operational
feasibility). Aspek organisasi memiliki fokus terhadap dukungan sistem yang
dikembangkan terhadap pencapaian tujuan atau prioritas organisasi. Aspek
ekonomi berkaitan dengan penghematan biaya pengeluaran, peningkatan
penghasilan dan keuntungan, dan manfaat lain yang lebih besar dibandingkan
dengan biaya pengembangan dan pengoperasian sistem yang diusulkan. Aspek
teknis berkaitan dengan tersedianya perangkat keras dan perangkat lunak yang
dibutuhkan oleh sistem yang akan dikembangkan. Dan aspek operasional
meliputi kemauan dan kemampuan pihak manajemen, petugas, pengguna
(customer), dan pihak lainnya untuk mengoperasikan dan menggunakan sistem
yang akan dikembangkan.
b. Analisis sistem. Tujuan dari tahapan ini adalah memperoleh informasi
kebutuhan dan keinginan pengguna serta batasan kriteria dari sistem yang akan
dikembangkan. Sistem yang akan dikembangkan harus dapat mempertemukan
kebutuhan pengguna dengan fungsi operasional sistem yang akan
dikembangkan dengan melakukan identifikasi kebutuhan dan identifikasi
fungsional sistem.
c. Disain sistem. Tahapan ini bertujuan untuk merancang sistem agar dapat
memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh pengguna sistem. Hasil
perancangan sistem disusun dalam suatu spesifikasi sistem berdasarkan
kebutuhan informasi pada tahap analisis sistem sebelumnya. Aspek penting
dalam tahap ini meliputi: sumber masukan, disain proses, keluaran, kontrol
manajemen data, dan manajemen pelaporan. Selain itu juga hal yang perlu
menjadi pertimbangan tahap disain adalah ketersediaan teknologi perangkat
keras, teknologi perangkat lunak serta infrastruktur jaringan.
d. Implementasi sistem. Pada tahapan ini pengembangan prototipe dapat
dikembangkan sampai tahap interaksi sistem dengan pengguna informasi.
Sistem informasi manajemen perpustakaan yang akan dikembangkan ini
berbasis web sehingga pengguna sistem, dalam hal ini Kepala atau Manajer
Perpustakaan, dapat mengakses secara online untuk keperluan evaluasi kinerja
perpustakaan atau keperluan presentasi mengenai kinerja perpustakaan di
hadapan para pemangku kepentingan.
e. Pemeliharaan sistem. Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan atau
meningkatkan sistem yang telah diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan
organisasi melalui proses pengawasan, evaluasi dan modifikasi. Sistem yang
telah diimplementasikan dapat dievaluasi apakah sesuai atau tidak sesuai
dengan kebutuhan organisasi, setelah sistem tersebut dimanfaatkan untuk
menjalankan aktivitas organisasi. Apabila organisasi menilai masih terdapat
informasi yang belum sesuai dengan kebutuhan organisasi, maka sistem
informasi tersebut dapat dimodifikasi sebagai langkah pengembangan atau
peningkatan kapasitas sistem.
18

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan mulai bulan April 2011 sampai dengan Desember
2013, berlokasi di UPT Perpustakaan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Pengolahan dan analisis data dilakukan di UPT Perpustakaan Institut Teknologi
Bandung.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pembahasan disampaikan secara sistematis berdasarkan


tahapan SDLC yang digunakan dalam pengembangan prototipe sistem informasi
manajemen perpustakaan berbasis web.

