Anda di halaman 1dari 25

Fundamentalisme dan Kekerasan

Atas Nama Agama


Yoyo Hambali

Abstract

Fundamentalism is one of most terrible phenomenon in late 20


century. The emergence of fundamentalism was back grounded by
many complex factors, which not merely related to religious problems,
but also to socio-political, economics and ideological interests. All
religions teaches noble teachings for betterment of human life.
Nonetheless, some religions used as a vehicle to reach individual or
certain political group interests. The phenomenon has catalyzed
violation as well as destruction. The emergence of religious
fundamentalism was inevitable when poltization of religion still going
on.

Pendahuluan
omitmen anti-kekerasan

Yoyo Hambali, lahir 18 April


K merupakan tujuan luhur ma-
nusia. Siapa yang ingin ada
1976, menyelesaikan S1 Pendidikan pertumpahan darah, pembantaian
Agama Islam tahun 2001. Pernah
wanita, dan anak-anak yang tak ber-
mondok di Pesantren Nahdatul Ulama
tahun 1987-1993 dan pernah menjadi dosa hidup dalam ancaman?1 Tuju-
kader Muhammadiyah di Wilayah an luhur manusia itu sejajar dengan
Bekasi dari tahun 1995-1998. Pernah ajaran semua agama juga memiliki
menjabat Ketua Umum Himpunan tujuan yang sama: kedamaian dan
Mahasiswa Islam (HMI) Cabang anti-kekerasan. Semua agama yang
Karawang-Bekasi periode 1999-2002. ada di muka bumi ini mengajarkan
Aktif sebagai Peneliti pada The kebaikan dan kedamaian hidup
International Institute of Islam manusia. Buddha mengajarkan ke-
Thought-Indonesia (IIIT-I) sebuah sederhanaan, Kristen mengajarkan
lembaga penelitian yang berpusat di
cinta kasih, Konfusianisme meng-
Virginia USA. Lulus S2 dari Islamic
College for Advanced Studies (ICAS), ajarkan kebijaksanaan, dan Islam
dan Universitas Paramadina Jakarta mengajarkan kasih sayang bagi
pada tahun 2007. seluruh alam.
Islam, dilihat dari segi nama-
nya saja merupakan agama yang

TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 1


unik, karena ia berarti “kesela- kafir seperti Q.s. Al-Baqarah/2:
matan”, “kedamaian”, atau “penye- 191, Q.s. An Nisa/4: 89, 91 dan
rahan diri secara total kepada sebagainya, watak Islam sebagai
Tuhan.” Inilah sesungguhnya agama perdamaian tidak hilang.
makna firman Allah, Inna al-din Islam tetap merupakan agama
‘ind Allah al-Islam , (Q.s. Ali perdamaian yang mengajarkan
Imran/3:19) “Sesungguhnya agama kasih sayang bagi segenap alam.
yang diridhai di sisi Allah ialah Pernyataan Allah dalam Al-Qur’an,
Islam”. Bila Islam diterjemahkan Wa ma arsalnaka illa rahmatan lil
“perdamaian”, maka terjemahan ‘alamin (Q.s. Al-Anbiya/21: 108)
ayat tersebut menjadi “Sesung- (“Dan tidaklah Aku utus Engkau
guhnya agama yang diridhai di sisi (Muhammad) melainkan untuk
Allah adalah agama perdamaian.” menjadi rahmat (kasih sayang) bagi
Dengan demikian, seorang Muslim segenap alam”)
adalah orang yang menganut agama Bila tujuan luhur manusia dan
perdamaian kepada seluruh umat semua agama menghendaki keda-
manusia. Para nabi sejak Nabi maian dan komitmen terhadap anti-
Adam sampai Nabi Muhammad kekerasan, lalu mengapa kekerasan
saw. menganut agama Islam2 atau agama itu kerap terjadi dengan
agama perdamaian itu. Pernyataan korban yang tidak terhitung jum-
Nabi Ibrahim misalnya “La syarika lahnya? Kekerasan agama selama
lahu wabi dzalika umirtu wa ana berabad-abad merupakan kejahatan
awwalul muslimin “ (Tidak ada terburuk yang telah mengisi per-
sekutu bagi-Nya dan demikian itu adaban manusia. Sesuatu yang
diperintahkan kepadaku dan aku paradoks, karena agama meng-
adalah golongan orang-orang ajarkan nilai-nilai luhur, tetapi
pertama yang menganut agama agama juga bertanggung jawab
perdamaian”) (Q.s. Al An’am/6: terhadap terjadinya kerusakan di
163). muka bumi ini. Mengapa agama
Dalam menyebarkan ajaran yang mengajarkan kesejukan,
agama Islam, para nabi itu me- kedamaian, kesentosaan, kasih
nyebarkannya secara damai, kecuali sayang dan nilai-nilai ideal lainnya,
bila sangat terpaksa karena orang kemudian tampil dengan wajah
kafir melakukan tindakan ofensif, yang keras, garang dan mena-
mereka terpaksa melawannya de- kutkan? Agama kerap dihubungkan
ngan perang pula. Jadi, pedang dengan radikalisme, ekstrimisme,
dilawan dengan pedang. Namun bahkan terorisme. Agama dikaitkan
demikian, meskipun terjadi pepe- dengan bom bunuh diri, pem-
rangan menghadapi orang-orang bantaian, penghancuran gedung,
kafir dan. banyak ayat-ayat al- dan lain-lain yang menunjukkan pe-
Qur’an yang memerintahkan agar nampilan agama yang menakutkan.
umat Islam memerangi orang-orang
TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 2
Peran agama sebagai perekat presikan cita-cita sosial-politiknya
heterogenitas dan pereda konflik dalam bentuk ekstrimisme dan
sudah lama dipertanyakan. Tidak kekerasan sebagai reaksi terhadap
dapat dipungkiri, bahwa manusia kondisi kehidupan manusia yang
yang menghuni muka bumi ini dianggapnya tidak ideal. Funda-
begitu heterogen terdiri dari ber- mentalisme, sebagaimana di-
bagai suku, etnis, ras, penganut katakan Karen Armstrong, meru-
agama, kultur, peradaban dan pakan salah satu fenomena paling
sebagainya. Samuel P. Huntington mengejutkan di akhir abad 20.
mengatakan bahwa perbedaan tidak Ekspresi fundamentalisme ini ter-
mesti konflik, dan konflik tidak kadang cukup mengerikan. Para
mesti berarti kekerasan. Dalam fundamentalis menembaki jamaah
dunia baru, konflik-konflik yang yang sedang salat di masjid,
paling mudah menyebar dan sangat membunuh dokter dan perawat
penting sekaligus paling berbahaya dalam klinik aborsi, membunuh
bukanlah konflik antarkelas sosial, presiden, dan bahkan mampu meng-
antar golongan kaya dengan go- gulingkan pemerintahan yang kuat.4
longan miskin, atau antara kelom- Peristiwa paling mutakhir yang
pok-kelompok (kekuatan) ekonomi menghebohkan dunia, yaitu han-
lainnya, tetapi konflik antara orang- curnya gedung World Trade Center
orang yang memiliki entitas-entitas (WTC) di New York, Amerika
budaya yang berbeda-beda.3 Na- Serikat, September 2001 lalu, juga
mun, selama berabad-abad, per- dihubungkan dengan gerakan fun-
bedaan entitas agama telah damentalisme.
menimbulkan konflik yang paling Fundamentalisme dan kekeras-
keras dan paling lama, paling luas, an agama merupakan isu paling
dan paling banyak memakan hangat belakangan ini dalam
korban. Dalam citranya yang wacana percaturan global yang
negatif, agama telah memberikan mendorong kita untuk melakukan
kontribusi terhadap terjadinya kon- kajian terhadap dua persoalan ini.
flik, penindasan dan kekerasan. “Fundamentalisme identik de-
Agama telah menjadi tirani, di ngan kekerasan”. Inilah stereotip
mana atas nama Tuhan orang yang dilestarikan Barat selama ber-
melakukan kekerasan, menindas, abad-abad. Islam fundamentalis
melakukan ketidakadilan dan pem- adalah penyebab terjadinya ber-
bunuhan. bagai tindakan kekerasan, bom
Dalam konteks kekinian, ben- bunuh diri, pembunuhan, pem-
tuk-bentuk konflik, kekerasan dan bantaian, peperangan dan peng-
perang agama itu biasanya di- hancuran. Doktrin perang suci atau
hubungkan dengan bangkitnya jihad yang menjadi keyakinan yang
fundamentalisme agama. Funda- diusung fundamentalisme mem-
mentalisme agama mengeks- perkuat stereotip itu. Benarkan
TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 3
fundamentalisme identik dengan bahkan Konfusianisme fundamen-
kekerasan? Adakah kaitan antara talis.5 Karen Armstrong menga-
fundamentalisme dengan kekerasan takan bahwa gerakan fundamen-
agama ? talis tidak muncul begitu saja
Pertanyaan di atas merupakan sebagai respons spontan terhadap
permasalahan yang akan diangkat datangnya modernisasi yang diang-
ke permukaan menjadi tema pene- gap sudah keluar terlalu jauh.
litian ini. Penelitian ini mencoba Semua orang religius berusaha
untuk membuktikan hipotesis bah- mereformasi tradisi mereka dan
wa fundamentalisme muncul ketika memadukannya dengan budaya
agama tercampur dengan ekspresi- modern, seperti dilakukan pemba-
ekspresi kekerasan dari aspirasi- haru Muslim. Ketika cara-cara
aspirasi sosial, kebanggaan per- moderat dianggap tidak membantu,
sonal, dan gerakkan-gerakkan untuk beberapa orang menggunakan meto-
perubahan politik. Ketika ekspresi de yang lebih ekstrem, dan saat
keagamaan ditujukan untuk mem- itulah gerakan fundamnetalis lahir.6
perbaiki tatanan dunia (world Berbicara mengenai istilah fun-
order) yang bobrok, dan ekspresi damentalisme, banyak sarjana yang
kekerasan ditempuh sebagai jalan mengakui bahwa penggunaan istilah
terakhir dan terpaksa dilakukan ‘fundamentalisme” itu problematik
dengan motivasi semata-mata murni dan tidak tepat. Istilah ini seperti
keagamaan, maka dalam hal ini dikatakan William Montgomery
agama atau gerakkan agama ter- Watt, pada dasarnya merupakan
sebut tidak selalu dapat diper- suatu istilah Inggris—kuno ka-
salahkan. langan Protestan yang secara
khusus diterapkan kepada orang-
Sekilas Terminologi Fundamen- orang yang berpandangan bahwa al-
talisme Kitab harus diterima dan ditafsirkan
Media Barat sering memberi secara harfiah. Istilah sepadan yang
kesan bahwa bentuk keagamaan paling dekat dalam bahasa Perancis
yang saling bertentangan dan adalah integrism, yang merujuk
sekali-sekali diwarnai kekerasan kepada kecenderungan senada tetapi
yang dikenal sebagai “fundamen- tidak dalam pengertian kecen-
talisme” cuma ada pada fenomena derungan yang sama di kalangan
Islam. Kesan itu salah besar. kaum Katolik Romawi. Kaum
Fundamentalisme adalah fakta fundamentalis Sunni menerima al-
global dan muncul pada semua Qur’an secara harfiah, sekalipun da-
kepercayaan sebagai tanggapan lam beberapa kasus dengan syarat-
pada masalah-masalah modernisasi. syarat tertentu, tetapi mereka juga
Ada Judaisme fundamentalis, memiliki sisi lain yang berbeda.
Kristen fundamentalis, Hindu fun- Kaum Syiah Iran, yang dalam suatu
damentalis, Sikh fundamentalis, dan pengertian umum adalah para
TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 4
fundamentalis, tidak terikat kepada menghidupkan kembali makna dan
penafsiran harfiah al-Qur’an. Watt pentingnya norma-norma Al-Qur’an
mendefinisikan bahwa kelompok di setiap masa. Mereka adalah
fundamentalis Islam adalah kelom- kelompok pra-modern “fundamen-
pok muslimin yang secara sepenuh- talis-tradisionalis-konservatif” yang
nya menerima pandangan dunia memberontak melawan penafsiran
tradisional serta berkehendak mem- Al-Qur’an yang digerakkan oleh
pertahankannya secara utuh.7 tradisi keagamaan, sebagai perla-
James Barr dalam bukunya wanan terhadap penafsiran yang
Fundamentalism mengkritik defini- disandarkan pada hermeneutika Al-
si yang mengatakan bahwa kaum Qur’an antar teks (inter-textual).
fundamentalis adalah kelompok Menurut Rahman, dalam daftar
yang menafsirkan kitab suci secara kosa katanya, “fundamentalis”
harfiah. Menurutnya definisi itu sejati adalah orang yang komitmen
jauh dari tepat. Ia mengemukakan terhadap proyek rekonstruksi atau
ciri-ciri fundamnetalisme (Kristen) rethinking (pemikiran kembali).8
sebagai berikut: Fazlur Rahman menggunakan isti-
1. Penekanan yang amat kuat pada lah kebangkitan kembali ortodoksi
ketiadasalahan (inerrancy) Al- untuk kemunculan gerakan fun-
kitab. Bahwa Alkitab tidak damentalisme Islam. Gerakan orto-
mengandung kesalahan dalam doksi ini bangkit dalam meng-
bentuk apapun; hadapi kerusakan agama dan ke-
2. Kebencian yang mendalam ter- kendoran serta degenerasi moral
hadap teologi modern serta yang merata di masyarakat muslim
terhadap metode, hasil dan di sepanjang propinsi-propinsi
akibat-akibat studi kritik mo- Kerajaan Utsmani (Ottoman) dan di
dern terhadap Alkitab; India. Ia menunjuk gerakkan
3. Jaminan kepastian bahwa me- Wahabi yang merupakan gerakan
reka yang tidak ikut menganut kebangkitan ortodoksi sebagai
pandangan keagamaan mereka gerakan yang sering dicap sebagai
sama sekali bukanlah ‘Kristen fundamentalisme. 9
sejati”. 8 David Sagiv, seorang penulis
Yahudi mengatakan bahwa lebih
Fazlur Rahman tampaknya ku- dua dekade, slogan-slogan al-
rang suka memakai istilah fun- ushuliyah al-Islamiyah (akar Islam
damentalisme, ia lebih suka me- atau fundamentalisme Islam) telah
makai istilah revivalism. Seperti menyihir berjuta-juta kaum muda di
dalam bukunya Revival and Reform dunia Islam pada umumnya dan di
in Islam, Rahman yang digolongkan Mesir, khususnya, disamping isti-
sebagai pemikir neo-modernis ini lah-istilah lainnya seperti al-
mengatakan bahwa pergerakan re- salafiyah (warisan leluhur), al-
formasi sosial pra-modern yang sahwah al-Islamiyah (kebangkitan
TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 5
Islam), al-ihya al-islami (kebangkit- Katolik yang membenci untuk
an kembali Islam) atau al-badil al- untuk menyesuaikan diri dengan
islami (alternatif Islam).10 kondisi kehidupan modern. Dalam
Robert N. Bellah, sosiolog kamus Larous besar (1984 M),
Amerika yang terkenal itu meng- tertulis fundamentalisme adalah
akui bahwa terminologi yang biasa “sikap stagnan dan membeku yang
digunakan dalam kerangka ini menolak seluruh pertumbuhan dan
sangat membingungkan—konser- seluruh perkembangan.” Mazhab
vatif, liberal, reformis, funda- konservatif yang membeku dalam
mentalis, modernis, neo-ortodoks— masalah keyakinan politik. Semen-
dan sebagian besarnya sangat tara, dalam kamus Larous tahun
menyesatkamn. Bellah cenderung 1987 M, tertulis “sikap sebagian
memakai istilah skripturalis untuk orang-orang Katolik yang menolak
istilah fundamentalis. Kelompok seluruh kemajuan, ketika mereka
skripturalis melihat Al-Qur’an dan menisbatkan diri mereka kepada
Sunnah sebagai suatu entitas yang turats (warisan lama).” 12
sempurna, yang suci, yang datang Dalam pandangan Richard
dari Tuhan, dan sama sekali Nixon, mantan Presiden Amerika,
terhindar dai berbagai kemungkinan bahwa orang-orang fundannetais
kritik. Sikap semacam ini telah (Islam) adalah:
menjadikan para skripturalis mem- a. Mereka yang digerakkan oleh
peroleh julukan yang bernada kebencian mereka yang besar
menjelekkan, yakni “funda- terhadap Barat,
mentalis”. Sebagaimana telah sering b. Mereka yang bersikeras untuk
ditunjukkan, sikap seperti ini dapat mengembalikan peradaban
dipahami sebagai reaksi defensif Islam yang lalu dengan mem-
mereka terhadap rasa percaya diri bangkitkan masa lalu itu,
kebudayaan Barat yang arogan, c. Mereka yang bertujuan untuk
meskipun akar persoalannya sebe- mengaplikasikan syariat Is-
naranya jauh lebih dalam lagi.11 lam,
Menurut Roger Geraudy d. Mereka yang mengampanye-
fundamentalisme didefinisikan oleh kan bahwa Islam adalah
kamus Larous kecil (1966 M) agama dan negara, dan
dengan cara yang umum sekali, e. Meskipun mereka melihat
yaitu: sikap mereka yang menolak masa lalu, namun mereka
menyesuaikan kepercayaan dengan menjadikan masa lalu itu
kondisi-kondisi yang baru. Sedang- sebagai penuntun bagi masa
kan, kamus Larous saku (1979 M) depan. Mereka bukan orang-
hanya menerapkan istilah itu bagi orang konservatif, namun
Kristen Katolik saja, yaitu sikap mereka adalah orang-orang
pemikiran sebagian orang-orang revolusioner.13

TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 6


Muhammad Imarah mengguna- Islam.” Istilah ‘fndamentalisme di-
kan kata ushuliyah untuk fun- gunakan secara negatif untuk
damentalisme seperti dalam buku- menyebut gerakan-gerakan Islam
nya Al-Ushuliyah Bain al-Gharbi “berhaluan keras’ seperti di Lybia,
wa al-Islam. Muhammad Imarah Aljazair, Lebanon, dan Iran.16
menemukan perbedaan yang jelas Akibat istilah yang digunakan
hingga secara diametral antara pe- oleh media massa, pengertian
mahaman dan pengertian istilah “kaum fundamentalis muslim” kini
“fundamentalisme” seperti dikenal cenderung diartikan sebagai
orang Kristen Barat, dengan kelompok Islam yang berjuang
pemahaman istilah ini dalam wa- mencapai tujuannya dengan meng-
risan pemikiran Islam, serta dalam gunakan cara-cara kekerasan.”
aliran-aliran pemikiran Islam, baik Fundamentalime Islam”bagi media-
masa lalu, modern, maupun kon- media Barat tidak lain berarti
temporer.14 “Islam yang kejam”, “Islam yang
Kaum ushuliyun (funda- terbelakang dan sebagainya”.17
mentalis) di Barat adalah orang- Golongan-golongan yang ku-
orang kaku dan taklid yang rang simpati, menyebutnya dengan
memusuhi akal, metafor, takwil, istilah muta’ashibun (orang-orang
dan qiyas (analogi), serta menarik fanatik) atau pun mutatharrifun
diri dari masa kini dan membatasi (orang-orang radikal). Pemerintah
diri pada penafsiran literal nas-nas. Indonesia secara khusus mengguna-
Sementara kaum ushuliyun dalam kan istilah “ekstrem kanan” untuk
peradaban Islam adalah para ulama menyebut fundamentalis. Kelompok
ushul fiqih yang merupakan kelom- ini dituduh ingin mengganti negara
pok ulama yang paling menonjol Pancasila dengan negara Islam. Di
dalam memberikan sumbangsih Malaysia, istilah “puak pelampau”
dalam kajian-kajian akal atau (orang-orang ekstrim) atau “puak
mereka adalah ahli penyimpulan pengganas” (orang-orang kejam)
hukum, istidlal, (pengambilan telah lazim digunakan oleh media
dalil), ijtihad, dan pembaharuan.15 massa untuk mengganti istilah
Tokoh-tokoh yang biasa digo- kaum fundamentalis. Menurut Leo-
longkan modernis dan neo-mo- nard Binder, sebagai aliran
dernis menggunakan istilah funda- keagamaan “fundamentalisme” ada-
mentalisme dengan nada yang lah “aliran yang bercorak romatis
berbau sinisme. Fazlur Rahman, kepada Islam periode awal.” Mere-
misalnya menyebut kaum funda- ka berkeyakinan bahwa doktrin
mentalis sebagai “orang-orang yang Islam adalah lengkap, sempurna,
dangkal dan superfisial”, “anti dan mencakup segala persoalan.
intelektual” dan pemikirannya “ti- Hukum-hukum Tuhan diyakini te-
dak bersumberkan” Al-Qur’an dan lah mengatur seluruh alam semesta
budaya intelektual tradisional
TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 7
tanpa ada masalah-masalah yang versi mereka. Namun, selama ini,
luput dari perhatiannya.18 hal itu baru sebatas retorika. Me-
Bagi Allan Taylor, Patrick reka bisa saja merancang terorisme
Bannerman, Daniel Pipes, Bassam dan kekacauan. Tetapi, Tibi
Tibi dan Bruce Lawrence, kaum mengingatkan, sebenarnya Islam
fundamentalis adalah kelompok fundamentalisme itu beragam dan
yang melakukan pendekatan rigid saling bersaing. Maka sulit mem-
dan literalis. Menurut Bannerman, bayangkan mereka bisa mencip-
kaum fundamentalis adalah kelom- takan tatanan baru yang kom-
pok ortodoks yang bercorak rigid prehensif secara ekonomi, politik,
dan ta’ashub yang bercita-cita dan militer.22
untuk menegakkan konsep-konsep Barangkali perlu diajukan pula
keagamaan dari abad ketujuh Ma- pandangan Ahmad S Moussali
sehi, yaitu doktrin Islam dari zaman dalam buku Moderate and Radical
klasik. 19 Islamic Fundamentalism: The Quest
Fundamentalisme ternyata ti- for Modernity, Legitimacy, and the
dak muncul begitu saja. Seba- Islamic State (1999), menyebut,
gaimnana dikatakan Karen Arms- Islam fundamentalis sebagai mani-
trong, penulis The Battle for God di festasi awal atas gerakan sosial
atas, fundamentalisme merupakan masif yang mengartikulasikan aga-
gejala tiap agama dan kepercayaan, ma dan aspirasi peradaban dan
yang merepresentasikan pemberon- mempertanyakan isu-isu di seputar
takan terhadap modernitas. Menurut moralitas teknologi, distribusi ala
dia, sebenarnya sekelompok kecil kapitalis, legitimasi non-negara, dan
saja kalangan fundamentalis yang paradigma non-negara bangsa.
melakukan tindakan terorisme. 20 Islam fundamentalis, lebih dari
Sementara Bassam Tibi, dalam sekadar gerakan lokal. Ia beraksi
buku The Challenge of Funda- dan bereaksi melingkupi negara-
mentalism: Political Islam and the bangsa dan tatanan dunia. Ia
New World Disorder (1998), seperti mempersoalkan tak hanya isu dan
dikutip Alfan Alfian M., seorang aspirasi yang berdimensi lokal,
peneliti dari Yayasan Katalis, me- tetapi juga regional dan universal.
mandang fundamentalisme Islam Fundamentalisme itu sendiri bisa
hanya salah satu jenis dari fe- bersifat moderat dan radikal. Bagi
nomena global yang baru dalam Moussalli, "to radical fundamen-
politik dunia, di mana isunya pada talism, tawhid becomes a jus-
masing-masing kasus lebih pada tification for the domination of
ideologi politik. 21 Kelompok ini others; to moderate fundamen-
berpendapat, Barat telah gagal talism, it becomes a justification for
dalam menata dunia. Karena itu, not being dominated by others".23
perlu diganti dengan tatanan baru (bagi fundamenatlisme radikal,
berdasar interpretasi politik Islam menjadikan tauhid sebagai
TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 8
pembenaran bagi pendominasian oleh struktur seperti aparatus ne-
terhadap yang lain; (adapun) fun- gara. 25
damentalisme moderat, menjadikan Berbeda dengan Galtung yang
tauhid bukan untuk mendominasi melihat struktur bersifat sistemik
yang lain. dan tunggal, kelompok Pos-Struk-
turalis melihat struktur yang tidak
Kekerasan Atas Nama Agama sistemik dan lebih dari satu. Pe-
Dalam bukunya yang berjudul mikir Pos-Strukturalis seperti Frank
Kekerasan Agama Tanpa Agama, Graziano (1992), Jacques Derrida
Thomas Santoso mengatakan bahwa (1997), Samuel Weber (1997),
menurut pendapat para ahli biologi, James K.A. Smith (1998), Robert
fisiologi, dan psikologi, manusia Hefner (1999) dan James T. Siegel
melakukan kekerasan karena kecen- (1999), mengembangkan perhatian
derungan bawaan (innate) atau se- pada kekerasan struktural yang
bagai konsekuensi dari kelainan berlainan dengan politik-agama.26
genetik atau fisiologis. Kelompok Graziano menjelaskan keterli-
pertama (ahli biologi) meneliti hu- batan struktur negara lewat pelbagai
bungan kekerasan dengan keadaan cara, strategi dan tindak kekerasan,
biologis manusia, namun mereka seraya secara munafik mengalihkan
gagal memperlihatkan faktor-faktor tanggung jawab ekses perbuatan
biologis sebagai penyebab keke- tersebut kepada rakyat. Weber
rasan. Juga belum ada bukti ilmiah menguraikan kekerasan sebagai
yang menyimpulkan bahwa manu- cara terstruktur untuk menunjukkan
sia dari pembawaannya memang identitas diri dalam upaya penen-
suka kekerasan.24 tuan nasib sendiri. Derrida me-
Kelompok kedua (ahli fisio- nawarkan investigasi politik ter-
logi), berpandangan, pengertian ke- hadap kekerasan “atas nama
kerasan sebagai tindakan yang agama” atau “agama tanpa agama”
terkait dengan struktur. Johan sebagai bentuk kekerasan yang
Galtung (1975) mendefinisikan ke- tidak terkendalikan yang menyertai
kerasan sebagai segala sesuatu yang “kembalinya agama” dalam mak-
menyebabkan orang terhalang untuk nanya yang paling kaku. Hefner
mengaktualisasikan potensi diri se- mengingatkan bahwa kekerasan
cara wajar. Kekerasan struktural bisa terjadi karena negara me-
yang dikemukakan Galtung menun- manfaatkan agama, atau bisa pula
jukkan bentuk kekerasan tidak agama memanfaatkan negara. Sie-
langsung, tidak tampak, statis serta gel juga memperkuat dalil Derrida
memperlihatkan stabilitas tertentu. tentang “pembunuhan ganda” dalam
Dengan demikian kekerasan tidak struktur masyarakat dan negara. 27
hanya dilakukan oleh aktor/ Kelompok ketiga (ahli psiko-
kelompok aktor semata, tetapi juga logi), menyebut kekerasan sebagai
jejaring antara aktor dan struktur
TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 9
seperti dikemukakan Jeniffer Turpin Oleh karena itu, kekerasan sebagai
& Lester R. Kurtz (1997). Asumsi jejaring antara aktor dengan struktur
dari kelompok ini menyatakan yang menekankan pendekatan
bahwa ialah konflik bersifat ende- interdisipliner merupakan cara yang
mik bagi kehidupan masyarakat paling menjanjikan untuk me-
(konflik sebagai sesuatu yang mahami kekerasan secara holistik.29
ditentukan), ada sejumlah alat Hal yang tidak kalah penting
alternatif untuk menyatakan/ untuk diurai ialah ‘mengapa ke-
menyampaikan konflik sosial, untuk kerasan politik-agama bisa terjadi?’
menyampaikan masalah kekerasan Seperti dinyatakan Gurr bahwa
dengan efektif diperlukan perubah- kekerasan politik dimulai dari diri
an dalam organisasi sosial dan aktor. Gurr menyatakan bahwa
individu, masalah kekerasan meru- individu yang memberontak sebe-
pakan salah satu masalah pokok lumnya harus memiliki latar be-
dari kehidupan modern, terdapat lakang situasi, seperti terjadinya
hubungan kekerasan level mikro- ketidakadilan, munculnya kemarah-
makro dan antara aktor-struktur an moral, dan kemudian memberi
(pemecahan masalah kekerasan respons dengan kemarahan pada
struktural mengharuskan kita ber- sumber penyebab kemarahan ter-
kecimpung dalam kekerasan aktor, sebut. Selain itu, massa juga harus
demikian sebaliknya), dan akhirnya merasakan situasi konkret dan
spesialisasi akademik justru meng- langsung yang menjadi pendorong
aburkan masalah karena hal ini ungkapan kemarahan mereka, se-
mengabaikan pendekatan yang ho- hingga mereka bersedia menerima
listik termasuk di dalamnya dimensi risiko yang berbahaya. 30
ruang dan waktu.28 Kekerasan politik-agama dalam
Dari ketiga kelompok penger- kerusuhan dipengaruhi secara ber-
tian tentang kekerasan, kelompok samaan oleh tekanan struktur sosial
pertama dan kedua cenderung yang meghimpit mereka dalam ke-
mengkotak-kotakkan kajian keke- hidupan sehari-hari akibat perlaku-
rasan. Kekerasan sebagai tindakan an yang tidak adil, tidak jujur, serta
aktor menekankan aspek mikro dan motivasi dan kepentingan pribadi
mengabaikan aspek makro, serta yang bersangkutan. Akumulasi ke-
pemfokusan pada bentuk kekerasan marahan dan frustasi di tengah
spesifik yang sering terbatas ruang kehidupan sehari-hari, di samping
dan waktunya. Sebaliknya keke- emotional illiteracy (buta emosi)
rasan sebagai produk dari struktur dan ketidakmampuan mengekspre-
menekankan aspek makro dan me- sikan emosi secara cerdas serta cara
ngabaikan aspek mikro, serta pem- yang ditempuh ternyata tidak
fokusan pada bentuk kekerasan membuahkan hasil, telah dibelok-
struktural yang sering meniadakan kan menjadi kekerasan massa
kompleksitas kekerasan spesifik. (deflected aggression) terhadap
TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 10
sasaran-sasaran utama yang sudah Politik–agama yang banyak
ditentukan sebelumnya (precipita- terjadi di negara yang baru mer-
ting factor).31 deka, yang berjuang untuk me-
Kesadaran akan konflik terkait nentukan identitas nasionalnya dan
dengn seberapa parah tingkat pen- adanya kelompok minoritas yang
deritaan suatu komunitas dibanding menegaskan hak-haknya, meng-
kelompok lainnya, ketegasan iden- akibatkan agama memainkan peran
titas kelompok (tingkat penderitaan, yang lebih besar. Lituania, Arme-
tingkat perbedaan kultural, dan nia, dan Azerbaijan adalah beberapa
intensitas konflik), derajat kohesi contoh di antaranya. Penguasa
dan mobilisasi kelompok, serta kon- menganggap kekerasan, teror dan
trol represif oleh kelompok domi- otoritas mutlak sebagai hak pre-
nan. Perasaan bahwa kelompok rogatif yang tidak bisa dipisahkan
agamanya dipinggirkan oleh kelom- dari kekuasaan. Agama telah dima-
pok agama lain juga menimbulkan nipulasi untuk kepentingan politik
radikalisasi agama. Persoalan pri- sebagai upaya untuk membebaskan
badi yang sepele dapat merebak dirinya dari kewajiban moral jika
menjadi konflik antar agama atau merasa eksistensinya terancam.
suku. 32 Kekerasan telah dibingkai “agama”
Agama semestinya tidak me- sebagai ekspresi keinginan untuk
nimbulkan kekerasan. Namun fakta menetralisir dosa. Kekerasan dilegi-
menunjukkan bahwa agama dapat timasi oleh negara untuk mem-
menimbukan kekerasan apabila ber- pertahakan kekuasaan. Merebaknya
hubungan dengan faktor lain, misal kekerasan pada masa Orde Baru
kepentingan kelompok/nasional dengan munculnya kelompok-ke-
atau penindasan politik. Agama lompok Islam radikal, peristiwa
dapat disalahgunakan dan disalah- pembantaian Tanjung Priok, pe-
arahkan baik dari sisi eksternal rusakan tempat ibadah merupakan
maupun internal. Dari sisi eksternal, rekayasa pemerintah untuk memar-
agama profetik (kenabian) seperti ginalkan kelompok Islam dan untuk
Islam dan Kristen, cenderung me- mempertahakan kekuasaan. Dengan
lakukan kekerasan segera setelah demikian, munculnya kelompok-ke-
identitas mereka terancam. Dari sisi lompok Islam radikal lebih di-
internal, agama profetik cenderung sebabkan oleh kepentingan-kepen-
melakukan kekerasan karena me- tingan kelompok tertentu dengan
rasa yakin tindakannya berdasar menggunakan agama sebagai alat
kehendak Tuhan. Oleh karena itu, legitimasi.33
pemahaman agama atau bagai- Kekerasan juga sering diiden-
amana agama diinterpretasi meru- tikkan dengan terorisme yang me-
pakan salah satu alasan yang ngandung arti menakut-nakuti. Kata
mendasari kekerasan politik-agama. tersebut berasal dari bahasa Latin

TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 11


terrere (“menyebabkan ketakutan”), baik secara individu maupun ko-
dan digunakan secara umum dalam lektif, membelokkan dari makna
pengertian politik sebagai serangan sesungguhnya. Dalam kenyataannya
terhadap tatanan sipil selama Rejim akar kekerasan bisa ditemukan
Teror pada masa Revolusi Perancis langsung dalam agama, dan bahwa
akhir abad XVIII. Dalam hal ini, karena itulah maka agama bisa
respons publik terhadap kekerasan dengan mudah menjadi kendaraan
sebagai akibat yang ditimbulkan bagi tendensi kekerasan.35
oleh terorisme—merupakan bagian Unsur pengorbanan merupakan
dari makna istilah tersebut. hal penting dalam kebanyakan
Madeline Albright, membuat daftar agama. Teori-teori Girard tentang
tiga puluh organisasi teroris dunia hal ini sudah demikian terkenal
yang paling berbahaya, lebih dari memberi perhatian pada sifat
setengahnya bersifat keagamaan. fundamental kekerasan dan peran
Mereka terdiri dari kaum Yahudi, pengorbanan sebagai suatu cara
muslim, dan Buddhis. Warren melarikan diri dari kekerasan. Di
Christopher, menyatakan bahwa sini pengorbanan menjadi sesuatu
aksi-aksi teroris agama dan identitas yang semakin ritual, yang meng-
etnis telah menjadi “salah satu hasilkan kekerasan simbolik. Ini
tantangan keamanan terpenting membuat kekerasan menjadi lebih
yang kita hadapi dalam kaitan abstrak sebagaimana diklaim
dengan bangkitnya Perang Dingin.” penulis lain dalam kaitannya de-
34
ngan ritus Vedie yang me-
Salah satu persoalan yang nunjukkan bahwa kekerasan tidak
“mengganggu” beberapa analis menghilangkan efek utama dari apa
sarjana agama—di antaranya Emile yang ditampilkan oleh penawaran
Durkheim, Marcel Muss, dan ideal, di mana orang yang me-
Sigmund Freud, adalah mengapa lakukan pengorbanan sekaligus
agama tampaknya “memerlukan” menjadi korban. Sakralisasi keke-
kekerasan dan kekerasan agama, rasan membuat kekerasan bisa
dan mengapa “mandat” tuhan untuk dibedakan dengan kekerasan tak sah
melakukan perusakan diterima (lawless), yang ditolak masyarakat.
dengan keyakinan yangs sedemi- Jelas bahwa semua hal ini bisa juga
kian rupa oleh sebagian orang ditemukan dalam peritiwa ko-
beriman. ntemporer, seperti fakta bahwa GIA
Menurut Francois Houtart, Aljazair memenggal leher
setiap masyarakat memiliki unsur korbannya.36
kekerasan. Secara apologetis terlalu Pertentangan antara yang baik
mudah untuk mengklaim bahwa dan jahat adalah sumber lain ke-
muatan agama pada dasarnya tidak kerasan yang sangat terkait dengan
violent (memiliki unsur kekerasan) agama. Hal ini banyak dipaparkan
dan bahwa adalah manusia yang, dalam Kitab Suci, baik Perjanjian
TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 12
Baru maupun Perjanjian Lama. (yang tak dapat disentuh). Dalam
Identifikasi terhadap kebaikan telah ambivalensi Hinduisme kita me-
membenarkan banyak kekerasan nemukan suatu tempat penting bagi
dalam sejarah dari semua agama, Kali, Dewi Kehancuran. Sebagai-
dalam sejarah melawan penjajah, mana dalam usaha pertahanan yang
melalui penindasan internal heretik dilakukan Hindutva, yang memiliki
dan inquisisi.37 wujud politiknya dalam Baratya
Bila menyentuh sistem-sistem Janaty Party, dalam kondisi
agama besar maka kita akan me- sekarang menunjukkan bahwa
nemukan jejak yang sama. Naskah- perjuangan tanpa kekerasan bukan
naskah landasan agama mencer- menjadi pilihannya.39
minkan ritualisasi kekerasan Buddhisme memiliki reputasi
pengorbanan, penggunaan kekeras- terbaik, karena ia memberi pene-
an untuk mencapai kebaikan ter- kanan lebih pada ahimsa dan
tinggi dan kebutuhan akan ke- semangat cinta kasih. Dalam pem-
kerasan dalam mempertahankan bahasan menyangkut etika,
iman, bersamaan dengan regulasi Buddhisme menekankan niatnya.
etis kekerasan tidak sah, semuanya Melakukan kekerasan untuk me-
bertujuan mencapai perdamaian lawan kekerasan dengan demi-kian
tertinggi.38 bukan tujuannya, meskipun ke-
Karena itu Hinduisme tidak bisa kerasan sesunguhnya tidak dicari.
begitu saja direduksikan menjadi Tidak terkecuali dengan Islam, yang
ahimsa (tidak melakukan kejahatan, memberi penekanan lebih besar
yang biasanya diterjemahkan tanpa pada keadilan daripada cinta kasih,
kekerasan), sebagaimana yang di- sebagaimana yang diungkapkan Ali
yakini selama ini. Rig Vedas me- Mazrui. Islam menawarkan sedikit
nawarkan pespektif yang berbeda pertahanan atas kecenderungan ke-
terutama dalam hubungan dengan lompok tertentu untuk melakukan
pengorbana. Para raja, meminta atribut-atribut keadilan ini dalam
para dewa agar memberikan ke- penggunaan kekerasan.40
menangan peperangan, dan Bagha- Dalam Yudaisme, Andre
vadgita menilai bahwa membunuh Wening menyatakan: “Tidak satu-
dalam perang dianggap sah, karena pun kekerasan manusia yang ter-
jiwa tidak akan mati. Hukum Manu lepas dari Kitab Suci. Atau dengan
membentuk suatu hirarki di mana kata lain, Tuhan secara konstan
kaum Brahmana, yang secara on- terlibat di dalamnya, dan sering kali
tologis menempati pucuk skala sebagai pelakunya.” Kekerasan
kasta, dengan mudah membenarkan paling banyak terjadi di zaman
upaya mempertahankan keduduk- penantian Mesias. Kitab Keluaran
annya dengan kekerasan. Selain itu, mengatakan bahwa Tuhan adalah
membunuh seorang Brahmana tidak ksatria dan bahwa intervensi Tuhan
sama dengan membunuh kaum dalit justru menimbulkan kehancuran
TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 13
yang dasyat ? Kekristenan, yang daya cukup besar. Kedua belah pi-
memiliki sumber yang sama, me- hak membunuh atas nama Tuhan,
miliki kultur agama yang sama, dan keduanya melakukan hal
sehingga ia tidak diragukan tersebut agar suatu hari kelak
melakukan perang suci dan perang kedamaian yang sesungguhnya akan
salib. Kekristenan memperoleh in- tercapai, bergantung pada masih
spirasinya dari pemikiran mesianik tersimpannya sisa-sisa kesetiaan
yang merupakan bentuk pemikiran pada suatu agama.42
yang sarat kekerasan karena mereka Perjuangan di beberapa negara
merupakan wujud dari kelompok- seperti Aljazair, Iran, Sudan, Mesir
kelompok tertindas.41 sampai Arab Saudi dilakukan
Contoh kontemporer yang khususnya atas nama Islam, karena
paling menonjol menyangkut per- Islam merupakan nilai utama dalam
soalan agama dan kekerasan adalah menghadapi disintegrasi sosial
konflik antara Israel dan Palestina. masyarakat tradisional, kehilangan
Agama hanya menjadi sebagian eksistensinya, dan penegakan adat
faktor relevan bagi kedua pihak, baru yang menimbulkan kehilangan
tetapi secara numerik dan sosial orientasi. Gerakan-gerakan kaum
agama merupakan faktor penting. ekstremis melakukan rekrutmen
Bagi kedua pihak argumen agama dari antara kelompok-kelompok
merupakan hal penting. Setiap o- yang paling rentan dalam ma-
rang memiliki argumennya masing- syarakat, khususnya dari kalangan
masing, tetapi masing-masing me- muda yang belum memiliki masa
reka percaya bahwa mereka depan. Mereka berkembang di
berjuang atas nama Tuhan. Bagi daerah-daerah yang saleh ma-
kalangan Yahudi ekstrem, bangsa syarakatnya, meskipun pemimpin
terpilih mempertahankan tanah mereka seringkali berperan sebagai
yang diberikan pada mereka oleh pemuka agama atau intelektual
Tuhan; ada banyak referensi biblis fundamentalis.43
yang bisa mereka gunakan sebagai Menurut Max Weber dalam The
dukungannya. Penggunaan kekuasa- Sociology of Religion, pengorbanan
an, dan dengan demikian peng- manusia dengan harapan-harapan
gunaan kekerasan, merupakan suatu keduniawian didorong oleh magis-
tugas agama, bukan dalam dirinya, me atau religiusme. Dengan kata
tetapi untuk mempertahankan nilai lain, pengorbanan yang dilakukan
tertinggi. Bagi kaum Hamas oleh manusia “yang mengandung
Palestina, upaya mempertahankan unsur kekerasan itu diperintah oleh
identitas muslim merupakan hal agama atau magis.”44
penting dan sakral. Pada kenya- Pada awal 1960-an, banyak
taannya metode kekerasan digu- orang meyakini kebenaran gagasan
nakan sebagai pertahanan terhadap Kondrad Lorenz, seorang etiolog
kelompok yang memiliki sumber (pakar "psikologi" binatang) asal
TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 14
Jerman, yang menyebutkan bahwa yang baru, yang sama sekali ber-
kekerasan, tak ubahnya rasa lapar, beda. Biasanya cara yang digunakan
adalah naluri manusia sebagai bersifat revolusioner, artinya men-
bagian dari kodratnya yang jasma- jungkirbalikkan nilai-nilai yang ada
niah. Di dasawarsa berikutnya, secara drastis lewat kekeraan
tahun 1970-an, orang lebih menaruh (violence) dan aksi-aksi yang
perhatian pada apa yang kemudian ekstrem.45
dinamai sebagai "lingkaran setan" Secara sosiologis radikalisme
kekerasan. Menurut mereka, ke- kerap muncul ketika masyarakat
kerasan seolah telah mengental mengalami anomi atau kesenjangan
lebih dari sekadar naluri yang antara nilai-nilai dengan penga-
"nature", dan menjadi "culture" laman, dan para warga masyarakat
kekerasan. Kalau pengamatan itu merasa tidak mempunyai lagi daya
benar, artinya perlahan-lahan hu- untuk mengatasi kesenjangan itu,
bungan antarmanusia di abad ini tak sehingga radikalisme dapat muncul
hanya mengalami eskalasi ke- ke permukaan. Tentu banyak faktor
kerasan secara akumulatif, tapi juga yang mendorong munculnya radi-
sofistikasi, pencanggihan kekeras- kalisme. Sosiolog Max Rudd meng-
an. ingatkan bahwa fungsi politik yang
Kekerasan agama sering disebut konfrontatif dapat mendorong pro-
juga dengan radikalisme agama. ses radikalisme. Weber melihat
Secara etimologis, radikalisme ber- radikalisme dalam konteks politik
asal dari kata radix, yang berarti massa. Kapitalime yang mula-mula
akar. Orang-orang radikal adalah begitu optimis terhadap masa depan
seseorang yang menginginkan per- manusia, kemudian telah menim-
ubahan terhadap situasi yang ada bulkan suasana rutinitas-ritualistis,
dengan menjebol sampai ke akar- yang sangat monoton dan fatalisme,
akarnya. Sebuah kamus mene- dan telah menyeret manusia ke
rangkan bahwa “seorang radikal penjara besi (iron cage) yang tanpa
adalah seseorang yang menyukai jiwa, tanpa nurani. Kapitalisme
perubahan-perubahan cepat dan telah menyebabkan manusia ter-
mendasar dalam hukum dan me- alienasi (terasing)--meminjam isti-
tode-metode pemerintahan” (a lah Marx-- dan mendorong godaan
radical is a person who favors radikalisme sebagai solusi utopis.
rapid and sweeping changes in laws Pudarnya ikatan kelompok primer
and methods of government). Jadi dan komunitas lokal, tergusurnya
radikalisme dapat dipahami sebagai ikatan parokial menurut Daniel Bell
suatu sikap atau posisi yang dalam The End of Ideology juga
mendambakan perubahan terhadap dapat mendorong munculnya radi-
status quo dengan jalan meng- kalisme. Sedangkan dalam istilah
hancurkan status quo secara total, Sigmund Freud, yang dapat men-
dan menggantinya dengan seseuatu dorong munculnya gagasan
TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 15
radikalisme adalah apa yang dia peperangan.
sebut sebagai melancholia, yaitu Sejarah mencatat tahun 1999
kejengkelan mendalam yang me- terjadi penembakan etnis di Cali-
nyakitkan (a profoundly painful fornia dan Illinois; tahun 1998
dejection). kedutaan-kedutaan Amerika di
Dalam hal radikalisme dan Afrika diserang, pemboman klinik
terorisme semua umat beragama aborsi di Alabama dan Georgia
memiliki “prestasi” yang cukup tahun 1997; peledakan bom pada
tinggi. Bahkan bagi pemimpin Olimpiade Atlanta dan penghan-
Israel seperti David Ben Gurion, curan kompleks perumahan militer
Golda Meir, Menachem Begin dan Amerika Serikat di Dhahran Arab
Ariel Sharon, seperti dikatakan Saudi pada tahun 1996; peng-
Amien Rais, ketiga-tiganya adalah hancuran secara tragis bangunan
teroris-teroris kelas satu dan bagi Federal di Oklahoma City pada
para pemimpin Israel itu, terorisme tahun 1999, dan peledakan World
tampaknya telah mejadi bagian Trade Cente di New York City pada
integral kehidupan mereka. 46 tahun 1993. Insiden-isiden seperti
Dengan kekerasan yang se- ini dan serangkaian aksi keke-
makin canggih dunia semakin kerasan lainnya dikatakan oleh
kelam dirundung malang. Dunia Marx Juergensmeyer memiliki
akan menangis terus melihat warga keterkaitan dengan ekstremis-eks-
Palestina yang dibantai Yahudi tremis keagamaan Amerika—di
selama puluhan tahun, dunia juga antaranya milisi Kristen, gerakan
akan bersedih menyaksikan ledakan Christian Identity, dan aktivis-
bom di Shopping Mall Ben Yehuda. aktivis Kristen anti-aborsi.
Dunia dikejutkan oleh hancurnya Perancis memiliki masalah
gedung WTC di Washington D.C. dengan aktivis Muslim Algeria,
dengan ribuan korban tiada berdosa. Inggris dengan kaum nasionalis
Dunia akan selalu bersedih bila Katolik Irladia, Jepang dengan gas
terjadi sekian tindakan kekerasan di beracun yang disebarkan oleh
masa-masa yang akan datang. anggota-anggota sekte Hindu-Bud-
Setiap orang yang punya nurani dan dhis dalam kereta bawah tanah di
masih mempunyai jiwa cinta kasih Tokyo. India menghadapi masalah
tidak akan rela melihat pem- dengan separatis Sikh dan pejuang-
bunuhan, pembantaian, pemerkosa- pejuang Kashmir, Srilanka dengan
an dalam bentuk apa pun dan atas pejuang Tamil dan Singhalese,
nama apa pun. Setiap orang yang Mesir dengan para militan Muslim,
mendambakan kedamaian akan Aljazair dengan Front Penyelamat
tersentuh hatinya bila menyaksikan Islam (FIS), dan Israel dan Palestina
korban-korban berlumuran darah berhadapan dengan aki-aksi maut
atau tubuh berkeping-keping akibat para ekstimis Yahudi dan muslim.

TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 16


Menurut Marx Juergensmeyer, dan Yahudi, perang suci adalah
yang lebih sering mendorong keterlibatan Tuhan dalam perang. 48
terjadinya aksi-aksi terorisme ada- Pemahaman literal terhadap
lah agama—kadang-kadang melalui doktrin-doktrin keagamaan mendo-
suatu perpaduan dengan faktor- rong pada kekerasan dalam pelbagai
faktor lain, yang tidak jarang bentuknya, baik secara struktural
sebagai motivasi utama. Anggapan maupun kultural. Doktrin agama
umum yang menyatakan bahwa dan negara (al-din wa al-dawlah)
telah terjadi kebangkitan kekerasan misalnya, bagi sebagian kalangan
agama di seluruh dunia pada dekade senantiasa digunakan untuk me-
terakhir abad XX dibenarkan oleh renggut kekuasaan dengan perantara
mereka yang menyimpan catatan- kekerasan. Peralihan kekuasaan da-
catatan seperti ini. Waren lam tradisi Islam selalu me-
Christopher, menyatakan bahwa numbalkan kekerasan. Sejarah
aksi-aksi teroris agama dan identitas khilafah dalam tradisi Islam pasca-
etnis menjadi ‘salah satu tantangan wafatnya Utsman bin Affan men-
keamanan terpenting yang kita jadi salah satu eksperimentasi
hadapi dalam kaitan dengan bang- historis betapa doktrin agama dan
kitnya Perang Dingin.’ 47 negara diterapkan dengan meng-
Beberapa peneliti berusaha gunakan cara-cara kekerasan. Pe-
menjelaskan ikatan-ikatan yang mikir muslim, seperti Abid al-Jabiry
terjadi akhir-akhir ini antara agama (1994), melihat peristiwa itu
dengan kekerasan sebagai sebuah sebagai awal sakralisasi kekerasan
penyimpangan, hasil dari ideologi guna mendapatkan otoritas politik.
politik, atau karakeristik dari suatu Kekerasan dan ambisi politik ibarat
bentuk agama yang senantiasa dua sisi mata uang logam yang tak
berubah-ubah. Sebagian peneliti bisa dipisahkan. Kekerasan yang
lainnya beranggapan bahwa keke- diprakarsai Israel juga tak luput dari
rasan agama mendapat legitimasi ambisi politik untuk menguasai
dari doktrin agama itu sendiri atau wilayah Palestina.49
merupakan perintah suci dari Zuhairi Misrawi, peneliti P3M
Tuhan. itu mengatakan bahwa diskursus
James Turner Johnson meng- keagamaan harus mampu melaku-
gambarkan secara gamblang, pe- kan terobosan-terobosan baru guna
rang suci bagi penganut pelbagai mendekontekstualisasi kekerasan,
agama sering dimaknai sebagai seperti doktrin perang suci atau
perang yang dilakukan atas perintah jihad, yang kerap dijadikan justi-
Tuhan. Bahkan, menurut dia, ada fikasi untuk menghalalkan keke-
keyakinan yang membentuk kesa- rasan. Amat diperlukan pemahaman
daran kognitif bahwa perang suci keagamaan yang turut mendorong
adalah perang yang dilakukan Tu- perlawanan terhadap segala bentuk
han sendiri. Dalam tradisi Kristiani kekerasan, terutama kekerasan yang
TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 17
mengancam terwujudnya masya- pembentuk konfik-konflik kekeras-
rakat pluralis, karena bagaimanapun an.52
agama menghendaki agar setiap Kemungkinan penyalahgunaan
umat dapat hidup berdampingan agama untuk kepentingan pribadi
tanpa harus menebarkan kebencian dan kelompok itu, terkadang se-
dan kecurigaan pada yang lain.50 ring dikomentari masyarakat secara
Banyak orang yang tidak se- sinis. Tindakan yang dilakukan oleh
pakat bila agama atau Tuhan laskar-laskar yang mengatasnama-
memerintah pemeluknya berbuat kan Islam yang bertindak menutup
kekerasan. Menurut pendapat ini, tempat-tempat yang dianggap
agama tidak mengandung unsur tempat maksiat seperti kasus yang
kekerasan justru mengajarkan per- terjadi di Jakarta atau beberapa kota
damaian dan hidup baik. Kekerasan lainnya sering mengundang ko-
atau pembunuhan adalah masalah mentar antipati. Meskipun kita tidak
oknum-oknum yang menyalah- tahu persis apa motivasi mereka,
gunakan agama untuk kepentingan boleh jadi tindakan yang dilakukan
sendiri atau kelompok. Sering orang sekelompok laskar Muslim itu di-
menuduh aspek politik dan ideologi dorong oleh motivasi murni ke-
yang telah mengotori agama. agamaan atau boleh jadi karena
Agama menempati tempat yang kepentingan pribadi atau kelom-
suci yang merupakan entitas di luar poknya. Yang jelas tindakan mem-
manusia.51 basmi kemungkaran dengan keke-
Ajaran agama di negara-negara rasan itu kerap mengundang ko-
berkembang, masih amat potensial mentar negatif dari masyarakat. Di
sebagai sumber tindakan praktis antara komentar tersebut seperti
dalam hubungan antara individu digambarkan dari sebuah hasil
dan kelompok. Oleh sebab itu ia penelitian di Solo sebagai berikut
menjadi dasar terbentuknya apa ini:
yang disebut Donald E. Smith, Orang-orang yang setiap bulan puasa
“Religio political system”, atau mengadakan penggerebekan tempat
menurut Clifford Geertz “Religions hiburan, mereka rata-rata tidak
mindedness”, yakni suatu proses mempunyai ijin dari aparat. Mereka
kadang mengo-tori kota Solo dengan
tercapainya ideologisasi agama.
mminta-minta di jalan. Menurut saya,
Pada saat ini, secara nyata agama itu memalukan orang Islam sendiri.
memiliki kekuatan potensial untuk Kayak pengamen saja. Saya ku-rang
pembakar fanatisme yang akan setuju terhadap aksi mereka. Yang
mengobarkan pergolakan dan ke- dilakukan merupakan tugas dari
kerasan yang meletus di kala ada aparat yang menertibkan. Dengan
kesempatan. Agama dengan posisi sikap yang mengobrak-abrik tempat
itu, mempunyai fungsi ganda, yakni hiburan di mana saya bekerja,
sebagai pembentuk integritas dan sebenarnya saya ingin melakukan

TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 18


perlawanan, tetapi saya takut karena dihadapi kekerasan akan
jumlah mereka terlalu banyak dan menimbulkan kekerasan baru. Ini-
mereka sangat ganas alias buas. lah yang dilakukan oleh Amerika
Kepolian seharusnya mencegah agar ketika mendeklarasikan perang total
kota Solo jangan kayak Ambon. Saya
melawan terorisme agama dan
berharap mereka tidak anarkis, tdak
langsung asal gerebek, melainkan melaksanakannya selama bertahun-
izin dahulu dari aparat. Mereka tahun. Penggunaan kekuatan untuk
seharusnya menghormati pekerjaan menghancurkan terorisme tidak
orang lain. Contohnya: orang yang jarang hanya merupakan manipulasi
bekerja di tempat hiburan, meskipun untuk membenarkan kepentingan di
bekerja di situ, semata-mata untuk balik itu. Misalnya apa yang di-
menghidupi keluarganya. Mereka se- lakukan oleh Amerika terhadap
harusnya punya ide, misalnya tempat Osama bin laden bukankah ada
hiburan harus ditutup, mau mem- kepentingan dibalik misi Amerika
berikan lapangan pekerjaan bagi para
melakukan penyerangan terhadap
pekerja hiburan tersebut.53
Osama baik dari segi kepentingan
ekonomi, politik dan lain-lain
Inilah salah satu komentar sinis
seperti yang disinyalir oleh surat-
masyarakat berkaitan dengan aksi
surat kabar belakangan ini ? Karena
kelompok-kelompok Muslim yang
itu, kekerasan yang dihadapi dengan
dikategorikan fundamentalis yang
kekerasan bukan merupakan solusi
dianggap kerap melakukan tindakan
untuk mencegah kekerasan itu
kekerasan dan main hakim sendiri
sendiri karena di samping akan me-
dengan memakai label agama.
nimbulkan kekerasan baru yang
mungkin memakan korban lebih
Menghentikan Kekerasan Atas
besar juga penggunaan sarat dengan
Nama Agama
nuansa kepentingan untuk mene-
Ada beberapa cara untuk
gakkan hegemoni seperti kasus
mengakhiri kekerasan seperti dita-
Amerika itu.
warkan oleh Marx Juergensmeyer
Skenerio kedua seperti dita-
dalam bukunya Terror in The Mind
warkan Marx Juergensmeyer adalah
of God: The Global Rise of
dalam bentuk ancaman pembalasan
Religious Violence.54
dengan kekerasan atau pemenjaraan
Skenario pertama merupakan
untuk menakut-nakuti aktivis-akti-
salah sau dari solusi yang dilakukan
vis keagamaan sehingga mereka
melalui kekuatan. Ia meliputi con-
ragu-ragu untuk beraksi. Cara ini
toh-contoh yang di dalamnya tero-
pun dianggap tidak efektif, karena
ris-teroris dibinasakan atau diken-
meski para aktivis itu diancam atau
dalikan dengan jalan kekerasan.
dipenjara, bahkan dibunuh sekali-
Cara yang dianggap solusi ini pada
pun tidak akan berpengaruh ter-
kenyataannya bukan solusi yang
hadap para aktivis keagamaan
baik, karena setiap kekerasan yang
lainnya.
TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 19
Skenario ketiga adalah dengan atau mengakomodir, nilai-nilai aga-
melakukan kompromi atau nego- ma. Hal ini, karena, merupakan cara
siasi dengan para aktivis yang penyelesaian yan kelima, ketika
terlibat dalam terorisme. Cara ini otoritas-otoritas sekuluer berpegang
pun seperti dikatakan oleh Marx pada nilai-nilai moral, termasuk di
Juergensmeyer sendiri merupakan dalamnya yang diasosiasikan de-
penyelasaian yang tidak selalu ber- ngan agama.
hasil. Beberapa aktivis barangkali Menurut Marx Jurgensmeyer,
menjadi lunak, tapi yang lain men- sangat menyedihkan bahwa peme-
jadi marah dikarenakan apa yang rintah-pemerintah dari bangsa-
mereka sebut sebagai penjualan bangsa modern begitu sering dipan-
prinsip. Kasus Arafat dan Hamas dang mengalami kebobrokan moral
merupakan contoh dalam skenario dan kehampaan spiritual sejak
ini. Setiap upaya kompromi yang konsep-konsep pencerahan yang
dilakukan sekelompok aktivis memunculkan negara-negara mo-
Palestina akan membuat marah ke- dern dicirikan dengan sebuah
lompok lainnya. semangat moralistik yang begitu
Skenario keempat pemisahan besar. Jean-Jecques Rousseau
agama dari politik dan kembali pada menggunakan term agama sipil
landasan-landasan moral dan meta- untuk menggambarkan apa yang dia
fsikal. Politisasi agama dapat sebut sebagai landasan moral dan
dipecahkan melalui sekulerisasi. spiritual yang esensial bagi ma-
Solusi seperti ini telah dilakukan di syarakat modern yang ingin
beberapa negara di dunia ini, namun menopang sebuah tatanan politik
nampaknya belum menunjukkan yang kokoh. “Agama” Rousseau ini
keberhasilan alih-alih malah me- tidak didasarkan pada dogma-
nimbulkan reaksi keras dari aktivis- dogma agama”, tapi pada apa yang
aktivis keagamaan yang kadarnya dsebut “kesucian kontrak sosial”.
semakin tinggi. Basam Tibi dalam bukunya
Skenario kelima adalah solusi- The Challenge of Fundamentalism
solusi yang mengharuskan pihak- menawarkan solusi untuk mencegah
pihak yang saling bertikai untuk, fundamentalisme dengan menegak-
paling tidak pada tataran minimal, kan demokrasi sekuler dan HAM
menyerukan adanya saling percaya (that alternative is a based on
dan saling menghormati. Hal ini seculer democracy and human
ditingkatkan dan kemungkinan-ke- right).54 Baragkali solusi tambahan
mungkinan ke arah penyelesaian namun teramat penting untuk
dengan jalan kompromi semakin menghentikan fundamentalisme dan
menguat ketika aktivis-aktivis ke- kekerasan agama adalah dengan
agamaan memandang otorits-oto- menghentikan segala bentuk
ritas pemerintahan memiliki inte- penindasan, menegakkan hak asasi
gritas moral yang sesuai dengan, tanpa pandang bulu, memberikan
TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 20
kekebasan kepada bangsa-bangsa tempat-tempat kemaksiatan me-
terjajah, menumbuhkan sikap saling rajalela, maka akan mendorong
menghargai dan saling meng- munculnya tindakan main hakim
hormati berdasarkan prinsip saling sendiri denga memakai label agama.
menghargai dan saling meng- Tindakan main hakim dengan
hormati dalam pergaulan antar memakai label agama sangat sulit
bangsa dalam suasana yang penuh dikontrol, dan apakah itu betul-betul
persamaan dan persaudaraan. demi menghilangkan maksiat atau
Bila hal tersebut dilaksanakan ada tujuan yang bersifat kepntingan
secara konisten, maka fundamen- pribadi atau kepentingan bisnis.
talisme dan kekerasan agama tidak Tidak bisa dipungkiri bahwa
akan muncul, tidak akan menjadi tindakan kekerasan kerap terjadi
sesuatu yang jauh lebih berbahaya dan itu dilakukan oleh orang-orang
seperti dikatakan Basam Tibi yang menggunakan label Islam.
(Islamic fundamentalism are more Namun apakah Islam meme-
dangorous) atau dianggap lebih rintahkan pemeluknya untuk ber-
berbahaya dari narkoba seperti buat kekerasan, membunuh tanpa
dikatakan Nurcholish Madjid, se- alasan yang benar atau meng-
hingga perlu untuk melawannya hancurkan gedung, merampok
seperti juga dikatakan oleh H.A.R. penganut agama lain ? dalam hal
Gibb.55 ini, kita patut merenungkan tulisan
Ajaran agama mengajarkan Faraj Fuda, seorang cendekiawan
