2
sebagai kontrol pengujian untuk balok diletakkan di atas dua tumpuan
mengetahui fenomena sebelum dan dengan jarak bersih 1350 mm. Balok
sesudah perlakuan. Pada temperatur yang disambung diperoleh dengan
ruang 35oC mendapatkan nilai cara memotong balok utuh menjadi
defleksi maksimum 8,3 mm dengan sepuluh elemen, masing-masing
tegangan bending maksimum 48,6 sepanjang 135 mm, yang kemudian
MPa. Pada temperatur ruang 75 oC disambung-sambung dengan bahan
nilai defleksi maksimum sebesar 9,3 polimer yaitu unsaturated polyester
mm dan tegangan bending berbasis recycled polyethelene
maksimum 20,9 MPa. Pada terephtalate setebal3 mm.
temperatur ruang 125oC memiliki
nilai defleksi maksimum 10,1 mm 2.2 Dasar Teori
dengan tegangan bending sebesar Plastik merupakan material
34,7 Mpa . Pada temperatur ruang polimer. Istilah polimer di
175oC nilai defleksi menurun sebesar masyarakat umumnya dikenal
9,6 mm dan nilai tegangan bending dengan istilah plastik. Plastik adalah
sebesar 14,6 Mpa. polimer rantai panjang atom
Hylton (2004), menjelaskan mengikat satu sama lain. Rantai ini
pengujian suhu defleksi digunakan membentuk bayak unit molekul
untuk mengetahui ketahanan material berulang Pada dasarnya tidak semua
terhadap panas dalam jangka pendek polimer adalah bahan plastik, akan
dan sebagai pedoman pengaturan tetapi plastik merupakan material
suhu cetakan. Pada saat pengujian, polimer. Berdasarkan sumbernya
ukuran spesimen yang digunakan polimer terbagi menjadi 3, yaitu
adalah 50,8 mm x 12,7 mm x 6,35 polimer alam, polimer semi sintetik
mm. Beban yang dipakai dan polimer sintetik. (Simbolon
menggunakan 0,455 MPa dan 1,82 dalam Wulansari, 2013).
MPa dengan cara membandingan
Sifat khas bahan polimer sangat
hasil dari penggunaan kedua beban.
berubah oleh perubahan temperatur.
Terjadinya defleksi diketahui ketika
Hal ini disebabkan apabila
nilai defleksi menujukan angka 0,25
temperatur berubah, pergerakan
mm lalu mencatat pada suhu berapa
molekul karena termal akan
mengalami defleksi. Fluilda
mengubah struktur (terutama struktur
dipanaskan saat pengujian dengan
yang berdimensi besar). Selanjutnya,
kecepatan 2o C/menit sampai suhu
karena panas, oksigen dan air
maksimal spesimen mengalami
bersama-sama memancing reksi
defleksi.
kimia pada molekul, terjadilah
Suraatmadja dkk (1998)
depolimerisasi, oksidasi, dan
pernah melakukan pengujian lentur
seterusnya. Keadaan tersebut jelas
pada balok yang disambung dengan
akan mempengaruhi sifat-sifat
polimer. Pada penelitiannya melihat
mekanik, listrik, dan kimia.
perilaku lentur pada balok yang
Koefisien pemuaian sebagai akibat
mempunyai sambungan. Balok yang
dari pergerakan molekul oleh panas
mempunyai ukuran 100 mm X 150
dan temperatur gelas (Tg) yang
mln X 1550 mm diberi beban statis
berupa indeks penting bahan, titik
di tengah bentang dalam kondisi
cair (Tm) dan nilai defleksi thermal
3
akibat pengaruh beban tekuk dan
temperatur tinggi (HDT), titik lunak
dan ketahanan panas. (Arifianto,
2008).
