Anda di halaman 1dari 7

EKUITAS

1. PENGERTIAN
Dalam kerangka dasar Standart Akuntansi Keuangan (2002) misalnya
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) mandefinisi ekuitas sebagai berikut:
“Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban”.
Godfrey, Hodgson,dan Holmes (1997) membedakan ekuitas dan
kewajiban atas dasar kriteria sebagai berikut:
a. Hak-hak masing-masing pihak atas penyelesaian klaim
b. Hak penggunaan aset dalam operasi
c. Substansi ekonomik perjanjian
Perbedaan antara modal setoran dan laba ditahan adalah modal setoran
merupakan dana dasar yang harus tetap dipertahankan untuk menunjukkan
perlindungan bagi pihak lain. Sedangkan, laba ditahan merupakan salah satu
komponen untuk menunjukkan daya melaba, dan jumlahnya harus dipisahkan
dengan modal setoran, walaupun jumlah akhirnya ditotal untuk membentuk
ekuitas pemegang saham.

2. KOMPONEN EKUITAS
Ekuitas pemegang saham diklasifikasi atas dasar dua komponen
penting, yaitu modal setoran dan laba ditahan. Modal setoran dipecah menjadi
modal saham (capital stock sebagai modal yuridis (legal capital) dan modal
setiran tambahan (additional paid-in capital), dan komponen lain yang
merefleksi transaksi pemilik (misalnya saham treasuri atau modal sumbangan).
Dalam berbagai literatur, modal setoran sering disebut pula sebagai invested
capital, original capital, atau bahkan original investment. Modal yuridis (legal
capital) sering disebut sebagai formal capital, restricted capital, stated
capital , atau capital stock. Modal setoran lain sering disebut secara spesifik
sebagaipaid-in-surplu,unrestricted capital, paid-in capital in excess of capital
stock,capital in excess of par( stated value), capital surplus, atau stock
premium.
Ekuitas Pemegang Saham dan Komponennya
Modal Setoran
1. Modal Yuridis
2. Modal Setoran Lain

Modal Bentukan atau Laba Ditahan


1. Laba atau rugi (dari statement laba rugi)
2. Dividen
3. Rekapitalisasi
4. Defisit
5. Koreksi
6. Perubahan akuntansi

3. TUJUAN PENYAJIAN EKUITAS


Pengungkapan informasi ekuitas pemegang saham akan sangat
dipengaruhi oleh tujuan penyajian informasi tersebut kepada pemakai
statement keuangan. Pada umumnya, tujuan pelaporan informasi ekuitas
pemegang saham adalah menyediakan informasi kepada yang berkepentingan
tentang efesiensi dan kepengurusan manajemen (Suwardjono 2005).

Untuk memenuhi tujuan tersebut, informasi yang harus disampaikan


tentang ekuitas pemegang saham tersebut minimal adalah :
1. Sumber ekuitas pemegang saham beserta riwayatnya.
2. Peraturan yuridis yang membatasi pembagian dividen dan pengambilan
modal setoran kepada pemegang saham.
3. Prioritas beberapa golongan pemegang saham atau pemegang ekuitas
lainnya.

