Anda di halaman 1dari 10

dr.Peter H.Y.Singal Anestesi FK UNHAS Makassar.

TERAPI CAIRAN

TERAPI CAIRAN
ANATOMI CAIRAN TUBUH
Jadi secara anatomis cairan tubuh dibagi atas :
 Cairan intraseluler : 40%BB.
 Cairan ekstraseluler : 20% BB, (cairan interstisial: 15% BB, cairan intravaskuler: 5%BB)
 Cairan transeluler : 2 % BB

Bayi Pria Wanita


Kurus 80% 65% 55%
Sedang 70% 60% 50%
Gemuk 65% 55% 45%
Catatan : orang gemuk mudah dehidrasi oleh karena air dalam tubuhnya lebih sedikit.

Tekanan Osmotik
Tekanan osmotik suatu larutan dinyatakan dengan osmol atau milliosmol/liter. Tekanan
osmotik suatu larutan ditentukan oleh banyaknya partikel yang larut dalam suatu larutan.
Dengan kata lain makin banyak partikel yang larut makin tinggi tekanan osmotik yang
ditimbulkannya.

Tonisitas
Istilah tonisitas menggambarkan osmolaritas suatu larutan dibanding dengan larutan-larutan
lainnya. Larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%) dan Ringer laktat, misalnya memiliki
osmolaritas yang sama dengan cairan esktraseluler yakni sekitar 300 milliosmol.Cairan
tersebut disebut sebagai cairan isotonik terhadap cairan ekstraseluler. Cairan yang
memiliki osmolaritas yang lebih tinggi dari osmolaritas cairan ekstraseluler disebut cairan
hipertonik misalnya aminovel, aminofusin dan lain-lain. Sedangkan cairan yang lebih
rendah osmolaritasnya disebut cairan hipotonik, misalnya cairan 1/2 DAD.
Jumlah air yang harus hilang selama 24 jam adalah :
 Produksi urine per 24 jam : 1.500 ml
 Insensible loss 1,3 x 700 ml : 900 ml
(luas permukaan tubuh orang Indonesia rata- rata 1,3 m2)
 Air bersama faeces : 100 ml
---------------------------------
Jumlah : 2.500 ml
JENIS CAIRAN YANG DIGUNAKAN
1. Cairan pemeliharaan (maintenence)
Cairan pemeliharaan adalah cairan yang diberikan pada seseorang sesuai dengan
kebutuhan mereka selama 24 jam. Jumlah cairan pemeliharaan yang dibutuhkan
tergantung pada bebarap faktor antara lain umur, berat badan, dan suhu. Telah
ditetapkan bahwa jumlah kebutuhan minimal cairan selama 24 jam pada penderita
dewasa tanpa febris adalah 2.000 ml perhari.
2. Cairan defisit
Cairan defisit adalah kekurangan cairan yang terjadi pada seseorang sebelum melakukan
tindakan. Keadaaan ini dapat ditemukan pada penderita dehidrasi, hipovolemik oleh
karena kombusio atau pendarahan akut.

1
dr.Peter H.Y.Singal Anestesi FK UNHAS Makassar. TERAPI CAIRAN

3. Cairan pengganti (replecement)


Cairan pengganti yang hilang oleh karena faktor sekuestrasi atau proses patologis seperti
fistula, asites, drainase lambung dan sebagainya, dibagi atas :
a. Pengganti cairan “third space” (sekuestrasi)
Cairan “third space“ adalah cairan yang hilang oleh karena faktor stress atau karena
manipulasi pada pembedahan. Kemana cairan ini hilang, masih dalam perdebatan.
Cairan ini dapat masuk ke dalam jaringan lemak, jaringan kolagen, fascia atau ke
dalam ruang interstisiel.
 Pada operasi yang kecil diperkirakan sebanyak 4 cc/kgBB/jam.
 Pada operasi yang sedang diperkirakan sebanyak 6 cc/kgBB/jam.
 Pada operasi yang besar diperkirakan sebanyak 8 cc/kgBB/jam.
b. Cairan pengganti darah yang hilang
c. Cairan pengganti yang hilang melalui drainage, fistel atau maag slang,dsb.