Investigasi Sistem

Tahap Investigasi Sistem bertujuan untuk memperoleh gambaran dan


pemahaman tentang permasalahan dan peluang yang dihadapi dalam
pengembangan sistem informasi manajemen perpustakaan berbasis web yang
dituangkan dalam kerangka studi kelayakan sistem. Oleh karena itu kajian pada
tahap ini mencakup segenap proses perencanaan dalam pengembangan sistem.
Studi kelayakan sistem ini dapat dievaluasi melalui 4 aspek, yaitu aspek
organisasi, aspek ekonomi, aspek teknis, dan aspek operasional.
Dalam aspek organisasi, kajian memiliki fokus terhadap dukungan sistem
yang dikembangkan terhadap pencapaian tujuan atau prioritas organisasi. Pada
umumnya tujuan organisasi didasarkan pada visi organisasi. Untuk mencapai
visinya, organisasi menyusun program kegiatan berikut rencana target capaian
yang dituangkan dalam rencana bisnis dan anggaran yang disusun untuk periode
tertentu. Dalam dokumen Pedoman Umum Layanan Perpustakaan, UPT
Perpustakaan ITB menyatakan visinya secara umum untuk menunjang
keberhasilan visi ITB dengan menyediakan layanan serta menghimpun pustaka
dan akses informasi bagi sivitas akademika ITB untuk mendukung pelaksanaan
tridharma perguruan tinggi, dan bagi masyarakat untuk mendukung tercapainya
masyarakat Indonesia berbasis pengetahuan. Visi umum UPT Perpustakaan ITB
tersebut di bagi dalam 3 periode waktu untuk mencapai visi khusus. Visi 2011-
2015 UPT Perpustakaan ITB diarahkan untuk mencapai status perpustakaan
perguruan tinggi yang sesuai dengan standar nasional (SNI) dan memenuhi
persyaratan akreditasi nasional untuk perguruan tinggi. Visi 2016-2020
menyatakan bahwa UPT Perpustakaan ITB dirancang untuk mencapai status
perpustakaan perguruan tinggi yang sesuai dengan standar internasional (ISO).
Dan visi 2021-2025 UPT Perpustakaan ITB direncanakan mampu mencapai status
perpustakaan perguruan tinggi kelas dunia. Dengan demikian sistem informasi
manajemen perpustakaan yang dikembangkan dituntut untuk dapat menyajikan
data kinerja perpustakaan yang sesuai dengan acuan yang digunakan dalam proses
akreditasi nasional untuk perguruan tinggi serta standard nasional yang berlaku
untuk perpustakaan perguruan tinggi sesuai SNI 7330-2009. Disamping itu,
Institut Teknologi Bandung sebagai lembaga penaung memerlukan data kinerja
19

perpustakaan dalam rangka penyusunan laporan tingkat institut, serta


Perpustakaan Nasional melalui Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah setiap
periode tertentu memerlukan data kinerja perpustakaan ITB dalam rangka
penyusunan rencana pengembangan dan kebijakan perpustakaan tingkat nasional.
Kebutuhan data dari pemangku kepentingan tersebut dituntut dapat diakomodasi
dalam sistem informasi manajemen perpustakaan yang dikembangkan. Dengan
demikian, secara umum dalam jangka pendek sistem informasi manajemen
perpustakaan dituntut untuk memenuhi kebutuhan kinerja yang terkait dengan:
1. Persyaratan akreditasi nasional untuk perpustakaan perguruan tinggi
2. Pemenuhan standarisasi perpustakaan perguruan tinggi tingkat nasional
3. Pemenuhan data kinerja perpustakaan untuk tingkat institut
4. Pemenuhan data kinerja perpustakaan untuk Perpustakaan Nasional.

