Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan pedoman ini tepat pada waktunya. Kami juga ucapkan terima
kasih kepada para staf-staf rumah sakit yang sudah membimbing kami sehingga panduan
Kami menyadari dalam pembuatan panduan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan masa
yang akan datang. Semoga panduan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Tim penyusun
1
KATA PENGANTAR
Daftar Isi
BAB I .................................................................................................................................................. 3
II. Tujuan panduan sterilisasi ................................................................................................... 4
II.1 Tujuan Umum ................................................................................................................. 4
II.2 Tujuan Khusus................................................................................................................. 4
III. Ruang Lingkup .................................................................................................................... 4
IV. Prinsip ................................................................................................................................. 4
V. Tugas dan Tanggung Jawab .................................................................................................... 5
VI. Pengertian ............................................................................................................................ 5
BAB II ................................................................................................................................................. 7
I. Aktivitas Fungsional Pusat Sterilisasi ..................................................................................... 7
II. Tahap-Tahap Sterilisasi Alat/ Bahan Medik ....................................................................... 8
III. Metode Merendam/ Membilas .......................................................................................... 10
BAB III.............................................................................................................................................. 11
a. Kesimpulan ........................................................................................................................... 11
b. Saran...................................................................................................................................... 11
2
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Angka infeksi nasokomial terus meningkat mencapai sekitar 9% atau lebih
dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia. Hasil survey yang
dilakukan di DKI Jakarta pada 11 rumah sakit, didapatkan angka infeksi nasokomial
untuk ILO (Infeksi Luka Operasi) 18,9%, ISK (Infeksi saluran Kemih) 15,1%, IADP
(Infeksi Aliran Darah Primer) 26,4%, Pneumia 24,5% dan Infeksi saluran nafas lain
15,1%, serta infeksi lain 32,1%. Untuk mencegah infeksi nasokomial yang terus
meningkat maka perlu dilakukan kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah sakit , salah satu elemen kegiatan PPI adalah sterilisasi.
Sterilisasi adalah proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan untuk
menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan dapat
dilakukan dengan proses kimia atau fisika.
Rumah sakit sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk
mencegah resiko terjadinya infeksi pada pasien dan petugas rumah sakit. Salah satu
indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi
nasokomial di rumah sakit, untuk mencapai keberhasilan tersebut maka dilakukan
pengendalian infeksi di rumah sakit.
Kegiatan sterilisasi merupakan salah satu mata rantai yang penting untuk
pencegahan infeksi. Kegiatan sterilisasi dapat dilakukan di masing- masing unit
rumah sakit ataupun di suatu pusat unit sterilisasi. Dimanapun kegiatan sterilisasi
dilakukan di rumah sakit, yang terpenting adalah kegiatan sterilisasi dilakukan
menurut metoda yang telah sesuai standar yang ditetapkan. Dengan hasil sterilisasi
yang selalu terkontrol.
3
II. Tujuan panduan sterilisasi
II.1 Tujuan Umum
Sebagai pedoman bagi petugas medis Rumah Sakit Ibu dan Anak Kartini untuk
melakukan pelayanan sterilisasi.
IV. Prinsip
1. Kegiatan sterilisasi harus meliputi: pembilasan, pembersihan, pengeringan,
inspeksi dan pengemasan, pemberi label, pembuatan, penyimpanan dan distribusi.
2. Pembilasan alat-alat yang telah digunakan tidak dilakukan di ruang perawatan.
3. Semua peralatan pakai ulang harus di bersihkan secara baik sebelum dilakukan
proses desinfeksi dan sterilisasi.
4. Pengeringan alat harus dilakukan hingga kering.
5. Setiap alat bongkar pasang harus diperiksa kelengkapannya
6. Kegiatan sterilisasi dilakukan oleh petugas yang terlatih.
4
V. Tugas dan Tanggung Jawab
a. Perawat/ petugas sterilisasi:
a. Menyiapkan peralatan medis untuk perawatan pasien.
b. Melakukan proses sterilisasi alat dan bahan.
c. Mempertahankan stock inventory yang memadai untuk perawatan pasien.
d. Mempertahankan standar yang telah ditetapkan.
e. Mendokumentasikan setiap kegiatan yang telah dilakukan.
f. Memberikan penyuluhan tentang hal – hal yang berkaiatan dengan masalah
sterilisasi
b. Kepala Instalasi/ Kepala Ruangan
a. Memastikan kegiatan sterilisasi sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
b. Mengidentifikasi setiap kelalaian yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan
sterilisasi dan memastikan terlaksananya suatu tindakan untuk mencegah
terulangnya kembali insiden tersebut.
c. Direktur
a. Memantau dan memastikan proses sterilisasi dan memastikan terlaksana
dengan baik di Rumah Sakit.
b. Menetapkan kebijakan untuk mengembangkan atau mengatasi setiap masalah
yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan kegiatan sterilisasi di Rumah Sakit.
