Anda di halaman 1dari 25

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

SMPN 2 MARTAPURA
MARTAPURA OKU TIMUR
SUMATERA SELATAN
PROGRAM TAHUNAN, PROGRAM SEMESTERAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

KELAS : VII (TUJUH)


Oleh :
SUSMIANAH, S. Pd

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KABUPATEN OKU TIMUR
2018/2019
ABSTRAK

PROGRAM BIMBINGAN KONSELING


SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 2 MARTAPURA
KABUPATEN OKU TIMUR PROPINSI SUMATERA SELATAN
TAHUN PEMBELAJARAN 2018/2019

Oleh :
SUSMIANAH, S.Pd

Penyusunan Program bimbingan Konseling di sekolah merupakan hal


yang mutlak diperlukan sebagai acuan pelaksanaan proses pelayanan
bimbingan konseling demi tercapainya tujuan pendidikan di sekolah.
Tujuan penyusunan program bimbingan konseling ialah agar guru pembimbing
(konselor) memiliki pedoman yang pasti dan jelas sehingga kegiatan
pelayanan bimbingan konseling di sekolah dapat terlaksana secara lancar,
efektif dan efisien serta hasilnya dapat dinilai.

Tersusunnya program pelayanan bimbingan konseling dengan baik


selain akan menjamin pencapaian tujuan kegiatan bimbingan dan konseling
pada khususnya, dan tujuan sekolah pada umumnya, juga akan lebih
menegakkan akuntabilitas bimbingan dan konseling di sekolah.

Bimbingan dan konseling di sekolah tidak berdiri sendiri, tetapi


merupakan bagian integral dari program pendidikan di sekolah, dengan
kata lain keberadaan program pelayanan bimbingan konseling di sekolah
merupakan kebutuhan pendidikan yang ditujukan untuk memperbesar peluang
tercapainya tujuan pendidikan.

Sebagai usaha pendidikan, program pelayanan bimbingan konseling


memiliki ciri khusus yakni memfokuskan kegiatannya pada perkembangan
siswa. Menurut Shertzer & Stone (1981) bimbingan berusaha meyakinkan
siswa, guru, dan orang tua tentang fase perkembangan individual dan
pengaruhnya terhadap proses pertumbuhan, penyesuaian, dan pengambilan
keputusan dalam kehidupan seseorang.

Ada tiga kemungkinan pola perkembangan yang dapat terjadi pada diri
siswa, Pietrofesa (1980).

Pertama, seseorang mungkin mencapai perkembangan yang edial


(countinoues developmental pattern), artinya seseorang dapat
menyelesaikan tugas perkembangannya tanpa hambatan yang berarti.
Kedua, seseorang mungkin mengalami perkembangan yang tertunda
(delayed developmental pattern), dimana siswa menguasai perubahan
prilaku yang sesuai tugas perkembangannya lebih lambat dari yang
semstinya.
Ketiga, pola perkembangan tidak tepat (impaired developmental
pattern) dimana siswa tidak pernah berhasil menyelesaikan tugas
perkembangannya. Pola perkembanganyang ketiga ini disebut”maladjusted”
Sehubungan dengan pola perkembangan itu, bimbingan konseling di
sekolah berusaha mengarahkan siswa mencapai pola perkembangan yang edial
(countinoues development pattern), dan mencegah terjadinya pola
perkembangan yang tertunda, dan pola perkembangan yang tidak tepat.

Usaha kongkrit yang diwujudkan melalui program pelayanan konseling


itu antara lain mencakup:

1). Membantu siswa mengaktualisasikan potensinya


2). Membantu siswa mnyelesaikan tugas-tugas perkembangannya
3). Membantu siswa menjadi pribadi yang mandiri dan anggota masyarakat
yang bertanggung jawab
4). Membantu siswa tumbuh dan berkembang sebagi pribadi yang unik

Sesuai dengan peran bimbingan dan konseling dalam membantu tugas


perkembangan siswa, maka fungsi bimbingan dan konseling tidak terlepas
dari menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan
perkembangan (baik pribadi, sosial, kemampuan belajar, dan persiapan
karir) siswa. Dalam hal ini fungsi bimbingan dan konseling sebagai
fasilitatif yaitu menciptakan iklim lingkungan siswa yang bebas dari
ancaman dan kekakuan sehingga siswa dapat berkembang dengan wajar.