Aspek ekonomi berkaitan dengan penghematan biaya pengeluaran,


peningkatan penghasilan dan keuntungan, dan manfaat lain yang lebih besar
dibandingkan dengan biaya pengembangan dan pengoperasian sistem yang
diusulkan. Secara ekonomi UPT Perpustakaan ITB lebih memilih
mengembangkan sendiri sistem informasi manajemen perpustakaan dibandingkan
dengan menggunakan jasa pihak ketiga. Berdasarkan pengalaman dalam
mengelola sistem, pemilihan pihak ketiga untuk mengembangkan sistem
informasi manajemen perpustakaan dapat menghabiskan biaya paling sedikit lebih
dari Rp. 100.000.000 (Seratus juta rupiah), itupun belum termasuk biaya
pemeliharaan apabila terjadi permasalahan dalam operasional sistem. Biaya yang
dikeluarkan untuk pengembangan sistem secara swakelola dapat dihemat dengan
memanfaatkan biaya belanja pegawai melalui penugasan staf yang terkait dengan
bidang teknologi informasi. Unit yang bertanggung jawab dalam pengembangan
sistem di lingkungan ITB adalah Unit Sumber Daya Informasi (USDI). UPT
Perpustakaan ITB bekerja sama dengan USDI dalam mengembangkan sistem
informasi manajemen perpustakaan. Perpustakaan ITB melalui Tim
Pengembangan Layanan Perpustakaan merumuskan dokumen identifikasi
kebutuhan data dan fungsionalitas sistem yang dibutuhkan. USDI ITB bertugas
untuk mengakomodasi kebutuhan data dan fungsionalitas sistem tersebut dalam
sistem informasi manajemen perpustakaan yang dikembangkan. Dalam perjalanan
pengembangan sistem, USDI terkendala dengan keterbatasan sumber daya
manusia dan banyaknya program pengembangan sistem di unit lain, sehingga
pengembangan sistem manajemen informasi perpustakaan berjalan lambat. Untuk
mengantisipasi keterlambatan pengembangan sistem informasi perpustakaan, Tim
Pengembangan Layanan Perpustakaan melalui staf teknologi informasi UPT
Perpustakaan berinisiatif untuk melakukan sendiri pengembangan sistem tersebut.
Hal ini memberikan keuntungan lebih bagi UPT Perpustakaan ITB untuk segera
dapat mewujudkan sistem informasi manajemen perpustakaan yang diperlukan.
Pada awal tahun 2013 Staf TI Perpustakaan ITB mulai mengembangkan sistem
informasi manajemen perpustakaan berdasarkan hasil rumusan kebutuhan data
dan fungsionalitas sistem yang disusun oleh Tim Pengembangan Layanan
Perpustakaan.
Kajian aspek teknis berkaitan dengan tersedianya perangkat keras dan
perangkat lunak yang dibutuhkan oleh sistem yang dikembangkan. UPT
Perpustakaan ITB telah memiliki server dengan kapasitas 1 terrabyte yang sudah
20

digunakan untuk memfasilitasi sistem otomasi perpustakaan yang sebelumnya


telah digunakan. Sistem informasi manajemen perpustakaan merupakan
pengembangan dari sistem otomasi perpustakaan tersebut. Dengan demikian
perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan dalam pengembangan
sistem informasi manajemen perpustakaan sudah tersedia sesuai kebutuhan.
Sedangkan kajian aspek operasional meliputi kemauan dan kemampuan
pihak manajemen, petugas, pengguna, dan pihak lainnya untuk mengoperasikan
dan menggunakan sistem yang akan dikembangkan. Menurut perspektif petugas
perpustakaan, kehadiran sistem informasi manajemen perpustakaan memberikan
kemudahan dan kecepatan dalam melaksanakan tugas. Bahkan petugas
perpustakaan di bagian pengolahan koleksi menuntut lebih banyak dan berharap
system informasi manajemen perpustakaan yang dikembangkan dapat
mengakomodasi kegiatan pengolahan koleksi, seperti kemudahan dalam
pencetakan label dan barcode. Dengan demikian secara umum sistem informasi
manajemen perpustakaan berbasis web sangat layak untuk dikembangkan lebih
lanjut memenuhi kebutuhan dalam rangka evaluasi kinerja perpustakaan.

