Fundamentalism is one of most terrible phenomenon in late 20
century. The emergence of fundamentalism was back grounded by many complex factors, which not merely related to religious problems, but also to socio-political, economics and ideological interests. All religions teaches noble teachings for betterment of human life. Nonetheless, some religions used as a vehicle to reach individual or certain political group interests. The phenomenon has catalyzed violation as well as destruction. The emergence of religious fundamentalism was inevitable when poltization of religion still going on.
Pendahuluan omitmen anti-kekerasan
Yoyo Hambali, lahir 18 April
K merupakan tujuan luhur ma- nusia. Siapa yang ingin ada 1976, menyelesaikan S1 Pendidikan pertumpahan darah, pembantaian Agama Islam tahun 2001. Pernah wanita, dan anak-anak yang tak ber- mondok di Pesantren Nahdatul Ulama tahun 1987-1993 dan pernah menjadi dosa hidup dalam ancaman?1 Tuju- kader Muhammadiyah di Wilayah an luhur manusia itu sejajar dengan Bekasi dari tahun 1995-1998. Pernah ajaran semua agama juga memiliki menjabat Ketua Umum Himpunan tujuan yang sama: kedamaian dan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang anti-kekerasan. Semua agama yang Karawang-Bekasi periode 1999-2002. ada di muka bumi ini mengajarkan Aktif sebagai Peneliti pada The kebaikan dan kedamaian hidup International Institute of Islam manusia. Buddha mengajarkan ke- Thought-Indonesia (IIIT-I) sebuah sederhanaan, Kristen mengajarkan lembaga penelitian yang berpusat di cinta kasih, Konfusianisme meng- Virginia USA. Lulus S2 dari Islamic College for Advanced Studies (ICAS), ajarkan kebijaksanaan, dan Islam dan Universitas Paramadina Jakarta mengajarkan kasih sayang bagi pada tahun 2007. seluruh alam. Islam, dilihat dari segi nama- nya saja merupakan agama yang
TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 1
unik, karena ia berarti “kesela- kafir seperti Q.s. Al-Baqarah/2: matan”, “kedamaian”, atau “penye- 191, Q.s. An Nisa/4: 89, 91 dan rahan diri secara total kepada sebagainya, watak Islam sebagai Tuhan.” Inilah sesungguhnya agama perdamaian tidak hilang. makna firman Allah, Inna al-din Islam tetap merupakan agama ‘ind Allah al-Islam , (Q.s. Ali perdamaian yang mengajarkan Imran/3:19) “Sesungguhnya agama kasih sayang bagi segenap alam. yang diridhai di sisi Allah ialah Pernyataan Allah dalam Al-Qur’an, Islam”. Bila Islam diterjemahkan Wa ma arsalnaka illa rahmatan lil “perdamaian”, maka terjemahan ‘alamin (Q.s. Al-Anbiya/21: 108) ayat tersebut menjadi “Sesung- (“Dan tidaklah Aku utus Engkau guhnya agama yang diridhai di sisi (Muhammad) melainkan untuk Allah adalah agama perdamaian.” menjadi rahmat (kasih sayang) bagi Dengan demikian, seorang Muslim segenap alam”) adalah orang yang menganut agama Bila tujuan luhur manusia dan perdamaian kepada seluruh umat semua agama menghendaki keda- manusia. Para nabi sejak Nabi maian dan komitmen terhadap anti- Adam sampai Nabi Muhammad kekerasan, lalu mengapa kekerasan saw. menganut agama Islam2 atau agama itu kerap terjadi dengan agama perdamaian itu. Pernyataan korban yang tidak terhitung jum- Nabi Ibrahim misalnya “La syarika lahnya? Kekerasan agama selama lahu wabi dzalika umirtu wa ana berabad-abad merupakan kejahatan awwalul muslimin “ (Tidak ada terburuk yang telah mengisi per- sekutu bagi-Nya dan demikian itu adaban manusia. Sesuatu yang diperintahkan kepadaku dan aku paradoks, karena agama meng- adalah golongan orang-orang ajarkan nilai-nilai luhur, tetapi pertama yang menganut agama agama juga bertanggung jawab perdamaian”) (Q.s. Al An’am/6: terhadap terjadinya kerusakan di 163). muka bumi ini. Mengapa agama Dalam menyebarkan ajaran yang mengajarkan kesejukan, agama Islam, para nabi itu me- kedamaian, kesentosaan, kasih nyebarkannya secara damai, kecuali sayang dan nilai-nilai ideal lainnya, bila sangat terpaksa karena orang kemudian tampil dengan wajah kafir melakukan tindakan ofensif, yang keras, garang dan mena- mereka terpaksa melawannya de- kutkan? Agama kerap dihubungkan ngan perang pula. Jadi, pedang dengan radikalisme, ekstrimisme, dilawan dengan pedang. Namun bahkan terorisme. Agama dikaitkan demikian, meskipun terjadi pepe- dengan bom bunuh diri, pem- rangan menghadapi orang-orang bantaian, penghancuran gedung, kafir dan. banyak ayat-ayat al- dan lain-lain yang menunjukkan pe- Qur’an yang memerintahkan agar nampilan agama yang menakutkan. umat Islam memerangi orang-orang TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 2 Peran agama sebagai perekat presikan cita-cita sosial-politiknya heterogenitas dan pereda konflik dalam bentuk ekstrimisme dan sudah lama dipertanyakan. Tidak kekerasan sebagai reaksi terhadap dapat dipungkiri, bahwa manusia kondisi kehidupan manusia yang yang menghuni muka bumi ini dianggapnya tidak ideal. Funda- begitu heterogen terdiri dari ber- mentalisme, sebagaimana di- bagai suku, etnis, ras, penganut katakan Karen Armstrong, meru- agama, kultur, peradaban dan pakan salah satu fenomena paling sebagainya. Samuel P. Huntington mengejutkan di akhir abad 20. mengatakan bahwa perbedaan tidak Ekspresi fundamentalisme ini ter- mesti konflik, dan konflik tidak kadang cukup mengerikan. Para mesti berarti kekerasan. Dalam fundamentalis menembaki jamaah dunia baru, konflik-konflik yang yang sedang salat di masjid, paling mudah menyebar dan sangat membunuh dokter dan perawat penting sekaligus paling berbahaya dalam klinik aborsi, membunuh bukanlah konflik antarkelas sosial, presiden, dan bahkan mampu meng- antar golongan kaya dengan go- gulingkan pemerintahan yang kuat.4 longan miskin, atau antara kelom- Peristiwa paling mutakhir yang pok-kelompok (kekuatan) ekonomi menghebohkan dunia, yaitu han- lainnya, tetapi konflik antara orang- curnya gedung World Trade Center orang yang memiliki entitas-entitas (WTC) di New York, Amerika budaya yang berbeda-beda.3 Na- Serikat, September 2001 lalu, juga mun, selama berabad-abad, per- dihubungkan dengan gerakan fun- bedaan entitas agama telah damentalisme. menimbulkan konflik yang paling Fundamentalisme dan kekeras- keras dan paling lama, paling luas, an agama merupakan isu paling dan paling banyak memakan hangat belakangan ini dalam korban. Dalam citranya yang wacana percaturan global yang negatif, agama telah memberikan mendorong kita untuk melakukan kontribusi terhadap terjadinya kon- kajian terhadap dua persoalan ini. flik, penindasan dan kekerasan. “Fundamentalisme identik de- Agama telah menjadi tirani, di ngan kekerasan”. Inilah stereotip mana atas nama Tuhan orang yang dilestarikan Barat selama ber- melakukan kekerasan, menindas, abad-abad. Islam fundamentalis melakukan ketidakadilan dan pem- adalah penyebab terjadinya ber- bunuhan. bagai tindakan kekerasan, bom Dalam konteks kekinian, ben- bunuh diri, pembunuhan, pem- tuk-bentuk konflik, kekerasan dan bantaian, peperangan dan peng- perang agama itu biasanya di- hancuran. Doktrin perang suci atau hubungkan dengan bangkitnya jihad yang menjadi keyakinan yang fundamentalisme agama. Funda- diusung fundamentalisme mem- mentalisme agama mengeks- perkuat stereotip itu. Benarkan TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 3 fundamentalisme identik dengan bahkan Konfusianisme fundamen- kekerasan? Adakah kaitan antara talis.5 Karen Armstrong menga- fundamentalisme dengan kekerasan takan bahwa gerakan fundamen- agama ? talis tidak muncul begitu saja Pertanyaan di atas merupakan sebagai respons spontan terhadap permasalahan yang akan diangkat datangnya modernisasi yang diang- ke permukaan menjadi tema pene- gap sudah keluar terlalu jauh. litian ini. Penelitian ini mencoba Semua orang religius berusaha untuk membuktikan hipotesis bah- mereformasi tradisi mereka dan wa fundamentalisme muncul ketika memadukannya dengan budaya agama tercampur dengan ekspresi- modern, seperti dilakukan pemba- ekspresi kekerasan dari aspirasi- haru Muslim. Ketika cara-cara aspirasi sosial, kebanggaan per- moderat dianggap tidak membantu, sonal, dan gerakkan-gerakkan untuk beberapa orang menggunakan meto- perubahan politik. Ketika ekspresi de yang lebih ekstrem, dan saat keagamaan ditujukan untuk mem- itulah gerakan fundamnetalis lahir.6 perbaiki tatanan dunia (world Berbicara mengenai istilah fun- order) yang bobrok, dan ekspresi damentalisme, banyak sarjana yang kekerasan ditempuh sebagai jalan mengakui