Implikasi fungsi fasilitatif ini adalah semakin meluasnya kegiatan


yang harus dilakukan oleh guru pembimbing (konselor) tidak hanya
konseling, tetapi juga koordinasi antara konselor dengan guru, orang
tua, personil sekolah lainnya dalam menciptakan iklim sekolah yang
kondusif, untuk itu diperlukan kerjasama dan dukungan dari semua fihak.

Sejalan dengan uraian tersebut diatas, maka dalam tahap


perencanaan, penyusunan, serta pelaksanaan pelayanan bimbingan
konseling mengintegrasikan kegiatan pengembangan diri sebagaimana yang
dimaksudkan dalam KTSP, kedalam program pelayanan konseling di sekolah.

Hal tersebut di atas sangat memungkinkan dilakukan karena baik


pencapaian tugas-tugas perkembangan sebagai arah pelayanan bimbingan
konseling identik dengan pengalaman belajar sebagai arah kegiatan
pembelajaran maupun pengembangan potensi, bakat, minat dan kemampuan
serta kondisi perkembangan sebagai arah yang dituju dalam kegiatan
pengembangan diri.

Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata


pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah. Kegiatan
pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian
peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan bimbingan
konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial,
kegiatan belajar, dan pengembangan persiapan karir, serta kegiatan
ekstra kurikuler.

Kegiatan pengembangan diri berupa pelayanan konseling difasilitasi/


dilaksanakan oleh konselor, dan kegiatan ekstra kurikuler dapat dibina
oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan lainnya sesuai dengan
kemampuan dan kewenangannya.

Secara umum Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan


kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan
peserta didik dengan memperhatikan kondisi sekolah.
Secara khusus pengembangan diri bertujuan menunjang pendidikan
peserta didik dalam mengembangkan : a). Bakat, b). Minat, c).
Kreativitas, d). Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan, e). Kemampuan
kehidupan keagamaan, f). Kemampuan hubungsn sosial, g). Kemampuan
belajar h). Wawasan dan perencanaan karir, i). Kemampuan memecahkan
masalah dan, h). Kemamdirian.

Ruang lingkup pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan


tidak terprogram. Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan
diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
pribadinya. Kegiatan tidak terprogram dilaksanakan secara langsung oleh
pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah yang diikuti oleh semua
peserta didik. Kegiatan terprogram terdiri dari dua komponen :
1). Pelayanan konseling, meliputi pengembangan :
a. Kehidupan pribadi
b. Kehidupan sosial
c. Kemampuan belajar
d. Wawasan dan perencanaan karir
2). Ekstra kurikuler, meliputi kegiatan :
a. Kepramukaan
b. Latihan kepemimpinan, KIR, PMR dsb.
c. Seni budaya, olahraga, cinta alam, keagamaan, teater dsb.

Bentuk pelaksanaan kegiatan pengembangan diri secara terprogram


dilaksanakan dengan perencanaan dalam kurun waktu tertentu untuk
memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok, dan atau
klasikal melalui penyelenggaraan : a). Layanan dan kegiatan pendukung
bimbingan konseling, b). Kegiatan ekstra kurikuler.

Sedangkan bentuk pelaksanaan kegiatan pengembangan diri secara


tidak terprogram dapat dilaksanakan dengan kegiatan yang bersifat:
a) Rutin, b) Spontan, c) Keteladanan.
PENUGASAN PENGASUHAN PESERTA DIDIK
KEPADA GURU BIMBINGAN KONSELIMG

SEKOLAH : SMPN 2 MARTAPURA


KELAS : VII ( TUJUH )
TAHUN PEMBELAJARAN : 2018/2019
GURU BIMBINGAN KONSELING : SUSMIANAH, S.Pd

NO. KELAS JUMLAH SISWA KETERANGAN


1 VII. 1
2 VII. 2
3 VII. 3
4 VII. 4
5 VII. 5
6 VII. 6
7 VII. 7
8 VII. 8

JUMLAH MASUK PAGI

MARTAPURA, JULI 2018

KEPALA SEKOLAH,

SUPARJAN, S. Pd
NIP. 196604121989071001
PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
SMPN 2 MARTAPURA
TAHUN PEMBELAJARAN 2018/2019

