Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


“STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH”

Disusun Oleh KELOMPOK : 3


1. Riana Febrianti (160301071)
2. Intan Mairinda (160301106)
3. Nilla Andriani (160301236)

Dosen Pengampu :
M. Ahyarudin,SE.,M.Sc.Ak

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2017

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 3


1.1. Latar Belakang ..................................................................................................... 3
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................ 4
1.3. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 5


2.1 Standar akuntansi pemerintah di Indonesia.........................................................5
2.2 PP Nomor 71 tahun 2010 tentang SAP...............................................................5

2.3 PSAK nomor 45 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba.......................8

2.4 Perbandingan SAP di Indonesia dengan di Amerika........................................10

2.5 Peningkatan standar akuntansi Internasional...................................................10

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 12


3.1. Kesimpulan ......................................................................................................... 12
3.2. Saran .................................................................................................................. 12

Daftar Pustaka .............................................................................................................. 13

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Akuntansi dikelompokan dalam beberapa konsentrasi keilmuan, Kusnadi, dkk (1999)
mengelompokan akuntansi menjadi 11 bidang, yaitu : Akuntansi Keuangan, Pemeriksaan,
Akuntansi Biaya, Akuntansi Manajemen, Akuntansi Perpajakan, Sistem Akuntansi,
Akuntansi Anggaran, Akuntansi Internasional, Akuntansi Non Profit, Akuntansi Sosial,
Instruksi Akuntansi.
Berapapun banyaknya pembagian konsentrasi akuntansi, sebenarnya hanya bermuara pada 2
kelompok akuntansi, yaitu akuntansi komersial dan akuntansi pemerintahan. Sebagian orang
mengelompokkannya sebagai akuntansi sektor publik, tetapi untuk konsistensi bahasa dalam
artikel ini penulis hanya akan menyebutnya dengan istilah akuntansi pemerintahan.
Gagasan perlunya standar akuntansi pemerintahan sebenarnya sudah lama ada, namun baru
pada sebatas wacana.Seiring dengan berkembangnya akuntansi di sektor komersil yang
dipelopori dengan dikeluarkannya Standar Akuntansi Keuangan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (1994), kebutuhan standar akuntansi pemerintahan kembali menguat.Oleh karena
itu Badan Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN), Departemen Keuangan mulai
mengembangkan standar akuntansi.
Setelah mengalami proses yang panjang, Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah
lama dinantikan oleh berbagai pihak telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor
24 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (PP SAP),
yang kemudian PP ini diganti dengan PP No. 71 tahun 2010. Dengan ditetapkannya PP SAP
maka untuk pertama kali Indonesia memiliki standar akuntansi pemerintahan. Menandai
Dimulainya Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan, Wakil Presiden RI
meluncurkan Standar Akuntansi Pemerintahan di Istana Wakil Presiden pada tanggal 6 Juli
2005. Acara ditandai dengan penyerahan Standar Akuntansi Pemerintahan Kepada Ketua
BPK, Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, Gubernur DKI Jakarta, Bupati Toli-Toli
dan Walikota Pangkal Pinang. Dalam sambutannya Wakil presiden menyatakan keharusan
implementasi SAP bagi pemerintah pusat dan daerah.

3
Pada tahun 2010 terbit PP 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah sebagai
pengganti PP 24 tahun 2005. Diharapkan setelah PP ini terbit maka akan diikuti dengan
aturan-aturan pelaksanaannya baik berupa Peraturan Menteri Keuangan untuk pemerintah
pusat maupun Peraturan Menteri Dalam Negeri untuk pemerintah daerah. Ada yang berbeda
antara PP 71 tahun 2010 ini dengan PP-PP lain.
Dalam PP 71 tahun 2010 terdapat 2 buah lampiran. Lampiran I merupakan Standar
Akuntansi Pemerintah berbasis Akrual yang akan dilaksanakan selambat-lambatnya mulai
tahun 2014, sedangkan Lampiran II merupakan Standar Akuntansi Pemerintah berbasis Kas
Menuju Akrual yang hanya berlaku hingga tahun 2014.
Lampiran I berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat segera diterapkan oleh setiap entitas
(strategi pentahapan pemberlakuan akan ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri Keuangan dan
Menteri Dalam Negeri),
Lampiran II berlaku selama masa transisi bagi entitas yang belum siap untuk menerapkan
SAP Berbasis Akrual. Dengan kata lain, Lampiran II merupakan lampiran yang memuat
kembali seluruh aturan yang ada pada PP 24 tahun 2005 tanpa perubahan sedikit
pun.Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, tulisan ini mencoba membahas beberapa aspek
yang berhubungan dengan akuntansi pemerintahan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

a. Apa Standar akuntansi pemerintah di Indonesia?


