Bahan etsa yang telah digabungkan dengan primer menjadi molekul phosphonated resin, akan
menghasilkan dua fungsi sebagai bahan etsa dan primer sekaligus. Berbeda dengan
bahan adhesif total etching, bahan adhesif self etching tidak dibilas saat diaplikasikan.
A. Three-step total-etch adhesive Terdiri dari tiga tahap aplikasi yaitu tahap
etching/conditioning, dilanjutkan dengan tahap priming, dan terakhir tahap
bondingyaitu aplikasi dengan resin adhesif. Bahan primer dan adhesif berada dalam
keadaan terpisah (two-bottle component). Bahan ini merupakan sistem adhesive
generasi ke-4. Pengetsaan enamel dan dentin secara bersamaan menggunakan asam
phosphor 40 % selama 15 sampai 20 detik. Untuk mencegah kolaps, permukaan
harus dibuat lembab. Namun, pelembaban dentin sulit dilakukan dengan benar
karena menyebabkan perlekatan yang terbentuk lebih rendah dari perlekatan ideal
jika dentin terlalu basah atau terlalu kering.
B. Two-step total-etch adhesive Bahan primer dan adhesif digabung dalam satu
kemasan (single-bottle component atau one-bottle system), sehingga terdiri dari
dua tahap aplikasi yaitu tahap etching dan rinsing yang menggunakan bahan
gabungan primer dan resin adhesif. Bahan ini merupakan sistem adhesif generasi ke-
5. Pengetsaan enamel dan dentin secara bersamaan dengan asam phosphor35 %
sampai 37 % selama 15 sampai 20 detik
Generasi 5 (primer-adhesive)
- satu botol
- etsa dengan asam phosphoric
- perlu dibilas
- light-cure formulation, dual-cure catalyst avail.
- Untuk aplikasi direct dengan bahan restorasi light-cured
Generasi 7 (self-etch)
- satu botol => tidak perlu mix
- tidak memerlukan etsa dg asam phosporic
- tidak dibilas
- light-cure formulation
- Untuk aplikasi direct dengan bahan restorasi light-cured
Perlekatan bahan adhesif ke dentin tidak terlepas dari keadaan struktur dentin itu sendiri.
Tidak seperti email yang komposisinya lebih banyak mengandung mineral anorganik (kristal
hidroksiapatit). Dentin merupakan jaringan hidup, dentin bersifat heterogen dan memiliki
kandungan anorganik (hidroksiapatit) 50% volume, bahan organik (khususnya kolagen tipe 1)
30% volume dan cairan 20% volume. Kandungan air yang tinggi membuat persyaratan lebih
ketat untuk bahan yang dapat secara efektif menjembatani antara dentin dan bahan restorasi.
Perlekatan pada dentin menjadi sulit dengan keberadaan smear layer. Smear layer merupakan
lapisan debris organik yang terdapat pada permukaan dentin akibat preparasi. Smear layer
menghalangi tubulus dentin dan berperan sebagai barier, sehingga menurunkan permeabilitas
dentin dan sangat membantu bahan bonding yang bersifat hidrofobik dan menutupi tubulus
dentin.
Smear layer melalui pengetsaan akan dihilangkan, sehingga menyebabkan tubulus dentin
terbuka. Pengetsaan terhadap intertubular dan peritubular dentin mengakibatkan penetrasi
dan perlekatan bagi bahan bonding sehingga membentuk hybrid layer. Hybrid layer merupakan
perlekatan resin adhesif yang terpolimerisasi dengan fibril kolagen (pada sistem total etch) dan
sisa kristal hidroksiapatit (pada sistem self-etch) menghasilkan struktur interfasial.
8. RK dan bonding beda pabrik
9. Smear layer dan smear plaque + yang dmodifikasi ole bonding
Ada tiga mekanisme adhesi yang digunakan;
(1) Adhesif etch-and-rinse yang menghilangkan smear layer dan hidroksiapatit
superfisial melalui proses etching dengan gel asam tersendiri
(2) Adhesif self-etch yang membuat smear layer menjadi permeabel tanpa melarutkan
smear layer
(3) Adhesif glass ionomer bersifat self-adhesive terhadap struktur gigi.
10. Indikasi penggunaan bonding (gen 5678)
Bahan Adhesif Total Etching
Pada sistem adhesif total etching dilakukan pengetsaan dan pembilasan
kemudian dilanjutkan dengan aplikasi hidrofobik resin yang telah dikombinasikan
dengan hidrofilik primer. Total etching diindikasikan pada permukaan kavitas
yang masih diliputi oleh enamel.
Pada pembuatan ceramic veneer ataupun polymer veneer, veneer secara
langsung dipasangkan pada bagian enamel yang telah dilakukan preparasi
minimal.
Pada pemasangan veneer pada permukaan enamel maka pemakaian total
etching dengan menggunakan asam fosfor akan memberikan hasil yang lebih
baik bila dibandingkan dengan pemakaian self etching. Pemakaian total etching
dengan asam fosfor juga diindikasikan pada pemasangan orthodontic bracket
pada permukaan enamel gigi
Pada beberapa kondisi retensi dari suatu restorasi sangat bergantung pada
retensi mekanis yang didapat dari enamel. Contohnya, restorasi klas IV pada
permukaan insisal, retensi resin komposit didapatkan dari tepi bevel yang dibuat
pada bagian enamel. Restorasi kavitas klas III pada pasien yang mengalami
bruksism dan restorasi klas V karena karies atau abfraksi akibat tekanan
pengunyahan yang tidak normal
Bahan adhesif total etching juga digunakan pada permukaan preparasi di bagian
enamel untuk pembuatan bevel pada restorasi onlay yang akan dipasangkan
dengan semen resin. Atau pada pembuatan fissure sealant dengan penempatan
bahan resin komposit pada bagian enamel pit dan fissure yang dalam.
Pada restorasi klas I dan II dengan tekanan oklusal yang besar juga menjadi
indikasi total etching untuk mendapatkan retensi yang baik. Pada kondisi seperti
yang disebutkan di atas, maka pemakaian asam fosfor untuk pengetsaan pada
bagian enamel sangat diperlukan untuk mendapatkan retensi yang optimal.