Anda di halaman 1dari 12

Kesehatan Lingkungan dalam Pencegahan

Penyakit Demam Berdarah


Ira Vini Gloria Franky
10.2013.103 / D3
Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6
ira.2013fk103@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
Tindakan promotif dan preventif sebagai sebuah upaya baru dalam memerangi tingginya kasus
penyakit di berbagai kalangan masyarakat akibat kurangnya kesadaran masyarakat itu sendiri terhadap
kesehatan diri dan lingkungan sekitarnya.Pola pikir masyarakat yang dibiarkan salah selama
ini,mengakibatkan kerugian yang besar pada masyarakat sendiri,baik dari beban materi dan non
materi ,karena tindakan kuratif dan rehabilitasi yang harus dilakukan apabila masyarakat sudah
terlanjur sakit.Padahal banyak sekali kasus penyakit yang terjadi dapat dicegah terlebih
dahulu,sebelum penyakit itu menyerang manusia.Pencegahan itu sendiri tidak hanya dilakukan oleh
kalangan medis saja,melainkan menjadi sebuah tanggung jawab bersama antar pihak dalam
melakukan pencegahan terhadap suatu penyakit.Agar masyarakat dapat berpartisipasi dalam hal
tersebut,tentu harus timbul sebuah kesadaran pada masyarakat dalam upaya tersebut ,selanjutnya
diiringi kemauan dari masyarakat untuk menjalankan pencegahan tersebut di seluruh lapisan
masyarakat melalui promosi kesehatan disegala tempat.

Abstract
Promotive and preventive action as a new effort to combat the high incidence of the disease in many
communities due to lack of awareness among the people themselves to personal and environmental
health sekitarnya. Patterns of thinking people who left one over the years, resulting in huge losses
padamasyarakat itself , either from the burden of material and non- material , as curative and
rehabilitation measures should be taken if society is sick already a lot of cases of disease can be
prevented in advance , before the disease attacked human. Prevention itself is not only done by the
medical community alone , but become a liability shared responsibility between parties to take
precautions against a disease.That community can participate in it , would have raised an awareness
in the community in these efforts , further accompanied by the willingness of the community to run
prevention in all walks of life through health promotion in all places .
Pendahuluan
Dewasa ini berbagai masalah kesehatan kerap muncul dalam suatu lingkup masyarakat. Masalah ini
bisa bersumber dari berbagai hal seperti kurangnya pengetahuan dan pendidikan serta peran serta dari
masyarakat setempat mengenai pentingnya kesehatan. Masalah pun bisa bersumber dari kurangnya
kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan, dimana kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan
merupakan salah satu faktor dalam mencapai masyarakat yang sehat. Selain itu, peran
lingkungan dan faktor perilaku juga merupakan pengaruhnya yang besar pada kesehatan.
Pentingnya penerapan paradigma pembangunan kesehatan baru, yaitu paradigma sehat
merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan bangsa yang bersifat proaktif.
Paradigma sehat tersebut merupakan model pembangunan kesehatan yang dalam jangka
panjang mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan
mereka sendiri melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan
yang bersifat promotif dan preventif. Beberapa poin penting akan dibahas dalam pembahasan
dibawah ini, seperti peran serta masyarakat, pelayanan kesehatan (posyandu)yang menjadi
penentu status kesehatan , dimana kita ketahui bahwa status kesehatan adalahsalah satu faktor
penting yang berhubungan dan berkaitan dengan masalah kesehatan yangada pada skenario di
atas. Selain itu, promosi kesehatan sangat penting dan juga menjadi salah satu faktor yang
berhubungan dengan masalah kesehatan. Promosi kesehatan ini mencakup pemberdayaan
masyarakat,training pelatihan serta penyuluhan yang meliputi penyuluhan program KB,
penyakit menular dan imunisasi.