1) JENIS PROGRAM : A. PROGRAM TAHUNAN


B. PROGRAM SEMESTERAN
PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING
2) KELAS : VII. 1 s.d VII. 8
3) TAHUN : 2018/2019
4) GURU BK : SUSMIANAH S.Pd

MENGESAHKAN

GURU BK (SUSMIANAH S.Pd): .................

KOORDINATOR BK (SUSMIANAH, S. Pd) : .................

KEPALA SMPN 2 MARTAPURA

SUPARJAN, S. Pd
NIP. 196604121989071001
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas Rahmat, Taufik dan Hidayah Nya penyusunan program
pelayanan bimbingan konseling ini dapat diwujudkan.

Adapun maksud dari penyusunan program pelayanan bimbingan konseling


ini adalah untuk melaksanakan tugas wajib sebagai guru bimbingan
konseling (konselor) di sekolah.

Program pelayanan bimbingan konseling ini mencakup PENDAHULUAN,


STRUKTUR PROGRAM, PELAKSANAAN PROGRAM dan matrik PROGRAM TAHUNAN,
PROGRAM SEMESTER (RPL) dan (Satuan Kegiatan Pendukung) pelayanan
Bimbingan Konseling untuk khususnya SMPN 2 MARTAPURA, Kabupaten OKU
TIMUR, Provinsi Sumatera Selatan Pembelajaran 2018/2019

Penyusunan program ini didasarkan pada kebutuhan siswa melalui


tahap aplikasi instrumentasi (angket) analisis kebutuhan materi
pengembangan yang dijabarkan dari tugas-tugas perkembangan siswa Sekolah
Menengah Pertama (SMP).

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada


semua pihak yang terkait atas segala bantuan dan dukunganya sehingga
penyusunan program ini dapat terwujud, dan penulis berharap agar program
ini bermanfaat bagi semua fihak, amin.

Martapura, JuLi 2018

Penulis,
DAFTAR ISI

*** HALAMAM JUDUL


*** ABSTRAK
*** PENGESAHAN
*** PENGANTAR
*** DAFATAR ISI
*** I. PENDAHULUAN
*** II STRUKTUR PROGRAM
*** III PELAKSANAAN PROGRAM
*** A. PROGRAM TAHUNAN
B. PROGRAM SEMESTERAN
C. Rencana Pelaksanaan Layanan
*** LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. RASIONAL
Bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari proses
pendidikan memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam
pengembangan kualitas manusia Indonesia yang telah diamanatkan dalam
tujuan pendidikan nasional di dalam :
Undang-Undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003 yaitu : (1) beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3)
memiliki pengetahuan dan keterampilan,(4) memiliki kesehatan jasmani
dan rohani, (5) memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, serta
(6) memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tujuan tersebut mempunyai implikasi imperatif (yang mengharuskan)
bagi semua tingkat satuan pendidikan untuk senantiasa memantapkan
proses pendidikannya secara bermutu ke arah pencapaian tujuan
pendidikan tersebut.
Dengan demikian, pendidikan yang bermutu adalah suatu
proses yang menghantarkan peserta didik kearah pencapaian
perkembangan diri yang optimal. Hal ini karena peserta didik sedang
berkembang ke arah kematangan atau kemandirian.

Untuk mencapai kematangan tersebut, peserta didik memerlukan


layanan bimbingan dan konseling karena mereka masih kurang memiliki
pemahaman atau wawasan tentang dirinya. Perkembangan peserta didik
tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupun
sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan. Apabila
perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar jangkauan
kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku
peserta didik, seperti terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan,
masalah-masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Upaya menangkal
dan mencegah perilaku-perilaku yang tidak diharapkan tersebut dapat
ditempuh dengan cara mengembangkan potensi peserta didik dan
memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai
standar kompetensi kemandirian. Hal tersebut senada dengan tujuan
bimbingan dan konseling secara umum, yakni membantu peserta didik
untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal
dan meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan
pemecahan masalah.