Analisis Sistem

Tahapan analisis sistem bertujuan untuk memperoleh informasi kebutuhan


dan keinginan pengguna serta batasan kriteria dari sistem yang akan
dikembangkan. Sistem yang akan dikembangkan harus dapat mempertemukan
kebutuhan pengguna dengan fungsi operasional sistem yang akan dikembangkan
dengan melakukan identifikasi kebutuhan dan identifikasi fungsional sistem.
Tujuan pengembangan sistem informasi manajemen perpustakaan adalah
menyediakan data kinerja perpustakaan sebagai bahan evaluasi dalam rangka
pengembangan layanan perpustakaan. Oleh karena itu dibutuhkan data yang
mencerminkan kinerja perpustakaan. Data kinerja perpustakaan dapat
diidentifikasi dari setiap permohonan data dari para pemangku kepentingan. Para
pemangku kepentingan UPT Perpustakaan ITB, seperti pimpinan Institut
Teknologi Bandung, Satuan Pengawas Internal (SPI) ITB, Satuan Penjaminan
Mutu (SPM) ITB, dan Perpustakaan Nasional. Selain itu, data kinerja
perpustakaan dapat diidentifikasi dari persyaratan akreditasi nasional untuk
perguruan tinggi yang dikeluarkan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan
Tinggi (BAN-PT) dan standard minimal yang harus dipenuhi oleh perpustakaan
perguruan tinggi sesuai SNI 7330-2009 yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi
Nasional (BSN). Secara umum data kinerja yang diperlukan dibagi dalam 3 aspek,
yaitu aspek input, aspek proses, dan aspek output.
Dalam aspek input terdapat indikator kinerja terkait koleksi perpustakaan
sebagai contoh ilustrasi untuk menyediakan data sebagai berikut:
1. Jumlah judul dan eksemplar dari kategori koleksi wajib, pengaya,
maupun pendukung perkuliahan.
2. Jumlah judul dan eksemplar koleksi perpustakaan terbitan 5 tahun
terakhir yang diadakan.
3. Jumlah judul dan eksemplar koleksi perpustakaan terbitan 5 tahun
terakhir
21

Dalam aspek proses terdapat indikator terkait koleksi perpustakaan yang


dapat menyediakan data sebagai berikut:
1. Waktu pengolahan koleksi
2. Waktu pengadaan koleksi

Dan dalam aspek output terdapat indikator terkait koleksi perpustakaan


untuk menyediakan data berikut:
1. Jumlah koleksi perpustakaan yang diadakan pertahun
2. Jumlah koleksi perpustakaan yang diolah pertahun
3. Jumlah transaksi sirkulasi perkapita

Berdasarkan contoh ilustrasi data koleksi perpustakaan di atas, maka sistem


harus menyediakan data melalui fungsionalitas sistem yang diperlukan. Terkait
aspek input, fungsionalitas sistem yang harus tersedia adalah:
1. Kemampuan sistem untuk membedakan materi koleksi
2. Kemampuan sistem untuk membedakan koleksi baru dan koleksi lama
3. Kemampuan sistem untuk mengolah data tahun terbit koleksi

Sedangkan terkait aspek proses, sistem dituntut untuk menyediakan fungsi :


1. Kemampuan menghitung lamanya waktu yang diperlukan untuk
pengadaan koleksi
2. Kemampuan menghitung lamanya waktu yang diperlukan untuk
pengolahan koleksi.

Dan terkait aspek output, fungsionalitas sistem yang harus tersedia adalah:
1. Kemampuan sistem untuk menghitung jumlah koleksi yang diadakan
2. Kemampuan sistem untuk mengitung jumlah koleksi yang diolah
3. Kemampuan sistem untuk menghitung jumlah transaksi sirkulasi

Disain Sistem

Tahap Disain Sistem bertujuan untuk merancang sistem agar dapat


memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh pengguna sistem. Hasil perancangan
sistem disusun dalam suatu spesifikasi sistem berdasarkan kebutuhan informasi
pada tahap analisis sistem sebelumnya. Aspek penting dalam tahap ini meliputi :
sumber masukan, disain proses, keluaran, kontrol manajemen data, dan
manajemen pelaporan. Berdasarkan analisis sistem di atas, maka dilakukan proses
disain sistem. Dengan membagi proses bisnis perpustakaan dalam 4 aktivitas
utama, yaitu aktivitas pengadaan koleksi, aktivitas pengolahan koleksi, aktivitas
layanan, dan aktivitas administrasi, maka disain sistem informasi manajemen
perpustakaan diilustrasikan seperti pada gambar 5.
Dalam aktivitas pengadaan didisain rancangan database untuk koleksi
pembelian, koleksi hadiah, dan koleksi pertukaran. Sedangkan dalam aktivitas
pengolahan koleksi, database yang dirancang adalah database DDC, database
karya (works), database ekspresi (expression), database manifestasi
(manifestation), dan database satuan (item). Selanjutnya database yang dirancang
untuk aktivitas layanan adalah database peminjaman, pengembalian, perpanjangan
pinjaman, pemesanan, layanan baca, layanan akses, layanan informasi, layanan
22

kegiatan, layanan pinjam antarperpustakaan, dan layanan keanggotaan. Sedangkan


dalam aktivitas administrasi, dirancang database sarana-prasarana, laporan kinerja
lembaga, laporan kinerja staf, statistic, dan database staf.