4. MODAL SETORAN DAN LABA DITAHAN

Laba ditahan pada dasarnya terbentuk dari akumulasi laba yang


dipindahkan dari akun ikhtisar laba rugi. Begitu saldo laba ditutup ke laba
ditahan, sebenarnya saldo laba tersebut telah lebur menjadi elemen modal
pemegang saham yang sah. Dengan demikian untuk mengukur seluiruh hak
pemegang saham atas asset, laba ditahan harus digabungkan dengan modal
setoran (Suwardjono 2005). Terdapat beberapa komponen yang membentuk
ekuitas pemegang saham, yaitu:
a. Jumlah rupiah yang disetorkan oleh pemegang saham
b. Laba ditahan yang merupakan sisa laba setelah pembagian dividen
c. Jumlah rupiah yang timbulakibat revaluasi aset fisis tertentu
d. Jumlah rupiah donasi dari pihak non pemegang saham
e. Sumber lainnya
Pembedaan antara dua bagian elemen ekuitas pemegang sangat penting,
Dari segi administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indicator daya
melaba sehingga laba ditahan harus selalu dipisahkan dengan modal setoran
meskipun jumlahnya akhirnya ditotal untuk membentuk ekuitas pemegang
saham. Pembedaan ini juga sangat penting secara yuridis karena modal setoran
merupakan dana dasar yang harus tetap dipertahankan untuk menunjukkan
perlindungan bagi pihak lain. Dana ini hanya dapat ditarik kembali dalam
likuidasi atau dalam keadaan luar biasa lainnya. Sementara itu, laba ditahan
adalah jumlah rupiah yang secara yuridis dapat digunakan untuk pembagian
dividen.

a. Modal Yuridis
Modal yuridis timbul karena ketentuan hukum yang mengharuskan
bahwa harus ada sejumlah rupiah yang harus dipertahankan dalam rangka
perlindungan rehadap pihak lain. Bentuk ketentuan hukum ini adalahbahwa
saham harus mempunyai nilai nominal atau nilai minimum yang dinyatakan
untuk menunjukkan hak yuridis. Modal yuridis merupakan jumlah rupiah
“minimal” yang harus disetor oleh investor sehingga membentuk modal
yuridis.
b. Modal Setoran Lain
Transfer dari modal setoran ke laba ditahan tanpa alasan yang kuat
adalah penyimpangan dari penalaran yang valid. Ini berarti bahwa modal
tidak dapat digunakan sebagao sumber laba ditahan. Demikian juga, tidak
sebagianpun dari jumlah rupiah laba ditahan dapat dimasukkan sebagai
modal setoran kecuali jumlah rupiah tersebut telah diubah menjadi modal
dengan proses kapitalisasi yuridis atau telah berubah karena transaksi modal
yang dibahas dibawah ini.

5. PERUBAHAN MODAL SETORAN


Tujuan utama dari perekayasaan akuntansi modal setoran ini adalah
untuk membedakan secara tegas antara perubahan akibat transaksi operasi dan
perubahan akibat transaksi operasi. Dalam kenaikan modal setoran, pembedaan
ini bermanfaat untuk mencegah memperlakukan kenaikan akibat modal
sebagai laba sehingga timbul kesan adanya jumlah yang tersedia untuk
pembagian dividen (Suwardjono 2005). Berbagai sumber yang dapat
mengubah modal setoran dengan berbagai masalah teoretisnya adalah:
1. Pemesanan saham
2. Obligasi terkonversi atau berhak-tukar.
3. Saham istimewa terkonversi atau berhak-tukar,
4. Dividen saham.
5. Hak beli saham.
6. Opsi saham.
7. Waran.
8. Saham treasuri.

6. PERUBAHAN LABA DITAHAN


Terdapat beberapa hal lain yang dapat menyebabkan laba ditahan dalam
satu periode berubah selain karena transaksi modal tetapi karena transaksi
khusus yaitu:
1. Penyesuaian periode-lalu.
2. Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya.
3. Pengaruh perubahan akuntansi.
4. Kuasi-reorganisasi.

7. PENYAJIAN MODAL PEMEGANG SAHAM


Urutan penyajian kewajiban dan modal pemegang saham dalam neraca
sebenarnya menggambarkan urutan perlindungan dalam kondisi perusahaan
yang mengalami defisit dan dalm kondisi perusahaan dilikuidasi.
Dalam terjadi defisit, urutan penyajian menggambarkan:
1. Urutan penyerapan rugi:
a. Pendapatan kotor
b. Laba bersih
c. Laba ditahan
d. Premium modal saham
e. Modal saham
2. Urutan menerima distribusi asset:
a. Karyawan dan pemerintah
b. Kreditor berjaminan
c. Kreditor tak berjaminan
d. Pemegang saham prioritas
e. Pemegang saham biasa
Ditinjau dari segi ini, urutan perlindungan dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Karyawan dan pemerintah.
b. Kreditor berjaminan.
c. Kreditor takberjaminan.
d. Pemegang saham prioritas.
e. Pemegang saham biasa.