bahwa penggunaan istilah terakhir dan terpaksa dilakukan ‘fundamentalisme” itu problematik dengan motivasi semata-mata murni dan tidak tepat. Istilah ini seperti keagamaan, maka dalam hal ini dikatakan William Montgomery agama atau gerakkan agama ter- Watt, pada dasarnya merupakan sebut tidak selalu dapat diper- suatu istilah Inggris—kuno ka- salahkan. langan Protestan yang secara khusus diterapkan kepada orang- Sekilas Terminologi Fundamen- orang yang berpandangan bahwa al- talisme Kitab harus diterima dan ditafsirkan Media Barat sering memberi secara harfiah. Istilah sepadan yang kesan bahwa bentuk keagamaan paling dekat dalam bahasa Perancis yang saling bertentangan dan adalah integrism, yang merujuk sekali-sekali diwarnai kekerasan kepada kecenderungan senada tetapi yang dikenal sebagai “fundamen- tidak dalam pengertian kecen- talisme” cuma ada pada fenomena derungan yang sama di kalangan Islam. Kesan itu salah besar. kaum Katolik Romawi. Kaum Fundamentalisme adalah fakta fundamentalis Sunni menerima al- global dan muncul pada semua Qur’an secara harfiah, sekalipun da- kepercayaan sebagai tanggapan lam beberapa kasus dengan syarat- pada masalah-masalah modernisasi. syarat tertentu, tetapi mereka juga Ada Judaisme fundamentalis, memiliki sisi lain yang berbeda. Kristen fundamentalis, Hindu fun- Kaum Syiah Iran, yang dalam suatu damentalis, Sikh fundamentalis, dan pengertian umum adalah para TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 4 fundamentalis, tidak terikat kepada menghidupkan kembali makna dan penafsiran harfiah al-Qur’an. Watt pentingnya norma-norma Al-Qur’an mendefinisikan bahwa kelompok di setiap masa. Mereka adalah fundamentalis Islam adalah kelom- kelompok pra-modern “fundamen- pok muslimin yang secara sepenuh- talis-tradisionalis-konservatif” yang nya menerima pandangan dunia memberontak melawan penafsiran tradisional serta berkehendak mem- Al-Qur’an yang digerakkan oleh pertahankannya secara utuh.7 tradisi keagamaan, sebagai perla- James Barr dalam bukunya wanan terhadap penafsiran yang Fundamentalism mengkritik defini- disandarkan pada hermeneutika Al- si yang mengatakan bahwa kaum Qur’an antar teks (inter-textual). fundamentalis adalah kelompok Menurut Rahman, dalam daftar yang menafsirkan kitab suci secara kosa katanya, “fundamentalis” harfiah. Menurutnya definisi itu sejati adalah orang yang komitmen jauh dari tepat. Ia mengemukakan terhadap proyek rekonstruksi atau ciri-ciri fundamnetalisme (Kristen) rethinking (pemikiran kembali).8 sebagai berikut: Fazlur Rahman menggunakan isti- 1. Penekanan yang amat kuat pada lah kebangkitan kembali ortodoksi ketiadasalahan (inerrancy) Al- untuk kemunculan gerakan fun- kitab. Bahwa Alkitab tidak damentalisme Islam. Gerakan orto- mengandung kesalahan dalam doksi ini bangkit dalam meng- bentuk apapun; hadapi kerusakan agama dan ke- 2. Kebencian yang mendalam ter- kendoran serta degenerasi moral hadap teologi modern serta yang merata di masyarakat muslim terhadap metode, hasil dan di sepanjang propinsi-propinsi akibat-akibat studi kritik mo- Kerajaan Utsmani (Ottoman) dan di dern terhadap Alkitab; India. Ia menunjuk gerakkan 3. Jaminan kepastian bahwa me- Wahabi yang merupakan gerakan reka yang tidak ikut menganut kebangkitan ortodoksi sebagai pandangan keagamaan mereka gerakan yang sering dicap sebagai sama sekali bukanlah ‘Kristen fundamentalisme. 9 sejati”. 8 David Sagiv, seorang penulis Yahudi mengatakan bahwa lebih Fazlur Rahman tampaknya ku- dua dekade, slogan-slogan al- rang suka memakai istilah fun- ushuliyah al-Islamiyah (akar Islam damentalisme, ia lebih suka me- atau fundamentalisme Islam) telah makai istilah revivalism. Seperti menyihir berjuta-juta kaum muda di dalam bukunya Revival and Reform dunia Islam pada umumnya dan di in Islam, Rahman yang digolongkan Mesir, khususnya, disamping isti- sebagai pemikir neo-modernis ini lah-istilah lainnya seperti al- mengatakan bahwa pergerakan re- salafiyah (warisan leluhur), al- formasi sosial pra-modern yang sahwah al-Islamiyah (kebangkitan TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 5 Islam), al-ihya al-islami (kebangkit- Katolik yang membenci untuk an kembali Islam) atau al-badil al- untuk menyesuaikan diri dengan islami (alternatif Islam).10 kondisi kehidupan modern. Dalam Robert N. Bellah, sosiolog kamus Larous besar (1984 M), Amerika yang terkenal itu meng- tertulis fundamentalisme adalah akui bahwa terminologi yang biasa “sikap stagnan dan membeku yang digunakan dalam kerangka ini menolak seluruh pertumbuhan dan sangat membingungkan—konser- seluruh perkembangan.” Mazhab vatif, liberal, reformis, funda- konservatif yang membeku dalam mentalis, modernis, neo-ortodoks— masalah keyakinan politik. Semen- dan sebagian besarnya sangat tara, dalam kamus Larous tahun menyesatkamn. Bellah cenderung 1987 M, tertulis “sikap sebagian memakai istilah skripturalis untuk orang-orang Katolik yang menolak istilah fundamentalis. Kelompok seluruh kemajuan, ketika mereka skripturalis melihat Al-Qur’an dan menisbatkan diri mereka kepada Sunnah sebagai suatu entitas yang turats (warisan lama).” 12 sempurna, yang suci, yang datang Dalam pandangan Richard dari Tuhan, dan sama sekali Nixon, mantan Presiden Amerika, terhindar dai berbagai kemungkinan bahwa orang-orang fundannetais kritik. Sikap semacam ini telah (Islam) adalah: menjadikan para skripturalis mem- a. Mereka yang digerakkan oleh peroleh julukan yang bernada kebencian mereka yang besar menjelekkan, yakni “funda- terhadap Barat, mentalis”. Sebagaimana telah sering b. Mereka yang bersikeras untuk ditunjukkan, sikap seperti ini dapat mengembalikan peradaban dipahami sebagai reaksi defensif Islam yang lalu dengan mem- mereka terhadap rasa percaya diri bangkitkan masa lalu itu, kebudayaan Barat yang arogan, c. Mereka yang bertujuan untuk meskipun akar persoalannya sebe- mengaplikasikan syariat Is- naranya jauh lebih dalam lagi.11 lam, Menurut Roger Geraudy d. Mereka yang mengampanye- fundamentalisme didefinisikan oleh kan bahwa Islam adalah kamus Larous kecil (1966 M) agama dan negara, dan dengan cara yang umum sekali, e. Meskipun mereka melihat yaitu: sikap mereka yang menolak masa lalu, namun mereka menyesuaikan kepercayaan dengan menjadikan masa lalu itu kondisi-kondisi yang baru. Sedang- sebagai penuntun bagi masa kan, kamus Larous saku (1979 M) depan. Mereka bukan orang- hanya menerapkan istilah itu bagi orang konservatif, namun Kristen Katolik saja, yaitu sikap mereka adalah orang-orang pemikiran sebagian orang-orang revolusioner.13
TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 6
Muhammad Imarah mengguna- Islam.” Istilah ‘fndamentalisme di- kan kata ushuliyah untuk fun- gunakan secara negatif untuk damentalisme seperti dalam buku- menyebut gerakan-gerakan Islam nya Al-Ushuliyah Bain al-Gharbi “berhaluan keras’ seperti di Lybia, wa al-Islam. Muhammad Imarah Aljazair, Lebanon, dan Iran.16 menemukan perbedaan yang jelas Akibat istilah yang digunakan hingga secara diametral antara pe- oleh media massa, pengertian mahaman dan pengertian istilah “kaum fundamentalis muslim” kini “fundamentalisme” seperti dikenal cenderung diartikan sebagai orang Kristen Barat, dengan kelompok Islam yang berjuang pemahaman istilah ini dalam wa- mencapai tujuannya dengan meng- risan pemikiran Islam, serta dalam gunakan cara-cara kekerasan.” aliran-aliran pemikiran Islam, baik Fundamentalime Islam”bagi media- masa lalu, modern, maupun kon- media Barat tidak lain berarti temporer.14 “Islam yang kejam”, “Islam yang Kaum ushuliyun (funda- terbelakang dan sebagainya”.17 mentalis) di Barat adalah orang- Golongan-golongan yang ku- orang kaku dan taklid yang rang simpati, menyebutnya dengan memusuhi akal, metafor, takwil, istilah muta’ashibun (orang-orang dan qiyas (analogi), serta menarik fanatik) atau pun mutatharrifun diri dari masa kini dan membatasi (orang-orang radikal). Pemerintah diri pada penafsiran literal nas-nas. Indonesia secara khusus mengguna- Sementara kaum ushuliyun dalam kan istilah “ekstrem kanan” untuk peradaban Islam adalah para ulama menyebut fundamentalis. Kelompok ushul fiqih yang merupakan kelom- ini dituduh ingin mengganti negara pok ulama yang paling menonjol Pancasila dengan negara Islam. Di dalam memberikan sumbangsih Malaysia, istilah “puak pelampau” dalam kajian-kajian akal atau (orang-orang ekstrim) atau “puak mereka adalah