Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi

Volume 4, No 1, Juni 2016 (1-14)


Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/jppfa

PENGEMBANGAN KOMPETENSI
DAN PENDIDIKAN BERKELANJUTAN PUSTAKAWAN PTAIN:
STUDI KASUS DI PERPUSTAKAAN UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
1)
Anis Masruri, 2)Sodiq A. Kuntoro, 3)Suharsimi Arikunto
1)
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2, 3)Universitas Negeri Yogyakarta
Anismas69@gmail.com, sodiq_azis@uny.ac.id, -
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengungkapkan pengembangan kompetensi dan pendidikan
berkelanjutan pustakawan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menurut persepsi pustakawan,
pimpinan, dan pengguna perpustakaan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan
pendekatan studi kasus di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut: (1) kompetensi pustakawan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang perlu
dikembangkan terbagi menjadi enam bidang, yaitu: kompetensi manajerial, kompetensi
pengelolaan informasi, kompetensi kependidikan, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi pengembangan profesi; (2) pendidikan berkelanjutan bagi pustakawan UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta dilakukan melalui pendidikan nonformal berbentuk pelatihan dengan
mengacu pada prinsip pendidikan orang dewasa (andragogi). Adapun materi yang perlu dipelajari
dalam kegiatan pelatihan oleh pustakawan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta meliputi kajian minat
dan kebutuhan informasi, seleksi bahan pustaka, pengadaan bahan pustaka, organisasi dan
analisis informasi, manajemen perpustakaan, pelayanan informasi, literasi informasi, teknologi
informasi, pengembangan kepribadian, dan keterampilan interpersonal.
Kata kunci: kompetensi pustakawan, pendidikan berkelanjutan

THE DEVELOPMENT OF ADVANCED EDUCATION AND COMPETENCY FOR THE


LIBRARIANS OF ISLAMIC STATE UNIVERSITY: A CASE STUDY IN THE LIBRARY OF
SUNAN KALIJAGA STATE ISLAMIC UNIVERSITY YOGYAKARTA
1)
Anis Masruri, 2)Sodiq A. Kuntoro, 3)Suharsimi Arikunto
1)
Sunan Kalijaga State Islamic University Yogyakarta, 2,3)Yogyakarta State University,
anismas69@gmail.com, sodiq_azis@uny.ac.id, -
Abstract
The study was to reveal the development of advanced education and competency for the
librarians of Sunan Kalijaga State Islamic University Yogyakarta according to the perception of
the librarians, the leaders and the users. The method that the researchers employed was a
qualitative method by means of case study approach and the study was conducted in the Library of
Sunan Kalijaga State Islamic University. The results of the study were as follows: (1) The
competencies for the librarians of Sunan Kalijaga State Islamic Universities that should be
developed were divided into six domains namely: managerial competency, information-processing
competency, education competency, personality competency, social competency and professional
development competency; and (2) The advanced education for the librarians of Sunan Kalijaga
State Islamic University should be conducted through a non-formal education in the form of
training programs by referring to the principles of andragogy (education for the adult people).
However, the materials that should be studied by the librarians of Sunan Kalijaga State Islamic
University in the training activities included the interest and information needs analysis, the
literary material selection, the literary material procurement, the information organization and
analysis, the library management, the information service, the information literacy, the information
technology the personality development and the interpersonal skills.
Keywords: librarians’ competency, advanced education

Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi


p-ISSN: 2356-1807 e-ISSN: 2502-1648
2 – Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi

PENDAHULUAN an diselenggarakan berdasarkan asas pembel-


ajaran sepanjang hayat, demokrasi, keadilan,
Undang-Undang Nomor 43 Tahun keprofesionalan, keterbukaan, keterukuran,
2007 tentang perpustakaan, pada bab 1 pasal 1 dan kemitraan. Perpustakaan berfungsi seba-
ayat 8 menyebutkan bahwa pustakawan ada- gai wahana pendidikan, penelitian, pelestari-
lah seseorang yang memiliki kompetensi yang an, informasi, dan rekreasi. Adapun tujuan
diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatih- perpustakaan adalah memberikan pelayanan
an kepustakawanan serta mempunyai tugas kepada pengguna, meningkatkan kegemaran
dan tanggung jawab melaksanakan pengelo- membaca di kalangan masyarakat, serta me-
laan dan pelayanan perpustakaan. Namun ningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan
pada kenyataannya, masih banyak pustakawan dalam rangka meningkatkan kecerdasan
di Indonesia yang tidak berlatar belakang pen- bangsa.
didikan ilmu perpustakaan. Bahkan ada yang Untuk mewujudkan fungsi dan tujuan
beranggapan bahwa pustakawan bukanlah perpustakaan tersebut diperlukan pustakawan
sebuah profesi sehingga tidak memerlukan yang berkompeten. Brophy (2006, p. 98),
keahlian khusus. Kondisi tersebut ternyata menjelaskan bahwa ”librarians are respon-
tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi sible for delivering services to users and are
terjadi juga di negara lain. Banyak pustaka- probably the library’s most important asset”.
wan tidak memiliki pendidikan formal bidang Pernyataan ini menegaskan bahwa pustaka-
perpustakaan baik pada level diploma, master, wan bertanggung jawab memberikan pelayan-
maupun doktor (MacKellar, 2008 p. 3). an pada pengguna perpustakaan dan menjadi
Jika kondisi tersebut terus berlanjut, bagian terpenting bagi suatu perpustakaan
maka terwujudnya perpustakaan yang berku- dalam menjalankan peran dan tugasnya di
alitas tentu memerlukan proses yang panjang masyarakat.
dan mungkin sulit dipenuhi. Padahal, perpus- Tugas pustakawan sebenarnya tidak
takaan sebagai pusat sumber belajar, pusat semudah yang dibayangkan orang pada
pendidikan, pusat penelitian, pusat informasi, umumnya. Pustakawan tidak hanya bertugas
dan pusat konservasi budaya perlu dikelola sebagai penjaga buku, tetapi bertugas sebagai
dengan baik dan profesional. Berbagai kegiat- garda pengetahuan (the guardian of know-
an di perpustakaan pun membutuhkan keahli- ledge), yaitu menjaga kesinambungan penge-
an khusus yang hanya dapat berhasil baik jika tahuan dari generasi ke generasi berikutnya
dilakukan oleh pustakawan profesional. (Hermawan & Zen, 2006, p 6). Dengan ada-
Gorman (2000, p. 14) mensyaratkan nya pustakawan yang berkompeten, perpusta-
profesi pustakawan haruslah orang yang kaan diharapkan dapat berkembang dengan
memperoleh pendidikan setingkat master pada baik sesuai tujuan lembaga induknya, baik
lembaga pendidikan perpustakaan yang tera- pada lembaga pemerintah, lembaga sosial,
kreditasi, dan menerima pelatihan perpustaka- maupun lembaga pendidikan.
an sebagai dasar dalam menjalankan tugasnya. Pada lembaga pendidikan, termasuk
Basuki (1991, p. 8) menjelaskan bahwa syarat perguruan tinggi, proses pendidikan tidak
profesi pustakawan adalah memiliki keahlian dapat terselenggara dengan baik jika sivitas
bidang ilmu perpustakaan, dokumentasi dan akademika tidak didukung sarana pendidikan
informasi yang diperoleh melalui pendidikan yang diperlukan. Salah satu sarana pendidikan
sebagai dasar dalam melayani masyarakat se- tersebut adalah perpustakaan yang merupakan
suai dengan visi dan misi lembaga induknya. tempat bahan pustaka diseleksi, diadakan,
Jadi, pustakawan profesional harus dikumpulkan, diolah, dianalisis, disimpan, dan
berlatar belakang pendidikan ilmu perpusta- disebarluaskan bagi sivitas akademika
kaan sebagai dasar dalam menjalankan tugas- (Chernik, 1992, p. 1). Untuk itu, pustakawan
tugasnya. Syarat ini diperuntukkan bagi pus- harus memiliki kompetensi mengelola per-
takawan pada semua jenis perpustakaan, baik pustakaan dengan sebaik-baiknya agar infor-
perpustakaan nasional, perpustakaan umum, masi yang ada di dalamnya dapat dimanfaat-
perpustakaan khusus, perpustakaan sekolah, kan secara maksimal oleh seluruh sivitas aka-
maupun perpustakaan perguruan tinggi. demika.
Pada pasal 2 dan pasal 3 UU Nomor Menurut Evans (1995, p. 16), pusta-
43 tahun 2007 disebutkan bahwa perpustaka- kawan pada perpustakaan perguruan tinggi