Gambar 5 Disain Sistem Otomasi Perpustakaan ITB

Implementasi Sistem

Pada tahap ini pengembangan prototipe dapat dilakukan sampai tahap


interaksi sistem dengan pengguna informasi. Sistem informasi manajemen
perpustakaan yang dikembangkan ini berbasis web sehingga pengguna sistem,
dalam hal ini Kepala Perpustakaan dan Manajer perpustakaan, dapat mengakses
secara online untuk keperluan evaluasi kinerja perpustakaan atau keperluan
presentasi mengenai kinerja perpustakaan di hadapan para pemangku kepentingan.
Dalam implementasi sistem, komunikasi antara Tim Pengembangan
Layanan Perpustakaan dengan Staf TI berlangsung intensif untuk memastikan
disain sistem dapat diimplementasikan menjadi prototipe sistem. Prototipe sistem
informasi manajemen perpustakaan belum sesuai dengan disain sistem secara
sempurna. Meskipun demikian prototipe sistem ini telah mampu menampilkan
data kinerja perpustakaan, terutama terkait dengan koleksi perpustakaan. Oleh
karena itu, sistem lama yang dikembangkan masih tetap aktif digunakan, sampai
kondisi di mana sistem informasi manajemen perpustakaan benar-benar telah
sesuai dengan disain sistem yang telah dirancang.
Untuk mengetahui hasil implementasi dari pengembangan sistem yang
dilakukan dapat dibandingkan antara sistem lama yang dapat di akses melalui
alamat situs http://otomasi.lib.itb.ac.id dengan sistem baru hasil pengembangan di
23

alamat situs http://webpac.lib.itb.ac.id. Data kinerja perpustakaan ditampilkan


melalui menu laporan.
Halaman pertama tampilan dari masing-masing sistem adalah sebagai
berikut :

Gambar 6 Perbandingan Halaman Pertama Sistem

Data kinerja terkait koleksi perpustakaan dalam sistem lama hanya


menampilkan data materi koleksi yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik,
seperti gambar 7 berikut ini.
24

Gambar 7 Tampilan Kinerja Koleksi Sistem Lama

Sedangkan dalam sistem hasil pengembangan, data kinerja koleksi


perpustakaan disajikan dalam 2 tampilan, yaitu tampilan materi koleksi dan jenis
koleksi. Materi koleksi terkait dengan isi dari koleksi perpustakaan dibandingkan
dengan data kinerja yang dibutuhkan, sesuai dengan hasil tahapan analisis sistem.
Dan jenis koleksi berkaitan dengan lokasi fisik koleksi perpustakaan disimpan.
Berikut ini adalah tampilan data kinerja materi koleksi pada sistem hasil
pengembangan.
25

Gambar 8 Tampilan Kinerja Koleksi Sistem Baru

Selain perbandingan data kinerja koleksi perpustakaan, dapat dibandingkan


pula data kinerja layanan peminjaman yang ditampilkan sistem lama dengan
sistem yang baru. Pada sistem lama data kinerja layanan peminjaman tidak dapat
ditampilkan, seperti terlihat pada gambar berikut:

Gambar 9 Tampilan Kinerja Layanan Peminjaman pada Sistem lama


26

Sedangkan pada sistem hasil pengembangan, tampilan kinerja layanan


peminjaman lebih banyak memberikan informasi, mulai dari jumlah transaksi,
jumlah judul yang dipinjam, jumlah eksemplar yang dipinjam, dan jumlah
mahasiswa yang meminjam koleksi perpustakaan. Hal tersebut diilustrasikan pada
gambar 10.