ahli penyimpulan pengganas” (orang-orang kejam) hukum, istidlal, (pengambilan telah lazim digunakan oleh media dalil), ijtihad, dan pembaharuan.15 massa untuk mengganti istilah Tokoh-tokoh yang biasa digo- kaum fundamentalis. Menurut Leo- longkan modernis dan neo-mo- nard Binder, sebagai aliran dernis menggunakan istilah funda- keagamaan “fundamentalisme” ada- mentalisme dengan nada yang lah “aliran yang bercorak romatis berbau sinisme. Fazlur Rahman, kepada Islam periode awal.” Mere- misalnya menyebut kaum funda- ka berkeyakinan bahwa doktrin mentalis sebagai “orang-orang yang Islam adalah lengkap, sempurna, dangkal dan superfisial”, “anti dan mencakup segala persoalan. intelektual” dan pemikirannya “ti- Hukum-hukum Tuhan diyakini te- dak bersumberkan” Al-Qur’an dan lah mengatur seluruh alam semesta budaya intelektual tradisional TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 7 tanpa ada masalah-masalah yang versi mereka. Namun, selama ini, luput dari perhatiannya.18 hal itu baru sebatas retorika. Me- Bagi Allan Taylor, Patrick reka bisa saja merancang terorisme Bannerman, Daniel Pipes, Bassam dan kekacauan. Tetapi, Tibi Tibi dan Bruce Lawrence, kaum mengingatkan, sebenarnya Islam fundamentalis adalah kelompok fundamentalisme itu beragam dan yang melakukan pendekatan rigid saling bersaing. Maka sulit mem- dan literalis. Menurut Bannerman, bayangkan mereka bisa mencip- kaum fundamentalis adalah kelom- takan tatanan baru yang kom- pok ortodoks yang bercorak rigid prehensif secara ekonomi, politik, dan ta’ashub yang bercita-cita dan militer.22 untuk menegakkan konsep-konsep Barangkali perlu diajukan pula keagamaan dari abad ketujuh Ma- pandangan Ahmad S Moussali sehi, yaitu doktrin Islam dari zaman dalam buku Moderate and Radical klasik. 19 Islamic Fundamentalism: The Quest Fundamentalisme ternyata ti- for Modernity, Legitimacy, and the dak muncul begitu saja. Seba- Islamic State (1999), menyebut, gaimnana dikatakan Karen Arms- Islam fundamentalis sebagai mani- trong, penulis The Battle for God di festasi awal atas gerakan sosial atas, fundamentalisme merupakan masif yang mengartikulasikan aga- gejala tiap agama dan kepercayaan, ma dan aspirasi peradaban dan yang merepresentasikan pemberon- mempertanyakan isu-isu di seputar takan terhadap modernitas. Menurut moralitas teknologi, distribusi ala dia, sebenarnya sekelompok kecil kapitalis, legitimasi non-negara, dan saja kalangan fundamentalis yang paradigma non-negara bangsa. melakukan tindakan terorisme. 20 Islam fundamentalis, lebih dari Sementara Bassam Tibi, dalam sekadar gerakan lokal. Ia beraksi buku The Challenge of Funda- dan bereaksi melingkupi negara- mentalism: Political Islam and the bangsa dan tatanan dunia. Ia New World Disorder (1998), seperti mempersoalkan tak hanya isu dan dikutip Alfan Alfian M., seorang aspirasi yang berdimensi lokal, peneliti dari Yayasan Katalis, me- tetapi juga regional dan universal. mandang fundamentalisme Islam Fundamentalisme itu sendiri bisa hanya salah satu jenis dari fe- bersifat moderat dan radikal. Bagi nomena global yang baru dalam Moussalli, "to radical fundamen- politik dunia, di mana isunya pada talism, tawhid becomes a jus- masing-masing kasus lebih pada tification for the domination of ideologi politik. 21 Kelompok ini others; to moderate fundamen- berpendapat, Barat telah gagal talism, it becomes a justification for dalam menata dunia. Karena itu, not being dominated by others".23 perlu diganti dengan tatanan baru (bagi fundamenatlisme radikal, berdasar interpretasi politik Islam menjadikan tauhid sebagai TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 8 pembenaran bagi pendominasian oleh struktur seperti aparatus ne- terhadap yang lain; (adapun) fun- gara. 25 damentalisme moderat, menjadikan Berbeda dengan Galtung yang tauhid bukan untuk mendominasi melihat struktur bersifat sistemik yang lain. dan tunggal, kelompok Pos-Struk- turalis melihat struktur yang tidak Kekerasan Atas Nama Agama sistemik dan lebih dari satu. Pe- Dalam bukunya yang berjudul mikir Pos-Strukturalis seperti Frank Kekerasan Agama Tanpa Agama, Graziano (1992), Jacques Derrida Thomas Santoso mengatakan bahwa (1997), Samuel Weber (1997), menurut pendapat para ahli biologi, James K.A. Smith (1998), Robert fisiologi, dan psikologi, manusia Hefner (1999) dan James T. Siegel melakukan kekerasan karena kecen- (1999), mengembangkan perhatian derungan bawaan (innate) atau se- pada kekerasan struktural yang bagai konsekuensi dari kelainan berlainan dengan politik-agama.26 genetik atau fisiologis. Kelompok Graziano menjelaskan keterli- pertama (ahli biologi) meneliti hu- batan struktur negara lewat pelbagai bungan kekerasan dengan keadaan cara, strategi dan tindak kekerasan, biologis manusia, namun mereka seraya secara munafik mengalihkan gagal memperlihatkan faktor-faktor tanggung jawab ekses perbuatan biologis sebagai penyebab keke- tersebut kepada rakyat. Weber rasan. Juga belum ada bukti ilmiah menguraikan kekerasan sebagai yang menyimpulkan bahwa manu- cara terstruktur untuk menunjukkan sia dari pembawaannya memang identitas diri dalam upaya penen- suka kekerasan.24 tuan nasib sendiri. Derrida me- Kelompok kedua (ahli fisio- nawarkan investigasi politik ter- logi), berpandangan, pengertian ke- hadap kekerasan “atas nama kerasan sebagai tindakan yang agama” atau “agama tanpa agama” terkait dengan struktur. Johan sebagai bentuk kekerasan yang Galtung (1975) mendefinisikan ke- tidak terkendalikan yang menyertai kerasan sebagai segala sesuatu yang “kembalinya agama” dalam mak- menyebabkan orang terhalang untuk nanya yang paling kaku. Hefner mengaktualisasikan potensi diri se- mengingatkan bahwa kekerasan cara wajar. Kekerasan struktural bisa terjadi karena negara me- yang dikemukakan Galtung menun- manfaatkan agama, atau bisa pula jukkan bentuk kekerasan tidak agama memanfaatkan negara. Sie- langsung, tidak tampak, statis serta gel juga memperkuat dalil Derrida memperlihatkan stabilitas tertentu. tentang “pembunuhan ganda” dalam Dengan demikian kekerasan tidak struktur masyarakat dan negara. 27 hanya dilakukan oleh aktor/ Kelompok ketiga (ahli psiko- kelompok aktor semata, tetapi juga logi), menyebut kekerasan sebagai jejaring antara aktor dan struktur TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 9 seperti dikemukakan Jeniffer Turpin Oleh karena itu, kekerasan sebagai & Lester R. Kurtz (1997). Asumsi jejaring antara aktor dengan struktur dari kelompok ini menyatakan yang menekankan pendekatan bahwa ialah konflik bersifat ende- interdisipliner merupakan cara yang mik bagi kehidupan masyarakat paling menjanjikan untuk me- (konflik sebagai sesuatu yang mahami kekerasan secara holistik.29 ditentukan), ada sejumlah alat Hal yang tidak kalah penting alternatif untuk menyatakan/ untuk diurai ialah ‘mengapa ke- menyampaikan konflik sosial, untuk kerasan politik-agama bisa terjadi?’ menyampaikan masalah kekerasan Seperti dinyatakan Gurr bahwa dengan efektif diperlukan perubah- kekerasan politik dimulai dari diri an dalam organisasi sosial dan aktor. Gurr menyatakan bahwa individu, masalah kekerasan meru- individu yang memberontak sebe- pakan salah satu masalah pokok lumnya harus memiliki latar be- dari kehidupan modern, terdapat lakang situasi, seperti terjadinya hubungan kekerasan level mikro- ketidakadilan, munculnya kemarah- makro dan antara aktor-struktur an moral, dan kemudian memberi (pemecahan masalah kekerasan respons dengan kemarahan pada struktural mengharuskan kita ber- sumber penyebab kemarahan ter- kecimpung dalam kekerasan aktor, sebut. Selain itu, massa juga harus demikian sebaliknya), dan akhirnya merasakan situasi konkret dan spesialisasi akademik justru meng- langsung yang menjadi pendorong aburkan masalah karena hal ini ungkapan kemarahan mereka, se- mengabaikan pendekatan yang ho- hingga mereka bersedia menerima listik termasuk di dalamnya dimensi risiko yang berbahaya. 