Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan dalam pembangunan kesehatan yang dialami oleh

pemerintah Indonesia saat ini adalah adanya beban ganda penyakit yaitu

masih banyaknya penyakit menular yang belum teratasi dilain pihak juga

meningkatnya penyakit tidak menular setiap tahunnya (Kemenkes, 2018).

Meningkatnya penyakit tidak menular tersebut disebabkan oleh berbagai

faktor seperti kurangnya aktivitas fisik, gaya hidup yang tidak sehat dan

gangguan mental emosional (strees). Salah satu masalah penyakit tidak

menular yang sering terjadi dan paling sering dijumpai di klinik atau di

masyarakat adalah penyakit gastritis. Gastritis terkadang dianggap remeh

namun gastritis merupakan awal dari suatu penyakit yang menggangu

kualitas hidup seseorang (Hirfan, 2014)

Penyakit gastritis atau yang biasa dikenal penyakit maag merupakan

penyakit peradangan pada mukosa lambung (Muttaqin, 2011). Banyak faktor

yang menyebabkan gastritis seperti beberapa jenis obat, alkohol, bakteri,

virus, jamur, stres, radiasi, alergi, atau intoksikasi dari bahan makanan dan

minuman, garam empedu, iskemia dan trauma langsung lambung (Brunner

& Sudarth, 2013) .

Penderita gastritis menurut Badan Penelitian Kesehatan Dunia World

Health Organization (WHO) menunjukan data yang cukup tinggi

diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan
2

Prancis 29,5%. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar 583,653

dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevalensi gastritis yang dikonfirmasi

melalui endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang

secara substantial lebih tinggi dari pada populasi di barat yang berkisar 4,1%

dan bersifat asimptomatik (Ana, 2012).

Di Indonesia, persentase dari angka kejadian gastritis menurut WHO

(Word Health Organization) adalah 40,8%, dan angka kejadian gastritis

dibeberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus

dari 283.452.952 jiwa penduduk (Kurnia, Rahmi, 2011). Berdasarkan Profil

Kesehatan Indonesia, 2012, Gastritis merupakan salah satu penyakit dalam

sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit di


W1121
Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%) (Depkes, 2013).

Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jambi tahun 2013, penyakit

gastritis menempati urutan ke-9 dari 10 penyakit terbesar yang diderita oleh

masyarakat Provinsi Jambi (Depkes Provinsi Jambi, 2013). Dari data Dinas

kesehatan Kota Jambi selama dua tahun terakhir , menunjukkan bahwa

penyakit gastritis pada tahun 2013 dan 2014 penyakit gastritis meningkat

yaitu pada tahun 2013 jumlah kasus gastritis sebayak 24.213 pasien dan pada

tahun 2014 meningkat menjadi 25.934 pasien. (Depkes Provinsi Jambi,

2015).

Menurut data yang diperoleh dari Puskesmas Pamenang penyakit

gastritis masuk dalam 10 penyakit tertinggi dan tercatat data tahun 2018

meningkat sebanyak 45% dari jumlah Penduduk Pamenang (Puskesmas

Pamenang, 2018). Tingginya angka kejadian dan meningkatnya penyakit


3

gastritis di puskesmas Pamenang perlu segera diatasi agar penyakit tersebut

tidak mengakibatkan dampak atau komplikasi yang lebih parah pada

penderita gastritis.

Dampak dari gastritis itu sendiri antara lain dapat menyebabkan

perdarahan pada saluran cerna bagian atas, terkadang perdarahan yang terjadi

cukup banyak sehingga dapat menyebabkan kematian, dapat terjadi ulkus

atau tukak pada lambung jika prosesnya hebat, gangguan cairan dan

elektrolit pada kondisi muntah hebat (Muttaqin, 2011). Hal tersebut biasanya

terjadi pada gastritis erosive dimana kekambuhan ulang penyakit gastirits bisa

juga berdampak pada kanker lambung (Saefani dkk, 2012). Dampak dari

gastritis sangat berbahaya sehingga masyarakat harus mengetahui tanda dan

gejala untuk mencegahnya.

Gastritis biasanya ditandai dengan keluhan nyeri dibagian ulu hati atau

epigastrium. Selain hal tersebut rasa mual, muntah dan hilangnya nafsu

makan merupakan tanda lain dari penyakit gastritis. Dari beberapa tanda

tersebut keluhan utama yang sering muncul adalah nyeri. Nyeri adalah

pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat

kerusakan jaringan yang actual dan potensial. (Judha, 2012).