Konsep Sehat Sakit


Menurut Perkin sehat adalah keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh
dengan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhi. Sehat juga dapat didefinisikan keadaan
sejahtera sempurna dari fisik, mental dan sosial yang tidak hanya terbatas pada bebas dari
penyakit atau kelemahan saja menurut WHO. Menurut White sehat dapat didefinisikan
sebagai keadaan dimana seseorang waktu diperiksa oleh ahlinya tidak mempunyai keluhan
ataupun tidak terdapat tanda penyakit atau kelainan. Dalam UU Kesehatan No.23 tahun 1992
dikatakan sehat adalah keadaan sejahtera dari badan,jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang produktif secara sosial dan ekonomi. Menurut Blum H.L ada 4 faktor yang
menentukan seseorang sehat antara lain genetika, pelayanan kesehatan, perilaku, dan
lingkungan. Konsep sehat sangat relatif dan tidak ada standar baku, bervariasi untuk setiap
orang dan sangat tergantung pada banyak faktor seperti ras, geografi, cuaca, kultur, tradisi,
gaya hidup, dan kondisi fisik namun pada keadaan tertentu orang tetap dapat hidup sehat
dengan kelainan bawaan.1 Status sehat pada orang merupakan fenomena dinamis yang
berfluktuasi dari keadaan optimum sampai pada kematian. Setiap saat akan terjadi
keseimbangan dalam tubuh manusia sebagaimana ditunjukkan spektrum sehat sakit lihat pada
diagram 1.1
Sehat Positif
Sehat
Bebas dari sakit
Sakit yang tidak diketahui penyebabnya
Sakit ringan
Sakit berat
Mati

Diagram 1.1 Spektrum Sehat dan Sakit.1

Sakit merupakan penyimpangan dari keadaan yang optimal. Penyakit merupakan suatu proses
gangguan faal tubuh (fisik) dan atau gangguan psikologis (mental) maupun gangguan tingkah
laku (behaviour). Faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit adalah pejamu (host),
penyebab penyakit (agent), dan lingkungan. Faktor manusia sangat kompleks dalam proses
terjadinya penyakit dan tergantung pada karateristik yang dimiliki oleh masing-masing
individu antara lain umur, mekanisme pertahanan tubuh, umur, jenis kelamin,ras, status
perkawinan, pekerjaan, dan kebiasaan hidup.1 Sedangkan agen penyakit dapat
diklasifikasikan lima kelompok yaitu agen biologis seperti virus,
bakteri,fungi,riketsia,protozoa dan metazoa. Kemudian agen nutrisi antara lain
protein,lemak,karbohidrat,vitamin,dan mineral. Agen kimiawi dapat bersifat endogen seperti
asidosis, diabetes (hiperglikemia), uremia, dan bersifat eksogen seperti zat kimia, alegen, gas,
debu dan lainnya. Agen fisik dapat berupa panas, radiasi, dingin , kelembapan,tekanan,
cahaya, dan kebisingan. Agen mekanis dapat berupa gesekan, benturan, pukulan yang dapat
menimbulkan kerusakan jaringan pada tubuh. Faktor lingkungan terdiri dari 3 komponen
yaitu lingkungan fisik yang bersifat abiotik atau benda mati.1 Lingkungan fisik ini
berinteraksi secara konstan dengan manusia sepanjang waktu dan masaserta memegang peran
pentingdalam proses terjadinya penyakit pada masyarakat seperti kekurangan persediaan air
bersih terutama pada musim kemarau dapat menimbulkan penyakit diare dimana-mana.
Kemudian lingkungan biologis yang bersifat biotik atau benda hidup sperti tumbuh-
tumbuhan, hewan, virus, bakteri, jamur, parasit, dan lain-lain. Hubungan manusia dengan
lingkungan biologisnya bersifat dinamis dan bila terjadi ketidakseimbangan antara hubungan
manusia dengan lingkungan biologis maka manusia akan menjadi sakit. Lingkungan sosial
berupa kultur, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, agama, sikap standar dan gaya hidup,
pekerjaan, organisasi sosial dan politik. Manusia juga dipengaruhi lingkungan sosial oleh
berbagai media seperti radio, televisi, seni, dan lainnya.1 Bila manusia tidak dapat
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sosial maka akan terjadi konflik kejiwaan dan
menimbulkan gejala psikomatik seperti stres, insomnia, depresi, dan lainnya. Penyakit infeksi
dapat diartikan sebagai peristiwa masuk dan berkembang biaknya bibit penyakit pada tubuh
manusia. Reservoir adalah tempat diamana bibit penyakit hidup dan berkembang biak secara
primer dan kemudian menular pada host lain. Tingkat perkembangan penyakit
dikelompokkan menjadi 2 yaitu tahap prepathogenesa dan tahap pathogenesa.1 Tahap
prepathogenesa pejamu belum sakit sedangkan pada tahap pathogenesa terdapat tahap
inkubasi, tahap dini, tahap lanjut, dan tahap akhir penyakit. Pencegahan penyakit dapat
dilakukan dengan didasari prinsip pokok yaitu pertama memutuskan rantai penularan
penyakit. 1 Kedua, pejamu diuntungkan, lingkungan yang menguntungkan, dan bibit penyakit
dirugikan. 1 Menurut Leavel dan Clark ada lima pencegahan penyakit. 1 Yang pertama adalah
helath promotion ditujukan pada orang sehat dengan tujuan meningkatkan daya tahan tubuh,
menciptakan keadaan yang merugikan bibit penyakit, menciptakan lingkungan yang
menguntungkan pejamu. Kemudian yang kedua adalah spesific protection dengan ujuan
melindungi pejamu dari kemungkinan terserang penyakit dan menghindarkan kontak bibit
penyakit dengan pejamu. Yang ketiga adalah early diagnosis and prompt treatment yang
ditujukan untuk orang sakit dengan tujuan mengenal penyakit sedini mungkin dan kemudian
memberikan pengobatan yang tepat. Yang keempat adalah disability of limitation yang
bertujuan untuk mencegah timbulnya cacat lebih lanjut. Yang kelima adalah rehabilitation
dimana proses penyakit sudah berhenti denga tujuan berusaha mengembalikan penderita
kepada keadaan semula.