b. Apa isi PP Nomor 71 tahun 2010 tentang SAP?
c. Apa isi PSAK nomor 45 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba?
d. Bagaimana perbandingan SAP di Indonesia dengan di Amerika?
e. Peningkatan standar akuntansi Internasional

1.3 TUJUAN PENULISAN


a. Mengetahui Standar akuntansi pemerintah di Indonesia
b. Mengetahui perbandingan SAP di Indonesia dengan di Amerika

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH DI INDONESIA

Standar akuntansi adalah acuan dalam penyajian laporan keuangan yang


ditujukan kepada pihak diluar organisasi yang mempunyai otoritas tertinggi dalam
kerangka akuntansiyang umum. Standar akuntansi berguna bagi penyusun laporan
keuangan dalam menentukan informasi yang harus disajikan kepada pihak luar.

Menurut Sinaga, standar akuntansi merupakan aturan utama yang harus diacu
dalam penyajian laporan keuangan dalam kerangka prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Standar akuntansi di sector swasta lebih berkembang daripada di sector
pemerintah. Di Indonesia sejak tahun 2011 Standar Akuntansi Keuangan (SAK) untuk
sector swasta telah mengacu pada standar akuntansi internasional (IFRS), sedangkan
sector pemerintah masih baru akan menerapkan akuntansi berbasis akrual, meski
masih dianggap belum sepenuhnya akrual.

SAP di Indonesia diatur didalam PP No. 71 Tahnun2010 tentang Standar


Akuntansi Pemerintah, sebagai pengganti PP No. 24 Tahun 2005, dan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba. Sector public atau pemerintah dalam pengelolaan keuangannya menggunakan
dualisme standar yaitu SAP yang diggunakan untuk pengelolaan sector public di
pemerintahan sebagai kekayaan Negara yang tidak dipisahkan.

2.2 PP NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG SAP

2.2.1 Perkembangan Penyusunan SAP

SAP pertama kali diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan


(KSAP) ditetapkan dengan PP No. 24 Tahun 2005 pada tanggal 13 Juni. Terbitnya
SAP ini juga mengukuhkan peran penting akuntansi dalam pelaporan keuangan
dipemerintahan.PP No. 105 Tahun 2000 pasal 35 secara tegas menyebutkan bahwa
penatausahaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah berpedoman pada standar

5
akuntansi keuangan pemerintah daerah yang berlaku.PP No. 105 Tahun 2000 pasal 35
ini berlaku sejak 1 Januari 2001 tetapi baru terealisasi setelah terbitnya SAP ini. UU No.
17 Tahun 2003 juga menyebutkan bahwa bentuk da isi laporan pertanggungjawaban
keuangan pemerintah pusat dan daerah disajikan sesuai dengan SAP.UU No. 1 Tahun
2004 juga menyebutkan arti penting standar akuntansi pemerintahan bahkan memuat
mengenai KSAP sebagai penyusun SAP.

2.2.2 Sistematika SAP

SAP berbasis akrual yang ditetapkan PP No. 71 Tahun 2010 terdiri atas
Kerangka Konseptual (KK) Akuntansi Pemerintahan dan PSAP. PSAP terdiri atas 12
pernyataan, yaitu:

1. PSAP 01 : Penyajian Laporan Keuangan;


2. PSAP 02 : Laporan Realisasi Anggaran;
3. PSAP 03 : Laporan Arus Kas;
4. PSAP 04 : Catatan Atas Laporan Keuangan;
5. PSAP 05 : Akuntansi Persediaan;
6. PSAP 06 : Akuntansi Investasi;
7. PSAP 07 : Akuntansi Aset Tetap;
8. PSAP 08 : Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan;
9. PSAP 09 : Akuntansi Kewajiban;
10. PSAP 10 : Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi, dan Operasi yang tidak dilanjutkan;
11. PSAP 11 : Laporan Keuangan Konsilidasian; dan
12. PSAP12 :Laporan Operasional.

Fungsi KK adalah acuan bagi :

1. Penyusun standar dalam melakukan penyusunan SAP;


2. Pengguna untuk menyajikan transaksi yang tidak diatur dalam pernyataan
standar;
3. Pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
disusun dengan standar; dan

6
4. Para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan
pada laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar.