Nyeri menurut batasan karakteristik dari North American Nursing

Diagnosis Association (NANDA) dibedakan menjadi dua yaitu nyeri kronik

dan nyeri akut. Hal tersebut diklasifikasikan berdasarkan waktu atau lamanya

terjadi nyeri. Nyeri akut biasanya awalnya tiba-tiba dan umumnya berkaitan

dengan cedera spesifik, waktunya kurang dari enam bulan dan biasanya

kurang dari satu bulan. Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten
4

yang menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri kronis berlangsung

selama enam bulan atau lebih (Potter & Perry, 2013).

Nyeri pada penderita gastritis bisa dikurangi dengan berbagai cara

yaitu dengan farmakologi atau non farmakologi. Dari studi awal pendahuluan

bulan januari 2018 dari 10 pasien yang berobat ke Puskesmas Pamenang 9

pasien mengatakan kalau nyeri karena sakit maghnya kambuh maka dia selalu

minum obat. Hasil lain dari studi awal juga menyebutkan bahwa penderita

gastritis tidak mengetahui cara perawatan yang tepat selain minum obat.

Menurut penelitian dari Putri, Intan, Abi dan Supratman (2017) nyeri pada

pasien gastritis bisa dikurangi dengan relaksasi nafas dalam. Penanganan

Nyeri juga bisa dilakukan dengan cara tekhnik untukmengatasinyeri.

Nyeri pada penderita gastritis harus segera ditangani karena dapat

mempengaruhi kualitas hidup. Dimulai dari kualitas tidur terganggu, ganguan

fisik sampai gangguan psikologis. Menurut penelitian dari Safrudin, Erwin

dan Eti (2009) pasien dengan masalah gastritis kualitas tidurnya terganggu.

Menurut yusuf dan pranata (2015) kualitas hidup lansia dengan nyeri penyakit

kronik kurang baik ditinjau dari dimensi kesehatan fisik.

Berdasarkan uraian atau penjelasan di atas, tingginya kejadian gastritis

di puskesmas Pamenang, bahayanya penyakit gastritis dari aspek kesehatan

dan kualitas hidup, serta rendahnya pengetahuan masyarakat terkait

penatalaksanaan gastritis di wilayah kerja puskesmas Pamenang menyebabkan

penulis tertarik untuk melaksanakan asuhan keperawatan. dan mengangkat

masalah tersebut dalam satu karya tulis ilmiah dengan judul “Penerapan
5

edukasi penatalaksanaan diet lambung dalam mengatasi masalah nyeri pada

pasien gastritis di Puskesmas Pamenang Kabupaten Merangin.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Gambaran untuk penatalaksanaan diet lambung pada pasien

gastritis dipuskesmas Pamenang.

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Diperoleh Gambaran untuk penerapan penatalaksanaan diet lambung pada

pasien gastritis dipuskesmas Pamenang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Diperoleh gambaran pengkajian untuk pemenuhan gangguan rasa

nyaman nyeri di wilayah kerja puskesmas pamenang kabupaten

merangin tahun 2019.

2) Diperoleh gambaran diagnosa untuk pemenuhan gangguan rasa

nyaman nyeri di wilayah kerja puskesmas pamenang kabupaten

merangin tahun 2019

3) Diperoleh gambaran rencana tindakan untuk penatalaksanaan diet

lambung daalm mengatasi rasa nyaman nyeri di wilayah kerja

puskesmas pamenang kabupaten merangin tahun 2019

4) Diperoleh gambaran implementasi untuk pemenuhan gangguan rasa

nyaman nyeri di wilayah kerja puskesmas pamenang kabupaten

merangin tahun 2019.


6

5) Diperoleh gambaran evaluasi untuk pemenuhan gangguan rasa

nyaman nyeri di wilayah kerja puskesmas pamenang kabupaten

merangin tahun 2019.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dan informasi dalam bidang keperawatan keluarga tentang

asuhan keperawatan diet lambung pada pasien Gastritis.

1.4.2 Manfaat praktis

1) Bagi Pasien dan Keluarga

Menambah pengetahuan keluarga tentang diet dan perawatan penyakit

Gastritis

2) Bagi Instansi puskesmas

Memberikan masukan bagi Puskesmas Pamenang dalam

memberikan, penyuluhan dan konseling terkait diet lambung pada

pasien Gastritis sebagai upaya pencegahan peningkatan prevalensi

penyakit gastritis.

3) Institusi Pendidikan

Manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini bagi institusi

pendidikan yaitu sebagai bahan tambahan referensi pustaka dan

sebagai bahan acuan bagi pembaca untuk penulisan karya tulis ilmiah

tentang asuhan keperawatan diet lambung pada pasien dengan

Gastritis.
7

4) Bagi Pengembangan Pengetahuan

Manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini bagi pengembangan

pengatetahuan adalah sebagai landasan atau dasar teori pengembangan

penanganan gastritis berdasarkan evidence based practice (EBP).

Anda mungkin juga menyukai