DEHIDRASI
Dehidrasi berarti kekurangan atau defisit air saja tetapi dalam praktek keadaan ini
hampir tidak pernah ditemukan, sebab setiap keadaan dehidrasi, selain kehilangan air juga
senantiasa disertai dengan kehilangan elektrolit utamanya ion natrium. Jadi dehidrasi berarti
defisit air dan elektrolit.
Secara anatomis dehidrasi berarti defisit cairan ekstraseluler utamanya cairan interstisiel
yang pada gilirannya diikuti dengan berkurangnya cairan intravaskuler. Oleh karena cairan
interstisiel merupakan bantalan dari jaringan dan mukosa, maka gejala yang menonjol akibat
defisit cairan interstisiel adalah gangguan kulit dan mukosa dengan gejala :
 Turgor kulit yang jelek  Mata cekung
 Ubun-ubun cekung (pada bayi dan anak)  Mukosa bibir dan kornea kering
Selanjutnya, jika defisit cairan interstisiel diikuti dengan defisit cairan intravasculer maka
gejala selain gangguan kulit dan mukosa juga disertai dengan gangguan hemodinamik.
Gejala gangguan hemodinamik berupa :
 Hipotensi Takikardi
 Vena-vena mengkerut (kolaps) “Capillary refilled time“ memanjang
 Oligouri Syok (renjatan)
Etiologi dari suatu dehidrasi dapat disebabkan oleh karena intake air dan garam yang
kurang atau oleh karena output air dan garam terlalu banyak.
1). “Intake“ kurang : Tidak minum dan makan .
2). “Output“ yang banyak :Penguapan via kulit dan paru -paru (febris yang tinggi, berkeringat
banyak), diuresis yang banyak, muntah-muntah, diare, translokasi air dan elektrolit pada
(ileus obstruktif, peritonitis)

Pada keadaan ileus obstruktif dan peritonitis, walaupun tak nampak adanya cairan elektrolit
yang keluar dari tubuh, namun dehidrasi berat dapat terjadi akibat banyak cairan dan
elektrolit yang mengalami perpindahan tempat (translokasi). Pada kasus ileus obstruktif,
translokasi cairan dan elektrolit terjadi pada lumen usus yang dapat mencapai 5-8 liter.
Sedangkan pada peritonitis, translokasi cairan dan elektrolit terjadi dalam peritoneum.
Seperti diketahui bahwa luas peritoneum sekitar 1-1,5 m2 sehingga setiap penebalan
peritoneum 2-3 mm saja dapat mengandung cairan dan elektrolit sebanyak 3-5 liter. Cairan
yang mengalami translokasi tersebut umumnya bersifat isotonis sehingga harus diganti
dengan cairan yang isotonis pula.

2
dr.Peter H.Y.Singal Anestesi FK UNHAS Makassar. TERAPI CAIRAN

Tergantung dari jenis cairan yang hilang maka dehidrasi dapat dibedakan atas dehidrasi
isotonis, dehidrasi hipertonis, dan dehidrasi hipotonis.
 Dehidrasi isotonis, misalnya pada : Ileus obstruktif, peritonitis, diare, berkeringat
banyak, fistel usus, dll
 Dehidrasi hipertonis, misalnya pada : febris yang tinggi, puasa, trakeostomi tanpa
humadifikasi, hiperelementasi lama, poliuri, dll
 Dehidrasi hipotonis, misalnya pada : rehidrasi dengan Dextrose 5% yang belum cukup,
gangguan reabsorpsi Na.

Ditinjau dari segi banyaknya defisit cairan dan elektrolit yang hilang, maka dehidrasi dapat
dibagi atas :
1. Dehidrasi ringan (defisit 4% BB)Tandainterstisiel minimal, tanda intravaskuler belum
nampak.
2. Dehidrasi sedang (defisit 8% BB)Tanda interstisiel jelas disertai tandaintravaskuler
yang minimal.
3. Dehidrasi berat (defisit 12% BB)Tanda-tanda interstisiel & intravaskuler semakin jelas.
4. Syok (defisit lebih dari 12% BB).