Volume 4, Nomor 1, Juni 2016


Pengembangan Kompetensi dan Pendidikan... 3
Anis Masruri, Sodiq A. Kuntoro, Suharsimi Arikunto

bertugas mengelola perpustakaan dalam pro- terampil dalam memanfaatkan teknologi


ses transfer informasi mulai kegiatan iden- infomasi untuk memudahkan para pengguna
tifikasi, seleksi, pengadaan, pengorganisasian, perpustakaan dalam mengakses informasi
pengolahan, penyimpanan, pemeliharaan, in- yang mereka perlukan.
terpretasi, pemanfaatan, dan penyebaran in- Namun demikian, realitas yang terjadi
formasi. Proses transfer informasi merupakan di beberapa perpustakaan ditemukan bahwa
siklus yang berlangsung secara terus menerus sebagian pustakawan belum sesuai dengan
dan berkesinambungan selama perpustakaan harapan di atas. Sebagian pustakawan tidak
masih ada. Hal itu dilakukan agar perpusta- mempersiapkan diri menghadapi perkembang-
kaan dapat berperan sesuai dengan fungsinya an teknologi informasi. Hal itu terjadi karena
yaitu fungsi edukatif, fungsi informatif, fungsi pada awalnya mereka tidak berencana men-
rekreasi, fungsi penelitian, fungsi kultural, dan jadi pustakawan atau meskipun dari awalnya
fungsi penyimpanan karya manusia (Basuki, berencana menjadi pustakawan, tetapi hal-hal
1994, p. 3). yang berhubungan dengan teknologi informasi
Pada perguruan tinggi, setiap maha- dan perkembangannya itu belum mereka
siswa, dosen, peneliti, dan seluruh sivitas pelajari dengan baik. Untuk itu, pustakawan
akademika mendapatkan kesempatan untuk dituntut mengembangkan dirinya melalui
memperluas dan memperdalam pengetahu- berbagai jalan, misalnya melalui pelatihan,
annya melalui perpustakaan agar dapat me- seminar, studi banding, dan bentuk pendidik-
wujudkan tujuan yang telah ditetapkan. an berkelanjutan lainnya (Wilson & Tauber,
Brophy (2006, p. 10) menjelaskan bahwa sa- 1966, p. 20).
lah satu tujuan perguruan tinggi adalah men- Pustakawan dituntut memiliki kinerja
dorong dan memungkinkan sivitas akademika yang tinggi dan didukung kompetensi yang
menjadi bagian dari masyarakat demokratis memadai. Kinerja merupakan hasil kerja sese-
yang memahami hak-hak individu dan ber- orang di mana hasil kerja tersebut harus dapat
tanggung jawab dalam kehidupan bermasya- ditunjukkan buktinya secara konkrit diban-
rakat. dingkan dengan standar yang telah ditentukan
Pustakawan sebagai bagian dari ang- (Sedarmayanti, 2011, p. 260). Adapun kompe-
gota masyarakat hendaknya dapat menye- tensi yang dimaksud adalah pengetahuan,
suaikan diri dan mengembangkan kemampu- sikap, kemampuan dan karakteristik yang
annya sesuai tuntutan masyarakat yang dari berhubungan dengan tingkat kinerja suatu
waktu ke waktu terus mengalami perubahan. pekerjaan seperti pemecahan masalah dan
Sumber informasi juga secara revolusioner pemikiran analitik (Dewiyana, 2006, p. 22).
terus berubah. Dahulu, informasi hanya Kompetensi pustakawan sangat diper-
dikemas dalam bentuk cetak, kini sebagian lukan untuk mewujudkan kualitas perpustaka-
berubah berubah ke dalam bentuk digital. an. Dengan kata lain, sukses tidaknya penye-
Buku, jurnal, dan penerbitan lainnya yang lenggaraan perpustakaan banyak tergantung
dahulu bercirikan keteraturan waktu terbit, pada kompetensi pustakawannya. Dengan
kini sebagian tidak berlaku lagi ketika demikian dapat dikatakan bahwa pustakawan
manusia memasuki wilayah media online, web merupakan kunci utama dalam berkualitas
site atau situs dalam cyberspace. atau tidaknya sebuah perpustakaan. Kompe-
Oleh karena itu pustakawan perlu tensi pustakawan adalah kemampuan sese-
memahami peran perpustakaan dalam dunia orang untuk melaksanakan suatu pekerjaan
pendidikan. Menurut Muhadjir (1987, p. 19), atau tugas kepustakawanan yang dilandasi
pendidikan berfungsi menumbuhkan kreativi- atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap
tas peserta didik, menjaga kelestarian nilai- (Khoo, 2005, p. 1). Senada dengan pengertian
nilai insani, nilai-nilai ilahi, dan menyiapkan sebelumnya, Special Libraries Association
tenaga kerja yang produktif. Untuk itu, pusta- mengatakan bahwa “competencies are a com-
kawan perlu berupaya agar perpustakaan da- bination of skill, knowledge, and behaviour
pat mendukung terwujudnya fungsi pendidik- important for organizational success, perso-
an dimaksud. Tentu saja kondisi ini meng- nal performance and career development”
haruskan pustakawan memiliki kompetensi (Special Library Association, 1998, p. 4).
yang baik yaitu mampu menunjukkan sikap Dari penjelasan tersebut dapat dipa-
profesional dalam memberikan pelayanan dan hami bahwa kompetensi pustakawan merupa-
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
Volume 4, Nomor 1, Juni 2016
4 – Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi

kan kombinasi antara keterampilan, penge- dan perilaku yang dimiliki pustakawan agar
tahuan dan tingkah laku yang penting untuk dapat bekerja secara efektif sebagai komu-
keberhasilan suatu organisasi, kinerja pegawai nikator, meningkatkan kemampuan dan dapat
dan pengembangan karir di perpustakaan. bertahan terhadap berubahan dan perkem-
Kompetensi pustakawan dapat digunakan bangan jaman. Dalam penjelasan lebih lanjut,
sebagai syarat bagi seseorang untuk dianggap Daryono mengatakan bahwa jenis kompetensi
mampu dalam melaksanakan tugas-tugasnya dapat dibedakan menjadi dua (a) soft compe-
di perpustakaan. Kompetensi pustakawan ter- tency yaitu berkaitan erat dengan kemampuan
sebut dapat diwujudkan melalui seperangkat mengatur pekerjaan dan berinteraksi dengan
tindakan cerdas, yang dilaksanakan dengan orang lain, sebagai contoh adalah kemampuan
penuh tanggung jawab oleh individu sehingga memimpin dan kemampuan berkomunikasi,
pekerjaan dapat dilaksanakan secara efektif (b) hard competency yaitu yang berkaitan
dan efisien. dengan kemampuan fungsional atau teknis
Selanjutnya, Basuki (2006, p. 3) men- suatu pekerjaan, sebagai contoh kemampuan
jelaskan bahwa kompetensi pustakawan meru- mengklasifikasi, membuat abstrak, melayani
pakan pengetahuan dan keterampilan yang pengguna, penelusuran informasi dan seba-
dituntut untuk dimiliki oleh seorang pustaka- gainya.
wan dalam melaksanakan tugasnya yang Menurut Ashcroft dan Osa yang di-
sesuai dengan nilai-nilai yang diterapkan oleh kutip oleh Khoo (2005, p. 2), teknologi baru
satu organisasi dan juga merupakan ke- dan perkembangannya yang sangat cepat
mampuan dasar, yang memungkinkan seorang berimplikasi pada tugas-tugas pustakawan dan
pustakawan tersebut memiliki cara berpikir, profesional informasi yang mengharuskan
bertingkah laku, dan membuat generalisasi mereka bersikap fleksibel dalam mengadap-
dalam situasi apapun, dan juga dapat mene- tasi dan mengadopsi keterampilan dan strategi
mukan jalan dalam menyelesaikan kesulitan baru untuk menangani segala tugas-tugasnya.
yang berpotensi untuk berlangsung dalam Dalam lingkungan kerja pustakawan dan
waktu relatif lama. profesional informasi terdapat beberapa ka-
Kompetensi pustakawan menurut rakteristik sebagai berikut: (1) Kompetisi
Special Library Association seperti yang di- (Competition), artinya, pustakawan dan prof-
jelaskan di atas, dibagi menjadi dua bagian, esi informasi menghadapi kompetisi dalam
yaitu kompetensi profesional dan personal. menjalankan tugas-tugasnya dengan profesi
Kompetensi profesional berhubungan dengan lain, misalnya profesi teknologi informasi,
pengetahuan pustakawan dalam hal sumber profesi bisnis yang masuk ke lengkungan
informasi, akses terhadap informasi, teknolo- kerja di perpustakaan; (2) Perubahan dan ling-
gi, manajemen dan penelitian dan kemampuan kungan yang tidak menentu (changing and
untuk menggunakan pengetahuan yang turbulent environment) dari lembaga induk-
dimilikinya sebagai dasar dalam menyediakan nya, artinya kebijakan-kebijakan lembaga
layanan perpustakaan dan informasi. Kompe- induk yang seringkali berubah akan membuat
tensi personal merepresentasikan sekumpulan pustakawan dan profesi informasi akan men-
keterampilan, sikap dan nilai yang memung- dapat tekanan yang terus menerus; (3) Status
kinkan pustakawan dapat bekerja secara layanan informasi yang tidak menentu
efisien, menjadi komunikator yang baik, ber- (uncertain status of the information service),
sedia belajar secara terus menerus sepanjang yang dipandang oleh lembaga induknya
karir mereka, menunjukkan nilai tambah sebagai unit yang hanya dapat menggunakan
dalam kontribusi yang mereka berikan, dan biaya tanpa menghasilkan; dan (4) Perubahan
dapat bertahan dalam dunia kerja yang baru. teknologi yang cepat (rapidly changing tech-
Hampir sama dengan penjelasan di nology) serta pertumbuhan produk-produk
atas, Daryono (2010, p. 2) menjelaskan bahwa baru secara terus menerus and continuous
kompetensi pustakawan dapat dibedakan introduction of new products.
menjadi dua, yaitu (a) kompetensi fungsional Dalam rancangan peraturan pemerin-
yaitu pengetahuan pada sumber-sumber tah tentang standar nasional perpustakaan,
informasi, teknologi, manajemen, penelitian kompetensi pustakawan dibagi menjadi dua
yang digunakan untuk menyediakan layanan, yaitu kompetensi profesional dan kompetensi
(b) kompetensi personal yaitu keterampilan personal. Kompetensi profesional mencakup

Volume 4, Nomor 1, Juni 2016


Pengembangan Kompetensi dan Pendidikan... 5
Anis Masruri, Sodiq A. Kuntoro, Suharsimi Arikunto

aspek pengetahuan, keahlian, dan sikap kerja, takaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta me-
sedangkan kompetensi personal mencakup miliki persamaan dengan perguruan tinggi
aspek kepribadian dan interaksi sosial. lainnya, tetapi perpustakaan ini memiliki ciri
Selanjutnya, untuk mengetahui kiner- khas sendiri, yaitu banyaknya sumber infor-
ja dan kompetensi pustakawan secara spesifik masi informasi berbahasa Arab yang diguna-
dapat dilakukan dengan cara bertanya secara kan oleh sivitas akademika. Untuk itu pusta-
langsung kepada pustakawan sebagai penye- kawan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ditun-
dia layanan, kepada pimpinan perpustakaan, tut memiliki kemampuan bahasa Arab yang
dan kepada pengguna sebagai penerima layan- baik.
an perpustakaan. Pelayanan perpustakaan yang Saat ini, Perpustakaan UIN Sunan
diharapkan tentu saja adalah pelayanan yang Kalijaga Yogyakarta menggunakan teknologi
berkualitas. Kualitas pelayanan merupakan RFID (Radio Frequency Identification De-
tingkat keunggulan yang diharapkan dalam vice) dalam proses peminjaman dan pengem-
memenuhi kebutuhan pelanggan (Tjiptono, balian koleksi secara mandiri melalui MPS
2000, p. 59). Jadi, kualitas pelayanan perpus- (multi purpose station) dan bookdrop. Tekno-
takaan ini tergantung pada kinerja dan kompe- logi ini termasuk teknologi baru di Indonesia,
tensi pustakawan dalam memberikan pelayan- dan Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga
an sesuai dengan harapan penggunanya. Yogyakarta telah mendapatkan penghargaan
Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga dari Museum Rekor Indonesia sebagai perpus-
Yogyakarta sebagai salah satu jenis perpus- takaan pertama yang menggunakan teknologi
takaan perguruan tinggi, khususnya perguruan ini. Untuk itu, pustakawan dituntut mampu
tinggi agama Islam, berupaya menyelenggara- mengoperasikan, memelihara dan mengem-
kan pelayanan perpustakaan berdasarkan visi bangkan program tersebut agar dapat berjalan
yang telah disusun. Visi perpustakaan ini ada- terus dalam mendukung pelayanan perpusta-
lah mengembangkan Perpustakaan UIN Sunan kaan yang berkualitas.
Kalijaga Yogyakarta menjadi perpustakaan Pustakawan UIN Sunan Kalijaga
penelitian berbasis keislaman dan keilmuan. Yogyakarta juga dituntut berperan sebagai
Visi ini disusun mengacu pada visi UIN pengajar bagi seluruh pengguna perpustakaan,
Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai lembaga misalnya mengajarkan bagaimana cara me-
induknya di mana pada saat ini tengah me- manfaatkan fasilitas dan informasi yang terda-
ngembangkan kajian-kajian interdisipliner pat di perpustakaan, cara mengunakan OPAC
dengan pendekatan integratif dan interkonek- (Online Public Access Catalog) pada saat
tif demi meretas dikotomi antara sains dan melakukan penelusuran informasi, cara me-
agama, antara ilmu agama dan ilmu umum lakukan transaksi peminjaman dan pengem-
(Abdullah, 2006, p. 27). balian bahan pustaka secara mandiri, cara
Menurut Arianto (2012, pp. 29-30), mencari informasi melalui jurnal elektronik,
visi perpustakaan diarahkan untuk mewujud- cara menggunakan buku-buku referens, dan
kan Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yog- sebagainya. Pengajaran tentang hal-hal ter-
yakarta menuju world class university library. sebut di atas dilakukan pustakawan pada saat
Untuk mewujudkan visi tersebut, Perpusta- pendidikan pengguna perpustakaan.
kaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berupa- Namun demikian, semua tuntutan dan
ya melakukan berbagai pengembangan, di harapan di atas, belum semuanya dapat dipe-
antaranya adalah pengembangan koleksi yang nuhi oleh pustakawan UIN Sunan Kalijaga
mendukung pendidikan dan penelitian, pe- Yogyakarta. Berdasarkan observasi awal yang
ngembangan implementasi teknologi muta- peneliti lakukan, di Perpustakaan UIN Sunan
khir, pengembangan dan peningkatan fasilitas Kalijaga Yogyakarta, terdapat 21 orang pusta-
pelayanan, serta pengembangan pelayanan kawan. Dari 21 pustakawan tersebut, hanya 7
khusus penyandang difabel. orang pustakawan yang berasal dari program
Sehubungan dengan hal tersebut, pendidikan ilmu perpustakaan, sedangkan 14
pustakawan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pustakawan lainnya, menjadi pustakawan
dituntut memiliki kinerja dan kompetensi hanya dengan mengikuti pelatihan-pelatihan
yang baik agar dapat mengembangkan per- perpustakaan saja. Keadaan ini belum sesuai
pustakaan sesuai rencana. Meskipun dalam dengan persyaratan pustakawan perguruan
hal penyediaan sumber informasi ini Perpus- tinggi yang ditetapkan dalam Standar Nasio-
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
Volume 4, Nomor 1, Juni 2016
6 – Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi

nal Perpustakaan SNP 010: 2011 untuk kate- serta berpedoman pada standar yang ada. Di
gori perpustakaan perguruan tinggi. antara standar kompetensi pustakawan yang
Dalam standar tersebut dijelaskan dapat digunakan adalah standar kompetensi
bahwa kualifikasi pengelola perpustakaan berdasarkan Keputusan Mendiknas Nomor 25
perguruan tinggi adalah pustakawan, minimal tahun 2008 dan Keputusan Menteri Tenaga
strata satu di bidang ilmu perpustakaan dan Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
informasi, terlibat aktif dalam organisasi pro- Nomor 83 Tahun 2012 Tentang Penetapan
fesi dibuktikan dengan kartu anggota atau Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasio-
sertifikat. Tenaga teknis perpustakaan dengan nal Indonesia Sektor Jasa Kemasyarakatan,
pendidikan minimal diploma dua serta mem- Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lain-
peroleh pelatihan kepustakawan dari lembaga nya Bidang Perpustakaan Menjadi Standar
pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(Perpustakaan Nasional R.I, 2011, p. 6). (SKKNI). Untuk melengkapi beberapa standar
Dengan demikian, pustakawan UIN di atas, penjabarannya dapat diambil dari
Sunan Kalijaga Yogyakarta dituntut untuk sumber-sumber lain, misalnya Keputusan
terus mengembangkan kompetensinya melalui Menpan Nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002
pendidikan berkelanjutan agar kesenjangan tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan
antara pengetahuan yang dimiliki dengan ke- Angka Kreditnya, standar yang dikeluarkan
butuhan yang diperlukan dalam menjalankan oleh Special Library Association, buku pedo-
tugas profesi pustakawan tersebut dapat ter- man perpustakaan perguruan tinggi, serta
atasi. Dasgupta dan Satpathi (2006, p. 242) sumber-sumber lainnya.
menyatakan sebagai berikut: ”continuing Kajian tentang pendidikan berkelan-
education has become essential for each and jutan bagi pustakawan telah dilakukan oleh
every type of library professionals. It includes beberapa penulis dan peneliti terdahulu.
both formal and informal learning situations”. Dasgupta & Satpathi menulis Continuing
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Education Programmes of Library & Infor-
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Refor- mation Science (LIS) Professionals in the Uni-
masi Birokrasi Nomor 04 Tahun 2013 tentang versities of West Bengal (India) With Special
Pemberian Tugas Belajar Bagi Pegawai Ne- Reference to the University of Calcutta
geri Sipil, pendidikan lanjut melalui pendi- (2006). Kajian ini dimulai dengan kebutuhan
dikan formal ini sulit untuk direalisasikan oleh pendidikan berkelanjutan untuk profesi pus-
pustakawan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta takawan dalam era modernisasi dan teknologi
karena adanya persyaratan usia maksimal informasi. Kemudian mereka menjelaskan
dalam pemberian izin belajar. mengenai aktivitas pendidikan berkelanjutan
Masalah yang muncul kemudian ada- dan pengembangan profesi di beberapa negara
lah bagaimanakah pengembangan kompetensi berkembang. Mereka menjelaskan peranan
pustakawan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta organisasi-organisasi profesi di India dalam
ini dilakukan agar dapat memenuhi tugasnya kegiatan pendidikan berkelanjutan. Mereka
dengan baik, serta pendidikan berkelanjutan juga menggarisbawahi beberapa universitas
seperti apa yang dapat dilakukan oleh pusta- dan institut di India yang menjadi pusat dalam
kawan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta? Un- kegiatan pendidikan berkelanjutan dan mela-
tuk mengetahui kompetensi pustakawan UIN kukan analisis kritis terhadap aktivitas terse-
Sunan Kalijaga Yogyakarta yang perlu dikem- but terutama di delapan universitas di Bengal
bangkan tentu harus dimulai dari evaluasi Barat yang didasarkan pada hasil survei.
terhadap kompetensi yang dimiliki oleh pusta- Adomi and Nwalo menulis Prospects
kawan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada for Continuing Professional Education for
saat ini agar pengembangan kompetensi terse- Library and Information Science Professio-
but dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan. nals in Nigeria: the Case of Delta State
Menurut Nawawi (2006, p. 109) eva- (2003). Penelitian ini dilakukan dengan survei
luasi dapat dilakukan dengan model 360 terhadap prospek pendidikan berkelanjutan
derajat, artinya evaluasi terhadap kompetensi untuk profesi pustakawan di Nigeria dengan
pustakawan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggunakan Delta State sebagai studi kasus-
ini dilakukan dengan bertanya kepada pusta- nya. Teknik kuesioner dan wawancara secara
kawan, pimpinan dan pengguna perpustakaan bersama-sama digunakan untuk memperoleh

Volume 4, Nomor 1, Juni 2016


Pengembangan Kompetensi dan Pendidikan... 7
Anis Masruri, Sodiq A. Kuntoro, Suharsimi Arikunto

data. Sejumlah 51 praktisi pustakawan baik faktor yang memotivasi pustakawan untuk
pustakawan akademik, publik, perpustakaan berpartisipasi dalam pendidikan berkelanjutan
khusus dan pusat informasi digunakan sebagai ada beberapa macam, di antaranya tadalah
subjek dalam penelitian ini. Hasil penelitian antangan intelektual yaitu ingin mengembang-
menujukkan bahwa pustakawan masih perlu kan kompetensi ytang dimilikinya, ingin
untuk mengikuti pendidikan berkelanjutan meningkatkan pelayanan yang profesional,
dalam rangka meningkatkan kinerja dan juga ingin memberikan pelayanan yang terbaik
memperluas pengetahuan yang diperlukan pada pengguna perpustakaan, ingin mening-
dalam memberikan pelayanan yang terbaik. katkan salah satu atau beberapa keterampilan
Saechan dengan penelitiannya yang khusus yang diminati, adanya komitmen ter-
berjudul the Continuing Education Needs of hadap profesi dan komitmen pribadi sehingga
Academic Librarians in the South of Thailand perlu mengembangkan kemampuan yang telah
(2001). Penelitian ini disusun untuk men- dimilikinya.
dapatkan gelar doctor pada Simmons College Maesaroh, dengan penelitiannya yang
Graduate School of Library and Information berjudul an investigation of the continuing
Science. Penelitian ini dirancang untuk mela- professional development practices of Indo-
kukan investigasi tentang kebutuhan pendi- nesian academic libraries (2010). Penelitian
dikan berkelanjutan bagi pustakawan akade- ini dilakukan untuk penyusunan disertasi pada
mik di Thailand Selatan dan membandingkan Curtin University of Technology Faculty of
kebutuhan-kebutuhan yang diidentifikasikan Humanities, Perth, Western Australia. Data
oleh pustakawan akademik tersebut dengan penelitian diperoleh dengan menggunakan
kebutuhan yang dipersepsikan oleh pimpinan angket yang disebarkan pada 133 pustakawan
perpustakaan. Penelitian ini difokuskan pada yang ada di Indonesia. Analisis data meng-
identifikasi dan analisis kebutuhan pendidikan gunakan frekuensi dan prosentase. Hasil pe-
berkelanjutan mengenai topik-topik yang nelitian yang didapatkan dalam disertasi ini
berhubungan dengan teknologi, penyebaran adalah bahwa pada umumnya perpustakaan di
informasi bagi para pengguna perpustakaan, Indonesia tidak memiliki standar pengem-
dan insentif yang diperoleh pustakawan dalam bangan profesi secara berkelanjutan. Pustaka-
berpartisipasi dalam pendidikan berkelanjut- wan yang mengikuti pendidikan berkelanjutan
an. Jenis penelitian yang digunakan adalah pe- sebanyak 46.2%, mengikuti program orientasi
nelitian kuantittatif dengan menyebarkan sebanyak 39.7%, program pelatihan sebanyak
angket pada pustakawan akademik dan pim- 32.8%, mengikuti seminar sebanyak 18.8%.
pinan perpustakaan perguruan tinggi atau Permasalahan dalam penelitian ini
universitas. Data yang diperoleh melalui ang- adalah bagaimanakah pendidikan berkelanjut-
ket tersebut dianalisis dengan formulasi an yang sesuai dengan karakteristik kompe-
frekuensi dan prosentase dan menggunakan tensi pustakawan UIN Sunan Kalijaga Yogya-
SPSS 10.0 for windows. Hasil penelitian me- karta menurut pendapat pustakawan, pimpin-
nunjukkan bahwa baik kelompok pustakawan an perpustakaan, pengguna perpustakaan, dan
maupun pimpinan perpustakaan perguruan para ahli? Adapun tujuannya adalah pendi-
tinggi di Thailand Selatan menganggap bahwa dikan berkelanjutan yang sesuai dengan ka-
kategori internet dan otomasi perpustakaan rakteristik kompetensi pustakawan UIN Sunan
merupakan topik yang paling penting dalam Kalijaga Yogyakarta menurut pendapat pusta-
kegiatan pendidikan berkelanjutan. kawan, pimpinan perpustakaan, pengguna
Dahlstrom dengan disertasinya yang perpustakaan, dan para ahli
berjudul Motivation for Participation in Con-
tinuing Library Education (1982). Penelitian
METODE
ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor
yang mendorong pustakawan untuk berpar- Penelitian ini menggunakan metode
tisipasi dalam pendidikan berkelanjutan Ame- kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
rika Serikat. Penelitian dilakukan dengan Peneliti memilih studi kasus dalam penelitian
menyebarkan angket ke sejumlah pustakawan. ini, karena pustakawan UIN Sunan Kalijaga
Teori motivasi yang digunakan berdasarkan Yogyakarta memiliki karakteristik tersendiri
pada teori hirarki kebutuhan menurut Maslow. jika dibandingkan dengan pustakawan pergu-
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor- ruan tinggi lainnya.
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
Volume 4, Nomor 1, Juni 2016
8 – Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi

Penelitian dimulai sejak tanggal 25 adalah pustakawan, pimpinan, dan pengguna


Juni 2011 s.d tanggal 30 Agustus 2013. Tem- perpustakaan.
pat penelitian di Perpustakaan UIN Sunan Penentuan subjek penelitan dengan
kalijaga Yogyakarta. Kriteria tempat peneliti- menggunakan teknik purposive, yaitu dipilih
an ini didasarkan dengan beberapa pertim- dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.
bangan, yaitu: Pertama, UIN Sunan Kalijaga Adapun kriteria yang ditentukan untuk men-
Yogyakarta merupakan perguruan tinggi yang jadi informan dalam penelitian ini adalah: (1)
mengusung ide integratif dan interkonektif pustakawan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
baik antara sesama ilmu agama maupun antara yang berlatar belakang pendidikan ilmu
ilmu agama dengan ilmu umum serta beru- perpustakaan dan pustakawan impassing. (2)
paya menghapuskan atau mengurangi adanya pimpinan perpustakaan UIN Sunan Kalijaga
dikotomi keilmuan. Ide yang dikembangkan Yogyakarta yang terdiri dari kepala perpusta-
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini berbeda kaan dan kepala sub bagian tata usaha perpus-
dengan ide yang dikembangkan oleh perguru- takaan. (3) pengguna aktif perpustakaan UIN
an tinggi lainnya sehingga ini dapat dikate- Sunan Kalijaga Yogyakarta baik dari unsur
gorikan sebagai ciri khas yang harus dipahami dosen maupun mahasiswa.
pula oleh pustakawannya. Kedua, Pustakawan Selanjutnya tidak menutup kemung-
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta hanya be- kinan informasi juga diperoleh dengan teknik
kerja di satu perpustakaan saja yaitu Perpus- snowball, yaitu teknik pemilihan informan
takaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang yang dimulai dari satu informan yang dijadi-
harus melayani berbagai pengguna perpusta- kan informan kunci, kemudian atas dasar
kaan dari berbagai fakultas, program studi rekomendasinya mencari informasi yang
atau jurusan serta bidang keilmuan yang masih dianggap belum cukup kepada orang
berbeda-beda, sedangkan pada perguruan yang telah ditunjuk oleh informan sebelum-
tinggi lain, terkadang pustakawan hanya nya. Penentuan informan dianggap telah
bekerja di perpustakaan fakultas atau bahkan mencukupi apabila telah sampai pada taraf
perpustakaan jurusan yang bidang keilmuan- "redundancy" (kelebihan), artinya apabila pe-
nya relatif homogen. Ketiga, Perpustakaan nambahan informan tidak mampu mem-per-
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta memiliki kaya informasi yang diperlukan maka bisa di-
kekhasan tersendiri dalam pengembangan ko- hentikan untuk persoalan tersebut (Sugiyono,
leksi karena harus menyediakan koleksi se- 2012, p. 302).
cara seimbang. Berbeda dengan perpustakaan Teknik pengumpulan data merupakan
perguruan tinggi lainnya yang memiliki langkah yang paling utama dalam penelitian,
perpustakaan fakultas, kekuatan koleksi pada karena tujuan utama dari penelitian adalah
bidang tertentu sudah dilakukan oleh per- mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pustakaan fakultas masing-masing. Keempat, pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mendapatkan data yang memenuhi standar
telah menerapkan pelayanan mandiri berbasis data yang ditetapkan (Sugiyono, 2012, p.
Radio Frequency Identification Device, yang 308). Teknik pengumpulan data yang diguna-
belum banyak dilakukan oleh perpustakaan kan adalah observasi partisipan (participant
perguruan tinggi lainnya. observation), wawancara mendalam (in-depth
Dalam penelitian kualitatif tidak interview), dan dokumentasi. Sedangkan
menggunakan istilah populasi, tetapi oleh instrumen yang digunakan adalah panduan
Spradley sebagaimana yang dikutip Sugiyono observasi, pedoman wawancara, dan alat-alat
(2012, p. 297) dinamakan “social situation” rekam audio dan video. Hal tersebut di atas
atau situasi sosial. Situasi sosial terdari atas di-lakukan oleh peneliti sendiri sebagai instru-
tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku men utama.
(actors) dan aktivitas (activity) yang berin- Pengujian keabsahan data dalam pe-
teraksi secara sinergis. Subjek penelitian ada- nelitian kualitatif meliputi uji credibility (vali-
lah sumber utama data penelitian, yaitu yang ditas internal), transferability (validitas eks-
memiliki data mengenai variabel-variabel ternal), dependability (reliabilitas), dan con-
yang diteliti (Azwar, 1999, pp. 34-35). Dalam firmability (objektivitas) (Sugiyono, 2012, p.
penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian 364).

Volume 4, Nomor 1, Juni 2016


Pengembangan Kompetensi dan Pendidikan... 9
Anis Masruri, Sodiq A. Kuntoro, Suharsimi Arikunto

