Oleh :
SURABAYA
2017
i
MENGATASI GLOBALISASI TERHADAP BUDAYA
MAKALAH
SURABAYA
2017
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur selalu kita panjatkan kehadiran Allah SWT, Tuhan
kepada seluruh makhluk di muka bumi ini. Untuk itu hanya karena kekuasaan dan
sehingga tulisan ini dapat dipakai sebagai bahan referensi untuk materi yang sama
mewujudkan tulisan ini kehadapan para pembaca tanpa bantuan orang lain, untuk
itu izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen mata
kuliah Kewarganegaraan dan tentunya juga ucapan terima kasih kepada orang tua
yang telah memberikan dukungan serta doanya. Selain itu ucapan terima kasih
Untuk itu kepada semua orang yang telah penulis sebutkan diatas saya
ucapkan terima kasih, teriring doa semoga Allah Yang Maha Kaya yang akan
membalas segala budi baik tersebut. Akhir kata, bahwa sebagai manusia biasa
tentunya penulis tidak luput dari segala kelemahan dan kekurangan. Harapan
i
terakhir dari penulis, semoga tulisan ini dapat memberikan arti dalam
memperkaya khasanah keilmuan para pembaca yang selalu haus dan lapar dengan
ilmu pengetahuan.
ii
DAFTAR ISI
BAB I. Pendahuluan................................................................................ 1
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan........................................................................ 3
A. Kesimpulan .............................................................................. 26
B. Saran.........................................................................................27
Daftar Pustaka......................................................................................... 28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang
bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses
puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar lima
atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima
atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses
pergerakan barang dan jasa antar negara diseluruh dunia dapat bergerak bebas dan
terbuka dalam perdagangan. Dan dengan terbukanya satu negara terhadap negara
lain, yang masuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga teknologi, pola
1
2
penyempitan dunia secara insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia,
yaitu semakin meningkatnya koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi
lebih baik secara budaya. Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari berbagai
masyarakat dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya. Pengertian lain dari
globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa globalisasi
merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin
kesadaran kita.
3
B. Rumusan Masalah
Agar makalah ini tidak terlalu melebar maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut :
C. Tujuan
PEMBAHASAN
a. Pengertian Globalisasi
merupakan suatu proses kehidupan yang serba luas, tidak terbatas, dan
merangkum segala aspek kehidupan, seperti politik, sosial, dan ekonomi yang
dapat dinikmati oleh seluruh umat manusia di dunia. Globalisasi pada hakikatnya
bahwa dunia ditandai oleh kema jemukan (pluralitas) budaya maka globalisasi
sebagai prosesjuga ditandai sebagai suatu peristiwa yang terjadi di seluruh dunia
dua arah yang berimbang, tetapi dapat juga sebagai proses dominasi budaya yang
4
5
Hal ini seperti yang dikatakan seorang ahli bernama R. Robertson bahwa
dunia sebagai satu kesatuan, saling ketergantungan dan kesadaran global akan
dunia yang menyatu. Ahli lain bernama Martin Albrow mengatakan globalisasi
b. Pengertia Budaya
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-
hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah
atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata
Gaung globalisasi, yang sudah mulai terasa sejak akhir abad ke-20, telah
bangsa. Salah satu aspek yang terpengaruh adalah kebudayaan. Terkait dengan
oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap
berbagai hal. Atau kebudayaan juga dapat didefinisikan sebagai wujudnya, yang
dimana hal-hal tersebut terwujud dalam kesenian tradisional kita. Oleh karena itu
tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran
orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan
bangsa Indonesia aspek kebudayaan merupakan salah satu kekuatan bangsa yang
salah satu bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia tidak luput dari pengaruh
globalisasi.
7
akses komunikasi dan berita namun hal ini justru menjadi bumerang tersendiri dan
menjadi suatu masalah yang paling krusial atau penting dalam globalisasi, yaitu
tertinggal dalam arus globalisai dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi,
sosial, budaya, termasuk kesenian kita. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses
globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan
nilai-nilai budaya.
asing. Dalam rangka ini, berbagai bangsa haruslah mendapatkan informasi ilmiah
yang bermanfaat dan menambah pengalaman mereka. Terkait dengan seni dan
upaya mencari indentitas budaya nasionalnya. Penulis Kenya ini meyakini bahwa
budaya asing yang berkuasa di berbagai bangsa, yang dahulu dipaksakan melalui
imperialisme, kini dilakukan dalam bentuk yang lebih luas dengan nama
globalisasi.