Tanda Klinis Ringan Sedang Berat


1. Defisit 3-5% BB 6-8% BB 10% BB
2. Hemodinamik Takikardi Takikardi, hipotensi Takikardi, sianosis,
ortostatik, nadi lemah, nadi sulit diraba,
vena kolaps akral dingin
3. Jaringan Mukosa lidah Lidah lunak, keriput Atonia, mata
kering cekung/corong
4. Turgor Kulit < << <<<
5. Urine Pekat Pekat, jumlah menurun Oliguria
6. Kesadaran - Apatis, gelisah Koma
Catatan : Untuk menilai turgor, tarik kulit di perut, lalu dilepas

Perlu ditekankan disini bahwa perkiraan defisit di atas tidak perlu harus tepat, sebab yang
penting adalah adanya pedoman atau patokan untuk segera memulai tindakan.Yang
terpenting dari segalanya adalah pemantauan (monitoring) yang ketat tentang keadaan
penderita selama terapi dilakukan.

Contoh kasus
Seorang laki-laki umur 35 tahun dengan BB = 50 kg menderita peritonis dan mengalami
dehidrasi berat. Bagaimana resusitasi cairannya ?.
Caranya :
1. Pemilihan jenis cairan : Ringer laktat oleh karena yang terjadi adalah dehidrasi isotonis.
2. Jml perkiraan defisit = 12% BB (dehidrasi berat). Jadi jumlah defisit = 50 kg x 12% = 6
liter = 6.000 ml.
3. Teknik pemberian cairan adalah :
a) Setengah (50%) dari 6.000 ml (3.000 ml) diberikan dalam 8 jam pertama.
b) Sedangkan 50% sisanya (3.000 ml) diberikan dalam 16 jam berikutnya.
c) Agar gangguan hemodinamik cepat teratasi maka 1 jam pertama diberikan 20
ml/kgBB, maka dalam 1 jam pertama diberikan = 20 ml x 50 = 1.000 ml.

3
dr.Peter H.Y.Singal Anestesi FK UNHAS Makassar. TERAPI CAIRAN

Tahap Cepat Tahap Lambat


20 ml/kgBB/jam 50% 8 jam I
50%  16 jam II

Dehidrasi Berat Dehidrasi Sedang Dehidrasi Ringan


(Tahap cepat dilanjutkan (hanya hipotensi postural)
tahap lambat) 50 cc/kg/BB/hari utk maintain

 Rehidrasi tahap cepat bertujuan mencegah / mengatasi gangguan sirkulasi dan gangguan
fungsi ginjal
 Rehidrasi cepat hanya mengganti cairan intravaskular yang hilang karena cairan interstitial
juga hilang maka dilakukan rehidrasi lambat. Pengembalian cairan interstitial tidak bisa
secara cepat harus perlahan-lahan. Rehidrasi lambat harus segera dilakukan setelah
rehidrasi cepat, sebab jika cairan intravaskular masuk ke interstitial, bisa terjadi irreversible
shock.
 Pada tahap lambat diberi cairan replacement dan maintenance.
 Pada kasus shock, urine tidak langsung ada setelah rehidrasi yang baik, ok pada shock
hipofise mensekresi ADH. Walau shock sudah diatasi ADH masih ada di sirkulasi sehingga
urine tidak keluar. Untuk mengatasinya diberi obat anti ADH yaitu diuretik misalnya
furosemid.

Pemilihan cairan
 Dehidrasi & Perdarahan : Ringer Laktat, Ringer Acetat
 Luka Bakar : Plasma + RL / Acetat
 Muntah : NaCl 0,9%
 Demam : Dextrose 5%

Prinsip Pemasangan Infus


 Pemasangan dimulai dari bagian distal Kemudian ke daerah proksimal
 Jika tidak, dengan kanulasi vena sentral (v. Cephalica & v. Basilica),bila v. Subclavia dan
v. Jugularis externa tidak dapat

KONSEP DASAR TRANSPORT OKSIGEN

AVAILABLE 02 = CO X CaO2

Available 02 = Oksigen yang tersedia untuk jaringan


CO = Cardiac Output (SV x F)
CaO2 = Kandungan Oksigen dalam darah arteri

Available Oxygen RUMUS NUNN-FREEMAN

CaO2 = (Hb x Saturasi 02 x 1,34) + (pO2 x 0.003)

4
dr.Peter H.Y.Singal Anestesi FK UNHAS Makassar. TERAPI CAIRAN

Jika semua variabel diisi : 50 x 15 x 100% x 1.34= 1005 ml O2 per menit


Agar tetap tersedia > 1000 ml O2 :
 Jika Hb 12 maka CO harus 63 (kerja jantung naik 1¼ x)
 Jika Hb 10 maka CO harus 75 (kerja jantung naik 1½ x)
 Jika Hb 8 maka CO harus 100 (kerja jantung naik 2x)
 Jika Hb 5 maka CO harus 150 (kerja jantung naik 3x)

Kapan Jantung Akan Kompensasi


 Jika Hb < 5 g/dl dan berlangsung lama
 Jika ada PJK, hipertensi, diabetes dan myocardiopathy maka dekompensasi mungkin
terjadi pada Hb < 8-10.