Gambar 10 Tampilan Kinerja Layanan Peminjaman pada Sistem Baru

Pemeliharaan Sistem

Tahap pemeliharaan sistem bertujuan untuk mengembangkan atau


meningkatkan sistem yang telah diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan
organisasi melalui proses pengawasan, evaluasi dan modifikasi. Sistem yang telah
diimplementasikan dapat dievaluasi apakah sesuai atau tidak sesuai dengan
kebutuhan organisasi, setelah sistem tersebut dimanfaatkan untuk menjalankan
aktivitas organisasi. Apabila organisasi menilai masih terdapat informasi yang
belum sesuai dengan kebutuhan organisasi, maka sistem informasi tersebut dapat
dimodifikasi sebagai langkah pengembangan atau peningkatan kapasitas sistem.
Dalam tahap pemeliharaan sistem, berbagai masukan atau pun usulan dari
pengguna sistem dapat digali lebih lanjut. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi
apabila terjadi perubahan kebutuhan data kinerja.
27

5 SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Prototipe sistem informasi manajemen perpustakaan berbasis web dapat


diselesaikan dengan menggunakan metode System Development Life Cycle
(SDLC). Tahapan dalam SDLC yang sederhana dan ringkas memudahkan dalam
pengembangan sistem. Hal yang paling membutuhkan waktu yang banyak adalah
pada saat menjalankann tahapan implementasi sistem. Komunikasi yang intensif
antara pengguna sistem dan pengembang sistem harus dijaga. Hal ini dilakukan
agar kebutuhan pengguna sistem dapat benar-benar diakomodasi dalam sistem
yang dikembangkan oleh pihak pengembang sistem. Selain itu kemungkinan salah
penafsiran, salah persepsi, ataupun salah penyampaian dapat terjadi.
Prototipe sistem informasi manajemen perpustakaan berbasis web dapat
dimanfaatkan sebagai sarana evaluasi kinerja perpustakaan berdasarkan rekaman
data kinerja baik yang terkait koleksi perpustakaan maupun transaksi layanan.
Data kinerja yang digunakan dapat diambil dari data yang sering diminta para
pemangku kepentingan atau mengacu kepada standard yang digunakan untuk
mengukur kinerja perpustakaan.

Saran

Meskipun prototipe sistem informasi manajemen perpustakaan berbasis web


telah dikembangkan, namun sistem tersebut dinilai sempurna. Hal ini terjadi
akibat keterbatasan waktu penelitian, sementara data yang diperlukan begitu
banyak yang belum diakomodasi dalam sistem. Oleh karena itu pengembangan
system informasi manajemen perpustakaan berbasis web harus terus dilanjutkan
oleh UPT Perpustakaan ITB demi tercapainya visi yang telah dicanangkan. Hal ini
sangat perlu dilakukan, karena hasil atau manfaat dari pengembangan system
informasi manajemen perpustakaan berbasis web dapat memberikan informasi
mengenai prestasi yang dicapai oleh kegiatan layanan perpustakaan dalam periode
tertentu serta dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja perpustakaan.
Dengan data kinerja yang ditampilkan, pimpinan perpustakaan dapat
memanfaatkannya dalam mendukung pengambilan keputusan atau kebijakan
dalam rangka pengembangan perpustakaan.

DAFTAR PUSTAKA

[BAN-PT], Badan Akreditasi Nasional - Perguruan Tinggi. 2010. Akreditasi


Program studi Doktor, Buku VI : Matriks Penilaian Instrumen Akreditasi.
Jakarta : Badan Akreditasi Nasional – Perguruan Tinggi., 2010.

[BSN], Badan Standardisasi Nasional. 2009. SNI 7330:2009 : Perpustakaan


Perguruan Tinggi. Jakarta : Badan Standardisasi Nasional, 2009.
28

Fathansyah. 2002. Basis Data. Bandung : Informatika, 2002.

Hariningsih, S.P. 2005. Teknologi informasi. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2005.

Hasanah, Nanan. 2009. World Class University Library. Rapat Kerja Forum
Perpustakaan Perguruan Tinggi se-Jawa Barat. [Makalah]. Bandung, Jawa Barat,
Indonesia : Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jawa Barat, 30 April
2009.