Heat Deflection Temperature
(HDT) merupakan temperatur
dimana material mulai mengalami
perubahan bentuk, akibat pengaruh
beban tekuk (0,455 MPa) dan
temperatur tinggi. HDT digunakan
sebagai batasan temperatur aplikasi Gambar 2.1 Pengujian Suhu
dari suatu produk plastik. Karena itu, Defleksi Batang Plastik
perlu dipilih material polimer yang (Hylton, 2004)
memiliki HDT yang sesuai dengan
aplikasi. Pada dasarnya semakin
tinggi HDT maka material akan
semakin tahan terhadap temperatur III. METODE PROSES
tinggi. PEMBUATAN
3.1 Pendekatan Pembuatan
2.1 Prinsip Kerja Alat Uji Pendekatan pembuatan
Prinsip kerja pengujian suhu merupakan suatu sistem pengambilan
defleksi batang plastik adalah data dalam suatu pembuatan.
pengujian defleksi terhadap batang Pembuatan ini menggunakan metode
plastik dengan memberikan panas pembuatan dan pengembangan yaitu
yang dihantarkan oleh fluida cair. suatu proses atau langkah-langkah untuk
Pegujian suhu defleksi panas juga mengembangkan suatu produk baru,
disebut sebagai pengujian suhu atau menyempurnakan produk yang
distorsi panas yang umumnya telah ada yang dapat
digunakan untuk pengendalian dipertanggungjawabkan.
kualitas dan mengetahui kualitas
bahan untuk ketahanan panas dalam A. Bahan yang digunakan
jangka pendek . Data yang diperoleh Bahan yang digunakan pada
dengan metode ini tidak dapat saat proses pengujian alat uji suhu
digunakan untuk memprediksi suatu defleksi menggunakan batang plastik
prilaku bahan plastik pada suhu yang berjenis Polypropelene, ABS dan
tinggi dan tidak dapat dapat Acrylic. Masing-masing spesimen
digunakan dalam memilih atau berukuran 80mm x 10mm x 4 mm.
menentukan material untuk
spesimen akan ditunjukan pada
perancangan .Nilai suhu yang
diberikan dibawah nilai suhu leleh gambar 3.1
plastik (Melting point). Pemberian
panas bertujuan untuk mengetahui
pada suhu berapa batang plastik
mengalami lendutan atau defleksi
dan mengetahui nilai defleksi yang
dihasilkan. Willey (2007).
4
3.2 Diagram Alir
5
3.4 Pembuatan Alat Uji
A. Pembuatan Rangka
Setelah pemilihan bahan baku
selesai, kemudian dilakukan
pembuatan rangka menggunakan
teknik penyambungan antar rangka
dengan menggunakan las busur
listrik. Alasan penggunaan las busur Gambar 3.5 Pemasangan Cover
listrik adalah selain mudah
dikerjakan, las busur listrik tidak B. Pewarnaan dan Finishing
membuat batang rangka menjadi Proses pewarnaan menggunakan
“melengkung” atau memuai metode penyemprotan dengan cat
dikarenakan panas yang dihasilkan semprot/ spray paint. Pengecatan
terfokuskan pada daerah sambungan dilakukan dengan 2 tahap, yaitu
lasnya saja. Kemudian, pemilihan pengecatan dasar lalu pengecatan
plat siku sebagai rangka karena utama. Proses pengeringan cat
penggunakan plat siku lebih kokoh menggunakan panas matahari tetapi
dan kuat dibandingkan plat strip. tanpa kontak langsung. Alasan
menggunakan metode cat semprot,
karena proses pengecatannya mudah,
harga ekonomis dan cat yang
dihasilkan merata dibandingkan
menggunakan cat kuas.
6
thermostat, lampu indikator,
magnetic contactor, sakelar, dan
pemanas listrik. Namun jika ada
komponen seperti kipas blower yang
hanya menerima tegangan 12V harus
diturunkan dahulu menggunakan
adaptor power supply yang arus
listriknya diambil dari port satu dari
tiga port terminal yang ada. Gambar 3.8 Pengujian Alat Uji
IV. Hasil Pembuatan dan Pengujian
Alat Uji.
A. Hasil Pembuatan Alat Uji
7
B. Spesifikasi Alat Uji Suhu Defleksi H. Atur posisi dial indicator
tepat diatas permukaan alat
Buatan uji dengan posisi jarum
panjang menunjukkan 0.00
mm.
I. Pastikan suhu awal fluida
27oC.
J. Tarik tuas MCB ke arah ON.
K. Putar sakelar ke posisi ON.
L. Atur suhu yang diinginkan
Gambar 4.2 Spesifikasi Alat Uji
dengan cara menekan tombol
“Set” pada thermostat.
