Dosen Pengampu :
M. Ahyarudin,SE.,M.Sc.Ak
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Pada tahun 2010 terbit PP 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah sebagai
pengganti PP 24 tahun 2005. Diharapkan setelah PP ini terbit maka akan diikuti dengan
aturan-aturan pelaksanaannya baik berupa Peraturan Menteri Keuangan untuk pemerintah
pusat maupun Peraturan Menteri Dalam Negeri untuk pemerintah daerah. Ada yang berbeda
antara PP 71 tahun 2010 ini dengan PP-PP lain.
Dalam PP 71 tahun 2010 terdapat 2 buah lampiran. Lampiran I merupakan Standar
Akuntansi Pemerintah berbasis Akrual yang akan dilaksanakan selambat-lambatnya mulai
tahun 2014, sedangkan Lampiran II merupakan Standar Akuntansi Pemerintah berbasis Kas
Menuju Akrual yang hanya berlaku hingga tahun 2014.
Lampiran I berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat segera diterapkan oleh setiap entitas
(strategi pentahapan pemberlakuan akan ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri Keuangan dan
Menteri Dalam Negeri),
Lampiran II berlaku selama masa transisi bagi entitas yang belum siap untuk menerapkan
SAP Berbasis Akrual. Dengan kata lain, Lampiran II merupakan lampiran yang memuat
kembali seluruh aturan yang ada pada PP 24 tahun 2005 tanpa perubahan sedikit
pun.Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, tulisan ini mencoba membahas beberapa aspek
yang berhubungan dengan akuntansi pemerintahan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Sinaga, standar akuntansi merupakan aturan utama yang harus diacu
dalam penyajian laporan keuangan dalam kerangka prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Standar akuntansi di sector swasta lebih berkembang daripada di sector
pemerintah. Di Indonesia sejak tahun 2011 Standar Akuntansi Keuangan (SAK) untuk
sector swasta telah mengacu pada standar akuntansi internasional (IFRS), sedangkan
sector pemerintah masih baru akan menerapkan akuntansi berbasis akrual, meski
masih dianggap belum sepenuhnya akrual.
5
akuntansi keuangan pemerintah daerah yang berlaku.PP No. 105 Tahun 2000 pasal 35
ini berlaku sejak 1 Januari 2001 tetapi baru terealisasi setelah terbitnya SAP ini. UU No.
17 Tahun 2003 juga menyebutkan bahwa bentuk da isi laporan pertanggungjawaban
keuangan pemerintah pusat dan daerah disajikan sesuai dengan SAP.UU No. 1 Tahun
2004 juga menyebutkan arti penting standar akuntansi pemerintahan bahkan memuat
mengenai KSAP sebagai penyusun SAP.
SAP berbasis akrual yang ditetapkan PP No. 71 Tahun 2010 terdiri atas
Kerangka Konseptual (KK) Akuntansi Pemerintahan dan PSAP. PSAP terdiri atas 12
pernyataan, yaitu:
6
4. Para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan
pada laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar.
Basis akuntansi adalah perlakuan pengakuan atas hak dan kewajiban yang
timbul dari transaksi keuangan. Didalam basis akuntansi ada dua basis, yaitu :
a. Basis kas yaitu basis yang mengakui adanya hak dan kewajiban pada saat kas
diterima atau dikeluarkan.
b. Basis akrual yaitu basis yang mengakui adanya hak dan kewajiban pada saat
perpindahan hak lepas dari saat kas diterima atau dikeluarkan.
SAP berbasis akrual menurut PP No. 71 Tahun 2010 adalah SAP yang
mengakui pendapatan – LO, beban, asset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan
finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapat – LRA, belanja, dan pembiayaan
dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam
APBN atau APBD, yaitu basis kas. Jadi, SAP sebenarnya tidak menganut basis akrual
secara penuh tetapi basis modifikasian, yaitu akrual modifikasian.
SAP berbasi akrual dapat diterapkan secara bertahap dari penerapan SAP
Berbasis Kas Menuju Akrual menjadi SAP Berbasis Akrual palinga lambat sampai tahun
anggaran 2014. Ketentuan lebih lanjutnya diatur dengan kemenkeu (untuk pemerintah
pusat) dan permendagri (untuk pemerintah daerah).
Salah satu hal yang baru dari PP No. 71 Tahun 2010 dibanding PP No. 24
Tahun 2005 adalah terdapatnya uraian mengenai akuntansi, disamping entitas
pelaporan. Entitas akuntansi menurut PP No.71 Tahun 2010 adalah unit pada
pemerintahan yang mengelola anggaran, kekayaan, dan kewajiban yang
menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi
yang diselenggarakan. Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari
satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang –
7
undangan wajib menyampaiakan laporan pertanggungjawabanberupa laporan
keuangan.
SAP mengatur penyajian pos – pos yang harus disajikan dalam laporan
keuangan seperti pos kas, piutang, asset tetap, dst. Laporan keuangan yang wajib
disusun dan disajikan menurut entitas pelaporan menurut SAP Berbasi Kas Menuju
Akrual yaitu :
Meliputi :
8
1. Menyajikan asset berdasarkan urutan likuiditas dan kewajiban berdasarkan
tanggal jatuh tempo.
2. Mengelompokan asset kedalam lancer dan tidak lancer, dan kewajiban kedalam
jangka panjang dan jangka pendek.
3. Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas asset atau saat jatuh temponya
kewajiban termasuk pembatasan penggunaan asset pada CaLK.
Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi
dan asset lain (atau kewajiban) sebagai penambah atau pengurang asset neto tidak
terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi. Laporan aktivitas menyajikan jumlah
pendapatan dan beban secara bruto.Laporan aktivitas atau CaLK harus menyajikan
informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok
program jasa utama dan aktivitas pendukung.
1. Aktivitas pendanaan;
2. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas
yaitu sumbangan berupa bangunan atau asset investasi.
9
2.4 PERBANDINGAN SAP DI INDONESIA DENGAN DI AMERIKA
Sampai saat ini IPSAS terdiri dari 20 pernyataan standar yaitu IPSAS No. 1 s.d
20. Revisi yang dilakukan atas 11 pernyataan, tidak akan menghilangkan pernyataan
10
yang ada, hal ini dimuat dalam ED 26. Perubahan yang terjadi hanya pada pengantar
IPSAS (Preface to IPSAS). ED 27 dan 28 yang akan memunculkan pernyataan standar
baru. Jadi jika nanti ED 27 dan 28 disahkan maka IPSAS akan terdirirdari 22
pernyataan standar.
Basis akuntansi yang digunakan oleh seluruh standar yang dikeluarkan oleh
IPSAS adalah basis akrual.ED 27 menyajikan hal yang menarik dalam hubungan basis
akuntansi dalam penyajian laporan keuangan dan penyajian informasi anggaran dalam
laporan keuangan untuk tujuan umum.Jika dalam IPSAS sebelumnya menggunakan
basis akrual maka dalam ruang lingkup ED 27 ini menggunakan basis akrual dan basis
kas.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
3.2 SARAN
Makalah ini dibuat dari berbagai sumber oleh para penulis yang dikerjakan
dengan bersungguh-sungguh.Namun, penulis menyadari jika makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Penulis berharap, pembaca dapat memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang.
12
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul dan Muhammad Syam Kusufi. 2016. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta :
Salemba Empat. Edisi 2
http://www.ksap.org/Riset&Artikel/Art9.pdf
13