Perlu diketahui juga pada hakekatnya peserta didik mempunyai


pribadi yang unik, yang bebas merdeka , yang mampu mengarahkan
pribadinya. Namun dalam perjalanan untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai tugas-tugas perkembangannya yang memandirikan mengalami
berbagai masalah, sehingga dalam mencapai tujuannya itu diperlukan
uluran tangan bantuan dari orang yang berkompeten di dalamnya yaitu
konselor. Hal ini sesuai Permendiknas No. 27 Tahun 2008 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor di Pasal 1 Ayat
1 menyatakan bahwa untuk dapat diangkat sebagai konselor, seseorang
wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor
yang berlaku secara nasional

Di dalam Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi


yang didalamnya memuat struktur kurikulum, telah mempertajam perlunya
disusun dan dilaksanakannya program pengembangan diri yang bertujuan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan
diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga
pendidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui
kegiatan pelayanan Bimbingan dan konseling yang berkenaan dengan
masalah diri pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan
karir peserta didik.

Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri merupakan


bantuan untuk peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok,
agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan dan
konseling pribadi, sosial, belajar dan karir, melalui berbagai jenis
pelayanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang
berlaku.
Layanan bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan layanan
yang dilaksanakan oleh guru BK atau konselor sesuai yang tercantum di
dalam Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 Lampiran IV bag. VIII
dijelaskan bahwa Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor adalah
guru yag mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara
penuh dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap
sejumlah peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling adalah
kegiatan Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dalam menyusun
rencana pelayanan bimbingan dan konseling, melaksanakan pelayanan
bimbingan dan konseling, mengevaluasi proses dan hasil pelayanan
bimbingan dan konseling serta melakukan perbaikan tindak lanjut
memanfaatkan hasil evaluasi.
Pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling SMP disusun
sebagai upaya memperjelas dan mempermudah dalam pencapaian tujuan
yang telah menjadi keputusan atau kesepakatan bersama dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan pada umumnya.
Adapun yang melatar belakangi penyusunan program kerja Layanan
Bimbingan dan konseling SMP Negeri 2 Martapura antara lain :
1. Program Sekolah
2. Analisa kebutuhan nyata Peserta Didik
3. Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan konseling
4. Kebijakan Pemerintah yang Berhubungan dengan Pendidikan
a. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
b. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
c. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
d. Permendiknas No. 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan kompetensi Konselor.
e. Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum

B. VISI DAN MISI


1. VISI BIMBINGAN DAN KONSELING
Visi pelayanan konseling adalah Terwujudnya Layanan Bimbingan dan
Konseling yang Profesional dalam memfasilitasi perkembangan peserta
didik/konseli menuju pribadi yang beriman dan berprsetasi yang
memiliki wawasan lingkungan serta mempunyai akhlak yang terpuji.

2. MISI BIMBINGAN DAN KONSELING

• Melaksanakan layanan bimbingan dan konseling yang memandirikan


peserta didik/ konseli berdasarkan pendekatan yang humanis dan
multikultur.
• Melaksanakan layanan bimbingan pada siswa agar memiliki kesadaran
untuk secara ikhlas menjalankan ibadah agar menjadi pribadi yang
beriman dan berakhlak terpuji

• Melaksanakan layanan bimbingan pada siswa dalam mengenal dan


mengembangkan bakat dan minatnya secara optimal

• Melaksanakan layanan bimbingan pada siswa dalam memahami diri dan


lingkungan sekolah

• Membangun kolaborasi dengan guru mata pelajaran, wali kelas, orang


tua dan pihak lain dalam rangka menyelenggarakan layanan bimbingan
dan konseling.