2.2.3 Basis Akuntansi

Basis akuntansi adalah perlakuan pengakuan atas hak dan kewajiban yang
timbul dari transaksi keuangan. Didalam basis akuntansi ada dua basis, yaitu :

a. Basis kas yaitu basis yang mengakui adanya hak dan kewajiban pada saat kas
diterima atau dikeluarkan.
b. Basis akrual yaitu basis yang mengakui adanya hak dan kewajiban pada saat
perpindahan hak lepas dari saat kas diterima atau dikeluarkan.

SAP berbasis akrual menurut PP No. 71 Tahun 2010 adalah SAP yang
mengakui pendapatan – LO, beban, asset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan
finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapat – LRA, belanja, dan pembiayaan
dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam
APBN atau APBD, yaitu basis kas. Jadi, SAP sebenarnya tidak menganut basis akrual
secara penuh tetapi basis modifikasian, yaitu akrual modifikasian.

SAP berbasi akrual dapat diterapkan secara bertahap dari penerapan SAP
Berbasis Kas Menuju Akrual menjadi SAP Berbasis Akrual palinga lambat sampai tahun
anggaran 2014. Ketentuan lebih lanjutnya diatur dengan kemenkeu (untuk pemerintah
pusat) dan permendagri (untuk pemerintah daerah).

2.2.4 Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi

Salah satu hal yang baru dari PP No. 71 Tahun 2010 dibanding PP No. 24
Tahun 2005 adalah terdapatnya uraian mengenai akuntansi, disamping entitas
pelaporan. Entitas akuntansi menurut PP No.71 Tahun 2010 adalah unit pada
pemerintahan yang mengelola anggaran, kekayaan, dan kewajiban yang
menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi
yang diselenggarakan. Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari
satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang –

7
undangan wajib menyampaiakan laporan pertanggungjawabanberupa laporan
keuangan.

2.2.5 Penyusunan Laporan Keuangan Menurut PP No. 71 Tahun 2010

SAP mengatur penyajian pos – pos yang harus disajikan dalam laporan
keuangan seperti pos kas, piutang, asset tetap, dst. Laporan keuangan yang wajib
disusun dan disajikan menurut entitas pelaporan menurut SAP Berbasi Kas Menuju
Akrual yaitu :

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)


2. Neraca
3. Laporan Arus Kas(LAK)
4. Catatan atas Laporan Keungan (CaLK)

Sedangkan SAP berbasis akrual mewajibkan entitas pelaporan menyusun dn


menyajikan tujuh laporan keuangan pokok yang terbagi kedalam dua jenis pelaporan
yaitu, pelaporan financial, pelaporan pelaksanaan anggaran berbasis kas, dan CaLK.
Pelaporan financial terdiri atas :

1. LRA berbasis kas, dan


2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih ( SAL)

2.3 PSAK NOMOR 45 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN ORGANISASI


NIRLABA

2.3.1 Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba

Meliputi :

1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode pelaporan;


2. Laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan; dan
3. Catatan atas laporan keuangan.

Informasi likuiditas diberikan dengan cara :

8
1. Menyajikan asset berdasarkan urutan likuiditas dan kewajiban berdasarkan
tanggal jatuh tempo.
2. Mengelompokan asset kedalam lancer dan tidak lancer, dan kewajiban kedalam
jangka panjang dan jangka pendek.
3. Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas asset atau saat jatuh temponya
kewajiban termasuk pembatasan penggunaan asset pada CaLK.

2.3.2 Klasifikasi Asset Neto Terikat atau Tidak Terikat

Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing –masing kelompok asset


netto berdasarkan ada atau tidak adanya pembatasan oleh penyumbang, yaitu terikat
secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat.

2.3.3 Laporan Aktivitas

Difokuskan pada organisasi secara keseluruhan dan menyajikan perubahan


jumlah asset netto selama suatu periode.

Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi
dan asset lain (atau kewajiban) sebagai penambah atau pengurang asset neto tidak
terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi. Laporan aktivitas menyajikan jumlah
pendapatan dan beban secara bruto.Laporan aktivitas atau CaLK harus menyajikan
informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok
program jasa utama dan aktivitas pendukung.

2.3.4 Laporan Arus Kas

Tujuan utama laporan ini adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan


dan pengeluaran kas dalam suatu periode yang sesuai dengan PSAK No. 2 tentang
Laporan Arus Kas, dengan tambahan berikut :

1. Aktivitas pendanaan;
2. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas
yaitu sumbangan berupa bangunan atau asset investasi.