Pabrikan M. Tunggu dan baca pada suhu
berapa spesimen mengalami
defleksi serta baca berapa
mm spesimen mengalami
defleksi pada dial indicator.
N. Setelah pengujian selesai,
tunggu sampai suhu fluida
menjadi 40oC kebawah lalu
kuras fluida dan ambil
Gambar 4.3 Spesifikasi Alat Uji spesimen yang telah
mengalami defleksi.
C. Pengujian Alat Pada Spesimen :
A. Ukur spesimen dengan
ukuran panjang 80 mm, lebar
10 mm dan tebal 4 mm.
B. Tempatkan spesimen pada
dudukan pada posisi
ditengah-tengah antara kedua
dudukan.
C. Tekan spesimen dengan
silinder bending yang telah Gambar 4.4
diberikan beban yaitu 8.00 Spesimen Yang Telah Mengalami
Suhu Defleksi
Mpa (13,3 N).
D. Arahkan thermocouple pada
Setelah pengujian selesai dan
posisi dengan jarak 20 mm
data yang telah didapat, kemudian
dari spesimen.
menghitung nilai defleksi, konsumsi
E. Taruh spesimen kedalam
daya laju, perpindahan panas dan
wadah fluida dengan posisi
menganalisa hasil pengujian dan
tegak.
kinerja alat uji.
F. Tuang fluida cair kedalam
wadah spesimen dan rendam D. Hasil Pengujian
spesimen dengan jarak Pada proses pengujian defleksi
permukaan fluida 50 mm dari batang plastik jenis ABS,
posisi spesimen. Polyphropelene, Acrylic
G. Tutup pintu ruang pemanas.
8
menggunakan metode C dengan
beban 8.00 Mpa dan hasil
perbandingan yang didapatkan nilai
HDT standar dengan Nilai HDT
pengujian.
Gambar 4.7
Hasil pengujian Polypropelene
V. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pada perancangan,
pembuatan, pengujian dan
analisa yang telah dilakukan,
maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
9
1. Alat uji suhu defleksi batang 2. Perlu ditambahkan pendingin
plastik yang telah dirancang dan pada ruang pemanas agar
dibuat dengan spesifikasi alat pada saat proses
yaitu: tegangan listrik rangkaian pengkondisian, suhu fluida
220V arus dibatasi dengan yang telah dipanaskan lebih
pengaman MCB arus listrik cepat menurun yang nantinya
maksimum 4A. Maksimum dapat mempercepat waktu
pemakaian daya listrik alat ini pengujian selanjutnya.
sebesar 350 Watt. 3. Memperhatikan efisiensi alat,
2. Hasil nilai suhu defleksi tiap- kedepannya agar dapat
tiap jenis plastik yang merubah dimensi dan bentuk
didapatkan dengan dari alat tersebut.
menggunakan alat uji buatan 4. Posisi penempatan spesimen
berbeda dengan nilai suhu harus dalam kondisi stabil
defleksi pada nilai standar yang atau tidak bergeser.
tercantum pada Material
Property Data, dikarenakan nilai
beban standar yang dipakai
untuk pengujian berbeda dengan
nilai beban standar pengujian
ISO.
3. Hasil pengujian pada plastik
ABS mengalami defleksi pada
suhu 53oC dan nilai standar
deviasi yang didapat dari 5. Penambahan tempat
pengujian yaitu 2,78. Plastik spesimen yang sesuai dengan
Acrylic mengalami defleksi pada standar pabrikan agar
suhu 39oC dan didapatkan nilai pengujian dapat dilakukan
standar deviasi 2. Kemudian tiga spesimen sekaligus.
pada pengujian plastik
Polypropelene mengalami
defleksi pada suhu 35oC dengan
nilai standar deviasi 2,7.
2. Saran
1. Pada pengembangan
pembuatan alat uji suhu
defleksi kedepannya,
penggunaan alat ukur seperti
thermostat, dial indicator,
dan komponen listrik lainnya
diganti dengan kualitas yang
lebih baik agar kinerja alat uji
dapat optimal serta akurat
sesuai dengan standar alat uji
pabrikan.
10