• Meningkatkan mutu guru bimbingan dan konseling atau konselor


melalui kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan

C. DESKRIPSI KEBUTUHAN PESERTA DIDIK


Berdasarkan hasil analisa AUM Umum, Observasi, Informasi, maupun
pengalaman konselor maka permasalahan yang ada di SMPN 2 Martapura
dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Banyaknya peserta didik yang berseragam tidak rapi ( baju
dikeluarkan )
2. Berbicara tidak sopan dengan teman atau dengan orang yang lebih tua
di lingkungan sekolah
3. Keluar kelas pada jam-jam mata pelajaran tertentu
4. Sering tidak masuk tanpa keterangan
5. Merokok di lingkungan sekolah
6. Pergaulan dengan lawan jenis yang kurang sehat
7. Mengaktifkan HP saat KBM berlangsung
8. Malas dan tidak semangat mengikuti pelajaran
9. Rendahnya keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME
10. Kurangnya pemahaman tentang masa depan.

Berdasarkan assesmen yang telah dilakukan dan berdasarkan Standar


Kompetensi Kemandirian Peserta Didik, dapat dideskripsikan kebutuhan
peserta didik dalam layanan Bimbingan dan konseling , mencakup :
1. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Memantapkan nilai-nilai dan cara bertingkah laku yang dapat


diterima dalam kehidupan yang lebih luas
3. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam perannya
sebagai pria / wanita
4. Mengenal alasan perlunya mentaati aturan / norma berperilaku
5. Memahami keseragaman aturan / patokan berperilaku dalam konteks
budaya
6. Bertindak atas pertimbangan diri terhadap norma yang berlaku
7. Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan untuk mengikuti dan
melanjutkan pelajaran dan mempersiapkan karier serta berperan dalam
kehidupan bermasyarakat.

D. TUJUAN
1. Agar peserta didik dapat mengembangkan dirinya sebagai remaja yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Agar peserta didik memperoleh nilai-nilai dan cara bertingkah laku
yang dapat diterima dalam kehidupan yang lebih luas
3. Agar peserta didik mencapai pola hubungan yang baik dengan teman
sebaya dalam perannya sebagai pria / wanita
4. Agar peserta didik dapat mengenal alasan perlunya mentaati
peraturan / norma berperilaku
5. Agar peserta didik dapat memahami keragaman aturan / norma
berperilaku dalam konteks budaya
6. Agar peserta didik bertindak atas pertimbangan diri terhadap norma
yang berlaku
7. Agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan, bakat, minat
serta dapat merencanakan karier dan masa depannya.

II. STRUKTUR PROGRAM PELAYANAN BK

A. BIDANG PELAYANAN KONSELING

1. Pengembangan Kehidupan Pribadi, yaitu pelayanan yang membantu


peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi
dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan
karakteristik kepribadian dan kebutuhan realistik dirinya.

2. Pengembangan Kehidupan Sosial, yaitu pelayanan yang membantu


peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan
kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman
sabaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang luas.
3. Pengembangan Kemampuan Belajar, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam
mengikuti pendidikan sekolah dan belajar secara mandiri.

4. Pengembangan Karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta


peserta didik dalam memahami dan menilai informasi,serta memilih
dan mengambil keputusan karir

B. FUNGSI, PRINSIP DAN ASAS

1. Fungsi Pelayanan Konseling

a. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami


diri dan lingkungannya.

b. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu


mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan
yang dapat menghambat perkembangan dirinya.

c. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik


mengatasi masah yang dialaminya.

d. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu


peserta didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai
potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.

e. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memper-


oleh pembelaan atas hak dan kepentingannya yang kurang
mendapat perhatian.

2. Prinsip dan Asas Pelayanan Konseling

a. Prinsip berkenaan dengan sasaran layanan, prinsip berkenaan


dengan permasalahan individu, prinsip berkenaan dengan
program-program layanan,prinsip berkenaan dengan tujuan dan
pelaksanaan layanan.

b. Asas-asas pelayanan konseling meliputi, asas kerahasiaan,


kesuka- relaan, keterbukaan, kegiatan, kekinian, kedinamisan,
keterpaduan, kenormatifan, keahlian, kemandirian, alih tangan
kasus, tut wuri handayani.