9
2.4 PERBANDINGAN SAP DI INDONESIA DENGAN DI AMERIKA

Untuk sector pemerintah di amerika, sebagaimana yang dikemukakan oleh


Freeman dan Shoulder (1999 : 16). AICPA mempunyai hierarki GAAP yang
menunjukan hubungan secara otoritatif berbagai standard dan literature dalam prinsip
dan prosedur akuntansi keuangan dan pelaporan.Hierarki terssebut berlaku untuk
pemerintah pusat dan daerah. Selanjutnya Granolf (1998 : 25) mengatakan jika GASB
dan FASB tidak menerbitkan aturan untuk isu tertentu, organisasi dapat mengambil
sumber lain sebagai panduan.

Sangat berbeda dengan di Amerika, di Indonesia penyusunan SAP dilakukan


oleh sebuah komite yang disebut dengan KSAP yang untuk pertama kalinya ditetapkan
dengan Keputusan Presiden RI No. 84 Tahun 2004 tentang Keanggotaan KSAP, dan
telah mengalami beberarapa kali perubahan, terakhir dengan Keputusan Presiden RI
No. 3 Tahun 2009. Akan tetapi yang menerapkan SAP adalah pemerintah dengan
peraturan pemerintah.

2.5 PENINGKATAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL

2.5.1 Proses Peningkatan Standar oleh IPSASB

Pada akhir tahun 1997, IPSASB memulai sebuah program pengembangan


IPSAS yang didasarkan kepada International Accounting Standar (IAS) yang diterbitkan
International Accounting Standar Board (IASB) tahun 1997.

Pada tahun 2003 melalui proyek General Improvements, IASB menerbitkan


revisi IAS. Proyek General Improvementsbertujuan untuk menghilangkan atau
mengurangi alternative, pengulangan – pengulangan yang tidak perlu, dan juga konflik
dalam IAS sendiri. Tujuan dari revisi IPSAS yang diterbitkan kali ini adalah agar IPSAS
konvergen dengan IAS yang diterbitkan tahun 2003 tersebut.

2.5.2 Sistematika IPSAS Setelah Revisi

Sampai saat ini IPSAS terdiri dari 20 pernyataan standar yaitu IPSAS No. 1 s.d
20. Revisi yang dilakukan atas 11 pernyataan, tidak akan menghilangkan pernyataan

10
yang ada, hal ini dimuat dalam ED 26. Perubahan yang terjadi hanya pada pengantar
IPSAS (Preface to IPSAS). ED 27 dan 28 yang akan memunculkan pernyataan standar
baru. Jadi jika nanti ED 27 dan 28 disahkan maka IPSAS akan terdirirdari 22
pernyataan standar.

2.5.3 Basis Akuntansi Keuangan dan Anggaran

Basis akuntansi yang digunakan oleh seluruh standar yang dikeluarkan oleh
IPSAS adalah basis akrual.ED 27 menyajikan hal yang menarik dalam hubungan basis
akuntansi dalam penyajian laporan keuangan dan penyajian informasi anggaran dalam
laporan keuangan untuk tujuan umum.Jika dalam IPSAS sebelumnya menggunakan
basis akrual maka dalam ruang lingkup ED 27 ini menggunakan basis akrual dan basis
kas.

11
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Dengan ditetapkannya PP 71 Tahun 2010 tentang SAP ini maka PP 24 Tahun


2005 dinyatakan tidak berlaku lagi. Namun meski sudah dinyatakan berlaku secara
substansial PP 24 Tahun 2005 masih dilaksanakan dalam rangka proses transisi
penyusunan laporan keuangan berbasis Kas Menuju Akrual kepada penyusunan
laporan keuangan berbasis akrual. Sesuai dengan PP Nomor 71 Tahun 2010,
penerapan SAP Berbasis Akrual dapat dilaksanakan secara bertahap.Pemerintah dapat
menerapkan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual paling lama 4 (empat) tahun setelah
Tahun Anggaran 2010.
Oleh karena hal tersebut kita dapat mengetahui bahwa PP Nomor 71 Tahun
2010 mengatur SAP Berbasis Akrual, dan PP Nomor 71 Tahun 2010 juga mengatur
SAP Berbasis Kas Menuju Akrual yang saat ini masih digunakan oleh seluruh entitas.

3.2 SARAN

Makalah ini dibuat dari berbagai sumber oleh para penulis yang dikerjakan
dengan bersungguh-sungguh.Namun, penulis menyadari jika makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Penulis berharap, pembaca dapat memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang.

12
DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul dan Muhammad Syam Kusufi. 2016. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta :
Salemba Empat. Edisi 2
http://www.ksap.org/Riset&Artikel/Art9.pdf

Mardiasmo. 2002. Akuntansi SektorPubulik. Yogyakarta : Penerbit Andi

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

13

Anda mungkin juga menyukai