dengan keadaan yang senantiasa berubah. Perubahan yang terjadi saat ini
berlangsung begitu cepat. Hanya dalam jangka waktu satu generasi banyak
Kemajuan bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak luar, hal inilah yang
terjadi dalam proses globalisasi. Oleh karena itu, globalisasi bukan hanya soal
ekonomi namun juga terkait dengan masalah atau isu makna budaya dimana nilai
dan makna yang terlekat di dalamnya masih tetap berarti. Terkait dengan
oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap
berbagai hal. Atau kebudayaan juga dapat didefinisikan sebagai wujudnya, yang
mencakup gagasan atau ide, kelakuan dan hasil kelakuan dimana hal-hal tersebut
terwujud dalam kesenian tradisional kita. Oleh karena itu nilai-nilai maupun
persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan atau psikologis, yaitu apa yang
terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya
apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang
ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil
dari kebudayaan.
tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah
terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat
ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia
teknologi komunikasi. Kontak budaya tidak perlu melalui kontak fisik karena
kontak melalui media telah memungkinkan. Karena kontak ini tidak bersifat fisik
dan individual, maka ia bersifat massal yang melibatkan sejumlah besar orang
(Josep Klapper, 1990). Dalam prosesnya banyak warga masyarakat yang terlibat
dalam proses komunikasi global tersebut, dan dalam waktu yang bersamaan hal
ini berarti banyak pula masyarakat (yang terlibat dalan proses komunikasi global)
tersebut. Karena itu, tidak mengherankan bila globalisasi berjalan dengan cepat
Keunggulan media massa, baik cetak maupun elektronik, adalah bahwa media
para pemakainya.
11
terjadi di tempat lain dengan budaya yang berbeda dalam waktu yang
yang dimiliki masyarakat lain melalui media massa tersebut. Sikap yang dapat
muncul dari sini adalah sikap yang memandang secara kritis apa yang mereka
mereka miliki itu, termasuk sikap kritis dari bangsa Indonesia sendiri terhadap apa
yang sudah mereka miliki. Terkait dengan globalisasi, mitos yang hidup selama
ini tentang globalisasi adalah bahwa proses globalisasi akan membuat dunia
seragam. Proses globalisasi akan menghapus identitas dan jati diri. Kebudayaan
lokal atau etnis akan ditelan oleh kekuatan budaya besar atau kekuatan budaya
universal, maka tindakan kita semakin menjadi kesukuan atau lebih berorientasi
„kesukuan‟ dan berpikir secara lokal, namun bertindak global. Yang dimaksudkan
Naisbitt disini adalah bahwa kita harus berkonsentrasi kepada hal-hal yang
bersifat etnis, yang hanya dimiliki oleh kelompok atau masyarakat itu sendiri
perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari
nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma social
merupakan salh satu dampak dari adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan
Misalnya saja khusus dalam bidang hiburan massa atau hiburan yang bersifat
masal, makna globalisasi itu sudah sedemikian terasa. Sekarang ini setiap hari kita
bisa menyimak tayangan film di tv yang bermuara dari negara-negara maju seperti
Amerika Serikat, Jepang, Korea, dll melalui stasiun televisi di tanah air. Belum
lagi siaran tv internasional yang bisa ditangkap melalui parabola yang kini makin
lain yang tersaji melalui kaset, vcd, dan dvd yang berasal dari manca negara pun
ketiga.
13
saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini,
kita disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih
hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi.
ekspresi kesenian etnis Indonesia, baik yang rakyat maupun istana, selalu
perubahan sosial yang hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan sistem
ekonomi pasar, dan globalisasi informasi, maka kesenian kita pun mulai bergeser
berarti semua kesenian tradisional kita lenyap begitu saja. Ada berbagai kesenian
sarana difusi budaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif pilihan hiburan yang
lebih beragam bagi masyarakat luas. Akibatnya masyarakat tidak tertarik lagi
14
Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini tampak
sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat
wayang merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat
dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen penanaman
nilai-nilai moral yang baik, menurut saya. Contoh lainnya adalah kesenian
Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur sekarang
ini tengah mengalami “mati suri”. Wayang orang dan ludruk merupakan contoh
kecil dari mulai terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi. Bisa jadi
Di sisi lain, ada beberapa seni pertunjukan yang tetap eksis tetapi telah
mengalami perubahan fungsi. Ada pula kesenian yang mampu beradaptasi dan
terutama ketoprak yang disajikan dalam bentuk siaran televisi, bukan ketoprak
zaman.