Paradigma Kesehatan
Paradigma mempunyai pengertian yang mencakup banyak bidang. Wendell Bell mengartikan
paradigma sebagai teori, konsep,model,pola. Sedangkan arti kata sehat menurut UU No.23
tahun1992 sehat adalah keadaan sejahtera jasmani, rohani, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Arti paradigma sehat adalah model
kebijakan pembangunan kesehatan baru yang bersifat holistik melihat masalah kesehatan
yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor dan upayanya lebih diarahkan
kepada pemeliharaan, peningkatan, perlindungan kesehatan,(promotif) dan pencegahan
terhadap ancaman penyakit, (preventif), bukan hanya penyembuhan orang sakit (kuratif) dan
pemulihan kesehatan setelah sembuh dari penyakit (rehabitatip).2 Secara makro berarti bahwa
pembangunan semua sektor harus memperhatikan dampaknya terhadap bidang kesehatan
paling tidak harus memberikan kontribusi positip bagi pengembangan perilaku dan
lingkungan sehat. 2 Secara mikro berarti bahwa pembangunan kesehatan lebih menekankan
2
upaya promotip dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Tujuan paradigma sehat adalah penyelarasan kebijaksanaan pembangunan kesehatan dengan
UU No.23 tahun 1992 pasal 3 yang menyebutkan bahwa pembangunan kesehatan betujuan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan bagi setiap orang dalam
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Inti pokok paradigma sehat adalah
pembangunan nasional berwawasan kesehatan (Pembangunan Lingkungan dan perilaku yang
sehat), upaya kesehatan promotif dan preventif, dan kelompok sasaran masyarakat yang
sehat.