VI. Pengertian
1. Aerasi adalah pemaparan kemasan yang baru di sterilkan gas etilen oksida pada
sirkulasi udara untuk menghilangkan sisa gas etilen oksida
2. Antiseptic adalah desinfektan yang digunakan untuk permukaan kulit dan
membrane mukosa untuk menurunkan jumlah mikroorganisme.
3. Autoclave adalah suatu alat/mesin yang digunakan untuk sterilisasi dengan
menggunakan uap bertekanan.
5
4. Dekontaminasi adalah proses untuk mengurangi jumlah pencemaran
mikroorganisme atau substansi lain yang berbahaya sehingga aman untuk
penanganan lebih lanjut termasuk perendaman, pencucian, desinfeksi sampai
sterilisasi.
5. Desinfeksi adalah proses inaktivasi mikroorganisme melalui sistem termal atau zat
kimia.
6. Inkubator adalah alat atau mesin yang digunakan untuk dapat menghasilkan suhu
tertentu secara kontiniu untuk menumbuhkan kultur bakteri.
7. Infeksi Nasokomial adalah infeksi yang diperoleh di rumah sakit dimana pada saat
masuk rumah sakit tidak ada tanda atau gejala infeksi atau tidak dalam masa
inkubasi.
8. Lumen adalah lubang panjang dan kecil seperti pada kateter, jarum suntik maupun
pembuluh darah.
9. Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora.
10. Sterilisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk spora
melalui cara fisika atau kimia.
11. Steril adalah zat yang mempunyai karakteristik dapat mensterilkan.
12. Termokopel adalah sepasang kabel termoelektrik untuk mengukur perbedaan suhu
dan digunakan untuk mengkalibrasi suhu pada mesin sterilisasi.
6
BAB II
STERILISASI DI RUMAH SAKIT
7
II. Tahap-Tahap Sterilisasi Alat/ Bahan Medik
1. Dekontaminasi
Adalah proses fisik atau kimia untuk membersihkan benda/ benda yang
mungkin terkontaminasi oleh mikroba yang berbahaya bagi kehidupan. Sehingga
aman untuk proses-proses selanjutnya. Proses ini bertujuan untuk melindungi
pekerja yang bersentuhan langsung dengan alat-alat kesehatan yang sudah melalui
proses dekontaminasi tersebut dari penyakit-penyakit yang dapat disebabkan oleh
mikroorganisme pada alat kesehatan tersebut.
8
Alat- alat yang terkontaminasi di pisahkan secara fisik dari alat-alat yang
bersih.
Alat-alat yang tidak di pakai dan tidak di buka kembali keruang
dekontaminasi untuk selanjutnya di steril ulang sebelum di distribusikan
kembali.
Jika di perlukan pekerja yang menangani mengumpulkan dan membawa
alat-alat harus memakai alat pelindung.
b. Pembuangan Limbah
Limbah atau buangan harus di pisahkan dari alat-alat pakai ulang di tempat
pemakaian, diidentifikasi dan di buang menurut kebijakan rumah sakit.
c. Mencuci/Cleaning
Semua alat-alat pakai ulang harus di cuci hingga benar-benar bersih sebelum di
desinfeksi dan disterilkan.
d. Menangani Alat-alat yang Terkontaminasi di Point of Use
Pembersihan alat-alat pakai ulang yang terkontaminasi dimulai sesegera
mungkin setelah dipakai.
Langsung dibungkus dan di bawa ke ruang dekontaminasi
Di bersihkan dari kotoran yang besar-besar di tempat pemakaian sesuai
prosedur yang berlaku dan langsung dibungkus untuk menghindari cipratan,
tumpahan, atau penguapan sampai dibawa ke ruang dekontaminasi.
e. Menangani Alat-alat yang Terkontaminasi di Ruang Dekontaminasi
Di bongkar jika di rakit lebih dari satu komponen dan di buka semua
sambungan untuk memastikan seluruh permukaan tercuci bersih.
Di sortir berdasarkan metode pembersihan
Dibersihkan sebelum proses sterilisasi uap ataupun EO, karena baik uap
ataupun EO tidak dapat meresap dan membunuh mikroorganisme. Jika alat
9
tidak di bersihkan dengan baik terlebih dahulu, alat-alat ini tidak boleh
diproses dalam load yang sama seperti yang akan masuk ke terminal
sterilisasi. Aerasi yang baik dari alat-alat yang didekontaminasi dengan EO
juga harus terjadi sebelumnya.
10
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Sterilisasi adalah proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan untuk
menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan dapat
dilakukan dengan proses kimia atau fisika.
b. Saran
Diharapkan kepada semua pembaca panduan ini dapat mengerti maksud
isi panduan ini dan dapat dipergunakan sebagai refrensi berikutnya.
11