Uji kredibilitas data atau kepercayaan berlangsung dan setelah selesai pengumpulan
terhadap data hasil penelitian kualitatif antara data dalam periode tertentu. Pada saat wawan-
lain dilakukan dengan perpanjangan peng- cara, peneliti sudah melakukan analisis terha-
amatan, peningkatan ketekunan dalam pe- dap jawaban yang diwawancarai. Bila jawab-
nelitian, triangulasi, diskusi dengan teman an yang diwawancarai setelah dianalisis terasa
sejawat, analisis kasus negatif, menggunakan belum memuaskan, maka peneliti akan me-
bahan referensi, dan member check lanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap ter-
(Sugiyono, 2012, p. 365). tentu, diperoleh data yang dianggap kredibel.
Uji transferability berkenaan dengan Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya
pertanyaan, sampai mana hasil penelitian cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat
dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti
lain. Bagi peneliti naturalistik, nilai transfer ke lapangan, maka jumlah data akan semakin
bergantung pada pemakai, hingga manakala banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu
hasil penelitian tersebut dapat digunakan segera dilakukan analisis data melalui reduksi
dalam konteks dan situasi sosial lain. data.
Dependability dalam penelitian kuan- Reduksi data diartikan sebagai proses
titatif disebut reliabilitas. Suatu penelitian pemilihan, pemusatan perhatian pada penye-
yang reliabel adalah apabila orang lain dapat derhanaan, pengabstrakan dan trasformasi
mengulangi/mereplikasi proses penelitian data kasar yang didapat dari catatan-catatan
tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji tertulis di lapangan. Selama pengumpulan
dependability dilakukan dengan melakukan data berlangsung, terjadilah tahapan reduksi,
audit terhadap keseluruhan proses penelitian. selanjutnya membuat ringkasan, mengkode,
Pengujian confirmability dalam pene- menelusuri tema dan menulis memo tentang
litian kuantitatif disebut dengan uji objekti- hal-hal yang dianggap penting dan mendu-
vitas penelitian. Penelitian dikatakan objektif kung dalam mendapatkan jawaban-jawaban
bila hasil penelitian telah disepakati banyak yang ingin diketahui.
orang. Dalam penelitian kualitatif, uji con- Setelah data direduksi, maka langkah
firmability mirip dengan uji dependability, selanjutnya adalah men-display-kan data. Da-
sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara lam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
bersamaan. Menguji confirmability berarti dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan hubungan antar kategori, flowchart dan
proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian sejenisnya.
merupakan fungsi dari proses penelitian yang Penarikan kesimpulan dalam analisis
dilakukan, maka penelitian tersebut telah data kualitatif menggunakan interprestasi
memenuhi standar confirmability. Dalam pe- dalam bentuk uraian kalimat yang diperluas
nelitian, jangan sampai proses tidak ada, tetapi guna mendapatkan analisis yang berlanjut,
hasilnya ada (Sugiyono, 2012, p. 374). berulang, dan terus menerus. Kesimpulan
Analisis data adalah proses mencari final mungkin belum muncul sampai pengum-
dan menyusun secara sistematis data yang pulan data terakhir, tergantung pada besarnya
diperoleh dari hasil wawancara, catatan la- kumpulan-kumpulan catatan lapangan, peng-
pangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat kodeannya, dan penyimpanannya. Dengan
mudah dipahami dan temuannya dapat diin- demikian, kesimpulan dalam penelitian kuali-
formasikan kepada orang lain. Pada prinsip- tatif mungkin dapat menjawab rumusan masa-
nya kegiatan analisis data dilakukan bersama- lah yang dirumuskm sejak awal, tetapi mung-
an dengan proses pengumpulan data dan di- kin juga tidak, karena masalah dan rumusan
lanjutkan setelah semua data terkumpul. Ana- masalah dalam penelitian kualitatif masih
lisis data yang digunakan berdasarkan data bersifat sementara dan akan berkembang se-
analisis interaktif sebagaimana dikembang- telah peneliti berada di lapangan. Kesimpuan
kan Miles & Huberman (1992). Data yang dalam penelitian kualitatif adalah merupakan
dapat dikumpulkan pada waktu awal peneliti- temuan baru yang sebelumnya belum pernah
an langsung dicatat untuk dianalisis. Analisis ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
data bersifat induktif/kualitatif. gambaran suatu objek yang sebelumnya masih
Analisis data dalam penelitian kuali- remang-remang atau gelap sehingga setelah
tatif, dilakukan pada saat pengumpulan data diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
Volume 4, Nomor 1, Juni 2016
10 – Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi

kausal atau interaktif, hipotesis, atau teori versitas dalam bidang ilmu perpustakaan atau
(Sugiyono, 2012, p. 343). manajemen informasi agar dapat melakukan
pekerjaan pada tingkat atau taraf profesional.
Dengan demikian, dilihat dari kualifikasi latar
HASIL DAN PEMBAHASAN
belakang pendidikannya, hanya ada sekitar
Realitas Kompetensi Pustakawan UIN 33, 33% dari keseluruhan pustakawan UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta Sunan Kalijaga Yogyakarta yang dapat dika-
Seperti yang telah dijelaskan di atas, takan sebagai pustakawan profesional. Pada-
Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta hal, pustakawan profesional menjadi syarat
yang berperan sebagai pendukung utama utama memiliki kompetensi manajerial.
kegiatan tri dharma perguruan tinggi yaitu Realitas kompetensi pustakawan UIN
pendidikan, penelitian dan pengabdian masya- Sunan Kalijaga Yogyakarta dilihat dan dieva-
rakat itu membutuhkan pengelolaan yang baik luasi berdasarkan persepsi pustakawan, pim-
dan profesional. Tanpa pengelolaan yang baik pinan perpustakaan, dan pengguna perpusta-
dan profesional, peran perpustakaan tersebut kaan dengan mengacu pada standar kompe-
sulit dapat diwujudkan. Pengelolaan yang baik tensi yang dikeluarkan oleh Kepmendiknas
hanya dapat dilakukan jika sumber daya Nomor 25 Tahun 2008, dan Kepmenakertrans
manusianya memiliki kompetensi manajerial Nomor 82 Tahun 2012. Hasil evaluasi terse-
yang baik. Sumber daya manusia yang utama but menunjukkan bahwa kompetensi pusta-
di perpustakaan tentu saja adalah pustakawan kawan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta be-
yang telah diakui keberadaannya oleh peme- lum memiliki kompetensi yang cukup untuk
rintah dan masyarakat, serta telah menyan- mengelola perpustakaan terutama pada bidang
dang jabatan tenaga fungsional. manajerial, bidang pengelolaan informasi,
Di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga bidang kependidikan, bidang kepribadian,
Yogyakarta saat ini, terdapat 21 pustakawan bidang sosial, dan bidang pengembangan
seperti yang telah tercantum dalam tabel 5 di profesi.
atas. Seluruh pustakawan UIN Sunan Kalijaga Dalam bidang manajerial, pustaka-
Yogyakarta adalah pegawai negeri sipil wan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta belum
dengan golongan, pangkat, dan latar belakang mampu membuat perencanaan yang baik
pendidikan yang berbeda-beda. Hal ini seperti sehingga terkadang kegiatan perpustakaan
yang disampaikan oleh Kasubag Administrasi yang sebenarnya penting tetapi tidak dapat
Perpustakaan sebagai berikut: dilaksanakan. Menurut pandangan informan
dari unsur pustakawan yang bertugas pada
Dari 21 orang pustakawan tersebut, hanya bagian pengolahan bahan pustaka, tidak se-
7 orang pustakawan yang berlatar bela- mua pustakawan UIN Sunan Kalijaga Yogya-
kang pendidikan ilmu perpustakaan, sele- karta berkompeten dalam membuat perenca-
bihnya berasal dari latar belakang pen- naan, baik perencanaan pada tingkatan mikro,
didikan yang bermacam-macam. Ada yang yaitu berhubungan dengan tugas yang menjadi
berasal dari Fakultas Ushuluddin, Fakul- tanggung jawabnya maupun perencanaan pada
tas Adab, Fakultas Tarbiyah, Fakultas So- tingkatan makro, yaitu berhubungan dengan
sial dan Politik, Fakultas Hukum, Fakultas pengembangan perpustakaan secara menye-
Sastra dan lain-lain (wawancara dengan luruh. Ia mengatakan sebagai berikut:
Pamuji, pada tanggal 15 Juli 2013).
Pustakawan UIN Sunan Kalijaga Yogya-
Kondisi ini tentu saja belum sesuai karta seringkali mengalami kesulitan untuk
dengan tuntutan profesi yang diperlukan merencanakan tugas-tugas yang akan dila-
dalam mengelola perpustakaan, seperti yang kukan, meskipun sebenarnya tugas-tugas
dijelaskan oleh Mortimer (2007, p. 174), itu sudah biasa dilakukan. Kesulitan pusta-
bahwa dalam bidang perpustakaan, profesio- kawan dalam perencanaan ini tidak saja
nal dapat diartikan sebagai ”having a univer- diakui oleh pustakawan sendiri, tetapi juga
sity or equivalent qualification in librarian- diakui oleh para pimpinan perpustakaan,
ship or information management, performing sehingga terkadang perencanaan dilaku-
work at a professional level”. Pustakawan kan oleh pihak lain. Contoh yang paling
harus memiliki kualifikasi pendidikan seting- konkrit adalah pada saat penyusunan Ren-
kat universitas atau yang setara dengan uni-