C. JENIS LAYANAN DAN KEGIATAN PENDUKUNG

1. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling

a. Layanan Orientasi, yaitu membantu peserta didik memahami


lingkungan yang baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-
obyek yang dipelajari untuk menyesuaikan diri serta
memperlancar peran serta peserta didik dalam lingkungan yang
baru.
b. Layanan Informasi, yaitu membantu peserta didik menerima dan
memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar,
karir/jabatan dan pendidikan lanjutan.
c. Layanan Penempatan dan Penyaluran, yaitu membantu peserta
didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di
dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program
latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler.
d. Layanan Penguasaan Konten, yaitu membantu peserta didik
menguasai konten tertentu, terutama kompetensi atau kebiasaan
yang berguna dalam kehidupan disekolah, keluarga, dan di
masyarakat.
e. Layanan Konseling Perorangan, yaitu membantu peserta didik
mengentaskan maslah pribadinya.
f. Layanan Bimbingan Kelompok, yaitu membantu peserta didik
dalam pengemba ngan pribadi, kemampuan hubungan sosial,
kegiatan belajar, karir/jabatan, pengambilan keputusan, serta
melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.
g. Layanan Konseling Kelompok, yaitu membantu peserta didik
dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui
dinamika kelompok.
h. Layanan Konsultasi, yaitu membantu peserta didik atau pihak
lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang
diperlukan dalam menangani kondisi atau masalah peserta didik.
i. Layanan Mediasi, yaitu membantu kondisi perselisihan pihak
tertentu dan atau masalah peserta didik.
2. Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling

a. Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data


tentang peserta didik dan lingkungannya melalui aplikasi
berbagai instrumen baik tes maupun non-tes.

b. Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan


dengan pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan
secara berkelanjutan, sistematis, koprehensif, terpadu dan
bersifat rahasia.

c. Konferensi Kasus,yaitu kegiatan membahas permasalahan peser- ta


permasalahan didik dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh
pihak-pihak yang dapat memberikan data, kemudahan dan komitmen
bagi terentasnya masalah peserta didik yang bersifat terbatas
dan tertutup.

d. Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan


dan komitmen bagi terentasnya masalah peserta didik melalui
pertemuan dengan orang tua atau pihak keluarga.

e. Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai


bahan pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam
pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan
karir/ jabatan.

f. Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penangan-


nan masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan
kewenangannya.

D. FORMAT KEGIATAN

1. Individual,yaitu format pelayanan konseling yang melayani peser ta


didik secara perorangan.

2. Kelompok, yaitu format pelayanan konseling yang melayani sejumlah


peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.

3. Klasikal, yaitu format pelayanan konseling yang melayani peserta


didik dalam satu kelas.

4. Lapangan, yaitu format kegiatan konseling yang melayani seorang


atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan diluar kelas atau
lapangan.

5. Pendekatan khusus, yaitu format pelayanan konseling yang melayani


kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak
yang dapat memberikan kemudahan.

E. JENIS PROGRAM PELAYANAN BK

1. Jenis Program

a. Program Tahunan, yaitu program pelayanan konseling meliputi


seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas
di sekolah.

b. Program Semesteran, yaitu program pelayanan konseling


meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan
jabaran dari program tahunan.

c. Program Bulanan, yaitu program pelayanan konseling

d. Program Harian, yaitu program pelayanan konseling yang


dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu.
Program harian ini merupakan jabaran dari program mingguan
dalam bentuk satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan
pendukung (SATKUNG) pelayanan konseling.

2. Penyusunan Program

a. Program pelayanan konseling disusun berdasarkan kebutuhan


peserta didik (need assesment) yang diperoleh melalui aplikasi
instumentasi. Materi pengembangan kompetensi (dalam program
ini) terutama didasarkan pada hasil analisis tugas-tugas
perkembangan peserta didik usia Sekolah Menengah Pertama (SMP)
dan materi program tindak lanjut tahun sebelumnya.

b. Substansi program pelayanan konseling meliputi keempat bidang


bimbingan, jenis layanan dan kegiatan pendukung, format
kegiatan, sasaran pelayanan, volume/beban tugas konselor di
sekolah.