30 ruang dan waktu.28 Kekerasan politik-agama dalam Dari ketiga kelompok penger- kerusuhan dipengaruhi secara ber- tian tentang kekerasan, kelompok samaan oleh tekanan struktur sosial pertama dan kedua cenderung yang meghimpit mereka dalam ke- mengkotak-kotakkan kajian keke- hidupan sehari-hari akibat perlaku- rasan. Kekerasan sebagai tindakan an yang tidak adil, tidak jujur, serta aktor menekankan aspek mikro dan motivasi dan kepentingan pribadi mengabaikan aspek makro, serta yang bersangkutan. Akumulasi ke- pemfokusan pada bentuk kekerasan marahan dan frustasi di tengah spesifik yang sering terbatas ruang kehidupan sehari-hari, di samping dan waktunya. Sebaliknya keke- emotional illiteracy (buta emosi) rasan sebagai produk dari struktur dan ketidakmampuan mengekspre- menekankan aspek makro dan me- sikan emosi secara cerdas serta cara ngabaikan aspek mikro, serta pem- yang ditempuh ternyata tidak fokusan pada bentuk kekerasan membuahkan hasil, telah dibelok- struktural yang sering meniadakan kan menjadi kekerasan massa kompleksitas kekerasan spesifik. (deflected aggression) terhadap TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 10 sasaran-sasaran utama yang sudah Politik–agama yang banyak ditentukan sebelumnya (precipita- terjadi di negara yang baru mer- ting factor).31 deka, yang berjuang untuk me- Kesadaran akan konflik terkait nentukan identitas nasionalnya dan dengn seberapa parah tingkat pen- adanya kelompok minoritas yang deritaan suatu komunitas dibanding menegaskan hak-haknya, meng- kelompok lainnya, ketegasan iden- akibatkan agama memainkan peran titas kelompok (tingkat penderitaan, yang lebih besar. Lituania, Arme- tingkat perbedaan kultural, dan nia, dan Azerbaijan adalah beberapa intensitas konflik), derajat kohesi contoh di antaranya. Penguasa dan mobilisasi kelompok, serta kon- menganggap kekerasan, teror dan trol represif oleh kelompok domi- otoritas mutlak sebagai hak pre- nan. Perasaan bahwa kelompok rogatif yang tidak bisa dipisahkan agamanya dipinggirkan oleh kelom- dari kekuasaan. Agama telah dima- pok agama lain juga menimbulkan nipulasi untuk kepentingan politik radikalisasi agama. Persoalan pri- sebagai upaya untuk membebaskan badi yang sepele dapat merebak dirinya dari kewajiban moral jika menjadi konflik antar agama atau merasa eksistensinya terancam. suku. 32 Kekerasan telah dibingkai “agama” Agama semestinya tidak me- sebagai ekspresi keinginan untuk nimbulkan kekerasan. Namun fakta menetralisir dosa. Kekerasan dilegi- menunjukkan bahwa agama dapat timasi oleh negara untuk mem- menimbukan kekerasan apabila ber- pertahakan kekuasaan. Merebaknya hubungan dengan faktor lain, misal kekerasan pada masa Orde Baru kepentingan kelompok/nasional dengan munculnya kelompok-ke- atau penindasan politik. Agama lompok Islam radikal, peristiwa dapat disalahgunakan dan disalah- pembantaian Tanjung Priok, pe- arahkan baik dari sisi eksternal rusakan tempat ibadah merupakan maupun internal. Dari sisi eksternal, rekayasa pemerintah untuk memar- agama profetik (kenabian) seperti ginalkan kelompok Islam dan untuk Islam dan Kristen, cenderung me- mempertahakan kekuasaan. Dengan lakukan kekerasan segera setelah demikian, munculnya kelompok-ke- identitas mereka terancam. Dari sisi lompok Islam radikal lebih di- internal, agama profetik cenderung sebabkan oleh kepentingan-kepen- melakukan kekerasan karena me- tingan kelompok tertentu dengan rasa yakin tindakannya berdasar menggunakan agama sebagai alat kehendak Tuhan. Oleh karena itu, legitimasi.33 pemahaman agama atau bagai- Kekerasan juga sering diiden- amana agama diinterpretasi meru- tikkan dengan terorisme yang me- pakan salah satu alasan yang ngandung arti menakut-nakuti. Kata mendasari kekerasan politik-agama. tersebut berasal dari bahasa Latin
TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 11
terrere (“menyebabkan ketakutan”), baik secara individu maupun ko- dan digunakan secara umum dalam lektif, membelokkan dari makna pengertian politik sebagai serangan sesungguhnya. Dalam kenyataannya terhadap tatanan sipil selama Rejim akar kekerasan bisa ditemukan Teror pada masa Revolusi Perancis langsung dalam agama, dan bahwa akhir abad XVIII. Dalam hal ini, karena itulah maka agama bisa respons publik terhadap kekerasan dengan mudah menjadi kendaraan sebagai akibat yang ditimbulkan bagi tendensi kekerasan.35 oleh terorisme—merupakan bagian Unsur pengorbanan merupakan dari makna istilah tersebut. hal penting dalam kebanyakan Madeline Albright, membuat daftar agama. Teori-teori Girard tentang tiga puluh organisasi teroris dunia hal ini sudah demikian terkenal yang paling berbahaya, lebih dari memberi perhatian pada sifat setengahnya bersifat keagamaan. fundamental kekerasan dan peran Mereka terdiri dari kaum Yahudi, pengorbanan sebagai suatu cara muslim, dan Buddhis. Warren melarikan diri dari kekerasan. Di Christopher, menyatakan bahwa sini pengorbanan menjadi sesuatu aksi-aksi teroris agama dan identitas yang semakin ritual, yang meng- etnis telah menjadi “salah satu hasilkan kekerasan simbolik. Ini tantangan keamanan terpenting membuat kekerasan menjadi lebih yang kita hadapi dalam kaitan abstrak sebagaimana diklaim dengan bangkitnya Perang Dingin.” penulis lain dalam kaitannya de- 34 ngan ritus Vedie yang me- Salah satu persoalan yang nunjukkan bahwa kekerasan tidak “mengganggu” beberapa analis menghilangkan efek utama dari apa sarjana agama—di antaranya Emile yang ditampilkan oleh penawaran Durkheim, Marcel Muss, dan ideal, di mana orang yang me- Sigmund Freud, adalah mengapa lakukan pengorbanan sekaligus agama tampaknya “memerlukan” menjadi korban. Sakralisasi keke- kekerasan dan kekerasan agama, rasan membuat kekerasan bisa dan mengapa “mandat” tuhan untuk dibedakan dengan kekerasan tak sah melakukan perusakan diterima (lawless), yang ditolak masyarakat. dengan keyakinan yangs sedemi- Jelas bahwa semua hal ini bisa juga kian rupa oleh sebagian orang ditemukan dalam peritiwa ko- beriman. ntemporer, seperti fakta bahwa GIA Menurut Francois Houtart, Aljazair memenggal leher setiap masyarakat memiliki unsur korbannya.36 kekerasan. Secara apologetis terlalu Pertentangan antara yang baik mudah untuk mengklaim bahwa dan jahat adalah sumber lain ke- muatan agama pada dasarnya tidak kerasan yang sangat terkait dengan violent (memiliki unsur kekerasan) agama. Hal ini banyak dipaparkan dan bahwa adalah manusia yang, dalam Kitab Suci, baik Perjanjian TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 12 Baru maupun Perjanjian Lama. (yang tak dapat disentuh). Dalam Identifikasi terhadap kebaikan telah ambivalensi Hinduisme kita me- membenarkan banyak kekerasan nemukan suatu tempat penting bagi dalam sejarah dari semua agama, Kali, Dewi Kehancuran. Sebagai- dalam sejarah melawan penjajah, mana dalam usaha pertahanan yang melalui penindasan internal heretik dilakukan Hindutva, yang memiliki dan inquisisi.37 wujud politiknya dalam Baratya Bila menyentuh sistem-sistem Janaty Party, dalam kondisi agama besar maka kita akan me- sekarang menunjukkan bahwa nemukan jejak yang sama. Naskah- perjuangan tanpa kekerasan bukan naskah landasan agama mencer- menjadi pilihannya.39 minkan ritualisasi kekerasan Buddhisme memiliki reputasi pengorbanan, penggunaan kekeras- terbaik, karena ia memberi pene- an untuk mencapai kebaikan ter- kanan lebih pada ahimsa dan tinggi dan kebutuhan akan ke- semangat cinta kasih. Dalam pem- kerasan dalam mempertahankan bahasan menyangkut etika, iman, bersamaan dengan regulasi Buddhisme menekankan niatnya. etis kekerasan tidak sah, semuanya Melakukan kekerasan untuk me- bertujuan mencapai perdamaian lawan kekerasan dengan demi-kian tertinggi.38 bukan tujuannya, meskipun ke- Karena itu Hinduisme tidak bisa kerasan sesunguhnya tidak dicari. begitu saja direduksikan menjadi Tidak terkecuali dengan Islam, yang ahimsa (tidak melakukan kejahatan, memberi penekanan lebih besar yang biasanya diterjemahkan tanpa pada keadilan daripada cinta kasih, kekerasan), sebagaimana yang di- sebagaimana yang diungkapkan Ali yakini selama ini. Rig Vedas me- Mazrui. Islam menawarkan sedikit nawarkan pespektif yang berbeda pertahanan atas kecenderungan ke- terutama dalam hubungan dengan lompok tertentu untuk melakukan pengorbana. Para raja, meminta atribut-atribut keadilan ini dalam para dewa agar memberikan ke- penggunaan kekerasan.40 menangan peperangan, dan Bagha- Dalam Yudaisme, Andre vadgita menilai bahwa membunuh Wening menyatakan: “Tidak satu- dalam perang dianggap sah, karena pun kekerasan manusia yang ter- jiwa tidak akan mati. Hukum Manu lepas dari Kitab Suci. Atau dengan membentuk suatu hirarki di mana kata lain, Tuhan secara konstan kaum Brahmana, yang secara on- terlibat di dalamnya, dan sering kali tologis menempati pucuk skala sebagai pelakunya.” Kekerasan kasta, dengan