Volume 4, Nomor 1, Juni 2016


Pengembangan Kompetensi dan Pendidikan... 11
Anis Masruri, Sodiq A. Kuntoro, Suharsimi Arikunto

cana Induk Pengembangan (RIP) Perpus- wan yang luas, kemampuan bahasa asing yang
takaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. baik, penguasaan teknolgi informasi sehingga
Tim khusus yang dibentuk untuk menyusun dapat digunakan sebagai dasar dalam penge-
RIP tersebut terdiri dari para dosen khu- lolaan informasi di perpustakaan. Di samping
susnya dosen ilmu perpustakaan, sedang- itu dengan peningkatan kompetensi, pusta-
kan pustakawan UIN Sunan Kalijaga kawan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dapat
Yogyakarta tidak dilibatkan (wawancara memberikan pelayanan yang terbaik dan ber-
dengan Khotimah pada tanggal 26 Juni kualitas bagi pengguna perpustakaan. Pela-
2013). yanan yang baik dan berkualitas tersebut da-
pat mewujudkan kepuasan pengguna perpus-
Dari penjelasan pustakawan di atas,
takaan, dan kepuasan pengguna perpustakaan
tampaknya kompetensi pustakawan dalam
dapat meningkatkan citra perpustakaan dan
bidang manajerial khususnya dalam bidang
citra pustakawan sebagai tenaga profesional.
perencanaan belum diakui sepenuhnya oleh
pimpinan di lingkungan UIN Sunan Kalijaga
Karakteristik Kompetensi Pustakawan UIN
Yogyakarta. Sunan Kalijaga Yogyakarta yang Ideal
Dalam bidang pengelolaan informasi,
pustakawan UIN Sunan Kalijaga masih perlu Berdasarkan persepsi pustakawan,
meningkatkan kemampuan bahasa asing agar pimpinan dan pengguna perpustakaan, karak-
dapat digunakan untuk menyeleksi, mengada- teristik kompetensi pustakawan UIN Sunan
kan, dan mengolah bahan pustaka dengan Kalijaga Yogyakarta yang ideal adalah seba-
tepat. Kemampuan teknologi informasi juga gai berikut.
masih perlu ditingkatkan agar dapat diguna- Dalam bidang manajerial, kompetensi
kan sebagai sarana dalam pengelolaan infor- ideal yang harus dimiliki pustakawan UIN
masi. Dalam bidang kependidikan, pusta- Sunan Kalijaga Yogyakarta meliputi: (1)
kawan masih belum memiliki bekal yang kemampuan menyusun perencanaan baik
cukup baik untuk mengajar literasi informasi perencanaan jangka pendek, jangka menengah
sebagai dasar pendidikan sepanjang hayat maupun jangka panjang, kemampuan menyu-
bagi pengguna perpustakaan, terutama dari sun standar operasional prosedur untuk semua
kalangan mahasiswa. Dalam bidang kepriba- kegiatan perpustakaan, dan kemampuan me-
dian, pustakawan UIN Sunan Kalijaga Yog- nyusun berbagai kebijakan, (2) kemampuan
yakarta masih perlu mengenali kemampuan mengorganisasi sumber daya, kemampuan
dan kelemahan diri, meningkatkan motivasi berkoordinasi, dan kemampuan bekerja sama
dan memperbaiki sikapnya agar dapat dengan orang lain, (3) kemampuan mengge-
memberikan pelayanan yang berkualitas. rakkan orang lain, kemampuan memimpin,
Dalam bidang sosial, pustakawan UIN Sunan kemampuan memberdayakan aset perpustaka-
Kalijaga belum mampu menerapkan prinsip- an untuk kepentingan pengguna, (4) kemam-
prinsip berinteraksi sosial yang humanis dan puan melakukan pengawasan.
menyenangkan pengguna perpustakaan. Dalam bidang pengelolaan informasi,
Dalam bidang pengembangan profesi, pusta- kompetensi ideal yang harus dimiliki pusta-
kawan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta be- kawan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, meli-
lum mampu memahami etika profesi yang puti (1) kemampuan melakukan kajian kebu-
digunakan sebagai dasar dalam menjalankan tuhan pengguna, (2) kemampuan melakukan
tugas dan kewajibannya di perpustakaan. seleksi informasi, (3) kemampuan pengadaan
Menurut persepsi pustakawan, pim- koleksi, (4) kemampuan mengevaluasi otori-
pinan dan pengguna perpustakaan, kompe- tas koleksi, pengarang, dan penerbit, (5) ke-
tensi-kompetensi tersebut perlu dikuasai de- mampuan mengorganisasi informasi, (6)
ngan sebaik-baiknya agar pustakawan UIN kemampuan menganalisis subjek, (7) kemam-
Sunan Kalijaga Yogyakarta mendapat keper- puan bahasa asing khususnya bahasa Inggris
cayaan dari pimpinan dan dilibatkan dalam dan bahasa Arab, 8) kemampuan mengelola
setiap proses perencanaan yang sangat me- OPAC dan teknologi informasi secara umum,
nentukan bagi pengembangan perpustakaan. dan 9) kemampuan memberikan pelayanan
Pustakawan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berorientasi pada kepuasan pengguna
juga diharapkan memiliki wawasan keilmu- perpustakaan.

Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi


Volume 4, Nomor 1, Juni 2016
12 – Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi

Dalam bidang kependidikan, kompe- dengan memperhatikan prinsip-prinsip pen-


tensi ideal yang harus dimiliki pustakawan didikan orang dewasa.
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta meliputi (1) Pustakawan sebagai orang dewasa
kemampuan menjadi mediator antara infor- harus dilibatkan dalam penyusunan materi
masi dan pengguna perpustakaan, (2) kemam- pelatihan dengan berdasarkan pada kebutuhan
puan memberikan pendidikan pengguna, (3) pustakawan itu sendiri. Adapun materi pela-
kemampuan memahami teori belajar, (4) tihan yang perlu diberikan kepada pustakawan
kemampuan memberikan literasi informasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta meliputi: (1)
sebagai dasar pendidikan sepanjang hayat, (5) kajian minat dan kebutuhan informasi peng-
kemampuan menyediakan informasi yang guna perpustakaan, (2) seleksi bahan pustaka,
tepat sebagai sumber belajar, (6) kemampuan (3) pengadaan bahan pustaka, (4) organisasi
mendukung proses belajar mengajar, terutama dan analisis informasi, (5) manajemen perpus-
yang dilaksanakan di perpustakaan. takaan, (6) pelayanan informasi, (7) literasi in-
Dalam bidang kepribadian, kompe- formasi, (8) teknologi informasi, (9) pengem-
tensi ideal yang harus dimiliki pustakawan bangan kepribadian, dan (10) keterampilan
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta meliputi: (1) interpersonal.
memiliki integritas dan kejujuran, (2) berpe- Metode pelatihan yang yang seha-
nampilan fisik yang menarik, (3) memiliki rusnya digunakan dalam pendidikan berkelan-
motivasi sebagai pustakawan profesional, (4) jutan oleh pustakawan UIN Sunan Kalijaga
memiliki kesadaran dan pengendalian diri Yogyakarta adalah metode ceramah, demon-
yang baik, (5) kemampuan memahami kepri- strasi, metode pemecahan masalah, dan dis-
badian orang lain, dan (6) memiliki kecerdas- kusi baik digunakan secara terpisah ataupun
an emosi yang baik. digunakan sebagai kesatuan dalam proses
Dalam bidang sosial, kompetensi pembelajaran, menyesuaikan dengan materi
ideal yang harus dimiliki pustakawan UIN pelatihan yang dipelajari, ketersediaan waktu
Sunan Kalijaga Yogyakarta meliputi (1) ke- dan fasilitas, serta kemampuan fasilitator
mampuan berhubungan dengan orang lain, (2) pelatihan.
kemampuan bekerja sama dengan orang lain,
(3) kemampuan memberikan pelayanan prima
SIMPULAN DAN SARAN
kepada pengguna perpustakaan, (4) kemam-
puan memberikan pelayanan humanis, (5) Simpulan
kemampuan berkomunikasi khususnya etika
berkomunikasi menurut Islam yaitu qawl Dari hasil penelitian ditemukan bah-
ma’rufa, qawl maysura, qawl sadida, qawl wa Pustakawan UIN Sunan Kalijaga Yog-
layyina, dan qawl karima. yakarta belum memiliki kompetensi yang
Dalam bidang pengembangan profesi, memadai dalam mengelola perpustakaan se-
kompetensi ideal yang harus dimiliki pustaka- bagai pendukung utama kegiatan pendidikan
wan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta adalah dan penelitian di lingkungan kampus. Padahal
pemahaman yang mendalam terhadap kode pustakawan merupakan sumber daya yang
etik pustakawan agar pustakawan bekerja sangat penting bagi terwujudnya kualitas per-
secara teratur dan profesional. Kode etik ini pustakaan. Oleh karena itu apabila kompetensi
juga dapat menjadi rambu-rambu bagi pusta- pustakawan ingin ditingkatkan maka diperlu-
kawan dalam menjalankan tugasnya sehari- kan usaha dari semua pihak, terutama dari
hari. pustakawannya sendiri agar tetap memiliki
motivasi yang kuat, tidak mengenal lelah,
Pendidikan Berkelanjutan yang Sesuai berusaha secara terus menerus meningkatkan
dengan Karakteristik Kompetensi dan mengembangkan kompetensinya melalui
pustakawan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berbagai cara.
Bagi pustakawan yang tidak mungkin
Berdasarkan pembahasan di atas,
model pendidikan berkelanjutan yang dapat lagi melanjutkan studinya melalui pendidikan
formal, pengembangan kompetensi dapat di-
dilakukan pustakawan UIN Sunan Kalijaga
tempuh melalui pendidikan nonformal. Impli-
Yogyakarta adalah melalui pendidikan non
formal. Secara lebih spesifik pendidikan non kasinya adalah diperlukan perencanaan yang
matang dalam pengembangan profesi, serta
formal yang dimaksudkan adalah pelatihan