F. KOMPETENSI DASAR

(Tamatan SMP, MTs dan sederajat) :


1. Meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran agama yang dianut
dalam kehidupan.

2. Memahami dan melaksan akan hak dan kewajiban untuk belajar dan
mempersiapkan karier, serta memanfaatkan dan memelihara
lingkungan secara bertanggung jawab.

3. Berfikir logis,kritis,kreatif inovatif,memecahkan masalah,serta


berkomunikasi melalui berbagai media.
4. Menyenangi dan menghargai seni.

5. Menjalankan pola hidup mandiri dan sosial yang sehat,bersih dan


bugar

6. Berpartisipasi dalam kehidupan sebagai cerminan rasa cinta dan


bangga terhadap bangsa dan tanah air.

G. TUGAS PERKEMBANGAN

(Siswa SMP, MTs dan sederajat):


1. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan
bertqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis


terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri
sendiri untuk kehidupan yang sehat.

3. Mencapai pola hubungan yang sehat dengan teman sebaya dalam


peranannya sebagai pria dan wanita.

4. Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima


dalam kehidupan yang lebih luas.

5. Mengenal kemampuan, bakat, dan minat serta arah kecenderungan


karir dan apresiasi seni.

6. Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan untuk mengikuti


dan melanjutkan pelajaran dan atau mempersiapkan karir serta ber
peran dalam kehidupan bermasyarakat.

7. Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan


mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi.

8. Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai


pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara.

III. PELAKSANAAN PROGRAM PELAYANAN BK

A. RENCANA PELAKSANAAN

1. Rencana kegiatan pelayanan konseling mengacu pada program tahunan


yang telah dijabarkan ke dalam program semesteran, bulanan dan
mingguan.

2. Rencana kegiatan harian pelayanan konseling yang merupakan jabarkan


dari program mingguan disusun dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG yang
masing-masing memuat :
a. Sasaran layanan/kegiatan pendukung
b. Substansi layanan/kegiatan pendukung
c. Jenis layanan/kegiatanpendukung serta alatbantu yang digunakan
d. Pelaksana layanan/kegiatan pendukung dan pihak yang dilibatkan
e. Waktu dan tempat.

3. Rencana kegiatan pelayanan konseling meliputi kegiatan dalam


kelas dan diluar kelas yang menjadi tanggung jawab konselor.

4. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung pelayanan


konseling berbobot ekuivalen (2) jam pembelajaran.

5. Volume keseluruan kegiatan pelayanan konseling dalam satu minggu


minimal ekuivalen dengan beban tugas wajibguru/konselor disekolah

B. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Bersama pendidik dan personil sekolah lainya konselor


berpartisipasi aktif dalam kegiatan pengembangan diri yang bersifat
rutin, insidental dan keteladanan.

2. Program pelayanan konseling dilaksanakan sesuai dengan sasaran,


substansi,jenis kegiatan dan waktu, tempat dan pihak terkait.

3. Pelaksanaan pelayanan konseling :


a. Di dalam pembelajaran di sekolah :
1). Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik
untuk menyeleng garakan layanan informasi, penempatan dan
penya-luran, penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta
kegiatan layanan lain yang dapat dilakukan di kelas.
2). Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam
perkelas perminggu dan dilaksanakan secara terjadwal.
3). Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan konsultasi, konferensi kasus,
himpunan data, kunjungan rumah, tampilan kerpustakaan, dan
alih tangan kasus.

b. Diluar jam pelajaran sekolah :


1). Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk menyeleng-
garakan layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan
kelompok, konseling kelompok, mediasi serta kegiatan lainya
yang dapat dilaksanakan diluar kelas.

2). Satu kali kegiatan layanan/ kegiatan pendukung pelayanan


konseling di luar kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen
dengan 2 (dua) jam pembelajaran di kelas.
3). Kegiatan pelayanan konseling diluar jam pembelajaran seko-
lah maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan konseling,
diketahui dan dilaporkan kepada kepala sekolah.
4). Kegiatan pelayanan konseling dicatat dalam laporan pelak-
sanaan program (LAPELPROG).

5). Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan


konseling didalam kelas dan diluar kelas setiap minggunya
diatur oleh konselor dengan persetujuan pimpinan sekolah.
6). Program pelayanan konseling pada masing-masing satuan pendi
dikan/ sekolah dikelola dengan mempertimbangkan keseim-bangan
dan kesinambungan antar kelas,dan mensinkronisasikan program
pelayanan konseling dengan kegiatan pembelajaran mata
pelajaran dan kegiatan ektra kurikuler serta meng-efektifkan
dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah.

C. PENILAIAN KEGIATAN
1. Penilaian hasil pelaksanaan pelayanan konseling dilakukan melalui
a. Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap
jenis layanan dan kegiatan pendukung pelayanan konseling untuk
mengetahui perolehan peserta didik yang dilayani.
b. Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN),yaitu penilaian dalam waktu
tertentu (satu minggu s.d satu bulan) setelah satu jenis layanan
atau kegiatan pendukung pelayanan konseling diselenggarakan
untuk mengetahui perkembangan dampak layanan dan atau kegiatan
pendukung terhadap peserta didik.
c. Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam
waktu tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester)
setelah satu atau beberapa layanan atau kegiatan pendukung
diselenggarakan untuk menmgetahui lebih lanjut dampak layanan
dan atau kegiatan pendukung terhadap peserta didik.
2. Penilaian proses kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui
analisis terhadap unsur-unsur sebagaimana tercantum di dalam SATLAN
dan SATKUNG untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi pelaksanaan
kegiatan.

3. Hasil pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling dicantumkan dalam


laporan pelaksanaan program (LAPELPROG).
4. Hasil kegiatan pelayanan konseling secara keseluruhan dilaporkan
secara kualitatif.

D. PELAKSANA KEGIATAN

1. Pelaksana kegiatan pelayanan konseling adalah guru pembimbing/


konselor sekolah.
2. Guru Pembimbing / Konselor pelaksana kegiatan di sekolah wajib :
a. Menguasai spektrum pelayanan pada umumnya, khususnya pelayanan
profesional konseling.
b. Merumuskan dan menjelaskan peran profesional konselor kepada
pihak terkait,terutama peserta didik,pimpinan sekolah, sejawat
pendidik dan orangtua murid.
c. Melaksanakan tugas pelayanan profesional konseling yang setiap
kali dipertanggung jawabkan kepada pemangku kepentingan ter
utama pimpinan sekolah, orang tua dan peserta didik.
d. Mewaspadai hal-hal negatif yang dapat mengurangi keefektifan
kegiatan pelayanan profesional konseling.
e. Mengembangkan kemampuan profesional konseling secara
berkelanjutan.
3. Beban tugas wajib guru pembimbing/ konselor ekuivalen dengan
tugas wajib pendidik lainya di sekolah sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
4..Pelaksana pelayanan konseling pada satu SMP/MTs/SMPLB, dapat
diangkat sejumlah guru pembimbing/konselor untuk rasio seorang guru
pembimbing/konselor 150 orang peserta didik.

E. PENGAWASAN

1. Kegiatan pelayanan konseling di sekolah dipantau, dievaluasi, dan


dibina melalui kegiatan pengawasan.
2. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara :
a. Interen, oleh kepala sekolah
b. Eksteren, oleh pengawas sekolah bidang pelayanan konseling.
3. Fokus pengawasan adalah kemampuan profesional konselor dan
implementasi kegiatan pelayanan konseling yang menjadi kewajiban
dan tugas konselor di sekolah.
4. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara berkala
dan berkelanjutan.
5. Hasil pengawasan di dokumentasikan, dianalisis, dan ditindak
lanjuti untuk peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan pelayanan konseling di sekolah.

PROGRAM
PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING SMPN 2 MARTAPURA
KABUPATEN OKU TIMUR
PROVINSI SUMATERA SELATAN

PROGRAM TAHUNAN, PROGRAM SEMESTERAN, PELAYANAN KONSELING


TAHUN PEMBELAJARAN 2018/2019
KELAS : VII (TUJUH)

Oleh :
SUSMIANAH S.Pd

DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN OKU TIMUR
TAHUN 2018/2019

Error! Not a valid embedded object.

Anda mungkin juga menyukai