mudah membenarkan paling banyak terjadi di zaman upaya mempertahankan keduduk- penantian Mesias. Kitab Keluaran annya dengan kekerasan. Selain itu, mengatakan bahwa Tuhan adalah membunuh seorang Brahmana tidak ksatria dan bahwa intervensi Tuhan sama dengan membunuh kaum dalit justru menimbulkan kehancuran TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 13 yang dasyat ? Kekristenan, yang daya cukup besar. Kedua belah pi- memiliki sumber yang sama, me- hak membunuh atas nama Tuhan, miliki kultur agama yang sama, dan keduanya melakukan hal sehingga ia tidak diragukan tersebut agar suatu hari kelak melakukan perang suci dan perang kedamaian yang sesungguhnya akan salib. Kekristenan memperoleh in- tercapai, bergantung pada masih spirasinya dari pemikiran mesianik tersimpannya sisa-sisa kesetiaan yang merupakan bentuk pemikiran pada suatu agama.42 yang sarat kekerasan karena mereka Perjuangan di beberapa negara merupakan wujud dari kelompok- seperti Aljazair, Iran, Sudan, Mesir kelompok tertindas.41 sampai Arab Saudi dilakukan Contoh kontemporer yang khususnya atas nama Islam, karena paling menonjol menyangkut per- Islam merupakan nilai utama dalam soalan agama dan kekerasan adalah menghadapi disintegrasi sosial konflik antara Israel dan Palestina. masyarakat tradisional, kehilangan Agama hanya menjadi sebagian eksistensinya, dan penegakan adat faktor relevan bagi kedua pihak, baru yang menimbulkan kehilangan tetapi secara numerik dan sosial orientasi. Gerakan-gerakan kaum agama merupakan faktor penting. ekstremis melakukan rekrutmen Bagi kedua pihak argumen agama dari antara kelompok-kelompok merupakan hal penting. Setiap o- yang paling rentan dalam ma- rang memiliki argumennya masing- syarakat, khususnya dari kalangan masing, tetapi masing-masing me- muda yang belum memiliki masa reka percaya bahwa mereka depan. Mereka berkembang di berjuang atas nama Tuhan. Bagi daerah-daerah yang saleh ma- kalangan Yahudi ekstrem, bangsa syarakatnya, meskipun pemimpin terpilih mempertahankan tanah mereka seringkali berperan sebagai yang diberikan pada mereka oleh pemuka agama atau intelektual Tuhan; ada banyak referensi biblis fundamentalis.43 yang bisa mereka gunakan sebagai Menurut Max Weber dalam The dukungannya. Penggunaan kekuasa- Sociology of Religion, pengorbanan an, dan dengan demikian peng- manusia dengan harapan-harapan gunaan kekerasan, merupakan suatu keduniawian didorong oleh magis- tugas agama, bukan dalam dirinya, me atau religiusme. Dengan kata tetapi untuk mempertahankan nilai lain, pengorbanan yang dilakukan tertinggi. Bagi kaum Hamas oleh manusia “yang mengandung Palestina, upaya mempertahankan unsur kekerasan itu diperintah oleh identitas muslim merupakan hal agama atau magis.”44 penting dan sakral. Pada kenya- Pada awal 1960-an, banyak taannya metode kekerasan digu- orang meyakini kebenaran gagasan nakan sebagai pertahanan terhadap Kondrad Lorenz, seorang etiolog kelompok yang memiliki sumber (pakar "psikologi" binatang) asal TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 14 Jerman, yang menyebutkan bahwa yang baru, yang sama sekali ber- kekerasan, tak ubahnya rasa lapar, beda. Biasanya cara yang digunakan adalah naluri manusia sebagai bersifat revolusioner, artinya men- bagian dari kodratnya yang jasma- jungkirbalikkan nilai-nilai yang ada niah. Di dasawarsa berikutnya, secara drastis lewat kekeraan tahun 1970-an, orang lebih menaruh (violence) dan aksi-aksi yang perhatian pada apa yang kemudian ekstrem.45 dinamai sebagai "lingkaran setan" Secara sosiologis radikalisme kekerasan. Menurut mereka, ke- kerap muncul ketika masyarakat kerasan seolah telah mengental mengalami anomi atau kesenjangan lebih dari sekadar naluri yang antara nilai-nilai dengan penga- "nature", dan menjadi "culture" laman, dan para warga masyarakat kekerasan. Kalau pengamatan itu merasa tidak mempunyai lagi daya benar, artinya perlahan-lahan hu- untuk mengatasi kesenjangan itu, bungan antarmanusia di abad ini tak sehingga radikalisme dapat muncul hanya mengalami eskalasi ke- ke permukaan. Tentu banyak faktor kerasan secara akumulatif, tapi juga yang mendorong munculnya radi- sofistikasi, pencanggihan kekeras- kalisme. Sosiolog Max Rudd meng- an. ingatkan bahwa fungsi politik yang Kekerasan agama sering disebut konfrontatif dapat mendorong pro- juga dengan radikalisme agama. ses radikalisme. Weber melihat Secara etimologis, radikalisme ber- radikalisme dalam konteks politik asal dari kata radix, yang berarti massa. Kapitalime yang mula-mula akar. Orang-orang radikal adalah begitu optimis terhadap masa depan seseorang yang menginginkan per- manusia, kemudian telah menim- ubahan terhadap situasi yang ada bulkan suasana rutinitas-ritualistis, dengan menjebol sampai ke akar- yang sangat monoton dan fatalisme, akarnya. Sebuah kamus mene- dan telah menyeret manusia ke rangkan bahwa “seorang radikal penjara besi (iron cage) yang tanpa adalah seseorang yang menyukai jiwa, tanpa nurani. Kapitalisme perubahan-perubahan cepat dan telah menyebabkan manusia ter- mendasar dalam hukum dan me- alienasi (terasing)--meminjam isti- tode-metode pemerintahan” (a lah Marx-- dan mendorong godaan radical is a person who favors radikalisme sebagai solusi utopis. rapid and sweeping changes in laws Pudarnya ikatan kelompok primer and methods of government). Jadi dan komunitas lokal, tergusurnya radikalisme dapat dipahami sebagai ikatan parokial menurut Daniel Bell suatu sikap atau posisi yang dalam The End of Ideology juga mendambakan perubahan terhadap dapat mendorong munculnya radi- status quo dengan jalan meng- kalisme. Sedangkan dalam istilah hancurkan status quo secara total, Sigmund Freud, yang dapat men- dan menggantinya dengan seseuatu dorong munculnya gagasan TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 15 radikalisme adalah apa yang dia peperangan. sebut sebagai melancholia, yaitu Sejarah mencatat tahun 1999 kejengkelan mendalam yang me- terjadi penembakan etnis di Cali- nyakitkan (a profoundly painful fornia dan Illinois; tahun 1998 dejection). kedutaan-kedutaan Amerika di Dalam hal radikalisme dan Afrika diserang, pemboman klinik terorisme semua umat beragama aborsi di Alabama dan Georgia memiliki “prestasi” yang cukup tahun 1997; peledakan bom pada tinggi. Bahkan bagi pemimpin Olimpiade Atlanta dan penghan- Israel seperti David Ben Gurion, curan kompleks perumahan militer Golda Meir, Menachem Begin dan Amerika Serikat di Dhahran Arab Ariel Sharon, seperti dikatakan Saudi pada tahun 1996; peng- Amien Rais, ketiga-tiganya adalah hancuran secara tragis bangunan teroris-teroris kelas satu dan bagi Federal di Oklahoma City pada para pemimpin Israel itu, terorisme tahun 1999, dan peledakan World tampaknya telah mejadi bagian Trade Cente di New York City pada integral kehidupan mereka. 46 tahun 1993. Insiden-isiden seperti Dengan kekerasan yang se- ini dan serangkaian aksi keke- makin canggih dunia semakin kerasan lainnya dikatakan oleh kelam dirundung malang. Dunia Marx Juergensmeyer memiliki akan menangis terus melihat warga keterkaitan dengan ekstremis-eks- Palestina yang dibantai Yahudi tremis keagamaan Amerika—di selama puluhan tahun, dunia juga antaranya milisi Kristen, gerakan akan bersedih menyaksikan ledakan Christian Identity, dan aktivis- bom di Shopping Mall Ben Yehuda. aktivis Kristen anti-aborsi. Dunia dikejutkan oleh hancurnya Perancis memiliki masalah gedung WTC di Washington D.C. dengan aktivis Muslim Algeria, dengan ribuan korban tiada berdosa. Inggris dengan kaum nasionalis Dunia akan selalu bersedih bila Katolik Irladia, Jepang dengan gas terjadi sekian tindakan kekerasan di beracun yang disebarkan oleh masa-masa yang akan datang. anggota-anggota sekte Hindu-Bud- Setiap orang yang punya nurani dan dhis dalam kereta bawah tanah di masih mempunyai jiwa cinta kasih Tokyo. India menghadapi masalah tidak akan rela melihat pem- dengan separatis Sikh dan pejuang- bunuhan, pembantaian, pemerkosa- pejuang Kashmir, Srilanka dengan an dalam bentuk apa pun dan atas pejuang Tamil dan Singhalese, nama apa pun. Setiap orang yang Mesir dengan para militan Muslim, mendambakan kedamaian akan Aljazair dengan Front Penyelamat tersentuh hatinya bila menyaksikan Islam (FIS), dan Israel dan Palestina korban-korban berlumuran darah berhadapan dengan aki-aksi maut atau tubuh berkeping-keping akibat para ekstimis Yahudi dan muslim.
TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 16
Menurut Marx Juergensmeyer, dan Yahudi, perang suci adalah yang lebih sering mendorong keterlibatan Tuhan dalam perang. 48 terjadinya aksi-aksi terorisme ada- Pemahaman literal terhadap lah agama—kadang-kadang melalui doktrin-doktrin keagamaan mendo- suatu perpaduan dengan faktor- rong pada kekerasan dalam pelbagai faktor lain, yang tidak jarang bentuknya, baik secara struktural sebagai motivasi utama. Anggapan maupun kultural. Doktrin agama umum yang menyatakan bahwa dan negara (al-din wa al-dawlah) telah terjadi kebangkitan kekerasan misalnya, bagi sebagian kalangan agama di seluruh dunia pada dekade senantiasa digunakan untuk me- terakhir abad XX dibenarkan oleh renggut kekuasaan dengan perantara mereka yang menyimpan catatan- kekerasan. Peralihan kekuasaan da- catatan seperti ini. Waren lam tradisi Islam selalu me- Christopher, menyatakan bahwa numbalkan kekerasan. Sejarah aksi-aksi teroris agama dan identitas khilafah dalam tradisi Islam pasca- etnis menjadi ‘salah satu tantangan wafatnya Utsman bin Affan men- keamanan terpenting yang kita jadi salah satu eksperimentasi hadapi dalam kaitan dengan bang- historis betapa doktrin agama dan kitnya Perang Dingin.’ 47 negara diterapkan dengan meng- Beberapa peneliti berusaha gunakan cara-cara kekerasan. Pe- menjelaskan ikatan-ikatan yang mikir muslim, seperti Abid al-Jabiry terjadi akhir-akhir ini antara agama (1994), melihat peristiwa itu dengan kekerasan sebagai sebuah sebagai awal sakralisasi kekerasan penyimpangan, hasil dari ideologi guna mendapatkan otoritas politik. politik, atau karakeristik dari suatu Kekerasan dan ambisi politik ibarat bentuk agama yang senantiasa dua sisi mata uang logam yang tak berubah-ubah. Sebagian peneliti bisa dipisahkan. Kekerasan yang lainnya beranggapan bahwa keke- diprakarsai Israel juga tak luput dari rasan agama mendapat legitimasi ambisi politik untuk menguasai dari doktrin agama itu sendiri atau wilayah Palestina.49 merupakan perintah suci dari Zuhairi Misrawi, peneliti P3M Tuhan. itu mengatakan bahwa diskursus James Turner Johnson meng- keagamaan harus mampu melaku- gambarkan secara gamblang, pe- kan terobosan-terobosan baru guna rang suci bagi penganut pelbagai mendekontekstualisasi kekerasan, agama sering dimaknai sebagai seperti doktrin perang suci atau perang yang dilakukan atas perintah jihad, yang kerap dijadikan justi- Tuhan. Bahkan, menurut dia, ada fikasi untuk menghalalkan keke- keyakinan yang membentuk kesa- rasan. Amat diperlukan pemahaman daran kognitif bahwa perang suci keagamaan yang turut mendorong adalah perang yang dilakukan Tu- perlawanan terhadap segala bentuk han sendiri. Dalam tradisi Kristiani kekerasan, terutama kekerasan yang TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 17 mengancam terwujudnya masya- pembentuk konfik-konflik kekeras- rakat pluralis, karena bagaimanapun an.52 agama menghendaki agar setiap Kemungkinan penyalahgunaan umat dapat hidup berdampingan agama untuk kepentingan pribadi tanpa harus menebarkan kebencian dan kelompok itu, terkadang se- dan kecurigaan pada yang lain.50 ring dikomentari masyarakat secara Banyak orang yang tidak se- sinis. Tindakan yang dilakukan oleh pakat bila agama atau Tuhan laskar-laskar yang mengatasnama- memerintah pemeluknya berbuat kan Islam yang bertindak menutup kekerasan. Menurut pendapat ini, tempat-tempat yang dianggap agama tidak mengandung unsur tempat maksiat seperti kasus yang kekerasan justru mengajarkan per- terjadi di Jakarta atau beberapa kota damaian dan hidup baik. Kekerasan lainnya sering mengundang ko- atau pembunuhan adalah masalah mentar antipati. Meskipun kita tidak oknum-oknum yang menyalah- tahu persis apa motivasi mereka, gunakan agama untuk kepentingan boleh jadi tindakan yang dilakukan sendiri atau kelompok. Sering orang sekelompok laskar Muslim itu di- menuduh aspek politik dan ideologi dorong oleh motivasi murni ke- yang telah mengotori agama. agamaan atau boleh jadi karena Agama menempati tempat yang kepentingan pribadi atau kelom- suci yang merupakan entitas di luar poknya. Yang jelas tindakan mem- manusia.51 basmi kemungkaran dengan keke- Ajaran agama di negara-negara rasan itu kerap mengundang ko- berkembang, masih amat potensial mentar negatif dari masyarakat. Di sebagai sumber tindakan praktis antara komentar tersebut seperti dalam hubungan antara individu digambarkan dari sebuah hasil dan kelompok. Oleh sebab itu ia penelitian di Solo sebagai berikut menjadi dasar terbentuknya apa ini: yang disebut Donald E. Smith, Orang-orang yang setiap bulan puasa “Religio political system”, atau mengadakan penggerebekan tempat menurut Clifford Geertz “Religions hiburan, mereka rata-rata tidak mindedness”, yakni suatu proses mempunyai ijin dari aparat. Mereka kadang mengo-tori kota Solo dengan tercapainya ideologisasi agama. mminta-minta di jalan. Menurut saya, Pada saat ini, secara nyata agama itu memalukan orang Islam sendiri. memiliki kekuatan potensial untuk Kayak pengamen saja. Saya ku-rang pembakar fanatisme yang akan setuju terhadap aksi mereka. Yang mengobarkan pergolakan dan ke- dilakukan merupakan tugas dari kerasan yang meletus di kala ada aparat yang menertibkan. Dengan kesempatan. Agama dengan posisi sikap yang mengobrak-abrik tempat itu, mempunyai fungsi ganda, yakni hiburan di mana saya bekerja, sebagai pembentuk integritas dan sebenarnya saya ingin melakukan
TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 18
perlawanan, tetapi saya takut karena dihadapi kekerasan akan jumlah mereka terlalu banyak dan menimbulkan kekerasan baru. Ini- mereka sangat ganas alias buas. lah yang dilakukan oleh Amerika Kepolian seharusnya mencegah agar ketika mendeklarasikan perang total kota Solo jangan kayak Ambon. Saya melawan terorisme agama dan berharap mereka tidak anarkis, tdak langsung asal gerebek, melainkan melaksanakannya selama bertahun- izin dahulu dari aparat. Mereka tahun. Penggunaan kekuatan untuk seharusnya menghormati pekerjaan menghancurkan terorisme tidak orang lain. Contohnya: orang yang jarang hanya merupakan manipulasi bekerja di tempat hiburan, meskipun untuk membenarkan kepentingan di bekerja di situ, semata-mata untuk balik itu. Misalnya apa yang di- menghidupi keluarganya. Mereka se- lakukan oleh Amerika terhadap harusnya punya ide, misalnya tempat Osama bin laden bukankah ada hiburan harus ditutup, mau mem- kepentingan dibalik misi Amerika berikan lapangan pekerjaan bagi para melakukan penyerangan terhadap pekerja hiburan tersebut.53 Osama baik dari segi kepentingan ekonomi, politik dan lain-lain Inilah salah satu komentar sinis seperti yang disinyalir oleh surat- masyarakat berkaitan dengan aksi surat kabar belakangan ini ? Karena kelompok-kelompok Muslim yang itu, kekerasan yang dihadapi dengan dikategorikan fundamentalis yang kekerasan bukan merupakan solusi dianggap kerap melakukan tindakan untuk mencegah kekerasan itu kekerasan dan main hakim sendiri sendiri karena di samping akan me- dengan memakai label agama. nimbulkan kekerasan baru yang mungkin memakan korban lebih Menghentikan Kekerasan Atas besar juga penggunaan sarat dengan Nama Agama nuansa kepentingan untuk mene- Ada beberapa cara untuk gakkan hegemoni seperti kasus mengakhiri kekerasan seperti dita- Amerika itu. warkan oleh Marx Juergensmeyer Skenerio kedua seperti dita- dalam bukunya Terror in The Mind warkan Marx Juergensmeyer adalah of God: The Global Rise of dalam bentuk ancaman pembalasan Religious Violence.54 dengan kekerasan atau pemenjaraan Skenario pertama merupakan untuk menakut-nakuti aktivis-akti- salah sau dari solusi yang dilakukan vis keagamaan sehingga mereka melalui kekuatan. Ia meliputi con- ragu-ragu untuk beraksi. Cara ini toh-contoh yang di dalamnya tero- pun dianggap tidak efektif, karena ris-teroris dibinasakan atau diken- meski para aktivis itu diancam atau dalikan