8. PERINCIAN LABA DITAHAN


Bila komponen-komponen tertentu yang berasal dari transaksi operasi
dilaporkan langsung ke laba ditahan, laba ditahan dapat disajikan dan dirinci
atas dasar :
1. Perincian atas dasar sumber.
2. Perincian atas dasar tujuan penggunaan.

9. LABA KOMPREHENSIF
Masalah teoritis dalam hal ini adalah pos-pos mana saja yang disajikan
melalui statement laba rugi dan pos-pos mana saja yang dilaporkan melalui
statement laba ditahan. Dalam hal ini, ada 2 pendekatan yang dapat dianut
yaitu:
1. Laba kinerja sekarang.
2. Laba semua-termasuk
Dalam segi teknis tidak terdapat perbedaan yang cukup signifikan
antara dua pendekatan tersebut, namun perbedaannya sebenarnya terletak pada
tujuan pemerolehan kembali saham tersebut. Jika tujuannya adalah menjual
kembali saham treasuri tersebut kepada karyawan atau pihak khusus lainnya,
maka konsep satu transaksi akan lebih relevan. Namun jika tujuannya adalah
untuk membeli saham para pemegang saham yang tidak setuju dengan
kebijakan perusahaan, maka pendekatan dua transaksi akan lebih mengena.
Faktor utama yang mempengaruhi besarnya laba ditahan yaitu laba rugi
periodik dan pembagian deviden. Tetapi, terdapat faktor khusus lain yang dapat
mempengaruhi besarnya laba ditahan yaitu :
a. Penyesuaian periode lalu
Suatu jumlah rupiah baru dapat diperlakukan sebagai penyesuaian periode
lalu apabila jumlah tersebut:
1. Dapat diidentifikasi secara tegas sebagai akibat atau dapat dikaitkan
langsung dengan kegiatan-kegiatan bisnis dalam periode tertentu masa
lalu.
2. Tidak timbul akibat peristiwa ekonomis yang terjadi setelah tanggal
laporan keuangan periode lalu. Artinya, persitiwa yang menimbulkan
jumlah rupiah telah terjadi di masa lalu, hanya tidak pasti jumlah atau
waktu mengikatnya bagi perusahaan.
3. Sangat bergantung pada ketetapan pihak selain manajemen. Artinya,
jumlah dan kepastian mengikatnya tidak berada di bawah pengendalian
atau keputusan manajemen.
4. Tidak dapat ditaksir atau diantisipasi secara layak sebelum adanya
ketetapan tersebut.
b. Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya
1. Koreksi sebagai penyesuaian laba ditahan
2. Koreksi sebagai penyesuai modal setoran lain
3. Koreksi sebagai komponen laporan laba rugi
c. Pengaruh perubahan akuntansi
Terdapat tiga macam perubahan akuntansi, yaitu:
1) Perubahan prinsip atau metode akuntansi
2) Perubahan taksiran akuntansi
3) Perubahan kesatuan pelaporan
Terdapat tiga alternatif atau metode yang diusulkan, yaitu:
a. Penyesuaian retroaktif
b. Penyesuaian sekarang
c. Penyesuaian sekarang dan prospektif
d. Aplikasi dalam standar
e. Kuasi-reorganisasi
Dewan standar akuntansi menetapkan syarat perusahaan yang dapat
melakukan kuasi reorganisasi, yaitu:
a) Perusahaan mengalami defisit dalam jumlah yang material
b) Perusahaan harus memiliki status kelancaran usaha dan memiliki
prospek yang baik pada saat kuasi-reorganisasi dilakukan
c) Perusahaan tidak sedang menghadapi permohonan kepailitan
d) Tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku
e) Saldo ekuitas sesudah kuasi-reorganisasi haris positif

Anda mungkin juga menyukai