PATOFISIOLOGI PERDARAHAN

PERDARAHAN

KEHILANGAN VOLUME
(GANGGUAN CURAH JANTUNG & PERFUSI)
DAN
KEHILANGAN HEMOGLOBIN
(gangguan oksigen jaringan)

VASO TRANSCAPILLARY ERITRO SINTESA


TAKIKARDIA PROTEIN
KONSTRIKSI REFILL POESIS

KOMPENSASI CEPAT DAPAT KOMPENSASI


SUDAH MAKSIMAL DIPERCEPAT LAMBAT
Mekanisme Kompensasi Perdarahan

Normal : Hb = 15 gr% , Sa02= 100%, CO = 5 liter


Jadi Available : 50 x 15 x 1 x 1,34 = 1005 ml/menit

Kompensasi : Hb turun menjadi 5 gr%, maka SaO2 = tetap sementara CO meningkat


menjadi 3 kali.
Jadi Available = 150 x 5 x 1 x 1.34 = 1005 ml/menit
Dulu Hb 10 gr%, Sekarang Hb 7-8 gr%
Transport O2 dipertahankan dengan :
1. Frekuensi jantung 
2. Meningkatkan SV  pemberian infus RL 2-4 x perdarahan
3. Meningkatkan Saturasi O2 dengan meningkatkan pemberian O2
4. Transfusi (Hb )  jika Hb < 8,kecuali pada dewasa dengan kelainan jantung/ paru.

5
dr.Peter H.Y.Singal Anestesi FK UNHAS Makassar. TERAPI CAIRAN

ESTIMASI PERDARAHAN
1. Gejala Klinis

Estimasi Loss % EBV Gejala


10-15% Minimal
15-25 % Pre syok, akral dingin
25-35 % Syok, perfusi menurun, TS <,90, N >120
> 35-40 % Syok berat, perfusi sangat buruk, tensi tak terukur, nadi tak
teraba, ganguan kesadaran

2. Trauma Status Dari Giescek


TANDA TS I TS II TS III
Sesak nafas - Ringan ++
Tekanan N Turun Tak terukur
darah
Nadi Cepat Sangat cepat Tak teraba
Urine N Oligouria Anuria
Kesadaran N Disorientasi /koma
Gas darah N pO2 /pCO2 pO2 /pCO2
CVP N Rendah Sangat rendah
Blood loss % Sampai 10% Sampai 30% Sampai 50%
EBV

3. Pedoman committee on trauma ATLS 1989


Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
Kehilangan darah (ml) Sampai 750 750-1500 1500-2000 >2000
Kehilangan darah Sampai 15% 15-30 % 30-40 % >40%
(% volume darah)
Denyut nadi <100 >100 >120 >140
Tekanan darah Normal Normal Menurun Menurun
Tekanan nadi Normal atau Menurun Menurun Menurun
naik
Frekuensi pernapasan 14-20 20-30 30-40 >35
Produksi urine >30 20-30 5-15 Tidak
(ml/jam) berarti
CNS / status mental Sedikit cemas Agak cemas Cemas, Bingung,
bingung lesu
(lethargic)
Pengganti cairan Kristaloid Kristaloid Kristaloid dan Kristaloid
(hukum 3:1) darah dan darah
Untuk laki – laki yang beratnya 70 Kg

6
dr.Peter H.Y.Singal Anestesi FK UNHAS Makassar. TERAPI CAIRAN

ALOGARITME PERDARAHAN

PENDERITA PERDARAHAN

CATAT TEKAN DARAH,


PASANG INFUS JARUM BESAR
AMBIL CONTOH DARAH NADI, PERFUSI, (produksi urine)
Siap darah 500-1000 ml

ASERING, RINGER LAKTAT Atau NaCl


1000-2000 ML DALAM 30-60 MENIT,
Ulangi sampai 2-4 x lost volume(kalau perlu 2 infus)