Volume 4, Nomor 1, Juni 2016


Pengembangan Kompetensi dan Pendidikan... 13
Anis Masruri, Sodiq A. Kuntoro, Suharsimi Arikunto

diperlukan dukungan dari para pimpinan de- Arianto, M. S. (2012). Perpustakaan UIN
ngan memberikan kemudahan dalam perizin- Sunan Kalijaga Yogyakarta menuju
an serta bantuan biaya pendidikan. Hasil pe- world class university library. Suka
nelitian juga menjelaskan bahwa pelatihan News, Edisi 1 No. 2 Oktober-
merupakan salah satu model pendidikan ber- Desember, 28-30.
kelanjutan yang paling diminati pustakawan
Azwar, S. (1999). Metode penelitian.
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam me-
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
ngembangkan kompetensinya, sehingga diper-
lukan perencanaan yang matang pula dalam Basuki, S. (1994). Periodisasi Perpustakaan.
menyiapkan pelatihan sesuai dengan kebutuh- Bandung: Remaja Rosdakarya.
an yang diharapkan. Brophy, P. (2006). The academic library.
Kebutuhan pustakawan terhadap ma- London: Facet Publishing.
teri pelatihan perlu dilakukan dengan cermat,
serta disesuaikan dengan perkembangan: la- Chernik, Barbara E. (1992). Introduction to
yanan perpustakaan, pengguna perpustakaan, library services. Englewood,
dan teknologi informasi sebagai media dalam Colorado: Libraries Unlimited Inc.
pemanfaatan perpustakaan. Tanpa dilakukan Daryono. (2010). Kompetensi pustakawan
analisis kebutuhan pelatihan yang tepat, ma- dalam memberikan layanan prima di
teri yang diberikan bisa terlalu rendah ataupun perpustakaan perguruan tinggi, Jurnal
terlalu tinggi sehingga tidak banyak mem- Kepustakawanan Dan Masyarakat
berikan manfaat bagi pustakawan UIN Sunan Membaca, Vol. 26 No. 2, Juli-
Kalijaga Yogyakarta. Beberapa ketentuan Desember.
yang harus diperhatikan dalam menyusun
materi pelatihan di antaranya adalah tingkat Dasgupta, A & Satpathi, J. N. (2006).
kesulitan materi harus sesuai dengan tingkat continuing education programmes of
kemampuan pustakawan, materi yang disusun lis professionals in The University of
berisi bahan-bahan yang benar-benar diperlu- Bengal (India). [Versi Elektronik],
kan pustakawan, media dan fasilitas pem- Proceeding in The Asia-Pacific
belajaran yang mendukung, serta kemampuan Conference on Library and
fasilitatornya. Information Education and Practice,
Metode pelatihan yang paling disukai Singapore: School of Communication
pustakawan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta and Information, Nanyang
adalah ceramah, diskusi, dan demonstrasi. Technology University, 230-246.
Meskipun demikian, fasilitator perlu memilihi Dewiyana, H. (2006). Kompetensi dan kuri-
metode pengajaran yang lebih menekankan kulum perpustakaan: paradigma baru
keaktifan peserta. Hal ini perlu mendapatkan dan dunia kerja di era globalisasi in-
perhatian dari para fasilitator dalam mende- formasi. Pustaha: Jurnal Studi
sain materi dan strategi pembelajaran agar Perpustakaan dan Informasi, Vol.2,
sesuai dengan keinginan pustakawan sehingga No.1, Juni, 22-31.
dapat tercipta iklim pembelajaran yang baik
dan menyenangkan. Situasi dan kondisi yang Evans, G. Edward. (1995). Developing library
baik dan menyenangkan dapat menimbulkan and information center collection.
motivasi pustakawan untuk berpartisipasi aktif Colorado: Libraries Unlimited.
dalam kegiatan pelatihan, dan motivasi yang Hermawan, R & Zen, Z. (2006). Etika
kuat tersebut dapat mempengaruhi hasil kepustakawanan: suatu pendekatan
pembelajaran yang lebih baik. terhadap kode etik pustakawan
Indonesia. Jakarta: Sagung Seto.
DAFTAR PUSTAKA Gorman, Michael. (2000). Our enduring
Abdullah, A. (2006). Transformasi IAIN values: librarianship in the 21st
Sunan Kalijaga Yogyakarta menjadi century. Chicago, IL: American
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Library Association.
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
Volume 4, Nomor 1, Juni 2016
14 – Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi

Knight, G.R. (1982). Issues and alternatives Simmons College Graduate School of
in educational philosophy. New York: Library and Information Science,
Andrews University Press. 2001).
Khoo, C. S. (2005). Competencies for new era Sedarmayanti. (2011). Manajemen sumber
librarians and information daya manusia: reformasi birokrasi
professionals. Singapore: Division of dan manajemen pegawai negeri sipil.
Information Studies School of Bandung: Refika Aditama.
Communication & Information
Special Libraries Association. (1998).
Nanyang Technological University.
Competencies for special librarians of
Diambil pada tanggal 22 Januari
the 21st century library and
2013, dari
information studies programs survey
http://www.lib.usm.my/elmu.equip/co
final report. Washington: Special
nference/documents/ICOL2005 Paper
Libraries Association. Di ambil pada
2 Christopher Khoo.pdf
tanggal 2 Mei 2013, dari
Knowles, M. (1986). The adult learner: a http://www.sla.org/PDFs/Competenci
neglected species. New York: Gulf es2003_finallocked.pdf.
Publishing Company.
Special Libraries Association. (2003).
MacKellar, P. H. (2008). The accidental Competencies for information
librarian. New Jersey: Information professionals of the 21st century.
Today, Inc. Diambil pada 2 Mei 2013, dari
http://www.sla.org/PDFs/Competenci
Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang
es2003_revised.pdf.
RI Nomor 20, Tahun 2003, tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Sugiyono. (2012). Metode penelitian
kombinasi (mixed methods). Bandung:
Republik Indonesia. (2007). Undang-Undang
Alfabeta.
RI Nomor 43, Tahun 2007, tentang
Perpustakaan Tjiptono, F. (2000). Prinsip-prinsip total
quality service. Yogyakarta: Andi
Saechan, C. (2001). The continuing education
Offsett.
needs of academic librarians in the
south of Thailand. Disertasi Doktor,

Volume 4, Nomor 1, Juni 2016

Anda mungkin juga menyukai