INDONESIA. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa


Indonesia Pusat Bahasa. Edisi Keempat. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,
2008. ISBN 9789792238419.

International Customer Management Institute. [t.th.]. Leading & Lagging


Indicators. International Customer Management Institute. [Online] [t.th.]. [Cited:
Desember 15, 2010.] http://www.icmi.com.

International Organization for Standardization. 1998. ISO 11620-1998 :


Information and documentation – Library performance indicators. Geneve :
International Organization for Standardization, 1998.

—. 2003. ISO 2789-2003 : Information and documentation – International library


statistics. 3rd ed. Geneve : International Organization for Standardization, 2003.

Laudon, Kenneth C and Laudon, Jane P. 2009. Essentials of Management


Information Systems. [ed.] David Parker. 8th ed. Upper Saddle River, NJ :
Pearson Prentice Hall, 2009. p. 55. 978-0-13-501353-3.

O'Brien, James A and Marakas, George M. 2006. Management Information


Systems. 7th McGraw Hill International ed. Boston : McGraw Hill-Irwin, 2006.
pp. 26, 403. 978-0-07-111629-9.

Oetomo, Budi Sutedjo Dharma. 2002. Perencanaan dan Pembangunan Sistem


Informasi. Yogyakarta : Andi, 2002.

Saleh, Abdul Rahman. 2000. Pengantar Teknologi Informasi. IPB Information


Resource Center. [Online] 2000. [Dikutip: 4 November 2010.] [Artikel makalah
pada pelatihan tenaga pusdokinfo LSM se-jabotabek di BIOTROP].
http://iirc.ipb.ac.id/.

—. 2005. Pengukuran Kinerja Perpustakaan. Rapat Kerja Nasional Forum


Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia ke II. Jakarta : Universitas Indonusa
Esa Unggul, 2005.

Setiawan, R. 2009. Penyusunan metoda pengukuran kinerja dan penentuan metrik


kinerja teknologi informasi pada sektor perbankan dengan IT Balanced Scorecard
29

dan COBIT. Perpustakaan Digital ITB. [Online] 2009. [Dikutip: 6 Desember


2010.] http://digilib.itb.ac.id.

Stueart, RD and Moran, BB. 2002. Library and Information Center


Management. 6th ed. Westport, Connecticut : Libraries Unlimited, 2002.

Sulistyo-Basuki. 2007. Evaluasi kinerja jaringan perpustakaan. Sulistyo-Basuki


Website. [Online] 23 Juli 2007. [Dikutip: 16 Desember 2010.]
http://www.sulistyo-basuki.com/web/sites/default/files/SLB - APTIK - 2007 -
Ukuran kinerja.

Wahono, RS. 2006. Teknologi Informasi untuk Perpustakaan : Perpustakaan


Digital dan Sistem Otomasi Perpustakaan. IlmuKomputer.com. [Online] 2006.
[Dikutip: 4 Mei 2010.] http://ilmukomputer.com.

Wijayanti, Luki (editor). 2004. Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku


Pedoman. Edisi ke-3. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas
RI, 2004.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Majalengka pada tanggal 8 Februari 1972 dari Bapak


Marta dan ibu N. Salbiyah (alm). Penulis adalah putra kelima dari tujuh
bersaudara. Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas
Ilmu Komunikasi UNPAD, lulus pada tahun 1996. Kesempatan untuk
melanjutkan ke program magister pada Program Studi Magister Teknologi
Informasi Perpustakaan pada Program Pascasarjana IPB diperoleh pada tahun
2009.
Penulis bekerja sebagai staf perpustakaan di UPT Perpustakaan Institut
Teknologi Bandung sejak 1 Juli 1997. Setelah meniti karir dalam jangka waktu 12
tahun, penulis diberi kepercayaan untuk menjalankan tugas sebagai Kepala
Bidang Layanan UPT Perpustakaan ITB periode 2009-2010 dan 2011-2014.
Penulis juga pernah berkesempatan menjadi staf pengajar tidak tetap pada
Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Teknologi Informasi Universitas
YARSI sejak Agustus 2012 sampai Januari 2014.

Anda mungkin juga menyukai