HEMODINAMIK BAIK
HERMODINAMIK BURUK
TERUSKAN CAIRAN
2-4 x lost volume
Tekanan darah >100, nadi <100
Perfusi hangat, kering
Urine > ½ ml /kg/ jam

HEMODINAMIK BAIK HEODINAMIK BURUK

HB < 8 TRANFUSI

TRANFUSI

Perhitungan Penurunan Hb
Jika perdarahan 1000 mL diganti kristaloid, Hb : 12 g%, EBV : 3500 mL
Hb sebelum perdarahan : 0,12 x 3500 mL = 420 g.
Hb hilang : 0,12 x 1000 mL = 120 g.
Hb sisa : 420-120 = 300 g.
Hb sebelum EBV normal = 300/3500 = 8,5 g%

Perhitungan Penurunan Hct


Hct sebelum perdarahan : 40 % EBV 3500 ml.
Volume eritrosit sebelum perdarahan :0,4 x 3500 = 1400 ml
Eriotrosit yang hilang = 0,4 x 1000 ml = 400 ml.
Eritrosit tersisa = 1000 ml.
Hct setelah EBV normal = 1000/3500 = 0,28 = 2,8 %

Penurunan Albumin
Kadar Albumin sebelum perdarahan : 40 g%, Hct 40 %.
Volume plasma 4 % BB = 2000 mL
Albumin sebelum berdarah = 0,04 x 2000 = 80 g
Albumin yg hilang = 0,04 x 0,6 x 1000 = 24 g.
Albumin sisa = 80 – 24 = 56 g.
Kadar albumin setelah PV normal = 56/2000 = 2,8 g/dl

7
dr.Peter H.Y.Singal Anestesi FK UNHAS Makassar. TERAPI CAIRAN

RBC TRANSFUSIONS
1. Intraoperatif
Often based on attainment of the Maximum Allowable Blood Loss (MABL).

EBV x (Starting Ht - Target Ht)


MABL =
Starting Ht

MABL : Maximum Allowable Blood Loss EBV : Estimated Blood Volume


Ht : Hematocrit

Sumber : Krishnan BS, Vinodh MP, Sriram N. Guidelines for blood and blood product
transfusion in paedatrics. In: Jacob R, ed. Understanding paediatric anaesthesia,
4th Ed., 2008. BI Publications, p.81-6

Case:A 2-year-old child weighs 15 kg and has a starting Ht of 38% and if clinical judgment
estimates the desired postoperative Hct to be 25%.
MABL = (15 x 70) x (38-25)/38
= 1050 x 13/38
= ~ 360 ml

2. Intraoperatif & Postoperatif


Formula for estimation of the volume of RBCs needed:
[ Desired Hct – Present Hct x EBV]
Volume of RBCs to be transfused =
Hct of RBCs

Case : A15-kg child with a Hct of 20%. Desired Hct 35%.


[ 35 – 20 x (70 ml/kg x 15 kg)]
Volume of RBCs to be transfused = = ~ 262 ml RBCs
(~ 60%)

PARAMETER FLUID CHALLENGE TEST

CVP < 8 CVP 8 – 14 CVP > 14


RL: 200 mL RL: 100 mL RL: 50 mL

Selama 10 menit

> 5 cm 2 - 5 cm < 2 cm
Cairan cukup Tunggu 10 menit Tambah lagi
seperti
diatas

> 5 cm Tetap < 2 cm


Cairan Beri cairan sedikit Teruskan
cukup Evaluasi cairan

8
dr.Peter H.Y.Singal Anestesi FK UNHAS Makassar. TERAPI CAIRAN

EFEK VOLUME INTRAVASKULER


CAIRAN DISTRIBUSI WAKTU PARUH
Vol. Vol.
Interstisial Intravask
% %
Hartmann 80 20 20 menit
SPS (Albumin) 20 80 > 24 jam
Dekstran 70 10 90 12 jam
Kanji hidroksietil 0 100 > 24 jam
Poligelin 50 50 4 jam

NATRIUM EXCESS
 Pada infus elektrolit berlebih  hipernatremia
 Retensi pada payah jantung, GGA
 Tanda-tanda : circulatory overload (udema, sesak nafas, takikardi)
 Terapi : diuretik, hemodialisa