Selain ketoprak masih ada kesenian lain yang tetap bertahan dan mampu
wayang kulit terkenal seperti Ki Manteb Sudarsono dan Ki Anom Suroto tetap
secara langsung. Keberanian stasiun televisi Indosiar yang sejak beberapa tahun
lalu menayangkan wayang kulit setiap malam minggu cukup sebagai bukti akan
kulit tiap beberapa bulan sekali dan pagelaran musik gamelan tiap satu minggu
atau satu bulan sekali yang diadakan di aula Kertarajasa, Museum Nasional
Pada era globalisasi saat ini, eksistensi atau keberadaan kesenian rakyat
berada pada titik yang rendah dan mengalami berbagai tantangan dan tekanan-
tekanan baik dari pengaruh luar maupun dari dalam. Tekanan dari pengaruh luar
terhadap kesenian rakyat ini dapat dilihat dari pengaruh berbagai karya-karya
kesenian populer dan juga karya-karya kesenian yang lebih modern lagi yang
baik secara alamiah maupun teknologi., sehingga hal ini memberikan pengaruh
Segi komersialisasi yang dilakukan oleh aparat pemerintah ini tentu saja
perkembangan dan kreativitas kesenian rakyat itu sendiri.Di pihak lain, adanya
perkembangan pembangunan.
Kebanyakan hal tersebut (kesenian tradisional) ini tidak dapat bangun lagi
modern. Sementara itu pemerintah hampir tidak peduli lagi dengan keadaan
kesenian tradisional di daerah. Hal ini, bisa saja disebabkan oleh adanya asumsi-
kesenian yang ada sekarang ini dapat dianggap tidak sesuai dengan objek-objek
dan tujuan dari pembangunan yang sedang dijalankannya ini. Dengan kata lain,
bahwa keaslian dari suatu kesenian dipandang belum dapat dibanggakan sebagai
Piring dari Sumatra Barat. Tari Piring ini sesungguhnya sangat potensial untuk
kepada tindakan ini harus ada upaya atau perbaikan–perbaikan yang perlu
dan berkembang secara global, walaupun tetap mengacu pada kekuatan nilai-nilai
asli/lokal.
kultural di Asia Tenggara saat ini secara efektif mengubah dan merusak seni-seni
Dalam pengamatan yang lebih sempit dapat kita melihat tingkah laku
banyaknya campur tangan dalam menentukan objek dan berusaha merubah agar
sesuai dengan tuntutan pembangunan. Dalam kondisi seperti ini arti dari kesenian
rakyat itu sendiri menjadi hambar dan tidak ada rasa seninya lagi. Melihat
18
murni, dalam arti benar-benar didukung oleh nilai seni yang mendalam dan bukan
ruang yang cukup memadai untuk perkembangan secara alami atau natural, karena
itu, secara tidak langsung kesenian rakyat akhirnya menjadi sangat tergantung
Adeney Bernard T
Sebagai contoh dari permasalahan ini dapat kita lihat, misalnya kesenian
asli daerah Betawi yaitu, tari cokek, tari lenong, dan sebagainya sudah diatur dan
secara normatif, sehingga kesenian Betawi tersebut tidak lagi terlihat keasliannya
Memang diakui bahwa kesenian rakyat saat ini membutuhkan dana dan
bagi para seniman rakyat ini merupakan sesuatu yang sulit pula membuat
para seniman rakyat tersebut. Oleh karena itu pemerintah harus „melakoni‟ dengan
perkembangan secara estetis kesenian rakyat tersebut tanpa harus merubah dan
seperti saat ini adalah sesuatu yang tak dapat dielakkan. Kita harus beradaptasi
dengannya karena banyak manfaat yang bisa diperoleh. Harus diakui bahwa
bagi terciptanya dialog dan demokratisasi budaya secara masal dan merata.
keberadaan nilai-nilai budaya lain yang berbeda dari yang dimiliki dan dikenal
selama ini. Kontak budaya ini memberikan masukan yang penting bagi
dikalangan masyarakat yang terlibat dalam proses ini. Kesenian bangsa Indonesia
yang memiliki kekuatan etnis dari berbagai macam daerah juga tidak dapat lepas
pengembangan yang bersifat global namun tetap bercirikan kekuatan lokal atau
etnis.
20
dalam rangka keperluan turisme, politik dsb. Selama ini pembinaan dan
sebatas pada unsur formalitas belaka, tanpa menyentuh esensi kehidupan kesenian
berat. Karena pada era teknologi dan komunikasi yang sangat canggih dan modern
keberadaan dan eksistensi kesenian rakyat dapat dipandang dengan sebelah mata
Utara) misalnya, duapuluh tahun yang lalu, anak-anak remajanya masih banyak
yang berminat untuk belajar tari tor-tor dan tagading (alat musik batak). Hampir
setiap minggu dan dalam acara ritual kehidupan, remaja di sana selalu diundang
pentas sebagai hiburan budaya yang meriah. Saat ini, ketika teknologi semakin
masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan di televisi dan Taman Mini Indonesi
baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan untuk
pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang
dalam bukunya yang berjudul „Cultural Policy And The Performing Arts In
arah, dan tidak ada perhatian yang diberikan pemerintah kepada kebijakan kultural
atau konteks kultural. Dalam pengamatan yang lebih sempit dapat kita melihat
Dalam kondisi seperti ini arti dari kesenian rakyat itu sendiri menjadi
hambar dan tidak ada rasa seninya lagi. Melihat kecenderungan tersebut, aparat
simbol pembangunan. Hal ini tentu saja mengabaikan masalah pemeliharaan dan
pengembangan kesenian secara murni, dalam arti benar-benar didukung oleh nilai
seni yang mendalam dan bukan sekedar hanya dijadikan model saja dalam
pembangunan.