dengan jalan kekerasan. dipenjara, bahkan dibunuh sekali- Cara yang dianggap solusi ini pada pun tidak akan berpengaruh ter- kenyataannya bukan solusi yang hadap para aktivis keagamaan baik, karena setiap kekerasan yang lainnya. TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 19 Skenario ketiga adalah dengan atau mengakomodir, nilai-nilai aga- melakukan kompromi atau nego- ma. Hal ini, karena, merupakan cara siasi dengan para aktivis yang penyelesaian yan kelima, ketika terlibat dalam terorisme. Cara ini otoritas-otoritas sekuluer berpegang pun seperti dikatakan oleh Marx pada nilai-nilai moral, termasuk di Juergensmeyer sendiri merupakan dalamnya yang diasosiasikan de- penyelasaian yang tidak selalu ber- ngan agama. hasil. Beberapa aktivis barangkali Menurut Marx Jurgensmeyer, menjadi lunak, tapi yang lain men- sangat menyedihkan bahwa peme- jadi marah dikarenakan apa yang rintah-pemerintah dari bangsa- mereka sebut sebagai penjualan bangsa modern begitu sering dipan- prinsip. Kasus Arafat dan Hamas dang mengalami kebobrokan moral merupakan contoh dalam skenario dan kehampaan spiritual sejak ini. Setiap upaya kompromi yang konsep-konsep pencerahan yang dilakukan sekelompok aktivis memunculkan negara-negara mo- Palestina akan membuat marah ke- dern dicirikan dengan sebuah lompok lainnya. semangat moralistik yang begitu Skenario keempat pemisahan besar. Jean-Jecques Rousseau agama dari politik dan kembali pada menggunakan term agama sipil landasan-landasan moral dan meta- untuk menggambarkan apa yang dia fsikal. Politisasi agama dapat sebut sebagai landasan moral dan dipecahkan melalui sekulerisasi. spiritual yang esensial bagi ma- Solusi seperti ini telah dilakukan di syarakat modern yang ingin beberapa negara di dunia ini, namun menopang sebuah tatanan politik nampaknya belum menunjukkan yang kokoh. “Agama” Rousseau ini keberhasilan alih-alih malah me- tidak didasarkan pada dogma- nimbulkan reaksi keras dari aktivis- dogma agama”, tapi pada apa yang aktivis keagamaan yang kadarnya dsebut “kesucian kontrak sosial”. semakin tinggi. Basam Tibi dalam bukunya Skenario kelima adalah solusi- The Challenge of Fundamentalism solusi yang mengharuskan pihak- menawarkan solusi untuk mencegah pihak yang saling bertikai untuk, fundamentalisme dengan menegak- paling tidak pada tataran minimal, kan demokrasi sekuler dan HAM menyerukan adanya saling percaya (that alternative is a based on dan saling menghormati. Hal ini seculer democracy and human ditingkatkan dan kemungkinan-ke- right).54 Baragkali solusi tambahan mungkinan ke arah penyelesaian namun teramat penting untuk dengan jalan kompromi semakin menghentikan fundamentalisme dan menguat ketika aktivis-aktivis ke- kekerasan agama adalah dengan agamaan memandang otorits-oto- menghentikan segala bentuk ritas pemerintahan memiliki inte- penindasan, menegakkan hak asasi gritas moral yang sesuai dengan, tanpa pandang bulu, memberikan TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 20 kekebasan kepada bangsa-bangsa tempat-tempat kemaksiatan me- terjajah, menumbuhkan sikap saling rajalela, maka akan mendorong menghargai dan saling meng- munculnya tindakan main hakim hormati berdasarkan prinsip saling sendiri denga memakai label agama. menghargai dan saling meng- Tindakan main hakim dengan hormati dalam pergaulan antar memakai label agama sangat sulit bangsa dalam suasana yang penuh dikontrol, dan apakah itu betul-betul persamaan dan persaudaraan. demi menghilangkan maksiat atau Bila hal tersebut dilaksanakan ada tujuan yang bersifat kepntingan secara konisten, maka fundamen- pribadi atau kepentingan bisnis. talisme dan kekerasan agama tidak Tidak bisa dipungkiri bahwa akan muncul, tidak akan menjadi tindakan kekerasan kerap terjadi sesuatu yang jauh lebih berbahaya dan itu dilakukan oleh orang-orang seperti dikatakan Basam Tibi yang menggunakan label Islam. (Islamic fundamentalism are more Namun apakah Islam meme- dangorous) atau dianggap lebih rintahkan pemeluknya untuk ber- berbahaya dari narkoba seperti buat kekerasan, membunuh tanpa dikatakan Nurcholish Madjid, se- alasan yang benar atau meng- hingga perlu untuk melawannya hancurkan gedung, merampok seperti juga dikatakan oleh H.A.R. penganut agama lain ? dalam hal Gibb.55 ini, kita patut merenungkan tulisan Ajaran agama mengajarkan Faraj Fuda, seorang cendekiawan solusi yang paling maslahat dalam liberal seperti dikutip oleh David mencegah terjadinya kerusakan, Sagiv sebagai berikut: yaitu dengan cara-cara yang arif, Islam sama sekali tidak memiliki hu- bijaksana dan damai, kecuali bungan dengan fakta bahwa satu- dengan sangat terpaksa harus meng- satunya cara yang ditempuh oleh gunakan cara kekerasan, itupun anggota Organisasi Jihad agar dapat memperoleh bantuan finansial adalah tidak diperbolehkan melampaui ba- menyerang toko-toko perhiasan milik tas (la ta’tadu). Solusi yang orang-orang Koptik, membunuh me- ditawarkan adalah berdasarkan kai- reka dan mencuri harta kekayaan dah fiqih (qowa’id al-fiqhiyah) mereka. Saya tidak ingin me- yang menyatakan al-dhororu la lanjutkan, karena di sini saya tidak yuzalu bi al-dhororo “kerusakan itu ingin menuangkan garam ke dalam tidak bisa dihilangkan dengan luka yang menganga. Tetapi, ini ter- kerusakan yang lain”.56 kait dengan fatwa yang di sampaikan Harus disadari pula agar oleh seseorang yang harus kita masyarakat atau siapapun tidak me- teriaki…Selamatkan Islam… Sela- matkan Islam….karena selama ini mulai dan melestarikan keru-sakan Islam tidak perah menjadi agama serta tindakan-tindakan amo-ral terorisme, Islam tidak ambil bagian yang dapat mendorong bang-kitnya dalam membunuh seorang warga radikalisme agama. Karena bila negara yang tengah duduk di tokonya TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 21 dengan aman, menjadikan anak-anak Islam. Jika kekerasan hanya dihu- sebagai anak-anak yatim atau meng- bungkan dengan salah satu tempat, hancurkan rumah-rumah dengan maka hal itu hanyalah karena ada- alasan yang tidak lebih dari sekedar nya ketertekanan masyarakat di agama mereka berbeda dengan dalamnya dan adanya kekuatan agama anda, atau seorang amir mengeluarkan hukuman dan salah, besar yang menekan mereka. Ana- yang memaksa seorang warga negara lisis terhadap permasalahan ini Mesir membayar teror ini dalam tidak tepat dijadikan dasar gam- hidupnya. Orang semacam saya ini baran penetapan hukum. 58 hanya dapat merasa pilu dan pedih Dalam wawancara dengan dalam membaca kaliamat aneh yang Jurnal al-Musawar mengenai usaha dikemukakan oleh Ahmad Umar pembunuhan terhadap Makram Hasyim ”Umat Islam tidak dilarang Muhammad Ahmad, Hasan Abu melakukan bisnis dengan orang- Basya, Nabawi Ismail dan lain-lain, orang non-Muslim, tetapi dilarang Khalid Muhammad Khalid mem- berteman akrab dan loyal kepa- danya…karena persahabatan yang berikan tanggapan yang patut juga akrab akan terjadi antara sesama direnungkan sebagai berikut: warga Mesir tanpa peduli apakah itu Islam tidak menerima pem- antara seorang Muslim dengan bunuhan, yang diklasifikasikan se- seorang Koptik. Kata-kata lain hanya bagai kejahatan yang paling buruk, akan memisahkan barisan. Orang bukan hanya terhadap warga negara semacam saya ini hanya dapat Muslim, tetapi juga terhadap orang- merasa pilu dan sedih ketika suara orang Kristen. Demikian pula sang da’i menyatakan, seorang ketidakadilan, sama sekali tidak di- Muslim India lebih dekat kepada terima dalam Islam. Ketika kita seorang Muslim Mesir ketimbang mengikuti ayat-ayat Al-Qur’an dan dengan seorang Koptik Mesir. 