NATRIUM DEFICIT
 O.k. muntah, diare, ileus, peritonitis, diuresis >>
 Terapi : RL, NaCl 0,9%
 Kebutuhan normal : 2-4 mEq/kgBB/hari
 Pada pasien puasa : 100-200 mEq (pasien dengan BB + 50 kg)

WATER EXCESS
 Kehilangan Na+ >> air, Bisa juga air >> Na+
 Pada kasus - kasus :
- Infus Dextrose 8787/ NaCl 0,45% pada diare, peritonitis, ileus
- Intravasasi : TURP (Trans Ureter Resection Prostate)
- Forced Diuresis : tanpa dapat Natrium
 Tanda : ICP  dan oedema otak 
 Terapi : restriksi air / DS, NaCl hipertonis (NaCl 3%)

WATER DEFICIT
 Kehilangan air tanpa kehilangan Natrium
 Pada kasus :demam tinggi dan lama, suhu ruang tinggi, keringat banyak, hiperventilasi
pada OS tracheostomi, high output renal failure dengan poliuri
 Tanda : haus, kesadaran menurun, gelisah, konvulsi
 Terapi : jangan kasih RL!!, beri Air (kebutuhan air 50 cc/kgBB/hari), NaCl 0,225% / NaCl
0,45%, Dextrose 5%.

GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA


 Periksa darah arteri (radialis / femoralis)  heparin 1000 unit IV
 femoralis tidak dianjurkan pada dewasa ; hanya pada bayi !

9
dr.Peter H.Y.Singal Anestesi FK UNHAS Makassar. TERAPI CAIRAN

Nilai Normal :
Ascidosis   Alkalosis
pH 7,35 7,45
pCO2 45 35
Base Excess -2 +2

Cara Membaca :
 Tentukan asidosis/alkalosis
 Penyebab primer  searah dengan pH
 Kompensasi  berlawanan dengan pH  BE tidak perlu diterapi, bisa mempercepat
kematian!!

Contoh Kasus :
A B C D E F
pH 7,25 7,25 7,50 7,50 7,25 7,48
pCO2 70 40 25 40 20 20
BE +2 -10 -2 +8 -17 -8

Interpretasi :
A.  pH = 7,25 berubah searah pCO2 70 Asidosis Respiratorik
 BE normal
 Bisa terjadi pada hipoventilasi, gagal nafas akut, obstruksi jalan nafas CO2 tidak
bisa keluar dari tubuh  CO2 narcose
 Terapi : Respiratoar / Hiperventilasi dengan ambu bag sampai pasien sadar,
Setelah sadar pasien disuruh bernafas panjang dan dalam
B.  pH 7,25 = asidosis ; pCO2 normal
 BE berubah sejalan dengan pH Asidosis Metabolik
 Bisa terjadi pada syok, hipoksia jaringan, gagal ginjal akut
 Terapi : normalkan BE dengan Natrium Bikarbonat sesuai perhitungan rumus
(masukkan bolus infus cairan)
C.  pH 7,5 = alkalosis ; pCO2 25 berubah searah dengan pH Alkalosis Respiratorik
 BE normal
 Dapat terjadi pada keadaan hiperventilasi
 Terapi : Rebreathing / sungkup (hirup CO2 yang dihembus keluar)
D.  pH 7,5 searah dengan peningkatan BE +8 Alkalosis Metabolik
 Dapat terjadi pada hiperemesis, drainase lambung > 1000 ml
 Terapi : Tablet Diamol (2x1 sebagai diuretikum atau 3x1 untuk mengatasi alkalosis
metabolik)
E.  pH 7,25 = asidosis searah dengan penurunan BE -17 Asidosis Metabolik
 pCO2 +20 berlawanan berarti terjadi Kompensasi Respiratorik
 Ciri-ciri : nafas cepat
 Terapi :Perbaiki BE dengan Natrium bicarbonat ; jangan lambatkan nafas karena itu
merupakan kompensasi!
F.  Perubahan pH dan pCO2 searah dan berlawanan dengan penurunan BE
Alkalosis Respiratorik kompensasi Metabolik
 Terapi : Rebreathing / Sungkup ; tidak boleh Na-bikarbonat
Ingat !! Kompensasi yang terjadi jangan diterapi karena bisa menyebabkan kematian !!

10

Anda mungkin juga menyukai