Visi Indonesia Sehat 2010


Untuk mewujudkan paradigma sehat tersebut ditetapkan visi,yaitu gambaran,prediksi
atau harapan tentang keadaan masyarakat Indonesia pada masa yang akan datang,yaitu
Indonesia Sehat 2010. Indonesia sehat 2010 adalah gambaran masyarakat indonesia di mana
penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat,mampu menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu,adil,dan merata,serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.3 Lingkungan sehat adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan
sehat yaitu lingkngan yang bebas dari polusi.tersedia air bersih,sanitasi lingkungan yang
memadai,perumahan dan pemukiman sehat,perencanaan kawasan berwawasan kesehatan,dan
kehidupan masyarakat saling tolong menolong. Perilaku sehat adalah perilaku proaktif untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan,mencegah resiko terjadinya penyakit,melindungi
diri dari ancaman penyakit,serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
Indikator Indonesia sehat sebagai indikator derajat kesehatan sebagai hasil akhir antara lain
mortalitas, morbiditas, dan status gizi. Kemudian indikator hasil antara lain indikator keadaan
lingkungan, perilaku hidup, dan akses mutu pelayanan kesehatan.Indikator proses dan
masukan teridiri dari indikator pelayanan kesehatan, indikator sumber daya kesehatan,
indikator manajemen kesehatan dan indikator sektor terkait. 3
Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan adalah lingkungan fisik eksternal manusia yang berisi faktor-faktor
fisika, kimia, dan biologi. Kesehatan lingkungan ini mencakup aspek kesehatan manusia
termasuk juga kualitas kehidupan yang ditentukan oleh faktor-faktor fisik, kimia, biologi,
sosial, dan psiko-sosial di dalam lingkungan.4 Juga mengacu pada teori dan perlakuan dalam
penilaian, koreksi, pengawasan, dan pencegahan faktor-faktor lingkungan yang berpotensi
dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada generasi sekarang dan generasi mendatang.
Faktor-faktor lingkungan fisik terkait dengan kesehatan.4 Faktor fisika yaitu suhu,
kelembapan, arus angin, keletakan (tinggi, kedalaman), dan energi. Faktor biologi terdiri dari
hewan, tanaman, mikrobiologi. Faktor kimia terdiri dari benda organik (alami dan buatan),
benda anorganik (alami dan buatan). Beberapa faktor risiko kesehatan lingkungan antara lain
adalah air bersih dan air minum, makanan dan susu, udara terbuka dan tertutup, ekskreta
manusia, air limbah, vektor penyakit, sampah padat, perumahan dan permukiman, tempat-
4
tempat umum, energi (radiasi,bunyi) dan perubahan iklim. Syarat-syarat lingkungan yang
sehat adalah dimana keadaan air yang sehat yang tidak berbau, tidak tercemar, dan dapat
dilihat kejernihan air tersebut. Keadaan udara yang sehat adalah udara yang di dalamnya
terdapat oksigen dan di dalamnya tidak terdapat zat-zat yang merusak tubuh. Keadaan tanah
yang sehat adalah yang tidak tercemar oleh zat-zat logam berat. 4
Perilaku hidup bersih dan sehat tentunya juga mendukung terciptanya lingkungan
yang sehat. Budaya perilaku hidup bersih dan sehat untuk perorangan, keluarga, kelompok
dan masyarakat umum. Hasilnya dapat memberikan dampak yang bermakna terhadap derajat
kesehatan. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di pelayanan kesehatan seperti kesehatan
ibu dan anak dimana sasarannya adalah ibu hamil yang seharusnya memeriksakan kehamilan
minimal 4 kali, ibu yang akan bersalin sebaiknya dilaksanakan oleh tenaga kesehatan seperti
bidan. Ibu yang mempunyai bayi sebaiknya melakukan pemberian ASI ekslusif selama 6
bulan tanpa makanan tambahan terlebih dahulu. PHBS lainnya mencakup gizi dan makanan
dimana sebaiknya makanan bervariasi dan gizi seimbang, menggunakan garam beryodium,
ibu hamil agar menambah makanan yang mengandung zat besi, makanan yang bebas dari
pencemaran. Gaya hidup juga demikian perlu olahraga secara teratur, menghindari rokok
minuman keras dan obat berbahaya dan menyadari bahaya AIDS. Hygene dan sanitasi seperti
menggunakan jamban (WC),menggunakan air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan,
dan mencuci tangan dengan sabun dan air bersih. Peran serta masyarakat juga perlu seperti
imunisasi lengkap ibu hamil dan anak balita, memanfaatkan sarana kesehatan, menjadi
peserta dana sehat menuju Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM), dan
melakukan kesehatan mandiri.