solusi yang paling maslahat dalam liberal seperti dikutip oleh David
mencegah terjadinya kerusakan, Sagiv sebagai berikut:
yaitu dengan cara-cara yang arif, Islam sama sekali tidak memiliki hu-
bijaksana dan damai, kecuali bungan dengan fakta bahwa satu-
dengan sangat terpaksa harus meng- satunya cara yang ditempuh oleh
gunakan cara kekerasan, itupun anggota Organisasi Jihad agar dapat
memperoleh bantuan finansial adalah
tidak diperbolehkan melampaui ba-
menyerang toko-toko perhiasan milik
tas (la ta’tadu). Solusi yang orang-orang Koptik, membunuh me-
ditawarkan adalah berdasarkan kai- reka dan mencuri harta kekayaan
dah fiqih (qowa’id al-fiqhiyah) mereka. Saya tidak ingin me-
yang menyatakan al-dhororu la lanjutkan, karena di sini saya tidak
yuzalu bi al-dhororo “kerusakan itu ingin menuangkan garam ke dalam
tidak bisa dihilangkan dengan luka yang menganga. Tetapi, ini ter-
kerusakan yang lain”.56 kait dengan fatwa yang di sampaikan
Harus disadari pula agar oleh seseorang yang harus kita
masyarakat atau siapapun tidak me- teriaki…Selamatkan Islam… Sela-
matkan Islam….karena selama ini
mulai dan melestarikan keru-sakan
Islam tidak perah menjadi agama
serta tindakan-tindakan amo-ral terorisme, Islam tidak ambil bagian
yang dapat mendorong bang-kitnya dalam membunuh seorang warga
radikalisme agama. Karena bila negara yang tengah duduk di tokonya
TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 21
dengan aman, menjadikan anak-anak Islam. Jika kekerasan hanya dihu-
sebagai anak-anak yatim atau meng- bungkan dengan salah satu tempat,
hancurkan rumah-rumah dengan maka hal itu hanyalah karena ada-
alasan yang tidak lebih dari sekedar nya ketertekanan masyarakat di
agama mereka berbeda dengan
dalamnya dan adanya kekuatan
agama anda, atau seorang amir
mengeluarkan hukuman dan salah, besar yang menekan mereka. Ana-
yang memaksa seorang warga negara lisis terhadap permasalahan ini
Mesir membayar teror ini dalam tidak tepat dijadikan dasar gam-
hidupnya. Orang semacam saya ini baran penetapan hukum. 58
hanya dapat merasa pilu dan pedih Dalam wawancara dengan
dalam membaca kaliamat aneh yang Jurnal al-Musawar mengenai usaha
dikemukakan oleh Ahmad Umar pembunuhan terhadap Makram
Hasyim ”Umat Islam tidak dilarang Muhammad Ahmad, Hasan Abu
melakukan bisnis dengan orang- Basya, Nabawi Ismail dan lain-lain,
orang non-Muslim, tetapi dilarang
Khalid Muhammad Khalid mem-
berteman akrab dan loyal kepa-
danya…karena persahabatan yang berikan tanggapan yang patut juga
akrab akan terjadi antara sesama direnungkan sebagai berikut:
warga Mesir tanpa peduli apakah itu Islam tidak menerima pem-
antara seorang Muslim dengan bunuhan, yang diklasifikasikan se-
seorang Koptik. Kata-kata lain hanya bagai kejahatan yang paling buruk,
akan memisahkan barisan. Orang bukan hanya terhadap warga negara
semacam saya ini hanya dapat Muslim, tetapi juga terhadap orang-
merasa pilu dan sedih ketika suara orang Kristen. Demikian pula
sang da’i menyatakan, seorang ketidakadilan, sama sekali tidak di-
Muslim India lebih dekat kepada terima dalam Islam. Ketika kita
seorang Muslim Mesir ketimbang mengikuti ayat-ayat Al-Qur’an dan
dengan seorang Koptik Mesir. 57 ajaran-ajaran Nabi, maka kita tidak
boleh menyimpangkan kebenaran ini.
Catat bagaimana Rasulullah me-
Hasan Hanafi, seorang pemikir
larang seseorang melewati
Arab kontemporer menjelaskan sekelompok orang dengan pedang
bahwa dunia Arab dan Islam tidak yang ujungnya terhunus. Di sini
dapat dikambinghitamkan sebagai pencegahan lebih disukai ketimbang
sumber permasalahan dalam dialek- penyembuhan….Catat sabdanya,
tika kekerasan dan anti-kekerasan. “Barangsiapa menyakiti orang
Kekerasan juga terjadi di India, dzimmi atau seorang seorang sekutu,
Srilanka, Afrika Selatan, Afrika ia tidak lagi dilindungi oleh Allah
Utara (Ethiopia dan somalia), atau Muhammad.” Kalau sekedar
Spanyol, dan Amerika Latin melukai seorang Muslim atau Kristen
adalah dosa dalam Islam, sehingga
(Nikaragua)….Dialektika kekerasan
betapa besarnya dosa membunuh,
dan anti-kekerasan merupakan menyebarkan teror dan anarki
deskripsi umum dari sebuah proses (kekerasan-YH) di tengah-tengah
yang terjadi di banyak tempat, tidak masyarakat…Tahukah Anda bahwa
hanya terbatas di dunia Arab dan Muawiyah menolak hak menjadi
TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 22
khalifah bagi orang yang memang Munculnya fundamentalisme
berhak, yaitu Imam Ali, dengan cara dilatarbelakangi oleh berbagai fak-
menolak otoritasnya, sehingga me- tor yang sangat kompleks dan pelik,
nyebabkan perang saudara.59 yang tidak semata-mata murni
bersifat keagamaan, namun ber-
Kesimpulan
kaitan dengan kepentingan politik,
Sebagai masyarakat beragama
ekonomi, sosial dan idiologis.
(religious society), kita sering
Semua agama mengajarkan
diguncang dengan banyaknya peris-
nilai-nilai luhur untuk kemaslahatan
tiwa yang sentimentil, rasial,
hidup manusia. Manusia telah
collective violence dengan upaya-
berperan untuk memperbarui peran
upaya mengail di “air keruh”
agama di berbagai wilayah dunia
sehingga tampaknya bermuatan
menjadi sebagai sebuah idiologi ta-
keagamaan. Peristiwa yang sama
tanan publik sehingga dalam ma-
sekali bukan bermuara agama,
syarakat idiologi-idiologi keagama-
berubah menjadi peristiwa yang
an dan politik saling berkelindan.
sarat dengan sentimen-sentimen
Agama telah dipakai untuk men-
keagamaan sehingga tidak jarang
capai kepentingan seseorang atau
membuyarkan angan bahwa agama
sekelompok tertentu yang telah
adalah pembawa kedamaian dan
mengakibatkan politisasi agama
keselamatan bersama. Agama men-
dalam wilayah-wilayah privat dan
jadi semacam ancaman yang bisa
publik.
dengan tiba-tiba datang mem-
berangus kehidupan bersama di
muka bumi ini.60 Inilah yang oleh Catatan Akhir:
Sukidi, seorang stap Paramadina 1
disebut sebagai fenomena para- Hassan Hanafi, Agama, Kekerasan,
dan Islam Kontemporer, (Yogyakarta:
doksal keberagamaan ummat, baik
Jendela, 2001), hlm. 35.
pada level elite politik maupun 2
Mengenai Islam agama semua nabi
massa bawah (grass root).61 lihat Ibn Taimiyah, Iqidla al-Shirat al-
Suasana paradoks ini sering terjadi, Mustaqim Muhalifatu Ashab al-Jahim,
di satu sisi agama mengajarkan (Beirut: Dar al-Fikr, Tanpa Tahun),
nilai-nilai kebajikan yang luhur dan hlm. 451.
3
anti-kekerasan kepada umatnya, Samuel P. Huntington, Benturan
namun pada wajah lain agama se- Antar Peradaban dan Masa Depan
ring mengiringi kehidupan manusia Politik Dunia, penerjemah M. Sadat
dengan wajah tidak bersahabat. Ismail, (Yogyakarta: Qalam, 2000),
hlm. 9.
Wajah agama (umat beragama) 4
Karen Armstrong, Berperang Demi
yang tidak bersahabat ini sering Tuhan: Fundamentalisme dalam Islam,
dialamatkan kepada kelompok Kristen dan Yahudi, penerjemah
keagamaan yang dicap fundamen- Satrio Wahono, Muhammad Helmi,
talisme. dan Abdullah Ali, (Jakarta: Serambi,

TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 23


Bandung: Mizan, 2001), hlm. ix). the New World Disorder, (Berkeley,
5
Karen Armstrong, Islam A Short Los Angeles, London: University of
History (Sepintas Sejarah Islam), California Press, 1998), hlm. 2.
23
(Yogyakarta: IKON TERALITERA, Alfan Alfian M. www.islamlib.com.
24
2002), hlm. 193. Thomas Santoso, Kekerasan Agama
6 Tanpa Agama, (Jakarta: Pustaka Utan
Ibid.
7 Kayu, 2002), hlm. 1.
William Montgomery Watt, 25
Thomas Santoso, ibid, hlm. 2.
Fundamnetalime Islam dan Modrnitas, 26
Ibid.
(Jakarta: PT RajaGrafido Persada, 27
Ibid.
1997), hlm. 3-4. 28
8 Ibid, hlm. 3.
James Barr, Fundamentalisme, 29
Ibid.
(Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 30
Ibid.
1996), hlm. 1. 31
8 Ibid, hlm 4.
Fazlur Rahman, Gelombang 32
Ibid, hlm. 5.
Perubahan dalam Islam: Studi tentang 33
Ibid, hlm 8.
Fundamentalisme Islam, (Jakarta: 34
Marx Juergensmeyer, Teror Atas
Rajawali Press, 2000), hlm. 14.
9 Nama Tuhan : Kebangkitan Global
Fazlur Rahman, Islam, (Bandung:
kekerasan Agama, (Jakarta: Nizam
Pustaka, 1997), hlm. 286.
10 Press & Anima Publishing, 2002), hlm.
David Sagiv, Islam Otentisitas
5.
Liberalisme, (Yogyakarta: LKis, 1995), 35
Francois Houtart “Kultus Kekerasan
hlm. 3
11 Atas Nama Agama: Suatu Panorama”
Robert N. Bellah, Beyond Belief
dalam Thomas Santoso, Kekerasan
Esei-esei tentang Agama di Dunia
Agama Tapa Agama, ., hlm. 11.
Modern, (Jakarta: Paramadina, 2000), 36
, ibid, hlm. 12.
hlm. 226-27. 37
12 Ibid, hlm. 12.
Lihat Muhammad Imarah, 38
Ibid, hlm. 12.
Fundamentalisme Dalam Perspektif 39
Ibid, hlm. 12.
Barat dan Islam, (Gema Insani Press, 40
Ibid. hlm. 13.
1999), hlm. 9. 41
13 Ibid.
Ibid, hlm 21. 42
14 Ibid, hlm. 14.
Ibid, hlm. 35. 43
15 Ibid.
Ibid. 44
16 Lihat Max Weber, Sosiologi Agama,
Yusril Ihza Mahendra, Modernisme
(Yogyakarta: IRCiSoD, 2002), hlm 2.
dan Fundamentalisme dalam Politik 45
Amin Rais, Cakrawala Islam,
Islam, (Jakarta: Paramadina, 1999),
(Bandung: Mizan, 1999), hlm. 132.
hlm. 6. 46
17 Lihat Amien Rais, ibid, hlm. 134.
Ibid. 47
18 Marx Juergensmeyer, op. cit.,hlm. 7.
Ibid. 48
19 James Turner Johnsons, The Holly
Ibid, hlm. 17.
20 War Idea in Western and Islamic
Lihat Majalah Tempo 30 Desember
Traditions (Ide Perang Suci Dalam
2001.
21 Tradisi Barat dan Islam, (Yogyakarta:
Lihat Website www.islamlib.com.
22 Qalam, 2002).
lihat Bassam Tibi, The Challenge of
Fundamentalism: Political Islam and
TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 24
49
Dikutip dari artikel Zuhairi Misrawi, diteruskan. Menurutnya, barangkali
“Agama, Kekerasan, dan Krisis terlalu pagi bagi kita untuk melangkah
Perdamaian” dan lihat juga artikel lebih jauh dari yang sudah kita (para
berjudul “Teologi Perdamaian”, orientalis-YH) lalui. Kewajiban umat
www.islamlib.com. Muslim sendirilah untuk mencari jalan
50
Ibid. keluar dan merumuskan kembali
51
Lihat artikel Haryatmoko, “Apa yang prinsip-prinsip mengenai keyakinan
Tersisa dari Agama, dalam Jurnal Basis dan kegiatan mereka, suatu tugas yang
No. 05-06, tahun ke-51, Mei-Juni 2002, mungkin juga bukan tanpa konflik.
hlm. 41. Tulisan ini menjelaskan aspek Kebenaran memang harus selalu
negatif agama yang sering ditutupi atau diperjuangkan agar keberadaannya
tidak diakui oleh pemeluknya serta para dapat dipertahankan, dan ia tidak selalu
pemimpin agama yang cenderung memperoleh kemenangan dalam waktu
apologetis. singkat. (Lihat H.A.R. Gibb, Aliran-
52
Restoe Prawiranegoro I, “Agama, aliran Modern dalam Islam, (Jakarta:
Kekerasan dan Integrai Politik”, Rajawali Press, 1995), hlm 204.
56
Majalah Garda, (No. 96/th. III 17 Mengenai kerusakan itu tidak bisa
Januari 2001), hlm. 39. dihilangkan dengan kerusakan yang
53
Zainuddin Fananie, dkk., lain, liha artikel K.H. Cholil Bisri,
Radikalisme Keagamaan dan “Kekeraan Politik dan Agama”, dalam
Perubahan Sosial, (Surakarta: Ahmad Suhaedy (Editor), Kekerasan
Muhammadiyah University Press, Dalam Perspekif Pesantren, (Jakarta:
2002), hlm. 195. PT. Grasindo-P3M, 2000), hlm. 139.
54 57
Marx Juergensmeyer, op. cit. hlm David Sagiv, op. cit. hlm. 175.
58
307-316. Hassan Hanafi, op. cit., hlm. 40-41.
54 59
Basam Tibi, op. cit. hlm. xii. David Sagiv, op. cit. , hlm. 200-1.
55 60
H.A.R. Gibb, seorang Orientalis Lihat Zuly Qodir, Agama dalam
dalam bukunya Modern Trends in Bayang-bayang Kekuasaan,
Islam mengupas mengenai pergerakan (Yogyakarta: DIAN/INTERFIDEI,
Islam modern dan mengakhiri 2001), hlm. 3.
61
uraiannya itu dengan mengatakan Sukidi, Teologi Inklusif Cak Nur,
bahwa perjuangan untuk melawan (Jakarta: Kompas, 2001), hlm. 131.
fundamentalisme masih harus

TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 25

Anda mungkin juga menyukai