ruang yang cukup memadai untuk perkembangan secara alami atau natural, karena
itu, secara tidak langsung kesenian rakyat akhirnya menjadi sangat tergantung
Sebagai contoh dari permasalahan ini dapat kita lihat, misalnya kesenian asli
daerah Betawi yaitu, tari cokek, tari lenong, dan sebagainya sudah diatur dan
secara normatif, sehingga kesenian Betawi tersebut tidak lagi terlihat keasliannya
dalam proses estetikanya. Memang diakui bahwa kesenian rakyat saat ini
keterlibatan pemerintah dan bagi para seniman rakyat ini merupakan sesuatu yang
sulit pula membuat keputusan sendiri untuk sesuai dengan keaslian (oroginalitas)
yang diinginkan para seniman rakyat tersebut. Oleh karena itu pemerintah harus
keaslian dan perkembangan secara estetis kesenian rakyat tersebut tanpa harus
informasi dan budaya yang terjadi menjelang millenium baru seperti saat ini
adalah sesuatu yang tak dapat dielakkan. Kita harus beradaptasi dengannya karena
banyak manfaat yang bisa diperoleh. Harus diakui bahwa teknologi komunikasi
sebagai salah produk dari modernisasi bermanfaat besar bagi terciptanya dialog
keberadaan nilai-nilai budaya lain yang berbeda dari yang dimiliki dan dikenal
selama ini. Kontak budaya ini memberikan masukan yang penting bagi
dikalangan masyarakat yang terlibat dalam proses ini. Kesenian bangsa Indonesia
yang memiliki kekuatan etnis dari berbagai macam daerah juga tidak dapat lepas
pengembangan yang bersifat global namun tetap bercirikan kekuatan lokal atau
etnis. Globalisasi budaya yang begitu pesat harus diantisipasi dengan memperkuat
kebudayaan nasional jangan sampai hanya menjadi alat atau slogan para
yang dihadapi oleh kesenian rakyat cukup berat. Karena pada era teknologi dan
komunikasi yang sangat canggih dan modern ini masyarakat dihadapkan kepada
selera. Hal ini sangat memungkinkan keberadaan dan eksistensi kesenian rakyat
dapat dipandang dengan sebelah mata oleh masyarakat, jika dibandingkan dengan
kesenian modern yang merupakan imbas dari budaya pop. Untuk menghadapi hal-
meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM ) bagi para seniman rakyat. Selain
25
PENUTUP
A. Kesimpulan
menimbulkan isu mengenai globalisasi dan pada akhirnya menimbulkan nilai baru
Western Though (1924) menyatakan “untuk pertama kalinya dalam sejarah umat
manusia, kesadaran akan kesatuan dunia telah menghentakkan kita, entah suka
atau tidak, Timur dan Barat telah menyatu dan tidak pernah lagi terpisah, Artinya
adalah bahwa antara barat dan timur tidak ada lagi perbedaan. Atau dengan kata
lain kebudayaan kita dilebur dengan kebudayaan asing. Apabila timur dan barat
bersatu, masihkah ada ciri khas kebudayaan kita? Ataukah kita larut dalam budaya
bangsa lain tanpa meninggalkan sedikitpun sistem nilai kita? Oleh karena itu perlu
budaya bangsa.
26
27
B. Saran
Dari hasil pembahasan diatas, dapat dilakukan beberapa tindakan untuk mencegah
3. Para pelaku usaha media massa perlu mengadakan seleksi terhadap berbagai
berita, hiburan dan informasi yang diberikan agar tidak menimbulkan pergeseran
budaya.
DAFTAR PUSTAKA
http://alhuda.or.id/rub_budaya.htm ,
http://kongres.budpar.go.id/news/article/Pokok_pokok_bahasan.htm,
Jennifer Lindsay. 1995. dalam bukunya yang berjudul „Cultural Policy And The
John Naisbitt. 1988. dalam bukunya yang berjudul Global Paradox: America
Sagita,
Kuntowijoyo, Budaya Elite dan Budaya Massa dalam Ecstasy Gaya Hidup:
Gramedia.
29