57 ajaran-ajaran Nabi, maka kita tidak boleh menyimpangkan kebenaran ini. Catat bagaimana Rasulullah me- Hasan Hanafi, seorang pemikir larang seseorang melewati Arab kontemporer menjelaskan sekelompok orang dengan pedang bahwa dunia Arab dan Islam tidak yang ujungnya terhunus. Di sini dapat dikambinghitamkan sebagai pencegahan lebih disukai ketimbang sumber permasalahan dalam dialek- penyembuhan….Catat sabdanya, tika kekerasan dan anti-kekerasan. “Barangsiapa menyakiti orang Kekerasan juga terjadi di India, dzimmi atau seorang seorang sekutu, Srilanka, Afrika Selatan, Afrika ia tidak lagi dilindungi oleh Allah Utara (Ethiopia dan somalia), atau Muhammad.” Kalau sekedar Spanyol, dan Amerika Latin melukai seorang Muslim atau Kristen adalah dosa dalam Islam, sehingga (Nikaragua)….Dialektika kekerasan betapa besarnya dosa membunuh, dan anti-kekerasan merupakan menyebarkan teror dan anarki deskripsi umum dari sebuah proses (kekerasan-YH) di tengah-tengah yang terjadi di banyak tempat, tidak masyarakat…Tahukah Anda bahwa hanya terbatas di dunia Arab dan Muawiyah menolak hak menjadi TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 22 khalifah bagi orang yang memang Munculnya fundamentalisme berhak, yaitu Imam Ali, dengan cara dilatarbelakangi oleh berbagai fak- menolak otoritasnya, sehingga me- tor yang sangat kompleks dan pelik, nyebabkan perang saudara.59 yang tidak semata-mata murni bersifat keagamaan, namun ber- Kesimpulan kaitan dengan kepentingan politik, Sebagai masyarakat beragama ekonomi, sosial dan idiologis. (religious society), kita sering Semua agama mengajarkan diguncang dengan banyaknya peris- nilai-nilai luhur untuk kemaslahatan tiwa yang sentimentil, rasial, hidup manusia. Manusia telah collective violence dengan upaya- berperan untuk memperbarui peran upaya mengail di “air keruh” agama di berbagai wilayah dunia sehingga tampaknya bermuatan menjadi sebagai sebuah idiologi ta- keagamaan. Peristiwa yang sama tanan publik sehingga dalam ma- sekali bukan bermuara agama, syarakat idiologi-idiologi keagama- berubah menjadi peristiwa yang an dan politik saling berkelindan. sarat dengan sentimen-sentimen Agama telah dipakai untuk men- keagamaan sehingga tidak jarang capai kepentingan seseorang atau membuyarkan angan bahwa agama sekelompok tertentu yang telah adalah pembawa kedamaian dan mengakibatkan politisasi agama keselamatan bersama. Agama men- dalam wilayah-wilayah privat dan jadi semacam ancaman yang bisa publik. dengan tiba-tiba datang mem- berangus kehidupan bersama di muka bumi ini.60 Inilah yang oleh Catatan Akhir: Sukidi, seorang stap Paramadina 1 disebut sebagai fenomena para- Hassan Hanafi, Agama, Kekerasan, dan Islam Kontemporer, (Yogyakarta: doksal keberagamaan ummat, baik Jendela, 2001), hlm. 35. pada level elite politik maupun 2 Mengenai Islam agama semua nabi massa bawah (grass root).61 lihat Ibn Taimiyah, Iqidla al-Shirat al- Suasana paradoks ini sering terjadi, Mustaqim Muhalifatu Ashab al-Jahim, di satu sisi agama mengajarkan (Beirut: Dar al-Fikr, Tanpa Tahun), nilai-nilai kebajikan yang luhur dan hlm. 451. 3 anti-kekerasan kepada umatnya, Samuel P. Huntington, Benturan namun pada wajah lain agama se- Antar Peradaban dan Masa Depan ring mengiringi kehidupan manusia Politik Dunia, penerjemah M. Sadat dengan wajah tidak bersahabat. Ismail, (Yogyakarta: Qalam, 2000), hlm. 9. Wajah agama (umat beragama) 4 Karen Armstrong, Berperang Demi yang tidak bersahabat ini sering Tuhan: Fundamentalisme dalam Islam, dialamatkan kepada kelompok Kristen dan Yahudi, penerjemah keagamaan yang dicap fundamen- Satrio Wahono, Muhammad Helmi, talisme. dan Abdullah Ali, (Jakarta: Serambi,
TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 23
Bandung: Mizan, 2001), hlm. ix). the New World Disorder, (Berkeley, 5 Karen Armstrong, Islam A Short Los Angeles, London: University of History (Sepintas Sejarah Islam), California Press, 1998), hlm. 2. 23 (Yogyakarta: IKON TERALITERA, Alfan Alfian M. www.islamlib.com. 24 2002), hlm. 193. Thomas Santoso, Kekerasan Agama 6 Tanpa Agama, (Jakarta: Pustaka Utan Ibid. 7 Kayu, 2002), hlm. 1. William Montgomery Watt, 25 Thomas Santoso, ibid, hlm. 2. Fundamnetalime Islam dan Modrnitas, 26 Ibid. (Jakarta: PT RajaGrafido Persada, 27 Ibid. 1997), hlm. 3-4. 28 8 Ibid, hlm. 3. James Barr, Fundamentalisme, 29 Ibid. (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 30 Ibid. 1996), hlm. 1. 31 8 Ibid, hlm 4. Fazlur Rahman, Gelombang 32 Ibid, hlm. 5. Perubahan dalam Islam: Studi tentang 33 Ibid, hlm 8. Fundamentalisme Islam, (Jakarta: 34 Marx Juergensmeyer, Teror Atas Rajawali Press, 2000), hlm. 14. 9 Nama Tuhan : Kebangkitan Global Fazlur Rahman, Islam, (Bandung: kekerasan Agama, (Jakarta: Nizam Pustaka, 1997), hlm. 286. 10 Press & Anima Publishing, 2002), hlm. David Sagiv, Islam Otentisitas 5. Liberalisme, (Yogyakarta: LKis, 1995), 35 Francois Houtart “Kultus Kekerasan hlm. 3 11 Atas Nama Agama: Suatu Panorama” Robert N. Bellah, Beyond Belief dalam Thomas Santoso, Kekerasan Esei-esei tentang Agama di Dunia Agama Tapa Agama, ., hlm. 11. Modern, (Jakarta: Paramadina, 2000), 36 , ibid, hlm. 12. hlm. 226-27. 37 12 Ibid, hlm. 12. Lihat Muhammad Imarah, 38 Ibid, hlm. 12. Fundamentalisme Dalam Perspektif 39 Ibid, hlm. 12. Barat dan Islam, (Gema Insani Press, 40 Ibid. hlm. 13. 1999), hlm. 9. 41 13 Ibid. Ibid, hlm 21. 42 14 Ibid, hlm. 14. Ibid, hlm. 35. 43 15 Ibid. Ibid. 44 16 Lihat Max Weber, Sosiologi Agama, Yusril Ihza Mahendra, Modernisme (Yogyakarta: IRCiSoD, 2002), hlm 2. dan Fundamentalisme dalam Politik 45 Amin Rais, Cakrawala Islam, Islam, (Jakarta: Paramadina, 1999), (Bandung: Mizan, 1999), hlm. 132. hlm. 6. 46 17 Lihat Amien Rais, ibid, hlm. 134. Ibid. 47 18 Marx Juergensmeyer, op. cit.,hlm. 7. Ibid. 48 19 James Turner Johnsons, The Holly Ibid, hlm. 17. 20 War Idea in Western and Islamic Lihat Majalah Tempo 30 Desember Traditions (Ide Perang Suci Dalam 2001. 21 Tradisi Barat dan Islam, (Yogyakarta: Lihat Website www.islamlib.com. 22 Qalam, 2002). lihat Bassam Tibi, The Challenge of Fundamentalism: Political Islam and TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni 2008 24 49 Dikutip dari artikel Zuhairi Misrawi, diteruskan. Menurutnya, barangkali “Agama, Kekerasan, dan Krisis terlalu pagi bagi kita untuk melangkah Perdamaian” dan lihat juga artikel lebih jauh dari yang sudah kita (para berjudul “Teologi Perdamaian”, orientalis-YH) lalui. Kewajiban umat www.islamlib.com. Muslim sendirilah untuk mencari jalan 50 Ibid. keluar dan merumuskan kembali 51 Lihat artikel Haryatmoko, “Apa yang prinsip-prinsip mengenai keyakinan Tersisa dari Agama, dalam Jurnal Basis dan kegiatan mereka, suatu tugas yang No. 05-06, tahun ke-51, Mei-Juni 2002, mungkin juga bukan tanpa konflik. hlm. 41. Tulisan ini menjelaskan aspek Kebenaran memang harus selalu negatif agama yang sering ditutupi atau diperjuangkan agar keberadaannya tidak diakui oleh pemeluknya serta para dapat dipertahankan, dan ia tidak selalu pemimpin agama yang cenderung memperoleh kemenangan dalam waktu apologetis. singkat. (Lihat H.A.R. Gibb, Aliran- 52 Restoe Prawiranegoro I, “Agama, aliran Modern dalam Islam, (Jakarta: Kekerasan dan Integrai Politik”, Rajawali Press, 1995), hlm 204. 56 Majalah Garda, (No. 96/th. III 17 Mengenai kerusakan itu tidak bisa Januari 2001), hlm. 39. dihilangkan dengan kerusakan yang 53 Zainuddin Fananie, dkk., lain, liha artikel K.H. Cholil Bisri, Radikalisme Keagamaan dan “Kekeraan Politik dan Agama”, dalam Perubahan Sosial, (Surakarta: Ahmad Suhaedy (Editor), Kekerasan Muhammadiyah University Press, Dalam Perspekif Pesantren, (Jakarta: 2002), hlm. 195. PT. Grasindo-P3M, 2000), hlm. 139. 54 57 Marx Juergensmeyer, op. cit. hlm David Sagiv, op. cit. hlm. 175. 58 307-316. Hassan Hanafi, op. cit., hlm. 40-41. 54 59 Basam Tibi, op. cit. hlm. xii. David Sagiv, op. cit. , hlm. 200-1. 55 60 H.A.R. Gibb, seorang Orientalis Lihat Zuly Qodir, Agama dalam dalam bukunya Modern Trends in Bayang-bayang Kekuasaan, Islam mengupas mengenai pergerakan (Yogyakarta: DIAN/INTERFIDEI, Islam modern dan mengakhiri 2001), hlm. 3. 61 uraiannya itu dengan mengatakan Sukidi, Teologi Inklusif Cak Nur, bahwa perjuangan untuk melawan (Jakarta: Kompas, 2001), hlm. 131. fundamentalisme masih harus