Primary Health Care


PHC merupakan pelayanan kesehatan pokok berdasarkan kepada metode dan teknologi
praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum, baik oleh individu maupun
keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka sepenuhnya serta biaya yang dapat
dijangkau oleh masyarakat dan Negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan
mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri
(self determination). Dalam Sistem Kesehatan Nasional puskesmas adalah sarana pelayanan
kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Puskesmas adalah suatu
organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat,
membina peran serta masyarkat, memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Visi
Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat.
Indikator kecamatan sehat mencakup 4 indikator yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat,
cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, derajat kesehatan penduduk. Tujuan puskesmas
adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yaitu meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di
wilayah kerja puskesmas. Kegiatan pokok Puskesmas dikembangan dari Basic Health Care
Services (WHO) yang dikenal sebagai Basic Seven yang terdiri atas Mother and Child Health
Care, Medical Care, Environmetal Sanitation, Health Education, Simple Laboratory,
Communicable Disease Control, and Simple statistic. Upaya kesehatan wajib puskesmas
adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang
mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya
kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah
Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah upaya promosi kesehatan, upaya kesehatan
lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, upaya perbaikan gizi
masyarakat, upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta upaya pengobatan.

Posyandu adalah gerakan masyarakat yang berupa forum komunikasi, informasi,


edukasi dan ahli teknologi pelayanan kesehatan masyarakat dari oleh untuk masyarakat
(UKBM) yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan SDM ditingkat hulu sejak
dini.5 Tujuan penyelenggaraan posyandu Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), angka
kematian ibu (ibu hamil, melahirkan dan nifas), membudayakan NKKBS, meningkatkan
peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB
serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.5
Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan
Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera. Kegiatan Posyandu antara lain Keluarga
Berencana (KB), Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), imunisasi, peningkatan gizi, dan
penanggulangan diare. 5

Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya dibidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah. Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya
kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan
keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta
meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang
merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.Pelayanan dan jenis
Indikator KIA yaitu pelayanan antenatal dimana pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal.Standar minimal
“5 T “ untuk pelayanan antenatal terdiri dari timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur
tekanan darah, pemberian imunisasi TT lengkap, ukur tinggi fundus uteri, pemberian tablet
zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4
kali selama kehamilan dengan ketentuan waktu minimal 1 kali pada triwulan pertama,
minimal 1 kali pada triwulan kedua, dan minimal 2 kali pada triwulan ketiga.Pertolongan
persalinan jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat tenaga
profesional antara lain dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan
perawat.
Keluarga Berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan
jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.6 Tujuan umum adalah membentuk
keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan
kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya.6 Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia
perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. 6
Penyakit Demam Berdarah
Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue dari famili Flaviviridae dan genus
Flavivirus.7 Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1,DEN-2,DEN-
3, dan DEN-4. Keempat serotipe ini menimbulkan gejala yang berbeda-beda jika menyerang
manusia. Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia, tetapi virus dengue
yang menyebabkan demam berdarah ini dapat ditularkan melalui nyamuk. 7 Oleh karena itu
penyakit ini termasuk dalam kelompok anthropod borne diseases. Virus ini dapat berkembang
terus dalam tubuh nyamuk dan manusi. Nyamuk jantan menyimpan virus pada nyamuk
betina saat kontak seksual. Selanjutnya nyamuk betina menularkan virus ini lewat gigitan.
Selain itu nyamuk dapat mengambil virus dengue dari manusia yang mempunyai virus
tersebut. Kemudian saat ia menggigit manusia lainnya bersama air liur nyamuk virus itu
ditularkan. Satu-satunya upaya untuk memutus rangkaian penularan tersebut adalah dengan
memberantas nyamuk yang dapat menularkan virus itu. Nyamuk yang paling sering
menimbulkan wabah demam berdarah adalah nyamuk Aedes aegypti subgenus Stegomyia. 7
Hanya nyamuk Aedes aegypti yang menggigit dan menularkan virus dengue. 7 Nyamuk ini
biasa di dalam rumah pada keadaan gelap dan suka hinggap di perabotan rumah juga
biasanya berada di genangan air. Tidak setiap gigitan nyamuk jenis ini akan menyebabkan
demam berdarah.7 Hanya nyamuk yang mengandung virus dengue ini yang dapat
menimbulkan penyakit dan tidak selalu virus dengue yang sudah masuk dalam tubuh manusia
akan menimbulkan infeksi. 7 Jika daya tahan tubuh cukup kuat maka dengan sendirinya virus
tersebut dapat dilawan oleh tubuh. Mendadak demam tinggi antara 2-7 hari (38-40 derajat
7 7
celcius). Tampak adanya jentik (puspura) perdarahan pada pemeriksaan uji tourniquet.
Pada kelopak mata bagian dalam (konjungtiva) terdapat bentuk perdarahan, buang air besar
dengan kotoran (peaces) berupa lendir bercampur nanah (melena) dan mimisan
7
(epitaksis).Adanya pembesaran hati (hepatomegali). Menurunnya tekanan darah sehingga
bisa menyebabkan syok. Terjadinya penurunan trombosit di bawah 100.000 / mm3
7
(trombositopeni) pada pemeriksaan laboratorium darah hari ke 3-7. Penderita mengalami
mual, penurunan nafsu makan, muntah, diare, sakit perut, menggigil, sakit kepala dan
kejang.Pada hidung dan gusi terjadi perdarahan.Adanya demam yang diderita oleh penderita
7
menyebabkan sakit pada persendian dan pegal. Akibat pecahnya pembuluh darah
menyebabkan munculnya bintik-bintik merah pada kulit.Upaya yang dapat dilakukan apabila
sudah terkena virus dengue dan terjadi gejala-gejala yang mirip dengan DBD maka sebaiknya
segera ke rumah sakit untuk diperiksa oleh dokter lebih lanjut.
Pemberantasan Penyakit Menular
Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh mikro-organisme atau toksinnya
(agent) yang berasal dari suatu sumber penyakit (reservoir) dan ditularkan secara langsung
atau tidak langsung (transmisi) kepada manusia yang rentan (host). Peristiwa penularan
penyakit dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu cara keluarnya bibit penyakit (mode of exit),
cara berpindahnya bibit penyakit (mode of transmission), dan cara masuknya bibit penyakit
ke dalam tubuh host (mode of entry). Ada dua prinsip pokok dalam pencegahan penyakit
menular yaitu mengenal dan mengetahui riwayat alamiah perkembangan penyakit dan
memutuskan rantai penularan penyakit. Ada 5 tahapan perkembang penyakit yaitu tahap pre-
pathogenesa, tahap inkubasi, tahap penyakit dini, tahap penyakit lanjut, dan tahap akhir
penyakit. Dengan melihat 5 tahapan perkembangan penyakit, maka tindakan pencegahan
yang dilakukan terdiri atas 5 tingkatan pencegahan yaitu health promotion, spesific
protection, early diagnosis and prompt treatment, disability limitationn and rehabilitation.
Memutuskan rantai penularan penyakit adalah dengan cara memutuskan hubungan antara
host, agent, dan lingkungan antara lain menghilangkan atau membasmi agent, menghilangkan
sumber penularan (resevoir), mengetahui cara penularan (transmisi), meningkatkan
mekanisme pertahanan tubuh, memperbaiki kualitas lingkungan. Penyakit menular seperti
demam berdarah pada kasus skenario perlu pemberantasan secepat mungkin agar korban jiwa
tidak bertambah banyak. Usaha yang dapat dilakukan dalam pemberantasan dan pencegahan
adalah promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Level promotif saarannya adalah orang
sehat dengan tujuan meningkatkan kesehatannya dan memelihara kesehatannya seperti
makan makanan yang bergizi dan berolahraga agar sistem kekebalan juga tidak terlalu lemah
jika virus masuk ke tubuh. Pada level preventif sasarannya adalah orang sehat dan kelompok
high risk dengan tujuan agar kelompok tersebut tidak jatuh sakit. Salah satu upaya
pencegahan virus demam berdarah dengue adalah membasmi agent dengan fogging dan
melakukan penyuluhan pada warga untuk melakukan tindakan 3M (menutup, menguras,
menimbun) menutup rapat-rapat bak mandi agar nyamuk tidak bersarang. Juga tak lupa untuk
menaburkan abate pada bak mandi untuk membunuh jentik-jentik yang sudah ada.
Mengikutsertakan masyarakat untuk mengambil bagian berperan sebagai kader. Para kader
terlebih dahulu dilatih bagaimana harus bertindak. Petugas kesehatan dapat bekerja sama
dengan ketua RT/RW setempat untuk melakukan pelatihan kader dan menugaskan kader-
kader untuk mengecek di mana saja tempat-tempat yang sudah dihinggapi jentik-jentik
maupun sarang nyamuk. Level kuratif sasarannya adalah penderita penyakit yang kronis yang
bertujuan untuk mencegah penyakit tersebut tidak menjadi lebih parah. Upayanya yang dapat
dilakukan adalah dengan pemberian obat dan minum air yang banyak dan jika perlu dirawat
di Puskesmas atau di rumah sakit. Level rehabilitatif sasarannya adalah para penderita yang
baru sembuh dari suatu penyakit. Tujuannya agar segera pulih kembali kesehatannya.
Kemudian perlu diadakannya promosi kesehatan dimana konsep promosi kesehatan ini
adalah pengembangan dari konsep pendidikan kesehatan yang mempunyai tujuan agar ada
perubahan perilaku masyarakat yang tidak sehat menjadi perilaku yang sehat dan adanya
perubahan lingkungan menuju pada lingkungan yang sehat pula. Visi dari promosi kesehatan
adalah perilaku hidup bersih dan sehat. Misi promosi kesehatan ialah upaya pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan melalui advokasi kesehatan yaitu pendekatan kepada para
penentu kebijaksanaan. Selain advokasi upaya lainnya adalah menjembatani (mediating)
yaitu menggalang kemitraan dan membina suasana yang kondusif demi terwujudnya PHBS
di masyarakat dan terakhir meningkatkan (enabling) pengetahuan masyarakat dengan
melakukan penyuluhan, pendidikan, pelatihan, dan memperkuat SDM. Strategi promosi
kesehatan menurut WHO ada Strategi Global antara lain empowerment (pemberdayaan),
social support (bina suasana), dan advocacy (advokasi). Ada juga strategi berdasarkan
Piagam Ottawa (1986) antara lain ada healthy public policy, supportive environment yaitu
mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung ditujukan bagi ormas,
pengelola sarana umum. Kemudian ada community action dimana strategi ini menggerakan
masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan optimal, misal Posyandu. Personal skill yaitu
meningkatkan keterampilan individu, meningkatkan pengetahuan/kemampuan untuk
mengenali penyakit dan penyebabnya, mengetahui cara-cara memelihara kesehatan. Biasanya
strategi ini dilakukan pada kader-kader untuk dilatih sedemikian rupa agar mampu
berterampil dalam pelayanan kesehatan. Lalu ada strategi reorient health service yaitu
mengembangakan tanggung jawab bersama antara provider dan masyarakat seperti
memberdayakan masayarakat lewat LSM kesehatan yang peduli.

