Anda di halaman 1dari 4

Ibu bersalin dengan mioma uteri

Seksio sesarea menjadi kecenderungan ditawarkan dan diterima oleh kedua pihak (pasien
dan petugas kesehatan) sebagai cara persalinan yang wajar. Sebenarnya patut dihayati hal itu
merupakan tindakan beresiko. Seksio sesarea tanpa indikasi medik akan merugikan pasien secara
keseluruhan (infeksi, pendarahan, nyeri, biaya, dsb) bahkan bayinya (gawat napas, kematian,
kesakitan, perawatan intensif).

1. Isi dari prinsip – prinsip legal dan etis adalah :


a. Autonomi ( Otonomi )
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis
dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan
memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau
pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek
terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak
secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang
menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat
menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
b. Beneficience ( Berbuat Baik )
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan
pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang,dalam situasi pelayanan
kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
c. Justice ( Keadilan )
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai
inidirefleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapiyang
benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan.
d. Nonmal eficience ( Tidak Merugikan )
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada
klien.
e. Veracity ( Kejujuran )
Prinsip ini berarti penuh dengan kebenaran. Nilai diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip ini berhubungan dengan kemampuan
seseorang untuk mengatakan kebenaran.
f. Fidellity (Metepati Janji)
Prinsip ini dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia pasien.

g. Confidentiality ( Kerahasiaan )
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien
hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien.
h. Accountability ( Akuntabilitas )
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
i. Informed Consent
“Informed Consent” terdiri dari dua kata yaitu “informed” yang berarti telah
mendapat penjelasan atau keterangan (informasi), dan “consent” yang berarti
persetujuan atau memberi izin. Jadi “informed consent” mengandung pengertian suatu
persetujuan yang diberikan setelah mendapat informasi. Dengan demikian “informed
consent” dapat didefinisikan sebagai persetujuan yang diberikan oleh pasien dan atau
keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan
terhadap dirinya serta resiko yang berkaitan dengannya.

Adapun kegiatan yang secara langsung dapat berhubungan dengan aspek legalisasi
keperawatan :
1) Proses Keperawatan
2) Tindakan keperawatan
3) Informed Consent

Untuk melindungi tenaga perawat akan adanya tuntutan dari klien/pasien perlu ditetapkan
dengan jelas apa hak, kewajiban serta kewenangan perawat agar tidak terjadi kesalahan dalam
melakukan tugasnya serta memberikan suatu kepastian hukum, perlindungan tenaga perawat.
Menurut kelompok kami dari kasus tersebut tentang teori legal etik, bahwa legal etik
adalah adalah: aspek aturan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup
wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan
kewajibannya yang diatur dalam undang-undang keperawatan. Dilihat dari kasus tersebut bahwa
perawat menyalahi aturan atau lalai, yang pertama dalam melakukan tindakan keperawatan,
perawat lupa untuk melakukan informed consent dulu kepada pasien tindakan keperawatan apa
yang akan dilakukan kepada pasien tersebut, sedangkan dari etika keperawatan, perawat bukan
hanya memahami definisi, tetapi juga memahami masalah-masalah yang ada dipelayanan
kesehatan saat ini, sehingga diharapkan mampu memahami masalah yang menjadi kenyataan.
Perawat harus mempunyai kemampuan yang baik untuk pasien dan dirinya di dalam menghadapi
masalah yang menyangkut etika. Perawat harus berfikir secara rasional untuk melakukan
pengkajian sampai mendapatkan hasil yang tepat dan benar. Didalam menentukan diagnosa,
perawat juga tidak hanya melihat dari hasil pengkajian/ anamnesa saja, tetapi penentuan
diangnosa harus melihat hasil pemeriksaan penunjang atau laborat, supaya kesalahan diagnosa
tersebut tidak terjadi.pada pasien tersebut.
Dalam menghadapi penyakit mioma uteri, seorang petugas kesehatan termasuk perawat
akan menghadapi banyak hal, termaasuk pengambilan keputusan etik dan persetujuan tindakan.
Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan etik:
a. Identifikasi pembuat keputusan
b. Kumpulkan data, tetapkan fakta dan masalahnya
c. Identifikasi semua pilihan tindakan
d. Evaluasi pilihan-pilihan tindakan sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang terlibat
e. Identifikasi konflik etika dan coba tetapkan prioritas
f. Seleksi pilihan tindakan yang paling baik. Coba dengan penyelesaian masalah secara
rasional.
g. Evaluasi ulang keputusan setelah diimplementasikan.
Pada prinsipnya persetujuan tindakan harus dipegang teguh segi etika, terutama hak
pasien untuk mendapat manfaat dan informasi sejujurnya. Pasien berhak untuk menolak tawaran
tindakan. Dalam melakukan proses mendapatkan persetujuan, ada beberapa hal yang patut
diperhatikan:
a. Siapa yang mengambil keputusan
b. Ciri dan latar belakang pasien
c. Emosi dan perasaan pasien
Semua persetujuan bedah harus dibuat pada formulir tertulis yang mengandung alternatif
tindakan, prosedur secara singkat, dan pernyataan bahwa pasien sudah memahami sepenuhnya
untuk memberikan kewenangan. Dalam pengambilan keputusan hendaknya dihindarkan konflik
kepentingan. Dokter mungkin menyarankan pemeriksaan (tes laboratorium, pencitraan) atau
tindakan yang lebih menguntungkan rumah sakit atau pribadinya, yang sedapat mungkin
dihindarkan atau ada alternatif lain yang lebih baik bagi pasien.
Seksio sesarea menjadi kecenderungan ditawarkan dan diterima oleh kedua pihak (pasien
dan petugas kesehatan) sebagai cara persalinan yang wajar. Sebenarnya patut dihayati hal itu
merupakan tindakan beresiko. Seksio sesarea tanpa indikasi medik akan merugikan pasien secara
keseluruhan (infeksi, pendarahan, nyeri, biaya, dsb) bahkan bayinya (gawat napas, kematian,
kesakitan, perawatan intensif).

Anda mungkin juga menyukai