Kesimpulan
Kondisi lingkungan yang sehat akan tercipta apabila perilaku masyarakat juga mendukung
untuk berperilaku sehat adanya partisipasi masyarakat ikut serta menjadikan kondisi sehat itu
seperti melakukan upaya-upaya kesehatan atau perilaku hidup bersih dan sehat seperti
promotif, preventif,kuratif, dan rehabilitatif juga adanya pelayanan kesehatan yang membantu
dan berperan untuk memberikan penyuluhan, himbauan pada masyarakat agar melakukan
upaya-upaya mendukung terciptanya lingkungan sehat dan masyarakat yang sehat dan
menolong masyarakat yang sudah terlanjur terkena penyakit. Pelayanan kesehatan dapat
melakukan promosi kesehatan pada masyarakat agar masyarakat lebih mengerti. Harus ada
kerja sama antara masyarakat, pemerintah, dan pelayanan kesehatan.

Daftar Pustaka
1. Chandra B. Ilmu Kedokteran dan Komunitas. Jakarta: EGC; 2009.
2. Hadi, S. Kamus Populer Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC;2003.
3. Departemen Kesehatan RI. Visi dan Misi Indonesia Sehat. 2010. Diunduh dari
www.depkes.go.id/downloads/bab_3.pdf, 18 November 2013.
4. Sutomo, A.H. Kader Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC;2000.
5. Muninjaya, A. Manajemen Kesehatan. 2004. Diunduh dari www.indonesian-
publichealth.com/2013/03/manajemen-posyandu.html, 18 November 2013.
6. Arjoso,S. Program KB di Indonesia. 2009. Diunduh dari www.lusa.web.id/program-kb-
di-indonesia, 18 November 2013.
7. Satari, I.I. Demam Berdarah. Jakarta:Puspa Swara; 2008.

Anda mungkin juga menyukai